DISCLAIMER: Ojamajo Doremi © Toei Animation, 1999-2004. Ojamajo Doremi 16, 17, 18 dan 19 series (light novel) © Midori Kuriyama, Kodansha, 2011-2015. Ojamajo Doremi 20's (light novel) © Kageyama Yumi, Kodansha, 2019. Tidak ada keuntungan komersial sepeserpun yang saya dapatkan dari fic ini.

Author's Note: Fic ini berhubungan dengan tiga fic (semi)crossover saya yang berjudul 'Messages from Our Clones', 'The Best Future for All' dan 'Between Love and the Future Dream'.


Our Future

.

Chapter 23 – Mom's Twin Sister?! Guest from Another Dimension


"Apa yang sedang kalian bicarakan? Kelihatannya serius sekali."

Setelah selesai membereskan peralatan memasak di dapur, Doremi menghampiri kedua putrinya yang masih mengobrol dengan tujuh sahabat mereka di ruang santai sambil menyantap shortcake dan meminum secangkir teh yang telah disediakan. Sang guru berambut merah itu ingin mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan.

"Harusnya, tadi mama ikut bersama kami saja saat kami membawakan kue dan teh dari dapur kesini," jawab Tsubomi, "Sejak tadi, kami sudah membicarakan banyak hal disini."

"Oh ya? Mama jadi semakin penasaran," sang ibu tersenyum, "Sayangnya, tadi mama harus membereskan dapur, jadi mama tidak bisa ikut mengobrol bersama kalian."

"Tidak apa-apa kok, ma. Kami hanya membicarakan tentang pengalaman kita tinggal disini, juga tamu-tamu unik yang kadang suka datang kesini lewat pintu rahasia itu," jelas Nozomi, "Kami juga bicara tentang perbedaan antara kue buatan mama dengan kue buatan Tante Momo, tentang majo minarai dan tentang tamu dari Mahotsukaikai."

"Sekarang, kami sedang merencanakan kegiatan yang akan kami lakukan disini sampai besok," dengan cepat Tsubomi menambahkan, "Mama tahu sendiri kalau yang lainnya hanya bisa menginap sampai besok."

"Mama mengerti," Doremi mengangguk, "tapi kedengarannya, ada satu hal yang sempat membuatmu kesal tadi."

"…"

"Tsubomi-nee marah sama Nami-nee gara-gara Nami-nee nanya tentang Om Akatsuki," adu Nozomi, "Ya aku jelasin aja kalau Tsubomi-nee makan malam di kamarnya sendiri, waktu Om Akatsuki datang bertamu kesini bareng keluarganya."

"Nonchi!"

"Tsubomi, jangan memarahi adikmu," tegur Doremi dengan tegas, "Nonchi kan hanya memberitahu mama tentang hal apa yang membuatmu kesal tadi."

"Maafkan aku, ma. Aku sudah mencoba untuk tidak membenci orang itu, tapi tetap saja aku tidak bisa," sahut Tsubomi pelan, "Aku nggak suka kalau ada orang yang sempat menyakiti hati mama, sekalipun mama sendiri sudah memaafkan orang itu."

"Tsubomi…" Doremi memeluk putrinya yang berambut biru tersebut, "Jangan pikirkan lagi tentang hal itu. Semuanya sudah berlalu, dan kamu tidak perlu lagi mendendam seperti itu."

"Tapi…"

"Sssh, mama hanya ingin melihatmu jadi orang yang mudah memaafkan orang lain," sang ibu membelai punggung Tsubomi dengan lembut sebelum melepaskan pelukannya, "Mama tidak ingin melihatmu jadi orang yang selalu mengungkit-ungkit kesalahan orang lain di masa lalu, jadi mama mohon supaya kamu bisa sedikit lebih ramah dengan mereka, ya?"

"Baiklah…" akhirnya Tsubomi menghela napas, "Kurasa tidak ada salahnya untuk mencobanya lagi."

"Mama yakin kau pasti bisa melakukannya."

"Semoga saja…"

"Oh iya, ma, kira-kira hari ini, akan ada tamu yang datang dari pintu rahasia tidak ya?" tanya Nozomi, "Apa malam ini bulan diatas sana akan tersenyum?"

"Hmm, coba mama ingat-ingat dulu. Hari ini ya…" Doremi berpikir sebentar sebelum menambahkan, "Bulan tersenyum memang akan muncul malam ini, tapi bukan berarti pasti akan ada tamu. Terkadang ada bulan tersenyum tapi tidak ada tamu yang datang."

"Benar juga ya?" renung Nozomi, "tapi kalau boleh jujur sih, aku lebih suka kalau ada tamu disini, jadi yang lainnya juga bisa melihat kemampuan pintu yang sakti itu."

"Nonchi…" Doremi terkikik mendengar perkataan putri kecilnya itu, "Kamu ini ada-ada saja…"

Tak lama kemudian, tiba-tiba ada seberkas cahaya yang muncul dari pintu yang dimaksud.

"Ada tamu lagi hari ini…" simpul Tsubomi, "tapi kenapa tamu itu bisa datang sekarang? Ini kan belum malam."

"Sebenarnya, sekalipun ini belum malam, kalau bulan tersenyum sudah muncul di langit, pintu itu sudah bisa digunakan," jelas Doremi, "Hanya saja, kebetulan tamu-tamu yang datang sebelum hari ini mengunjungi rumah kita di malam hari, jadi baru kali ini ada yang datang jam segini."

"Aku mau lihat tamunya!" seru Nozomi yang dengan cepat menghampiri pintu yang letaknya memang tidak jauh dari ruang santai tempat mereka mengobrol dan membuka pintu itu, menyapa tamu yang datang dari sana tanpa memperhatikan penampilan dari tamu tersebut, "Selamat datang di rumah kami!"

"Oh, terima kasih," balas sang tamu, "Kau pasti anaknya Doremi ya?"

"Iya, Tante, nama mamaku memang…" Nozomi tidak mampu meneruskan kata-katanya saat ia memperhatikan penampilan sang tamu. Gadis kecil itu malah bertanya, "Tante kok mirip mama?"

Menyadari apa yang dikatakan oleh putrinya, Doremi bergegas menghampiri mereka untuk mencari tahu siapa sebenarnya tamu tersebut, dan begitu ia mengenalinya, ia menyapanya dengan heran, "Lho, Dorie-chan? Bagaimana caranya kamu bisa kesini? Biasanya kan, aku yang datang ke dimensimu."

"Dimensi," gumam Nozomi yang terlihat semakin terkejut. Ia pun bertanya kepada sang ibu, "Mama, siapa orang ini? Kenapa dia mirip mama? Mama kan nggak punya saudara kembar. Saudara kandung mama kan cuma Tante Poppu."

"Nanti akan mama jelaskan, tapi untuk sekarang, sebaiknya kamu kembali ke ruang santai saja dan bergabung dengan yang lainnya, ya…" jawab Doremi, "Mama ingin bicara dulu sebentar dengan tamu kita hari ini."

"Baik ma," Nozomi pun mematuhi perintah ibunya untuk kembali ke ruang santai sementara Doremi mengajak Dorie untuk berbicara di kamarnya.

"Sebelumnya, maaf karena kita hanya bisa mengobrol di kamarku. Kebetulan hari ini, semua putri sahabatku ingin menginap disini, dan mereka juga sedang berbincang-bincang di ruang santai," jelas Doremi begitu mereka memasuki kamar, "Aku hanya takut kalau-kalau mereka kebingungan melihatmu disini."

"Aku mengerti, kok. Kau tenang saja, Doremi," Dorie melambaikan tangannya, "Lagipula, aku hanya ingin membuat kejutan untukmu."

"Jadi, bagaimana caranya kamu bisa kesini?" Doremi mengulang pertanyaannya lagi, "Aku boleh mengetahuinya, kan?"

"Yah, apa yang membuatku bisa datang kesini kurang lebih hampir sama dengan apa yang membuatmu bisa datang ke Port Mystic saat hubunganku dengan Todd sedang bermasalah," jawab Dorie sambil merogoh saku roknya lalu mengeluarkan sebuah kristal merah muda berbentuk benih kacang, "Ratu Lumina mengembalikan kristalku lagi dan memintaku menjadi penggantinya."

"Eh? Kok bisa?" tanya Doremi tidak percaya, "Padahal kalau tidak salah kan, proses pemilihan Ratu Lunaverse di dimensimu sama seperti proses pemilihan Ratu di Majokai sebelum Hana-chan lahir, jadi seharusnya kan Patina-san yang jadi penerus Lumina ojou-sama."

"Aku sendiri pun juga tidak mengerti, tapi kenyataannya, itulah yang terjadi," Dorie mengangkat bahu, "Conya hanya memberitahuku kalau sebenarnya, Ratu Lumina sudah berencana untuk mengganti calon penerusnya sejak lama, karena banyak penyihir yang mengeluh padanya tentang penampilan Patina yang terlihat jauh lebih tua darinya, sementara mereka berpikir kalau pengganti Ratu Lumina sebaiknya memiliki penampilan yang lebih muda atau seumuran dengannya."

"Kasihan Patina-san. Statusnya sebagai calon Ratu dicabut hanya karena satu hal yang sepele," komentar Doremi, "tapi ngomong-ngomong, Conya itu siapa?"

"Oh, mungkin kalau kau bertemu dengannya, kau akan berpikir kalau dia itu penyihir yang bernama Dela disini."

"Ah, maksudmu, dia itu kembaran Dela di dimensimu…"

"Iya," Dorie menghela napas, "tapi gara-gara hal itu, aku harus menghadapi masalah yang cukup rumit."

"Apa masalahmu? Seharusnya kan, kau merasa senang karena bisa terpilih menjadi calon Ratu yang selanjutnya," Doremi mengernyitkan dahi, tapi kemudian ia mencoba menerka masalah yang dimaksud, "Apa ini ada hubungannya dengan Todd-kun? Kalian pasti juga sudah menikah, kan?"

Dorie mengangguk, "Lebih tepatnya, ini tentang anak kembar kami, Teddy dan Terrie. Mereka tidak rela kalau aku harus bolak-balik dari Port Mystic ke Lunaverse saat aku menjadi Ratu nantinya."

"Jadi begitu ceritanya…" simpul Doremi yang kemudian menyadari sesuatu, "Tunggu dulu. Kalian juga punya anak kembar seperti kami?"

"Ya, mereka juga kembar seperti anak-anakmu," Dorie tersenyum tipis, "Hanya saja, aku hanya memiliki sepasang anak kembar, sementara kau punya dua pasang anak kembar disini."

"Yah, begitulah…" Doremi membalas senyuman Dorie, "Jadi intinya, Teddy dan Terrie tidak ingin melihatmu kelelahan hanya karena kau harus memerintah di Lunaverse sekaligus mengurus mereka di Port Mystic? Tapi bukannya, kalau masalahnya hanya itu, kalian hanya harus tinggal di toko… aduh, aku lupa sebutan Maho-dou di dimensimu…"

"Namanya DoReMi Magic Shop," ujar Dorie, "Padahal untuk mengingatnya, kau hanya harus memperhatikan namamu sendiri saja…"

"Maaf deh kalau begitu," Doremi tertawa kecil, "Ya… setidaknya kan, kalau hanya itu masalahnya, kalian bisa tinggal disana."

"Justru kami sudah pindah kesana sekarang, sama saja sepertimu yang sudah pindah kesini," Dorie kembali menghela napas, "Masalahnya, kau kan tahu sendiri kalau aku hanya bisa ke Lunaverse di malam hari, dan kalau suatu saat nanti aku jadi Ratu, ada kemungkinan kalau aku hanya akan punya sedikit waktu untuk beristirahat."

"Setidaknya mereka peduli padamu, Dorie-chan," sahut Doremi, "Memangnya, apa pekerjaanmu di Port Mystic? Apa kau juga menjadi guru sekolah sepertiku?"

"Tidak, Doremi. Aku hanya menjadi seorang Ibu Rumah Tangga disana," Dorie menggeleng, "Aku tidak lulus kuliah, dan aku tidak tahu harus bekerja menjadi apa."

"Baiklah, aku mengerti sekarang," Doremi mengambil napas panjang sebelum mengutarakan kesimpulannya, "Selama ini, kau sibuk mengurusi rumah sementara Todd-kun bekerja mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga kalian. Teddy dan Terrie memperhatikan kalau kau sudah sering kelelahan mengurus rumah, jadi menurut mereka, kau tidak perlu melakukan hal lain selain mengurus rumah seperti biasa."

"Iya, itu benar," timpal Dorie, "Doremi, menurutmu… apa yang harus kulakukan? Aku mau saja menolak permintaan Ratu Lumina, tapi… belakangan aku baru tahu kalau sebenarnya, Ratu Lumina itu Ms. Shannon, seorang guru konseling di sekolahku, dan aku merasa tidak enak kalau harus menolak permintaannya."

"Hmm, bagaimana ya?" Doremi berpikir sebentar sebelum akhirnya memberikan saran kepada Dorie, "Kurasa dalam hal ini, kau harus bekerja sama dengan Todd-kun. Bagaimanapun juga, kalau memang Lumina ojou-sama atau Shannon-sensei ingin supaya kau menggantikannya menjadi Ratu, kau harus menerimanya dengan penuh rasa tanggung jawab. Kalau Teddy dan Terrie tidak ingin melihatmu kelelahan, kau harus merundingkan semuanya dengan Todd-kun. Dia sudah tahu tentang semuanya, kan?"

"Ya, tentu saja dia sudah tahu, makanya kami bisa pindah ke DoReMi Magic Shop," kata Dorie, "Kau juga sudah memberitahu Kotake tentang rahasiamu, kan? Makanya kalian bisa tinggal disini juga."

"Sudah pasti," Doremi tersenyum, "Intinya, Todd-kun harus tahu kalau kau mungkin akan agak kerepotan saat kau menjadi Ratu nanti, jadi kalian bisa menemukan solusinya bersama-sama."

"Baiklah, aku akan menerima saranmu. Terima kasih banyak, Doremi," Dorie akhirnya menghela napas lega, "Kau selalu saja bisa memberiku saran yang bagus. Untung saja aku memutuskan untuk berkunjung kesini."

"Jadi, apa kau masih punya waktu untuk tetap berada disini sekarang?" tanya Doremi, "Kebetulan, aku masih punya tujuh potong shortcake di dapur. Kau bisa memakannya sepotong sambil minum teh bersama kami di ruang santai."

"Hmm… coba kulihat jam berapa sekarang…" Dorie menoleh kearah jam tangan yang melingkari pergelangan tangan kirinya sebelum menambahkan, "Kelihatannya, aku masih punya waktu satu jam disini. Aku jadi ingin berkenalan dengan anak-anakmu dan sahabat mereka."

Keduanya pun bergegas meninggalkan kamar utama menuju ke ruang santai.

"Wah, ternyata benar apa yang tadi dibilang Nonchi. Tamu hari ini benar-benar mirip Tante Doremi!" seru Himawari, "Senang bertemu denganmu, Tante…"

"Nama Tante Dorie Washington, tapi sebelum Tante menikah, nama Tante Dorie Goodwyn," sahut Dorie dengan ramah, "Salam kenal, semuanya."

"Tante Dorie ini datangnya dari dimensi lain yang bisa kita sebut sebagai dimensi bayangan yang tidak sempurna dari dimensi kita," jelas Doremi, "Dulu, kami hanya pernah bertemu tiga kali di Port Mystic, versi lain dari kota Misora di dimensi bayangan."

"Wow, hebat juga ya…" gumam Vania sebelum memperkenalkan diri, "Namaku Ishiyama Vania, dan ini kakakku, Ishiyama Monica."

"Mereka berdua adalah anak dari Momo-chan," tambah Doremi yang kemudian memperkenalkan Tsubomi, Nozomi, Kirari, Alice, Alya, Nami dan Himawari.

Mereka pun akhirnya mengobrol santai selama satu jam di ruangan itu, sampai kemudian Dorie berpamitan dan bergegas pulang sementara Doremi berjalan menuju ke dapur untuk menyediakan makan malam.