Disclaimer: anime ini bukan punyaku
Summary: Aku adalah half vampir-manusia. Ayahku memerkosa ibuku kemudian dibunuh oleh Lord Lucifer yang sekarang. Sedangkan ibuku mati setelah melahirkanku. Aku kemudian diasuh oleh keluarga gremory atas permintaan ibu kepada lord lucifer yang sekarang.
Heretic
Tok tok!
"Uzumaki-sama, bangun. Sudah siang."
Perlahan aku membuka mataku kemudian mengubah posisi tidurku ke posisi duduk, ugh, badanku terasa amat lengket.
Aku menengok ke samping, terdapat perempuan dengan telinga kucing berwarna rambut hitam tertidur lelap.
Aku tidak berniat untuk membangunkannya. Mengabaikannya, aku langsung menuju ke kamar mandi untuk melakukan ritual pagiku.
Setelah mandi ku menatap cermin di kamarku. Aku tersenyum menampilkan gigi taring ku yang manis saat melihat pantulan wajah tampan di sana. Jangan tanyakan kenapa seorang laki-laki memiliki cermin di kamarnya, tentu saja karena diriku ini tampan.
Nama : Naruto Draculea / Naruto Uzumaki
Ras : Manusia / vampir
Umur : 16 tahun
Ciri-ciri : Rambut pirang , mata biru, kulit putih pucat (?), badan lumayan berotot, tinggi.
Aku mengenakan pakaian seragam kuoh kemudian keluar dari kamar. Sebelum itu aku melihat kembali ke ranjang ku, masih ada cewe tadi. Di badannya terlihat bercak-bercak putih dan merah. Dapat dibayangkan apa yang kami lakukan semalam.
Sugguh malam yang indah.
Terimakasih telah melahirkanku didunia ini, Ibu.
Aku menuju ke ruang makan setelah mengenyahkan pikiran sesaat tidak jelas itu. Terdapat berbagai macam makanan tersedia disana. Duduk di salah satu kursi aku bersiapa untuk menyantap makan pagi ku.
Di sebrang meja ku terdapat perempuan pirang menatapku datar.
"Mau sampai kapan kau menatapku seperti itu, Ino."
Nama : Ino Acerola
Ras : Vampir/elf
Umur : 17 tahun
Ciri ciri : Rambut pirang pucat sepantat diikat pony tail dengan jepit rambut berbentuk bunga melati di dahi kiri, mata biru laut, kulit putih pucat, badan ramping, pada beberapa tempat di badannya malah terlihat terlalu berisi, seperti pada dada, paha, dan pantat, serta telinga yang mencuat khas elf. Sekilas terlihat mirip dengan Naruto, mungkin yang baru pertama bertemu akan mengira saudari Naruto, tapi jika sudah sering bertemu pasti paham kalau mereka sama sekali tidak memiliki hubungan darah.
Dia mengenakan pakaian sekolah yang sama denganku dengan tambahan apron ungu. Semua masakan disini, dialah yang memasaknya. Beruntungnya diriku mendapat pelayan seksi yang masakannya seperti buatan koki terkenal dan jago diranjang.
"Apa maksudmu Uzumaki-sama, Seharusnya aku yang bertanya mau sampai kapan kau merepotkanku untuk mengurus setiap perempuan yang kau jadikan tempat menyalurkan hasrat cabul mu itu?"
Terlihat sekali wajahnya yang sebal terhadapku.
Aku mulai menyantap hidangan didepanku, tanpa menghiraukan ucapannya yang tadi karena hal ini sudah biasa ku lakukan.
Aku meliriknya karena mendengar dia menghela napas.
"Jadi, siapa kali ini teman main mu semalam, Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya."
Aku berhenti mengunyah makananku dan menatapnya sejenak.
"Apa liat-liat?"
Alis nya berkedut.
Ku telan makananku kemudian meminum air.
"Kau masi ingat Vali kan, dia temannya. Semalam kami tidak sengaja bertemu di bar. Kelihatannya dia sedang stress, aku menawari dia ngesex, dia mau, aku pun mengajak dia ke rumah. Ternyata dia masi perawan, sungguh lezat sekali vagina perawan."
Dia sweatdrop.
"Lalu bagaimana dengan Vali, kau yakin dia tidak akan marah?"
"Aku hanya mengajaknya, kalau dia langsung menolak, aku tidak akan memaksanya. Berhenti menggangguku, aku lagi makan, sebentar lagi berangkat ke sekolah. Kau juga bersiap sana, bangunkan Kuroka lalu siap siap berangkat, ini hari pertama kita berangkat ke sekolah, kalau saja si brengsek sirzech tidak membawa-bawa hutang budiku terhadap mereka yang telah mengasuhku pada saat anak-anak, aku enggan bersusah payah sekolah."
Ditambah disana adalah tempat Rias sekolah juga. Aku masih malu dan takut untuk bertemu dengannya setelah kejadian ketika diriku masih kecil dulu. Bayang-bayang lehernya yang terkoyak bekas digigit, darah bercucuran, dan wajah pucat pasi takut menatap diriku selalu terbayang ketika aku berfikir tentangnya. Dia pasti trauma terhadap apa yang kulakukan dulu.
Aku bersiap untuk menyantap kembali makananku untuk mengalihkan pikiran sesaat itu.
"Cih! gini amat punya majikan, laki kok cerewet."
Alisku berkedut. Maid satu ini kadang terlalu peka, kadang tidak peka sama sekali. Tuan nya sedang bergalau ria malah makin dibikin jengkel.
"Kau bilang apa?"
Aku bersiap melempar sendok di tanganku. Tetapi dia sudah melesat manenuju kamarku sambil tertawa.
"Jangan lupa bangunkan Kuroka, Ino!"
"Gak mau, bangunin saja sendiri, Uzumaki-sama no baaaka!"
Dia menjulurkan lidahnya kepadaku kemudian masuk ke kamarku.
Aku menghela napas kemudian memakan makananku kembali. Masakan Ino emang yang terbaik. Setiap gigitan terasa lezatnya. Rasa sedih dan jengkelku lenyap seketika digantikan dengan nafsu makan yang membara setelah lelah bertempur semalam hwhw.
Disaat aku tengah menyantap makananku, seseorang turun dari tangga kemudian berjalan kearahku dan bergabung bersamaku untuk sarapan.
"Ohayo Naruto-danna."
Ucapnya sambil menyiduk nasi ke piring yang ada di depannya.
Aku sedikit meliriknya.
"Ohayo Gaara."
Nama : Gaara
Umur : 15
Ras : Yokai
Ciri : kulit putih pucat, Rambut cepak merah marun, tubuh atletis sama seperti Naruto, postur tubuh tinggi tapi j pendek dari Naruto, iris mata jade dengan lingkaran hitam tebal disekitar mata seperti orang yang setahun tidak tidur, meski begitu kulitnya mulus tanpa keriput.
Balasku singkat kemudian melanjutkan kembali sarapanku.
Dia menciduk tumis bayam dan tempe untuk lauk makan. Gaara memang suka sayur. Aku pun juga suka selama yang buat masakannya Ino atau mendiang Shizune-nee. Ah jadi rindu padanya.
Kami melanjutkan sarapan dengan tenang.
Setelah menyantap sarapan aku langsung memungut tas jinjing ku kemudian bergegas untuk berangkat. Namun sebelum itu aku kembali melihat kearah Gaara yang masih menikmati sarapannya dengan santai.
"Gaara, mana Sinon?"
"Masih tidur, semalam dia begadang dengan Mama sampai pagi."
"Leh, buruan bangunin, ini hari pertama kita ke sekolah. Aku tidak ingin salah satu dari kalian tidak lulus bersama denganku."
Yah, walaupun pengetahuanku sangat luas. Tapi tidak dengan anggota peerage ku. Mereka adalah orang-orang buangan dan orang aneh yang tidak pernah lulus atau bahkan tidak pernah sekolah. Seperti Gaara, dia pintar. Tapi dia tidak pernah sekolah sama sekali. Setidaknya aku ingin mereka mendapat teman sebaya selain sekeluarga kami.
Sebenarnya walaupun aku tidak sudi bersekolah, aku juga merasa beruntung si brengsek Sirzech memberi kami para buangan tempat untuk menimba ilmu di sekolah ter-elit di benua ini.
"Tadi dia sudah ku bangunin, tapi tetap saja tidak mau bangun. Meskipun sudah kusir-"
Cklek!
Pintu kamar sinon tiba-tiba terbuka memotong ucapan Gaara. Kemudian cewe cantik rambut pendek berwarna biru keluar dengan wajah segar. Dia adalah Sinon.
Nama: Sinon Nekomata
Umur: 16
Ras: Warbeast
Ciri-ciri: Rambut biru muda pendek sedagu, rambut jambangnya diikat dengan tali rambut berwarna putih di kedua sisi. Mata ungu yang indah di bungkus dengan kacamata bulat yang ajaibnya malah membuatnya terlihat sangat imut. Badan tidak terlihat tinggi dan tidak pendek pula. Berkulit putih pucat.
Gaara yang hendak menyuap nasi ke mulutnya terbengong sambil menatap Sinon.
Aku memberikan tatapan bertanya kepadanya dan di jawab dengan helaan napas saja.
"Kau terlihat segar, Sinon."
Tak ada aura menahan kantuk sedikitpun darinya.
"Tentu saja, Naruto-sama. Ini adalah hari pertama kita masuk ke sekolah sihir, apa lagi sekolah kita nanti Kuoh Gakuen, sekolah knight dan wizard nomor satu di benua lilith. Aku sudah menunggu-nunggu kesempatan emas ini."
Dia terlihat sangat bersemangat.
Gaara selesai menelan suapan terakhirnya.
"Jangan bohong, kau tadi ku bangunkan gak mau."
Celetuk Gaara.
Sinon tiak terlihat memerdulikan celetukan Gaara. Dia melewati Gaara begitu saja kemudian keluar rumah tanpa menyapanya atau menghiraukannya sedikitpun.
"Kenapa dia?"
"Mungkin dia marah karena kusiram air tadi."
Aku menghela napas. Gaara adalah orang yang disiplin dan santai secara bersamaan. Hal seperti ini bukanlah pertama kali terjadi. Bahkan hal yang melewati batas pernah dia lakukan hanya untuk membangunkan Sinon. Seperti sengaja memukul perut, mencubit puting, mencabut bulu kemaluan, mencium, bahkan memasukkan benda aneh ke lubang pantat Sinon. Apakah dia orang mesum? Bukan, Gaara bukan orang mesum, dia hanyalah tipe S. Sinon lah sangat susah dibangunkan ketika sudah tidur pasti tidak akan mau dibangunkan dengan cara biasa. Apalagi kalau dia kelamaan begadang.
Ketika kulihat Ino yang sudah menanggalkan celemeknya keluar bersama Kuroka yang sudah segar dari kamarku dan berjalan kearahku. Aku langsung bergegas untuk menemui mereka.
"Gaara, jangan lupa cuci alat makan nya. Aku akan berangkat dulu, jangan sampai terlambat, ini hari pertama kita."
Ujarku.
Gaara tetap melanjutkan makannya tanpa melihat kearahku. Kemudian tangan kirinya diangkatnya sambil mengacungkan jempolnya keatas.
...
...
...
Ise
Begitulah orang-orang memanggilku. Aku adalah Hyoudou Issei, seseorang yang kelak akan menjadi sekuat Lord Lucifer lalu menjadi demon lord selanjutnya. Tidak, aku akan mengalahkan Maou Nobunaga kemudian menjadi Demon Emperor selanjutnya bahaha. Lalu setelah itu aku akan memiliki segalanya dan membangun haremku sendiri haha.
Namun sebelum itu aku harus lulus dari Kuoh Gakuen terlebih dahulu.
Kelas 1c, kursi Paling kiri belakang, duduk bersama dengan gadis pirang manis disampingku. Aku termenung melihat dua murid baru yang dibawa oleh Hatake-sensei.
Kucing dan... orang kurang tidur?
Dari yang kudengar nama mereka adalah Gaara dan Sinon Nekomata. Seorang laki-laki dengan kantung mata yang sangat gelap, tapi meski begitu dia sangat tampan, karena itu aku membencinya dan... omaigad, apakah cewe itu warbeast? Manis sekali, Jarang sekali ada Warbeast yang ada di benua lilith, ada pun pasti jadi budak. Setelah melihat warbeast semanis ini, keinginanku untuk pergi ke benua Terra dan menikmati surga para wanita setengah hewan yang manis itu menjadi semakin besar...
"Namaku adalah Gaara, yokai rakun..." dia memunculkan ekor pasir dari belakang kemudian menghilangkannya. "Mohon bantuan teman-teman untuk semester ini." Ujarnya kemudian membungkukkan badan.
Dia terlihat sangat sopan.
"Namaku Sinon, aku berasal dari benua Terra, Ursus Empire."
"Apa!-"
Itu adalah Xenovia, dia berteriak kemudian dalam sekejap membungkam mulutnya sendiri.
Yap, Ursus Empire sudah menjadi puing puing akibat perang sipil antara blok timur dan blok barat 5 tahun lalu pada tanggal 13 Capricorn 820 tahun Naga. Pada saat itu terjadi sebuah ledakan dahsyat yang terlihat dan terasa dari sini, bahkan benua atlantis, yang terbentang jauh dari benua Terra merasakan gempa nya. Tidak ada yang tahu penyebabnya. Semua musnah, meninggalkan puing puing bangunan yang sebagian besar telah menjadi abu. Kenyataan bahwa terdapat korban yang selamat adalah hal yang cukup mengejutkan, bahkan orang setolol aku pun tahu hal itu.
"M-maksudmu, Ursus Empire yang itu?"
Kali ini Irina yang bertanya. Dia adalah sahabat kecil ku. Ketika ledakan dahsyat itu terjadi, dia berada di sisiku, dia terlihat begitu takut dan memelukku begitu erat. Aku pun juga takut, kupikir hari itu adalah kiamat.
Tidak ada yang tahu penyebab ledakan besar itu.
Beberapa hari kemudian terebar berita bahwa Ursus Empire musnah. Yap kekaisaran se kuat Ursus Empire bisa musnah dalam sekejap. Saat itulah aku dan Irina mulai bertekad untuk menjadi kuat agar hal yang sama tidak terjadi pada kota kuoh tercinta ini.
"Ya, aku sudah dibawa ke benua Lilith sejak umur 5 tahun. Jadi ketika bencana itu terjadi aku tidak ada disana. Jadi tidak ada hal penting yang kutahu."
Ah itu masuk akal... kurasa,
"Baiklah kurasa perkenalan segitu cukup. Kalian bisa menempati bangku yang telah disediakan."
Ujar Hatake sensei sambil membaca buku mencurigakannya.
Mereka kemudian mengisi bangku kosong yang ada di belakangku dan gadis pirang disampingku.
Tapi sebelum duduk Sinon tengak tengok ke kanan kiri mencari sesuatu kemudian kembali menatap kearah sensei.
"Sensei, tidak ada tempat kosong lagi."
Hatake sensei menatapnya.
Kursi disamping Gaara kelihatannya kosong. Kenapa dia bilang tidak ada bangku yang kosong?
"Bukankah di samping Gaara-san itu tempat kosong, Nona Nekomata?"
"Maksud sensei, saya harus duduk disampingnya?" Sinon menunjuk ke muka Gaara. Aku tidak tahu apa masalah mereka, kelihatannya Sinon sangat tidak mau duduk bersama dengannya.
Aku merasa lengan bajuku di tarik dari arah kiriku.
"Hm, ada apa asia?"
"Ne Issei-san, apakah kamu mau duduk bersama dengan Nekomata-san?"
Bisik gadis pirang itu. Alisku terangkat sebelah.
"Tentu saja, aku baru pertama kali melihat secara langsung ras Warbeast. Kalau ada kesempatan untuk duduk bersama, tentu saja aku mau."
Jawabku secara sepontan.
"Yosh,"
Ucapnya mantap kemudian mengangkat tangan kanannya. "Sensei, bolehkah aku duduk dengan Gaara-san."
"Ah Nona Argento, kenapa, apakah kau sudah bosan dengan Hyoudou Issei mu itu?"
Wajah Asia merona merah. Ku rasa wajahku juga memanas.
"A-ano, bu-bukan begitu. A-aku ingin me-mememememberi tempat untuk Nekomata-san karena s-sepertinya dia tidak mau duduk dengan Gaara-san. L-lalalaalagipula a-aku dan Isse-"
"Baik baik, nona manis kau boleh bertukar tempat dengan Nekomata-san."
Dari balik masker guru ubanan itu aku merasa dia sedang tersenyum.
Asia berdiri kemudian membungkuk kepada Hatake sensei.
"Arigatou gozaimasu Hatake Sensei."
Dengan begitu akhirnya aku bisa duduk bersama dengan seorang gadis manis setengah hewan. Terimakasih Asia! Kau adalah dewi keberuntunganku.
...
...
...
Occult Research Club disingkat ORC
Merupakan klub yang ruangannya berada di gedung belakang gedung sekolah. Dari luar terlihat seperti gedung lapuk.
Sekarang aku sedang menuju ke tempat itu bersama dengan seorang maid rambut uban, cantik sih. Aku kenal dengannya, dia adalah istri Sirzechs, Grayfia Lucifuge. Aku bertemu dengannya di kantin tadi ketika sedang makan dengan Ino. Dia berkata bahwa Sirzechs ingin aku bertemu dengannya.
Sungguh merepotkan si brengsek itu. Mau sampai kapan dia terus mengusikku. Kalau bukan karena ibu ku yang berhutang budi padanya sudah kubunuh dia.
"Lucifuge, kenapa aku tidak boleh membawa Ino."
"Saya tidak tahu, Maou-sama ingin bertemu dengan anda saja, Naruto-sama."
"Lah, kau sudah menjadi istrinya tapi masih memanggilnya dengan sebutan itu? Menyedihkan."
"Maafkan aku Naruto-sama, tapi itu adalah penghormatanku terhadap suami sekaligus tuan ku."
Grayfia memegang gagang pintu gedung itu.
"Hee, orang se brengsek Sirzechs patut di hormati eh? Baru tahu aku."
Cklek!
Tangannya berhenti ketika aku mengatakan itu. Kemudian beralih menatapku tajam.
Grayfia Lucifuge
Maid sekaligus Istri Maou Lucifer, Sirzechs Gremory Demon lord penguasa kerajaan ini. Dia adalah anak dari keluarga Lucifuge yang berada di faksi lama. Tetapi dia membelot dan bergabung dengan keluarga Gremory dengan dalih mencintai Sirzechs yang belum pernah dia temui sebelumnya karena tidak mau di jodohkan dengan adik dari Vampir penguasa kerajaan Rumania, Alucard Draculea, pamanku. Jika ditanya apakah pamanku adalah orang jahat, hell no, dia sama sekali bukan orang jahat.
Loyalitas adalah bullshit jika aku mendeskripsikan iblis lacur satu ini. Dia bersedia menjadi musuh keluarganya sendiri karena kesenangannya.
Bahkan ketika civil war yang terjadi jauh sebeluma aku lahir di wilayah ini, iblis ini...
"Aku tahu kalau kau adalah tamu kehormatan dari Maou-sama. Tapi kalau kau terus mengejek suami ku. Aku tidak akan memaafkanmu."
Tap! Sret
!
Aku menangkap tangannya kemudian menariknya ke pelukanku. Wajah marahnya berubah menjadi panik dan memerah melihat wajahku yang dekat. Sudah kubilang diriku ini tampan.
"Hei! Apa yang kau lakukan pada kakak ipar ku!"
"!"
Ah nostalgia sekali, ini adalah suara yang begitu ku rindukan. Namun ku tak mempu untuk bertemu dengan pemilik suara ini.
Aku mendorong tubuh Grayfia hingga dia terduduk di lantai kemudian melihat perempuan pemilik suara ini.
Disana di sofa terdapat beberapa orang, atau lebih tepatnya makhluk, beberapa aku kenal seperti si laki laki pirang cantik Kiba Yuuto, teman baru sekelasku, Sirzechs, beberapa tidak ku kenal, dan tentunya perempuan yang menatapku marah karena aku mempermainkan Grayfia.
Rias Gremory.
Dia sekarang jauh lebih cantik dari yang dulu. Rambut merah kesukaanku itu semakin panjang. Tetapi wajah cantiknya itu sekarang sedang menatapku benci.
Seketika ingatan ketika lehernya bersimbah darah dengan luka bekas gigitan kembali terngiang dikepalaku.
Mataku bergetar melihatnya.
"Rias..."
Bisikku pelan, tapi tentunya mereka dapat mendengarnya karena mereka semua iblis.
Tanganku terulur untuk menggapainya dari kejauhan. Aku merasa mendapat tatapan aneh dari semua orang disana.
"Naruto-san?"
Seketika aku tersentak dan kembali menarik tanganku ketika si laki laki flamboyan alias Kiba Yuuto itu menyebut namaku.
"A, ah, hai Yuuto-san."
Kenapa kau disini? Aku ingin menanyainya begitu tapi kenyataannya yang tiba tiba kemari adalah aku. Mungkin dia anggota ORC.
"Kiba-kun siapa laki-laki ini,"
Rias menunjukku dengan tajam. Kenapa dia tidak mengenalku? Kami adalah teman masa kecil, aku dibesarkan oleh keluarga Gremory atas permintaan terakhir ibuku kepada Sirzechs. Bahkan tenggat lahir kami hanya selisih satu hari.
Sebelum peristiwa memilukan itu terjadi.
Aku melirik kearah Sirzechs yang membantu Grayfia berdiri. Menyadarinya, iblis itu menyeringai tipis tanpa melihat kearahku.
Kau benar-benar iblis.
Ah jadi begitu. Aku mengerti sekarang apa maksudmu memanggilku kemari. Kau ingin aku tidak ikut campur dan mengganggu rencana mu dengan memanfaatkan perasaanku pada adikmu.
"Anu Buchou, dia adalah siswa baru di kelasku. Hari ini ada 2 murid baru di kelasku, Naruto-san dan Ino-san."
Ucap kiba membalas pertanyaan Rias.
"A-ah di kelas kami juga ada 2 murid baru. Namanya Gaara dan Nekomata Sinon. A-apakah mereka juga temanmu, N-naruto-san?"
Seorang gadis pirang manis bertanya kepadaku malu-malu. Sini ku cubit pipimu Nona, kau menggemaskan sekali. Slow Naruto Slow... tenangkan dirimu dari fetish anehmu itu.
Aku menaikkan sebelah alisku dan berfikir sejenak sambil menatapnya.
"A-ano maaf tidak sopan bertanya tanpa memberi tahu nama, N-nama ku Asia Argento, kelas 1C."
Aku mengulas senyum kepadanya.
"Benar, mereka adalah temanku. Namaku Naruto Draculea. Salam kenal Argento-san."
"U-um."
Dia mengangguk.
Dia manis sekali, ku bawa pulang boleh gak ya. Pasti mama suka dengan cewe manis seperti dia.
"Tunggu Naruto-san, Draculea. K-kau keluarga kerajaan?"
Kiba bertanya seperti itu kepadaku.
Ups keceplosan. Nama keluargaku tidak terdaftar di sekolah ini. Jadi wajar saja dia bingung. Lalu Draculea bukanlah marga sembarangan. Draculea adalah marga Vampir keluarga kerajaan Romania, kerajaan Vampir di benua lilith yang tidak termasuk dalam wilayah kekaisaran Oda, kampung halamanku.
"Y-yah,...i-"
Brak!
"Aku tidak peduli kau keluarga kerajaan atau apa. Yang jelas perlakuan mu terhadap Grayfia tidaklah dapat kumaafkan."
Rias memotong kata kataku dan mengucapkan hal itu dengan tajam.
Ku beranikan diriku untuk menatap matanya dan akan membalas ucapannya. Namun tekatku hilang seketika. Rasa bersalah masih menghantui ku. Mataku bergetar, jantungku berdetak dengan kencang dan ucapanku kutelan kembali.
Sirzechs memegang pundak adiknya itu.
"mah, mah, Rias-tan, santai saja... Naruto-kun adalah tamu kita."
"T-tapi, Nii-sama."
Sirzechs menepuk pundak Rias dan menggelengkan kepala pelan agar dia diam.
"Baik, Maou-sama."
"Saa, lebih baik kau duduk terlebih dahulu Naruto-kun."
Aku duduk di depan nya, tepatnya di samping pemuda berrambut coklat yang cukuran rambut bebeknya mengingatkanku dengan salah salah satu orang paling ku benci. Aku merasakan aura naga yang sangat kuat dari dalam tubuhnya. Suah jelas dia adalah salah satu inang kaisar naga legendaris. Antara Albion atau Ddraig, Albion milik Vali, berarti Ddraig.
Dari tadi kulihat dia selalu menatap dada Rias dan itu cukup membuatku naik darah. Sayang sekali inang naga legendaris hanyalah seorang bocah mesum penyuka payudara besar.
"Ah ku perkenalkan dia adalah bawahan baru Rias-tan, Issei Hyoudou. Beberapa hari yang lalu dia berhasil mengalahkan Raiser."
Aku melirik bocah naga itu. Lah, boleh juga anak ini bisa mengalahkan Raiser. Aku mengenalnya, dia adalah kawanku saat masih di besarkan di keluarga Gremori. Dan kemampuan Regenerasi keluarga phenex memang sangat menakjubkan. Tidak se menakjubkan Vampir Draculea sih.
"S-salam kenal Naruto-san."
Dia mengulurkan tangan mengajakku berjabat tangan.
Aku menerima dengan senang hati. Yah, setidaknya dia bukan orang jahat.
"Jadi Langsung saja Sirzechs, apa mau mu."
Prang! Pyar...
Tiba tiba terdengar suara sesuatu seperti kaca pecah dan tumpah.
"N-Naruto-san."
Seorang gadis cantik bersurai hitam keungu unguan panjang diikat ekor kuda menutup mulutnya dan menatapku dengan matanya yang bergetar.
Dia adalah salah satu sahabatku juga. Aku, Rias, Sona, Sairorg, Raiser, dan dia.
Himejima Akeno...
...
...
...
A/N:
Zero Squad
Naruto Draculea (Vampire/Human) status: Aktif
Gaara (Yokai) status: Aktif
Musashi Miyamoto (Human) Status: Berpetualang
Ino Acerola (Elf/Vampire) Status: Aktif
Mama (*4***t) (Dragon) Status: Afk
Atsushi (Amazonian) Status: Tidak Aktif
Sinon Nekomata (Warbeast) Status: Aktif
Hanabi Hyuuga (Vampire) Status: Magang
Arthur Pendragon (Human/Fairy/Dragon) Status: Tidak Aktif
