We Don't Even Know If There Will Be A Tomorrow For Us
.
.
Rated : M
Genre : Action, Drama, Zombie, Survival, Horror
.
.
Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Warning : Typo bertebaran
.
30 hari sebelumnya, di sebuah laboratorium rahasia bawah tanah.
.
.
Terlihat ada sekumpulan orang-orang mengenakan pakaian serba putih sedang berada di dalam ruangan kecil berukuran 4x4 meter dan selain para peneliti disitu juga sudah ada seorang laki-laki yang tubuh bagian atasnya telanjang.
Pria tersebut berbaring di sebuah ranjang yang dimana bagian tangan dan kakinya sudah di belenggu, seorang peneliti yang sudah tepat berada di samping tubuh pria itu sudah bersiap-siap untuk menyuntikkan sesuatu cairan berwarna ungu. Dengan hati-hati sang peneliti menusukkan jarum suntik ke bagian lengan si pria tadi hingga semua cairan ungu tersebut habis tak bersisa.
Pada beberapa menit awal tampak virus yang disuntikkan tersebut dapat menyatu dan bersinergi dengan tubuh pria tadi sehingga semua status baik itu fisik, sel, struktur dna dapat berkembang dengan cepat hingga berkali-kali lipat dari status manusia normal yang artinya dengan menyuntikkan cairan ungu tadi dapat membuat manusia menjadi jauh lebih kuat, cepat dan cerdas.
Melihat percobaan mereka berhasil para ilmuwan tersebut bersorak sorai dan saling menyelamati satu sama lain atas keberhasilan proyek mereka tersebut namun tanpa siapapun sadari semua status yang terpampang di layar monitor langsung turun dan naik secara tidak normal hingga detik berikutnya terdengar suara sirine dari dalam ruangan tersebut diikuti pria yang disuntikkan cairan ungu tadi tengah kejang-kejang dengan brutal.
Peneliti yang mengawasi monitor tampak melihat angka-angka di sana sedang naik dan turun dengan tak normal hingga ketika sang subjek percobaan mulai melemah begitupun semua status miliknya sudah menunjukkan ke angka nol itu berarti orang tersebut sudah mati dan penelitian mereka gagal. Salah satu peneliti yang berada di ruangan tersebut terdengar berucap kecewa dengan bahasa asing.
Ketika sedang mencoba melepaskan kekangan yang membelenggu tangan dari subjek percobaan mereka tiba-tiba saja bangkit dari kematiannya dan langsung menggigit pundak orang yang melepaskan belenggu padanya.
Terdengar teriakan kesakitan dari peneliti yang di gigit tersebut membuat yang lain mencoba memisahkan mereka dan untungnya berhasil di lakukan namun sialnya salah satu dari mereka kembali di gigit dengan kini di bagian lengan. Beberapa peneliti yang berada di luar ruangan itu membuka pintu dan mencoba memberikan pertolongan pada mereka yang telah di gigit.
Saat sudah berhasil memberi pertolongan pada satu korban yang pertama di gigit kini perhatian merekatertuju pada korban lainnya dan tentunya subjek penelitian tadi.
Ketika semua mencoba mengamati sosok yang tadi mereka suntikan cairan aneh itu sehingga membuat sang subjek menjadi agresif seperti sekarang, wajah pria yang menjadi bahan percobaan para peneliti itu tampak berubah dengan kulit pucat dan pembuluh darah yang terlihat jelas dan mata berwarna putih.
Sibuk dengan rasa penasaran mereka dengan apa yang terjadi membuat orang-orang itu melupakan kedua korban tadi, kini dua orang tersebut mengalami hal yang sama seperti pria subjek percobaan dengan kejang-kejang kencang sebelum akhirnya kehilangan kesadaran. Mulanya mereka mengira hal tersebut adalah akhir namun yang terjadi adalah sebaliknya, kengerian berikutnya baru akan dimulai ketika dua rekan mereka yang menjadi korban gigitan tadi mulai bangkit dan berjalan mendekati sekumpulan peneliti yang sedang sibuk mengobservasi subjek mereka.
Dengan langkah kaki gontai dan mulut menggeram akhirnya sudah cukup bagi orang-orang itu melihat apa yang terjadi dan sialnya jarak mereka sudah terlampau dekat hingga lagi-lagi terdengar suara orang menjerit kesakitan saat makhluk aneh yang sebenarnya adalah teman mereka.
Jeritan demi jeritan terdengar jelas dari dalam sana dan satu persatu peneliti mulai terinfeksi dan mengalami gejala serupa sampai kehilangan kesadaran, orang-orang yang tadinya berada di ruangan terpisah dengan para peneliti itu mendengar suara kekacauan dari sana hingga mereka membuka pintu pembatas, namun karena tidak tahu apa yang terjadi di dalam mereka dengan ceroboh membuka pintu hingga saat pintu terbuka salah seorang dari peneliti menggigitnya.
Kekacauan di labolatorium itu terus terjadi dan menyebar dengan cepat.
.
.
.
30 hari kemudian.
.
Terlihat dua orang remaja laki-laki berusia sekitar 18tahunan tengah berada di dalam sebuah kamar, dimana remaja berambut pirang sedang memainkan sebuah game konsol sementara remaja lain memiliki rambut hitam seperti sibuk dengan dunianya sendiri sambil membaca sebuah novel.
Beberapa menit mereka lalui dengan aktivitas masing-masing hingga ketika si pirang sudah berhasil menamatkan game yang dari tadi ia mainkan barulah kesenyapan mereka berdua buyar, "akhirnya selesai juga game ini...".
Lelaki berambut hitam yang sejak tadi membaca novel tamoak melirik pada si pirang seraya berkata, "kau sudah berkali-kali menamatkan game itu apa tidak bosan ?".
Mendengar sahabatnya itu bertanya membuat si pirang bangkit dari posisinya yang semua rebahan lalu berbalik supaya bisa melihat si pria berambut hitam, "mau berapa kalipun aku menamatkan game ini itu tidak akan mengubah bagaimana perasaanku ketika berhasil menamatkan gamenya dan apa kau lupa kalau aku ini sudah berhasil menamatkan ketujuh seri game ini dan pernah bosan untuk memainkannya lagi".
"Terserah kau sajalah dobe... tapi aku peringatkan padamu kalau nanti kebelet jangan minta di antar ke kamar mandi" ia memberikan peringatan pada si pirang.
"Iya iya Sasuke teme, aku tidak akan memintamu mengantar ke kamar mandi" jelas pemuda itu dengan ucapan yang menurut Sasuke tidak meyakinkan.
"Awas saja jika kau melakukannya Naruto, aku akan menendang bokongmu".
Mendapat ancaman dari sahabatnya yaitu Sasuke sudah cukup membuat Naruto mengerti tapi mengenai ia yang tidak membangunkan Sasuke untuk mengantarnya ke kamar mandi mungkin ia tak yakin bisa menepatinya.
Naruto mematikan game konsol dan televisi tersebut sebelum selanjutnya ia merebahkan dirinya di kasur lantai dekat ranjang Sasuke, alasan kenapa ia tidak tidur di atas dengan sang sahabat adalah karena Sasuke yang tidak mau itu terjadi, baginya hal tersebut dangat menggelikan.
.
.
"Hey Sasuke... bagaimana menurutmu kalau kita terjebak di sebuah kota yang dipenuhi zombie ?, itu pasti sangat seru dan menegangkan" si pirang tiba-tiba kepikiran mengenai hal tersebut karena dia baru saja memainkan game bertipe horror yang bertemakan zombie.
"Jika itu terjadi maka diantara kita yang paling cepat mati adalah kau" Sasuke menjawab dengan asal-asalan tentang pertanyaan konyol sahabat pirangnya.
"Aku jadi memikirkan apakah ketika nanti pacarku menjadi zombie dia akan menggigitku atau tidak ya ?" pemikiran absurd Naruto nampaknya mulai mengganggu Sasuke.
"Dasar bodoh... zombie itu hanyalah fiksi, dan apa kau bilang barusan pacar ?, kau itu tidak punya pacar dasar bodoh... aku tidak mengerti dengan jalan pemikiranmu padahal kau sudah dekat dengan si Gremory dan Hyuuga namun kau malah terus-menerus memberukan harapan palsu bagi mereka" Sasuke berbicara panjang lebar yang sudah sangat jelas bertolak belakang dengan sifatnya selama ini yang irit bicara dan hanya seperlunya saja namun ia juga kadang tidak bisa menahan diri untuk berbicara panjang lebar dengan lelaki pirang yang sudah bersahabat dengannya sejak mereka masih balita.
"Aku bukannya ingin terus-terusan memberikan harapan kosong bagi mereka tapi baik Rias-chan dan Hinata-chan keduanya aku suka... aku bingung memilih mereka".
"Stop !, cukup disana pembahasan tentang kisah cintamu karena kau tak akan bisa menemukan jawabannya. Otakmu itu tidak diciptakan untuk berfikir" timpal Sasuke atas kebingungan yang melanda Naruto.
"Dasar... punya sahabat tapi tidak berguna ketika diajak curhat" Naruto dengan ketus berbicara demikian.
"Itu adalah sebagai tanda kalau kau lebih baik mencari orang lain untuk diajak curhat dan mendengarkan seluruh isi kepalamu yang hanya game dan zombie saja, sudahlah aku mau tidur ini sudah lebih dari tengah malam" Sasuke mengakhiri obrolan itu lalu menyimpan novel yang ia baca dan segera bergelung dengan selimut.
Ketika Sasuke sudah mencoba tidur namun hal berbeda tidak berlaku bagi Naruto, saat ini otak dab imajinasinya berjalan liar dengan membayangkan dimana ia dikelilingi dan dikejar oleh mayat hidup atau zombie sekaligus bagaimana ia bisa selama dari sana juga ia memikirkan dua wanita yang mencuri hatinya yaitu Rias Gremory dan Hinata Hyuuga, Rias adalah seorang gadis berambut merah panjang, berbadan tinggi dan ceria juga agak sedikit galak sementara Hinata itu gadis yang bertolak belakang dengan Rias dimana ia orang yang pemalu dan agak pendiam, bertubuh mungil dan memiliki rambut berwarna indigo panjang.
Saat terus memikirkan hal tersebut lama-kelamaan rasa kantuk mulai menyerang si pirang hingga dia pun ketiduran.
Ketika Naruto tidur wajahnya tampak beberapa kali merengut dan seperti orang ketakutan sampai keringat juga mulai bercucuran dari si pirang, jam dinding menunjukkan saat ini adalah pukul 03:10 pagi yang artinya si pirang dan Sasuke sudah tidur selama kurang lebih tiga jam.
Keringat Naruto makin bercucuran dan nafasnya juga mulai memburu hingga tak lama kemudian ia terbangun secara paksa dikarenakan mimpi yang baru saja dia alami, dengan terengah-engah Naruto mengelap keringat di keningnya.
Si pirang kini sudah sadar sepenuhnya dan nafasnya juga terdengar normal tapi rasa kebelet tiba-tiba menyerang dirinya, walaupun agak ragu dia bergerak menuju Sasuke yang tidur di atas ranjangnya. Setelah mengumpulkan keberanian Naruto mencoba membangunkan si rambut hitam, beberapa kali mengguncangkan badan sahabatnya itu kini Sasuke bangun dari tidurnya dan wajahnya menunjukkan kalau dia sangat tidak senang.
"Teme antar aku ke kamar mandi ayo !".
"Bukankah sudah kubilang untuk tidak membangunkanku" jawab Sasuke dengan ketus, walaupun baru bangun tidur tapi rasa kesal langsung menghampirinya kala orang yang membangunkannya itu hanya ingin diantar ke kamar mandi.
"Ayolah... aku takut ke kamar mandi sendirian".
"Kau gila ?, itu di sana adalah pintu kamar mandi dobe kau kan sudah tahu itu" Sasuke makin kesal pada si pirang.
"Tapi aku ingin ke kamar mandi yang dibawah, sekalian mengambil minum".
"Baiklah baiklah... cepat kita ke bawah" mau tak mau Sasuke menyetujui untuk mengantark sang sahabat karena kalau tidak dilakukan makan si pirang akan terus merengek yang artinya dia tidak akan bisa tidur lagi.
Keduanya berjalan melewati tangga dan beberapa kamar lainnya sebelum menuruni tangga dan sampai di kamar mandi, mereka berjalan dengan cukup hati-hati apalagi Naruto. Karena selain gelapnya rumah tersebut ia juga takut dengan jika tiba-tiba ada hantu atau semacamnya.
Sasuke yang cukup dongkol melihat sahabat pirangnya mengendap-endap hanya bisa menepuk jidat, "kau itu penakut tapi masih saja memainkan game bertipe horror, bahkan yang lebih bodohnya lagi berpikir bisa selamat dari serangan zombie".
Naruto sepertinya tidak ada niatan untuk membantah Sasuke kali ini, karena yang pemuda berambut hitam itu katakan adalah hal yang benar. Mereka lanjut berjalan hingga akhirnya sampai, sementara Naruto ke kamar mandi Sasuke yang merasakan haus mengambil segelas air minum lalu duduk di meja di kursi, selagi meminum airnya dia memperhatikan seluruh penjuru rumah dan merasakan rasa tenang karena hal tersebut jarang ia rasakan ketika siang hari terlebih bila ada sahabat pirangnya.
Tiga menit kemudian setelah Naruto menunaikan hajatnya dia segera menghampiri Sasuke yang sedang duduk di sana dan mengambil segelas air untuk diminum, "lain kali saat kau menginap lagi di sini aku tidak membiarkanmu bermain game horror lagi" si rambut hitam bersuara kala si pirang selesai dari kamar mandi, sementara orang yang disinggung hanya cengengesan merasa tak bersalah.
"Sudahlah ayo kita kembali, aku masih ngantuk dan awas saja kau jika membangunkanku lagi" Sasuke meninggalkan gelas di meja untuk segera pergi ke kamarnya dan diikuti oleh Naruto.
Saat dalam perjalan kembali ke kamar Naruto sempat celingak-celinguk memperhatikan rumah sahabatnya itu yang menurut dia cukup menyeramkan apalagi lampu yang dimatikan membuat suasana gelap tidak disukai oleh si pirang. Padahal dia sudah sering menginap di rumah Sasuke tapi tetap saja jika suasananya gelap begini ia masih akan takut dan alasan dia menginap di rumah sahabatnya itu adalah dikarenakan orang tuanya sedang pergi ke luar kota, atau lebih tepatnya mereka sedang pergi ke kota Uzu karena ibu dan ayahnya punya urusan yang menurut Naruto itu hanya alasan supaya mereka bisa berlibur dan bermesraan. Tapi hal itu juga dimaklumi oleh Naruto karena bagaimanapun juga ia harus memberikan ruang bagi orang tuanya menghabiskan waktu bersama apalagi ayahnya adalah orang super duper sibuk.
Ketika sudah dekat dengan kamar Sasuke tiba-tiba kedua pemuda itu mendengar suara sesuatu yang pecah dari arah dapur tempat yang baru daja mereka tinggalkan.
"Teme... bunyi apa barusan" wajah Naruto tampak memperlihatkan raut wajah takut.
"Mana aku tahu dasar bodoh, lebih baik ayo kita periksa siapa tau ada pencuri masuk" Sasuke kembali berbalik arah dan menarik baju Naruto.
Walaupun dengan perasaan takut Naruto tetap mengikuti Sasuke dari belakang yah itupun terpaksa karena bajunya ditarik. Saat sudah dekat dekat dengan dapur tiba-tiba saja Sasuke menghentikan langkahnya, "dobe kau tunggu di sini, aku akan ke kamar dan mengambil pemukul baseball !".
"Apa kau gila ?, aku ikut denganmu dan bagaimana jika itu bukanlah maling tapi hantu ?" Naruto tampak panik, jika memang ingin membawa tongkat baseball kenapa tidak tadi saja sekalian saat sudah dekat kamar.
"Mana ada hantu dasar bodoh, kau di sini dan tahan malingnya supaya tidak kabur selagi aku membawa pemukul" tanpa perikemanusiaan sama sekali Sasuke meninggalkan Naruto sendirian.
"Dasar Sasuke sialan" hardik Naruto saat ditinggal.
Akhirnya mau tidak mau si pirang mencoba berani memasuki dapur untuk melihat apakah memang ada seseorang di sana, dan ketika makin masuk ke dapur ia mendengar suara lemari di buka lalu di tutup kembali. Naruto yang makin panik membungkukkan badannya untuk bersembunyi sekaligus mengamati apa yang terjadi.
Dia merangkak dengan pelan ke arah meja makan dan begitu di sana matanya membulat kala melihat sepertinya ada sesosok berwarna putih dan berambut hitam panjang tengah bergerak, dan yang makin membuat Naruto makin takut adalah ia tidak bisa melihat kaki dari sosok tersebut jika memang dia adalah manusia.
Degup jantung yang berdebar kencang membuat Naruto ingin kabur dari sana namun tanpa di duga sosok tersebut malah bergerak mendekati si pirang sontak saja Naruto memundurkan tubuhnya hingga punggungnya mentok menabrak lemari, bukannya berhenti atau menjauh ia makin di dekati oleh sosok tersebut yang akhirnya membuat Naruto menutup wajahnya dan tak berani melihat.
Beberapa saat kemudian Naruto merasakan sentuhan di pundaknya yang makin membuat si pirang akhirnya memeluk dirinya sendiri, sayup-sayup dia mendengar sosok itu memanggil namanya.
"Hantu tolong pergi... aku janji lain kali tidak akan mengganggumu" ucap Naruto lirih. Rupanya ketakutan Naruto membuat makhluk putih itu tertawa geli, "apa maksudmu Naruto?, ini bibi hey bukan hantu".
Naruto yang mendengar suara perempuan dan sangat familiar itu akhirnya mau membuka wajahnya untuk melihat sosok tadi dan benar saja seperti yang orang itu katakan bahwa dia bukanlah hantu.
"Bibi Mikoto ?".
"Iya... ayo bangun !, kamu pasti ketakutan yah karena menyangka bibi hantu ?" perangai geli Mikoto tampakkan saat mengatakannya, si pirang yang malu pun hanya cengengesan sambil menggaruk kepala belakangnya.
"Dobe kau tidak dihajar rampok atau hantunya kan ?!" tiba-tiba Sasuke datang dari luar dapur membawa tongkat pemukul baseball, namun saat dirinya melihat di dapur Naruto bersama ibunya Mikoto ia mengetahui satu hal.
"Sasuke... untuk apa kau membawa pemukul ?, kau ingin memukuli ibumu sendiri hah ?" tanya Mikoto dengan agak galak, wanita cantik itu memang tahu kalau Naruto sedikit penakut kalau gelap-gelapan sehungga tidak ambil pusing kalau putra dari sahabatnya mengira ia hantu tapi anaknya ?, dia bahkan membawa sebuah pemukul.
"Tidak kaa-san bukan begitu, tadi kami mendengar ada suara pecahan dari dapur makanya aku membawa tongkat ini siapa itu itu karena ulah maling" Sasuke mencoba menjelaskan alasan dirinya membawa pemukul.
Mikoto yang mengetahui kelakuan Naruto dan Sasuke hanya menghela nafas, "sudahlah kalian tidur lagi sana, bukankah nanti harus sekolah ?". Akhirnya Naruto dan Sasuke digiring oleh Mikoto kembali ke kamar.
Keduanya kembali melanjutkan tidur karena masih ada beberapa jam lagi sampai nanti masuk sekolah jam 8 pagi.
.
.
Sementara semua orang mayoritas masih tertidur tampak ada beberapa orang yang masih atau berada di luar rumah, di salah satu distrik pinggiran kota Tokyo terlihat beberapa orang sedang berdiri di dekat drum besi tempat mereka membakar sesuatu untuk penghangat dikala melewati dinginnya malam.
Tanpa mereka semua sadari dari arah belakang ada sesosok manusia yang berjalan gontai, wajahnya yang pucat dengan mata berwarna putih merupakan penggambaran terror yang sempurna. Tak ada satupun dari mereka yang menyadarinya hingga salah satu dari mereka berteriak kesakitan karena diterkam dari belakang.
Teman-temannya yang melihat kejadian tersebut mencoba memisahkan mereka tapi terkaman dari orang misterius itu sangat kencang bahkan darah mulai mengucur dari leher teman mereka. Akhirnya usaha mereka membuahkan hasil dan teman mereka bisa terbebas tapi sosok tersebut mencoba menerkam yang lain.
Mereka yang panik karena selain teman mereka yang terus mengeluarkan darah dari lehernya tapi serangan sosok tadi sangat membabi buta hingga korban berikutnya mulai berjatuhan.
.
.
.
Ketika waktu menunjukkan pukul 7 pagi namun kedua sosok remaja yang semalam salah sangka tentang hantu dan pencuri itu masih belum ada tanda-tanda untuk bangun hingga terdengarlah suara ketukan di pintu.
"Sasuke, Naruto ayo bangun ini sudah pagi !" suara wanita itu terdengar cukup lantang namun belum cukup untuk membuat kedua orang yang tidur di dalam supaya bangun.
Karena tak kunjung mendapat balasan akhirnya Mikoto membuka pintu dan melihat keberadaan dua orang pemuda itu masih berada di alam mimpi.
"Kalian berdua jika tidak bangun dari sekarang maka tidak akan ada sarapan pagi dan menghadapi Kushina-chan nanti !" begitu ancaman dideklarasikan oleh Mikoto sontak kedua pemuda itu bangun dari tidur.
"Baguslah... ayo cepat mandi dan sarapan, kalian harus sekolah" Mikoto meninggalkan kamar untuk kembali ke dapur.
Sehabis mandi dan menggunakan seragam sekolah, kedua pemuda itu turun dari kamar menuju meja makan dan di sana sudah berada dua orang pria lainnya yaitu ayah dari Sasuke yang bernama Fugaku Uchiha dan kakaknya Uchiha Itachi.
Naruto dan Sasuke mendudukkan diri mereka untuk begabung bersama yang lain, kakak dari Sasuke menyapa sang adik bersama sahabatnya itu dan tak lama kemudian Mikoto menyelesaikan masukannya supaya mereka semua bisa sarapan bersama untuk mengawali aktivitas masing-masing nantinya.
Acara sarapan itu berjalan seperti biasanya dengan hening dan hanya diselingi obrolan kecil itupun antara Naruto dan Itachi. Beberapa saat kemudian mereka selesai sarapan dan sudah bersiap dengan kegiatan masing-masing antar lain Naruto dan Sasuke pergi ke sekolah, Itachi yang berangkat ke kantor dengan Fugaku, sedangkan Mikoto akan membersihkan rumah dengan dibantu beberapa maid nanti.
.
.
"Sasuke, Naruto... apa kalian mau aku antar pergi ke sekolah ?" Itachi bertanya saat mereka sudah berada di luar, namun ketika Naruto akan menerima tawaran Itachi tiba-tiba saja Sasuke menyela dan mengatakan ia dan Naruto akan naik kendaraan umum saja.
Itachi pun akhirnya berangkat sendirian karena sang adik tidak mau bareng dengannya.
Kedua remaja itu akhirnya berjalan kaki menuju stasiun pemberhentian bis yang searah dengan sekolah mereka dan keduanya pun berangkat menggunakan kendaraan tersebut.
Sesampainya di sekolah mereka segera menuju ke kelas dan saat dalam perjalanan keduanya berpapasan dengan seorang gadis cantik berambut merah muda yang tak lain adalah kekasih dari Sasuke, "tidak biasanya Sasuke-kun datang sesiang ini ?".
"Ini semua karena si dobe ini yang susah dibangunkan" ujar Sasuke asal.
"Ehhh enak saja... kau juga sama" Naruto tak mau disalahkan.
"Hushhh sudahlah kalian berdua, cepat pergi ke kelas saja sana karena sebentar lagi bel masuk berbunyi dan aku juga mau mengambil buku dari sensei karena katanya ia tidak akan masuk" Sakura lalu meninggalkan kedua pemuda itu dan pergi ke ruang guru.
Saat sampai di kelas tampak semua murid sudah ada di sana dan mata Naruto langsung tertuju pada gadis berambut merah panjang, "Rias-chan..." sapanya sambil mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya.
"Apa ?" gadis merah itu melihat laki-laki yang ia sukai itu menghampirinya dan duduk di kursi tepat disampingnya.
"Ah tidak, aku hanya ingin menyapa saja".
Lalu setelah itu bel tanda masuk berbunyi sehingga membuat si pirang beralih dari bangku milik Rias ke meja miliknya.
Pelajaran pun dimulai, walau guru mereka tidak datang ke kelas tapi karena sang guru sudah menyiapkan materi bagi anak muridnya maka tak ada alasan bagi murid-murid bebas dari pelajaran, mereka tetap harus mencatat dan belajar mandiri namun tidak semua murid begitu ada juga yang ngeyel dan lebih memilih melakukan hal lain daripada menulis.
Waktu berlalu hingga tak terasa istirahat pun tiba dan entah itu berkah atau kerugian bagi para murid karena hari ini ada beberapa guru yang tidak datang ke sekolah dengan tanpa ada pemberitahuan atau kabar kepada para murid.
Waktu terus berlalu bahkan kini sudah melewati jam istirahat. Sehabis istirahat semuanya kembali melanjutkan pelajaran namun tak ada sorang pun dari dalam sekolah ketahui di depan gerbang sekolah tampak ada segerombolan orang aneh yang mencoba masuk ke dalam, kedua penjaga gerbang yang melihat hal tersebut mencoba mengusir mereka namun tak digubris sama sekali dan malah terdengar geraman dari mereka.
Merasa orang-orang tersebut mengganggu, dua penjaga gerbang itu menghampiri mereka setelah membuka pintu gerbang sebelumnya namun tanpa diduga salah satu dari mereka langsung menerkam penjaga gerbang tersebut. Melihat temannya sedang digigitinoleh gerombolan aneh itu membuat dirinya panik sehingga meminta bantuan pada staf yang lain.
Tak ada murid dan guru yang mengetahui keributan di dalam hingga akhirnya salah satu manusia aneh tersebut mulai memasuki halaman sekolah diikuti yang lainnya.
.
.
Suasana sekolah yang tadinya tenang kini mulai berubah heboh apalagi setelah manusia aneh itu memasuki kelas dan menyerang beberapa penghuninya. Teriakan dan kepanikan mulai terjadi dan merambat dari satu kelas ke kelas lainnya.
Kekacauan yang awalnya berasal dari bawah kini mulai terasa juga di lantai atas apalagi sudah mulai banyak murid sekolah yang bergelimpangan tan tergeletak di lantai dengan darah yang mengucur sebelum akhirnya mereka mengalami kejang dan mulai bergerak seperti mayat hidup, hal tersebut juga dilihat secara nyata oleh Naruto.
Dia yang baru saja keluar dari kamar mandi menyaksikan bagaimana teman-temannya dimangsa oleh manusia aneh itu dan bahkan sudah ada beberapa murid ikut memangsa murid lainnya, melihat ada yang mulai berjalan kearahnya Naruto mulai mencari sesuatu untuk digunakan melawan mereka dan pandangan matanya tertuju ke sebuah alat pel lantai.
Naruto mengambilnya lalu membenturkan kepala pel tersebut hingga terlepas dari gagangnya, dengan memberikan diri Naruto berlari mencoba menerobos gerombolan manusia yang bahkan mungkin sudah tidak bisa dibilang manusia lagi namun mayat hidup. Dia bergerak cepat melewati dan sebisa mungkin menghindari makhluk tersebut namun bila terpaksa Naruto akan sedikit melawannya sebelum kabur.
Usai melewati sekitar lima belas mayat hidup dia berhasil kabur dan segera berlari menuju ke atap, karena menurutnya di sana adalah tempat paling aman jika dibandingkan lari ke lantai bawah. Naruto sendiri saat ini tidak tahu kabar dari Sasuke dan teman-temannya yang lain karena saat melewati ruang kelasnya ia hanya melihat beberapa teman sekelasnya sudah tergeletak di lantai dan yang lain entah kemana, mungkin saja bisa kabur atau justru malah menjadi korban dan berubah jadi mayat hidup.
.
.
.
TBC
