We Don't Even Know If There Will Be A Tomorrow For Us
.
Rated : M
Genre : Action, Drama, Zombie, Survival, Horror
.
Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Warning : Typo bertebaran
.
.
Sesaat setelah Naruto pergi ke kamar mandi tampak kelas yang ia tinggalkan tengah berada di jam kosong, entah kenapa hari ini guru-guru banyak yang tidak datang sehingga demi menghabiskan waktu para murid hanya bermain games ataupun tidur dan beberapa hal sepele lainnya, tapi mereka yang terletak di lantai atas akhirnya mulai sayup-sayup mendengar kekacauan di kelas bawah.
Merasa penasaran dengan apa yang terjadi di luar tampak beberapa orang membuka jendela serta keluar dari kelas untuk melihat apa yang terjadi, para murid yang berada di lantai bawah terlihat berlarian dengan panik di lapangan serta ada juga beberapa dari mereka yang diterkam oleh orang-orang aneh.
Keadaan yang makin tidak beres serta dengan melihat teman-teman mereka digigit bahkan sampai berdarah-darah membuat kelas atas panik dan ingin kabur dari sekolah namun sepertinya mereka sudah sedikit telat untuk kabur karena ada beberapa makhluk aneh itu sudah berada di tangga dan menaikinya, sehingga jalan untuk kabur hanya tangga di arah lain yang cukup jauh serta memutar.
Dengan terburu-buru semua murid yang panik segera melarikan diri dengan berlarian di koridor lantai atas, saking banyaknya murid yang berlarian bahkan ada beberapa yang terjatuh serta terinjak-injak, murid yang tidak bisa melarikan diri serta sudah digigit dan terinfeksi malah menambah jumlah manusia aneh itu.
Sasuke yang dari tadi berpikiran tenang mencoba mencari jalan keluar, karena jika dia ikut panik serta berlarian di koridor dengan orang lain maka justru akan lebih berbahaya, mata hitamnya melihat kelasnya yang sudah hampir kosong dan hanya tersisa dia, Sakura, Sai, Ino, Shikamaru, Neji serta Hinata.
"Shikamaru... apa kau berpikir sama seperti apa yang aku pikirkan ?" dia melihat ke arah Shikamaru yang sedang memperhatikan apa yang terjadi lewat jendela.
"Kita harus pergi ke atap, jika kita pergi ke bawah maka akan lebih menyulitkan nantinya" Shikamaru menyudahi acaranya melihat keadaan diluar dan menyampaikan isi kepalanya.
"Teman-teman kita ke atap" Sasuke meminta teman-teman untuk ke tempat yang dituju.
"Sebenarnya makhluk apa mereka itu ?" Neji sempat mempertanyakan jenis makhluk yang menyerang tersebut.
"Entahlah... tapi yang jelas mereka seperti zombie" Shikamaru berujar menjawab pertanyaan Neji.
.
.
Ketujuh orang itu akan pergi dari sana namun sebelum itu Sasuke dan Neji mematahkan gagang sapu terlebih dahulu sebagai senjata mereka. Saat mereka keluar dari kelas tampak ada beberapa murid yang tergeletak di lantai dengan keadaan lemas karena berdesakkan tadi, namun mereka tidak bisa menolong orang-orang tergeletak itu karena para zombie sudah mulai bergerak ke arah mereka.
Dengan berat hati mereka berlari meninggalkan orang-orang tersebut, tampak Sakura dan Hinata menahan tangis mereka karena tak tega namun membantu mereka pun sangat sulit apalagi sudah banyak murid yang berubah menjadi zombie di lantai atas.
Karena arah menuju ke atap dan tangga turun berlawanan jadinya mereka tidak perlu berdesak-desakan namun pemandangan ke sana jauh lebih mengerikan karena melewati beberapa kelas dan ruangan jadi mereka dapat melihat mayat bergelimpangan dengan bekas luka mengerikan ditambah darah berceceran di lantai, telinga mereka juga disusupi dengan berbagai macam suara jeritan dan geraman yang saling tumpang tindih.
Dengan mata yang bercucuran air mata serta adrenalin terpompa cukup kencang Hinata beberapa kali harus terisak dan menyeka air matanya, Neji yang berlari di depannya bersama Sasuke pun hanya bisa menggigit bibir bawahnya, jujur dia bingung kenapa wabah zombie seperti di film-film bisa ada di dunia nyata. Dia melihat di persimpangan depan ada dua makhluk zombie yang menghalangi jalan mereka, Sasuke dan Neji mempercepat lari mereka dan langsung menendang makhluk itu sambil ketika akan bangkit mereka memukulkan batang sapu tadi hingga patah dan tersisa setengahnya.
"Sebentar lagi kita sampai".
Mereka lanjut berlari sampai terlihat ada sebuah tangga kecil yang menuju ke arah atas, saat sudah menaiki tangga tersebut dan berada di atap Sasuke segera memasukan sisa kayu pemukulnya itu ke lubang pegangan pintu supaya tidak bisa dibuka dari luar.
"Untuk sementara kita aman" Shikamaru mendudukkan pantatnya di atas beton lantai sambil terengah-engah.
Sementara itu Hinata tampak menangis dengan coba ditenangkan oleh Sakura dan Ino, Sasuke berjalan mendekati pagar penghalang dan melihat bagaimana kekacauan di lapangan semakin menjadi dan tampak juga ada gerombolan zombie dari arah gerbang sekolah sedang berjalan masuk ke lapangan serta parkiran di sana.
Namun ketika melihat lapangan mata hitamnya menangkap ada seorang gadis berambut merah panjang sedang berlarian di lapangan menuju ke sebuah gedung tua yang terpisah dari bangunan utama sekolah, "apa yang gadis itu lakukan ?".
Shikamaru yang mendengar pertanyaan Sasuke, "ada apa ?" dia menghapiri si pemuda Uchiha dan ikut melihat ke arah pemuda itu menatap.
"Bukankah itu pacar Naruto ?" pria berambut nanas itu cukup takjub melihat bagaimana cepatnya si gadis merah berlari namun tiba-tiba dia teringat sesuatu, "Sas... dimana si pirang bodoh itu ?".
"Sialan !... aku lupa ketika tadi terjadi kekacauan dia sedang ke kamar mandi" Sasuke mengepalkan tangannya.
"Dalam keadaan seperti sekarang kita hanya bisa berharap dia bisa selamat dan datang ke sini, hubungi nomor ponsel Naruto, Neji !" Shikamaru memerintahkan Neji yang langsung diangguki oleh si Hyuuga muda.
Hinata yang tadi sudah bisa ditenangkan Sakura dan Ino kini mulai kembali menangis kala tahu dan sadar si pirang tidak ada di sana.
.
.
Sementara itu Naruto sedang mati-matian berjuang dengan melawan serta menghindari para zombie, dia cukup kesulitan apalagi orang-orang yang tadi tergeletak di lantai mulai terinfeksi dan berubah menjadi seperti zombie.
Saat sudah bisa kabur dia segera berlari ke kelasnya, "teman-teman kalian selamat ?" pria pirang itu melihat seisi kelas sudah kosong.
"Kemana mereka ?... apa mereka sudah kabur atau jangan-jangan atap ?" Naruto berbicara sendiri sambil terengah-engah, setelah itu dia memutuskan untuk pergi ke atap siapa tahu teman-temannya ada di sana.
Naruto berlarian dengan cukup kencang sambil menghindari beberapa zombie, untungnya gangguan yang berpotensi menghambatnya ke atap tak terlalu banyak ditambah dia melihat ada beberapa zombie yang tergeletak dan ada sisa patahan dari kayu, kemungkinan itu adalah hasil perbuatan teman-temannya.
Ketika bisa melewati semua hadangan dan rintangan kini dia sudah berada di depan pintu berwarna hijau, Naruto berusaha membukanya namun tidak bisa, "
"Teman-teman... apa kalian ada di sana ?, buka pintunya cepat !" Naruto terus menggedor pintu dan sedikit berteriak.
.
.
"Dia tidak menjawab teleponnya" Neji memberitahukan kepada yang lain bahwa Naruto tidak menjawab panggilannya hingga tak lama kemudian terdengar gedoran pintu dan suara orang berteriak.
"Teman-teman... apa kalian ada di sana ?, buka pintunya cepat!".
"Itu dia..." Neji segera menyimpan ponselnya ke saku lalu membuka pintu yang tadi diganjal oleh Sasuke.
"Ternyata benar kalian di sini" Naruto berhasil masuk, tampak bajunya kusut ditambah ada beberapa noda darah di pakaian berwarna putih tersebut.
"Apa kau tidak terluka ?" Sakura menanyai si pirang dengan sudah tidak lagi menenangkan Hinata karena Naruto sudah ada.
"Aku tidak terluka, ini hanya noda darah dari para zombie itu saat tadi aku lawan".
Naruto lalu duduk bersila di lantai beton, tubuhnya saat ini cukup cape karena dari tadi terus berlarian di koridor serta harus melawan para zombie yang menghadang jalannya.
"Sebenarnya apa yang terjadi sampai-sampai bisa ada zombie ?, apa ada orang bodoh yang menciptakannya atau ini hanya wabah ?" si pirang bertanya lagi, namun sudah pasti mereka semua tidak ada yang tahu pasti jawabannya.
"Teman-teman... sepertinya kita harus segera pergi dari sini. Para makhluk aneh itu mulai berdatangan dari arah kota dan sepertinya jumlah mereka cukup banyak" Ino melihat banyaknya gerombolan zombie datang ke arah sekolah.
"Kita harus segera kabur dari sini, mari kita pergi ke parkiran belakang tempat banyak kendaraan di sana" Shikamaru masih melihat lapangan dan menghitung jarak menuju parkiran yang cukup jauh.
Mereka semua setuju namun sebelum itu jelas para remaja itu membutuhkan strategi bagaimana cara bisa sampai di sana dan melewati gerombolan zombie di perjalanan nanti.
"Baiklah semuanya aku punya rencana" Shikamaru pergi mendekati yang lain lalu duduk bersila di sana, Naruto dan kawan-kawan menghampiri Shikamaru untuk mendengarkan apa rencana dari pria berambut nanas itu.
Shikamaru segera menjabarkan rencananya namun sempat ada penolakan dari Neji dan Naruto karena justru itu akan lebih berbahaya namun saat si rambut nanas memberitahu alasannya Naruto dan Neji mulai bisa menerimanya, "ok jadi itu rencananya... firasatku mengatakan kalau ini akan menjadi perjalanan panjang apalagi ketika sudah pergi dari sekolah untuk menuju kota pasti kita harus punya senjata untuk bisa bertahan hidup dari makhluk-makhluk aneh itu".
"Jadi sudah diputuskan kalian para wanita akan bersama Sasuke pergi ke uks dan mengambil semua obat-obatan atau hal lain yang penting bagi luka serta berguna, lalu aku, Sai dan Neji akan pergi ke gudang tempat penyimpanan alat-alat olahraga siapa tahu di sana kita bisa menemukan stik baseball ataupun pedang klub Kendo lalu Naruto... karena larimu paling kencang diantara kami semua aku ingin kau pergi ke ruang guru ataupun tempat lain yang kemungkinan disana ada kunci kendaraan sebagai alat kita kabur".
"Baiklah ayo kita lakukan teman-teman..." Naruto membakar semangatnya sendiri.
Ketika para remaja itu membuka pintu atap yang tadi dikunci mereka dapat melihat beberapa zombie berada tak jauh dari posisi mereka, para pria langsung berlalu maju dan menerjang mereka sampai tersungkur supaya membuka jalan untuk para perempuan lewat.
.
.
Mereka semua berlarian di koridor lantai atas untuk segera menuju lantai bawah, ketika sudah turun Sasuke bersama para wanita segera pergi ke uks sementara tiga pria yaitu Shikamaru, Neji, dan Sai menuju ke gedung olahraga tempat gudang penyimpanan peralatan olahraga ada di sana.
Naruto yang sendirian dengan cepat pergi ke ruang guru untuk mencari kunci kendaraan yang bisa dipakai, dia membuka pintu lalu segera masuk ke dalam.
Dengan cepat dia mencari di semua meja guru serta membuka lemari untuk mencarinya, saat sedang sibuk mencari kunci dia mendengar ada suara derap langkah menuju ke ruang guru serta mulai menggedor-gedor pintu, merasa itu tidak mungkin perbuatan dari manusia Naruto segera bersembunyi dibawah meja dengan berbaring dan mengatur nafasnya serta tidak bergerak agar tidak menimbulkan suara.
Brak...
Pintu berhasil terbuka paksa, langkah kaki yang tadi Naruto dengar kini mulai lebih keras ditambah ada suara geraman yang mereka keluarkan, dari derap langkah yang Naruto dengar dia asumsikan bahwa makhluk yang menerobos masuk tadi lebih dari lima.
Peluh mulai membasahi tubuh si pirang terutama bagian wajahnya kini sudah sangat berkeringat karena tegang, Naruto mendengar derap langkah sepertinya menghampiri posisi dia berada langsung menutup mulut serta hidung dan menahan nafas supaya tidak bersuara bahkan dari posisinya sekarang dia bisa melihat ada sepasang kaki berada tepat di sampingnya.
Ketika kaki tersebut mulai menjauh dan para zombie juga pergi dari sana, Naruto melepaskan tangannya yang berada di mulut dan segera bernafas terengah-engah untuk mengisi paru-parunya yang selama beberapa saat tidak mendapatkan pasokan oksigen.
Dengan berhati-hati dia mengeluarkan kepalanya dan melihat-lihat apakah keadaan sudah aman atau belum, begitu kondisi memungkinkan bagi Naruto untuk keluar dia segera beranjak dari bawah kolong meja dan melanjutkan pencariannya setelah terhenti tadi.
.
.
Sementara itu Sasuke dengan para perempuan tanpa gangguan berarti bisa sampai di uks, mereka segera masuk dan mengambil beberapa barang yang sekiranya berguna. Ketika para perempuan mengumpulkan obat-obatan dan barang medis lainnya Sasuke berjaga di dekat pintu karena khawatir akan ada zombie yang datang ke arah sana.
Namun rupanya keberadaan mereka di uks tidak sepenuhnya aman karena Sasuke dapat melihat ada tiga sosok zombie yang berjalan di luar koridor uks, "semuanya sembunyi !" Sasuke berbicara agak berbisik namun masih bisa di dengar oleh ketiga wanita tersebut.
Mereka bertiga segera bersembunyi di dalam sebuah lemari sementara Sasuke duduk tepat di depan pintu sekaligus mengganjal pintu tersebut jika nanti berusaha di buka, rasa tegang menyelimuti keempat remaja itu apalagi lemari yang dimasuki oleh ketiga wanita tadi memiliki lubang-lubang kecil sehingga walaupun samar mereka bisa melihat tiga sosok zombie berjalan-jalan di koridor dengan kecepatan lambat dan teror makin terasa kala geraman-geraman berat keluar dari mulut zombie tersebut, tangan Sakura, Ino, dan Hinata saling tertaut satu sama lain dan mereka semua bisa merasakan keringat membasahi tangan mereka selain karena pengapnya lemari tapi juga dari perasaan tegang yang mereka rasakan.
Ketika langkah mereka menjauh dan suara geramannya mulai memelan Sasuke berdiri dari posisi duduknya tadi sekaligus mengintip dimanakah ketika sosok itu, dia melihat sosok zombie tadi berbelok di persimpangan depan sehingga dia memberikan kode bagi para wanita keluar karena keadaan sudah cukup aman.
"Apa kalian sudah selesai mengumpulkannya ?" Sasuke bertanya pelan.
"Sudah... kami sudah memasukkan obat-obatan serta beberapa botol alkohol dan alat pembalut luka" timpal Sakura diikuti oleh Hinata dan Ino yang mengangkat dua buah tas berukuran sedang.
"Baguslah, sekarang tujuan kita tinggal pergi ke parkiran belakang. Ayo !" Sasuke membuka pintu dengan perlahan sambil sekali lagi mengintip apakah keadaan di sana aman, saat dirasa keadaan cukup sepi dan ia tak mendengar langkah kaki ataupun geraman-geraman dari para zombie dia segera mengajak para gadis keluar dan pergi.
"Semoga kau bisa menemukan kunci mobil atau kendaraan dobe !" ucap Sasuke dalam hati dengan penuh harap
"Kuharap kau baik-baik saja, Naruto-kun" Hinata menyeka air mata yang sempat keluar barusan dan kembali fokus berlari bersama ketiga temannya.
.
.
Neji, Shikamaru, Sai terlihat sedang berlarian sambil dikejar oleh dua sosok zombie di belakang mereka, dengan sigap ketiga berbelok sehingga makhluk yang mengejarnya itu terkecoh dan membuat waktu bagi mereka bertiga untuk lolos dan bersembunyi serta masuk ke dalam gedung olahraga.
"Ayo cepat !" Neji menutup pintu gedung itu sambil memasang sebuah sapu yang tadi berada di samping pintu sehingga bisa membuat pintu tidak bisa dibuka dari luar.
Shikamaru dan yang lainnya mencari apa yang mereka butuhkan yaitu stik baseball dan pedang kayu klub kendo, namun sepertinya apa yang mereka cari itu tidak ada.
"Dimana mereka menyimpannya ?" Neji kembali mencari namun di luar sana tampak sekitar sepuluh zombie sedang berada di depan pintu dan memukulinya sehingga bunyi yang ketiga remaja itu dengar cukup keras, mungkin saat ini mereka bisa aman tapi tentunya batang sapu tidak mungkin bisa menahannya lebih lama lagi jika terus begini.
Saat keadaan makin genting dan membuat jantung berdetak lebih kencang, Sai menemukan satu kotak yang menyimpan peralatan baseball seperti sarung tangan dan pemukulnya.
"Aku menemukannya" dia dengan cepat mengambil tongkat itu dan memberikannya pada Neji serta Shikamaru untungnya kotak tadi berisi tiga buah stik baseball sehingga mereka bisa memegang masing-masing satu, "apa hanya ini Sai ?" Shikamaru menerima pemukul dari Sai.
"Hanya ada tiga saja, Shikamaru" Sai mencoba mencari yang lainnya namun nihil, ketika para remaja masih mencoba mencari tongkat baseball terdengar bunyi gedebam cukup kencang dari pintu. Rupanya sapu yang Neji gunakan untuk menghalangi pintu dibuka tidak kuat lagi menahan tekanan dari para zombie yang ternyata ada sebelas zombie, mayoritas zombie tersebut mengenakan pakaian seragam seperti apa yang dikenakan oleh Shikamaru dan kawan-kawannya.
"Dengarkan aku... kita tidak perlu membunuhnya karena itu akan membuang waktu dan tenaga jadi, cukup buat mereka jatuh atau minimal tidak bisa mengejar kita untuk sementara sehingga kita bisa melarikan diri dan pergi ke gedung sebelah siapa tahu alat-alat kendo ada di sana" Shikamaru memberikan arahannya pada Sai dan Neji.
Ketiga remaja itu mulai berjalan maju dan kemudian berlari yang secara bersamaan para zombie juga berlari ke arah mereka.
Dengan cepat Shikamaru langsung menghantamkan pemukulnya ke arah kepala satu zombie dan sukses membuatnya terjatuh tak bergerak dilanjutkan dengan serangan pada zombie lainnya, tak mau kalah dengan si rambut nanas tampak Neji dengan membabi buta memukul dada zombie lalu menghantam dengkul makhluk aneh tersebut sampai terdengar bunyi 'krak' tanda tulang zombie itu patah.
Sementara itu posisi Sai kurang menguntungkan karena dia saat ini menghadapi tiga buah zombie saat berhasil menumbangkan satu mereka segera mengerubungi Sai, Shikamaru yang sukses membuat tiga zombie tersungkur segera membantu Sai dengan menghantam bagian kepala belakang zombie tersebut dan muncratan darah keluar deras dari sana.
Tanpa diduga oleh mereka zombie yang tadi berjumlah sebelas kini tampak bertambah karena mendengar suara kencang daei arah gedung olahraga membuat para zombie mendatangi tempat tersebut, ketiganya tampak harus mundur dan agak terpojok apalagi sekitar tiga puluhan zombie berada di hadapan mereka.
"Ini buruk" Neji melangkah mundur bersama kedua temannya, para zombie berjalan perlahan mendekati mereka dengan mata berwarna putih, kulit pucat dan mulut yang mengeluarkan banyak air liur ditambah suara berat geraman mereka seolah mengintimidasi para rema tersebut.
Shikamaru mencoba memutar otaknya hingga sebuah ide terlintas di pikirannya, dia melihat ke arah kanan gedung olahraga tersebut yang merupakan sebuah tribun. "Sai, Neji... setelah hitungan ketiga ikut aku berlari ke arah tribun itu dan memutar supaya kita bisa mengecoh dan membuat mereka mengikuti kita sebelum akhirnya kita bisa keluar dari pintu".
Neji dan Sai hanya mengangguk saja apa yang dibilang oleh Shikamaru dan mereka tidak punya alasan untuk tidak mengikuti rencana dari si rambut nanas.
"Satu... Dua..." Shikamaru mulai menghitung namun ada satu makhluk yang menerjang dan langsung dihantam dengan keras oleh Shikamaru tepat di jidatnya.
"Tiga...!" mereka segera bergegas berlari ke arah kanan dan menaiki tangga tribun diikuti oleh zombie-zombie tadi, rupanya berlari ke arah tribun merupakan keputusan tepat karena tampak mayoritas zombie tersangkut dan tersungkur walaupun masih ada yang bisa mengejar para remaja tersebut.
Saat ketiganya berhasil mengecoh para zombie dan keluar lewat pintu tampak Shikamaru langsung menutup pintu tersebut dan menyangkutkan pemukul baseball miliknya di pegangan pintu sehingga seperti yang Neji lakukan tadi, tapi karena kali ini menggunakan pemukul baseball pastinya akan lebih sulit dihancurkan.
Mereka segera berlari ke sana sambil menghajar zombie yang menghalangi jalan mereka walaupun hanya Neji dan Sai yang melakukannya karena Shikamaru tidak punya senjata, ketika sampai ketiganya segera masuk kedam dojo tempat klub kendo dan belihat ada beberapa boken kayu yang tersedia di sana.
Shikamaru segera mengambilnya dan memasukkan boken-boken tersebut ke dalam tas untuk lebih mudah saat dibawa, tak lupa dia menyisakan satu untuk senjatanya.
Usai mendapatkan senjata baginya dan teman-teman yang lain ketiga remaja tersebut segera berlari menuju ke parkiran belakang sekolah dan lagi-lagi di jalan mereka banyak melawan para zombie yang berkeliaran.
.
.
Naruto yang dari tadi terus mengobrak abrik meja-meja guru kini sudah berhasil menemukan sebuah kunci yang entah kendaraan apa dia tak tahu, segera saja dia berlari keluar dan melewati beberapa lorong hingga ketika dia tengah berlari dirinya melihat Sasuke dan para wanita sedang berlarian di bawah.
Mengetahui hal tersebut Naruto segera memanggil nama remaja si rambut hitam sampai dia melihat ke arah Naruto ditengah larinya, "Sasuke !!!... terima kunci ini !" si pirang melempar kunci yang ia genggam ke bawah tepat berada di jalan yang akan Sasuke lewati.
Sasuke mengangguk dan segera mengambil kunci itu dan melanjutkan larimya ke arah parkiran, saat tiba diparkiran ia melihat Shikamaru dengan dua orang lainnya sedang berlari ke arah mereka sambil membawa tas hitam panjang yang berisi beberapa boken kayu.
"Yang mana kendaraannya ?" Sasuke melihat ke arah parkiran dimana ada beberapa kendaraan di sana, dia tidak tahu kunci mobil Naruto yang lemparkan itu milik mobil mana.
.
Naruto yang dari tadi berlarian di koridor atas kini sudah tiba di parkiran bergabung bersama yang lain, namun ketika dirinya melihat ke arah gedung tua sekilas dia dapat melihat ada seseorang di sana dan begitu sadar siapa orang tersebut Naruto membuatkan mata, "Sai pinjam pemukulnya!".
Sai menyerahkan pemukul tersebut pada si pirang yang langsung pergi meninggalkan para remaja yang tengah mencari mobil dari kunci yang Naruto serahkan.
"Kau mau kemana bodoh !?" Shikamaru yang melihat Naruto pergi begitu saja cukup kesal apalagi mereka bisa langsung pergi saat mobil sudah ditemukan.
"Aku mau menyelamatkan seseorang" Naruto berteriak sambil melanjutkan larinya.
"Sudahlah Shikamaru, yang paling penting sekarang kita harus menemukan mobilnya ditambah sepertinya ada beberapa zombie yang mengarah kemari" Neji berucap sambil mempererat pegangannya ke tongkat baseball.
Sasuke yang tadi memegang kunci kini menyerahkannya pada Sakura, "cari mobil yang memiliki lambang sama seperti kunci itu, aku dan yang lain akan melindungi kalian".
Sai dan Sasuke mengambil boken katu yang ada pada tas itu lalu bersiap menghadapi gerombolan zombie-zombie yang bergerak menuju mereka.
.
.
Ketika Naruto sudah pergi meninggalkan parkiran dan menuju gedung tua ia beberapa kali harus berurusan dengan zombie-zombie tersebut, untungnya dia Cuma perlu menghadapi mereka satu lawan satu bukan gerombolan sehingga tak menjadi masalah besar.
Setelah berhasil melewati beberapa hadangan kini dia tinggal datang ke gedung tua itu dan mengajak siapun orang di sana nanti untuk pergi, tapi ada satu zombie lagi yang menghalangi pintu sehingga dengan tanpa ampun Naruto menghantam kepalanya dari arah belakang, cipratan darah mengenai baju dan sedikit bagian wajah Naruto.
Remaja pirang itu segera membuka pintu dan melangkahkan kakinya ke dalam, "apa ada seseorang di sini ?" tanyanya sedikit berteriak supaya bisa di dengar oleh siapapun itu.
Saat kakinya makin melangkah kedalam Naruto dapat mendengar ada suara gedebuk dari arah lantai dua, dengan cepat si pirang segera ke sana dan mengetuk pintu di samping sebelah kiri.
"Siapa yang ada di dalam ?, Rias apa itu kau ?, ini aku... Naruto" si pirang mengetuk pintu sampai kemudia terdengar suara kunci dibuka.
Naruto yang tak dalam keadaan siap siaga ditubruk oleh seorang gadis berambut merah panjang yang segera memeluknya erat dengan tubuh yang bergetar, secara tak sadar Naruto balik memeluk gadis tersebut dan menciumi pucuk kepalanya beberapa kali, "syukurlah kau selamat".
"Naru... Akeno, Akeno... dia tidak selamat" Rias menangis sesenggukan di pelukan si pirang, Naruto mempererat pelukannya dan mengusap punggung dari wanita berambut merah panjang tersebut.
"Sudahi nangisnya ok... kita harus pergi dulu dari tempat ini. Yang lain sudah menunggu" Naruto menyeka air mata Rias lalu mengajak wanita tersebut untuk pergi.
Namun saat tepat di depan pintu disana ada beberapa zombie yang masuk, melihat hal tersebut Rias nampak panik dan memegangi Naruto erat.
"Rias, pergi ke arah jendela dan buka. Aku akan menahan mereka sebentar" kedua remaja tersebut melangkah mundur ke arah jendela.
Saat Rias mencoba membuka jendela dia sedikit membuat suara sehingga para zombie mendengarnya dan bergerak cepat menuju mereka, Naruto memukul mundur mereka tapi tetap saja ada yang bangkit lagi dan mencoba menyerang si pirang.
Usai sedikit berusaha Rias bisa membuka jendela tersebut dan segera pergi ke luar, Naruto yang mengetahui menyerang para zombie sehingga membuatnya mundur sebelum akhirnya dengan sigap dia meloncat lewat jendela tersebut keluar.
"Ayo kita pergi !" Naruto mengajak Rias berlari sambil memegangi tangannya.
Mereka segera berlari meninggalkan gedung tersebut dan menujubke tempat dimana yang lainnya berada.
.
.
Keempat remaja pria tadi kini sedang menghadapi zombie yang menyerang mereka sembari menunggu para gadis menemukan mobil yang kuncinya ada di tangan mereka.
Setelah mencari dan mencoba mencocokkan kunci mobil kini mereka menemukan kendaraan yang dimaksud, ternyata kunci itu cocok dengan mobil Van berwarna hitam.
"Sasuke... aku menemukan mobilnya" teriak Sakura pada Sasuke yang kini selesai menghabisi para zombie.
"Sai, kemudikan mobilnya!" Sasuke memerintahkan Sai yang sesegera mungkin menuju belakang kemudi.
Sementara para wanita sedang masuk ke dalam mobil Sasuke masih berdiri di luar menunggu kedatangan Naruto.
Ketika semuanya sudah masuk dan mobil dinyalakan ia masih berdiri di sana, mata hitamnya melihat ada dua orang remaja pria dan wanita sedang berlari namun dibelakang mereka tampak puluhan zombie bergerak cepat mengikuti dua orang tersebut.
"Sasuke, ayo cepat masuk !" Sakura membuka kaca jendela dan melambaikan tangan agar si pria segera masuk ke dalam mobil.
"NARUTOOOOOO !... CEPATLAH !" Uchiha muda itu berteriak sekuat tenaga lalu masuk ke dalam mobil namun pintunya tidak ia tutup.
"Sai jalankan mobilnya sekarang !" Sakura bersuara lantang.
"Ta-tapi bagaimana dengan Naruto-kun ?" Hinata mempertanyakan ucapan dari Sakura barusan.
"Tidak ada waktu lagi Hinata... jika kita tidak segera pergi maka yang ada kita akan mati" Sakura membalas sengit pertanyaan dari gadis berambut indigo tersebut.
"Sai jalankan mobilnya, tapi perlahan saja" kini Shikamaru yang berbicara.
Sai mengangguk lalu menginjak pedal gas sehingga mobil mulai bergerak maju.
.
.
"Apa mereka sudah gila ?" Naruto ditengah larinya melihat mobil mulai berjalan, "Ayo Rias, kita lebih cepat".
Si pirang mempercepat laju dari larinya sampai ketika mobil itu berbelok Naruto dan Rias tetap berlari maju sebagai cara memotong jalan, mereka harus cepat mengejar mobil tersebut karena zombie-zombie yang mengejar mereka makin banyak.
Ketika jarak Naruto dan Rias makin dekat ke mobil tampak Sasuke berdiri di pintu yang terbuka dengan sambil berpegangan dia mengulurkan sebelah tangan supaya bisa digapai oleh Naruto maupun Rias.
Naruto menarik Rias supaya gadis itu lebih dulu menggapai tangan Sasuke dan menaiki mobil, walaupun agak kesusahan namun Sai sedikit memperlambat laju mobil sehingga ada kesempatan bagi Rias menggapai tangan Sasuke. Pria Uchiha tersebut menarik tangan si gadis merah sehingga bisa naik ke dalam mobil.
Saat giliran Naruto untuk naik nampak di depan sana sudah ada beberapa zombie yang menghadang, "semuanya pegangan !" Sai memerintahkan mereka yang ada di dalam mobil dan tak lama berselang pria berkulit pucat itu menabrak para zombie yang menghalangi dan sedikit menciptakan guncangan di mobil.
"Sasuke... aku punya rencana. Bagaimana kalau kau minta dia kemudikan mobil ke arah jalan kecil di kiri, nanti aku akan mencegatmu di sana. Zombie-zombie itu cukup banyak di depan" Naruto berbicara lantang sambil terus berlari kencang.
"Akan kucatat janjimu itu dobe !. Jangan mati sialan !" Sasuke yang tadi berada di pintu mobil kini sudah masuk ke dalam dan meminta Sai menjalankan mobil ke arah yang Naruto minta.
Rias dan Hinata sempat ingin bertanya dan protes kenapa Naruto tidak diajak masuk namun setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Sasuke pada Sai mereka mengerti.
.
.
Naruto kini berlari ke arah lain yang berbeda dari mobil teman-temannya, walaupun mereka berpisah namun para zombie sepertinya masih ada yang mengerjakannya walaupun lebih banyak yang mengejar mobil.
Dengan kecepatan dan kelincahan tubuh yang menakjubkan Naruto sangat cekatan dalam melewati berbagai rintangan seperti pagar dan tangga sampai saat dia memasuki wilayah tanah dan pepohonan yang terletak di pinggiran sekolah langkah kakinya kian cepat apalagi harus meliuk-liuk melewati pepohonan.
Saat sudah melihat cahaya di depan Naruto segera berbelok dan berlari di pinggiran tebing yang mungkin sekitar lima meter tingginya dari aspal, dan tak lama dari arah belakang dia mendengar suara deruan mobil, "ayo cepat lompat bodoh !" Sasuke mengeluarkan kepalanya dan melihat si pirang yang berlarian.
Teman-temannya yang lain melihat si pirang namun pemandangan di belakangnya itu membuat ngeri dengan banyaknya zombie mengejar, "Sas di depan belok kiri !" teriak Naruto pada Sasuke.
"Sai di persimpangan depan belok ke kiri" Sasuke segera menyampaikan pesan si pirang.
Mobil berjalan makin cepat sementara Naruto masih berlari dengan kecepatan maksimalnya sampai dia melihat ujung dari tebing tersebut ia mencoba mempercepat kakinya sampai ketika mobil berbelok Naruto segera melompat dari tebing tersebut.
Sasuke yang melihat bagaimana si pirang meloncat dan terbang di udara hanya bisa terkesima, dari ketinggian kurang lebih tiga meter karena posisi tebing yang menurun membuat Naruto berani meloncat.
Ditengah dirinya yang melayang di udara si pirang mencoba bersiap untuk benturan keras sampai akhirnya dia bisa mendarat di atas atap mobil Van tersebut, suara gedebum yang dihasilkan cukup keras dan Naruto juga harus menahan rasa sakitnya.
"Sasuke suruh Naruto berpegangan erat... di depan banyak zombie dan di belakang juga banyak yang mengejar kita, aku akan menaikkan kecepatan" Sai menginjak pedal gas lebih dalam.
"Pegangan yang erat dobe !" mendengar perintah Sasuke, Naruto berpegangan sangat erat sambil dengan posisinya yang telungkup di atas mobil.
Walaupun kondisi tubuhnya yang beberapa bagian terasa sakit namun Naruto tetap memaksakan memegang erat apapun yang bisa ia gapai dengan tangannya, dia merasakan mobil bergerak cukup cepat dan ada beberapa kali guncangan karena Sai yang menabrakkan mobilnya ke arah para zombie.
.
.
.
TBC
