Name: The Birth of Human Faction

Author: FCI. Arcana-paisen

Genre: Romance and Adventure

Rating: M

Pair: Naruto Uzumaki x Arturia Pendragon, Shirou Emiya x Rin Tohsaka, Kurama Otsutsuki x Yasaka x Tamamo, Erza Belserion x Jellal Fernandez, Natsu Dragneel x Lucy Heartfillia x Ultear Milkovich, Gray Fullbuster x Juvia Lockser.

AN: Buat pembaca The Birth of Human Faction yang terhormat. Mohon maaf kalau fic ini akan saya remake. Kenapa? Apa karena stuck di The Rise of Human Faction? Bisa dibilang gitu tapi pas ane baca, jujur ada banyak scene yang mengganjal. Kaya di fic ini si Eileen gabung sama Alvarez karena dia di cuci otaknya sama si August, padahal di fic one-shot yang ane buat, dia ngelakuin itu karena kebencian dia sama Ishgar yang udah ngerebut orang-orang tersayang di dalam hidupnya.

Chapter 6: Red Haired Knight and the Theft of the Holy Sword

Ajuka terlihat terkejut saat mendengar titah itu sedangkan Diadora terlihat panik dan mulai mengutuk Metatron dalam hatinya. Kemudian Ajuka mengeluarkan hawa kekuatannya yang bisa dibilang besar, tapi Sirzech yang melihat itu hanya membalas dengan mengeluarkan hawa kekuatan yang sama-sama besar dan membuat banyak orang disana terutama Diadora menahan diri untuk tidak pingsan karena besarnya tekanan kekuatan dua orang Yondai Maou itu.

"Bisa kau jelaskan kenapa kau ingin menghukum mati adikku seperti ini, Sirzech?"

Mendengar itu Sirzech, mengambil foto yang dia berikan dan dia lemparkan dengan keras ke tanah "Karena adikmu itu sudah kelewatan batas, Ajuka! Aku diam saja setiap adikmu itu mendapatkan peerage baru yang entah kenapa aku juga mendengar kabar dari Michael kalau beberapa suster gereja di Vatikan. Dan kau tahu, Ajuka... Semua orang yang menjadi anggota peerage adikmu itu memiliki penampilan dan rupa yang sama dengan data dari Michael tentang para biarawati yang hilang di Vatikan."

"Lalu kenapa kau baru mengungkapnya sekarang?"

"Karena kemarin aku mendapatkan bukti konkrit dari perbuatan adikmu itu Ajuka." Balas Sirzech dengan tenang yang kemudian mengambil foto pemberian Naruto ke tanah karena kekesalannya yang telah memuncak dan lalu dia berikan pada Ajuka "Bagaimana Ajuka... Apa pemuda itu mengingatkanmu pada seseorang?"

Wajah Ajuka pun mengeluarkan banyak ekspresi. Ekspresi kecewa, kemarahan dan kesedihan atas apa yang dilihatnya saat ini "Siapa korbannya kali ini, Sirzech?"

Mendengar nada dingin dari sahabatnya itu, dia pun menjawab "Asia Uzumaki Pendragon. Dia adalah anak dari salah satu Exorcist terbaik Vatikan, Arturia Pendragon. Dia juga merupakan sosok cucu dari Joker milik Michael, Dulio Guesaldo."

Ajuka pun hanya bisa menatap lirih sang saudara kandung. Sebagai saudara kandung, dia ingin sekali membantunya. Tapi saudara kandungnya itu telah membuatnya dan seluruh keluarga Astaroth malu dengan masalah fatal yang dia buat, dan jika tidak diatasi maka bisa-bisa mereka akan berperang kembali dengan fraksi malaikat.

"Lakukan sesukamu Sirzech. Dia bukan saudaraku lagi saat ini."

Melihat kakaknya masuk ke dalam rumahnya, Diadora pun berkata "Tolong bantu aku, onii-sama!"

Tapi Ajuka tidak merespon dan langsung masuk ke rumahnya dan menutup pintu dengan keras. Melihat itu Sirzech langsung menyuruh Pawn-nya yang bernama Beowulf untuk membunuh Diadora tapi ada orang yang tiba-tiba saja menyerangnya dan langsung kabur dengan Diadora.

"Sialan! Dia berhasil kabur. Beowulf! Enku! Okita! Bilang pada semua orang kalau Diadora Astaroth sudah menjadi buronan kelas 1 bangsa iblis. Bilang juga pada mereka, bunuh dia di tempat jika ada yang berhasil menemukannya."

"Baik, Sirzech-sama..."

Setelah semua bawahannya pergi, Sirzech pun menelpon nomer Naruto yang dia dapatkan dari Kurama "Maaf, Naruto-san. Jadi begini—"

.

.

-Line Break-

.

.

Di suatu tempat, terlihatlah Diadora dan sosok bertudung yang menyelamatkannya.

"Sepertinya kau sedang dalam masalah besar, bocah." Ucap orang bertudung itu. Diadora yang mendengar itu langsung menatapnya dengan tajam "Kalau begitu bergabunglah dengan kami, nak."

"Untuk apa aku bergabung dengan kalian?"

Mendengar jawaban ketus Diadora, sosok itu pun membalas dengan tenang "Memangnya kau bisa apa sendirian, bocah. Kau sudah menjadi buronan saat ini dan kakakmu juga tidak akan membantumu. Lebih baik kau bergabung dan mengabdi padaku. Aku pastikan kalau kau akan mendapatkan gadis bernama Asia itu dan kemudian aku akan memenggal kepala 4 Yondai Maou itu dan bisa menguasai Underworld."

"Baiklah, aku akan bergabung denganmu." Balas Diadora yang berkata "Tapi bisa kau tunjukkan siapa dirimu sebenarnya? Aku agak risih bekerja sama dengan sosok yang tidak aku ketahui."

Sosok itu pun membuka tudungnya dan saat Diadora melihat wujud penyelamatnya itu, dia pun terkejut dan berkata "Kau—"

.

.

-Time Skip-

.

.

Setelah berbulan bulan lamanya keluarga Uzumaki-Pendragon pindah ke Jepang karena pengusiran Asia dan gagalnya Sirzech Lucifer menghukum mati, Diadora... Bisa dilihat kalau Mordred yang terlihat sedang terburu-buru berjalan ke sekolah barunya karena dia takut telat pada hari pertamanya di sekolah baru-nya, Mildian Academy. Dia tidak sendiri. Dia juga bersama dengan sang kakak, Asia Uzumaki Pendragon yang masih tidak bisa berbicara dan hanya menggunakan tanda isyarat untuk berkomunikasi dengan keluarganya.

.

.

Buaaakkk

.

.

"Ittai!"

Mordred terlihat terjatuh ke tanah karena bertabrakan dengan seorang gadis cantik berambut merah. Asia pun membantu sang adik kembar berdiri, sedangkan sang gadis berambut merah terlihat panik karena kue strawberry favoritnya terjatuh ke tanah dan membuatnya tidak bisa memakannya lagi.

"Arrrrrgggghhhhh! Kue-ku!" Teriak gadis itu yang telah menangis tersedu-sedu karena nasib naas kue favoritnya itu. Kemudian dia menatap Mordred dengan tajam dan berkata "Hei, kau! Kau harus ganti rugi."

"Ganti rugi, kenapa?"

"Kue-ku hancur karena kau berlari dengan cepat ke arahku saat aku sedang memakan kue-ku. Cepat tanggung jawab." Balas gadis itu yang telah menggoyang-goyangkan tubuh Mordred secara tidak manusiawi.

Kemudian Mordred yang tidak terima pun berteriak dengan kesal "Enak saja, aku yang harus ganti. Salahmu sendiri yang makan sambil jalan. Harusnya aku yang minta ganti rugi. Bokongku sakit karena menabrakmu nih."

"Persetan dengan bokongmu. Kue strawberry milikku itu lebih berharga daripada bokongmu itu, kuning."

Saat gadis berambut merah itu mengejeknya, Mordred tidak mau kalah "Kau panggil aku apa tadi, tomat?"

"Hah! Siapa yang kau panggil tomat, kuning!"

Mereka berdua sudah siap untuk berkelahi tapi tangan Mordred telah ditarik oleh Asia yang langsung menjauhkannya dari gadis itu.

Mordred terlihat tidak terima dengan hasil akhir yang diterimanya, membuat dia berkata pada sang kakak "Kenapa kau menjauhkanku dari dia sih, kak? Biarkan aku memberikan tinjunya kepadanya karena mengejek kita berdua karena kita adalah gadis berambut pirang."

Bukannya bersimpati pada adiknya, Asia malah menatap tajam Mordred. Membuatnya meneguk ludah "Baiklah. Bimbing jalannya, kakak."

'Damn. Kakak memang tidak bisa berbicara saat ini, tapi dia masih sama mengerikannya seperti dulu.'

Di tempat gadis berambut merah itu, dia masih menangis tersedu-sedu karena nasib naas kue strawberry miliknya itu. Setelah itu muncul sosok berambut biru pendek yang menghampirinya "Bisa tidak kau tidak lebay, Rosie? Nanti kan kau bisa minta dibuatkan yang baru oleh bibi Mira saat jam istirahat tiba nanti."

Sosok berambut merah itu terlihat ketika sang kakak memanggilnya Rosie, padahal nama aslinya itu adalah Rosemary "Kau tidak akan mengerti perasaanku, kakak."

"Terserah kau sajalah, Rosie. Aku capek meladeni-mu."

"Jangan panggil aku itu! Namaku adalah Rosemary, kakak bodoh!" Teriak Rosemary yang terlihat kesal pada kakaknya yang bernama Siegrain itu, tapi sang kakak cuek bebek saja dan malah melanjutkan perjalanannya tanpa memperdulikan amarah dari sang adik.

.

.

-Line Break-

.

.

Asia dan Mordred pun masuk dan membuat banyak mata menatap mereka apalagi saat mereka melihat kemiripan mereka berdua dan yang membedakannya hanyalah warna mata dan gaya rambut saja.

Saat mereka menaruh tas mereka di bangku kosong di belakang. Guru mereka seorang wanita cantik berambut pirang panjang dan berwarna mata coklat pun berkata "Ah, jadi kalian murid baru yang dimaksud kepala sekolah ya? Bisa kalian perkenalkan diri kalian berdua."

Mordred kemudian maju ke depan dan berkata "Perkenalkan. Namaku Mordred Uzumaki-Pendragon. Aku hobi bermain kendo dan juga makanan favoritku adalah ramen. Salam kenal..."

"Apa kau tidak ingin mengenalkan dirimu, nona—"

"Namanya adalah Asia Uzumaki-Pendragon. Dia adalah kakak kembarku, sensei." Potong Mordred yang melihat sang kakak hanya menunduk ke bawah "Dia itu bisu."

Semua orang pun terkejut akan hal itu dan bersimpatik pada Asia. Guru mereka pun berkata "Maaf, Mordred-san. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti perasaan kakakmu."

"Tidak apa-apa, sensei." Balas Mordred yang kemudian melanjutkan "Boleh aku duduk ke tempatku kembali kalau begitu, sensei?"

"Tentu saja, Mordred-san."

Saat Mordred akan kembali duduk ke tempatnya, datanglah sosok gadis berambut merah yang ternyata adalah Rosemary. Dia terlihat terengah-engah seperti seorang yang keletihan.

"Terlambat lagi, Rosemary-chan."

Mendengar ucapan dingin sang guru, Rosemary pun meneguk ludah dan berkata "Maaf, Lucy-sensei. Aku tidak akan mengulanginya lagi."

Wanita bernama Lucy Heartfillia atau yang sekarang dikenal sebagai Lucy Dragneel hanya bisa menghela nafas saat mendengar perkataan anak dari mantan rekannya itu "Kalau begitu duduklah, Rosemary-chan. Karena pelajaranku akan segera dimulai."

Rosemary pun duduk di bangkunya dan saat melihat ke belakang, dia pun kesal saat melihat sosok Mordred yang terlihat sedang duduk di bangku tepat di belakangnya dan Asia berada di sebelahnya.

"Kau! Mau apa kau kesini, kuning?"

Mordred yang mendengar itu pun mendengus dan berkata dengan ketus "Tentu saja sekolah. Memangnya aku mau apa lagi disini, tomat?"

Mendengar perkataan Mordred, membuat Rosemary menahan diri untuk mengeluarkan sihir Requip yang dia warisi dari sang ibu.

.

.

-Time Skip-

.

.

Bel istirahat pun berbunyi... Asia dan Mordred yang masih awam dengan sekolah baru mereka langsung memutuskan untuk melihat-melihat infrastruktur sekolah baru mereka ini. Mulai dari kantin, ruang komputer, lapangan untuk berolahraga. Kemudian mereka melihat suatu ruangan yang mereka belum masuki dan mereka pun memasuki ruangan itu dan melihat Rosemary terlihat sedang berlatih dengan pedang kayu. Dan harus Mordred dan Asia akui bahwa teknik berpedang Rosemary cukuplah bagus.

"Kau hebat juga tomat..."

"Kau!" Teriak Rosemary yang kesal saat melihat Mordred "Tidak bisakah aku tidak melihatmu sebentar saja."

"Bagaimana kalau kita latihan tanding." Ucap Mordred. Asia yang mendengar itu langsung memberikan isyarat pada Mordred untuk berhenti berbuat yang tidak-tidak, tapi sang adik tidak meresponnya "Jadi bagaimana?"

"Kalau kau memang benar-benar ingin dikalahkan. Aku akan dengan senang hati akan membantumu, kuning." Ucap Rosemary yang langsung melancarkan serangan pertamanya tapi berhasil ditahan oleh Mordred.

.

.

Serangan kedua

.

.

Block

.

.

Serangan ketiga

.

.

Block

.

.

Begitulah seterusnya... Satu persatu serangan Rosemary berhasil diblock dengan mudah oleh Mordred. Dan hal itu membuatnya frustasi "Apa kau tidak bisa melakukan hal lain selain menahan seranganku, kuning?"

"Oh, jadi kau ingin aku serius. Dengan senang hati..."

Setelah itu Mordred pun bergerak dengan cepat dan melancarkan serangannya. Serangan pertama sampai ketiga, Rosemary masih bisa menahannya. Tapi serangan keempat dan seterusnya, dia sudah tidak bisa menahannya karena kecepatan Mordred semakin bertambah dengan pesat 'Guh. Apa dia benar-benar manusia? Kecepatannya tidaklah normal. Dia hampir sama cepatnya dengan ayah. Aku harus menggunakan itu."

Asia dan Mordred pun terkejut saat sebuah sinar putih mengelilingi tubuh Rosemary dan setelah sinar itu menghilang, bisa dilihat kalau tubuh Rosemary telah menggunakan sebuah armor.

"Jadi itu kemampuan Sacred Gear milikmu, tomat." Ucap Mordred yang mengeluarkan sebuah pedang yang juga merupakan perwujudan Sacred Gear-nya yaitu Clarent "Mari kita gabungkan kekuatan kita berdua, Clarent."

Asia yang mendengar itu tidak tinggal diam. Dia langsung mengeluarkan rantai chakra yang dia warisi dari neneknya dan menahan pergerakan Rosemary dan Mordred. Dia kemudian membuat tulisan di smartphone miliknya yang bertuliskan "Mordred! Kau idiot! Kau ingin menghancurkan ruangan ini dengan Clarent?"

Tulisan itu ditambah tatapan maut sang kakak, langsung membuat Mordred merinding ketakutan "Tapi kan dia yang menggunakan kemampuan Sacred Gear-nya terlebih dahulu."

Asia yang mendengar itu langsung mengganti tulisannya "Tidak ada tapi-tapian. Kau hilangkan Sacred Gear-mu itu, atau jangan harap kau bisa menyantap makanan kesukaan kita selama seminggu."

Melihat tulisan itu, Mordred langsung panik dan menghilangkan Clarent sambil menggerutu kalau kakaknya itu kejam tapi Asia terlihat masa bodo dengan gerutuan adik kembarnya itu.

Setelah melepaskan lilitan rantai chakra pada adik kembarnya, Asia kemudian juga melepaskan lilitan rantai chakranya pada Rosemary dan bisa dilihat Siegrain memasuki ruangan itu dan menatap tajam adiknya "Bisa tidak sekali saja kau tidak membuat masalah Rosie?"

"Dia yang mengajakku bertarung. Kenapa kau jadi menyalahkanku sih, kakak?"

"Apa perlu menggunakan Requip?"

"..."

"Pergilah kalian semua. Jangan sampai kepala sekolah tahu akan apa yang terjadi disini." Ucap Siegrain. Kemudian seorang pemuda berambut dark blue memasuki ruangan itu dan Siegrain pun berkata "Hei, Iggy. Bisa kau gunakan kekuatan Arc of Time milikmu untuk memperbaiki tempat ini."

Pemuda bernama asli Igneel itu langsung berkata "Tentu saja, Sieg."

Dan dampak kerusakan yang dilakukan Mordred dan Rosemary pun dihilangkan oleh Igneel. Lebih tepatnya dia mengembalikan waktu tempat itu sebelum tempat itu dihancurkan oleh latihan tanding Rosemary dan Mordred.

"Jadi bagaimana menurutmu tentang mereka berdua, Iggy? Kau satu kelas dengan mereka kan?"

"Aku tidak tahu banyak tentang mereka, Siggy. Tapi harus aku akui kalau gadis bernama Mordred itu lebih kuat dari Rosie."

"Aku setuju." Balas Siegrain yang kemudian melanjutkan "Dia juga sama cepatnya dengan ayahku jika dia tidak menggunakan Meteor. Tapi bagaimana dengan kakaknya, gadis bernama Asia itu?"

"Dia itu misterius. Aku tahu dari adiknya kalau dia itu bisu, tapi aku bisa merasakan kalau dia lebih kuat dari adiknya. Apalagi rantai tadi bisa menahan Rosie dan adiknya yang sedang mengeluarkan Sacred Gear-nya."

.

.

-Line Break-

.

.

Craaassh

.

.

Naruto memasukkan pedangnya yang telah berlumuran darah setelah dia membunuh sosok Exorcist yang dikirimkan Metatron untuk menghabisi keluarganya yang merupakan pewaris asli dari Excalibur. Darahnya mendidih karena sudah teramat kesal dengan perbuatan sosok Metatron ini 'Benar-benar keterlaluan! Dia sudah membuat putriku terusir dari Vatikan, tapi dia masih saja berusaha untuk menghilangkan eksistensi keluargaku karena Arturia dan putra-putri kami merupakan pewaris asli dari Excalibur.'

"Mati kau, Naruto Uzumaki!"

.

.

Craaassh

.

.

"Kalau mau membunuh orang jangan berisik, bodoh." Desis Naruto yang sudah melepaskan kepala Exorcist terakhir dari Vatikan yang dikirimkan oleh Metatron dari lehernya. Setelah itu, dia menggunakan kemampuan yang diberikan Son Goku dan membakar tumpukan mayat Exorcist yang dia bunuh sampai mereka berubah menjadi serpihan abu.

"Kau tidak apa-apa, Naruto-kun?"

Mendengar pertanyaan Arturia, Naruto pun menjawab "Aku tidak apa-apa, Arturia. Bagaimana dengan bagianmu? Dan apa Menma dan Morgan tidak kenapa-napa?"

"Morgan dan Menma tidak apa-apa." Balas Arturia yang kemudian melanjutkan "Dan soal bagianku... Kau tidak perlu khawatir, Naruto-kun. Mereka semua bukanlah tandinganku."

"Baguslah kalau begitu." Balas Naruto yang kemudian berkata "Kalau begitu ayo kita jemput Menma dan Morgan dan bawa mereka segera ke rumah."

.

.

-Line Break-

.

.

Metatron yang melihat kegagalan beberapa anak buahnya terlihat kesal dan langsung menggebrak meja di kantornya dengan kesal.

'Dasar idiot. Melawan dua orang saja tidak becus.'

"Kenapa? Rencanamu gagal lagi, Metatron?"

Dia pun dibuat kesal oleh Michael yang datang dengan senyum mengejek "Mau apa kau kesini, Michael?"

"Aku hanya sedang mengecek keadaanmu saja, Voice of God." Balas Michael yang kemudian suaranya tiba-tiba saja menjadi dingin dan langsung menggebrak meja Metatron dengan keras "Kau memang orang kepercayaan Ayah-ku dulu, Metatron. Tapi jangan coba-coba menguji kesabaranku lagi! Aku memang diam saja saat kau mengusir Asia karena saat itu mayoritas umat kita berada dalam pihakmu. Tapi kalau kau masih mencoba untuk membunuh Arturia dan keluarganya, aku tidak akan tinggal diam.*

"Hati-hati Michael. Sekali lagi, kau akan jatuh dan menyusul saudaramu itu." Ucap Metatron yang melihat sayap Michael sudah berkedap-kedip tanda bahwa jika dia masih meneruskan amarahnya pada sosok biadab di depannya ini, sayapnya akan berubah menjadi hitam dan lalu dia akan menyusul Azazel dan mantan rekan-rekannya yang telah jatuh.

"Seharusnya kau yang jatuh, Metatron. Aku tidak tahu kenapa surga masih mengganggap dirimu layak menjadi seorang malaikat melihat sifat tidak bermoralmu itu."

"Beraninya kau—"

"Hati-hati Metatron. Sekali lagi kau akan jatuh menyusul Kokabiel." Ucap Michael yang mencoba menyulut emosi Metatron dan hal itu berhasil.

Setelah itu, Michael pun pergi dan kemudian dia terlihat mengacak-ngacak isi ruangannya "Dasar bocah keparat itu. Beraninya dia berkata seperti itu padaku. Padaku yang merupakan juru bicara Tuhan. Dasar Pak Tua sialan. Bisa-bisanya dia memberikan tahta surga pada 4 bocah bau kencur itu. Kau lihat saja Michael. Aku akan membalas perbuatanmu ini dan lalu menendangmu, Gabriel, Raphael dan Uriel jatuh ke bawah sana."

.

.

-Time Skip-

.

.

Setelah bel pulang berbunyi, Asia dan Mordred pun langsung pergi dari sekolah mereka dan pergi ke restoran yang dikelola oleh ibunya. Dan disana mereka berdua bertemu dengan kedua orang tuanya dan kedua adik kecilnya di tempat istirahat yang dikhususkan untuk mereka.

"Papa, mama, Menma, Morgan. Kenapa kalian bisa berada disini?" Tanya Mordred yang mulai duduk disebelah sang ibu dan hal itu juga diikuti oleh sang kakak. Mereka semua terdiam dan Mordred pun berkata "Mereka mengirimkan seseorang untuk membunuh kita lagi, iya kan?"

"Mordred, tenanglah sedikit."

"Bagaimana aku bisa tenang, mama." Balas Mordred yang menahan marah, meskipun banyak kustomer di luar masih bisa merasakan killing intent yang besar dari Mordred "Malaikat jahanam itu sudah membuat kakak terusir dari sana. Tapi dia masih saja mencoba mengincar kita. Sebenarnya apa salah kita pada dia?"

"Karena ibumu dan kalian adalah pewaris asli dari Excalibur, Mo-chan."

Mendengar suara seseorang yang ternyata adalah sosok Shirou Emiya, sahabat dari kedua orang tua mereka dan juga sosok paman bagi dia dan saudara-saudarinya. Dia dan istrinya yang bernama Tohsaka Rin juga merupakan Ex-Exorcist yang dipecat oleh Metatron karena mereka menolak untuk memburu Arturia. Walaupun pemecatan mereka berdua tidak didukung dan diketahui oleh keempat Seraph, tapi karena statusnya... Dia pun menggunakan hak-nya untuk melakukan itu dan keempat Seraph tidak bisa melakukan apapun selain menerima keputusan juru bicara Tuhan itu.

"Lalu? Aku, kakak atau ibu tidak ada keinginan apapun untuk mengambil Excalibur dari gereja." Balas Mordred yang melanjutkan "Lalu kenapa dia masih memburu kami?"

"Karena dia itu paranoid." Balas suara lain yang ternyata adalah Rin "Aku tahu kau, Asia-chan atau ibumu tidak ada keinginan sama sekali untuk merebut Excalibur dari pihak gereja. Tapi Metatron berfikiran selama kalian para keturunan Pendragon masih bernafas atau masih ada di dunia ini, bahaya pihak gereja kehilangan aset mereka masih ada."

"Dan Michael-sama diam akan hal ini?"

Mendengar kata-kata Mordred, Arturia pun menatap tajam putrinya "Jangan bicara seperti itu Mo-chan. Michael-sama dan para Seraph yang lain memang pemimpin tertinggi dari fraksi malaikat. Tapi Metatron masih mempunyai kuasa sendiri yang bisa membuatnya melakukan apapun sesukanya. Seperti memecat paman dan bibimu karena mereka menolak memburu kita semua, padahal tindakan dia tidak disetujui dan diterima keempat anggota Seraph."

"Maaf..."

"Tidak masalah Mo-chan. Kau tidak tahu lagipula."

Kemudian Shirou melihat Asia dan berkata "Bagaimana kabarmu, Asia-chan?"

Asia hanya menggangguk dan menunjukkan tulisan di smartphone miliknya "Aku baik-baik saja paman. Jadi dimana Sakura?"

"Dia sedang bersama dengan kakakku yang bernama Illya." Balas Shirou saat membaca tulisan Asia "Mungkin dia akan kembali minggu depan."

"Kalau begitu bagaimana kalau aku minta kokiku untuk membuatkan sesuatu untuk kita semua."

Mendengar ucapan Arturia, Shirou pun berkata "Itu ide yang bagus Arturia. Rin memang lupa memasak di rumah tadi, jadi aku masih lapar."

"Kau bilang apa tadi, Shirou-kun?"

"Tidak. Aku tidak bicara apa-apa Rin. Hahahaha." Balas Shirou saat melihat tatapan mengerikan yang diberikan sang istri 'Fiuuh, akhirnya aku selamat dari amukannya...'

.

.

-Line Break-

.

.

"Penyusup! Tangkap dia!"

Di bawah kegelapan malam, terlihatlah seorang pemuda yang membawa sebuah pedang di tangan kirinya dan dihadang oleh beberapa Exorcist yang mencoba menghentikan gerak-gerik pemuda itu, tapi pemuda itu cukup tangguh dan menghabisi semua penghadangnya dengan pedang di tangan kanan-nya.

"Jadi itu adalah kau, Arthur?"

"Michael-sama..."

Michael kemudian menatap Arthur yang dikelilingi beberapa Exorcist yang sudah kehilangan nyawanya dengan pedang Excalibur Ruler ditangan kiri-nya "Apa yang mau kau lakukan dengan pedang itu, Arthur?"

"Kalian semua sudah tidak pantas untuk memegang pedang ini." Balas Arthur yang kemudian melanjutkan "Bukan hanya membuat Excalibur yang asli pecah menjadi 7 bagian, tapi kalian juga mengusir keponakanku dan mencoba membunuh kakakku dan keempat keponakanku."

Michael terdiam dan hanya menatap tanah di bawah, tapi Arthur belum selesai "Aku tahu kau dan para Seraph lain tidak terlibat, Michael-sama. Tapi aku tidak percaya pada kalian jika kalian masih membiarkan dia bertindak seenaknya."

"Aku sudah berusaha semampuku Arthur."

"Ya, aku tahu itu." Balas Arthur dengan dingin "Tapi usahamu tidak cukup Michael-sama."

Arthur kemudian menggunakan pedang Caliburn miliknya dan merobek lubang dimensi untuk pergi dari sana. Anehnya Michael hanya diam saja dan membiarkan Arthur pergi.

"Aku rasa sudah saatnya untuk kita mengembalikan pedang itu pada pemiliknya yang seharusnya. Bukan begitu, Dulio."

"Aku setuju." Balas Dulio yang datang dari dalam kegelapan di belakang Michael "Setelah pengusiran Asia-chan oleh Metatron. Sudah saatnya memang keluarga Pendragon mulai memegang Excalibur lagi."

-To Be Continued-

Unlimited Blade Works:

Sepertinya lama. Dan Asia memang tinggal disana, tapi dia gak masuk ke Kuoh Academy. Dia masuk ke akademi yang dibuat Mavis kayak di versi awal. Soal Sharingan, kayaknya enggak. Soalnya itu bukan mata murni dia sendiri. Tapi mata Obito yang dikasih Kurama saat mata dia dibuat buta sama Great Red.

Limitscompany23:

Makanya itu. Kesel gua ngeliatnya.

Likiya Jin:

Enggak sih. Cuma Naruto dan keluarganya seluruh anggota fraksi manusia bakalan kerja sama dengan ketiga fraksi buat ngelawan *spoiler here*

Tamu:

Tenang saja. Dia akan menerima akibat perbuatannya nanti.