Name: Devil Shinobi of the Phenex Family
Author: The World Arcana
Genre: Romance, Friendship
Rating: M
Disclaimer: Naruto, Highschool DxD, Fate series dan Akame ga Kill bukanlah milik saya. Yang saya miliki hanyalah cerita fic ini saja. Naruto milik Masashi Kishimoto, Highschool DxD adalah milik Ichiei Ishibumi, Fate milik Nasuverse, Akame ga Kill adalah milik Takahiro dan Tetsuya Tashiro.
Pair: Raiser Phenex x Uzumaki Akane(OC), Vali Lucifer x Lucina Lucifuge(OC), Uzumaki Naruto x Grayfia Lucifuge, Uzumaki Naruto x Akame(Past), Otsutsuki Kurama x Tamamo no Mae, etc.
Chapter 3: Reunion
Pikiran Akane serasa blank saat mendengar perkataan ayahnya. Dia cukup tahu kalau dia itu adalah anak satu-satunya dari ayahnya dan mendiang ibunya. Tapi kenapa ayahnya bilang kalau dia mempunyai seorang kakak. Itulah yang dipikirkannya saat ini.
Setelah itu, kedua mata Akane membulat sempurna dan dia pun berkata pada ayahnya dengan tatapan yang sudah menajam "Jangan bilang kalau kau berselingkuh dari kaa-chan saat kaa-chan mengandung-ku, tou-chan?"
Mendengar ayahnya hanya diam seribu bahasa. Akane pun mulai merasa emosi dan membuatnya berteriak "Jawab aku, tou-chan!!!"
"Tenanglah sedikit putriku. Aku akan menjelaskan semuanya."
Akane terlihat terkejut saat mendengar cerita dari ayahnya. Dia tidak menyangka kalau ayahnya adalah old relic di masa lampau dan lalu dia bertemu ibunya di era selanjutnya setelah zamannya, Era Shinobi telah berakhir. Lalu setelah ibunya menjadi es karena duel-nya dengan wanita bernama Esdeath, ayahnya memutuskan mengembara dan pada akhirnya berhasil mencari seseorang yang bisa membebaskan ibunya tapi ayahnya harus terlibat masalah yang terjadi di sana, Underworld Civil War .
"Aku bertemu dengan dia yang saat itu masih berada di pihak musuh. Sosok yang aku cintai sama seperti ibumu dan juga sekaligus sosok ibu dari kakakmu yang bernama Lucina Lucifuge."
"Tunggu, tou-chan..." Balas Akane yang teringat sesuatu.
"Ada apa putriku?"
"Err, apa sosok Lucina kakakku dan Lucina yang dimaksud Raiser-kun adalah orang yang sama?"
"Mereka memang adalah dua orang yang sama."
"Lanjutkan, tou-chan."
"Aku dan ibu dari kakakmu, Grayfia Lucifuge dekat dengan relatif cepat dan aku mulai merasakan perasaan yang sama kepada dia, sama seperti ibumu Akame-chan. Dan puncaknya adalah kami melakukan itu dan kau tahu hasilnya."
"Kakak. Lucina-nee..."
"Tepat." Balas Naruto dan kemudian dia melanjutkan "Tapi aku amat brengsek saat itu. Saat aku tahu kalau salah satu rekanku dalam Civil War berhasil membebaskan ibumu dari kurungan es Esdeath, aku bukannya membawa Grayfia juga yang sedang mengandung kakakmu dan menikahinya bersamaan dengan ibumu... Aku malah meninggalkannya. Membuatnya merawat kakakmu sendirian. Itu adalah kesalahan terbesar seumur hidupku, putriku."
"Tapi kenapa kau tidak pernah menengok nee-san, tou-chan?"
"Aku sering mengecek keadaannya, meskipun hanya menggunakan bunshin. Aku tidak bisa menengok dia lebih dekat karena aku tahu Grayfia sangat membenciku. Bahkan kalau aku muncul di hadapannya pun, aku tidak akan kaget kalau dia akan mencoba untuk membunuhku di tempat." Balas Naruto, membuat Akane bergidik ngeri saat mengetahui kebencian ibu dari kakaknya itu pada ayahnya "Kalau begitu tidurlah putriku. Besok aku akan mengajakmu menemui dia."
"Eh... Kau mengajak aku ke Underworld . Memangnya bisa ya tou-chan?"
"Kakakmu itu sudah menjadi High Class Devil seperti Raiser-kun. Jadi sekarang dia sudah tinggal disini demi mencari anggota peerage-nya."
"Kalau begitu tunggu apa lagi tou-chan. Kau sudah tahu dimana dia tinggal kan? Ayo kita pergi kesana kalau begitu." Balas Akane yang sudah tidak sabaran untuk menemui sosok kakaknya, Lucina "Aku tidak sabar untuk menemui Lucina-nee."
Tapi Naruto hanya menyentil dahi putrinya seperti yang sering dilakukan Sasuke dan berkata "Tidak, Akane-chan. Aku akan mempertemukanmu dengan dia setelah kau pulang dari sekolah. Sekarang tidurlah..."
"Baik, tou-chan." Balas Akane yang mematikan lampu kamarnya dan mulai menutupi badannya dengan selimut "Selamat malam, tou-chan."
"Selamat malam juga dan mimpilah yang indah, putriku yang manis." Balas Naruto yang mengecup kening putrinya. Dia pun keluar dari kamar Akane dan melihat Raiser yang bersender di sebelah pintu kamar Akane sambil menaruh kedua tangannya di belakang kepalanya "Kau belum tidur?"
"Aku tidak bisa tidur." Balas Raiser singkat. Melihat Naruto mulai menjauh darinya, Raiser pun berkata "Apakah aku boleh ikut denganmu dan Akane untuk menemui Lucina, Naruto-san? Aku agak rindu dengan sosok Lucina."
"Baiklah." Balas Naruto dan kemudian dia melanjutkan sambil berjalan ke kamar dia dan mendiang Akame "Pastikan kerjaanmu selesai setelah jam sekolah putriku selesai. Kalau tidak, aku akan meninggalkanmu."
"Akan aku usahakan."
Di sisi lain, Lucina yang tinggal di Kuoh harus dibuat menghela nafas frustasi karena harus menghadapi masalah yang cukup banyak saat dia sampai di dunia manusia. Pertama-tama, adik dari sosok yang dia anggap paman sangat membencinya karena dia tahu kalau dirinya adalah sahabat dari Raiser dan dia mengira kalau Lucina tidak pernah membantunya supaya Raiser membatalkan pertunangannya.
'Jangan salahkan aku, Rias. Aku sudah berusaha membantumu. Toh Raiser juga melakukan ini karena kita bangsa iblis memang jarang menghasilkan keturunan Pure Breed akhir-akhir ini. Bukan karena tubuhmu yang suka kau umbar sana-sini itu.'
Kedua, Pawn Rias yang bernama Hyoudou Issei selalu saja menatapnya dengan tatapan yang membuatku jijik. Seolah dirinya hanyalah objek untuk memuaskan nafsu-nya saja.
'Kau bilang Pawn milikmu itu lebih baik dari Raiser-kun, Rias. Tapi yang aku lihat adalah dia malah lebih buruk daripada Raiser-kun. Setidaknya dia tidak pernah menatapku seperti itu dan masih respect atas statusku sebagai seorang wanita.'
"Kau tidak apa-apa, Lucina?"
"Ah, aku tidak apa-apa Vali-kun." Balas Lucina pada sosok bernama Vali ini. Sosok pemuda tampan berwarna rambut perak terang dengan gaya jabrik dan mata berwarna hazel. Dia saat ini terlihat sedang mengenakan baju V-Neck berwarna hijau gelap dengan jaket kulit hitam berkerah tinggi di atas-nya. Dia juga memakai jeans berwarna merah jambu dengan rantai perak terkulai di atasnya dan celana kulit hitam dengan tiga pita melingkari betis kanannya, dan sepatu hitam dengan gesper berwarna hitam.
"Kau tahu kalau kau bisa mengatakan apapun padaku kan, Lucina. Ingat, aku ini Queen -mu."
Memang benar kalau pria bernama Vali ini adalah Queen dari Lucina. Vali Lucifer, cucu dari Rizevim Livan Lucifer ini ditemukan oleh Sirzech Lucifer dan ibu dari Lucina, Grayfia Lucifuge setelah dia membuka kekuatan Sacred Gear miliknya yang bernama [Divine Dividing] untuk pertama kalinya dan membunuh ayahnya yang menyiksa ibunya tepat di depan matanya sendiri. Setelah hari itu, dia pun menjadi bodyguard dari Lucina karena Grayfia takut dan cemas kalau terjadi sesuatu pada putrinya yang merupakan Half - Blood Devil akan dilukai oleh banyak orang yang tidak menyukai Lucina karena statusnya yang bukan seorang iblis berdarah murni. Vali menerimanya dan semakin lama hubungan dia dan Lucina semakin dekat. Bahkan dia menerima kalau dia menjadi Queen dari peerage Lucina yang baru saja menerima Evil Pieces miliknya. Tapi ada yang Lucina tidak sadari... Dia tidak menyadari kalau Queen -nya itu mencintainya, tapi dia tidak berani mengatakannya karena takut kalau itu akan menghancurkan persahabatannya dengan Lucina dan dia masih ingin berfokus untuk membunuh kakeknya yang bernama Rizevim yang telah mempengaruhi ayahnya dan membuatnya menyakiti dia dan ibunya.
"Aaaahhhh!!!"
Teriak Lucina secara tiba-tiba, tapi kemudian dia menatap tajam Vali dan berkata "Berhenti memegang bokongku seenaknya, Vali-kun!!!"
"Jangan asal tuduh..." Balas Vali dengan nada bosan meskipun wajahnya sedikit memerah karena ketahuan King -nya "Kau tidak lihat aku memegang remote TV dari tadi."
'Perasaan kau baru saja memegangnya Vali-kun.' Batin Lucina sweatdrop saat melihat sifat Queen -nya itu "Hmm, Vali-kun..."
"Ada apa, Lucina?"
"Apa Ruval-ojii telah memberi kabar tentang Raiser-kun?" Tanya Lucina
"Dia belum memberi tahuku apapun tentang keberadaan Raiser." Jawab Vali dengan tenang meskipun ada rasa sedikit cemburu saat Lucina menanyakan keadaan Raiser. Dia tahu kalau Lucina itu sahabat dari Raiser dan juga dia berteman baik dengannya, tapi apa dia salah kalau merasa cemburu kalau gadis yang dia cintai menanyakan keberadaan orang lain dan itu adalah seorang pria seperti Raiser.
"Aku mengerti, Vali-kun. E-EPP!!!"
Lagi-lagi tangan Vali berulah lagi dan memegang bokong Lucina dan meremasnya, membuat wajahnya merah padam karena malu dan juga kesal.
"Bukannya aku sudah aku bilang padamu tadi jangan memegang bokongku seenaknya, eh Vali-kun."
"Err, Lu-Lucina... Bi-Bisa kita bicarakan ini baik-baik sebagai warna negara yang baik."
Vali panik saat melihat kemarahan King -nya dan mencoba membujuknya supaya amarahnya reda tapi saat melihat tangan King -nya sudah diselimuti es. Vali bertambah panik dan mencoba menjauh dari King -nya.
"Membekulah, Vali Lucifer!!!"
"Uaaaagggghhh..."
Dan tubuh sang Hakuryuukou terkuat sepanjang masa akhirnya dibekukan oleh Lucina. Naga yang bersemayam dalam Sacred Gear Vali dan baru saja bangun dari tidurnya hanya bisa mendengus saat melihat apa yang terjadi pada partnernya dan kembali pada acara tidurnya.
[Dasar idiot...]
-Keesokan harinya-
"Cepatlah sedikit, Raiser-kun. Aku ingin segera bertemu dengan Lucina-nee." Ucap Akane pada Raiser yang sedang melakukan closing pada toko buku milik Naruto. Naruto yang mendengar ini hanya tersenyum saat melihat antusiasme dari putri keduanya tersebut.
"Sabar Akane. Aku juga tidak sabar untuk bertemu dengan kakakmu." Balas Raiser yang sudah mengunci semua pintu dan railing door toko buku milik Naruto "Ayo kita pergi, Naruto-san."
"Baiklah. Tapi sebelum itu aku ingin menemui seseorang dulu bersama kalian."
"Kemana?"
"Kalian juga akan tahu sendiri nanti."
Naruto kemudian pergi ke suatu tempat yang asing bagi Akane tapi bisa dilihat kalau ekspresi wajah Raiser telah memucat. Kenapa? Karena Raiser mengetahui kalau tempat yang Naruto datangi adalah markas Grigori , pusatnya tempat dimana para malaikat jatuh disana. Setelah itu ada orang yang menghampiri mereka bertiga dan Raiser tahu kalau dia adalah Azazel, gubernur dari fraksi malaikat jatuh. Membuatnya bertambah panik.
"Ah, lama tidak melihatmu Naruto. Aku senang melihatmu dalam keadaan baik-baik saja." Ucap Azazel memeluk salah satu sahabatnya itu
"Aku juga senang melihatmu dalam keadaan baik-baik saja Azazel." Balas Naruto yang turut membalas pelukan Azazel dan kemudian melepaskannya.
"Jadi ada urusan apa kau menemuiku?"
"Aku ingin mengambil pedang milik mendiang istriku yang aku titipkan padamu." Ucap Naruto, menjawab pertanyaan Azazel. Tidak seperti kebanyakan Teigu milik semua anggota Night Raid yang dihancurkannya setelah kematian mereka karena dianggapnya berbahaya. Teigu milik Akame yang bernama Murasame , dipegang olehnya bertahun-tahun setelah kematian Akame sebelum dia memberikannya pada Azazel yang berniat menghilang-kan racun yang berada di pedang terkutuk itu sebelum dirinya memberikannya pada Akane.
"Ah baiklah. Aku akan mengambilnya sebentar. Tunggulah sebentar, Naruto." Ucap Azazel yang pergi ke dalam lab-nya dan dia kembali dengan katana bergagang merah dan sarung berwarna merah "Aku harus akui kalau menghapus racun dalam pedang mendiang istrimu itu benar-benar sulit dan cukup lama, Naruto. Aku tidak tahu darimana mendiang istrimu itu mendapatkan pedang berbahaya seperti ini. Bahkan sekali goresan saja, kelinci percobaanku langsung tewas terkena racun pedang mendiang istrimu itu."
Melihat putrinya melihat Murasame yang ada di pegangannya dengan tatapan takjub sekaligus penasaran akan kekuatan katana milik ibunya itu, membuat Naruto menghampirinya dan menyodorkan Murasame di depan wajahnya "Ambillah..."
"E-Ehhhh..."
"Akane-chan, pedang ini adalah milik mendiang ibumu dan kau juga sudah belajar Kenjutsu sejak lama dariku. Aku pikir ini sudah waktunya aku memberikan ini kepadamu."
"Apa tidak apa-apa?"
"Tentu saja tidak apa-apa, sayang. Kau ini putriku dan Akame-chan. Yang berhak memegang Murasame dan menggunakannya adalah kau, putriku." Balas Naruto dan Akane mengambil Murasame dari tangan ayahnya.
"Arigatou tou-chan."
"Sama-sama, putriku."
Naruto langsung memeluk putrinya dan tiba-tiba saja ada suara tidak asing masuk ke lubang telinga-nya.
'Terima kasih telah memberikan Murasame pada putri kita, Naruto-kun.'
Naruto yang mendengar itu cukup terkejut saat mengetahui kalau suara itu adalah suara dari mendiang istrinya. Kemudian dia tersenyum tipis dan membalas 'Apapun untuk putri kita, Akame-chan.'
"Kau tidak apa-apa, Naruto-san? Kau terlihat melamun."
"Aku tidak apa-apa, Raiser-kun." Balas Naruto dan kemudian dia menatap Azazel dan berkata "Kalau begitu aku pamit dulu Azazel. Aku akan menemui putri sulungku."
"Souka."
Azazel adalah salah satu dari beberapa orang yang mengetahui tentang Naruto yang mempunyai putri selain Akane. Putrinya yang dia miliki bersama dengan The Strongest Queen , Grayfia Lucifuge.
Saat melihat Raiser yang juga ikut pergi bersama Naruto dan Akane, dia pun menghentikan pergerakan Naruto, Raiser dan Akane "Tunggu sebentar, Naruto."
"Ada apa, Azazel?"
"Pemuda yang ikut bersamamu dan putrimu— Dia iblis kan?"
Raiser terlihat terkejut saat Azazel mengetahui identitasnya sebagai iblis dan mulai mempersiapkan kuda-kudanya untuk bertarung kalau diharuskan untuk bertarung, meskipun sosok di hadapannya adalah gubernur malaikat jatuh sekalipun.
"Tenang saja. Aku tidak akan melakukan apapun kepadamu."
"Huh..."
"Aku ingin melakukan suatu, sebuah rencana. Dimana aku akan membuat fraksi kami, fraksi malaikat dan fraksi iblis berdamai dan membuat suatu aliansi." Ucap Azazel dan kemudian dia melanjutkan "Tapi ada masalah dengan rencanaku itu"
"Jangan bilang kalau Kokabiel menentang rencanamu itu Azazel?"
"Begitulah..." Balas Azazel yang menjawab pertanyaan Naruto dan kemudian dia melanjutkan "Dia membawa beberapa anak buahnya dan tidak pernah terlihat di Grigori sejak saat itu. Aku cemas dia akan melakukan hal yang buruk bahkan bisa membuat rencanaku hancur sebelum itu terjadi. Jadi kumohon Naruto, bantulah aku. Hentikan dia apapun yang terjadi. Bunuhlah dia kalau itu diperlukan Naruto."
"Hah, merepotkan. Tapi baiklah, aku akan mengurusnya kalau kau mau." Balas Naruto dan kemudian dia melanjutkan "Tapi ini aku lakukan hanya karena kau adalah salah satu sahabatku dan karena jasamu yang telah membuat Murasame menjadi pedang yang aman bagi putriku. Aku tidak peduli dengan perdamaian atau semacamnya. Itu bukan urusanku lagi sekarang. Itu adalah keputusan dua insan generasi baru seperti kedua putriku dan Raiser-kun. Mereka ingin mewujudkan perdamaian atau menghancurkannya. Yang terpenting bagiku adalah kedua putriku dan orang-orang yang kusayangi bisa hidup dengan tenang."
'Tou-chan...'
Azazel saat ini menatap Naruto dengan tatapan sulit diartikan. Saat dia melihat Naruto untuk pertama kali. Dia melihat sosok yang mempunyai impian sepertinya yaitu perdamaian. Tapi semenjak kematian istrinya dan setelah dia tahu Grayfia mempunyai anak darinya, Naruto berubah menjadi dirinya yang sekarang. Dia sebenarnya agak menyesalinya tapi selama tidak ada yang mengusik Naruto dan keluarganya, dia cukup yakin kalau Naruto tidak akan melakukan apapun untuk menghancurkan dunia dan perdamaian yang akan dia bangun. Jadi dia tidak ada masalah akan hal itu.
'Aku harap tidak ada yang mengusik Naruto dan keluarganya. Aku tidak tahu kenapa tapi aku yakin dia mempunyai kekuatan untuk menghancurkan dunia ini atau mengubahnya kalau dia mau.'
Di kediaman Lucina dan Vali, terlihat Lucina menatap Vali dengan tatapan sebal dan Vali yang melihatnya terlihat risih saat King -nya menatapnya seperti itu.
"Bisa kau berhenti menatapku seperti itu, Lucina?"
"Aku akan berhenti melakukannya kalau kau bisa semenit saja menahan diri untuk tidak memegang bokongku seperti itu setiap waktu." Balas Lucina yang kemudian melanjutkan "Kau membuatku malu saat kita pergi ke supermarket barusan, kau tahu. Kalau kau melakukan itu saat kita cuma berdua saja, mungkin aku tidak akan marah kepadamu sampai seperti ini Vali-kun. Tapi kita dilihat oleh banyak orang, aku malu Vali-kun!!! Kau tahu kau melakukan seperti apa yang dilakukan rivalmu itu Vali-kun. Bedanya, dia masih ada rasa takut dan cuma bisa melihat dadaku saja tidak sepertimu."
"Maaf..."
Hanya itu yang bisa dikatakan Vali. Dia tidak ada niatan untuk mempermalukan orang yang dia cintai, tidak sama sekali. Tapi entah kenapa selalu ada dorongan kepadanya untuk memegang atau meremas bokong milik Lucina. Dia tahu kalau dia terlihat kurang ajar tapi dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dia sempat berfikir kalau ini adalah ulah Albion tapi Albion bilang itu bukan karena ulahnya
[Itu karena obsesimu Vali.]
'A-Apa?'
[Rival kita mempunyai obsesi pada dada dan kau mempunyai obsesi terhadap pantat.]
'Mana mungkin aku punya obsesi seaneh itu?'
[Sekarang jawab aku Vali.] Ucap Albion pada partnernya itu [Setiap kau melihat bokong milik King -mu itu apa kau merasakan perasaan tertarik dan dorongan untuk melakukan sesuatu pada bokong King -mu itu?]
'Aku ti— Ya kau benar Albion .'
Vali mencoba menyangkal perkataan partnernya tapi mau tidak mau dia harus menyadari kalau yang dikatakan Albion memang ada benarnya. Setiap dia melihat bokong Lucina entah kenapa dia merasa terdorong untuk memegang atau meremasnya apalagi kalau Lucina sudah berteriak dengan nada erotis, entah kenapa dirinya serasa terangsang karena hal itu.
"Maaf Lucina. Aku tidak akan melakukannya lagi."
Melihat raut wajah bersalah dari Queen -nya itu, Lucina hanya bisa menghela nafas dan berkata "Aku sebenarnya tidak marah padamu Vali-kun. Aku juga tidak tahu kau mempunyai fetish tentang bokong atau apa? Tapi aku ingin melihat situasi sebelum kau melakukan itu, Vali-kun. Kau harus lihat apakah kita sedang sendirian atau tidak. Lagipula kau ini kalau melakukan itu seenaknya saja. Kalau mau melakukan hal seperti itu, izin terlebih dahulu."
"Kau yakin akan mengizinkanku melakukan itu kalau aku menginginkannya, King -ku yang cantik dan manis?" Tanya Vali yang mendekati Lucina secara perlahan-lahan.
Lucina terlihat gelagapan dengan wajah memerah karena kesalahannya dalam bicara "Err— Mungkin..."
Tok
Tok
Tok
"Sepertinya ada tamu, Vali-kun. Kalau begitu, aku buka pintunya dulu ya." Ucap Lucina yang tiba-tiba saja menjauhi Vali dan langsung menuju ke pintu rumahnya dan membukanya.
Dia cukup terkejut saat melihat sosok Raiser dan sosok gadis berambut hitam panjang yang entah kenapa saat melihatnya membuat hatinya terasa hangat seolah dia dan gadis itu sudah kenal sejak lama. Tapi yang membuatnya sangat terkejut adalah sosok pria yang berada di antara mereka berdua. Dia memang tidak pernah bertemu dengannya tapi dia tahu siapa orang itu. Pria yang selalu ada di foto lama ibunya, sosok pria yang dirangkul manja oleh ibunya di dalam kumpulan album yang berisi foto-foto lama ibunya.
"Halo Lucina-chan, perkenalkan kalau aku adalah—"
Buaaaakkkk
"Gaaaaakkkhhh"
Sosok Raiser dan gadis itu terkejut saat melihat Lucina menghajar perut dari pria yang berada di hadapannya dengan cukup keras sampai-sampai pria itu memuntahkan darah segar ke lantai apartemen tempat dia tinggal bersama Vali.
Gadis itu mencoba menolong sosok pria itu tapi Raiser menahannya "Hentikan, Akane. Biarkan mereka mengurus sendiri masalah mereka berdua."
"Aku rasa aku pantas mendapatkan ini." Balas sosok pria itu dan dia pun berkata "Kau kuat. Sama seperti ibumu, putriku."
Lucina yang mendengar itu langsung memukul-mukul dada sosok pria itu dan menangis "Ke-Kenapa? Ke-Kenapa kau baru memutuskan untuk mengunjungiku otou-sama!!!"
"Maafkan ayahmu yang brengsek dan pengecut ini, Lucina-chan." Balas Naruto yang sudah memeluk putrinya yang menangis terisak di pelukannya "Aku selalu saja mengawasimu dari kejauhan. Tapi aku tidak bisa mendekatimu dan memelukmu saat itu juga karena kebencian ibumu kepadaku. Aku tidak mau kau terpaksa untuk memilihku atau ibumu, putriku."
"O-Otou-sama..."
Setelah itu Naruto melepaskan pelukannya pada Lucina dan dia melihat Akane yang terlihat gugup saat melihat Lucina "Ayo perkenalkan dirimu, Akane-chan."
"Err— Perkenalkan, namaku Uzumaki Akane. Aku adalah—"
Greeppp
"Salam kenal juga Akane-chan. Kau bisa memanggilku Lucina-nee atau onee-chan jika kau mau, imouto."
Akane menangis di dalam pelukan Lucina yang sudah memeluknya dan dia pun membalas pelukan kakaknya itu. Raiser pun tersenyum saat melihat interaksi kedua kakak beradik itu tapi dia tidak menyadari kalau Lucina telah melepaskan pelukannya pada adiknya dan menghampirinya
Plaaaaakkk
Raiser terlihat menatap tajam Lucina akan hal ini tapi kemudian dia menghela nafas dan berkata "Aku rasa aku juga pantas mendapatkannya."
"Tentu saja, tuan. Sudah berminggu-minggu kau menghilang dari rumahmu dan tidak mengabariku sama.sekali." Balas Lucina dengan nada jengkel dan kemudian dia melanjutkan "Aku pikir kalau aku ini sahabatmu, Raiser? Atau aku salah tentang itu?"
"Tentu saja tidak, baka. Kau adalah sahabatku yang sangat berharga." Ucap Raiser yang tangannya mulai memegang dua pundak sahabatnya meskipun entah kenapa Akane menatapnya dengan tatapan cemburu "Hanya saja aku tidak mau menambah masalahmu. Masalahmu sudah cukup besar karena tuan putri manja itu. Aku tidak ingin menambah masalahmu lagi."
"Kau ini..."
"Lama tidak berjumpa, Raiser."
Mendengar suara Vali, Raiser menaikkan alisnya bingung karena entah kenapa meskipun dia berteman baik dengannya sama seperti Lucina. Raiser selalu merasa ada hal yang membuat Vali membencinya dan itu membuatnya berniat mencari tahu apa yang membuat Vali tidak menyukai-nya "Lama tidak bertemu denganmu juga, Vali."
"Siapa kau?" Tanya Naruto yang menajamkan pandangannya pada sosok Vali dan hal itu membuatnya berkeringat dingin.
'Sial!!! A-Ada apa ini? Ditatap olehnya saja seolah aku sedang bertarung dan dipermainkan oleh Great Red .'
[Hati-Hati padanya Vali. Dia adalah sosok yang berbahaya.]
"A-Apa?'
[Dia adalah veteran yang pernah bertarung dalam Great War .]
'Kau serius?'
[Aku serius Vali. Dia memang tidak muncul secara langsung dalam perang tersebut. Tapi dialah yang mengajarkan segel kepada Tuhan yang kemudian dia pakai untuk menyegelku, Ddraig , dan Trihexa .] Balas Albion dan kemudian dia melanjutkan [Ah... Intinya jangan macam-macam pada putrinya saat dia masih ada Vali. Atau dia bisa memaksaku mencari partner baru lagi.]
Dan hal itu membuat Vali meneguk ludah karena perkataan Albion . Membuat Naruto semakin memicingkan tatapannya pada Vali "Aku tanya padamu sekali lagi, anak muda. Kau siapa? Apa kau pacar putriku?"
'Aaaahh, Lucina!!! Bisa kau tolong aku disini!!!' Batin Vali yang sudah merasa ketakutan karena pandangan Naruto yang sudah semakin menajam.
"Otou-sama, dia itu Queen -ku. Namanya Vali Lucifer. Kumohon jangan membuatnya takut seperti itu." Ucap Lucina yang coba menyelematkan Vali dari amarah ayahnya.
"Ah, baiklah." Balas Naruto dan kemudian dia melanjutkan "Tapi harus aku akui kalau Queen -mu ini agak mirip dengan pemuda kurang ajar yang suka memegang bokongmu seenaknya, putriku."
'Aku tamat jika dia tahu kalau pemuda yang dia maksud adalah aku.' Batin Vali yang wajahnya sudah memucat meskipun Naruto tidak menyadarinya tapi bisa dilihat kalau Raiser sedang menahan tawa karena hal itu, membuat Vali menatapnya dengan tajam.
Lucina yang mendengar itu hanya tertawa kikuk karena perkataan ayahnya "Mana mungkin okaa-sama akan mengizinkan orang yang brengsek seperti itu untuk jadi anggota peerageku, otou-sama."
"Benar juga sih. Tidak mungkin Grayfia mengizinkan orang seperti itu menjadi anggota peerage putri kecil kami."
Lucina hanya cemberut saat Naruto memanggilnya putri kecil. Naruto yang melihat itu langsung menatap Lucina dan Vali "Kalau begitu siapkan semua barang benda kalian."
"Untuk apa otou-sama?"
"Mulai sekarang, kau dan Queen -mu itu akan tinggal bersama kami."
"Tapi—"
"Jangan khawatir. Aku akan mengabari Sirzech nanti tapi aku akan minta dia untuk merahasiakannya dari ibumu. Rikudou tahu apa yang akan ibumu lakukan kalau dia tahu kau tinggal denganku, Lucina-chan." Potong Naruto, membuat yang lain kebingungan tentang siapakah sosok Rikudou yang disebut oleh Naruto. Bahkan Albion tidak tahu siapakah sosok yang disebut Naruto ini meskipun dia sudah hidup sejak masa Great War berlangsung "Memangnya kau tidak mau tinggal bersamaku dan adikmu?"
"Tentu saja aku mau."
Setelah itu mereka membereskan barang-barang milik Lucina dan Vali. Tapi karena terlalu banyak, Naruto pun terpaksa menggunakan kemampuannya sebagai Master Fuinjutsu seperti Minato yang merupakan ayahnya dan kakek dari Lucina dan Akane serta Jiraiya yang merupakan master-nya dan juga sosok ayah angkat-nya. Membuat Lucina kagum saat melihat kemampuan ayahnya. Saat dia menanyakan apakah dia bisa melakukan hal yang Naruto lakukan, Naruto pun bilang kalau dia bisa melakukannya karena dia mempunyai kemampuan chakra seperti dirinya, Raiser dan juga adiknya. Dia juga berkata kalau dia harus berlatih dengan giat sebelum dia bisa menggunakannya seperti yang Naruto lakukan.
Naruto memang tidak peduli akan perdamaian lagi. Mau perdamaian abadi akan terjadi atau dunia akan hancur, dia tidak akan peduli lagi karena itu bukanlah urusannya lagi. Tapi Naruto melihat bahwa Raiser, Lucina, Akane dan Vali mempunyai kemampuan dan potensi untuk mewujudkannya. Karena hal itulah, dia memutuskan untuk melatih mereka sampai saat itu tiba. Hari di mana mereka berempat akan memutuskan kalau mereka akan menyelamatkan dunia ini atau menghancurkannya. Karena hanya itu yang bisa dia lakukan untuk mereka berempat.
'Raiser, iblis yang memiliki kemampuan regenerasi klan Phenex dan juga chakra yang lumayan besar meskipun tidak sebesar aku, Akane dan Lucina. Lucina dan Akane, kedua putriku yang mempunyai kapasitas chakra yang besar karena mereka mewarisi darah Uzumaki dariku dan juga kemampuan bertarung dari ibu mereka. Vali, sang Hakuryuukou yang mewarisi darah keluarga Maou Lucifer terdahulu. Menarik, menarik... Kita akan lihat apa yang akan mereka lakukan di waktu yang akan datang nanti. Menyelamatkan dunia ini atau menghancurkannya.'
-To Be Continued-
AN: Hallo semuanya... I'm done with this shit. Setelah mengalami Writer Block selama berbulan-bulan, akhirnya ane up juga ini fic. Maaf kalau chapter ini agak trash karena kalian gak suka sifat Vali dan Naruto yang agak OOC apalagi sifat Naruto yang "I dont care with peace" attitude. Tapi tetap saja ane butuh asupan review biar fic ini tetap hidup. Jadi, I count on you about that alright?
-The World Arcana-
Chapter 4 preview:
"Aku menantangmu, Hyoudou Issei!!!"
"Jangan bodoh. Tidak mungkin aku melakukan ini untuk mengambil kembali gadis yang dengan mudahnya mencoba memberikan keperawannya tanpa pikir panjang."
"Kau lemah, Hyoudou Issei. Kau terlalu bergantung pada Boosted Gear-mu itu tidak seperti Vali."
"Kita lihat dia masih akan menerimamu meskipun kau tidak bisa menggunakan Boosted Gear lagi selama 1 minggu ini atau tidak, Hyoudou Issei. Aku akan menunggu jawabanmu minggu depan."
Review:
Prayogo D Ageng:
20 tahunan sih dan umur Lucina dan Akane cuma beda 5 tahun doang.
