Name: Devil Shinobi of the Phenex Family
Author: The World Arcana
Genre: Romance, Friendship
Rating: M
Disclaimer: Naruto, Highschool DxD, Fate series dan Akame ga Kill bukanlah milik saya. Yang saya miliki hanyalah cerita fic ini saja. Naruto milik Masashi Kishimoto, Highschool DxD adalah milik Ichiei Ishibumi, Fate milik Nasuverse, Akame ga Kill adalah milik Takahiro dan Tetsuya Tashiro.
Pair: Raiser Phenex x Uzumaki Akane(OC), Vali Lucifer x Lucina Lucifuge(OC), Uzumaki Naruto x Grayfia Lucifuge, Uzumaki Naruto x Akame(Past), Otsutsuki Kurama x Tamamo no Mae, etc.
Chapter 5: A Hatred Within
Grayfia Lucifuge yang merupakan Queen dari Sirzech Lucifer dan ibu dari Lucina Lucifuge saat ini sedang melihat orang yang telah masuk ke dalam hatinya, menghamilinya dan meninggalkannya begitu saja dengan perasaan campur aduk. Perasaan bahagia karena bisa bertemu lagi dengannya, perasaan lega karena melihat sang putri berada dengan sang ayah, tapi perasaan kebencian dan amarahnya memuncak saat melihat sosok Naruto. Membuat dia menaikkan tangannya dan menamparnya dengan keras, membuatnya terjatuh ke tanah.
Lucina terlihat terkejut akan perbuatan sang ibu, dan dia pun berkata "Okaa-sama, apa yang kau lakukan? Kenapa kau lakukan ini pada otou-sama, okaa-sama?"
"Lucina-chan... Apa kau lupa tentang apa yang dia lakukan pada kita?" Tanya Grayfia yang sudah meneteskan air mata "Aku sangat mencintai ayahmu, Lucina-chan. Aku memberikan semua milikku padanya. Rasa cintaku, tubuhku, dan harga diriku, tapi itu semua tidak cukup. Dia meninggalkanku dan mencampakkan kita seperti sampah."
"Gray—"
"Diam!!! Aku tidak ingin mendengar satu kata apapun dari mulutmu itu. Kembalilah pada wanita pilihanmu itu dan habiskanlah hidupmu dengan dia. Jangan kau coba-coba urusi diriku lagi, karena kau bukan siapa-siapa lagi bagiku, Uzumaki Naruto."
Grayfia pun pergi ke kamarnya dan Naruto yang melihat kebencian salah satu gadis yang dia cintai itu pun terlihat sedih akan kebencian Grayfia pada dirinya. Lucina kemudian membantu ayahnya berdiri dan berkata "Otou-sama, jangan sedih seperti itu. Aku yakin kalau okaa-sama akan memaafkanmu nanti."
"Jangan seyakin itu, putriku." Ucap Naruto yang menundukkan kepalanya dan pergi meninggalkan putrinya. Mengabaikan teriakan putrinya untuk kembali.
-Time Skip-
"Tumben sekali aku melihatmu mabuk seperti ini, Naruto. Aku tidak pernah melihatmu mabuk, selama kau masih berada disini dan bertarung bersama dengan kita."
Melihat Sirzech yang terlihat sedang minum Wine di sebelahnya, Naruto pun membalas dengan ketus "Itu bukan urusanmu, Sirzech."
Mendengar nada tidak bersahabat dari Naruto, Sirzech tidak bergeming dan dia pun berkata "Jadi kau akan menyerah begitu saja, Naruto?"
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Naruto dengan nada pelan "Dia membenciku kan? Kalau begitu, lebih baik aku meninggalkannya dan membiarkan dia mencari sosok lain yang bisa membahagiakannya. Tidak seperti aku."
Buaaaakkk
Naruto pun terjatuh dari bangku yang dia duduki dan harus dia akui pukulan yang dilancarkan Sirzech lebih bertenaga dibandingkan dengan saat dia di Pertemuan Para Iblis Generasi Muda yang diselenggarakan di Lilith, ibukota dari Makai. Kemudian Sirzech mencengkram kerah baju Naruto dengan kedua tangannya dan berkata "Sialan kau Naruto!!! Kau pikir apa yang akan kau coba ini, akan menyelesaikan masalah?"
Melihat Naruto terdiam, Sirzech pun melanjutkan "Kau tahu, Naruto... Saat kau meninggalkan Grayfia waktu itu, aku ingin sekali membunuhmu. Gadis yang aku cintai, gadis yang berhasil kau rebut hati-nya, dan juga sosok yang merupakan ayah dari Lucina. Tapi kau malah menyakitinya. Aku iri padamu, Naruto. Aku ingin Grayfia menjadi istriku dan Lucina menjadi putriku. Tapi aku tidak bisa. Kenapa? Karena aku tahu... Walaupun kau telah menyakiti hatinya, tapi Grayfia masih sangat mencintaimu dan mau seberapa besar usahaku untuk melakukannya. Aku tetap tidak akan bisa menggantikan statusmu sebagai orang yang dicintai Grayfia dan ayah dari Lucina."
Setelah itu Sirzech melepaskan cengkramannya dan membuat Naruto terjatuh di tanah. Naruto kemudian mengeluarkan air mata-nya yang pertama dia keluarkan setelah kelahiran putrinya dan kematian Akame "Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, Sirzech. Aku sudah kehilangan Akame dan aku juga sudah kehilangan Grayfia. Aku rasa ini adalah karma karena telah menyakiti dan meninggalkan Grayfia yang sedang mengandung Lucina saat itu."
"Kalau begitu, gunakan cara apapun supaya Grayfia memaafkanmu dan kalian bertiga bersama putrimu dari mendiang Akame-san bisa hidup bersama seperti keluarga, Naruto." Balas Sirzech yang kemudian melanjutkan "Lucina membutuhkan kedua orang tuanya disisinya Naruto. Dia pasti akan sangat senang kalau dua orang tuanya berkumpul kembali dan aku rasa dia terlihat gembira karena dia telah menjadi seorang kakak saat ini."
"Aku akan mencobanya..."
-Time Skip-
"Jadi sejak kapan ada kedai ramen di Makai? Setahuku di Makai, tidak ada kedai ramen sampai-sampai aku harus bolak-balik kesini dan dunia atas untuk makan ramen saja sekaligus menengok Akame-chan."
Melihat sahabatnya itu memakan makanannya, Sirzech juga mulai memakan ramennya dan berkata "Bisa kau bilang, itu adalah ulah putrimu Naruto."
"Huh..."
"Saat ulang tahun-nya yang kesepuluh, dia merengek dan meminta dibuatkan kedai ramen seperti yang dibawakan Okita di dunia atas. Jadi aku memerintahkan untuk membuat kedai ramen disini, supaya kita tidak capek untuk memenuhi ramen keinginan Lucina."
"Maaf, atas masalah yang ditimbulkan Lucina padamu Sirzech."
"Mah, tidak apa. Lagipula dia sudah seperti keponakan sendiri bagiku." Ucap Sirzech dan kemudian dia melanjutkan "Dan kau tahu, Grayfia juga mengatakan hal yang sama sepertimu barusan. Tapi ini sungguh tidak masalah. Lagipula banyak sosok di Makai yang menyukai ramen seperti putrimu itu setelah kedai ini dibuka."
"Baguslah, kalau begitu."
Mereka pun melanjutkan acara makannya dan kemudian Sirzech teringat sesuatu. Membuatnya bertanya tentang sesuatu pada Naruto "Hei, Naruto... Bisa aku tanya padamu sesuatu?"
"Apa itu kalau aku boleh tahu?"
"Apa kau benar-benar manusia?"
Mendengar perkataan itu, Naruto terlihat mendengus dan berkata "Tentu saja aku ini manusia. Memangnya kau pernah lihat aku punya sayap atau kekuatan iblis dan malaikat?"
"Tidak juga sih." Balas Sirzech yang meminum teh hangat di dekatnya "Hanya saja untuk ukuran seorang manusia, umurmu panjang juga ya. Maksudku, masa di mana Akame-san tinggal atau masa di mana kekaisaran keji berkuasa sebelum kekuasaan mereka berakhir di tangan sebuah organisasi bernama Night Raid itu terjadi bahkan beberapa tahun atau bahkan abad sebelum Great War. Aku saja belum lahir saat itu. Bisa kau jelaskan Naruto?"
"Aku memang hidup di masa itu, Sirzech." Balas Naruto dengan tenang dan kemudian dia melanjutkan "Kau punya masalah dengan itu?"
"Tidak saja. Hanya saja kenapa bisa seorang manusia sepertimu bisa hidup selama itu. Akui akui kalau banyak manusia yang lebih kuat dibandingkan kami atau ras malaikat dan malaikat jatuh, seperti kau. Tapi menurutku tidak ada yang mempunyai umur sepanjang itu, Naruto."
"Aku akan memberitahukannya padamu nanti. Tapi tidak di tempat ramai seperti ini. Dan, oh ya... Bawa juga Azazel dan Michael, mereka juga harus tahu tentang ini nanti."
-Time Skip-
"A—Apaaaa!!!" Teriak Grayfia yang mendengar perkataan King-nya itu "Maaf Lucifer-sama, sepertinya aku salah dengar. Bisa kau ulangi hal yang kau katakan padaku?"
"Aku bilang mulai sekarang kau bukan lagi Queen-ku karena aku akan menjadikan istriku sebagai Queen-ku."
"Aku tidak masalah kalau kau ingin menjadikan Edelgard-sama sebagai Queen-mu, Lucifer-sama." Balas Grayfia yang terlihat emosi pada King-nya tersebut "Tapi juga memberhentikanku sebagai kepala Maid disini dan memintaku untuk tinggal bersama dengan Naruto-kun? Apa kau sudah tidak waras Lucifer-sama!!!"
"Memangnya apa masalahnya? Bukannya bagus kalau kalian tinggal bersama. Kau, dia dan Lucina-chan bisa tinggal bersama seperti seorang keluarga."
"Kau tahu aku sangat membencinya karena perlakuannya yang meninggalkanku saat aku mengandung Lucina-chan. Bisa-bisanya kau memerintahkanku untuk tinggal bersamanya."
"Kalau kau membencinya, kenapa kau masih menyematkan suffiks kun padanya Grayfia?"
"I-Itu..."
Grayfia kehabisan kata-kata untuk membalas perkataan sosok yang sekarang merupakan mantan King-nya tersebut. Melihat itu, Sirzech pun menghela nafas dan berkata "Lakukan ini demi putrimu, Grayfia. Kau sudah lihat kalau dia sudah cukup bahagia bisa tinggal bersama dengan ayahnya. Aku yakin, dia akan semakin senang saat kau memutuskan untuk tinggal bersama dengan Naruto."
Grayfia yang mendengar itu turut menghela nafas dan berkata "Baiklah. Perintahmu adalah titah bagiku, Lucifer-sama. Tapi kau harus ingat, aku melakukan ini bukan karena kau atau si brengsek itu, tapi demi putriku."
Setelah itu, Grayfia pergi dari ruangan kerja Sirzech dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan membereskan barang-barangnya yang akan dibawa ke kediaman Naruto. Sirzech yang melihat itu pun tersenyum "Aku sudah melakukan bagianku Naruto. Setelah ini adalah giliranmu untuk memperbaiki hubunganmu dengan Grayfia. Dan maafkan aku Grayfia. Aku tahu kau kecewa akan keputusanku. Tapi aku sudah muak, melihatmu berbohong pada dirimu sendiri selama ini."
-Time Skip-
Tok
Tok
Tok
"Tunggu sebentar..." Ucap Naruto Uzumaki yang terlihat sedang telanjang dada dan hanya mengenakan sehelai handuk. Dia saat ini sedang mandi dan menggosok gigi-nya karena dia akan pergi ke toko buku miliknya. Akane sudah berangkat ke sekolahnya dan diikuti oleh Raiser, Vali dan Lucina yang juga sudah mulai bersekolah disana. Saat membuka pintu, dia terkejut saat melihat sosok Grayfia yang berada di depan rumahnya dan memakai pakaian casual yang jarang sekali dia pakai mengingat statusnya sebagai kepala pelayan dari keluarga Gremory. Wajah Grayfia terlihat memerah karena Naruto yang bertelanjang dada, tapi dia bisa mengendalikan dirinya.
Melihat Naruto menatapnya sedari tadi, Grayfia pun berkata dengan datar namun dingin "Apa kau akan membiarkanku masuk dan berhenti menatapku seperti orang idiot, Tuan Uzumaki?"
"Ah, maaf Grayfia..." Balas Naruto yang tersadar dari lamunannya dan kemudian dia berkata "Hanya saja, aku jarang melihatmu memakai pakaian seperti ini. Kau terlihat lebih manis dan cantik saat kau memakai pakaian seperti ini."
Wajah Grayfia hampir saja memerah karena pujian Naruto, tapi dia menghentikan dirinya. Dirinya di Makai sebagai Ice Queen of Underworld karena sifat tegas, pendiam dan dinginnya. Rayuan murahan seperti itu, tidak akan membuatnya kembali pada sosok dirinya di masa lalu, sosok di mana dia dengan mudahnya jatuh pada pelukan sosok di depannya itu yang kemudian mencampakkannya begitu saja.
"Dimana Lucina?"
"Putri kita sedang sekolah saat ini bersama dengan Raiser, Vali dan Akane-chan."
"Akane?"
"Dia adalah putriku dengan Akame. Adik dari putri kita." Balas Naruto yang kemudian berkata "Apa tujuanmu kesini, Grayfia? Kalau tujuanmu ingin menemui putri kita, dia masih lama pulang kemari kesini."
"Sirzech memberhentikanku sebagai Queen-nya dan juga kepala pembantu di keluarga Gremory. Lalu dia memerintahkanku untuk tinggal disini bersamamu."
'Dasar bodoh. Apa sih yang dia pikirkan?' Batin Naruto yang rasanya ingin menepuk jidatnya sendiri dengan buku novel buatan guru-nya itu karena perbuatan seenak udel dari Sirzech. Dia paham kalau dia ingin membantu dia memperbaiki hubungannya dengan Grayfia, tapi tidak seperti ini juga caranya. Kemudian Naruto mengangkat koper dan tas yang dibawa Grayfia dan berkata "Kalau begitu masuklah. Aku akan membawa koper dan tas-mu ke kamar putri kita. Kau akan tidur bersama dengan dia mulai saat ini."
Melihat Naruto masuk dan membawa barang-barang bawaannya, Grayfia pun masuk dan berkata dengan ketus "Aku memilih untuk tinggal disini bukan karena demi kau atau Sirzech, tapi demi Lucina. Jadi jangan merasa kepedean, Uzumaki."
Naruto yang mendengar itu hanya menghela nafas. Sepertinya akan sulit untuk membuat Grayfia memaafkannya dan menerimanya kembali seperti dulu "Aku mengerti, Grayfia."
-Line Break-
Di ruangan klub Occult Research Club, Hyoudou Issei terlihat sedang melihat tangan kirinya yang biasanya tersemat gauntlet berwarna merah dengan bola berwarna hijau di tengahnya. Gauntlet itu adalah perwujudan dari Sacred Gear-nya yang bernama Boosted Gear. Sacred Gear yang mengurung jiwa Ddraig, salah satu dari kedua naga surgawi.
'Buchou, tidak akan mencampakkanku setelah kekuatan Sacred Gear-ku ini hilang kan? Raiser-teme salah. Buchou sangat menyayangiku, aku adalah Pawn dan bidak favoritnya. Tidak mungkin dia akan melakukan itu.' Batin Issei yang frustasi akan hal yang dihadapinya 'Tapi bagaimana kalau dia benar-benar melakukannya? Maksudku, kalau dia bisa setega itu untuk membiarkanku terbunuh dulu di tangan Raynare baru mereinkarnasikanku, kenapa dia tidak bisa melakukan hal yang aku takut-takutkan ini."
Dia benar-benar frustasi dengan hal yang dialaminya. Setelah pertarungannya dengan Raiser, Issei menyadari kalau dia tidak bisa menggunakan kekuatan [Boosted Gear] miliknya dan bahkan dia tidak bisa berkomunikasi dengan Ddraig sama sekali. Saat dia berbicara empat mata dengan Raiser, dia mengatakan kalau dia ingin mengetes Rias. Karena menurut dia, kejadian dirinya menjadi iblis sungguh tidak wajar. Kuoh adalah teritori dari Rias yang juga dipegang oleh Sona, tapi bagaimana bisa Rias tidak menyadari kalau ada sosok yang mengincar dia karena Sacred Gear-nya. Bahkan dia ingat sekali kalau sebelum terbunuh oleh Raynare, dia mendapatkan sebuah selebaran dari seseorang yang terbukti sebagai familiar dari Rias. Dan Raiser ingin membuat Issei menyadari kalau menjadi iblis tidaklah seenak apa yang diiming-imingkan oleh Rias. Bahaya dan kematian akan selalu menghantuinya, bahkan dia bisa saja mati sebelum dia mewujudkan impiannya untuk menjadi High-Class Devil dan menjadi Harem King.
"Apa kau tidak apa-apa, Issei?"
Issei pun menghentikan lamunannya dan menatap Asia Argento dan juga Yuuto Kiba. Mereka berdua adalah sosok yang paling dekat dengan dirinya setelah dia bergabung menjadi anggota peerage dari Rias. Koneko membencinya karena kemesuman-nya, Akeno selalu menggoda-nya dan tidak pernah mengganggapnya dengan serius, dan dia mulai terlihat menjauh dari Rias karena pembicaraannya dengan Raiser. Tapi dia masih mengikuti keinginan Rias sebagai King, karena dia tidak mau diburu karena telah memilih menjadi iblis liar.
"Hah, aku tidak apa-apa Kiba. Jangan khawatir."
"Bagaimana aku dan Asia tidak khawatir padamu, Issei. Setelah kekalahanmu dari Raiser, kau terlihat murung dan jarang menghabiskan waktu dengan kami."
Issei merasa bersalah karena telah membuat dua teman-temannya khawatir, tapi hal yang dikatakan Raiser selalu mengganggu pikirannya dimanapun dia berada. Issei kemudian menghela nafas dan berkata "Apa aku boleh bertanya padamu, Kiba, Asia?
"Tentu saja Issei." Balas Yuuto yang kemudian melanjutkan "Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Kalau aku tidak mempunyai kekuatan apapun dan tidak begitu berguna di dalam tim. Apa kalian berdua akan tetap mengganggapku sebagai teman dan rekan?"
"Aku tidak tahu alasanmu untuk menanyakan tentang hal itu, Issei. Tapi aku dan Asia tidak akan meninggalkanmu, walaupun kau bukan lagi seorang Sekiryuutei sekalipun."
"Aku juga sama Issei-san." Balas Asia yang tersenyum pada Issei "Kau adalah orang pertama yang mau bersahabat denganki setelah aku menjadi suster gereja yang kotor, kau telah menyelamatkanku dari Raynare-san dan teman-temannya, memberiku tempat untuk tinggal dan mengganggapku sebagai saudara kandung, dan juga kau telah membuatku dan Yuuto-kun menyadari perasaan kami masing-masing. Jadi sampai kapanpun, aku akan mengganggapmu sebagai teman dan juga rekan, Issei-san. Tidak, maksudku aniki."
"Terima kasih atas jawaban kalian berdua. Aku sangat mengapresiasi-nya." Balas Issei yang tersenyum dan memeluk dua sahabatnya itu 'Walaupun apa yang dikatakan Raiser-teme itu benar, tapi aku masih mempunyai dua orang ini setidaknya sampai buchou benar-benar membuangku seperti yang dikatakan Raiser-teme.'
-Time Skip-
Di kediaman keluarga Uzumaki, terlihat Naruto yang sedang makan bersama dengan Grayfia, Akane, Lucina, Raiser dan Vali. Setelah kepulangannya, Lucina terlihat gembira saat melihat ibunya, apalagi saat dia tahu kalau sang ibu akan mulai tinggal di sana.
Setelah makan, dan semua anak-anak telah kembali ke kamarnya, Naruto menahan tangan Grayfia dan membuat Grayfia berkata "Lepaskan tanganmu dariku, Uzumaki."
"Aku tidak akan melepaskannya, sampai kau menceritakan apa masalahmu dengan putriku." Balas Naruto dengan serius "Aku tahu kau membenciku karena telah meninggalkan dan menyakiti hatimu, Grayfia. Tapi jangan libatkan Akane-chan akan hal ini, dia tidak ada hubungannya dengan ini semua."
Grayfia ingin membalas kalau Akane ada hubungannya dengan permasalahan mereka berdua karena dia adalah anak Naruto dari sosok yang telah membuat Naruto meninggalkannya, tapi didalam hatinya dia juga menyadari kalau perkataan dari Naruto itu sangat menusuk ke dalam hatinya. Akane adalah putri dari Naruto yang notabene-nya juga merupakan adik dari putrinya sendiri. Setelah itu, Grayfia menepis tangan Naruto dan berkata "Kau sudah selesai, Uzumaki-san? Kalau begitu, aku kembali ke ruanganku terlebih dahulu."
'Grayfia...'
-Line Break-
Tok
Tok
Tok
"Boleh aku masuk, Akane-chan?"
"Oh, silahkan masuk onee-chan."
Lucina masuk dan bisa dilihat kalau Akane terlihat sedang belajar. Kemudian dia menutup bukunya dan berkata "Ada apa onee-chan kemari?"
Lucina berpura-pura sedih dan berkata "Apa aku tidak boleh mengujungi adikku sendiri?"
"Bu—Bukan itu maksudku, onee-chan!!! Hanya saja, aku pikir kau sedang belajar di kamarmu bersama Vali-san dan Raiser-kun." Balas Akane yang terlihat panik saat melihat kakaknya yang terlihat sedih, kemudian saat dia melihat kakaknya terlihat menahan tawa, dia pun memasang raut wajah sebal dan berkata "Kau pura-pura marah padaku ya, onee-chan?"
"Maaf, Akane-chan." Balas sang kakak yang masih terlihat menahan tawa karena kepanikan adiknya itu, membuat sang adik terlihat sebal pada sang kakak.
Setelah itu, Akane merapikan buku-buku yang dia pakai untuk belajar dan kemudian dia duduk di samping sang kakak "Jadi, apa yang membuatmu kemari onee-chan? Aku tidak yakin kalau kau kemari untuk menggodaku saja, iya kan?"
Setelah terdiam beberapa lama, Lucina pun membuka mulutnya dan berkata "Maafkan aku, Akane-chan."
Hal itu membuat Akane bingung dan berkata "Kenapa kau meminta maaf padaku, onee-chan? Perasaan, kau tidak punya salah apapun padaku."
"Aku minta maaf karena perlakuan ibuku padamu, Akane-chan." Balas Lucina yang merasa kecewa karena perilaku dingin dan acuh sang ibu pada adiknya.
"Kau tidak perlu meminta maaf padaku atas perlakuan Grayfia-san, onee-chan." Balas Akane pada kakaknya itu "Lagipula aku pantas mendapatkan ini."
"Akane-chan!!! Bisa-bisanya kau berkata hal seperti itu." Ucap Lucina yang terlihat terkejut atas respon adiknya itu "Ibuku tidak punya hak untuk melakukan itu padamu."
"Tapi aku adalah hasil dari hubungan ibu dan ayahku, kedua sosok yang menghancurkan hidup Grayfia-san dan telah membuat beliau menjadi single parent selama dua puluh tahun dan membesarkanmu sendirian, onee-chan." Balas Akane yang kemudian melanjutkan "Jadi sudah sepantasnya kalau—"
Braaaaakkk
"Cukup, Akane-chan!!!"
"Onee-chan..."
Akane terkejut saat melihat kakaknya yang tiba-tiba saja menggebrak mejanya dengan keras dan menatap tajam dirinya "Aku tidak mau kau berkata seperti itu lagi, mengerti? Kita tidak bisa memilih kita akan terlahir sebagai anak siapa. Kau tidak memilih untuk lahir sebagai anak dari tou-chan dan Akame-san? Jadi jangan sekali lagi kau bilang kalau ini semua adalah salahmu. Kau mengerti, Akane-chan?"
"Aku mengerti, onee-chan." Balas Akane dengan nada lemah.
Lucina kemudian beranjak dari kamar Akane, tapi sebelum itu dia berkata "Maafkan aku, Akane-chan. Aku tidak bermaksud untuk memarahimu. Tapi aku hanya tidak habis pikir saja padamu. Kenapa kau bisa berkata seperti itu? Ingat, Akane-chan. Kalau tou-chan tidak pernah menikah dengan Akame-san, maka aku tidak bisa mempunyai adik secantik dan semanis dirimu. Jadi kumohon, jangan katakan hal seperti itu lagi Akane-chan. Aku mohon... Perkataanmu tadi membuat hatiku sebagai seorang kakak sakit, Akane-chan."
Melihat sang kakak pergi sambil menangis, air mata Akane pun turut menangis sesenggukan "Maafkan aku, onee-chan. Maafkan aku..."
Tanpa diketahui oleh mereka berdua, ternyata mereka diawasi oleh Raiser dan Vali yang turut sedih karena kejadian yang dihadapi Akane dan Lucina. Raiser yang melihat sang sahabat pergi kekamarnya pun terlihat ingin pergi ke kamar Lucina dan membuat Vali menahan tangannya.
"Kau mau kemana, Raiser?"
"Bukan urusanmu."
Mendengar balasan Raiser, dia pun menghela nafas dan berkata "Apapun yang kau coba ingin lakukan, lebih baik kau menghentikannya Raiser. Aku tahu kau menyukai Akane, aku juga menyukai Lucina lagipula. Tapi kau tidak bisa ikut campur dalam urusan ini. Biarkan Naruto-san menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Grayfia-sama. Dan biarkan Grayfia-sama menerima Akane seiring dengan perjalanan waktu."
"Tapi—"
"Ini adalah urusan dari keluarga kecil mereka Raiser. Kita tidak berhak untuk ikut campur." Potong Vali dan kemudian dia melanjutkan "Yang kita bisa lakukan hanyalah mempercayai Naruto-san, supaya dia bisa menyelesaikan semua masalah ini secepatnya."
Raiser hanya bisa menghela nafas kecewa karena dia tidak bisa melakukan apapun untuk membantu Akane "Kalau begitu, ayo kita pergi berlatih Vali."
Vali pun tersenyum dan berkata "Baiklah. Kalau kau memang ingin sekali dikalahkan olehku. Aku tidak akan kalah darimu seperti waktu itu. Lihat saja..."
"Ayo..."
-To Be Continued-
