Name: Devil Shinobi of the Phenex Family
Author: The World Arcana
Genre: Romance, Friendship
Rating: M
Disclaimer: Naruto, Highschool DxD, Fate series dan Akame ga Kill bukanlah milik saya. Yang saya miliki hanyalah cerita fic ini saja. Naruto milik Masashi Kishimoto, Highschool DxD adalah milik Ichiei Ishibumi, Fate milik Nasuverse, Akame ga Kill adalah milik Takahiro dan Tetsuya Tashiro.
Pair: Raiser Phenex x Uzumaki Akane(OC), Vali Lucifer x Lucina Lucifuge(OC), Uzumaki Naruto x Grayfia Lucifuge, Uzumaki Naruto x Akame(Past), Otsutsuki Kurama x Tamamo no Mae, Hyoudou Issei x Irina Shidou, Yuuto Kiba x Asia Argento.
.
.
Chapter 8: End of Kokabiel
Dua minggu berlalu setelah Hyoudou Issei terus terang pada sahabat masa kecilnya yang bernama Irina tentang statusnya yang sudah berubah menjadi iblis. Hari ini dia terlihat frustasi dan kebingungan untuk mengenakan apa untuk bertemu dengan sahabat masa kecilnya itu hari ini.
"Arrrggghhh! Aku benar-benar frustasi." Ucap Issei yang terus saja berputar-putar tidak jelas dan membuat semua orang di kediaman Uzumaki selain Shin menahan rasa kesal mereka pada sosok Red Dragon Emperor itu "Aku harus menggunakan apa untuk menemui dia."
Asia terlihat ingin membantu kakak angkatnya itu. Tapi sebelum dia berbicara, dia sudah dihentikan oleh Raiser yang telah berhenti meminum teh-nya "Kalau kau bingung, coba saja kau pakai piyama-mu itu, Hyoudou."
"Dasar King bego!" Ucap Issei yang kesal saat melihat semua orang termasuk Yuuto dan Asia menahan tawa "Kau mau membantuku atau mempermalukanku sih?"
"Habis kau ini ribet sekali. Muter-muter di ruangan kaya gasing aja." Balas Raiser yang kemudian melanjutkan "Pakai saja pakaian yang kau biasa pakai. Kau hanya bertemu dengan dia saja setelah lama tidak bertemu kan? Ngapain pusing mau pake baju apa. Toh, kau tidak sedang kencan hari ini kan?"
"Idemu ada benarnya, Raiser. Terima kasih." Balas Issei yang kemudian melanjutkan "Kalau begitu aku pergi dulu, semuanya."
Setelah kepergian Issei, banyak orang pun menatap Raiser dan hal itu membuat dia risih "Kenapa kalian menatapku seperti itu?"
"Kau baik sekali sampai-sampai memberi saran pada bocah yang telah mengalahkanmu Phenex."
Mendengar ejekan Vali dan teman-temannya yang menahan tawa pun membuat dia berkata "Memangnya kenapa? Toh dia adalah anggota peerageku sekarang. Dan juga, aku sudah membalas kekalahanku padanya. Jadi jangan bahas kekalahanku pada dia dulu, ugh... Itu memalukan."
.
.
-Line Break-
.
.
Issei pun sampai di bandara dan dia melihat sosok gadis cantik berambut jingga dengan gaya twintail dan juga gadis cantik dengan rambut pendek berwarna biru. Wajah Issei memerah karena melihat teman masa kecilnya itu sudah menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Padahal dulu dia itu sangat tomboy, sampai-sampai dia mengira dia itu adalah laki-laki sepertinya dan hal itu membuat Irina meninju wajahnya dan tidak mau berbicara dengannya selama 2 minggu.
"Issei-kun. Apa itu kau?"
Melihat Irina dan gadis yang tidak dikenal itu menghampirinya, Issei pun berkata "Ya, ini aku Irina. Sudah lama sekali ya. Aku bahkan tidak tahu kau sudah tumbuh menjadi gadis secantik ini."
Kali ini wajah Irina yang memerah padam karena pujian Issei. Setelah itu gadis di sebelahnya pun berkata "Irina, kita kesini bukan untuk menemui pacarmu. Ingat itu..."
"Tapi aku baru saja bertemu dengan Issei-kun, Xenovia. Tolong mengertilah sebentar."
Tapi gadis itu terlihat tidak memperdulikan permohonan Irina dan langsung membawa Irina dengan cara menarik tangannya, membuatnya merintih kesakitan.
"Berhenti disana..."
"Kenapa kau mencoba menghentikan-ku?" Tanya gadia bernama Xenovia itu saat melihat Issei menahan lajur jalannya.
"Aku tidak tahu apa masalahmu, tapi lepaskan tanganmu dari tangan Irina sekarang juga. Tidakkah kau lihat kalau apa yang kau lakukan, membuatnya merintih kesakitan."
Mendengar perkataan Issei, Xenovia terlihat kesal dan berkata "Aku tidak peduli akan hal itu. Yang aku pedulikan adalah misiku dan dia adalah pemanduku di Jepang karena dia pernah tinggal disini dulu. Jadi jangan coba hentikan aku, iblis."
Issei terkejut saat mengetahui bahwa Xenovia tahu statusnya adalah iblis. Irina yang melihat tensi antara Xenovia dan Issei akan segera pecah pun memutuskan untuk menghentikan mereka berdua sebelum mereka berdua memutuskan untuk bertarung.
"Issei-kun, maaf. Jujur sekali, aku ingin sekali menemuimu dan paman serta bibi." Ucap Irina yang melanjutkan "Tapi aku ada misi penting sebagai seorang Exorcist disini. Jadi bisakah kau menunggu sampai aku dan Xenovia selesai dalam misi kami."
"Kau ada misi dan dikirimkan ke sini?" Tanya Issei. Irina yang ditanya Issei pun menggangguk "Bagaimana kalau aku membantumu dan temanmu ini, Irina."
"Tidak boleh!" Teriak Xenovia dengan kesal "Aku tidak sudi menerima bantuanmu, iblis."
"Aku tidak bertanya padamu. Tapi dengan sahabatku." Balas Issei dengan ketus.
"Tapi apa tidak apa-apa?" Balas Irina yang tidak ingin sahabatnya itu terkena masalah karena dirinya.
Issei yang mendengar itu hanya menepuk pundaknya dan berkata "Pasti King-ku akan setuju membantumu Irina."
.
.
-Time Skip-
.
.
"Hyoudou! Apa kau idiot?" Teriak Raiser yang terlihat sedang kesal pada Pawn-nya itu dan saat saat ini sedang menggoyang-goyangkan tubuhnya secara tidak manusiawi. Irina terlihat khawatir dan berniat memisahkan Raiser dan Issei, tapi Xenovia menahannya dan mengatakan kalau itu bukanlah urusannya "Apa kau tahu siapa yang akan kita lawan kalau kita membantu mereka berdua? Dia adalah Kokabiel. Sosok veteran dalam Great War. Aku memang lebih kuat dari sebelumnya. Tapi bukan berarti aku bisa mengalahkan Kokabiel."
"Aku tahu itu, Raiser. Tapi bukannya Excalibur itu berbahaya bagi kita para iblis. Kalau Kokabiel berhasil, kita semua akan berada dalam bahaya bukan hanya mereka berdua saja." Balas Issei yang sudah bisa bernafas lega karena Raiser sudah tidak menggoyang-goyangkan tubuhnya lagi "Kalau kita membantu mereka berdua, bukannya kita bisa aman dari Excalibur."
"Aku setuju dengan Issei, Raiser." Ucap Vali yang kemudian melanjutkan "Kita bisa menghentikan rencana busuk Kokabiel. Dan juga aku bisa membalas budi Azazel dengan cara menghentikan pengkhianat itu untuk menghancurkan niat mulia Azazel."
"Kau kenal dengan Azazel yang merupakan Gubernur malaikat jatuh itu, Vali-kun?"
Mendengar pertanyaan Lucina, Vali menjawab "Ya. Sebelum aku menjadi anggota peeragemu, aku tinggal bersama Azazel untuk beberapa waktu. Dia memberiku makan, atap untuk tempat tinggal dan melatihku untuk bisa menggunakan kemampuan Sacred Gear-ku dengan benar. Tapi karena dendamku pada kakekku, aku terpaksa meninggalkannya dan membuatku bergabung dengan Khaos Brigade. Tapi setelah aku gagal dalam misiku untuk membunuh Lucifer-sama, dia tidak membunuhku atau memenjarakanku. Dia hanya memintaku untuk menjadi pelindung bagi keponakannya, yaitu kau Lucina. Dan disinilah aku sekarang. Menjadi Queen darimu, Lucina. Jadi izinkan aku untuk melakukan ini untuk membalas budi atas kebaikan Azazel padaku, Lucina."
"Baiklah. Aku izinkan kau untuk membantu Hyoudou-kun dan yang lain untuk mengurus Kokabiel dan sekaligus membantua dua Exorcist itu." Balas Lucina yang kemudian melanjutkan "Tapi aku dan Shin juga akan membantumu Vali. Apa kau tidak masalah tentang itu, otou-sama?"
"Aku tidak masalah karena ini adalah kehidupan kalian sendiri. Jadi semua keputusan aku serahkan padamu dan adikmu, Lucina." Balas Naruto yang kemudian melanjutkan "Tapi berhati-hatilah. Kokabiel itu kuat, karena dia adalah salah satu veteran Great War seperti yang dikatakan Raiser."
"Aku mengerti, otou-sama."
Dan setelah itu, tim peerage dari Lucina dan Raiser yang diikuti oleh Xenovia dan Irina segera melesat menuju ke Kuoh Academy. Tempat dimana Kokabiel berencana untuk membunuh heiress dari klan Gremory dan Sitri, Rias Gremory dan Sona Sitri.
.
.
-Line Break-
.
.
Rias Gremory saat ini terlihat sedang mengutuk kesialannya karena dia dan anggota peeragenya harus dihadapkan dengan veteran Great War yang bernama Kokabiel. Bukan hanya kekuatan tempur mereka berkurang banyak karena dia telah menukarkan Hyoudou Issei, Asia Argento dan Yuuto Kiba dengan bidak baru dari Raiser. Tapi, peerage dari sahabatnya yang bernama Sona juga tidak bisa membantunya karena mereka harus menahan kekkai yang mereka buat agar kekkai itu tidak hancur dan membuat para manusia mengetahui eksistensi makhluk supernatural seperti mereka.
"Kau sudah menyerah Gremory?"
"Tidak akan pernah, Kokabiel." Balas Rias yang pakaiannya sudah robek sana-sini. Dua anggota peeragenya yang lain, Akeno dan Koneko juga terlihat sama parahnya dengan keadaan King-nya.
"Aku pikir kau mempunyai seorang pengguna Longinus, Holy Maiden dan pendekar pedang sebagai anggota peeragemu, Gremory." Ucap Kokabiel yang kemudian bertanya "Dimana mereka bertiga?"
"Itu bukan urusanmu, Kokabiel."
Mendengar balasan Rias. Kokabiel pun tertawa lepas dan mengeluarkan sebuah Light Spear berukuran besar, tapi Light Spear itu semakin menyusut dan menyusut sampai-sampai Light Spear milik Kokabiel menghilang sepenuhnya.
Dia pun melihat beberapa orang bertudung berada di hadapan Rias dan juga anggota peeragenya dan itu membuat Kokabiel murka "Siapa kalian! Berani sekali kalian mengganggu rencanaku."
"Sudah lama tidak bertemu, Kokabiel." Balas salah satu sosok itu sebelum dia membuka tudungnya dan memperlihatkan kalau dia adalah Vali "Kau masih saja menyusahkan Azazel seperti biasa."
"Ternyata itu adalah kau Vali." Balas Kokabiel dengan dengusan "Kau masih saja merepotkan seperti biasa."
"Aku yang seharusnya berkata seperti itu Kokabiel." Balas Vali yang kemudian berkata "Raiser, Lucina, Akane, Shin, Issei, Asia. Apa kalian sudah siap?"
"Tentu saja." Balas mereka semua.
"Tunggu!"
"Ada apa kau menghentikan kami Rias?" Tanya Raiser yang telah bersuara dengan nada bosan.
"Kenapa kalian semua menolongku? Apa rencana kalian semua?"
Mendengar perkataan Rias dan juga tatapan tajam yang dia berikan pada Issei, Raiser, Lucina dan Asia. Issei menghela nafas dam menjawab "Siapa juga yang ingin menolongmu coba? Aku melakukan ini karena aku ingin membantu misi sahabat masa kecilku untuk merebut Excalibur yang sudah diambil anak buah sosok di hadapanku ini. Dan aku ingin menghentikan perbuatan Kokabiel untuk mencegah Great War tahap kedua."
Rias, Akeno dan Akeno terlihat diam tanpa kata dan Issei melanjutkan "Jika Kokabiel berhasil membunuhmu dan Sona-senpai, maka fraksi malaikat jatuh dan juga fraksi iblis akan berperang kembali. Dan karena anak buah Kokabiel telah mencuri pecahan Excalibur dan juga membunuh beberapa orang yang ditugaskan untuk menjaga pedang itu, maka fraksi malaikat akan ikut serta seperti Great War tahap pertama. Dan aku tidak mau melawan sahabat—Tidak. Tapi sosok yang aku cintai, Balance Breaker!"
[Selamat aibo. Sepertinya perasaanmu pada gadis itu membuahkan hasil.]
"Tidak juga." Balas Issei yang kemudian melanjutkan "Perasaanku pada Irina memang merupakan sebuah faktor. Tapi bantuan dari Raiser, Vali dan Naruto-san juga membuatku menjadi sekuat ini."
Vali yang melihat rivalnya menggunakan Balance Breaker terlihat bersemangat dan langsung mengeluarkan Balance Breaker miliknya "Itu baru rivalku. Ayo kita kalahkan dia, rival."
"Tentu saja Vali."
Melihat Issei dan Vali mulai menyerang Kokabiel, Raiser pun menyeringai dan berkata pada Akane "Yare, yare... Mereka berdua semangat sekali. Kalau begitu ayo kita mulai, My Queen."
"Tentu saja, My King." Balas Akane yang sudah mengeluarkan Murasame miliknya.
"Jangan lupakan aku, kalian semua."
Rias, Akeno dan Koneko pun melihat performa dari anggota tim peerage Lucina dan Raiser. Dan harus Rias akui, kalau kekuatan mereka benar-benar membuatnya iri. Apalagi Issei yang telah berhasil menggunakan Sacred Gear-nya kembali dan sedang menyerang Kokabiel bersamaan dengan Vali, Lucina, Raiser dan Akane.
'Tapi dimana Yuuto? Apa dia—"
.
.
-Line Break-
.
.
Saat teman-temannya sedang bertarung melawan Kokabiel, Yuuto Kiba yang saat ini sedang bersama dengan Irina dan Xenovia terlihat sedang melawan Freed Sellzen yang sedang menggunakan Excalibur yang digabungkan oleh sang master, Valper Galilei.
Yuuto berhasil menahan serangan Freed yang hampir menebas Irina "Kau harus lebih berhati-hati, Irina-san. Kalau kau terluka, Issei bisa menyalahkan dirinya sendiri."
"Ah, maafkan aku Yuuto-san. Aku akan lebih berhati-hati." Balas Irina yang wajahnya memerah karena mendengar perkataan Yuuto tentang Issei.
"Tch, dia terlalu cepat." Ucap Xenovia yang terlihat terengah-engah 'Sepertinya aku harus menggunakan itu."
"Yuuto-san. Atau aku harus panggil Isaiah-kun. Ternyata kau masih hidup ya." Tanya Valper yang menatap Yuuto dan Yuuto membalas dengan tatapan tajam nan menusuk "Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah terbiasa sebagai seorang iblis hina sekarang?"
"Hidupku baik-baik saja sampai aku bertemu lagi denganmu, brengsek." Ucapan Yuuto yang dingin dan menusuk itu membuat Valper terkekeh puas "Jangan tertawa kau bajingan! Apa penderitaan aku dan teman-temanku itu terlihat lucu di matamu."
Tapi Valper tidak terlihat mengeluarkan emosi apapun dan hanya melemparkan sebuah kristal ke kaki Yuuto "Kematian mereka memang sungguh disayangkan. Tapi setidaknya mereka masih berguna. Penelitianku membuahkan hasil. Berkat dedikasi mereka, aku berhasil menyelesaikan penelitianku."
Yuuto kemudian mengambil kristal yang berada dekat di kakinya dan dia pun merasakan aura dan suara teman-temannya yang telah menjadi korban penelitian dari Valper, membuat dia berteriak dan berkata "Aku tidak percaya ini! Kau menjadikan semua temanku yang telah kehilangan nyawa karena penelitianmu yang tidak manusiawi menjadi ini!"
Xenovia dan Irina terkejut mendengar kabar itu. Mereka tahu kalau semua orang yang menjadi korban eksperimen dari Valper mati semua kecuali gadis bernama Tosca dan juga pemuda yang saat ini berada di hadapan mereka ini.
"Memangnya kenapa? Mereka semua adalah alat untuk mencapai tujuanku. Seharusnya mereka bangga bisa menjadi bagian dari proyek terbesarku, Isaiah-kun."
'Teman-temanku, mereka semua mati dan menjadi kristal ini. Nyawa kami tidak berarti sama sekali di mata beliau. Brengsek! Aku tidak seperti ini terus. Aku butuh kekuatan. Kekuatan untuk membalas dendam teman-temanku dan juga melindungi teman-temanku.' Ucap Yuuto yang kristal yang berisi jiwa teman-temannya itu mulai bersinar di genggamannya 'Berikan aku kekuatan semuanya.'
[Balance Breaker!]
[Sword of Betrayer!]
"Aku akan mengalahkanmu dengan pedang ini, Freed."
"Banyak bacot!" Teriak Freed yang langsung melesat ke arah Yuuto dan melancarkan serangannya tapi berhasil ditahan oleh Sword of Betrayer milik Yuuto dan membuatnya mendecih "Tch..."
Setelah beberapa lama Yuuto pun berhasil menjauhkan diri dari Freed dan langsung menebas tangan kanan Freed yang sedang memegang Excalibur sedangkan tangan kirinya terpotong oleh pedang yang baru di keluarkan oleh Xenovia.
"Keparat! Bajingan! Bagaimana bisa kau memiliki Durandal!"
"Itu bukan urusanmu." Balas Xenovia dengan tenang, kemudian dia menatap Yuuto dan berkata "Hei... Kau sudah siap, senpai?"
"Tentu saja, kouhai."
Dan dengan itu Freed pun tewas tertusuk pedang milik Xenovia dan juga Yuuto. Valper yang melihat itu terlihat panik dan akan kabur tapi Yuuto yang melihat itu tidak tinggal diam. Dia menebas tangan dan kaki orang jahanam itu membuat Valper tidak tahan dengan rasa sakit yang diterimanya dan hal itu membuatnya berkata "Bu—Bunuh a—aku..."
"Dengan senang hati..."
Yuuto pun langsung menebas kepala Valper, membuat tubuhnya terjatuh ke tanah. Xenovia yang melihat Yuuto pun menepuk pundaknya dan berkata "Bagaimana perasaanmu?"
"Aku tidak tahu." Balas Yuuto yang kemudian melanjutkan "Membalas perbuatannya adalah prioritasku selama ini. Bahkan aku lebih memilih untuk membalaskan dendamku dan menjadi stray dulu saat aku masih menjadi Knight di peerage Rias Gremory. Tapi setelah aku melakukannya? Aku tidak merasa apapun. Yang ada di kepalaku adalah menghentikan dia menghancurkan keluarga baruku."
"Dan kau berhasil melakukannya."
"Terima kasih kalian berdua." Balas Yuuto yang tersenyum dan kemudian dia berkata "Ayo kita bantu Issei dan yang lain."
.
.
-Line Break-
.
.
Sedangkan dengan Kokabiel, dia tidak dalam kondisi baik. Dia terlalu meremehkan lawannya dan berakhir dengan memalukan. Beberapa bagian tubuhnya bisa terlihat terdapat beberapa luka bakar yang dilakukan oleh Raiser dan juga tebasan pedang Murasame milik Akame, meskipun karena Kokabiel terlalu kuat maka racun dalam pedang mendiang ibunya itu tidak berefek padanya.
"Bala bantuan sudah datang ternyata..." Ucap Kokabiel dengan sarkastik saat melihat kedatangan Yuuto, Xenovia dan Irina. Rias terlihat kaget dan iri saat melihat pedang yang merupakan perwujudan dari Balance Breaker dari Sacred Gear mantan Knight-nya itu "Mengagumkan melihat pedang yang terbentuk dari cahaya dan kegelapan seperti milikmu itu Knight-kun... Mengingat wajar saja jika anomali seperti ini terjadi karena—Tuhan sudahlah tewas sejak lama."
Mendengar itu Asia, Xenovia dan Irina terkejut atas apa yang dikatakan Kokabiel "A—Apa yang kau katakan itu?"
Mendengar pertanyaan Irina, Kokabiel pun tersenyum licik dan berkata "Seperti yang aku katakan tadi, Exorcist. Tuan-mu itu sudah lama mati, bahkan hal itu terjadi lama sekali. Tepatnya saat Great War terjadi."
"Tapi berkah yang kita dapatkan selama ini... Da—Darimana kita semua mendapatkannya?"
"Itu semua adalah berkah dari Michael." Balas Kokabiel yang menjawab pertanyaan Xenovia, kemudian dia melanjutkan "Dia merupakan penerus yang ditunjuk langsung oleh si tua bangka itu lagipula."
"Jangan bercanda!" Teriak Irina yang melesat ke arah Kokabiel meskipun Issei telah menahannya "Tuhan tidak mungkin mati!"
"Kalau kau tidak percaya, lebih baik kau susul dia ke neraka!"
Serangan Kokabiel berhasil ditahan oleh Issei yang menahan serangannya dengan tubuhnya, membuat semua bagian armornya hancur.
"Issei-kun!"
"GAH! Guh, ka—kau tidak apa-apa Irina?"
"Baka! Kenapa kau lakukan itu? Kau mau cari mati?"
"Harusnya aku yang berkata begitu." Balas Issei yang terjatuh lemas karena serangan Kokabiel.
"Issei-kun!"
"Tch. Asia, obati si bodoh itu." Ucap Raiser yang kemudian menatap Vali "Vali! Ayo kita maju!"
Kokabiel yang terlihat itu tidak tinggal diam. Dia terus-terusan menyerang Vali dan Raiser yang berlari dengan cepat ke arahnya dengan Light Spear berukuran besar. Tapi beruntungnya hal itu bisa diatasi oleh Vali yang telah menggunakan Sacred Gear-nya.
"Lucina! Gunakan teknik rantai yang kau warisi dari nenekmu itu." Ucap Vali dan kemudian tubuh Kokabiel dililit oleh rantai yang melilit tubuhnya dengan erat.
Akane yang melihat itu langsung melesat dengan pedang Murasame miliknya yang telah dimasukkan oleh chakra Fuuton. Saat pedang Murasame miliknya hampir memotong leher Kokabiel. Akane harus dibuat menjauh oleh sosok bayangan berbentuk anjing yang terlihat menghalanginya untuk membunuh Kokabiel.
"Maaf, nona. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu membunuh si keparat ini. Izinkan aku untuk membawanya kembali ke Grigori dan membiarkan atasanku untuk mengurusnya."
"Tobio..." Ucap Vali yang mengenali sosok yang menghentikan Akane "Mau apa kau menghentikan Akane?"
"Maaf Vali. Tapi si keparat ini mempunyai info yang penting bagi Azazel-sama, Baraqiel-sama dan juga Shemhazai-sama. Jadi aku tidak bisa membiarkan kalian membunuh dia sebelum mereka bertiga mendapatkan info yang aku butuhkan." Balas sosok bernama Tobio itu dan kemudian dia berkata sambil membawa tubuh Kokabiel "Kalau begitu, aku pergi dulu Vali."
"Tunggu dulu!"
"Ada apa Vali?" Tanya Tobio yang berhenti karena Vali memanggilnya.
"Bagaimana dengan dia? Apa dia baik-baik saja?"
"Kau tenang saja dia baik-baik saja. Kalau sempat, kunjungi markas kita dan temui dia Vali." Balas Tobio yang entah kenapa menyeringai "Lavinia sangat merindukan Va-kun miliknya, kau tahu?"
"Hoo... Siapakah Lavinia yang dimaksud sosok bernama Tobio itu, Vali-kun?" Tanya Lucina yang melihat wajah Queen-nya memerah karena perkataan Tobio
Mendengar itu membuat Vali dan semua orang disana kecuali Tobio dan Issei yang telah tidak sadarkan diri merinding karena nada yang sensual tapi mematikan dari mulut Lucina.
Belum sempat dia berkata apa-apa, perkataan Vali telah dipotong oleh Tobio "Oh, Lavinia itu adalah pacar Vali, nona."
'Tobio, brengsek! Kau ingin membuatku mati ya?'
"Sudah memegang bokongku seenaknya berkali-kali, tapi ternyata kau punya pacar di luar sana ya Vali-kun? Kau punya permintaan terakhir?"
"Hei, hei, Lucina... Tenanglah sedikit. Kau salah paham."
"Onee-chan, aku rasa kita lebih baik mendengar penjelasan Vali-san terlebih dahulu."
Akane yang ingin menjadi penengah malah harus dibuat takut oleh tatapan seram yang ditunjukkan oleh sang kakak "Akane-chan... Aku tahu kau itu adikku yang sangat cantik dan manis dan juga aku sangat sayang padamu. Tapi bisakah kau diam?"
'Hiiiiii! Maaf Vali-san... Aku tidak bisa membantumu.' Batin Akane yang ketakutan dan bersembunyi di belakang tubuh Raiser.
"Aku ulangi sekali lagi, Vali Lucifer-kun." Ucap Lucina dengan nada yang lebih tinggi "Ada permintaan terakhir?"
"Boleh aku memegang bokongmu untuk yang terakhir kalinya, please?"
"Dasar naga mesum! Sialan! Tidak tahu diri!" Teriak Lucina yang sudah meledak dan langsung membekukan Queen-nya itu dan meninggalkannya. Yang lain juga pergi termasuk Xenovia dan Irina tanpa menyadari ada sosok ayah yang terlihat murka dan ingin membunuh Vali karena dia sudah tahu sekarang siapa sosok yang suka berbuat kurang ajar pada anaknya tapi dia diseret oleh sosok wanita cantik berambut silver yang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan sosok yang dia cintai itu.
.
.
-Line Break-
.
.
"Uggghhh..."
Issei yang baru terbangun karena terkena serangan Kokabiel saat menyelamatkan Irina langsung mendapatkan pelukan hangat dari seseorang yang ternyata Irina. Dia tidak sendiri. Yuuto, Asia, Xenovia, Akane, Raiser, dan Lucina juga sedang bersamanya.
"Maafkan aku, Issei-kun. Karena aku terlalu ceroboh, kau harus menjadi seperti ini. Sekali lagi, kumohon maafkan aku."
Issei yang melihat Irina yang terlihat menangis, langsung melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Irina "Jangan menangis seperti itu. Nanti kau tidak terlihat cantik lagi, Irina."
Normalnya, Irina akan merona saat Issei menggodanya. Tapi karena rasa bersalahnya, dia hanya bisa menundukkan kepalanya. Issei kemudian menatap Xenovia dan berkata "Jadi kau dan Irina sudah berhasil menjalankan misi kalian kan, Xenovia-san. Kapan kalian kembali ke Vatikan?"
Xenovia tahu Issei terlihat sedang menyembunyikan kesedihannya karena harus berpisah dengan Irina lagi dan lalu dia berkata "Kau tenang saja, Hyoudou. Aku dan Irina tidak akan kembali ke Vatikan dan memilih tinggal disini karena kami berdua sudah menjadi anggota peerage dari Raiser Phenex. Irina akan menjadi seorang Knight dan aku merupakan sebuah Rook."
"Tapi bagaimana bisa? Apa karena hal itu?"
"Mereka berdua pun terdiam sebentar dan lalu Xenovia berkata "Kami merasa dibodohi, Hyoudou. Kami melayani Tuan yang bahkan sudah mati sejak lama dan tidak ada yang memberi tahu kami tentang hal ini! Ba—Bahkan kakakku tidak mengatakan apa-apa."
Xenovia yang mendengar itu menangis dan lalu Irina mencoba menghiburnya. Melihat itu Issei menatap Irina dan berkata "Apa ayahmu tidak masalah kalau kau menjadi seorang iblis, Irina?"
"Aku sudah tidak peduli lagi." Balas Irina yang kemudian dia melanjutkan "Mereka semua termasuk ayahku telah membohongi dan mengkhianati kami berdua bahkan beberapa pengikut mereka yang tidak mengetahui tentang kematian Tuhan. Aku sudah tidak peduli lagi apa yang dia pikirkan. Dia tidak punya hak untuk mengatur kehidupanku lagipula. Aku sudah dewasa dan bisa memilih jalanku sendiri."
Issei hanya bisa menatap Irina dengan sedih karena hal yang dikatakan Kokabiel membuat hubungan keluarga sosok yang dia cintai dan sosok yang dia anggap sebagai paman hancur "Oh ya, aku baru sadar. Dimana Vali-san?"
"Dia sedang dikibiri oleh Naruto-san karena dia sudah mengetahui siapa sosok yang suka menjamah bokong Lucina."
"Hah..."
.
.
-Line Break-
.
.
Mereka semua pun pergi ke ruangan tempat mereka biasa latihan dan mereka bisa melihat Vali yang tergeletak babak belur di hadapan Naruto. Lucina yang melihat itu, menatap Vali dan berkata "Oh, kau masih hidup Vali-kun? Aku kira kau sudah mati."
"Kau kejam sekali Lucina."
Tapi Lucina tidak memperdulikan Vali dan langsung menarik tangan Akane untuk mengajaknya berlatih bersama.
Raiser yang terlihat iba langsung meminta Asia untuk mengobati Vali dan lalu Naruto menghampiri Xenovia dan Irina "Jadi kalian memutuskan untuk bergabung dengan Raiser-kun?"
Naruto yang melihat Irina dan Xenovia yang menggangguk pun berkata "Kalau begitu jaga putriku baik-baik, Xenovia-san, Irina-san."
Saat Naruto akan pergi, Xenovia pun berteriak "Tunggu dulu Naruto-san!"
"Ada apa?"
"Aku dengar kau sudah hidup lama. Bahkan sejak manusia masih bisa menggunakan chakra." Ucap Xenovia yang kemudian melanjutkan "Apa kau tahu tentang kematian Tuhan?"
"Ya, aku tahu." Balas Naruto singkat "Karena aku yang mengajarkan pada dia teknik untuk menyegel Trihexa dan lalu dia memaksakan diri untuk menggunakan seluruh Life Force dia untuk menyegel Trihexa karena kekuatannya tidak cukup kuat untuk menyegelnya sepenuhnya."
"Lalu kenapa kau tidak memberitahu kami saat kami berdua bertemu denganmu?"
"Karena itu bukanlah urusanku." Balas Naruto dengan singkat "Lagipula jika aku melakukan ini, kepercayaan kalian akan runtuh. Buktinya, saat kalian tahu tentang hal ini. Kalian memutuskan untuk menjadi seorang iblis kan?"
Xenovia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi karena apa yang dikatakan oleh Naruto memang benar. Kepercayaannya dan Irina memang telah dihancurkan karena fakta yang diberikan oleh Kokabiel ini. Tapi dia tahu kalau mereka berdua tidak bisa begini terus. Dia dan Irina sudah mempunyai keluarga baru sekarang. Dan dia harus memberikan apapun yang mereka punya untuk membantu keluarga baru mereka ini.
-To Be Continued-
AN: Info sebentar... Kalian ingat ane pernah buat daftar list siapa yang bakalan jadi anggota peerage Raiser dan Lucina. List itu akan ane revisi.
A. Peerage Raiser:
King: Raiser Phenex
Queen: Akane Uzumaki
Knight: Yuuto Kiba, Irina Shidou
Rook: Nero, Xenovia Quarta
Bishop: Asia Argento.
Pawn: Issei Hyoudou
B. Peerage Lucina:
King: Lucina Lucifuge
Queen: Vali Lucifer
Knight: Asuna Yuuki, Alice Zuberg
Rook: Kirigaya Kazuto
Bishop: -
Pawn: Shin
Review:
Guest:
Buat apaan? Naruto bukan MC-nya.
FCI. Vinland:
Sekarang mah belom apa-apa. Pas dia pengen Issei balik lagi ke peeragenya, entar dia bakalan ditampar sama si Irina.
