Alisa sembari menunggu diluar ia memainkan catur dalam ponsel hp nya, hal itu membuat ia mengenang ketika Naruto akan menjadi King.
*Flashback*
Naruto kini tengah berjalan menemui Ajuka, ia ingin bertanya dimana ia bisa mendapat satu set Evil Piece yang memang harusnya didapatkan oleh iblis setelah menjadi kelas tinggi, ketika ia berjalan ia menemui tunangannya yang berada disana.
"ah datang juga Sitri mesum ini." Ujar Alisa dengan nada kesal kepada Naruto.
"hei aku tidak mesum, itu karena kesalahan mu saja mandi tidak mengunci pintu." Ujar Naruto mencoba membenarkan diri.
"itu juga salah mu tidak mengetuk pintu kan?!" ujar Alisa tidak mau kalah.
"sudah-sudah." Ajuka datang melerai dan ditangannya ia membawa dua set yang rencananya akan ia berikan kepada Naruto dan Alisa.
*Pluk*
Dua bidak terjatuh, sebuah bidak aneh yang belum pernah Naruto lihat sebelumnya.
"ini bidak apa Ajuka-sama?" tanya Naruto memegang kedua bidak itu.
"bidak itu ja-" sebelum Ajuka melanjutkan kedua bidak itu masuk kedalam tubuh Naruto.
"HEH?"
*Flashback off*
"memikirkan kejadian hari itu benar-benar membuat ku merasa Lelah, bagaimana dua bidak yang sudah dilarang tiba-tiba saja masuk kedalam tubuh si narsis itu, belum lagi bidak itu beradaptasi sempurna di tubuhnya." Gumam Alisa sembari melihat kearah ponselnya dimana terlihat ia memenangkan pertarungan catur itu.
"melawan manusia tidak menyenangkan, lebih menyenangkan melawan Naruto atau Sona jika untuk urusan catur." Gumam Alisa.
*Alisa POV*
Suasana Aura tiba-tiba kurasakan sangat berat, portal itu juga mulai terlihat membesar bahkan mengeluarkan aura-aura yang mengerikan.
Tiba-tiba aku menjadi sangat cemas, kuberanikan diriku kedalam portal Mana Singularitas itu, dan pertama yang kurasakan adalah hawa dingin, sebuah hawa dingin yang sebelumnya belum pernah ku rasakan.
"Heat!" aku menggunakan Mana untuk menghangatkan diriku, satu hal yang terlintas di pikiran ku siapa yang menyebabkan ini.
"apa mungkin si narsis lepas kendali?!" itulah pertama kali yang kupikirkan, karena kekuatan penuh dari si Narsis itu belum sampai pada level dimana ia bisa membekukan tempat skala luas seperti ini.
Dengan melebarkan sayap Phoenix milik ku, aku terbang melalui suhu dingin ini, sungguh suhu ini sangat menyiksa, suhu ini bahkan bisa membuat seorang iblis kelas atas membeku jika salah sedikit.
Kemudian aku melihat sumber dari es ini, aku melihat si Narsis itu terdiam dengan sebuah pedang yang menancap ketanah ia pegang, ketika aku mencoba terbang mendekat, saat berada pada radius 3 meter sayap ku langsung hilang, bahkan sihir Heat yang ku gunakan saja langsung menghilang.
Hal itu membuat ku terjatuh, perasaan cemas ku semakin menjadi-jadi, aku berusaha untuk berjalan pelan kearah Naruto, dimana Naruto masih tidak bergeming, satu hal yang ku pahami rambut Naruto berubah dari yang warnanya hitam dengan iris mata berwarna violet khas keluarga Ruby berubah menjadi rambut putih dengan iris mata Crimson, serta pandangan dingin itu membuat ku terasa mati langkah.
Matanya yang terlihat kosong memandang kearah ku, hal itu membuat ku sedikit terkejut, dari pandangan ku, aku harus segera pergi dari sana.
Pergi,pergi,pergi! Ayo kaki ku!
Pikiran ku berteriak, namun tubuh ku tidak mau bergerak, badan ku terasa sangat kaku, kaki ku terasa membeku, apakah aku akan mati disini?
*bruk*
Aku berhasil terjatuh kebelakang, ku lihat Naruto tidak mendekat, tubuh kami akhirnya cukup jauh, mungkin ada sekitar 4 meter.
"Heat!"
Seketika aku langsung menggunakan Heat, aku tidak akan tahan bila aku tidak menggunakan Heat, Naruto tidak memiliki kemampuan untuk meniadakan sihir, itu pasti kemampuan pedang itu.
Bagaimana aku bisa menyadarkannya, sementara aku sendiri tidak bisa menggunakan sihir disekitar benda itu?
Tunggu sebentar, bagaimana Naruto bisa mengeluarkan es sedingin ini bila ia sendiri harusnya tidak bisa menggunakan sihir ketika ia memegang pedang itu?
Itulah yang menjadi salah satu pokok pikiran ku sekarang, aku melihat kearah Naruto lagi, rambut nya yang putih serta iris mata crimson bukanlah rambut dan iris mata yang ia punya, namun dari gelombang energi sudah jelas ini adalah gelombang energi yang ia punya.
Pikiran ku kalut, aku kacau, aku sama sekali tidak bisa berpikir, bagaimana mengeluarkan Naruto dari situasi ini, biasanya aku selalu bisa membawa Naruto keluar dari masalah, dan harusnya kali ini pun aku bisa mengeluarkannya dari masalah.
Sebuah pikiran gila tiba-tiba terlintas, aku hanya tersenyum, bila itu gila bahkan jika aku sampai harus membakar diriku sampai habis, selama aku bisa menggapai Naruto, itu tidak masalah.
Aku tersenyum, aku meningkatkan intensitas api dan mencoba membakar diriku sendiri, api mulai menyelimuti diriku, aku merasakan perih dan panas dari api yang membakar.
"tidak, ini masih belum cukup, api seperti ini hanya akan langsung terhempas dengan kekuatan dingin Naruto.
Aku membakar diri ku sampai aku tidak bisa melihat apa-apa, mata ku terbakar, seluruh tubuh ku terbakar, sampai intensitas yang cukup besar, aku berjalan menuju kearah Naruto, sampai di 3 meter api itu mulai perlahan padam,
Aku berjalan lagi, aku memaksakan diri, sampai pada akhirnya aku berada pada posisi yang sangat kacau, seluruh tubuh ku hangus, namun aku masih bisa mencapai Naruto, aku mencoba memeluk Naruto, dan berharap semoga ini tersampaikan padanya.
*Alisa POV END*
Beberapa saat kemudian Naruto terbangun, ia melihat seseorang yang hangus memeluknya dengan erat, seseorang yang hangus sampai ia tidak bisa dikenali, Naruto langsung menghempaskan orang itu.
"mahluk aneh macam apa itu?" ujar Naruto sambil melihat kearah mahluk itu yang sudah jatuh, Naruto.
"selain itu, kau benar-benar memberikan aku masalah pedang sialan." Ujar Naruto mulai berjalan meninggalkan mahluk itu.
Ketika ia keluar dari portal, ia mendapatkan mobil itu tertinggal dan Alisa tidak ada dimana-mana.
"tch Alisa sialan, dia meninggalkan ku." Ujar Naruto kesal, setelah Naruto keluar, portal itu tertutup dan tidak terbuka lagi.
"haah setidaknya dengan ini aku tidak perlu menyegel lubang sialan itu." Ujar Naruto melihat portal itu tertutup, Naruto masuk kedalam mobilnya dan dengan tancapa gas full ia pergi dari perumahan itu.
*MEKAI*
"Sirzech-sama." Panggil Naruto ketika ia memasuki ruangan lucifer tempat ia biasa melaporkan penyelidikan.
"oh Naruto kau hanya sendirian? Tumben mana Alisa ?" tanya Sirzech kepada Naruto, sementara itu Naruto hanya menghela nafas.
"dia meninggalkan ku setelah mendorong ku kedalam portal itu." Ujar Naruto disertai sedikit nada kesal.
"begitukah, kalau begitu bisa sampaikan apa yang ada didalam singularitas itu?" ujar Sirzech kepada Naruto
"pedang penyegel sihir yang berada disana." Ujar Naruto menunjukkan pedang itu kepada Sirzech.
"hoo jadi bukan Demon Sword Angbar ya penyebabnya, baiklah kalau begitu aku yang akan menyimpan pedang ini, anggap saja bagian dari pelunasan bidak dalam tubuh mu." Ujar Sirzech dengan nada santai kepada Naruto, Naruto hanya bisa pasrah melihat Sirzech mengambil pedang itu.
"jika ada info lagi akan ku kabari, dan juga bila kau gagal menemukan Angbar, setidaknya temukan 3 atau 4 senjata seperti ini lagi maka akan kuanggap lunas." Ujar Sirzech sembari tersenyum.
"anda licik sekali Sirzech-sama." Ujar Naruto berjalan keluar.
"tentu, seorang iblis haruslah licik." Ujar Sirzech menanggapi ujaran Naruto yang baru keluar.
Trigger Devil
Semua anime yang ada disini buatan pencipta masing-masing saya tidak memiliki apa-apa selain dari cerita ini
Summary : ini adalah kisah tentang seorang iblis, iblis yang bertarung demi apa yang ia ingini dan iblis yang akan melakukan apapun demi mencapai tujuannya…
Chapter 2 ( kekacauan antar teman, Riser vs Naruto)
Sudah sekitar seminggu Naruto menyelesaikan tugas pedang Homura itu, ada sedikit yang mengganjal, dia sama sekali belum mendengar kabar tentang Alisa, biasanya Alisa yang selalu datang pagi-pagi untuk membangunkannya, dan mengingatkan semua jadwal harian yang harus ia lakukan, namun sudah seminggu ini ia tidak mendapat kabar dari Alisa.
*Naruto Pov*
"Tuan muda." Seorang Maid datang menemui ku membuat ku melihat kearahnya.
"ada apa?" tanya ku dengan nada berusaha cool.
"Riser-sama ingin menemui anda." Sebuah tanda tanya muncul dikepala ku, apa yang ingin dilakukan Riser kesini, biasanya cukup jarang dia kesini mengetahui adiknya yang melarang dia datang kemari.
"baiklah, aku akan turun." Ujarku, kemudian aku berjalan turun menemui Riser yang kini membaca sebuah buku, cukup mengejutkan, untuk seukuran iblis seperti Riser.
"yo ada apa?" tanya ku kepada Riser untuk membuka percakapan sembari duduk disampingnya.
"Bagaimana dengan perempuan yang kusarankan untuk kau reinkarnasikan?" tanya Riser membuka topik.
"ah, itu, adik mu membakarnya sampai habis." Ujar ku dengan nada seperti cukup disayangkan, hal itu membuat Riser membulat.
"bukankah sudah kubilang jangan sampai ketahuan?!" ujar Riser lagi kepada ku, sementara itu aku hanya menghela nafas.
"adik mu memiliki penciuman yang bagus, dia benar-benar mencium gerak gerik ku." Ujar ku mencoba terlihat keren.
"percuma saja kau mencoba terlihat keren, saat ini kau terlihat seperti seorang idiot." Ujar Riser, dengan nada sarkas, mungkin saja Alisa meniru sarkasnya itu dari Riser.
"urusai, setidaknya harusnya kamu mengajari adik mu agar tidak sarkas terus ketika aku mau melakukan sesuatu." Ujar ku kepada Riser, dengan nada kesal
"hei, itu memang kebenaran tentang mu Narsis." Ujar Riser lagi tidak mau kalah, sialan juga Riser ini.
"selain itu, bisa kamu minta Alisa untuk pulang, sudah seminggu ini dia tidak pulang." Ujar Riser kepada ku.
Saat itu aku merasa terkejut, kenapa Alisa tidak pulang? Bukankah dia meninggalkan ku bahkan sebelum misi itu selesai?
"tunggu bukannya ia pulang sejak seminggu lalu, aku bahkan tidak mendapat kabarnya dari seminggu lalu." Ujar ku bingung kenapa itu bisa terjadi, Alisa bukanlah tipe orang yang suka pergi tidak berpamitan dengan siapa-siapa.
"hah bukannya dia terakhir kali bersama dengan mu, ketika kau melakukan misi ke Lousiana?" ujar Riser lagi.
"haah kenapa ke misi itu lagi, Alisa meninggalkan ku bahkan sebelum misi selesai, jadi pas aku pulang aku hanya sendirian." Ujar ku kepada Riser.
"haah apa maksud mu, jadi maksud mu Alisa diculik begitu?" tanya Riser dengan nada kesal.
"tunggu-tunggu tidak mungkin orang seperti dia bisa diculik kan?" ujarku kepada Riser lagi.
"tapi nyatanya dia tidak pulang!" ujar Riser mulai geram.
"aku juga tidak tahu tentang itu," ujar ku lagi kepada Riser dengan nada keras.
"Tch sialan." Riser langsung pergi darisana, aku benar-benar menjadi sangat panik, aku pun memulai pencarian ku terhadap Alisa.
Tak terasa seminggu telah berlalu, kini aku berada diruang keluarga tengah membaca buku sekaligus menunggu para Mercenary memberikan informasi mengenai Alisa.
"Keluar Kau Sitri!" suara Riser menggema seolah menantang didepan rumah keluarga ku, aku berjalan keluar dan menemui Riser.
"ada apa hah?" tanyaku kesal kepada Riser.
"Keparat!" Riser langsung menerjang kearah ku dengan bola api yang cukup besar dia langsung lempar kan kearah ku.
"Freezing Area!" menggunakan kekuatan ku untuk menurunkan suhu untuk mematikan api yang dilemparkan Riser.
*Bug*
Kurasakan tinju Riser bersarang diperutku.
"Sialan!"
Kami terlibat adu pukul, Riser mencoba melapisi tinjunya dengan api dan melakukan upper cut kearah ku, tanpa ku sadari aku harus menerima Upper Cut itu.
Kemudian Riser lagi mencoba menyerang ku menggunakan apinya.
Namun kakinya terhenti.
"Freeezing Coffin."
Aku membekukan kaki Riser sehingga ia tidak bisa terbang maupun berlari.
"ada apa hah, tiba-tiba bikin kacau disini?!" ujar ku kesal kepada Riser.
"kau keparat sialan, kau apakan adik ku hah!" Raung Riser kepada ku.
"hah pertanyaan macam apa itu, sudah kubilang dia pergi meninggalkan ku sebelum misi itu berakhir dan itu kali terakhir aku melihatnya." Ujar ku tidak mau kalah kepada Riser.
"meninggalkan diriku yang tampan ini, adalah sebuah tindakan terberani yang ia lakukan." Ujar ku mencoba terlihat tinggi.
"kau keparat!, gelombang sihir milik adik ku sudah tidak terasa, kau apakan dia hah?!" Raung Riser lagi kepada ku.
"hah gelombang sihir?" aku cukup bingung, karena gelombang sihir memang tidak bisa dirasakan jika penggunanya jauh dari yang pendeteksi.
"hah pura-pura tidak tahu lagi." Ujar Riser sinis kepada ku, aku memang benar-benar tidak mengerti apa yang ia katakan, bagaimana seseorang bisa merasakan gelombang sihir dari kejauhan kecuali gelombang sihir itu sebesar Great Red atau Ophis ada kemungkinan masih terasa, jika iblis kelas tinggi biasa harusnya tidak terasa.
"aku benar-benar tidak mengerti." Ujar ku kepada Riser.
"Alisa, membuat kan kita masing-masing aksesoris, aksesoris itu memiliki kekuatan sihir untuk membuat sihir pertahanan, dan sihir itu akan terus terisi selama pembuatnya hidup," ujar Riser Panjang lebar.
"tunggu sebentar." Otakku mulai berjalan, jika aksesoris membuat barrier selama pembuatnya masih hidup, maka kemungkinan ia marah karena barrier itu sudah mati, dan barrier itu mati karena pembuatnya telah….. MATI.
Aku langsung jatuh terduduk, seketika itu juga ingatan tentang seseorang yang hangus terbakar memelukku kembali terkenang.
"Jangan bilang." Aku menutupi mulut ku dengan tangan, mata ku tidak kuat menahan air mata.
Dan aku merasa jatuh…
*NARUTO POV END*
"HUAAAAA!" tiba-tiba Naruto berteriak keras dengan air mata mengalir, iris mata berubah menjadi crimson dan rambut berubah menjadi putih, dimana seketika itu juga membuat dunia bawah menjadi beku.
TBC
Hola, balik lagi nih sama Author, nah saya juga baru tahu kalau bidak king sebenarnya itu bidak terlarang dan tidak boleh digunakan, jadi terima kasih atas pemberitahuannya, saya akan mencoba membuat fanfic ini lebih baik dan lebih menarik lagi, saya ingin kasih sedikit info tentang Naruto
Name : Naruto Sitri
Age : 23 years old
Magic : Ice (specialized)
Technique : Eight Leaves (Tachi Style)
Piece : King (Double King)
Hair : Black( Normal Form)
: White ( Uncontroled)
Eyes : Violet (Normal)
: Crimson (Uncontroled)
Untuk skil-skillnya nanti aja dibahas yah oke Adios!
