*Maine Pov*

Entah apa yang sudah terjadi, tapi kini aku dihadapkan pada sebuah masalah yang cukup besar, orang-orang besar dan belum dewasa seperti ayah dan Naruto-san selalu bertengkar tiap hari, ini benar-benar membuat ku pusing.

Namaku adalah Maine, seorang anak perempuan yang biasa-biasa saja dan sering mengalami sakit-sakitan, aku benar-benar kasihan kepada ayahku yang masih mau merawatku walau aku sering sakit dan menyusahkannya.

Namun semua itu berubah, semenjak ada orang aneh yang mengatakan dia akan membeli ku, sejujurnya aku takut saat itu, aku sering mendengar berita bahwa banyak pedo berkeliaran diluar sana dan mungkin orang itu adalah salah satunya.

Tapi yang terjadi sekarang adalah, dia membeli ku dan ayahku sekalian, seperti sebuah paket keluarga, aku dapat melihat ketika ia memasukkan sebuah bidak catur kedalam tubuh ayah, sebuah bidak Rook, bukankah itu cocok sekali dengan ayah?

Selain itu semenjak ia membeli kami, entah kenapa rasanya tidak seperti kami akan menjadi budak atau apa, kami lebih seperti keluarga, ya orang yang membeli kami aku melihat dia sering bertengkar dengan ayah, seperti seorang anak laki-laki yang bertengkar dengan ayahnya.

Ah jangan dilupakan semenjak hari itu, aku tidak merasakan sakit lagi, aku juga bingung kenapa, apa karena ada bidak yang masuk juga kedalam diri ku?

"oi Maine, orang tua kesini kalian." Suara Naruto-san terdengar, aku pun berjalan kearahnya.

"sudah ku bilang jangan panggil aku orang tua, panggil aku Gunther-san, apa anak-anak jaman sekarang tidak ada sopan santunnya sama sekali?" ayah menanyakan hal itu, dan kulihat sepertinya Naruto-san juga terpancing.

"apa katamu?! Aku ini adalah iblis paling tampan dan menawan serta mahluk paling sopan dan jenius di jagat raya!" oke kali ini dia Narsisnya benar-benar berlebihan.

"narsis." Ujar ku pelan,

*krak krak*

Aku dapat mendengar sebuah suara hati yang retak dari Naruto-san, sementara aku dapat melihat ayah tertawa terpingkal-pingkal karena itu.

"ah Naruto-san, aku ingin bertanya kenapa kau selalu menyebut dirimu iblis?" aku mencoba mengalihkan pembicaraan ini, akua gak merasa bersalah menghancurkan kepercayaan dirinya.

"mungkin karena itu, apa Namanya lagi, ah sindrom anak kelas 8!" ujar ayah sejujurnya itu membuat ku ingin tertawa.

"ah itu karena…."

Naruto-san menjeda perkataannya.

"aku adalah seorang iblis." Ujar Naruto-san, lalu muncullah 5 pasang sayap kelelawar dibelakangnya, sejujurnya itu mengerikan.

Sebentar, jadi apa kami ini menjual diri kami kepada iblis?!

"tunggu bentar, kau pasti bercanda kan?" ujar Ayah, ia kelihatan syok dengan kejadian ini.

"tidak, kalian juga harus mempersiapkan diri kalian, sebagai iblis yang baru saja di reinkarnasi." Ujar Naruto-san, hal itu membuat ku terkejut dan tanpa sadar, aku merasakan ada yang aneh di punggung ku.

*Maine Pov End*

Trigger Devil

Semua anime yang ada disini buatan pencipta masing-masing saya tidak memiliki apa-apa selain dari cerita ini

Summary : ini adalah kisah tentang seorang iblis, iblis yang bertarung demi apa yang ia ingini dan iblis yang akan melakukan apapun demi mencapai tujuannya…

Chapter 5 (The New Fate, Welsh Dragon Become Ally)

Naruto hanya melihat kedua bidak reinkarnasinya itu benar-benar terkejut.

"tunggu apa aku tidak bilang tentang ini?" tanya Naruto dengan cepat.

Mereka berdua mengangguk, bahwa sebenarnya Naruto sama sekali belum menceritakan tentang perubahan mereka menjadi iblis.

"haah kalau begitu, karena kalian sudah tahu kalau diri kalian adalah iblis, kalian harus ingat beberapa hal di dunia manusia, pertama dan terpenting jangan sampai ketahuan oleh manusia, kedua berhati-hatilah dengan gereja karena kalian iblis, kalian tidak bisa dekat-dekat dengan gereja." Ujar Naruto dengan nada santai.

"kalau begitu aku ingin bertanya kenapa kau menjadikan kami iblis?" tanya Gunther disertai anggukan dari Maine.

"ah itu, tubuh manusia tidak bisa menahan kumpulan Mana yang terlalu besar, hal itu bisa membuat overload dan membuat seseorang cepat mati, sama seperti yang kau alami terakhir kali." Ujar Naruto kepada Maine, sementara itu Maine hanya sedikit menunduk.

"dan untuk kau pak tua, aku berpikir kalau kau akan sangat protective kepada anak mu, itu akan menjadi satu tameng yang bagus untuk kelompok ku." Ujar Naruto sambil melihat kearah ponselnya.

"ah Maine, mulai besok kamu akan sekolah di daerah ini, usahakan berhati-hati ya, dan kau pak tua kau akan bekerja di SMA Kuoh sebagai penjaga keamanan, dengan shift selalu pagi sampai siang." Ujar Naruto santai.

"eeeh?!" Maine nampaknya terkejut.

"jangan bilang kau rasa tidak perlu sekolah lagi karena menjadi iblis kan?" ujar Naruto kepada Maine.

Sementara itu Maine memalingkan wajahnya.

"ah sudah ku duga, ya untuk pak tua, bukankah menjaga sekolah bisa membuat mu menghabiskan waktu luang mu kan?" ujar n Naruto kepada Gunther.

"ya benar, itu cukup untuk menghabiskan waktu luang, daripada aku disini bersama-sama orang gila seperti mu." Ujar Gunther kepada Naruto.

"ah dan satu lagi, kalian akan mendapat pengajar untuk mengendalikan kekuatan kalian." Ujar Naruto lagi.

"Haaah?!"

"yah, untuk pengajarnya mungkin akan datang minggu depan sampai saat itu kalian lakukanlah aktivitas sehari-hari saja." Ujar Naruto yang ingin keluar.

"ah sekalian juga tolong bantu aku bersih-bersih, Mansion ini sudah sangat lama tidak dipakai, jadi berdebu, Yoroshiku naaa." Ujar Naruto nyelonong keluar.

"dia memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur yah." Ujar Maine menyipit, sementara itu Gunther hanya menghela nafas.

"ya baiklah kalau begitu mari kita bersih-bersih Maine." Ujar Gunther, lalu mereka pun bersih-bersih.

Sementara itu bersama Azazel, kini ia menatap gadis yang kini ia baringkan dalam Cryptorium di lab nya yang berada di rumah tempat persembunyiannya di Kuoh.

"hmm gadis ini masih belum sadar, maa sudahlah." Azazel mengambil handphonenya kemudian menelpon salah satu bawahannya.

"aah Airi, bisa kau belikan baju untuk seorang perempuan, kurang lebih usia 18 tahun ."

"haah aku tidak menculik seorang manusia perempuan, aku hanya menemukan seorang iblis yang membuat ku cukup tertarik."

"cepatlah sisanya akan kuberitahukan disini."

Dengan itu Azazel menutup telfonnya,

"haah apa ini karma aku mengintip Gabriel." Gumam Azazel kemudian membaca sebuah buku.

Dan kini di SMA Swasta Kuoh, Naruto sedang berada di tempat yang bisa memantau sekolah itu, ia melihat Sona,dan para anggota Osis tengah mengerjakan tugas mereka sebagai anggota osis.

"damai sekali." Gumam Naruto yang kini menatap ke langit luas.

"Nee Alisa, apa yang akan kau katakan bila kau ada disini?" gumam Naruto sembari tersenyum.

'kenapa kau bermalas-malasan disini narsis.' Gumam Naruto,

"heh sudah pasti dia akan mengatakan itu." Gumam Naruto tersenyum kemudian beranjak darisana.

*krring*

Sebuah bunyi telfon, Naruto mengambil ponselnya dan melihat dari siapakah itu.

"hmm Mercenary yah."

Naruto mengangkat telfonnya.

"ya ada apa?" tanya Naruto dengan nada serius.

"sebuah singularitas ditemukan di inggris, tempatnya di lady lake." Ujar Mercenary itu.

"baik, kerja bagus, aku akan kesana sesegera mungkin." Ujar Naruto sembari menutup telfonnya.

Kembali bersama Azazel,

Sesosok bayangan masuk kedalam rumah Azazel, dengan pedang Tachi ditangannya,

Bayangan itu sampai kedepan , ketika bayangan itu hendak menyentuh gadis yang berada ditempat Azazel itu.

"ingin menyentuh seorang Wanita yang tidak berpakaian seperti itu, sepertinya kau itu orang mesum ya." Ujar Azazel tiba-tiba dibelakang bayangan itu.

"bukan urusan mu, gadis ini milikku dan aku hanya mengambil milikku kembali." Ujar bayangan itu sembari memegang Evil Piece yang menyatu dengan bidak Azazel itu.

Mata Azazel melebar melihat bayangan itu mengeluarkan bidak Archer yang menyatu dalam Evil piece milik gadis itu, kemudian ia mengambil satu bidak evil piece dari dalam sakunya, bidak itu adalah bidak ratu, dan memasukkannya kedalam Evil Piece gadis itu yang sudah rusak.

"ini milik mu." Ujar bayangan itu sembari hendak menggendong gadis pirang itu, dan melemparkan bidak itu kepada Azazel.

"aku mungkin membiarkan mu masuk, tapi aku tidak pernah bilang akan memperbolehkan mu keluar." Ujar Azazel sambil mengambil pisau kunning kecil orb di gagangnya.

"Fafnir kah?" gumam bayangan itu sambil meletakkan gadis pirang itu kembali dan mulai bersiaga.

*Swuuush*

Tubuh Azazel langsung terbalut Armor Fafnir.

*Crassh*

Bayangan itu tanpa ragu menebas secara menyilang dari kiri ke kanan dan tepat mengenai dada Azazel.

"Tch pedang itu, jangan bilang dragon slayer?" tanya Azazel, sementara itu bayangan itu hanya menghela nafas.

"bisa dibilang ya, bisa dibilang tidak." Ujar bayangan itu sambil tersenyum, dan langsung menggendong gadis pirang itu dan berteleport dari sana.

"Tch, aku diperdaya." Ujar Azazel yang melihat tempat ini sudah kosong dan hanya tinggal dirinya.

Sementara itu kini bayangan itu berada di sebuah gedung, gedung perusahaan, bayangan itu melepas hoodienya, ia melihat kearah seorang asisten yang sudah berada disana.

"Rean-sama." Ujar Asisten itu sambil mengambil Hoodie yang sudah dilepaskan oleh orang itu.

"berikan pakaian yang terbaik kepada gadis ini." Ujar Rean sambil memberikan gadis pirang itu kepada Asistennya, sementara itu Asistennya hanya mengangguk dan membawa gadis pirang itu.

Sementara itu Rean melihat kepergian dari asistennya, dia menoleh kearah kaca yang berada di ruangan ini.

Rean melihat kearah cermin yang berada di ruangan itu dan tersenyum kepada bayangannya yang terpantul.

"walau sudah berusia 10.000 tahun diriku masih tetap tampan." Gumam Rean,sambil berpose.

Keesokan harinya Rean membuka matanya dan melihat dirinya tertidur di meja, membuatnya mengucek matanya.

"dokumen-dokumen sialan ini benar-benar menyiksa ku." Ujar Rean sambil melihat tumpukan dokumen yang ada diruang kerjanya itu.

"pagi Nii-sama." Suara seorang perempuan masuk membuat Rean menoleh kearah perempuan itu.

"ah Maine ada apa?" tanya Rean sambil melihat kearah gadis berambut biru tua itu.

"aku hanya ingin mengatakan, sudah cukup lama kita kembali, aku mau menyampaikan kalau Raid Ladylake akan dimulai." Ujar Maine atau gadis berambut biru itu kepada Rean.

"aah kalau tidak salah bidaknya baru Bishop dan Rook kan, aku rasa dia akan pergi sendiri seperti yang terakhir kali." Ujar Rean sambil menghela nafas.

"ya, untuk mencegah itu, bagaimana kita membuat Sekiryuutei ikut." Ujar Maine dengan nada serius.

"ah bocah mesum itu ya, cukup menarik sih bila kita membuat nya ikut, baiklah, atur agar kertas teleportasinya bukan menteleportasi Rias ke tempat Sekiryuutei saat dia mati, melainkan menteleport Naruto." Ujar Rean sambil menatap serius kepada Maine.

"ya, ini demi mencegah tragedy yang lebih besar lagi." Ujar Rean lagi sambil melihat kearah dinding.

"bagaimana cara mu menyikapi ini Naruto Sitri, aku ingin melihat itu." Gumam Rean sambil melihat kearah jendela.

"maa karena sudah laporan, jadi ayo santai saja." Ujar Rean sambil tersenyum.

"maa, sudah seharusnya aku melakukan itu, kau sudah menyuruhku melakukan ini, itu, dan lain-lain sehingga aku rasa Pundak ku ingin lepas." Ujar Maine.

"hahaha blak blakan sekali." Ujar Rean sambil melihat Maine.

"dan kau juga masih Narsis seperti biasanya." Ujar Maine sembari tersenyum.

"tentu aku ini adalah orang paling Narsis sedunia, Rean Schwarzer." Ujar Rean sambil berpose seperti orang paling Narsis.

"ah iya, Alisa Phenex sepertinya sudah sadar, kau bisa mengunjunginya." Ujar Maine sambil berjalan pergi darisana.

"tentu aku pasti akan mengunjunginya." Ujar Rean sambil melipat laptop kerjanya dan beranjak keluar darisana.

*bersama Naruto*

Kini Naruto, tengah mempersiapkan segalanya untuk pergi ke Ladylake.

"aku harap aku bisa mendapatkan informasi tentang mu Alisa." Ujar Naruto sambil berjalan keluar.

"jadi kau akan pergi?" tanya Gunther dengan nada heran.

"orang bodoh pun tahu jika melihat dari penampilan ku." Ujar Naruto dengan nada santai.

"sialan."Gunther hanya bisa mendecih kesal.

"kau dan Maine jangan lupa berlatih ya, aku membutuhkan kalian disaat-saat yang mirip seperti ini." Ujar Naruto sambil berjalan keluar.

"tentu." Ujar Gunther yang mengantar kepergian Naruto sampai ke pintu depan, dimana Naruto pergi pada malam hari.

Ketika Naruto melesat dimalam hari, dibawah kakinya muncul sebuah lingkaran sihir.

"eh?" sebuah lingkaran sihir yang ia tidak kenali muncul dibawah kakinya dan membawanya ketempat asing lebih tepatnya menteleport dia ketempat asing.

Sebuah tempat yang nampaknya tidak terlalu asing, Naruto melihat disana-sini ia berada di taman, tapi kenapa lingkaran sihir itu membawanya ke taman.

Ketika Naruto hendak berjalan, ia merasa seperti menginjak sesuatu.

"hmm?" Naruto melihat kebawah dan ia menemukan Hyodo Issei tewas dengan darah mengalir di dadanya.

"Hmmm?" Naruto hanya memiringkan kepalanya heran.

*Naruto Pov*

Oi oi oi apa ini, kenapa aku berada disini, bukankah ini seharusnya tempat Rias, kenapa malah aku yang berada disini, aku bukanlah yang memberikan selebaran ini kepada Issei lantas kenapa aku bisa berada disini?

"tch sialan, bila Hyodo Issei mati disini maka cerita dxd ini akan kacau." Gumam ku, sebenarnya aku tidak ingin membuang bidak ku untuk mereinkarnasikan Oppai Dragon seperti dia, tapi sepertinya aku tidak punya pilihan lain.

Aku tidak merasakan hawa dari Rias ataupun Sona ditempat ini, bisa disimpulkan mereka berdua tidak ada disini, jadi bisa disimpulkan di episode 1 highschool dxd itu Issei murni tidak sengaja menyummon Rias bukan Rias yang mengawasi Issei.

"Tch sial." Aku hanya bisa melihat delapan bidak Pawn masuk kedalan tubuh Issei.

"atas nama Naruto Sitri aku perintahkan kamu bangkit dan jadilah pelayan ku!"

TBC

Hola Author lagi fast fast updatenya, mumpung lagi ada ide, nanti kalo udah ilang kemungkinan bakal lama lagi,ah iya