Ketika Naruto dan Issei masih berada pada singularitas, pada suatu pagi di kota Kuoh,

"Yosh Maine, kita sudah sampai." Ujar Gunther sambil menggendong anaknya pergi ke sekolah dasar, sementara itu Maine hanya tersenyum.

*Maine Pov*

Aku memiliki ayah yang hebat dia adalah ayah yang selalu menyayangiku, dia dengan tangan besarnya menggendongku sampai ke sekolah, walau sebenarnya ini sudah tidak perlu karena aku sudah cukup sehat untuk berjalan sendiri, dan juga ada layanan antar jemput yang sudah disediakan sekolah, namun karena ayah terlambat jadi ayah berlari dengan secepat tenaga untuk sampai disekolah.

Sejujurnya aku cukup terkejut bagaimana peningkatan fisik yang ayah dapat, dia bahkan bisa berlari 1 km tanpa berhenti dan itu bukan jogging melainkan Sprint, memiliki tubuh iblis adalah sesuatu yang hebat.

"Yosh Maine kita sudah sampai." Ujar ayah dengan nada lembutnya menurunkan aku, aku benar-benar senang tapi, melihat keadaan rambut ku yang acak-acakan aku rasa, mulai besok aku harus bangun lebih pagi agar tidak kesiangan dan dapat ikut didalam bis saja.

"andai saja aku bisa mengikat waktu agar tidak berjalan dulu." Gumam ku sambil melihat kearah langit.

"ya, seperti hal itu bisa dilakukan." Gumam ku tersenyum sambil berjalan masuk menuju ke sekolah ku.

Trigger Devil

Semua anime yang ada disini buatan pencipta masing-masing saya tidak memiliki apa-apa selain dari cerita ini

Summary : ini adalah kisah tentang seorang iblis, iblis yang bertarung demi apa yang ia ingini dan iblis yang akan melakukan apapun demi mencapai tujuannya…

Chapter 7 (Bond)

Seperti yang kalian tahu, aku menjalani kehidupan sekolah ku dengan baik, bermain bersama teman-teman di waktu istirahat pelajaran dan pulang ketika waktunya pulang, namun sesampainya dirumah ini menjadi neraka.

"Maine-sama, sekarang waktunya anda belajar melatih control sihir."

Ya selama dirumah aku akan diminta untuk belajar-belajar, dan belajar tentang sihir, apa itu sihir, sejarah sihir, dan sekarang kami sudah mencapai tahap dimana mengontrol kekuatan sihir, sejujurnya aku ingin belajar sebuah jurus, tapi mereka mengatakan aku masih belum boleh untuk mempelajari sihir dikarenakan control sihir ku yang masih buruk.

Melatih control sihir sendiri memakai cara yang sangat sederhana, kita hanya harus rileks dan merasakan kekuatan mengalir dari dalam, rileks dan rasakan aliran mana yang berasal dari dalam tubuh, kemudian Kelola aliran Mana itu, ini adalah bagian yang tersulit dikarenakan untuk mengelola aliran Mana diperlukan fokus yang tinggi agar sihir bisa keluar secara efisien.

*Maine Pov End*

*Alisa Pov*

Sudah beberapa hari ini aku menikmati kesenangan yang diberikan tunangan ku di tempat ini, di daerah Madrid aku cukup menikmati suasana di negara matador ini, makanan disini cukup enak dan banyak hal-hal menarik disini, namun ada satu hal yang aku cukup bingung setiap kali aku melihat stadion sepak bola aku merasa sangat nostalgia, serasa aku sering berada disana.

Namun sedikit mengundang rasa penasaran ku, tunangan ku Rean Schwarzer benar-benar melarangku untuk pergi untuk mengunjungi stadion sepak bola, alasannya banyak sekali supporter sepak bola yang sangat berbahaya dan selalu membuat masalah, ini adalah satu point yang membingungkan, aku,Rean, dan Maine-chan ini adalah iblis, seharusnya kami bisa pergi tanpa terkena masalah, tapi tetap saja Rean benar-benar memohon kepada ku untuk tidak pergi ke stadion.

Kemudian ketika setiap kali aku bangun tidur, Rean dengan cepat memaksa dirinya untuk bangun, padahal matanya benar-benar seperti panda, seharusnya dia tidur lagi saja, apa mungkin dia tidak ingin tidur ketika melihat tunangannya bangun?

Dan satu hal lagi yang benar-benar membuat ku merasa penasaran, aku tidak diperbolehkan untuk menemui keluarga ku, Rean mengatakan keluarga ku itu sedang ada dalam masa kesusahan karena mereka tidak ingin menyusahkan aku jadi aku ditinggal bersama dengan tunangan ku di bumi.

Ah ngomong-ngomong soal tindakan yang tidak bisa dilakukan, Rean dengan sangat keras melarang ku masuk kedalam kantornya, bahkan untuk mengintip saja aku tidak diperbolehkan, bukankah itu hal yang aneh, aku rasa dia menyembunyikan sesuatu didalam kantornya, mungkin saja itu adalah hal yang membuat ku amnesia atau ada hubungannya dengan ku.

Selain itu adik ipar ku Maine, entah kenapa dia terlihat kurang bersahabat dengan ku, satu hal yang bisa ku pikirkan, dia itu adik yang mencintai kakaknya, atau bisa dibilang adik tipe brocon, namun secara keseluruhan jika menilai kehidupan ini, aku rasa ini cukup menyenangkan orang-orang di madrid cukup aggressive dan mementingkan kompetisi, namun diluar itu mereka cukup baik dan ramah.

"apa yang sedang kau lihat sayang?" suara Rean terdengar di telinga ku, hal ini membangunkan ku dari lamunan ku, aku tersenyum kearah Rean.

"aku memikirkan tentang mu." Ujar ku dengan nada sedikit sensual untuk menggoda Rean.

"hoo kau memikirkan tunangan mu yang jenius dan tampan ini yah?" ujar Rean sedikit narsis, aku membeku seketika ketika ia mengatakan itu, aku merasa perkataan itu sering sekali kudengar namun entah dimana, aku memegangi kepala ku, kurasa detak jantung ku semakin meningkat, aku merasa pusing dengan kejadian ini.

"Tarik nafas hembuskan, Tarik nafas hembuskan." Aku melakukan apa yang di komandokan oleh Rean, aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya keluar, hal itu benar-benar membuat ku lebih rileks.

"apa kau biasa mengalami sakit kepala seperti ini?" tanya Rean mengkhawatirkan aku.

"tidak, baru kali ini." Ujar ku sambil terus melakukan yang diminta oleh Rean yaitu merilekskan pikiran.

"kalau begitu istirahatlah, mungkin kamu kelelahan." Ujar Rean menyandarkan kepala ku di pundaknya, aku pun mencoba untuk mengistirahatkan tubuh ku karena shock akibat rasa sakit yang tiba-tiba terasa, dan aku pun tertidur dalam lelap.

*Alisa Pov End*

Rean melihat kejadian itu sambil menajamkan matanya serius dan melihat kearah jalanan, karena saat ini mereka tengah berada didalam mobil setelah menghabiskan kencan yang indah di restorant madrid.

"aku tidak menyangka, hanya dengan sedikit narsis dia bisa meresponnya dengan baik, dan juga senarsis apa aku dulu sehingga efeknya bisa seperti ini." Ujar ku, sambil kulihat wajah manis Alisa.

"terima kasih atas ciptaan mu yang cantik ini Tuhan Awwww." Rean memegangi kepalanya sakit ketika ia berterima kasih kepada Tuhan.

"terkadang aku melupakan kalau aku benar-benar mengutuk orang yang membuat sistem seperti ini." Gumam Rean sembari tersenyum melihat Alisa yang tidur di pundaknya.

*bersama Naruto*

Kini Naruto dengan pop corn ditangannya dan juga bir di mejanya menonton Issei yang sedang bertarung melawan Gawain one on one.

"sepertinya si mesum itu sudah kuat, setelah dipaksa berlari terus." Gumam Naruto sambil memakan pop cornnya.

"biasanya di daerah musuh seseoranga akan cenderung waspada, tapi kau benar-benar santai yah." Ujar perempuan itu kepada Naruto, Naruto hanya tersenyum.

"seperti apapun keadaannya kita harus tetap tenang dan selalulah terlihat keren." Ujar Naruto dengan wajah sok cool, membuat perempuan yang bersama dengan dia menjadi merinding.

"saa te, bila dia menang melawan Gawain mungkin akan ku traktir dia makan." Ujar Naruto sambil melihat kearah Issei yang masih bertempur.

"kau sendiri apa tidak apa-apa membiarkannya bertarung sendiri." Ujar perempuan itu kepada Naruto.

"maa tidak apa-apa, aku belum melihat sesuatu yang berbahaya lagipula singularitas ini kelihatannya tidak menyimpan apa-apa selain kalian sehingga sekumpulan mana besar terlihat dari singularitas ini seperti singularitas yang memiliki pedang homura." Ujar Naruto santai sambil melihat terus bagaimana kemampuan Issei akan meningkat setiap kali pertarungan.

"ooh kau sudah menemukan Homura ya?" ujar perempuan itu kepada Naruto, Naruto hanya menautkan alisnya bingung.

"apa kau mengetahui sesuatu tentang Homura?" tanya Naruto kepada perempuan itu.

"aku tidak tahu banyak, tapi tentang material pembuatannya aku cukup mengetahui." Ujar perempuan itu kepada Naruto.

"maa aku tidak perlu tahu terlalu banyak, aku tidak mencari pedang itu, aku mencari Angbar, dan juga tunangan ku yang terjebak dalam singularitas gara-gara pedang Homura sialan itu." Ujar Naruto sambil menatap serius kepada Issei yang masih berkelahi dengan Gawain.

"apa singularitasnya tertutup setelah kau menyelesaikan misi pedang Homura mu?" tanya perempuan itu, sementara itu Naruto hanya mengangguk.

"entah bisa ku katakan, kau sedang sial atau beruntung, singularitas menghilang artinya yang ada didalamnya akan dimuntahkan kembali ke bumi, entah ke bumi ini atau ke celah dimensi, selain itu kau pasti tau bukan apa resiko jatuh di celah dimensi." Ujar perempuan itu kepada Naruto, Naruto menatapnya tajam.

"darimana kau tahu itu?" tanya Naruto serius kepada perempuan itu, sementara perempuan itu hanya menunjuk Naruto.

"aku?" Naruto cukup bingung dengan kejadian ini.

*Naruto Pov*

Dia mengatakan bahwa dia mengetahui hal itu dari aku? Apa-apaan itu jika ingin bercanda tolong hentikan karena itu tidak lucu, selain itu aku sama sekali tidak tahu apa-apa tentang ini.

"hah apa maksud mu dengan itu, tidak mungkin aku bertanya jika aku tidak tahu." Ujar ku serius, lagian ini memang benar buat apa repot-repot aku bertanya jika aku sudah mengetahui hal ini sebelumnya?

"diri mu di masa depan sudah mengetahuinya, dan aku tahu dari dirimu di masa depan." Ujar perempuan itu kepada ku, sementara itu aku hanya menatapnya bingung, pertama sihir waktu itu bukan hal yang mustahil tapi bila itu hanya sekedar menghentikan waktu, aku ingat kalau rias memiliki bidak vampire yang bisa melakukan itu.

Tetapi untuk kembali ke masa lalu, hal itu sudah jelas tidak mungkin, bahkan bagi kaliber iblis sekalipun teori kembali ke masa lalu masih lebih kompleks punya manusia dan bahkan mereka belum bisa menggunakannya untuk kembali ke masa lalu, dan bagaimana bisa ada diriku di masa depan memberitahunya, sementara perjalanan dari masa depan ke masa lalu itu mustahil?

"haha jangan bilang kau melompati waktu?" tanya ku dengan nada bingung, sementara itu perempuan itu hanya tersenyum kepada ku.

"apa kamu familiar dengan perkataan " aku akan membuat mu tidak bisa berpaling dari ku jadi tunggu saja" kah" ujar perempuan itu menyebutkan sesuatu yang benar-benar membuat ku nostalgia mendengarnya.

*Flashback*

Pada saat itu aku berusia 18 tahun dan Alisa 15 tahun, saat itu merupakan saat yang kompetitif, karena pada saat itu rating game baru saja dibuka untuk kalangan umum iblis kelas atas, saat itu aku dan Alisa masihlah iblis kelas menengah, lebih tepatnya aku belum di promosikan menjadi iblis kelas atas dan tinggal menunggu waktu untuk menjadi iblis kelas atas.

Karena begitu besar kompetisi yang terjadi di kalangan iblis, sampai-sampai banyak pilar yang bekerja sama untuk membuat rating game menjadi lebih meriah, suasana sukacita memenuhi seluruh dunia bawah karena pemenang rating game saat itu Diehauser Belial, pertempuran sengit yang ditunjukkan kedua orang itu membuat para iblis muda seperti ku,Sairaorg,Raiser, dan beberapa iblis muda lainnya menjadi sangat termotivasi untuk ikut.

Namun karena ini membawa nama keluarga jadi akan sangat memalukan bila seseorang kalah dan itu akan membawa nama keluarganya, karena mereka mewakili keluarganya untuk bertempur, karena itulah cukup banyak Kerjasama yang terjadi antar klan iblis, selain karena populasi iblis murni berkurang karena perang, itu juga karena mereka tidak ingin kalah, dan yang pertama kali membuat kesepakatan adalah ayah ku, Lord Sitri, dan tentu kalian tahu tentang apa kesepakatan ini.

Aku dan Alisa dijual kepada satu ikatan yang disebut ikatan pertunangan, hal ini membuat perjanjian antara Sitri dan Phoenix dimana Phoenix akan menurunkan nilai jual Phoenix Tear kepada clan Sitri, namun clan Sitri juga harus membantu clan Phoenix dalam penjualan untuk meningkatkan penjualan Phoenix Tear tetap tinggi.

Dan untuk menghindari ada penghianatan maka kami berdualah yang dijual untuk diikatkan kepada suatu pertunangan.

"geh bertunangan? Apa yang dipikirkan ayah." Gumam ku sambil berjalan di dalam Mansion Sitri, tentu aku kesal dengan kejadian itu, bila aku bertunangan sekarang itu tentu akan membatasi gerak-gerik ku dalam melakukan sesuatu dan itu benar-benar tidak nyaman.

"jadi andakah yang akan menjadi tunangan saya?" tanya seorang perempuan berusia 15 tahun, berambut pirang datang menemui ku.

Sejujurnya aku cukup terpana dengan kecantikannya, tentu siapa yang tidak terpana melihat sosok bidadari(iblis) yang baru saja turun dari langit untuk diberikan kepada ku, tapi aku adalah laki-laki dan laki-laki itu tidak cukup dengan satu perempuan, setidaknya 5/6 itu merupakan kriteria ku, belum lagi karena aku mengenal dunia ini dengan baik karena merupakan pembaca setidaknya aku sudah memilih beberapa karakter yang akan kuincar.

Tapi ini benar-benar membingungkan kenapa clan Phoenix bisa memiliki satu anak lagi, seingatku anak mereka hanyalah Ruval,Raiser,dan Ravel, keluarga R semua, kenapa bisa ada anak lain lagi, hal itu seperti tidak pernah diceritakan sebelumnya.

"begitukah, kalau begitu bisa aku tahu nama mu?" aku mengucapkannya selembut mungkin, ini aku meniru dari hal-hal yang biasa dilakukan oleh pangeran-pangeran yang ada di komik perempuan.

"bahkan nama tunangannya sendiri saja tidak tahu, kau laki-laki yang tidak ada harapan," mendengar perkataan itu membuat ku naik pitam, aku dapat merasakan perempatan berada di keningku.

"apa kau bilang?!" aku merasa kehilangan harga diri sebagai seorang iblis yang tampan dan jenius ini dikatakan tidak ada harapan?

Bagaimanakah kisah ini akan berlanjut?

TBC

Hola maaf membuat TBC pas lagi momen flashback, sekali lagi terima kasih atas masukannya, saya minta maaf bila ada bagian yang kurang berkenan, tapi semua bagian diperlukan demi cerita ini berjalan kedepannya, jika ada saran dan kritik mohon diberikan saja sekian dan Adios….