Di Kuoh tepat seminggu Naruto kembali dari singularitas yang berada di Ladylake tanah Britania, kini Naruto menemui sebuah surat tantangan.

"Bila kau menginginkan ratu mu kembali, lawanlah aku dengan kekuatan penuh mu, temui aku di tower Stargazer di Madrid." Itulah bunyi pesannya, Naruto hanya menghela nafas, entah sudah keberapa kalinya ia mendapatkan pesan ini dari pesan ini, semenjak dari Ladylake ia terus mendapatkan pesan nonsense seperti ini.

"biasanya surat tantangan begini berasal dari Vilain abal-abal yang ingin melawan MC," ujar Naruto sambil melihat banyaknya pesan yang dikirim dari pengirim yang tidak dikenal, kenapa mereka tidak langsung menghampiri Naruto saja agar Naruto bisa percaya?

Namun sepertinya ia harus pergi, sudah terlalu banyak surat yang ia kirimkan, jika begini ia akan diganggu dengan surat-surat Nonsense dan membuat ku kerepotan karena banyaknya document yang ada disini.

"Naruto-san!" sebuah panggilan dari Hyodo Issei membuat Naruto mengalihkan pandangannya kearah Issei, tumben sekali ia berlari-larian seperti ini.

"ada apa Issei." Ujar Naruto melihat Issei yang sepertinya terburu-buru ingin mengatakan sesuatu.

"Izinkan aku menyelamatkan Claire dan Asia!"

*Naruto Pov*

Hmm menyelamatkan Claire dan Asia, sebentar Claire itu siapa juga? Seingatku berdasarkan plot DXD seharusnya hanya ada Asia yang diselamatkan Issei, tapi yah kurasa memang sudah waktunya dimulai stori dari DXD, hmm mungkin dari kekuatan Issei sekarang yang sudah jauh lebih kuat dibanding disaat yang sama saat bersama Rias, seharusnya dia bisa mengalahkan Exorcist liar dan melakukan balas dendam dengan baik kepada Raynare.

"lakukan saja." Ujar ku sambil melihat kearah surat yang tadi, sambil tersenyum, bukankah ini menguntungkan aku bisa mendapatkan orang ber Sacred Gear lagi, ditambah salah satu penggerak cerita Dxd, Asia akan menjadi satu tambahan yang besar, dimana tim ini masih belum ada Healer sama sekali.

"eh?" Issei terlihat bingung menatapku, sementara itu Gunther yang baru saja datang sehabis menjemput Maine dari sekolah dasarnya.

"apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Gunther dengan nada bingung melihat Issei terlihat bingung juga, ini perasaan ku saja atau Issei memang menatapku dengan tatapan seolah-olah tidak percaya.

"ku pikir kau akan menghentikan ku." Ujar Issei kepada ku, kenapa pula aku harus menghentikan salah satu penggerak yang akan menggerakkan cerita Dxd, ini Event besar loh, walau kemungkinan aku tidak bisa ikut karena harus mengurus surat menyebalkan ini agar tidak datang lagi.

"tentu tidak, kau memiliki kemampuan dimana aku tidak harus mencemaskan mu lagi, ah iya selain itu ajak juga paman ini untuk membantu mu, dia memerlukan pengalaman bertarung yang nyata." Ujar ku menunjuk Gunther.

"ada apa memangnya?" tanya Gunther kepada Issei dan kepada ku.

"Issei akan menyelamatkan temannya, dan kau akan membantunya, sementara itu Maine akan jaga rumah." Ujar ku sambil beranjak dari sana.

"aku tidak ikut!" ujar Gunther tiba-tiba.

"hah?" ada apa ini tiba-tiba , seharusnya dia ikut, dia masih kurang dalam kemampuan bertarung, dan juga selain itu Issei bisa menjadi salah satu contoh agar ia bisa bertarung lebih kuat.

"aku pergi dan meninggalkan mu berdua dirumah dengan Maine? Mana bisa aku melakukan itu, meninggalkan anak ku bersama seorang iblis dirumah." Ujar Gunther dengan nada kesal.

Aah jadi itu yang dia khawatirkan, bukankah itu berlebihan, apa yang akan aku lakukan bersama dengan anak sd seperti Maine? Bermain game sampai pagi?

"aah tenang saja, aku juga harus pergi."

Aku menghela nafas dan beranjak darisana.

"kau mau kemana?" tanya Gunther dengan nada serius.

"kau tidak ikut membantu kami?" tanya Issei dengan nada sedikit kecewa.

"aku akan pergi sebentar, ada pengganggu yang harus kuurus." Ujar ku sambil menghela nafas santai.

Mereka berdua saling berpandangan.

*Naruto Pov End*

Trigger Devil

Semua anime yang ada disini buatan pencipta masing-masing saya tidak memiliki apa-apa selain dari cerita ini

Summary : ini adalah kisah tentang seorang iblis, iblis yang bertarung demi apa yang ia ingini dan iblis yang akan melakukan apapun demi mencapai tujuannya…

Chapter 9 (Double Operation Part 1)

*Alisa Pov*

Aku merasakan diriku terombang-ambing dalam kegelapan, aku melihat banyak bayangan, aku melihat diriku bersama dengan pria berambut hitam dengan mata violet, pria itu adalah pria yang menyebalkan,Narsis, dan juga mata keranjang, tiap kali ada mahluk bening maka ia akan menatapnya dengan tatapan seperti singa lapar.

Meski begitu aku tidak bisa marah terlalu lama padanya, namun tetap saja jika ia tidak diberi pelajaran maka ia tidak akan berubah-berubah, namun satu hal yang aneh, dia selalu bisa meramalkan kejadian penting yang akan terjadi, seperti Sairaorg yang menjadi salah satu iblis muda yang terkuat, atau tentang Rias yang akan mendapatkan sebuah peerage Nekoshou.

Dia sombong, dia Narsis, dan dia tidak tahu diri, namun setiap bersamanya aku merasakan perasaan yang sangat aneh, seakan-akan dia telah menyihirku, sehingga aku sangat nyaman bersama dengan dia.

"dia adalah Tunangan ku, Naruto!"

Aku melihat sebuah ingatan, dimana rambutnya putih dan matanya menjadi Crimson sama seperti warna mata ku, aku melihat diriku melakukan yang terbaik untuk menggapai Naruto, aku hanya tersenyum ternyata seperti itu.

Lalu siapakah Rean?, siapakah orang yang mengaku-ngaku sebagai tunangannya, bahkan dikehidupannya aku bahkan tidak mengenal siapa Rean, tapi kenapa Rean seolah-olah mengenal aku?

Mengatakan aku tunangannya dengan santainya, dan melakukan semua hal yang menyenangkan, ini seperti aku dimanjakan, seakan-akan aku benar-benar tunangannya, namun hal ini membuat ku bingung karena aku bukan siapa-siapanya?

Dia berbanding terbalik dengan Naruto, Naruto sangat jarang khawatir kepada ku, namun Rean selalu khawatir kepada ku, dia menidurkan ku di pundaknya saat aku merasa sakit kepala, berbeda dengan Naruto yang selalu menjadi pusat dari sakit kepala yang aku alami.

"aku akan membuat mu tidak bisa berpaling dari ku kau tunggu saja!" sebuah pernyataan lantang kembali kuingat membuat ku menghela nafas, pada akhirnya aku memang tidak bisa memilih, Naruto adalah tunangan ku, selain itu jika aku bersama Rean, Naruto pasti akan berkata "haha mana pernyataan yang kau lantangkan dengan bangga pada awal pertunangan kita? Jika hanya seperti ini kau sudah menyerah." Sebuah perkataan yang sangat tidak ingin aku dengar, nada angkuh itu benar-benar membuat ku kesal, aku pasti akan benar-benar membuat mu tidak bisa berpaling tunggu saja Naruto!

Aku kembali ke kesadaran ku, saat aku terbangun, aku mendapati diriku disebuah sangkar burung besar, tubuh ku sudah terpakaikan sebuah gaun pengantin lengkap dengan segala hiasannya, sebuah cermin menunjukkan bahwa wajah ku sudah di make up kan dengan sangat cantik, seakan-akan aku akan menikah sekarang.

"ah kau sudah sadar ya." Sebuah suara yang ku kenal, sebuah suara yang menipu ku, Rean Schwarzer.

"kenapa kau mengurungku disini?!" tanya ku keras, apa mungkin dia sudah tahu ingatan ku kembali, ah ini karena aku pingsan didalam ruang kerjanya.

"tentu karena kau sudah mengingat semua ingatan lama mu, aku akan mengurung mu disini sampai ke pernikahan kita kamu tunggu saja." Ujar Rean kepada ku, nadanya sangat dingin , seakan-akan aku tidak percaya kalau dia adalah Rean, Rean adalah seorang yang baik dan ramah dia seharusnya tidak akan berbicara dengan nada sedingin itu kepada ku.

"hah kita tidak bisa menikah!" ujar ku dengan nada serius.

"kita bisa." Ujar Rean lagi dingin.

"Aku sudah mempunyai tunangan dan aku tidak mau menikah dengan orang yang bukan tunangan ku!" ujar ku lagi kepada Rean, kali ini dengan nada agak keras.

"kalau begitu akan kubunuh tunangan mu didepan mata mu, itu akan menjadi mas kawin pernikahan yang bagus." Ujar Rean dengan nada seperti psikopat gila, aku menatap Rean dengan tatapan takut.

Aku berusaha menggunakan Mana ku, kenapa ini?!

Aku merasakan bahwa Mana ku tidak bisa keluar, kenapa ini? Apa karena sangkar burungnya?!

"sepertinya kau sadar kau tidak bisa menggunakan sihir didalam sangkar itu, jadi tunggulah dengan baik Mas kawin kita akan datang sebentar lagi." Ujar Rean dengan nada mengerikan membuat ku jatuh tertunduk berlutut dengan wajah ku menatap ketanah.

*Alisa Pov End*

*Rean Pov*

*thump thump thump*

Debaran jantung ku sangat tidak beraturan, aku sakit, sakit sekali melihatnya seperti ini, Alisa jika kau kembali ke Naruto maka kau harus membenci ku sekuat tenaga, karena tidak boleh ada dua Naruto di dunia ini, namun aku bisa merasakan wajah ku mengeras, karena itulah aku membalikan tubuh ku untuk tidak melihat Alisa.

Kematian ku pasti akan terjadi, dan aku sudah membuat panggung yang sempurna untuk kematian ku, sehingga dengan kematian ku reputasi Naruto di mata Alisa akan bertambah, heh sejujurnya aku benar-benar sakit kepala dengan hal ini, baru-baru saja project ku akan berjalan dengan lancar, bahkan sekarang aku harus melepaskannya ke tangan orang-orang udik itu karena kematian ku, hah ini menyebalkan.

tapi setidaknya aku tidak boleh memberikan penampilan terakhir yang memalukan, karena itu Naruto jangan kecewakan aku.

*Rean pov End*

*Naruto Pov*

Tempat ini cukup bagus juga, aku melihat kesana kemari pemandangan dari ibu kota spanyol itu, kota Madrid siapa yang tidak tahu kota ini, kota ini cukup terkenal dikalangan pecinta sepak bola karena memiliki dua klub yang kuat seperti Atletis Madrid dan False madrid, dua klub tingkat dunia dan tidak diragukan lagi kapasitas mereka sebagai pemenang.

Selain itu ditengah kota ini telah dibangun Menara yang tinggi, yang dinamakan Stargazer Tower, aku langsung saja berjalan kearah pos penjagaan di Menara itu.

" cual es tu necesidad ven aqui?(apa keperluan anda datang kemari?)." tanya sang penjaga keamanan di tower itu, aku hanya menunjukkan sebuah surat, tanda surat itu membuat penjaga pos keamanan terkejut.

"Sígueme.(ikuti aku)" ujar sang penjaga post keamanan itu, kami memasuki lift, sebuah lift yang memiliki tombol luar biasa banyak melihat dari banyaknya lantai di Tower Stargazer ini kurasa hal ini adalah hal yang biasa, aku dapat melihat wajah dari penjaga post keamanan itu, nampaknya ia sangat senang seperti ia akan mendapatkan bonus yang besar dari bosnya.

Cukup lama aku berada di lift, sebuah keheningan ini benar-benar menyiksa, tempat pertemuannya sepertinya sangat jauh, bahkan dengan lift sampai 30 menit masih belum juga mencapai tempat tujuan, setinggi apa tower ini sampai lift saja lama sekali membawa para penumpangnya,

Setelah hampir 40 menit akhirnya lift itu berhenti, pintu Lift terbuka dan terlihat sebuah ruangan besar seperti, dan kulihat seorang pria berambut hitam dengan pakaian kemeja putih lengkap dengan jas dan celana hitam seolah-olah ia akan menikah, sementara itu aku melihat seorang gadis dengan Gaun pernikahan yang benar-benar indah rambut pirangnya menambah daya Tarik dari gadis itu, mata crimson nya juga membuat gadis itu sempurna dalam balutan gaun pernikahan itu.

Namun yang anehnya aku merasa familiar dengan ciri-ciri seperti itu, dan juga gadis itu nampaknya dikurung dalam sebuah sangkar, lalu aku tahu siapa gadis itu, seorang gadis yang kucari-cari aku tidak menyangka aku akan menemukannya secepat ini, aku kira ini akan makan waktu lama untuk mencarinya, mungkin ini Namanya keberuntungan dari MC sehingga aku bisa menemukan dia dengan cepat.

"Alisa!" panggil ku dengan lantang mengalihkan pandangan Alisa kearah ku, dia menatap ku dengan tatapan takut, sebuah tatapan yang benar baru aku lihat, Alisa yang biasanya bisa menghandle segalanya menatap ku dengan tatapan ketakutan.

"Awas Naruto!" teriak Alisa, lalu aku melompat mundur, aku melihat pria berkemeja itu menatap ku sambil tersenyum bengis kearah ku, sepertinya ini adalah rencananya.

"hei kau lepaskan Alisa!" perintah ku kepada laki-laki itu, dan nampaknya laki-laki itu tersenyum bahkan ia tertawa.

"hahahahaha." Tawa laki-laki itu meledak dalam ruangan ini, sebuah tawa mengerikan yang bahkan membuat orang yang mendengarnya menjadi merinding ketika mendengarnya, aku menajamkan mata ku melihat pria itu.

"Diamond Dust!" teriak ku melemparkan sebuah tornado berisi dengan es yang sekeras berlian yang melebur dan terlihat seperti debu .

"Diamond Dust." Aku dapat mendengar dia mengeluarkan tehnik yang sama dengan ku, hal ini membuat ku cukup terpaku sampai aku tidak fokus dan.

*Brag*

Tubuh ku tertabrak oleh Diamond Dust miliknya, hal ini dikarenakan Diamond Dust milik ku kalah sehingga aku terdorong kebelakang oleh Diamond Dust miliknya, siapa orang ini kenapa ia bisa menggunakan tehnik ini? Seharusnya tehnik ini hanya diketahui oleh ku, karena tehnik ini aku ambil dari film bahkan cerita yang berbeda dari anime ini kenapa dia bisa menggunakan tehnik yang sama seperti ku?

"bukankah tidak sopan menyerang orang yang bahkan tidak kau kenal." Ujar ku mencoba mencairkan suasana, dalam situasi ini, aku masih harus memikirkan strategi apa yang harus aku gunakan, dan juga tehnik tadi mungkin saja kebetulan terjadi, karena dunia ini masa depan nya mungkin sudah ku ketahui lewat cerita DXD namun masa depan ku berbeda dan juga dunia ini benar-benar cukup berbeda dari DXD yang ku kenal.

"ooh maafkan aku, aku kehilangan tata krama ku, nama ku adalah Rean Schwarzer, Divine Blade, Master of Eight Leaves." Ujar Rean sambil mengambil tachinya, hal ini membuat ku terkejut, tehnik Eight Leaves bukanlah tehnik dari dunia ini, ini adalah tehnik yang kuambil dari sebuah game, mungkinkah dia itu?!

TBC

Hokay mungkin Author ganti aja penempatan waktunya, pas Author bisa update akan author update dan jika tidak maka Author tidak update, selain itu akhirnya sebuah moment yang benar-benar saya ingin bikin akan terjadi di chapter selanjutnya, sebenernya ini agak sedikit melenceng dari rencana tapi mau bagaimana lagi, selamat menunggu Chapter berikutnya Adios!