Trigger Devil

Semua anime yang ada disini buatan pencipta masing-masing saya tidak memiliki apa-apa selain dari cerita ini

Summary : ini adalah kisah tentang seorang iblis, iblis yang bertarung demi apa yang ia ingini dan iblis yang akan melakukan apapun demi mencapai tujuannya…

Chapter 12 (Sekiryuutei's Worry)

Perhatian Chapter ini full dengan pandangan Issei, jadi tidak aka nada pandangan dari Naruto atau yang lain selama Episode ini.

*Issei Pov*

Setelah kejadian digereja hal ini benar-benar membuatku pusing, apakah hal ini wajar bagi seorang iblis ? aku memang tahu iblis adalah sesuatu yang jahat tapi bukankah menghilangkan kemanusiaan seseorang juga jahat? Aku tahu sih kalau Asia dan Claire-san juga sudah meninggal, namun tetap saja benar-benar aneh menanggapi hal itu seperti biasa.

Haaah hal ini benar-benar merepotkan, aku membaringkan diriku di kamar tidur ku sembari menatap ke langit-langit "pada akhirnya aku tidak bisa menolong mereka." Gumam ku sembari mengingat dimana Rias-senpai mereinkarnasikan Asia, sementara Alisa-san memanggil Naruto-san untuk mereinkarnasikan Claire-san, dan aku yakin mereka saat ini berada di mansion Naruto-san.

"haaah sudahlah jika dipikir terus tidak aka nada habisnya." Gumam ku sembari menutup mata ku dan membiarkan diriku terlarut dalam lelapnya malam.

Malam pun berlalu dengan tenang tidak ada kejadian yang mengejutkan ku selama aku tertidur, tapi yah tubuh iblis benar-benar enak, walau kita hanya sebentar tidur kita bisa segar lagi dalam beberapa waktu, aku beranjak dari tempat tidurku, setelah merapikan tempat tidurku, aku bergegas mengganti pakaian ku dengan seragam dan pergi turun untuk sarapan.

"oh Issei, pagi." Ujar Ibu menyapaku, aku hanya tersenyum dan membalas perkataannya.

"pagi juga." Jawab ku kepada Ibu, baik ayah dan Ibu benar-benar tersenyum melihat ku, aku benar-benar merasakan perubahan yang cukup drastis disini, dimana aku bisa melihat ayah dan ibu menjadi lebih gembira dengan keadaan ku, ya aku juga merasa aku berada dijalan yang tepat.

Aku mendudukkan diriku di meja makan dengan ayah ku yang masih membaca koran pagi hari langganannya, dengan segelas the sudah berada dimeja.

"Issei akhir-akhir ini kamu terlihat berubah, kenapa kamu bisa begitu?" tanya Ayah kepada ku, aku hanya tersenyum.

"jika aku terus biasa-biasa saja maka tidak akan ada yang berubah bukan?" ujar ku menjawab pertanyaan ayah, bukankah hal itu benar, jika aku tidak berubah maka tidak akan ada pergerakan kearah yang baik atau yang buruk seseorang akan berada, selain itu Naruto-san juga memiliki banyak buku, jadi ketika dia tidak ada aku coba-coba baca saja, ya sejujurnya buku milik Naruto-san benar-benar mudah dipahami, aku tidak tahu kenapa tapi setidaknya itu bisa dijadikan pegangan.

"ini makanan mu Issei." Ujar Ibu sambil menyajikan nasi satu mangkuk dan lauk-lauknya sudah dibawa ke meja makan, lauk seperti Kaarage, Sup, dan lain-lain sudah tersaji, sejujurnya aku merasa sangat senang dengan kejadian ini, semenjak aku menjadi iblis aku tidak cukup mendapatkan kedamaian.

"aku selesai." Ujarku sambil merapikan piringku yang telah kosong dan menaruhnya kembali ke tempat cuci piring.

"Ah Issei ini." Ayah memberikan ku uang saku, aku melihatnya dengan santai dan mengambilnya.

"terima kasih ayah." Ujarku sambil mengambil tas ku yang sudah lengkap semua baik buku maupun alat tulis.

"kalau begitu aku berangkat ayah, ibu." Ujar ku sambil berjalan keluar dari pintu dengan tas ku tergantung pada tangan kanan ku.

"ya Itterashai." Aku dapat mendengar suara kedua orang tuaku memberikan ku ucapan selamat jalan, sembari menghirup udara pagi yang menyejukkan, aku menatap kearah langit biru.

"hari yang baik." Ujar ku kemudian berjalan menuju kearah sekolah ku Sma Swasta Kuoh.

Ketika aku sampai di sekolah ini, aku melihat Matsuda dan Motohama terlihat sudah menunggu ku, haah kenapa orang-orang itu selalu menunggu ku? Sudah kubilang aku tidak ingin lagi melakukan apa yang Namanya mengintip, kejadian di peperangan ini masih menghantui pikiran ku, bagaimana jika ada orang yang lebih kuat datang merebut kedamaian ku lagi?

"hei Issei kau tahu hari ini kan…"

"ya hari ini kan."

Aku dapat mendengar suara bajingan-bajingan mupeng dari mulut kedua orang ini, aku hanya menghela nafas dan menghiraukan mereka sembari berjalan terus,

"hei kau mengabaikan kami?!" teriak Motohama dengan nada keras, aku menulikan telinga ku untuk tidak mendengarnya, setidaknya aku tidak mau melakukan tindakan seperti ini lagi sebelum aku menjadi kuat dan dapat melindungi teman-teman ku.

"baiklah, jika ada video AV lagi kami tidak akan mengajak mu untuk nonton!" teriak Matsuda, aku hanya menghela nafas, siapa yang perlu menonton hal itu? Ketika pertarungan kemarin melawan Kiba dan Koneko saja mereka bisa menahan ku, bagaimana jika ada yang lebih kuat dariku datang?

"sepertinya benar kalau Issei sudah berhenti jadi mesum."

"benar, benar aku lihat dia mengacuhkan Motohama dan Matsuda."

"benar!"

"akhirnya dia tobat juga."

"bukankah dia juga cukup keren, lihatlah dia yang dulu memiliki wajah mupeng yang ditakuti entah kenapa sekarang dia seakan memiliki karisma."

"benar juga."

Aku mendengar itu, sejujurnya perkataan itu benar-benar memuaskan hati, ketika kita disanjung dan dibicarakan yang baik-baik kita akan merasa senang, ini benar-benar menyenangkan dan menyegarkan bagi kepala ku.

Aku berjalan masuk kedalam kelas, ketempat duduk ku kemudian mulai membuka ponsel ku, masih ada beberapa waktu sebelum bel jam pertama berbunyi, tidak ada salahnya kan untuk membuka ponsel.

Aku melihat ke grup pesan tempat kami Peerage Naruto bertukar pesan, aku melihat Alisa-san dan Naruto-san sedang bermesraan seakan dunia ini milik mereka berdua, sementara yang lain numpang.

"haaah pasangan itu." Gumam ku sembari menutup ponselku dan mulai memperhatikan guru yang sudah melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas.

Jam pelajaran pertama,kedua, dan ketiga sudah selesai kini sudah memasuki jam istirahat, kini aku melangkahkan ke halaman taman sekolah, sambil membuka ponsel ku, aku duduk dengan memakan roti yakisoba yang dijual di kantin, aku bisa merasakan sensasi rasa roti Yakisoba memasuki tenggorokan ku, ini benar-benar enak.

"yo sedang apa kau disini Issei?" seseorang memanggil ku, aku menolehkan pandangan ku kesamping aku melihat Kiba datang kepada ku.

"hmm sedang makan ini, kau sendiri sedang apa kesini?" tanya ku dengan nada heran kepada Kiba, sungguh jarang Kiba datang kepada ku, jadi ketika ia datang pasti ada sesuatu yang harus disampaikan.

"bisa setelah jam pulang kamu datang ke ruangan eskul ORC, Rias-Buchou menunggu mu." Ujar Kiba sembari duduk disamping ku, aku hanya menghela nafas, sudah aku duga, pasti ada yang akan ia katakan.

"haah jika tidak lama aku bisa, karena Naruto-san kemungkinan akan marah jika aku terlambat datang." Ujar ku sambil melihat kearah Kiba, sementara itu Kiba hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian ia berdiri lagi dan pergi.

"aneh sekali, dia baru saja duduk dan dia sudah pergi lagi." Ujar ku sambil terus memakan roti Yakisoba ku.

"biarkan aku masuk, aku ingin bertemu dengan seseorang."

"tidak boleh, anak murid dari sekolah lain dilarang masuk jika tidak berkepentingan."

"aku berkepentingan!"

"mana surat yang menunjukkan kami ada urusan di sekolah ini?"

Aku dapat mendengar suara Gunther-san, ia terlihat sedang menahan seorang siswi dari sekolah lain, haha dia sepertinya kesulitan mungkin kubantu saja.

Aku berjalan menuju kearah gerbang sekolah, dimana Gunther-san masih menahan gadis itu berada di gerbang.

"ada apa ini Gunther-san?" aku mencoba sopan kepada Gunther, saat kami diluar kami biasanya memanggil dengan nama, namun di situasi sekolah ini tidak ada yang bisa aku lakukan selain menghormatinya, bisa dibilang aku tidak hormat sama orang yang lebih tua jika aku memangilnya dengan nama saja.

"ah Issei, gadis ini berontak masuk."

"aaah akhirnya kita bertemu!"

Kedua suara itu sedikit mencengangkan.

"heh?" baik respon ku maupun respon dari Gunther-san sama, kami benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi.

Gadis itu memeluk lengan ku, aku menatapnya dengan tatapan terkejut, apa yang terjadi disini?!

"nona kau mencari pria ini?" tanya Gunther sambil menunjuk kearah ku, aku benar-benar bingung.

"ya!" gadis itu menjawabnya dengan riang, tunguu-tunggu tunggu, apa yang terjadi disini, ada perempuan mencari aku? Dan dia siapa?

"memangnya kamu kenal sama dia nona?" tanya Gunther dengan nada heran kepada gadis itu.

Aku juga menatap gadis itu,Nice Gunther kau menanyakan pertanyaan yang ingin ku tanyakan.

"mungkin ini aneh karena kita baru pertama kali bertemu, tapi aku selalu melihat Hyodo-san dijalan dan aku menyukainya, jadi bisakah kau menjadi pacarku?" uwaaa pernyataan cinta yang terang-terangan, apa yang terjadi ini dia mengatakannya dengan nada lantang, aku rasa beberapa orang sudah mulai bergosip tentang ini.

"aah maaf, kita bahkan belum saling ke-, tunggu darimana kau tau nama ku?" ini cukup mengejutkan, aku rasa aku belum pernah mengenal dia, kenapa dia bisa tahu nama ku, apa nama ku memang sudah sangat terkenal sebelum ini, dan aku yakin jika terkenal kemungkinan itu karena reputasi buruknya.

"ah ini." Gadis itu menunjukkan ponselnya, aku melihat sebuah pesan yang bertuliskan tentang data diriku, tunggu jangan bilang gadis ini stalker?

"maaf bukannya aku tidak mau menerima mu, tapi aku bahkan belum kenal kamu." Ujar ku dengan nada bingung, ya benar aku memang belum mengenal gadis Twintail merah muda ini, bila dilihat-lihat proporsional tubuhnya cukup bagus dan juga ia memiliki wajah yang imut, sangat cocok untuk calon harem ku, tapi tunggu sebentar, aku merasakan déjà vu yang sangat kuat sejak tadi.

Tiba-tiba sepintas aku mengingat kembali momen Yuuma-chan, aku menatap gadis itu dengan tatapan takut, aku berjalan sedikit mundur dan mengambil pose siaga.

"oi?!" Gunther memanggil ku, aku melihat gadis itu menatap ku dengan tatapan cemas.

"maaf Gunther-san, aku sudah akan masuk jadi silahkan selesaikan." Aku langsung berlari meninggalkan tempat itu, dia membuat ku kembali menginngat kenangan yang tidak ingin kuingat.

"aku tidak akan pergi dari sini sebelum kamu menerimanya!" gadis itu mengatakannya dengan nada lantang, namun aku berlari dengan menulikan diri sendiri agar aku tidak mendengar suara itu, aku beranjak langsung memasuki ruang kelas, pikiran ku cukup kacau, meski aku berusaha untuk mengikuti pelajaran dengan baik, namun fokus ku benar-benar teralih kepada kenangan buruk yang aku terima dari Yuuma.

Pelajaran berlangsung cukup lama, namun setelah selesai aku langsung berjalan menuju ruangan ORC karena panggilan itu.

"ah kau sudah datang yah?" aku melihat Kiba menjaga pintu, heh apa kini dia berubah dari iblis menjadi penjaga pintu, aku hanya menghela nafas dan berjalan masuk, dan kudapati Rias-senpai dengan Akeno-senpai, serta Koneko dan Kiba berada di ruangan itu, namun ada sesuatu hal yang mengganjal, kenapa ketua Sona ada disini?

"jadi Issei bisa kamu ceritakan tentang King mu?" itulah hal pertama yang ditanyakan oleh Rias-senpai, sementara itu Sona-Kaichou juga merasa tertarik dengan pembahasan ini.

"haah iya-iya, King ku adalah Naruto-Sitri, dia adalah kakak dari Sona-kaichou." Ujar ku santai kepada Rias-senpai dan Sona-kaichou, dan terlihat ada perubahan ekspresi Sona-Kaichou meski masih mempertahankan ekspresi dingin aku dapat melihat sedikit senyuman dari Sona-kaichou.

"memangnya ada apa dengan Naruto-san kah?" tanya ku kepada Rias-senpai.

"apa dia belum cerita?" tanya Rias dengan nada heran.

Cerita? Tunggu cerita tentang apa, yang dia tau hanya melemparkan ku kedalam masalah seperti pada peperangan waktu itu, dan meninggalkan ku sendiri sewaktu penyerangan gereja tua itu.

"cerita tentang apa yah kalau boleh tahu?" tanya ku dengan nada bingung.

"Nii-san sudah dinyatakan meninggal di eksekusi oleh para raja iblis." Ujar Sona-kaichou kepada ku, sebuah kenyataan yang baru aku tahu, kenapa dia tidak menceritakannya kepada ku? Lagipula eksekusi? Apa yang dia sebabkan sampai dia dieksekusi?

"tunggu eksekusi?" aku merasa bingung dengan kejadian ini.

"Nii-san dianggap telah membahayakan seluruh kaum iblis ketika mengamuk di Mansion, karena itu para raja iblis mengambil keputusan untuk mengeksekusinya." Ujar Sona Kaichou dengan nada sedikit getir, aku menatap ini tidak percaya, dia di eksekusi lantas kenapa dia masih berada di dunia ini dan menjadikan ku iblis?

"tunggu jika dia di eksekusi apa ada kemungkinan dia orang lain?" ujar ku kepada Rias-senpai, sementara itu Rias-senpai hanya menggeleng.

"aku bisa membedakannya lagipula ada Alisa yang mengenalinya, jadi tidak mungkin dia itu orang lain." Argument ku tentang itu langsung dibantah dengan beberapa bukti yang jelas, aku hanya tertunduk mendengar kenyataan ini.

" aku akan menanyakan itu nanti, aku akan ke mansionnya setelah dari sini dan akan langsung aku tanyakan." Ujar ku dengan nada serius sembari berjalan keluar dari sini, haah apa alasan Naruto-san tidak memberitahu kami kalau dia itu di eksekusi oleh pihak raja iblis, aku akan menanyakannya.

Ketika aku berjalan terus menuju gerbang sekolah, aku melihat gadis itu tidur didalam pos penjaga dengan memegang tasnya, aku hanya terkejut dengan kejadian ini, aku langsung berjalan melaluinya, dan berharap ia tidak bangun sebelum aku pergi.

"are Hyodo-san?!" gek aku kedapatan, aku berjalan cepat sambil menulikan diriku.

"tunggu Hyodo-san!"

"Hyodo-san!"

Dia benar-benar mengikuti ku, apa yang harus aku lakukan dengan semua ini!

TBC

Halo kembali lagi bersama Author, kini kita masuk ke Issei Arc, disini saya akan membuat Issei mendapatkan pairnya, dan juga saya tidak berniat membuat Issei menjadi raja Harem, tentu saya membuat pasangannya sebagai pencemburu mirip dengan Alisa lah, dan untuk nasib rias dan lainnya saya masih belum terlalu memikirkannya apa saya perlu membuat mereka menjadi jomblo atau tidak itu masih urusan belakangan sekali lagi terima kasih