Happy Reading.


Serasi


Alice menghela napas setelah keluar dari gedung dojo. Gadis itu kerap dibanjiri ribuan pertanyaan dari para kouhai-nya yang membuat kepalanya semakin pusing kala sore itu. Alice mencoba duduk sebentar sambil memijat pangkal hidungnya. Para kouhai yang sebelumnya sangat menjaga jarak dengannya, mereka malah ingin mencoba lebih tahu tentang dirinya, terutama anggota perempuan.

"Alice-senpai! Apa benar kamu berpacaran dengan Naruto-senpai?"

Oke, semua kegaduhan ini, dia tahu alasannya. Naruto terlalu friendly kepada semua orang, termasuk adik kelasnya sendiri. Padahal Naruto sendiri tidak terlalu percaya diri dengan kemampuannya dalam kendo, tetapi pemuda pirang jabrik kesayangannya adalah role model untuk para murid tahun pertama, terutama lawan jenis.

"Alice? Sudah selesai kegiatan klub?"

Gadis itu menoleh, Shino terlihat berpakaian rapi seperti bersiap untuk pulang. "Ah, Shino. Oh iya, hari ini juga ada kegiatan klub memanah ya."

Shino tersenyum pertanda mengiyakan pernyataan tersebut, gadis berambut hitam itu membetulkan kacamatanya. "Kenapa kamu?"

Mereka berdua akhirnya mulai berjalan bersama serta Alice mengeluarkan keluh kesahnya saat menjalani kegiatan klub siang itu.

"Ahaha, ternyata kamu masih harus mengenal lebih baik lagi si Naruto-san. Ngomong-ngomong, mau kemana ini?"

Alice menempelkan jarinya ke dagu, "Gymnasium. Naruto-kun lagi bersama anggota basket."

"Hmm...dia pindah klub?"

"Kalau pindah klub, aku tidak tahu. Tapi, dia bilang ada anggota yang sedang cedera dan Naruto-kun yang mengisi posisi itu untuk latih tanding mendatang."

Shino terlihat menerawang, "Hee, rajin juga ya. Sebelum libur natal ada latih tanding."

"Sepertinya bukan itu, karena pelatih klub basket merupakan Gai-sensei." Alice sweatdrop. Pernyataan itu membuat Shino tertawa tertahan. "O..ohh, begitu. Pantas saja."

Ketika sudah memasuki gymnasium, mereka berdua melihat anggota basket sedang melakukan pendinginan. Yang berarti sesi latihan sudah selesai. Naruto terlihat sedang bersila sambil meregangkan tangannya sembari mengobrol dengan anggota basket yang lain. Saat mata biru pemuda itu menatap ke arahnya, Alice sedikit melambai sambil tersenyum. Membuat pemuda mentari di hadapannya juga sumringah dan mendekat.

"Alice! Kau sudah selesai latihan?"

Alice terdiam sebentar, memperhatikan Naruto yang dibalut dengan seragam basket tanpa lengan dan celana pendek. Gadis itu tahu Naruto memang pemuda yang tinggi, tapi tangan serta badannya ternyata cukup proporsional dan terdapat lekuk otot pada setiap inci bagian tubuhnya. Salahkan baju basket yang dia kenakan, Alice seperti dapat melihat tubuh pemuda di depannya dengan jelas dan detail.

"Alice?"

"Oh! Iya, aku selesai beberapa menit lalu. Lalu ketemu juga sama Shino."

Shino juga melambai, "Hai Naruto-san."

"Yo!" Naruto menjawab dengan sapaan kasualnya.

Tiba-tiba saja seseorang merangkul Naruto dari belakang, "Hey! Naruto, punya temen cewek cantik gini kok gak dikenalin ke gue sih?"

Pemuda kuning hanya menghela napas sambil melepas rangkulan tersebut untuk sedikit menjauh, "Kiba, jangan sentuh Alice. Dia itu milikku." Naruto lalu menarik Alice menuju dekapannya, membuat sang gadis berambut emas memekik.

"Hah!? Lu udah punya pacar? Kok gak pernah cerita?"

Alice hanya bisa terdiam ketika kepalanya merapat dengan badan jangkung pemuda pirang. Naruto sudah tidak berkeringat kala itu, tetapi aroma jeruk citrus sangat terasa olehnya. Alice tidak mencoba menjauh, malah memejamkan matanya sambil tersenyum pada dirinya sendiri, dan merasakan lebih dalam situasinya sekarang.

"Buat apa aku menceritakan kehidupan pribadiku. Lagian, urus dulu bau anjing mu. Baru kita bisa bicara."

"Cih. Dasar sombong. Kalau satunya, namanya siapa?" Kiba kali ini mengalihkan perhatiannya pada Shino. Gadis berkacamata itu memiringkan kepalanya sesaat sebelum menjawab sambil tersenyum.

"Asada Shino. Tapi maaf, aku lebih menyukai Naruto-san dibanding dirimu."

Naruto memasang wajah syok, 'Ternyata senyuman iblis! Tapi, tunggu...apa kata dia? Eh? Ha? Gimana?'

"Tidaaak! Ternyata Naruto sudah mendahului gue! Dapet dua pula!" Kiba hanya bisa menangis sambil berlutut.

Naruto tidak menghiraukan raungan teman anjingnya tersebut, lalu beralih ke Alice lagi, "Bukannya sudah kubilang jangan ke sini? Kurasa kau sudah tahu sebabnya sekarang."

Alice yang matanya masih tertutup, kemudian terbuka dan menampilkan pandangan malas sambil menatap wajah Naruto. Tidak lupa mencubit perut pemuda yang masih senantiasa memeluknya, "Kalau begitu kesalahanmu sama karena sudah masuk dojo. Para anggota kelas satu juga membuatku pusing!"

"Aw! Hey, itu sakit! Lepaskan!"

Naruto kali ini ingin menjauh dari gadis itu, Shino tertawa puas karena sudah mengetahui alasan dibalik kesalnya Alice. 'Sudah kuduga mereka memang serasi.'

Kiba semakin meraung, sementara itu Sasuke malah sweatdrop setelah memperhatikan mereka berempat. Dan para anggota basket juga hanya bisa menertawakan kekonyolan Kiba.


t b c

Quick note: untuk update 'Murid Pindahan' mungkin agak lama, jadi mohon maaf! Karena sedang ada banyak tugas menumpuk sana sini. Jadi sekali lagi mohon maaf kalau misal nantinya bakal lama updatenya. Sekian..