HARRY POTTER belongs to Jk. Rowling
THE KING OF THE EMERALDIA KINGDOM belongs to Farida Lil Safana
PAIR is Draco x Harry (Drarry)
Prev Chapter~
Kedua bola mata Astoria membulat seketika saat mendengar perkataan kakaknya sendiri. Bukankah seorang kakak seharusnya mendukung?
Bukannya menyuruhnya berhenti saat ia sedang berusaha memenangkan hati seorang pangeran yang dipuja oleh banyak orang?
"Ada apa? Daph, bukannya kau harus mendukungku?" tanya Astoria dengan tatapan terkejut.
"Aku selalu mendukungmu jika kau melakukan hal yang baik. Tapi tidak kali ini Asto," ujar Daphne dingin.
"Kukira kau kakakku yang akan selalu mendukungku," desis Astoria tidak suka.
"Kau harus sadar. Astoria, Draco tidak menyukaimu," ujar Daphne tajam.
Daphne berharap jika adiknya tidak lagi mengejar hal yang mustahil. Ia tidak ingin adiknya terjatuh ke dasar jurang yang membuatnya jatuh dan sakit.
Mungkin saja Astoria akan dendam dengan seseorang pilihan Draco nantinya.
Daphne menggeleng kuat, ia berharap jika Astoria tidak melakukan hal yang gila ataupun membuat semua orang terlibat hanya karna ulahnya.
The Next Chapter~
Narcissa tersenyum saat melihat Emeraldia yang sedang serius menanam sebuah bibit tanaman yang diberikan olehnya.
Narcissa meminta tanaman itu ditanam di dalam kebunnya untuk menambah koleksinya.
"Aunt. Cissy, kenapa sangat menyukai bunga?" tanya Emeraldia heran.
Narcissa tersenyum sambil menatap ke arah Emeraldia lembut.
"Mereka cantik. Eraldia, bunga-bunga itu memiliki berbagai macam jenis dan masing-masing jenis bunga terdapat khas tersendiri," jelas Narcissa.
Emeraldia mengangguk.
"Tapi, bukankah bunga itu akan mudah layu?" tanya Emeraldia kembali.
"Jika kita merawatnya dengan subngguh-sungguh. Bunga-bunga itu akan awet dan selalu tumbuh dengan indah. Eraldia," jelas Narcissa lagi.
Emeraldia mengangguk kembali lalu menatap kesekitarnya dengan kedua mata yang berbinar.
"Sudah lama kamu tidak berjalan-jalan di kerajaan Greyssia. Kau ingin berjalan-jalan?" tawar Narcissa lembut.
Emeraldia tampak berpikir sebentar lalu mengangguk dengan semangat.
Kedua matanya yang berwarna biru langit terlihat cerah saat mendapatkan izin dari Narcissa untuk mengitari kerajaan Greyssia yang terkenal luas itu.
Narcissa tertawa pelan saat melihat punggung Emeraldia yang semakin lama menghilang dari pandangannya. Namun, ia masih dapat mendengar senandung merdu dari suara Emeraldia.
"Kau pasti juga sangat merindukannya? Ly," lirih Narcissa sendu.
Tatapannya kini tertuju pada tanaman yang ditanam Emeraldia telah tertanam rapih.
Kedua mata Narcissa kembali berbinar senang.
"Aku masih merasakan jika aku memiliki seorang putri secantik itu," ujar Narcissa senang.
Para pelayan yang tidak jauh dari kebun Narcissa tersenyum senang saat melihat Ratunya bahagia.
Semua itu berkat kedatangan Gadis yang mereka belum ketahui asal usulnya. Namun, ia percaya jika gadis itu adalah gadis yang istimewa. Karna keluarga Malfoy mau membawanya ke kerajaan Greyssia.
Walaupun ada beberapa yang menyukai keberadaan Emeraldia. Ada juga yang membenci keberadaan Emeraldia di kerajaan itu.
Tatapan iri sekaligus perasaan dengki karna Emeraldia gadis yang tidak mereka ketahui asal usulnya dapat selalu bersama dan berdekatan dengan keluarga Malfoy. Terlebih pewaris Malfoy yang menjadi populer dikalangan para gadis.
~The King of The Kingdom Emeraldia~
Draco berjalan dengan wajah yang dingin seperti biasanya. Bahkan ia tidak mempedulikan sapaan yang diucapkan para pelayan ataupun pengawalnya yang ia lewati.
Tatapan matanya terus menjelajahi disekeliling tempat yang sejak tadi ia lewati, namun nihil.
Ia tidak dapat menemukan sosok yang sejak tadi di carinya. Dan berharap jika Astoria tidak berkunjung hari ini, ia sangat lelah untuk menghadapi gadis keras kepala itu.
Berbicara soal gadis yang keras kepala. Mungkin Draco lupa dengan satu orang yang sama keras kepalanya.
"Hai. Draco," sapa Theo semangat sambil menepuk punggung Draco keras.
Draco menatap tajam ke arah Theo yang hanya membalasnya dengan cengiran.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Draco tajam.
Pans mendelikkan bahunya tidak peduli, dan memilih bergelayut manja dilengannya.
"Ayolah Drackie~ Kita main bersama. Oh, dimana Aunt Cissa? Aku belum bertemu dengannya," tanya Pans saat mengingat sesuatu.
Draco menghela napasnya lelah.
"Aku tidak tau," balas Draco tidak peduli.
"Kau dingin sekali Draco. Bahkan udara pagipun tidak sedingin dirimu," sindir Blaise pelan.
Draco memutar kedua bola matanya malas.
Ia hanya ingin mencari sosok pujaan hatinya. Bukannya bertemu dengan trio sekawan dengan sifat yang bertolak belakang.
"Kenapa kalian ada di sini?" tanya Draco kembali.
"Kita bermain. Drackie~ Kita belum bermain lagi setelah kau menghilang di hutan itu," jawab Pans tenang.
Draco menggeleng dengan cepat.
"Pergilah. Aku sedang ada urusan," ujar Draco singkat lalu kembali melangkahkan kakinya ke arah taman mungkin saja sosok pujaan hatinya ada bersama dengan Narcissa yang mengajaknya berkebun.
Pans dengan cepat mensejajarkan langkahnya dengan Draco.
"Bagaimana jika kau memceritakan pengalamanmu di hutan itu? Apakah ada tempat yang menarik?" tanya Pans semangat.
Theo dan Blaise tertawa saat melihat Draco yang diserang pertanyaan sekaligus diganggu oleh Pans.
Draco menatap 2 sekawan itu dengan tatapan tajam. Yang membuat kedua orang itu seletika menghentikan tawanya.
"Tidak ada yang perlu kuceritakan. Pans, itu hanya sebuah hutan," balas Draco malas.
Pans menatap Draco penuh selidik.
"Kau yakin? Penduduk bilang jika ada yang aneh dengan hutan itu. Seharusnya ada hal yang menarik di hutan itu! Dan kau tau? Kabarnya kerajaan Emeraldia berdekatan dengan hutan itu. Tapi, kenapa tidak ada yang bisa menemukannya ya?" pernyataan sekaligus pertanyaan Pans membuat Draco menatap ke arah Pans terkejut.
Bagaimana ada orang yang mengetahui letak kerajaan Emeraldia yang telah lama menghilang bertahun-tahun?
Hanya kerajaan Greyssia dan penduduk Emeraldia yang menghilang yang mengetahui letak Kerajaan Emeraldia itu sendiri.
Terlebih yang mengatakan itu adalah Pans yang belajar History tentang kerajaan-kerajaan masa lalu sesuai mood dan keinginannya.
"Bagaimana kau yakin. Jika Kerajaan Emeraldia berada di dekat hutan itu. Pans?" tanya Draco tenang.
Pans mendelikkan bahu tidak peduli lalu kembali berpikir.
"Aku pernah mendapatkan tugas untuk merangkum history kerajaan hilang itu," jawab Pans sambil mengingat kembali.
Draco memgangguk mengerti. Pantas saja Pans tau letak kerajaan Emeraldia itu.
Theo dan Blaise terlihat mengagumi kebun bunga yang dirawat ibunya.
"Hei Draco. Bolehkan kupetik bunga ini satu?" tanya Theo iseng.
Draco mengangguk.
"Boleh saja. Jika kau telah mendapatkan izin dari Mom. Asal kalian tau saja, Ratu Narcissa tidak akan suka jika salah satu tanamannya dirusak ataupun bunganya dipetik tanpa alasan," jelas Draco lalu tertawa pelan saat melihat wajah kedua temannya yang terlihat horor.
Theo kembali melangkahkan kakinya mundur secara perlahan begitupun dengan Blaise yang tidak ingin mendapatkan hukuman kasih sayang dari Narcissa.
Sebenarnya hukuman Narcissa tidak pernah sulit ataupun melelahkan.
Namun, siapapun yang terkena hukumannya, harus memakai sebuah gaun yang dimiliki Narcissa.
Mengingat hukumannya saja membuat bulu kuduk Blaise dan Theo berdiri seketika.
Draco tertawa pelan saat melihat ekspresi keduanya yang saat ini mustahil hukuman itu akan berlaku karna adanya kehadiran Emeraldia.
Draco kembali mendengarkan ocehan panjang dari Pans. Ia lebih suka mendengarkan dibanding menjawab karna cerita yang dibawa Pans sangat membosankan.
Tanpa sadar mereka sudah tiba di taman yang lebih jauh dari kebun milik Narcissa melainkan lebih dekat dengan sebuah danau yang ada di sana.
Terdapat pohon besar sekaligus rindang di sana, sangat cocok untuk beristiraat ataupun menghilangkan penat.
Mereka bereempat berjalan ke arah pohon itu, Draco tidak akan menolak karna ia juga lelah karna tidak menemukan sosok pujaan hatinya sejak tadi.
Mungkin, istirahat sejenak dengan tertidur di bawah pohon adalah pilihan yang tepat untuk mengisi ulang tenaganya.
"Wow. Beautifull," gumam Blaise dengan kedua mata yang berbinar.
"An Angel," tambah Theo dengan senang.
"Siapa gadis ini? Dray, dia sangat cantik sekaligus manis," pekik Pans senang layaknya anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
Draco menatap sosok yang menjadi pembicaraan ketiga temannya itu.
Seorang gadis dengan rambut pirang keemasan bersamaan dengan sinar matahari yang memantul ke arah rambutnya membuat rambut itu berkilau indah.
Bahkan kulitnya terlihat putih lembut dengan gaun putih sederhana namun terlihat anggun di saat bersamaan yang terbalut indah ditubuhnya.
Hanya tinggal menambahkan sebuah mahkota indah dirambutnya dan semua orang akan mengenalnya jika ia adalah seorang Putri dari keluarga Malfoy.
Draco menghela napasnya pelan.
Ia tidak menyangka sosok yang sejak tadi dicarinya kini tengah tertidur dengan tenangnya di bawah pohon.
"Siapa namanya? Dray," tanya Pans antusias yang diikuti anggukan semangat dari Theo dan Blaise.
Draco hanya dapat memijat keningnya pelan saat berhadapan dengan 3 sekawan itu.
Kenapa mereka harus bertemu dengan Emeraldia di saat yang tidak tepat?
Draco berharap jika hari ini cepat berakhir saja.
Tbc~
(Maaf jika terjadi kesalahan kata/typo dalam penulisan cerita)
~Farida Lil Safana~
