Pansy sama sekali tidak melepaskan pandangannya pada sosok gadis bersurai coklat yang tengah bercerita panjang lebar pada Harry, termasuk tentang keadaan desa yang mulai membaik walaupun harus bersembunyi dari orang luar.
Theo dan Blaise hanya dapat menghela napas pasrah saat melihat Pansy yang moodnya semakin memburuk, karna teman kesayangannya di ambil oleh orang lain dalam hitungan detik.
Begitupun dengan Draco yang hanya menatap dalam diam sambil melihat sekitar, walaupun dirinya sedikit kesal setiap kali melihat Harry yang membalas dengan senyuman menghias wajahnya.
Semakin mengingatkan dirinya, jika dirinya tidak ada ruang kosong di pembicaraan Harry dan Harmione,
"Biar ku perjelas saja! Kami menaruh harapan besar pada pewaris keluarga kerajaan terakhir. Tapi, jika dia tidak bisa melakukan apa yang di harapkan oleh banyak orang di desa kami. Kalian tau sendiri seberapa kecewa kami nantinya," jelas Ron dengan tatapan kesal.
Harmione memutar kedua bola matanya malas saat mendengar perkataan Ron yang di sengaja di keraskan agar Harry dapat mendengarnya dengan jelas.
"Abaikan saja dia Harry. Dia memang selalu seperti itu," ujar Harmione sedikit kesal melihat sikap kekanakkan Ron yang sama sekali tidak berubah sejak dulu.
"Tidak apa Mione, aku mengerti jika semua orang berharap padaku," jawab harry tersenyum lembut lalu melihat sekitar yang terlihat tidak asing di pandangannya. Harry tersenyum tipis, dirinya bersyukur mengambil aksi nekat untuk mencari rumahnya.
"Mione. Kenapa kalian harus bersembunyi dari dunia luar? Bukankah seharusnya mereka tau jika kalian masih ada?" tanya Harry bingung, Harmione menghela napas entah untuk keberapa kalinya.
"Harry. Tidak semua orang menerima apa yang di lihat oleh mereka sebagai fakta. Selain itu, masih ada beberapa orang yang di luar sana mengincar desa kami." jelas Harmione lalu menatap murung.
"Itulah kenapa kami berharap dirimu, Pangeran Harry James Potter untuk cepat di temukan. Sihir kerajaan Emeraldia, adalah sihir kerajaan yang memiliki sihir pelindung dengan tingkatan paling tinggi," jelas Harmione.
"Tapi.. saat itu Dad dan Mom.." perkataan Harry terputus oleh dirinya sendiri saat mengingat kejadian buruk di masa lalu.
"Itu karna ada penghianat dalam kerajaan, sehingga membuat sihir pelindung tidak berfungsi," jelas Harmione lalu tersenyum.
Ron menghela napas lalu memutar kedua bola matanya malas sekaligus kesal.
"Kita tidak tau apa yang di rencanakan oleh mereka, dan kita tidak bisa terus berharap ada sihir pelindung itu! Mione. Demi Merlin! Sihir pelindung tidak akan berfungsi jika ada seorang penghianat!" pekik Ron kesal.
"Apa maksudmu? Penghianat sudah pergi di usir dan tidak ada lagi," jelas Draco menatap tajam.
"Kau jelas mengerti maksudku.. Pangeran Malfoy yang terhormat. Bagaimana cara agar membuktikan kalian yang bersama Pangeran Harry bukan penghianat?!" balas marah.
"Kau keterlaluan!"
"Ron!"
"Kerajaan Greyssia dan kerajaan Emeraldia, adalah 2 sahabat yang saling berkerja sama! Semua orang tau itu!" Ujar Theo kesal.
"Itu hanya di pandangan semua orang! Tidak pada kami!" balas Ron tidak terima.
"Jaga bicaramu! Kau bisa di tuntut!" perintah Blaise tajam.
"Aku sangat yakin kau tidak ingin menghabiskan waktu sisa hidupmu dalam penjara bukan?" tanya Pansy dingin.
"Hah? Aku tidak lagi peduli dengan penjara! Selama penghianat di temukan. kenapa tidak?" Tanya Ron galak.
"Ron .." panggil Harry pelan.
"Kenapa? Kau lebih percaya pada mereka? Bagaimana jika benar? Orang terdekat yang menjadi penghianat adalah mereka!" tanya Ron dengan nada tinggi.
"Apa maksudmu?" tanya Harry tidak mengerti.
"Bagaimana jika orang yang kau percaya adalah seorang penghianat yang menyerang kerajaan dan membunuh orang tuamu sendiri?!"
Harry Potter by
The king of Emeraldia Kingdom by Farida Lil Safana
Pair is Draco x Harry
Kini mereka saling terdiam, tidak ada satupun dari mereka yang berani bicara kembali sejak Harry tidak membalas perkataan Ron beberapa saat lalu.
Memang sangat menyakitkan jika dikhianati oleh salah satu orang terpercaya terlebih orang itu adalah sosok yang selalu bersama dengan kita, tapi Draco sangat yakin jika kerajaan Greyssia tidak pernah mengkhianati kerajaan Emeraldia.
"Ada banyak hal yang tidak di ceritakan di masyarakat luar sana," jelas Harmione menatap sendu, "Ada banyak kebohongan di balik kerajaan Emeraldia yang beredar di luar sana," sambungnya kembali.
"Kerajaan Emeraldia adalah kerajaan dengan pelindung sihir terkuat, ada banyak yang mengincarnya. Namun, selalu gagal dan tidak ada yang berhasil. Orang-orang di desa kami .. Mereka semua ramah. Entah dari mana orang luar sana mengatakan jika sejak dulu Desa kerajaan Emeraldia adalah orang-orang yang kasar dan tidak berpendidikan.." ujar Harmione mengepalkan kedua tangannya kuat.
"Sehingga mereka mengatakan jika desa kami menghilang itu di sebabkan oleh kutukan karna kesombongan kami, memangnya siapa mereka? Hanya bisa berbicara sebuah kutukan. Apa mereka tidak tau betul apa yang di maksud dengan kutukan?" tanya Harmione.
"Aku tidak percaya orang-orang di luar sana berpikiran sangat sempit!" balas Ron kesal.
Theo dan Blaise saling pandang lalu menggeleng pelan tidak membantah, semua apa yang di tanyakan dan di jelaskan Harmione benar adanya. Walaupun sebagian ada yang mengagumi betapa hebatnya kerajaan Emeraldia, ada juga yang menginginkan kerajaan tersebut hancur.
"Tapi kau tidak bisa menyalahkan kami yang sudah mengkhianati kerajaan Emeraldia!" perintah Pansy kesal menatap tajam.
"Tapi mereka orang-orang kerjaan Greyssia! Bagaimana bisa hanya di wilayah kerajaan Greyssia saja rumor buruk itu menyebar sangat luasnya?!" tanya Ron kembali.
Baru saja Theo akan menjawab, tangannya di pegang kuat oleh Blaise untuk tidak membalas. Blaise meminta mereka untuk tetap tenang lalu diam.
"Ada yang datang .." gumam Pansy pelan saat merasakan sihir yang akan datang ke dalam desa.
"Orang-orang itu lagi .." ujar Harmione pelan.
"Mereka tidak pernah menyerah.." sambung Ron.
Blaise terdiam lalu membulatkan kedua matanya terkejut, "sihir kegelapan.. kita harus berlindung!" perintahnya cepat.
"Tidak! kita akan menghadapinya! Jika mereka mengincar Harry! Aku akan membunuh mereka!" bantah Draco dingin.
"Jangan bodoh! Jika kau terluka siapa yang akan melindungi Harry nanti? Kua mau menjadi sosok yang tidak berguna?" tanya Pansy kesal.
"Apa?-" perkataan Draco terputus dengan perapatan tepat di keningnya.
Blaise dan Theo menahan tawa saat ini juga.
"Sudahlah! Kalian sebaiknya bersembunyi!" perintah Ron kesal lalu mendorong mereka untuk bersembunyi di dalam gudang.
"Hei-"
"Tu-"
"Kau!-"
'Bruk'
Pintu gudang tertutup rapat, Ron menghela napas pelan. Tidak sadar dengan perkataan dan perilakunya yang bertolak belakang saat ini. Sedangkan Harmione menatap kearah pintu masuk dengan tatapan tajam.
Sekelompok orang yang datang lebih sering beberapa minggu ini hingga tidak bisa lagi di hitung jumlahnya, bahkan masayarakat sekitar sudah tidak bisa lagi melarangnya karna mereka akan membalasnya dengan kekuatan sihir yang lebih besar.
'Brak'
Pintu gerbang desa hancur seketika, membuat masyarakat sekitar hanya dapat menatap takut lalu mundur beberapa langkah, bahkan beberapa dari mereka yang berada di dalam rumah. Langsung menutup pintu dan jendela mereka sangat rapat.
"Dimana dia?!" teriak salah satu anggota kelompok menatap marah.
"Kau tau dia ada di mana?" tanya pria tersebut sambil menarik kerah baju wanita tua cukup kuat hingga terangkat.
"Sa-.. Saya tidak tau.."jawabnya lemah sekaligus ketakutan.
"Pembohong!"
'Bruk'
Wanita tua tersebut jatuh terbanting seketika saat menjawab jawaban yang tidak ingin di dengar oleh mereka.
"Cukup! Hentikan! Dia tidak ada di sini! Kalian harus pergi!" teriak Ron galak lalu membantu wanita tua untuk berdiri dan memintanya untuk kembali ke rumah.
"Ha?! Tidak ada?! Kau berani belajar berbohong! Anak kecil!" tanya pria tersebut hendak memukul Ron dengan cepat.
"Hiiiiiiiy.."
'Sret'
"Dia memang tidak ada!" balas Harmione cepat melindungi Ron lalu menatap tajam dengan aura membunuh.
"Cih. Aku tidak ingin berhadapan dengan seorang wanita," balasnya malas lalu melihat sekitar dengan teliti.
"Aku tidak menemukannya!"
"Di sini juga tidak ada!"
"Sial! Cari yang benar! Kalian sangat tahu jika nyawa kalian adalah taruhannya!" perintah Pria tersebut dengan aura membunuhnya.
"Ba- Baik!" bala mereka kompak.
Pria tersebut menatap Harmione tajam, "lihat saja! Aku akan menemukannya! Lalu aku akan mengambil sihir pertahanan itu! Kalian akan hancur! Lihat saja!"
-The King of Emeraldia Kingdom-
"Harry! Jangan ceroboh! Kau tidak bisa ke sana!" larang Draco sambil menahan tangan Harry saat melihat Harry ingin keluar dan membantu wanita tua yang di lempar kuat.
"Tapi-.. Aku harus membantu mereka.." gumam Harry pelan.
Draco hanya terdiam, percuma saja ia mengatakan sesuatu pada Harry saat ini. Semua apa yang akan ia katakan nantinya tidak akan membuat Harry terpengaruh.
"Kita tidak bisa membantu di luar sana," ujar Pansy menatap tajam kearah anggota kelompok yang seenaknya menendang barang milik warga dan menghancurkan dengan mudah.
"Jika kita bisa melakukannya .. Sudah sejak tadi aku memukul mereka kuat!" sambung Theo kesal saat melihat beberapa orang yang dengan seenaknya masuk ke dalam rumah warga hanya untuk mencari seseorang.
"Mereka mencariku! Mungkin sebaiknya aku keluar dan berbicara dengan mereka!" putus Harry namun di larang oleh mereka berempat.
"Jangan bodoh! Kau tidak tau kenapa gadis dan pria itu menyuruhmu untuk bersembunyi?! Kau adalah harapan mereka yang tersisa. Bagaimana jika sekelompokkan orang itu menangkapmu? Apa kau tidak tau bagaimana perasaan mereka?" tanya Draco dengan nada membentak yang tertahan.
"Kita harus menunggu.. setidaknya sampai mereka benar-benar pergi. Mungkin ini memang tindakan yang pengecut, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk menghindari bencana besar yang ada,"
-The King of Emeraldia Kingdom-
"Mereka tidak ada!"
"Benar-benar tidak ada!"
"Mereka hilang tanpa jejak sihir!"
"Sial! Sial! Kenapa selalu seperti ini?!" tanya pria tersebut kesal lalu menatap kearah Harmione dan Ron secara bergantian.
"Kalian- Apa kalian menyembunyikan mereka?" tanyanya emosi.
"Tidak! Dia memang tidak ada! Apa kau masih percaya dengan perkataan tuanmu yang sudah tua itu? Bagaimana bisa pangeran yang sudah hilang selama bertahun-tahun di temukan dengan mudah atau pulang dengan kedua kakinya sendiri?" tanya Harmione tersenyum miring.
"Kau benar ..-"
"Ha! Benar! Kau sudah di tipu olehnya! Karna tuanmu sudah tua! Dia selalu lupa jika pangeran yang hilang tidak mungkin bisa di temukan!" balas Harmione memprovokasi.
"Kau benar! Ah sial! Kita kembali!" perintah pria tersebut lalu meminta teman sekelompoknya untuk kembali setelah mengacau barang-barang dan tempat desa yang ada.
Harmione dan Ron menghela napas secara bersamaan, tak butuh waktu lama mereka tertawa geli.
"Waw.. Bagaimana bisa dia tertipu dua kali?" tanya Ron tidak percaya.
"Mungkin dia sudah bodoh," balas Harmione tersenyum senang lalu memberikan aba-aba jika sekelompok orang tersebut sudah meninggalkan desa cukup jauh sehingga sangat sulit mengetahui sihir Harry yang ada di desa.
"Bagaimana bisa dia tidak menyadari keberadaan sihir kami?" tanya Theo heran.
Harmione tersenyum mendengarnya, "wajar saja. Karna kalian bersembunyi di gudang tanaman obat yang membuat seseorang kesulitan mengenali sihir penyihir," jelas Harmione.
"Wah.. Kau sangat hebat!" Puji Theo pelan, Harmione tertawa mendengarnya, padahal sangat jelas jika hal tersebut sudah di pelajari sebagai dasar dalam tanaman obat di akademi.
"Kenapa kalian juga melinduingi kami?" tanya Draco memincing curiga.
"Aku tau jika kalian akan melakukan perjalanan lagi," ujar Harmione.
"Memang benar .. kami masih ingin mencari kerajaan..-"
"Kami ikut!" potong Harmione cepat lalu menatap serius dan yakin.
"Apa?!" tanya Pansy tidak terima.
"Tida! Tidak! Tidak mungkin! Mustahil! Kau ingin ikut dengan kami?!" tanya Theo tidak mengerti.
"Kau benar-benar akan ikut? Kau pasti bercanda!" Ujar Blaise terkejut.
"Apa yang akan kau rencanakan?" tanya Draco emnatap curiga.
"Apa maksudmu apa? Tentu saja aku akan membantu mencari kerajaan Emeraldia! Aku juga termasuk warganya!" Jawab Harmione kesal.
"Tidak!" Balas Draco cepat.
"Benar! Sepertinya kita tidak perlu harmione. Terlebih mungkin saja sangat berbahaya!" sambung Ron khawatir.
"Dengar itu! Huh," perintah Draco tersenyum angkuh.
Harmione memutar kedua bola matanya malas, "Bukan kau yang memutuskan!"
"Tentu saja boleh," Jawab Harry pelan, Harmione berpekik senang saat itu juga.
Draco menatap Harry tidak percaya, mengingat dirinya saja sangat kesulitan saat meminta ikut dengan Harry, tidak dengan Harmione yang di setujui secara cepat.
"Entah bahaya apa yang menanti di depan. Aku harap kalian membantuku .." ujar Harry tersenyum lembut, "menemukan kerajaan Emeraldia! Ayo kita tulis ulang sejarah tentang kerajaan Emeraldia!"
To be Continue ...
(Maaf jika terjadi kesalahan kata/typo dalam penulisan cerita)
Farida Lil Safana
