Kuroba Kaito Come To The Rescue
'Apakah aku sedang diikuti?', Yuki melirik ke belakangnya. Rasa kewaspadaan menguasai dirinya ketika dia melihat dua pemuda mengikutinya dari belakang. Mereka bahkan mengikutinya secara terang-terangan di siang hari.
Yuki mengubah arah tujuannya, bergerak cepat menuju persimpangan jalan. Berjalan melewati jalur penyeberangan pejalan kaki. Menghindari kerumunan orang yang berjalan ke sana dan pada saat yang sama dia berharap bisa menipu mata kedua pemuda yang mengikutinya tadi lalu menghapus jejaknya dari kedua mata mereka.
Tapi dia tidak menyangka tangannya akan ditangkap dari belakang dan tubuhnya ditarik ke sebuah celah di lorong antara dua bangunan berlantai dua.
"Lepaskan aku-mmmhhh? !!", Mulut Yuki yang ditutupi masker wajah ditutupi dengan tangan besar, tidak memberinya kesempatan untuk berteriak.
Yuki mencoba bergulat dengan pelaku yang telah menyeretnya ke lorong sepi namun tidak berhasil karena tubuh barunya tidak seperti tubuh lamanya yang kuat dan mampu mengalahkan siapapun yang menentangnya. Sejak awal hidupnya, Yukito Sohma lahir dengan tubuh yang sehat, namun akibat kekerasan yang dialaminya sejak kecil dan tidak mendapatkan nutrisi yang cukup sistem kekebalan tubuhnya menjadi lemah dan pertumbuhannya juga terhambat.
'Sial !'
Merasa frustasi, Yuki bertindak dengan menggigit tangan yang menutupi wajahnya. Teriakan nyaring terdengar di lorong sempit di antara celah bangunan berlantai dua, pelaku yang menculiknya adalah salah satu dari dua pemuda yang mengikutinya tadi. Temannya yang lain tidak ditemukan.
Saat pemilik tangan menarik tangannya dari wajah Yuki, masker muka yang melindung wajah Yuki dari terlihat orang terlepas dan jatuh ke jalan beraspal dan langsung diinjak oleh seorang pria bertubuh gempal dan tinggi memegangi tangannya dengan bekas gigitan Yuki tadi.
Mata pria itu merah menahan amarah. Niat awal hanya untuk menggertak terus menghilang dari benaknya.
"Son of Bi*!"
Yuki menelan ludah. Dia bergerak mundur, menjauh dari pria itu. Tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih dari penganiayaan ibunya saat mengetahui bahwa dia berniat untuk pindah dari kediaman keluarga Sohma. Bahkan karena itu dia terbaring di tempat tidur selama lebih dari seminggu sebelum diizinkan oleh ayahnya untuk berpindah keluar dari sana. Meski begitu, dia mendapat tentangan keras dari ibunya sebelum wanita itu dipujuk oleh ayahnya.
Saat itu, Yuki merasa bersyukur kepada sang ayah yang telah memihak anaknya untuk pertama kali dalam hidupnya, padahal sebelumnya lelaki tersebut sepertinya tidak menganggap Yuki dalam hidup mereka. Mungkin lelaki itu begitu lelah melihat Yuki disiksa oleh istrinya sehingga dia memutuskan untuk melepaskan anaknya pergi dari hidup mereka.
Namun bukan itu masalahnya, selama setahun hidup sebagai Yukito, Yuki sudah terbiasa dengan segala macam kekerasan yang dialaminya selama dia tinggal di kediaman keluarga Sohma.
Jadi menerima tamparan keras di wajah dari pria itu bukanlah masalah besar baginya. Namun Yuki tidak pernah menyangka sebelum tangan lelaki itu mendarat di wajahnya, lengannya sudah berada dalam genggaman seseorang yang muncul di tengah-tengah di antara mereka berdua.
Mata Yuki melebar. Orang ini muncul tiba-tiba dan Yuki bahkan tidak menyadari kehadirannya di sekitar mereka. Jadi, dari mana asalnya?
Karena tinggi badannya jauh lebih pendek dari pria itu, Yuki harus mengangkat wajahnya untuk mengamati orang ini dalam diam.
Dia seorang pria. 14 inci lebih tinggi dari Yuki dengan struktur tubuh yang tampak kurus tapi tegap, bahu lebarnya tersembunyi dibalik baju kemeja jeans yang dikenakannya. Pria ini memiliki rambut coklat tua dengan poni yang ujungnya tepat di atas mata dengan gaya rambutnya yang berantakan. Pria ini memiliki mata ungu tua yang menyembunyikan kelicikannya di balik wajahnya yang polos. Seringai lebar di wajahnya tidak luntur tetapi melebar, menonjolkan wajahnya yang tampan.
"Gentlemen, ini bukan cara seorang pria memperlakukan yang lemah ... kita harus lebih lembut ~" Saat dia berbicara, nadanya terdengar agak di bawah umur, dengan sentuhan serak di akhir kata-katanya.
"A--Apa ?!Siapa kamu?!", Pelaku yang mencoba mengangkat tangan ke arah Yuki sangat terkejut, amarahnya mereda dan ketakutan menguasai pikirannya. Sekeras dia mencoba menarik tangannya dari cengkeraman pria itu, masih tidak berhasil. Tangannya mati rasa, sulit untuk menariknya kembali.
"Kuroba Kaito, magician~"
Dengan seringai yang masih melekat di wajahnya, tangannya yang mencengkeram lengan pelaku yang bertindak kasar ke arah Yuki, pemuda itu, tidak, Kaito menundukkan setengah badannya sebagai ucapan untuk memperkenalkan dirinya sebelum menyerahkan bunga kuning yang secara ajaib muncul di antara jari-jarinya kepada Yuki.
Yuki mengambil bunga itu dari tangan Kaito dan memandangnya dengan curiga sebelum perhatiannya beralih ke pria yang menculiknya tanpa alasan dan mencoba bersikap kasar padanya.
"Mengapa anda menyeret aku ke gang sepi ini?" Yuki bertanya pada pria itu dengan tanda tanya besar.
Pertanyaan itu berhasil menarik perhatian Kaito dari 'narapidana' yang dalam genggamannya.
Orang yang Yuki tanya terdiam. Dia menatap Yuki dengan wajah bodoh. Rona merah menyebar dari pipi ke daun telinganya. Dia baru saja menyadari bahwa targetnya memiliki wajah yang begitu mempesona sehingga membuatnya kehilangan kata-kata yang ingin dia ucapkan.
Kaito merasa aneh dengan reaksi pria itu. Dengan rasa ingin tahu yang kuat pesulap itu menatap wajah Yuki tanpa memakai topeng.
Dan, Clik! Untuk sementara waktu otaknya gagal berfungsi. Seperti pria sebelumnya, Kaito juga mengalami nasib yang sama. Seluruh wajah dan telinganya juga memerah dan dia tidak bisa mengendalikan rona merah itu untuk memudar dari wajahnya!
'Sial. Poker face, Kaito. Poker face !!'
"Siapa namamu? Kenapa kamu membawaku ke sini?", Yuki yang tidak menyadari keanehan yang terjadi pada Kaito dan lelaki itu kembali bertanya.
"Yusuke, Yamada Yusuke. Aku datang untuk mendapatkan cek 1 juta", Jejak rasa malu melintas di wajah pria muda itu sebelum dia mengalihkan fokusnya ke pangkal kakinya. Meski begitu, dia harus menyelesaikan misi yang diberikan kepadanya oleh bosnya untuk mendapatkan kembali cheque itu. Tapi memikirkan dia akan menyakiti Yuki jika dia melakukan itu membuat pria itu ragu-ragu. Saat ini ia seolah-olah berada di bawah pengaruh sihir atau pengaruh ramuan cinta sehingga ia tidak menyadari apa yang ia pikirkan.
Mendengar suara laki-laki itu membuat pikiran Kaito menjadi jernih dan dia lekas menggelengkan kepalanya, Kaito merasa seperti berada di bawah pengaruh sihir. Dia bahkan hampir jatuh di bawah pengaruh Yuki dan hampir membuat seksualitasnya bengkok sebelum pikirannya sadar kembali.
"Cek ini?" mendengarkan apa yang dikatakan lelaki itu, Yuki mengeluarkan cek yang dia dapat dari pengundian hadiah atas hasil keberuntungannya hari ini dan menunjukkan kertas itu di depan mata lelaki itu. Bahkan Kaito yang melihat angka yang tertulis di kertas pun kaget.
"1 juta yen ?!" Rahang Kaito jatuh.
"Ya itu...", suara Yamada pelan seperti nyamuk. Dia tidak berani melakukan kontak mata dengan Yuki sebelum wajahnya memerah seperti tomat. Dia sepertinya sudah melupakan penganiayaan yang dia lakukan pada Yuki sebelumnya. Dia bahkan bertingkah seperti gadis pemalu yang malu bertemu dengan pria kesayangannya.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki sebelum muncul bayangan hitam yang memperlihatkan sekilas seorang pria terengah-engah berjongkok di jalan masuk di antara celah-celah lorong gedung. Dia berjongkok di sana, mengambil napas.
"Hah...hu.. Yamada. Ternyata kau disana...", kata pria itu setelah menyadari bahwa temannya juga ada di sana. Saat matanya melihat cek di tangan Yuki, matanya langsung bersinar cerah.
"Oh!! Itu cek bos! Kembalikan!!", Seolah dirasuki oleh hantu pria itu akan menyerang Yuki jika Kaito tidak menghentikannya.
Kaito melepaskan cengkeramannya dari terus memegang lengan Yamada dan menendang kaki teman Yamada, menyebabkan dia tidak dapat mengontrol kestabilan tubuhnya dan mula jatuh ke jalan beraspal.
"Now, now. Gentlemen. Itu bukanlah cara seorang gentleman berperilaku. Kamu harus dihukum ~ " Bibirnya sedikit melengkung sementara isyarat licik muncul di matanya, tidak menunggu lama, Kaitou terus menyeringai. "It show time !!"
Dengan jentikan jarinya, asap merah muda muncul di sekitar mereka, khususnya menyelimuti tubuh Yamada dan temannya yang kebingungan dengan asap merah muda tebal sebelum menghilang tertiup angin, hanya menyisakan Yamada yang duduk bersandar di dinding dengan tubuh diikat dengan tali dan tubuh temannya diikat erat, mengenakan pakaian wanita. Yuki tidak tahu trik apa yang Kaito gunakan hingga bulu kaki pria itu juga dicukur bersih.
"Wow ..." Yuki tertegun. Tapi, segera wajahnya terus menjadi gelap. Bukankah ini keterlaluan? Yamada Yusuke dan temannya diikat seperti pelacur BDSM, bahkan Yuki sendiri malu melihatnya dalam keadaan seperti itu.
Usai menyelesaikan pertunjukan sulap, Kaito menoleh ke arah Yuki, wajahnya masih belum hilang dengan senyuman. "Jadi, penjahatnya sudah dikalahkan, bisakah ksatria berbaju zirah ini mendapatkan ciuman sebagai ganjaran, Hime-Sama?", Kaito menggoda.
Kaito tahu orang yang dia selamatkan adalah laki-laki tapi itu sudah normal sejak dia kecil, sifat ceria dan menggoda tidak pernah pudar. Jadi baginya, menggoda orang ini bukanlah masalah besar. Bahkan dia sudah bersikap lebih buruk terhadap Aoko seperti memeriksa celana dalam gadis itu dan akibatnya dikejar dengan batang mop.
Perempatan muncul di dahi Yuki setelah Kaito menggodanya. Yuki menghela nafas dalam-dalam lalu menatap langsung ke arah Kaito yang saat itu masih nyengir, kedua tangannya terselip di saku celana jeans.
Mengabaikan "Hime-Sama" yang masih melayang di pikirannya, Yuki yang mengira dia telah dewasa sebelum dia meninggal di kehidupan lampau hanya menganggap godaan Kaito bukanlah sesuatu yang perlu diperbesar jika tidak, dia telah memukul mereka yang berani menggodanya dengan lelucon seperti itu.
"Thank seba--", Yuki mengulurkan tangan ke Kaito, dia bermaksud untuk berterima kasih kepada magician itu tetapi begitu dia melihat lengan bajunya, dia langsung membeku.
Sejak bila dia memakai lengan baju berenda? !!
Yuki membalikkan badannya, matanya melebar saat melihat jeans yang dikenakannya berganti menjadi gaun berenda biru langit. Gaun yang dipakainya terlihat sangat feminim untuk dikenakan oleh seorang pria.
??!!
Yuki memelototi Kaito dengan tajam, dia mulai menggeram; "Kamu ..."
"Hehe, kamu terlihat sangat cantik memakai gaun itu, Hime-chan ~" Kaito terus tersenyum dan seringai di wajahnya makin melebar, pemuda itu melompat dari tanah, menghindari Yuki yang mencoba menendangnya namun sayangnya kakinya membentur dinding batu di belakang Kaito menyebabkan kakinya terluka.
"Ouch ?!!"Yuki langsung memegang kakinya, mengurut pada tempat kakinya yang mula membekak.
Tendangan lemahnya bahkan tidak mampu mendarat pada Kaito bahkan dia sendiri cedera atas kebodohannya itu, kesalahan itu membuat Yuki dalam suasana hati yang buruk.
Dibandingkan Yuki, suasana ceria Kaito terus memudar saat melihat Yuki terluka, ia bergegas ke samping Yuki dan bertanya dengan cemas; "Kamu baik-baik saja? Mau aku antar kamu ke klinik?"
Yuki menatap tajam ke arah Kaito, dia ingin mengutuk laki-laki itu dan ingin menyuruhnya untuk mengganti kembali pakaian wanita yang dia kenakan dengan pakaian yang dia pakai sebelumnya tapi kalimat yang ingin dia katakan terhambat saat matanya melihat bayangan seseorang muncul di belakang Kaito. Dan dia seorang pria. Pada saat itu tangannya sedang memegang tongkat yang pasti akan dia gunakan untuk menjatuhkan Kaito.
"HATI-HATI !!", Hanya itu yang bisa Yuki katakan sebelum dunianya menjadi gelap.
・゚: *・゚*・゚: *・゚*・゚: *・゚:Next Chapter・゚:
