From Today I'm Kaitou Kid
Esok hari, di Ekoda.
Kaito yang sudah siap pakai seragam SMA Ekoda memijat pipi kanannya yang memerah dengan bekas telapak tangan. Dia mengambil tas sekolahnya di ruang tamu dan mulai keluar dari rumahnya. Aoko telah menunggunya di luar pintu dengan tangan di pinggulnya. Gadis itu memandang Kaito dengan ekspresi yang menakutkan.
"BAKAITO, DIMANA KAMU MENGHILANG KEMARIN ?!SAYA MENCARI KAMU DI SEKITAR BEIKA DAN MASIH TIDAK MENEMUKANMU !!"
"Yo, Aoko. Ohayo~" sambil menggaruk telinganya yang berdengung. Kaito mengekalkan senyuman di wajahnya yang terasa perih.
"Apa yang terjadi dengan wajahmu, Kaito?", Pertanyaan yang melintas di benaknya langsung lenyap saat melihat pipi Kaito dengan bekas telapak tangan.
"Oh ini?Ini adalah ciuman cinta dari peminatku~"Kaito mengangkat bahu. Berlagak depan gadis itu.
"Oh ya?", Aoko tidak percaya, dia bahkan mengulurkan tangannya dan mencubit pipi Kaito dengan keras.
"Aduh?! Ow !! Lepaskan wajahku~ !! ", Pipi Kaito ditarik seperti karet, matanya berbinar dengan air mata sampai 'Pluk!' topeng muka robek dari muka 'Kaito' dan menampar wajah Aoko.
Aoko langsung membeku.
Tawa lucu Kaito bergema di latar belakang, Aoko terbangun dari keterkejutannya dan menemukan Kaito sudah jauh darinya, memasuki halaman sekolah sambil bersiul dengan gembira, di sebelah Aoko ada seorang siswa laki-laki dari kelas mereka yang dipilih Kaito untuk menggantikannya. Dia pengganti yang diculik Kaito, pria yang pipinya dicubit Aoko tadi.
"BAKAITO !!", Teriakan Nakamori Aoko menggema di pagi hari, seperti biasanya.
Pada siang hari, waktu makan. Kaito duduk di meja belajarnya, tangannya terselip di saku celananya ditarik keluar lagi. Seringai muncul di wajahnya saat melihat selembar cek tanda tangan senilai 1 juta milik Yuki yang dia temukan dalam perjalanan kembali ke Ekoda tadi malam.
Kaito yakin Yuki pasti sibuk mencari hadiah dari undian yang didapatnya kemarin. Entah bagaimana dia bisa menemukan cek senilai 1 juta ini tapi yang dia tahu adalah bahwa 1 juta lembar cek itu pasti terbang tertiup angin ketika pria itu menunjukkan cek ini saat perampokan kemarin sore terjadi. Karena Kaito terlalu fokus untuk menghindari serangan tongkat besi yang diayunkan ke arah mereka, dia tidak menyadari cek 1 juta yang Yuki pegang terbang tertiup angin.
Sekarang, setelah cek senilai 1 juta ada di tangannya, Yuki harus mencoba mendapatkan cek ini kembali. Tidak mudah bagi Kaito untuk memberikan cek ini begitu saja setelah mendapat tamparan gratis karena dia orang yang pendendam dan akan membalas. Untuk mendapatkan cek ini kembali, Yuki harus memuaskannya terlebih dahulu.
Tapi, ketika pikirannya melayang untuk menentukan bagaimana Yuki akan memuaskannya, Pikiran Kaito berpindah ke persimpangan yang lebih jauh, pikiran nakal menghantui pikirannya. Gambar erotis yang seharusnya disensor berputar-putar seperti kaset rusak di benaknya.
Pluk! Kaito menampar mukanya, mencoba menghapuskan pikiran kotor. Dia ambruk di meja dengan mukanya yang memerah.
'Sial, pengaruh pria itu benar-benar menakjubkan...', Kaito bergumam di dalam hatinya.
Aoko yang sedang asyik mengobrol dengan temannya tidak menyadari keanehan Kaito, Bahkan semua siswa di kelas 2-B begitu asyik mengobrol di waktu makan siang sehingga tidak menyadari tingkah aneh Kaito.
"Ne, ne. Aoko. Apakah kamu mendengar berita malam tadi?"
"Tentang Kaitou Kid kan? Aku melihatnya tadi malam...", Aoko menjawab pertanyaan Keiko sambil menjulurkan kakinya di bawah meja, mengistirahatkan kakinya sejenak setelah lelah duduk berjam-jam.
"Ya, Kaitou Kid kembali setelah menghilang selama 8 tahun. Bukankah dia luar biasa?" Percakapan kedua gadis itu berhasil menarik perhatian Kaito untuk menguping pembicaraan mereka.
'Kaitou Kid?', Kaito menggaruk dagunya saat teringat berita kehilangan Kaitou kid yang disiarkan di televisi saat dia masih kecil, kebetulan di hari yang sama dia juga kehilangan ayahnya jadi ingatannya tentang Kaitou Kid masih samar-samar untuk diingat.
"Apa dia lebih hebat dariku?", Kaito menghampiri mereka berdua dan berdiri di belakang Aoko. Saat Aoko dan Keiko mulai menyadari kehadirannya, Kaito memulai pertunjukan sulap! Pikirannya penuh dengan wajah Yuki dan cek senilai 1 juta yen terus memudar dari benaknya. Misi pertama hari ini adalah menggoda Aoko dengan dengan memeriksa warna celana dalam yang gadis itu kenakan!
"Putih? Itu pilihan yang tepat. Sangat suci ~", Kaito menyeringai saat melihat celana dalam Aoko di bawah meja belajarnya.
"Not bad, not bad~", meski mengatakan itu, jejak penyesalan melintas di wajah Kaito. Dia sengaja membuat gadis itu marah.
"BAKAITO !!", dengan wajah memerah dan batang mop di tangannya, Aoko mengejar Kaito seperti gadis kesurupan hantu. Tidak memberi celah bagi Kaito untuk kabur meski terkadang gadis itu tertipu oleh trik sulap si magician itu.
Tawa Kaito dan teriakan Aoko bergema di kelas 2-B, kita semua tahu sehari tanpa menggoda gadis itu tidak pernah terjadi dalam kamus kehidupan Kuroba Kaito.
Sore itu, kediaman Kuroba.
Kaito dapat ditemukan berbaring di tempat tidur sambil menjelajahi internet di ponselnya. Di layar ponselnya ada sesosok manusia berpakaian putih terbang di langit malam dengan seluruh tubuhnya tidak terlihat dengan font headlines;
KAITOU KID MUNCUL SELEPAS 8 TAHUN MENGHILANG !!
"Kaitou Kid...", gumam Kaito pelan.
"Kaitou Kid telah hilang selama 8 tahun dan itu adalah hari yang sama saat Tousan meninggal...", Kaito menyipitkan matanya saat pikiran itu tiba-tiba terlintas di benaknya.
"Apakah ini kebetulan?"
Kaito begitu tenggelam dalam pikirannya sehingga dia tanpa sadar menjatuhkan ponsel di tangannya sampai mendarat di wajahnya, mengejutkan si magang pesulap.
"Owiee-!"
Kaito segera bangkit dari tempat tidurnya dan terus mengusap hidungnya yang memerah. Air mata mulai tertahan di kelopak mata, menahan rasa sakit.
"Waduuh ... ponsel sialan!"
Hal-hal yang sebelum ini mencengkeram pikirannya segera dibuang. Apa yang dia pikirkan? Ayahnya adalah Kaitou Kid? Omong kosong!
Kaito segera melemparkan ponselnya ke sisi tempat tidurnya. Sambil memijat hidungnya, dia menuju potret gambar ayahnya yang berukuran manusia yang dipasang di dinding kamar tidurnya.
Kaito dengan lembut menyentuh permukaan potret ayahnya. Wajahnya berubah hiba saat mengingat kenangan masa kecilnya bersama ayahnya.
"Toichi Kuroba... oyaji, di dunia ini hanya ada satu orang yang bisa mengalahkanku dalam sulap dan mereka adalah kamu...Kaitou Kid?Dia seribu tahun leb-ehh ?!!"
Potret ayahnya yang Kaito anggap hanya potret biasa tiba-tiba terbuka dan langsung mendorong Kaito yang belum siap dan tidak sempat merespon dengan serangan mendadak dari pintu potret, terpeleset dan masuk ke dalamnya yang terhubung dengan ruang rahasia.
Dengan pintu potret tertutup lagi, potret ayahnya, entah bagaimana berubah menjadi potret Kaitou kid. Semuanya terjadi begitu cepat dan tidak ada yang memperhatikan perubahan yang terjadi di kamar Kaito. Bahkan, Aoko yang memanggil Kaito dari beranda kamar sebelah rumah Kaito dibuat bingung oleh temannya yang tidak menjawab panggilannya.
Sementara itu,
"Waaahhh !!!"
Kaito berteriak, kaget dengan situasi yang tiba-tiba ini. Ia mencoba meraih benda yang bisa menghentikan tubuhnya meluncur ke bawah tapi tidak berhasil, tidak ada benda yang bisa dijangkau.
Perosotan yang jatuh ke ruang rahasia akhirnya menemukan ujungnya. Sebuah lubang besar dari langit-langit khusus seukuran manusia dewasa terpampang di depan mata Kaito. Kaito menjadi pucat.
"What !! Chotto matte kuda-!!", Sebelum Kaito bisa menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya sudah melewati lubang di langit-langit dan ...
BAm-!!
Dia jatuh dan duduk di kursi di bawah langit-langit yang berlubang. Rambut Kaito kusut ke segala arah, seluruh tubuhnya tegang seolah-olah telah disengat listrik sebelum kondisi tubuhnya kembali ke normal tetapi pantatnya masih mati rasa.
"Aduh...aduh..pantatku...", Kaito memijat pantatnya sebelum dikejutkan oleh suara lampu yang berkedip di ruangan yang gelap. Sebuah mobil tua tapi mewah terparkir di dalam ruangan, diiringi suara pemutar musik dari awal 80-an yang mulai memutar rekaman suara, memecah kesunyian di ruang rahasia.
"Sudah lama kita tidak bertemu, Kaito"
Itu adalah rekaman suara seorang pria yang sangat dikenal Kaito dan ini berhasil menarik perhatian pria muda itu sehingga matanya melebar begitu dia mendengar suara rekaman diputar di latar belakang
"S-suara itu...suara Oyaji !!"
"Jadi itu sudah terseting untuk menyala jika aku masuk ke ruangan ini..." Mata Kaito bersinar memikirkan hal ini dan bibirnya mengukir senyum lembut sehingga seringai licik menggantikannya.
"Kerja bagus, oyaji"
Suara Toichi Kuroba yang diputar di pemutar musik menarik perhatian Kaito untuk mendengarkan lebih serius.
"Kaito, aku akan mengajarkanmu apa yang diperlukan untuk menjadi pesulap..."
"Pesulap? Kau ingin aku menjadi pesulap?", Kaito tidak terkejut mendengar kata-kata ayahnya. Bukankah dia sejak kecil bercita-cita menjadi pesulap terhebat seperti ayahnya? Jadi, ketika mendengar rekaman suara ayahnya, Kaito menjadi lebih antusias.
"Pertama-tama, apa yang kau tahu hal terpenting untuk menjadi pesulap?"
"Hal terpenting?"
Kepala Kaito dimiringkan ke samping saat dia mendengar pertanyaan itu. Alisnya berkerut saat memikirkan jawaban atas pertanyaan ayahnya. Apa itu trik dalam sulap?
Kaito menunggu jawaban atas pertanyaan ayahnya dari rekaman yang diputar tetapi alih-alih menjawab pertanyaan, pemutar musik itu berhenti memutar rekaman suara ayahnya dan itu membingungkan Kaito dengan situasi yang tiba-tiba ini.
"Eh, nani? Apa yang terjadi? Apakah pemutar musiknya mogok?" Kaito menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Seolah menjawab pertanyaan Kaito, lemari elektronik muncul dari bawah lantai dan pintu lemari terbuka dengan sendirinya, memperlihatkan Kaito pada objek di dalamnya yang membuat rahang pemuda itu jatuh.
Itu adalah boneka tak berwajah, mengenakan jas, topi dan kaca mata putih yang Kaitou Kid gunakan berkali-kali selama pencuriannya.
"Ini... seperti milik Kaitou Kid!!"
Kaito terkejut. Dia bangkit dari sofa, berjalan ke lemari elektronik. Dia berhenti ketika tongkat yang bersandar di dinding lemari jatuh dan berguling di lantai, berhenti saat tongkat itu mencapai kakinya.
"Huh, tongkat?"
Kaito mengambil tongkat di kakinya. Penasaran, ia mulai menggosok ujung stik yang menjadi penutup, itu seperti menyembunyikan sesuatu di dalam tongkat.
Kaito tersentak ketika sesuatu keluar dari tongkat itu, membuatnya terjatuh dan sebuah benda yang mengagetkannya terpampang di depan matanya.
Itu adalah hang glider putih, persis sama dengan Kaitou Kid. Melihat hang glider ini, yang sering muncul di Berita dan surat kabar terkait Kaitou Kid, Kaito tidak bisa menghilangkan firasat bahwa ayahnya adalah Kaitou Kid yang sebenarnya.
Bibir Kaito berkedut memikirkan itu.
"Oyaji, rahasia apa lagi yang kau sembunyikan dari aku...", Kaito menghela nafas. Kemudian, dia teringat dengan Kaitou Kid yang baru saja muncul kembali sehingga mengejutkan masyarakat Jepang.
"Adapun Kaitou Kid, aku yakin jika aku bertemu dengan si pencuri Kid...kebenarannya mungkin akan terungkap dan pintunya akan terbuka setelah delapan tahun. Sulap terakhir Kuroba Toichi..." Kaito bergumam.
"Dan aku, tugasku hanya menyelidiki..."
Kaito tanpa berpikir panjang mengambil jas Kaitou Kid dan mulai menyarungkan jas itu ke tubuhnya. Kaitou mengambil pistol kartu dan memutarnya dengan lembut. Senjata ini yang tampaknya telah tersedia bersama dengan setelan putih Kaito Kid. Secara efisien, dia memasukkan banyak kartu yang terbuat dari besi, yang hanya digunakan untuk melindunginya. Tidak mungkin dia menggunakan senjata sungguhan, dia bukan kriminal!
Senyum Kaito berubah licik. Dia memegang pistol kartu di dekat wajahnya. "Yah, sepertinya hari ini aku Kaitou Kid..."
Begitu Kaito mengatakan itu, dia dikejutkan oleh situasi yang menakjubkan dan membingungkan yang bisa membuat Kaito bertanya-tanya apakah yang dia lihat itu nyata atau hanya ilusi.
Malam itu.
Suara patroli polisi menggema di sekitar gedung dan jalan. Puluhan mobil polisi berhenti di depan gedung yang menjadi sasaran Kaitou Kid atas pencuriannya kali ini.
"KID !!Kali ini kamu tidak bisa lari!", Nakamori Ginzo berteriak keras saat dia melihat jubah Kaitou Kid menghilang saat dia berbalik dan menghindari kejaran polisi. Nakamori Ginzo adalah ayah dari Nakamori Aoko, tetangga sebelah Kaito dan juga Inspektur Divisi 2 Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo.
Divisinya secara nominal dikhususkan untuk kasus penipuan, tetapi dia kali ini menghabiskan sebagian besar waktu dan energinya untuk menangkap pencuri Kaitou Kid.
Pada saat itu Ginzo tidak menyadari, ketika dia dan polisi lainnya berlari ke dalam gedung mengejar Kaitou Kid, seseorang sedang mengawasi mereka.
Kaito mengawasi Nakamori Ginzo dan kepolisian lainnya. Begitu bayangan mereka menghilang dari pandangan, Kaito masuk ke gedung yang sama dan naik ke atap gedung karena dia yakin, Kaitou Kid pasti akan muncul di sana. Meskipun itu hanya firasatnya tetapi dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk bertemu dengan Kaitou Kid dan memecahkan rahasia yang telah lama tertutup rapat dan belum terungkap
Setengah jam kemudian, seperti yang diharapkan Kaito, Kaitou Kid muncul di atap gedung. Naik ke atap gedung menggunakan tali. Dia menyamar dengan mengenakan seragam polisi tetapi dengan topeng yang dikenakan di wajahnya, agak sulit untuk menyembunyikan identitasnya sebagai Kaitou Kid.
Di latar belakang, terdengar suara injak sepatu polisi di dalam gedung yang masih mencari keberadaan Kaitou Kid yang kini sudah sampai di atap gedung, mencari tempat untuk mundur atau mungkin kabur dari kejaran polisi.
"Yo, apa yang kamu lakukan, Thief-Kun !", Kaito menyapa.
Kaitou Kid segera menoleh ke arah asal suara yang dia dengar. Di sana dia menemukan Kaito, berpakaian serba putih seperti Kaitou Kid, duduk dengan gaya di atas tangki air yang dipasang di atap gedung. Jubah putihnya berkibar tertiup angin, sinar bulan menyinari separuh tubuhnya. Dia terlihat sangat mencolok terutama pada malam hari.
"Eh-!!" "Menjatuhkan boneka dan naik ke atas. Itu adalah trik lama. Jika itu yang kau tahu, kau tidak akan pantas dapat julukan Phantom Thief...", Kaito memotong keterkejutan Kaitou Kid dan melanjutkan pembicaraannya.
"Kau- Siapa kau ?!" , Kaitou Kid mengajukan pertanyaan dengan tidak percaya ketika dia melihat ada Kaitou Kid lain yang tidak dia kenal.
Kaito bangkit, berdiri di atas tangki air. Jubah putihnya berkibar tertiup angin malam. Bulan sabit bersinar terang, menyinari seluruh tubuhnya yang berpakaian putih, dia tampak seperti karakter dalam potret lukisan yang digambar dengan sangat hati-hati sehingga dia terlihat sangat menonjol di bawah sinar bulan.
"Aku sudah menunggumu, Kaitou Kid-chan"
"Eeehhh ?!!"
・゚: *・゚*・゚: *・゚*・゚: *・゚: End Chapter*・゚: *・
