Kid Notice
Sore hari di Blue Parrot Bar.
Kaito duduk di kursi di meja bar. Dalam kebosanan ia melihat Jii Konosuke, mantan asisten di bawah asuhan ayahnya, Toichi Kuroba menyambut pelanggan yang datang ke bar dengan hangat. Jii tertawa dan mengobrol dengan pelanggan sementara dia membiarkan Kaito membuat apa pun yang dia inginkan saat pemuda itu mengunjungi barnya. Namun meski terlihat asyik mengobrol dengan para pelanggannya, tangannya tak henti-hentinya menggosok gelas wine tersebut hingga mengkilat.
Tiga hari yang lalu, setelah mengetahui identitas Phantom Kid yang sebenarnya, yaitu ayahnya yang terbunuh dan Jii Konosuke mengambil alih tugas ayahnya sebagai Kaitou Kid setelah 8 tahun menghilangnya Kaitou Kid, Kaito bertekad untuk mencari tahu pembunuh ayahnya yang sebenar dan berencana untuk membalas dendam pada mereka.
Itulah yang Kaito rencanakan ketika dia pertama kali mengetahui kebenaran tentang ayahnya, Toichi Kuroba tapi sekarang dia tidak punya banyak waktu untuk melakukan itu karena dia sibuk google di ponselnya, mencari news tentang berlian yang dia targetkan sebagai awal debutnya sebagai Kaitou Kid.
"Tuan muda, tidakkah kamu ingin pulang dan bersantai?", Jii khawatir. Dia berhenti menyeka gelas wine dan duduk di bar, di depan Kaito. Sekarang, pelanggannya yang lain telah kembali ke rumah, hanya menyisakan satu hingga dua orang yang masih duduk di pojok meja bar menikmati bir atau wine yang mereka pesan.
"Belum.", Kaito menoleh untuk melihat pria itu dan nyengir.
"Oh ya Tuan muda, apakah berlian yang kamu curi sebagai awal debut...", Jii bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Hmm.", Kaito mengelus kumisnya yang tidak ada sambil berpikir sejenak tentang pertanyaan Jii Konosuke.
"Bukankah ada pameran yang akan diadakan di Tokyo milik Hiroshita Mikitani, kan? Kudengar akan ada berlian yang dipajang di sana...", Kaito menjawab pertanyaan Jii dengan ragu. Berdasarkan rumor yang beredar, ini adalah pameran milik Hiroshita Mikitani, pengasas dan pengerusi eksekutif Rokusen, Inc namun Kaito masih belum memastikan keaslian cerita tersebut.
Mata Jii Konosuke melebar mendengar nama itu 'Mikitani' Jii disebutkan kepadanya. Hiroshita Mikitani, itu adalah pria terkaya ke-3 di Jepang dan bahkan keluarga Suzuki tidak sebanding dengan posisi kekayaan utuh Mikitani.
"Tuan Muda! Bukankah ini terlalu berbahaya? Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu... apa yang harus aku jelaskan pada master Toichi nanti...", kini, keringat dingin sudah hinggap di bagian belakang tubuh Jii dan dia berusaha mengubah rencana Kaito untuk mengubah target pencuriannya.
"Maa, kamu terlalu banyak berpikir. Meskipun dia orang terkaya ke-3 di Jepang, tidak mungkin dia bisa menyewa ratusan polisi untuk melindungi berlian itu ..." Kaito menjawab dengan tenang.
"Tapi, Tuan Muda..." Jii memohon tetapi Kaito hanya menggelengkan kepalanya dan tidak menanggapi seruan mantan asisten ayahnya karena dia tahu selain kehebatan triknya dalam sulap, dan keahliannya dalam menyamarkan suara dan wajah, Kaito memiliki jari emas terbesar yang dia tidak pernah berharap untuk muncul dalam hidupnya.
Yah, walaupun pencurian kali ini akan sedikit beresiko karena ini adalah debut pertama Kaito namun Kaito tidak mempedulikannya. Toh berlian yang akan dipajang disana terlihat menarik...
Sasaran untuk debutnya adalah Hope Diamond. The Hope Diamond adalah berlian 45,52 karat yang awalnya diekstraksi pada abad ke-17 dari Tambang Kollur di Guntur, India. Warnanya biru keabu-abuan tua dan diperkirakan berlian ini bernilai sebanyak US$200–350 million. Kaito tidak tahu bagaimana Hiroshita Mikitani mendapat berlian ini dari Smithsonian Institution Offices namun dengan kehebatannya dalam trik sulap, penyamaran dan jari emasnya Kaito yakin kesulitan menyempurnakan pencurian kali ini tidak sesulit yang Jii Konosuke pikirkan.
Setelah mengucapkan selamat tinggal pada mantan asisten ayahnya, Kaito meninggalkan Blue Parrot Bar, berjalan pulang. Sesampainya di rumahnya, Kaito langsung menyandarkan tubuhnya di sofa ruang tamu dan langsung melihat ke depan, melihat itu. Sudut mulutnya naik dan bibirnya membentuk senyum bahagia.
Tidak terlihat oleh mata manusia kecuali Kaito adalah layar panel transparen muncul dan ekspresi cerah melintas di mata Kaito.
【Tuan rumah: Kaito Kuroba
Usia: 17
Identitas; Phantom Kid
Kepopuleran; 100
Item: Keterampilan Lengkap Phantom Kid, Penguasaan Sihir level 1, Buku Pembuatan Prop Teknologi level 1】
Panel biasa-biasa saja, tidak ada instruksi yang dapat membantu Kaito dalam situasi putus asa atau dibutuhkan. Sistem juga tidak memiliki roulette kompleks untuk mengklaim hadiah, bahkan tugas yang diberikan oleh sistem untuk debut pertamanya adalah kesulitan tingkat C! Dan dia ditugaskan untuk mencuri The Hope Diamond yang dikabarkan sebagai berlian terkutuk yang bisa mengakibatkan penggunanya atau orang yang menyentuhnya menjadi sial atau mengakibatkan kematian.
Dan Kaito harus mengakui peruntungannya benar-benar sial tapi Kaito percaya pada sistemnya. Lagipula, hadiah untuk 'pemula' yang dia dapatkan dari sistem karena keterikatan di antara mereka cukup menguntungkan meskipun dia saat ini hanya seorang penyihir Level E dan dengan sihir level E dia hanya bisa menyalakan api sebesar ibu jarinya saja. Ha ha ha ...
Menurut sistem, untuk meningkatkan sihirnya dari level E ke D, dia membutuhkan 100 poin popularitas yang bisa dia mendapatkannya dari penggemar Kaitou Kid yang mengunjungi atau menonton Heist-nya di TV. Dan levelnya akan terus meningkat dan jumlah poin yang dibutuhkan juga akan bertambah. Poin popularitas juga harus dari penggemarnya bukan hanya penonton biasa. Bukankah itu konyol?
Konyol atau tidak, itulah yang harus Kaito butuhkan untuk menaikkan level sihirnya dan misi pencurian sistem level C adalah awal dari debutnya sebagai Kaitou Kid.
Meskipun pencurian pertamanya adalah level C tapi itu tidak menyurutkan semangat Kaito untuk menjalankan misi yang diberikan sistem.
Toh, reward yang dia terima jika pencurian ini berhasil sangat lumayan.
【Target Dicuri: The Hope's Diamond
Nilai Harta Karun: C
Kesulitan: mudah
Hadiah: Skill Henge
Ability: Henge adalah ninjutsu yang memungkinkan pengguna untuk mengubah struktur wajah dan tubuh mereka agar menyerupai orang yang mereka coba tiru, membuatnya sangat berguna dalam menipu orang】
Tampaknya selama dia mencuri harta, dia bisa mendapatkan hadiah dari sistem. Memikirkan itu saja sudah bisa membuat Kaito bersemangat.
Malam itu, karena terlalu bersemangat, Kaito tidak bisa tidur sampai waktu mencapai jam 3 pagi.
Seminggu kemudian.
Divisi 2 Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, Inspektur Nakamori menerima surat aneh hari ini, bukan, itu surat provokatif Kid menantang kesabaran polisi. Ini adalah surat tentangan dari Kaitou Kid kepada pihak polisi seolah mengatakan; 'Tangkap aku jika kamu berani!', Dan itu membuatnya menggertakkan giginya karena kesal.
Dengan hati yang masih marah, Nakamori menatap kartu yang entah dari mana muncul dan dia menemukannya di secangkir kopi yang dia miliki secara sah di sisi meja kerjanya.
Kertasnya berkualitas premium, kasar, teks pada surat itu dicetak, jadi kita tidak ada cara untuk mengetahui oleh siapa surat itu ditulis melalui tulisan tangan. Tapi dia mungkin bisa meminta rekan polisi untuk meneliti sidik jari Kaitou Kid jika ada di kartu.
"𝙿𝙰𝙳𝙰 𝙼𝙰𝙻𝙰𝙼 𝙱𝚄𝙻𝙰𝙽 𝙱𝙴𝚁𝙳𝙰𝚁𝙰𝙷
𝙳𝙴𝙱𝚄𝚁𝙰𝙽 𝙾𝙼𝙱𝙰𝙺 𝙼𝙴𝙽𝙶𝙷𝙴𝙼𝙿𝙰𝚂 𝙳𝙸 𝙼𝙰𝙻𝙰𝙼 𝙷𝙰𝚁𝙸
𝙱𝙴𝙶𝙸𝚃𝚄 𝚃𝙸𝚁𝙰𝙸 𝙳𝙸𝙱𝚄𝙺𝙰
𝚂𝙰𝚈𝙰 𝙰𝙺𝙰𝙽 𝙼𝙴𝙽𝙶𝙺𝙻𝙰𝙸𝙼 𝙷𝙰𝚁𝙰𝙿𝙰𝙽 𝙳𝙸 𝙱𝙰𝚆𝙰𝙷 𝚂𝙸𝙽𝙰𝚁 𝙱𝚄𝙻𝙰𝙽 𝙿𝚄𝚁𝙽𝙰𝙼𝙰"
Di sudut kanan bawah teks, ada gambar kepala kartun dengan topi bowler tinggi dan kacamata berlensa dengan senyum provokatif.
Otak Ginzo Nakamori kosong dan sepertinya akan meledak.Kepalanya berputar memikirkan teka-teki yang Kaitou Kid berikan kepada polisi. Bulan berdarah? Tirai terbuka? Ombak? Mencuri harapan? Harapan apa?!
"Kaitou Kid sialan! Teka-teki trik macam apa ini?!", Nakamori segera membuang kartu Kaitou Kid ke sisinya, melampiaskan amarahnya. Pada saat itu, Nakamori tidak menyadari bahwa Kid yang dikutuknya baru saja melewatinya, lengkap dengan seragam polisi dan wajah yang berbeda dari wajah aslinya.
Kaito keluar dari kantor polisi dengan senyum licik di wajahnya. Ketika seorang petugas polisi menyeberang atau berjalan melewatinya, Kaito melihat ke bawah dan menurunkan topi polisinya, menutupi separuh wajahnya.
Meninggalkan kantor polisi, Kaito berjalan pulang tanpa hambatan apapun.
・゚: *・゚*・゚: *・゚*・゚: *・゚:Next Chapter・゚:
