Chapter 2

"Naruto kun ?... Apa itu beneran kau ?"

"Kau..." balas Naruto, sontak dirinya teringat teringat dengan bayangan masa lalu tentang orang dihadapannya ini.

"A-...ke-no ?" ucap Naruto dengan sedikit tergagap karena terkejut dengan fakta bahwa dia bertemu dengan seseorang yang tidak disangka merupakan temannya saat di SMA.

"Wahhh ternyata itu beneran kau Naruto-kun, sepertinya kau banyak berubah dan semakin tampan saja fufufu" goda Akeno dengan diakhiri tawa khasnya.

"Ahahaha kau bisa saja Akeno-chan, aku tidak terlalu banyak berubah kurasa" jawab Naruto sedikit kikuk saat digoda oleh Akeno.

"Ano... Apa kau tidak ada yang terluka ?" tanya Naruto.

"Ahhh aku tidak apa-apa Naruto-kun, aku hanya terkejut saja saat tadi kau menabraku dan tidak ada yang terluka kok tenang saja" terang Akeno.

"Syukurlah kalau begitu, sekali lagi minta maaf ya karena sudah menabrakmu". Hela Naruto lega Akeno tidak terluka karena dia tabrak tadi.

"Ara-ara... sudah kubilang tidak apa-apa Naruto-kun, tapi jika kau tetap merasa tidak enak dan merasa bersalah aku rasa kau bisa mentraktir minum dan menemaniku mengobrol sebentar bagaimana ?" ajak Akeno pada Naruto.

"Ah ! Aku rasa itu ide yang bagus Akeno lagipula aku juga hendak bersantai di taman dengan sekaleng bir dingin." Naruto tampak antusias atas ajakan Akeno karena dia bisa ada teman ngobrol.

"Nah Akeno bagaimana kalau kita duduk di kursi sebelah sana saja." Ajak Naruto setelah membeli beberapa kaleng bir dan menunjuk salah satu kursi taman.

Akeno hanya mengangguk mengiyakan ajakan Naruto.

Akeno Pov

"Haaahhhhhh melelahkan sekali hari ini, akhir-akhir ini pekerjaanku seperti selalu bertambah banyak dan tidak pernah berkurang ." ucap Akeno sambil sedikit memijit keningnya.

"Lagian kenapa Dia seperti sengaja menambah pekerjaanku saja sih." Eluh Akeno lagi.

Saat Akeno sedang berjalan tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk. Akeno lalu melihat siapa yang mengirim pesan ternyata itu dari sahabatnya.

"Panjang umur sekali orang ini, saat aku membicarakannya dia langsung memberi pesan." Ucap Akeno dengan nada geli. Dia kemudian membaca pesan itu.

' Akeno-chan nanti aku menginap di apartemenmu ya'

'Aku sedang malas untuk pulang ke rumah'

"Anak manja itu... Pasti dia sedang ngambek lagi makanya gak mau pulang" kemudian Akeno membalas pesan dari Rias 'datanglah dan aku yakin kalaupun aku tidak memperbolehkan kau menginap dan datang kau malah akan tetap datang".

Setelah Akeno memasukkan kembali ponselnya ke saku jaketnya namun tiba-tiba.

Bruuk !

"Ittai..."

Duh siapa sih yang berjalan tidak hati-hati sampai harus menabraku segala bukannya menabrak orang lain saja.

"Ahhh maafkan aku, aku tak memperhatikan jalan tadi"

Tunggu dulu suara itu terasa familiar bagiku, akupun melihat siapa orang yang mebaraku dia memiliki rambut pirang acak-acakan dengan mata biru yang sangat indah, kemudian tumbuhnya berbalut kemeja putih dengan rompi berwarna abu-abu.

" YaTuhan dia tampan sekali, dan tubuhnya terlihat sangat pas di pakaian kerjanya itu biar kutebak pasti dia rajin berolahraga karena terlihat bajunya sangat pas membungkus badannya, ehhh tunggu apa yang kupikirkan tapi jika dilihat-lihat dia mirip dengan orang itu atau jangan-jangan..." Akeno sangat yakin dia mirip dengan orang itu mulai dari suaranya, warna mata dan rambut terus jangan lupakan goresan kumis kucing di pipinya itu.

"Naruto-kun apa itu beneran kau ?" tanyaku padanya untuk memastikan bahwa dia memang Naruto yang kukenal.

"Kau..." dia terlihat terkejut setelah melihat wajahku.

"A-...ke-no ?" ohhh Tuhan lihat bagaimana ekspresi terkejut nya itu sangat lucu, aku berani bertaruh jika Rias melihat wajah Naruto saat ini kemungkinan dia akan tertawa terbahak-bahak.

"Wahhh ternyata itu beneran kau Naruto-kun, sepertinya kau banyak berubah dan menjadi semakin tampan saja fufufu" godaku padanya dan dia terlihat tersenyum malu dan sedikit kikuk.

Setelah membersihkan celanaku dari debu dan sedikit berbincang sebentar kemudian Naruto mengajakku untuk duduk di kursi taman dan mengobrol.

Jujur saja melihat Naruto yang sekarang aku sedikit terkejut bagaimana tidak, jika dulu saja dia sudah tampan apalagi sekarang dis bertambah tampan dan memiliki aura dewasa yang membuat dia semakin memiliki nilai plus.

Akeno Pov end

Setelah selesai membeli beberapa kaleng bir dan camilan Naruto dan Akeno pun duduk di kursi taman yang tepat berada dibawah sebuah pohon.

Tampak keduanya belum ada yang berbicara, mereka masih memikirkan bagaimana caranya membuka obrolan setelah kejadian tidak terduga tadi.

Akhirnya Naruto yang mencoba mencairkan suasana ingin memulai percakapan tapi tiba-tiba.

"Setelah kita tidak bertemu selama beberapa tahun karena kau memutuskan untuk kuliah di luar negeri ternyata banyak yang berubah dari penampilanmu itu ya Naruto-kun ." seru Akeno sambil melihat kearah wajah Naruto.

Naruto menatap wajah Akeno dia sedikit tersipu dengan ungkapan Akeno.

"Ahahaha Akeno-chan kau bisa saja padahal aku rasa tidak banyak berubah" balas Naruto.

"Ya tapi dari penampilanmu sekarang yang terlihat lebih rapi daripada yang dulu urakan seperti seorang berandalan dan sekarang kau malah mirip seperti pria-pria yang di majalah fashion fufufu" jawab Akeno

"Ngomong-ngomong kapan kau kembali kesini Naruto-kun dan bagaimana kabar dari keluargamu ?" tanya Akeno

"Aku baru kembalii kemarin tapi aku harus langsung pergi ke kantor hari ini karna aku langsung diangkat jadi ketua divisi strategi dan inovasi hahhhh melelahkan sekali padahal aku ingin beristirahat sebentar" diakhiri helaan nafas Naruto karena dia belum banyak beristirahat semenjak kembali ke Jepang. "Dan soal keluargaku mereka baik-baik saja, tidak banyak berubah juga terutama Kaa-san yang tetap menyeramkan seperti dulu" Naruto sedikit berkeringat dingin membayangkan ibunya saat sedang mengamuk.

"Terus kau sendiri bagaimana kabarmu selama ini Akeno-chan ? Dan kurasa kau tidak banyak berubah kecuali kau semakin cantik dan semakin lebih dewasa" ucap Naruto mengobservasi Akeno dari atas kebawah.

Ya Akeno bisa dibilang dangat cantik dengan setelan Blazer berwarna coklat dipadukan dengan kemeja dalam berwarna putih dengan bawahan rok span senda dengan warna blazernya kemudian untuk alas kaki dia mengenakan high heels berwana abu-abu.

"Ara-ara Naruto-kun masih sama sepertinya tertarik padaku fufufu". Jawab Akeno dengan seringai jahilnya.

Akhirnya keduanya mulai bisa bercengkrama dengan lebih cair dan mereka terus mengobrol tentang kenangan semasa mereka di sekolah. Tak terasa waktupun terus berlalu jam menunjukan pukul 19:30 dan merewka sudah mengobrol kurang lebih 90 menit sebelum akhirnya ponsel Akeno bergetar karena ada pesan masuk.

"Hey Akeno aku sudah di apartemenmu. Kau dimana sih cepat kemari". Isi pesan tersebut.

"Ahhh Naruto-kun maaf aku tidak bisa mengobrol denganmu lebih lama walaupun aku sangat ingin." Ucap Akeno setelah kembali menyimpan ponselnya.

"Hmm baiklah aku juga ingin mau pulang sudah waktunya makan malam, aku harus segera pulang sebelum diomelin oleh Kaa-chan" jawab Naruto

"Tapi sebelum itu bolehkah aku minta nomormu Akeno-chan ? Supaya aku bisa menghubungimu nanti." Naruto menyodorkan ponselnya pada Akeno.

"Baiklah" Akeno mengambil ponsel Naruto dan menuliskan nomornya disana.

"Nahhh aku pulang dulu Naruto-kun sampai jumpa" Akeno pergi sambil melambaikan tangan pada Naruto.

"Hati-hati di jalan Akeno-chan" jawab Naruto sambil melambai balik.

Setelah Akeno sudah tak terlihat Naruto kemudian pergi dari taman itu.

Dia kemudian memasuki mobil sport berwarna putih itu dan langsung membawanya untuk pulang ke rumahnya.

Apartemen Akeno

"Aku pulang..." ucap Akeno setelah menutup pintu dan berlalu menuju ruang tamu.

"Aish kau lama sekali Akeno, kau kelayapan kemana dulu" balas Rias yang sudah menunggunya dari tadi dan dia sudah mengenakan pakaian santainya yang hanya berupa baju kaos longgar perwarna putih dan celana pendek berwarna senada.

"Aku tadi tidak sengaja bertemu teman lama dan kami memutuskan untuk berbincang sebentar ehhh tapi malah kelepasan dan gak ingat waktu." Menjawab pertanyaan Rias dan langsung mendudukan dirinya di di samping Rias.

"Haish ! Memangnya siapa sih yang kau temui itu sampai lupa waktu. Apakah dia seorang pria atau wanita ?" menatap Akeno penuh curiga.

"Fufufu menurutmu siapa dia Rias ?" tanya balik Akeno

"Huh baiklah jika kau tak mau memberitahu, sudah sana cepat mandi aku tak tahan dengan bau keringatmu yang busuk itu" usir Rias.

"Ara-ara memangnya siapa yang membuaku berkeringat karena pekerjaan yang sangat banyak itu hey ibu manajer" ucap Akeno sarkas pada Rias.

Rias pura-pura tak mendengar perkataan Akeno tadi.

"Cepat kau mandi saja sana dan setelah itu kita bisa makan malam bersama" titah Rias kembali.

"Baiklah-baiklah" kemudian Akeno melengos ke kamar mandi untuk melakukan ritual yang disuruh Rias tadi.

Saat Akeno sedang mandi tiba-tiba ponselnya berbunyi karena ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

Rias mengambil ponselnya dan berjalan kearah kamar mandi.

"Hey Akeno ada yang menelfon dari nomor yang tidak dikenal" teriak Rias di depan pintu kamar mandi.

"Ano Rias bisa kau tolong jawab dulu siapa tau penting, aku sedang tanggung saat ini"

Teriak balik Akeno.

Rias lalu mengangkat telfon itu.

"Moshi-moshi..." Ucap Rias tampak orang yang di sebrang belum berbicara.

"Halo dengan siapa ini ?" tanya Rias kembali.

.

.

.

TBC

Hoooo siapakah orang yang menelfon Akeno ?

Who know