Chapter 7
Kediaman Namikaze.
Walaupun hari masih pagi tapi aktivitas di rumah ini tampaknya sudah dimulai dari tadi dan itu dikarenakan mereka akan pergi untuk piknik keluarga.
Rencana awal mereka sebenarnya bukan piknik akan tetapi dikarenakan ada sesuatu yang membuat mereka membatalkan rencana itu jadi Kushina mengusulkan untuk pergi piknik saja.
Setelah selesai memasukan perlengkapan ke keranjang mereka lalu berangkat ke taman.
Setibanya ditaman terlihat sudah mulai banyak orang yang beraktivitas disana mulai dari yang melakukan piknik sama seperti mereka, ada pulan yang hanya sekedar duduk dan menikmati pemandangan dengan hembusan semilir angin yang sejuk lalu ada beberapa orang yang lalu-lalang berolahraga pagi entah itu dengan berlari ataupun berjalan santai saja.
Taman di tengah kota ini memang cukup populer selain landscape nya yang bagus dan banyak tanaman-tanaman hias yang indah lalu di tengah taman pun ada sebuah kolam besar yang menjadi daya tarik lainnya.
Kini tampak Minato, Kushina dan Naruko sedang menggelar alas duduk mereka nanti dan mulai menata makanan diatasnya.
Untuk Menma dia saat ini sedang ke toilet katanya sudah kebelet dari tadi, sedangkan Naruto dia dimintai Kushina untuk membeli saus tomat dan beberapa minuman karena mereka tidak membawanya dari rumah karena persediaan dirumah sedang habis.
Sesudah membeli barang yang diminta ibunya dia saat isi sedang berjalan kembali menuju lokasi mereka tapi dia melihat seorang wanita yang sangat dia kenal.
Sepertinya wanita itu sehabis melakukan olahraga itu terlihat dari pakaiannya dan keringat yang bercucuran dari wajahnya.
Naruto memutuskan untuk mendekat dan mencoba mengejutkan wanita itu yang ternyata adalah Akeno.
Tampak Akeno saat ini sedang mengistirahatkan tubuhnya dengan duduk di bangku taman sambil memejamkan matanya merasakan semilir angin yang bertiup menerpa wajah cantiknya.
Naruto dengan ide jahilnya tiba-tiba menempelkan sebuah kaleng minuman dingin ke pipi Akeno sambil menyapanya.
"Apa kau sehabis berolahraga Akeno-chan ?"
Akeno yang kaget karena pipinya tiba-tiba terasa sangat dingin dan mendengar suara seorang pria dan dia hanya tersenyum mengetahui siapa itu.
"Ara-ara Naruto-kun membuatku kaget saja" ujar Akeno sambil kembali menolehkan wajahnya kearah depan.
Naruto lalu ikut duduk di sebelah Akeno, dia langsung membuka kaleng minuman tadi dan menyodorkan itu pada Akeno.
Akeno menerimanya dengan senang hati dan langsung meminumnya setelah mengucapkan terimakasih.
Rasa segar langsung menerpa tenggorokan Akeno begitu dia meneguk minuman rasa jeruk yang diberikan Naruto.
"Naruto-kun sedang apa kau ditaman pagi ini sambil menenteng plastik itu" tanya Akeno setelah menghabiskan minumannya.
Naruto menunjuk kantong belanjaan disamping tubuhnya "Ah ini !? Tadi ibuku menyuruh untuk membelinya karena persediaan di rumah habis dan untuk pertanyaan kenapa aku bisa ada di taman itu karena keluargaku sedang berpiknik disini"
"Ahhh bagaimana kalau kau ikut saja bersama kami bagaimana ?" ajak Naruto.
"Hm tidak usah Naruto-kun nanti aku merepotkan dan lagipula itu kan acara piknik keluargamu" Akeno tampak menolah dengan lembut.
"Hey itu tidak merepotkan sekali dan aku rasa ibuku akan sangat senang bila aku mengajak seorang teman" nampak Naruto sepertinya memang ingin Akeno ikut piknik acara keluarganya. "Dan aku yakin kau juga belum sarapan pagi iyakan"
Naruto langsung berdiri dan menggenggam tangan Akeno lalu menariknya dengan lembut untuk ikut bersamanya.
"Ayo nanti ibu bisa marah jika aku terlalu lama" Akeno hanya bisa blushing saat tangannya digenggam oleh Naruto.
Saat sedang berjalan nampak Akeno memperhatikan wajah Naruto yang sangat tampan dan menggunakan pakaian yang menurut Akeno sangat menunjukkan pribadi Naruto , nampak Naruto hari ini memakai baju dalaman hitam dipadukan dengan sweater rajut berwarna coklat pasir dipadukan dengan celana panjang berwarna senada dengan sweaternya semakin menonjolkan sisi hangat dari Naruto.
Akeno semakin paham kenapa dulu Rias sangat mencintai pria ini, dia juga sempat kepikiran untuk menjadikan Naruto sebagai miliknya nanti tapi entahlah biar waktu yang menjawab.
Akeno sangat menikmati momen singkat bersama Naruto, well dia merasa seperti mereka sepasang kekasih saja.
"Kaa-chan ini saus tomat dan minumannya" Naruto sampai di tempat mereka tadi.
"Kenapa kau agak lama Naruto dan siapa itu yang ada dibelakang tubuhmu ?" tanya Kushina sambil tersenyum penuh arti.
"Ah ini dia temanku namanya Akeno" Naruto lalu menarik Akeno untuk berdiri disamping dirinya.
"A-ano namaku Akeno Himejima, salama kenal"ujar Akeno dengan sopan sambil menundukan wajahnya.
"Waaaaahhh Akeno-chan aku sangat cantik sekali" Kushina langsung melompat kearah Akeno dan memeluknya.
Setelah beberapa saat memeluk Akeno akhirnya Kushina melepaskan pelukannya tadi dan mengenalkan anggota keluarganya satu-persatu.
Minato hanya tersenyum canggung melihat kelakuan eksentrik wanita yang dicintainya itu.
Setelah proses perkenalan tadi kini tampak semuanya sedang duduk santai sambil menikmati makanan yang dibawa Kushina.
Akeno tampak larut dalam suasana hangat keluarga Namikaze.
Teelihat bahwa kehadirannya disana sangat diterima dan seperti sudah menjadi keluarga sendiri, padahal baru beberapa saat lalu mereka bertemu.
Semuanya tampak sangat menikmati momen kebersamaan itu, ada Minato yang mengganggu Kushina dan selalu berakhir dengan mendapat bogem mentah dari Kushina.
Lalu untuk Menma dia sedang menikmati momen ini dengan sibuk menggambar pemandangan taman di kanvasnya dan kadang direcoki oleh Naruko.
Untuk Naruto dan Akeno mereka lebih memilih mengobrol sambil bersenda gurau dan lagi-lagi akan ada Naruko yang ikut nimbrung setelah merecoki Menma.
Jika ada orang yang melihat mungkin mereka mengira kalau Naruto dan Akeno adalah sebuah keluaga muda yang bahagia.
Tak terasa hari mulai siang dan matahari juga sudah mulai meninggi tapi belum ada tanda-tanda dari mereka untuk menyudahi dan beranjak dari sana.
Minato sedang merebahkan diri ditikar dan disampingnya Kushina sedang duduk berselojoran kaki, mereka nampak hanya berbincang ringan saja sesekali Kushina akan terlihat terkikik dan blushing dengan godaan Minato.
Menma yang masih belum selesai dengan lukisannya karena dari tadi dia selalu direcoki Naruko, namun kali ini Menma bisa lebih fokus dengan lukisannya.
Dan untuk Naruko saat ini dia sedang bersama Akeno dan Naruto, dia tampak merebahkan kepalanya di paha Akeno sambil kadang juga kepalanya dielus pelan oleh Akeno.
Sepertinya Naruko kehabisan baterai setelah dari tadi bermain dan merecoki Menma.
"Hey Naruto-kun, terimakasih karena sudah mengajakku untuk ikut piknik bersama keluargamu" Akeno melirikan matanya pada Naruto yang sedang duduk bersandar di pohon.
"Hm sama-sama, lagipula semakin banyak orang yang ikut semakin seru bukan begitu Naruko ?" tampak Naruko hanya menganggukan kepalanya sambil mencoba menyamankan posisi kepalanya.
Kushina yang melihat interaksi antara Naruto dan Kushina nampak tersenyum tanda tertarik.
Jika dilihat-lihat memang Naruto dan Akeno ditambah Naruko seperti sebuah keluarga saja, Kushina cekikikan sendiri dengan pemikirannya tadi.
Setelah udara mulai panas, kegiatan piknik keluarga Namikaze terpaksa harus diakhiri.
Mereka lalu membereskan kembali peralatan piknik tadi dan membuang sampah sisa mereka ke tempat sampah.
Mereka memutuskan untuk langsung pulang saja setelah sempat mengantarkan Akeno pulang ke apartemennya.
"Hey Naruto, ibu merestuiloh jika kau nantinya dengan Akeno-chan berpacaran " goda Kushina dari kursi depan kepada sang putra.
"Hey Kaa-chan hubunganku dengan Akeno-chan hanya berteman saja tidak lebih" jawab Naruto sedang memangku Naruko yang tidur bersandar pada dadanya.
"Ara... Padahal Kaa-chan berharap hubungan kalian lebih dari itu loh" tampak Kushina sangat suka sekali menggoda Naruto.
Naruto tak menanggapi omongan ibunya dan pura-pura memejamkan mata untuk tidur.
Well begitulah keluarga Namikaze.
Rasa kebersamaan mereka sangat kuat dan harmonis dan saling menyayangi.
Setelah sampai di rumah, Naruto langsung membawa Naruko ke kamar agar bisa tidur dengan nyaman.
Dia juga memutuskan untuk beristirahat saja di sisa hari ini dan tidak akan pergi keluar jika memang tidak ada yang mendesak.
Apartemen Akeno.
Setelah diantar oleh Naruto dan keluarganya Akeno langsung masuk dan ingin mandi karena hari ini dia habis berolahraga dan menikmati waktu bersama keluarga Namikaze.
"Hahhhhh hari ini walaupun aku berolahraga cukup lama tapi aku tak merasakan lelah sama sekali". Akeno langsung berjalan menuju kamar mandi dan melepaskan semua pakaiannya lalu menaruhnya di keranjang pakaian kotor.
Sesudah mandi Akeno lalu mengenakan pakaian santai berupa kaos oversize warna lilac dan celana pendek warna soft pink.
Karena tidak ada kegiatan lain di luar rumah Akeno memilih membuka laptopnya dan mengerjakan beberapa pekerjaan untuk besok supaya bisa sedikit berkurang ditemani beberapa camilan dan minuman bersoda.
Hari semakin beranjak sore lalu Akeno menyudahi kerjaan dia tadi.
Dia lalu mendekati pintu kaca yang menghubungkan ruang tengah dengan balkon, kemudian Akeno membukanya sontak hembusan udara lembab menerpa tubuhnya. Well sepertinya hari ini akan turun hujan karena tampak langit juga sudah mendukung.
Akeno membalikkan tubuhnya saat mendengar ada yang membuka pintu dan dia sudah tau siapa orang itu.
Benar saja disana terlihat Rias yang datang.
Akeno kembali menutup pintu kaca tadi lalu berjalan menuju sofa dimana rias tampak sudah duduk disana.
"Kau mengerjakan ini Akeno ?, Hey ini hari libur kenapa kau malah bekerja ?" ujar Rias melihat ke layar laptop itu.
"Aku mengerjakan karena sedang senggang saja supaya pekerjaan untuk besok tidak terlalu banyak" Akeno mendudukan dirinya disamping kiri Rias.
"Itu apa yang kau bawa ?"
"Ah... Ini camilan dan beberapa kaleng bir, karena kemarin kita menghabiskan stokmu jadi aku membelinya" Rias menyerahkan kantor itu pada Akeno.
"Tapi ini sungguh bukan untuk hari ini kan ?" tanya Akeno dengan mata menyipit.
"Ahhhh tentu bukan, lagipula besok kita harus bekerja tidak bagus untuk minum-minum banyak lagi haha" tawa Rias garing, niat utamanya seperti nya ketahuan.
Akeno menaruh dulu bungkusan tadi ke dapur dan kembali lagi setelah selesai.
"Hey apakah di pesta tadi malam ada yang menarik ?... apa saja yang terjadi" tanya Akeno.
"Hahhh tak banyak yang terjadi sih hanya menghadiri pesta kolega keluarga, mencicipi makanan disana dan mengadakan acara dansa juga, seperti pesta umumnya" ujar Rias, sebenarnya dia malas menghadiri acara membosankan tadi malam.
"Terus dengan lelaki disana bagaimana?, Apakah mereka tampan dan ada yang menarik perhatianmu ?" Akeno sepertinya lumayan penasaran.
"Aish... entahlah tapi yang jelas aku tak menyukai mereka, mereka melihatmu dengan tatapan nafsu dan seolah kau rela untuk mengangkang dibawah mereka karena mereka berasal dari keluarga kaya" keluh Rias, well Rias sangat membenci tatapan mereka pada dirinya.
Dia sangat menyukai tatapan hangat dari seseorang di masa lalunya dan selalu menjadi candu bagi dirinya sampai saat ini pun walau setelah mereka berpisah entah kenapa dia tak bisa melupakan itu semua.
Padahal sudah banyak orang yang menyatakan perasaan pada dirinya bahkan ada yang sudah secara terang-terangan mengajaknya menikah tapi itu semua seakan tak bisa menembus hati Rias.
Dia seakan tak merasakan getaran saat ditatap penuh damba atau diperlakukan manis oleh pria lain.
Itulah juga alasan kenapa dia selalu terlibat kencan buta yang dilakukan ibunya.
Well tapi dia langsung menghilangkan pikiran tentang masa lalunya dia tak ingin terlalu berharap banyak dari itu.
Mereka berdua lalu menghabiskan waktu seharian dengan menonton di rumah dan menikmati sisa hari sebelum besok harus mulai kembali dengan berbagai macam tugas yang sudah menunggu.
Beberapa hari kemudian.
"Aishhhhhh ini sudah beberapa hari tapi dia tak kunjung menghubungi juga" Shion tampak tidak senang, pasalnya beberapa hari ini dia menunggu seseorang tapi nyatanya itu tidak pernah terjadi.
Dia tampak berbicara kepada manajernya.
"Apa hari ini aku bisa bolos saja dari acara ini". sambil tak henti-hentinya melihat layar ponsel.
"Heyyy harusnya acara ini kau hadiri hampir satu bulan lalu tapi kau malah selalu mengundurnya" balas manajer dengan wajah malas.
"Sialan !" Shion tidak bisa kabur kali ini.
Jika bukan karena lelaki itu dia mana sudi menjadi seperti ini, padahal biasanya dia yang selalu membuat lelaki bertekuk lutut dihadapannya tapi kenapa lelaki itu seperti sebuah pengecualian.
Bahkan dari zaman sekolah dia selalu mencoba membuat Naruto menjadi miliknya tapi semua selalu berakhir dengan kegagalan.
Entah berapa banyak dia mencoba tapi selalu gagal, kemudian itu semakin sulit saat dia tahu Naruto berpacaran dengan Rias.
Dia juga berulang kali mencoba membuat mereka berpisah tapi tak semudah itu.
.
.
"Shion-san 5 menit lagi acaranya akan dimulai" tampak seorang staff stasiun televisi memberi tahu.
"Baiklah pertama kita selesaikan ini dulu akan langsung aku datangi saja dia ketempat kerjanya" ujar Shion.
Lalu dia langsung beranjak dari ruangan itu untuk sebentar lagi tampil di acara talk show pagi hari.
Namikaze Corp
.
.
Tampak saat ini Naruto sedang rapat bersama para petinggi lain.
Mereka membahas income dari berbagai produk dan perusahaan dari berbagai negara, dan ada beberapa presentasi dari pergerakan pasar yang mana saja bidang bisa menghasilkan profit lebih tinggi bagi perusahaan.
Dan ada beberapa ide dan strategi untuk pemasaran produk baru mereka kemarin setelah bekerja sama dengan Starlight berjalan lancar dan melihat bagaimana respon dari pasar di jepang tentang produk mereka.
Lalu saatnya tiba giliran Naruto untuk menyampaikan idenya yang kemaren setelah itu dapat menarik para atasan.
"Sekarang giliran divisi strategi dan inovasi yang akan mempresentasikan hasil penelitian mereka" Minato mempersilahkan Naruto untuk menyampaikan gagassn dari divisi mereka.
Naruto langsung berdiri di depan dan proyektor mulai menyala memperlihatkan gambar dan ide gagasan dari divisi Naruto.
Tak lama Naruto langsung menjabarkan idenya itu.
"Jadi intinya produk ini akan menggaet peminat pasar dari mulai umur 15-45 tahun, pasar disana sangat menjanjikan apalagi dengan daya beli masyarakat kisaran umur segitu yang cukup selektif. Juga mengenai kelebihan dan kekurangan dari produk kita ini jauh lebih bagus daripada produk pesaing. Hasil riset kami ini tidak hanya sekedar hipotesis saja tetapi memang pasar seperti sedang mencari yang lebih memuaskan.
Dan riset kami ini tidak hanya meliputi Jepang saja tapi juga ke negara-negara lain seperti Korea yang terkenal di bidamg ini, dan bisa dipastikan walaupun ini adalah bidang baru bagi Namikaze Corp yang mulai merambah ke bidang kosmetik, tapi dengan citra kita yang sangat bagus di bidang lain jadi sangat mungkin kita bisa bersaing dengan mereka yang lebih dulu sudah memiliki nama besar di bidang ini" jelas Naruto panjang lebar dan itu mengakhiri penjelasan Naruto tadi.
Kali ini tampak ada seorang direktur yang mengangkat tangannya untuk bertanya.
"Tapi untuk masalah harga sendiri dimanakah kita akan bersaing ?" tanya dia dengan wajah yang tertarik.
Naruto tampak tersenyum mendengarnya. "Ok untuk harga kita akan bersaing di dua kelas, yaitu kelas menengah dan kelas atas, untuk kelas menengah tentu saja dengan memikirkan bagaimana para siswa sekolah sekarang juga sudah banyak yang memakai make-up untuk menunjang penampilan mereka dan bisa juga digunakan untuk karyawan-karyawan perusahaan biasa yang ingin tampil lebih menarik tanpa harus terlalu menguras dompet mereka terlalu dalam ini bisa jadi solusi bagi mereka untuk mendapatkan barang yang kualitasnya lebih baik dari sebelumnya dengan harga yang sama. Dan jika itu berhasil maka kita bisa bermain dengan lebih percaya diri di kelas yang lebih prestisius seperti untuk para model atau aktris dan artis dunia" jelas Naruto lagi.
Para direktur seperti sangat puas dengan ide dan rancangan Naruto tadi.
Lalu setelah diskusi lagi dan penjabaran lebih lanjut para direktur menyetujui gagasan Naruto tentang mereka yang akan merambah dunia kosmetik setelah sebelumnya lebih bergerak di bidang makanan dan minuma juga fashion.
Naruto kembali ke ruangannya setelah beberapa jam ikut berdiskusi tentang ide yang departemennya kembangkan.
Dia cukup senang karena gagasan mereka diterima dan akan terealisasi tapi artinya kerjaannya dia akan bertambah.
'Tok, tok, tok' Naruto mendengar pintu ruangannya diketuk.
"Masuk !" ujar Naruto.
"Naruto-sama dibawah ada seseorang yang ingin menemui anda" bawahnya memberitahu.
"Siapa ? Aku tak ingat punya janji dengan siapapun" Naruto sedang mengingat apakah dia punya janji.
"Ahhh baiklah aku akan menemuinya, silahkan kau bisa lanjutkan pekerjaanmu" perintah Naruto pada bawahnya.
Setelah orang tadi keluar dan kembali bekerja Naruto memutuskan untuk pergi dan menemui orang yang dimaksud.
Naruto langsung mencari siapa orang yang tadi ingin bertemu dengannya di lantai bawah lalu tampak ada seseorang yang memakai pakaian segala hitam, mulai dari baju, jaket, sepatu sampai topi dan masker berwarna hitam juga ditambah kacamata hitam.
Orang tadi langsung menatap Naruto dan mendekatinya setelah dekat langsung saja dirinya memeluk Naruto.
"A-ano kau siapa ? Aku tidak pernah ingat ada janji dengan siapapun" Naruto tampak ingin melepaskan pelukan oramg itu.
"Ini aku Naruto-kun" orang itu melepas masker dan kacamatanya langsung tersenyum kearah Naruto.
"Shi... Shioon !? kenapa kau ada disini" Naruto langsung menarik Shion dari sana karena bisa menjadi masalah jika ada ketahuan ada seorang artis di lobby, bisa jadi santapan empuk bagi wartawan dan paparazi yang bisa saja ada di dekat sini.
"Ayo kita keruanganku sebelum ada yang melihatmu disini" Naruto langsung buru-buru menarik Shion untuk pergi dari lobby dan membawa Shion menuju ruangannya.
Dia sadar jikapun dia membawa Shion ke cafe terdekat bisa saja ada yang mengenali Shion dan memotretnya, itu akan menjadi skandal panas bagi Shion.
Ruangan Naruto.
Setelah mempersilahkan Shion duduk di sofa lalu Naruto membawanya minum.
Naruto duduk di depan Shion tapi Shion langsung berdiri dan pindah duduk di samping Naruto.
"Ada urusan apa kau kemari Shion?" Naruto tampak biasa saja saat dirinya di peluk Shion.
"Aku menunggu telepon darimu Naruto-kun, tapi tak kunjung juga kau menghubungiku" Tampak Shion cemberut karena tak dihubungi oleh Naruto.
"Ahhhh untuk itu aku minta maaf karena tidak menghubungi, aku sangat banyak pekerjaan jadi tak sempat menghubungimu" Naruto berujar.
"Nah jadi sebagai ganti karena kau tidak menghubungiku aku minta hari ini kau menemaniku dan pergi untuk menonton film" Ajak paksa Shion.
"Apa harus sekarang juga ?" Naruto mencoba memastikan.
Shion mengangguk tanpa menjauhkan tubuhnya dari Naruto.
"Ah baiklah, aku rasa bisa bolos untuk hari ini" sebenarnya Naruto tidak berkewajiban untuk menemani Shion, tetapi karena dia merasa bersalah karena membuat Shion menunggu sampai beberapa hari dia jadi merasa tidak enak.
"Apa ?! Seirius kau mau ?" Shion tampak terkejut, sebenarnya dia tak berekspektasi Naruto akan mau karena itu hanya candaan saja tapi jika responya begini ya mungpung saja sekalian.
Naruto mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu ayo kita pergi sekarang" Shion sepertinya sudah tidak sabar.
Memang stelah acara tadi selesai Shion langsung berganti pakaian dan meluncur kesini dengan manajernya, tapi dia membiarkan manajernya untuk pergi lebih dulu walaupun sempat menolah tapi karena Shion memaksa dan tidak ada pilihan lain selain manajernya setuju.
Mereka lalu berangkat menuju bioskop terdekat, Naruto pergi dengan Shion menggunakan mobil Mercedes Slr McLaren berwarna putih miliknya.
Shion sempat tertegun melihat mobil Naruto tadi. Bagaimana tidak, karena mobil itu memiliki harga sekitar 3,1 jt dollar atau seharga kurang lebih 390jt Yen.
Harga yang sangat fantastis untuk sebuah mobil, walaupun Shion sekarang sudah sangat terkenal dan mendapatkan bayaran yang besar dari acting, iklan dan endorsmen yang lainnya tapi dia akan berfikir berulang kali jika harus mengeluarkan uang sebesar itu untuk sebuah mobil.
Interior mobil ini terlihat sangat berkelas dan premium.
"Heyyy Shion kenapa diam saja dari tadi" Naruto nampak heran karena tumben sekali Shion hanya diam.
"Ahhhh tidak apa-apa aku hanya sedang berfikir tadi" ujar Shion sambil tertawa garing
"Oh begitu rupanya, memang film apa yang ingin kau tonton itu Shion ?" tanya Naruto.
"Hmmm... Aku ingin nonton film yang baru keluar itu, dan melohat dari review katanya itu film yang bagus jadi aku penasaran" Shion mengangguk-ngangguk menjawab Naruto.
"Ahhhh kita sudah tiba, ayo kita turun" Naruto membuka pintu diikuti Shion setelah memarkir mobilnya.
Shion langsung mengenakan kembali kacamata hitam dan maskernya dan berjalan disamping Naruto untuk masuk ke dalam gedung bioskop.
.
.
.
.
.
.
. TBC
