Chapter 9
"Bukan itu maksudku, apakah dia sudah kembali ke jepang ?" tanya Rias tepat di depan wajah Akeno.
Akeno hanya terdiam dan tak menanggapi Rias. Andai Rias tau kalau Akeno bahkan sudah beberapa kali bertemu dengan Naruto.
Akeno Pov
Saat ini Rias terlihat seperti sangat senang saat melihat foto Naruto tadi dan mengetahui kalau pria itu ada di Jepang.
Andai kau tau Rias bahwa aku justru sudah tau dari kemarin-kemarin dan sudah beberapa kali bertemu dengan dia.
Bukan maksudku untuk tidak memberitahumu tapi aku hanya ingin kalian bertemu langsung dengan sendirinya.
Dan juga kau tidak ada kencan buta yang direncanakan oleh Venelana-sama waktu itu pasti kalian sudah bertemu.
Kau memang tidak bisa menyembunyikan perasaanmu sariku Rias, walaupun kau mencoba terlihat biasa saja tapi aku tau kau sangat senang mengetahui dia ada disini.
Aku akan mendukungmu jika kau memang masih menginginkan dia dan memperbaiki kesalah pahaman yang menyebabkan kalian berpisah dan saling menyakiti.
Akeno pov end
"Hmmm kenapa tidak kau temui saja dia, Rias" tampak Akeno mencoba mengkonfrontasi.
"Ah-hahaha untuk apa aku melakukan itu Akeno ? Hahaha" Rias tampak tertawa hambar.
Akeno jadi semakin ingin menggoda Rias saja, melihat sahabatnya itu bahkan sepertinya tidak bisa membohongi dirinya sendiri.
"Fufufu kalau kau mau bagaimana kalau aku temani saja kau untuk bertemu dengan dia ?" Akeno sangat suka melihat Rias gelagapan begitu.
"Ah apa-apaan sih Akeno, sudahlah aku sudah mengantuk dan aku pergi tidur dulu" Rias sepertinya ingin menghindari godaan dari Akeno yang lainnya.
Rias Pov
Entah kanapa saat aku melihatnya tadi aku merasa sangat senang mengetahui bahwa dia baik-baik saja.
Dan dia juga ada di Jepang kira-kira bagaimana kabarnya selama ini.
Tapi semoga saja kami tidak bertemu dalam waktu dekat baik itu disengaja ataupun tidak, setelah semua yang terjadi aku tak yakin bisa menemuinya.
Aku takut kami akan saling melukai lagi seperti dulu.
Tembok yang selama ini aku bangun tapi entah mengapa bisa roboh begitu saja hanya dengan melihat fotonya.
Andai kau tahu Naru-kun selama ini aku selalu merasa bersalah kepadamu setelah aku menyakitimu, tapi disisi lain bukan hanya kau saja yang terluka namun diriku juga sama terlukanya.
Anda saja saat itu aku tak egois dan menyembunyikan semuanya darimu mungkin semuanya tak akan menjadi seperti ini.
Rias pov end
Akeno memasuki kamar untuk melihat Rias, tapi yang dia temukan ternyata Rias sudah tertidur. Akeno faham, pasti sahabatnya itu baru saja memikirkan Naruto dan masa lalu mereka yang rumit.
Dia lalu memutuskan untuk ikut tidur juga, Akeno merebahkan dirinya disamping Rias sambil memeluk tubuh sahabatnya itu.
Tampak beberapa kali Rias mengigau dengan menyebut nama Naruto dan meminta maaf yang sepertinya ingin dia tujukan pada orang tersebut.
Akeno hanya mengelus rambut Rias, dia tahu bagaimana menderitanya Rias setelah hubungannya berakhir.
Tapi waktu itu dia tidak bisa melakukan apapun karena semuanya menjadi rumit ditambah Naruto yang tiba-tiba memutuskan kuliah di luar negeri, padahal sebelumnya dia sudah mendaftar di kampus yang sama dengan dirinya dan Rias.
Keesokan paginya kediaman Namikaze.
Tampak kali ini keluarga Namikaze tidak sarapan dengan personil keluarga yang lengkap, itu karena Menma yang sudah berangkat dari tadi.
Katanya dia dan timnya memutuskan untuk latihan pagi sebelum proses belajar.
Karena sebentar lagi memang Winter Cup akan dimulai jadi sebagai anggota klub basket dia harus meningkatkan latihan mereka agar bisa tampil maksimal nanti di kejuaraan.
Memang untuk prestasi klub basket Konoha High school atau disingkat jadi KHS cukup bisa diperhitungkan di tingkat nasional itu karena saat Naruto dan kawan-kawan masih bermain mereka adalah juara bertahan winter cup selama 2x berturut-turut dan mereka juga menjadi penguasa interhigh 3tahun yaitu dari tahun pertama sampai mereka lulus.
Saat ini memang setelah Naruto dkk sudah lulus prestasi KHS sedikit menurun dengan belum pernah jadi juara lagi tapi mereka tetap bisa bersaing di tingkat nasional dan selalu masuk peringkat 5 besar nasional.
Momen bagus bagi KHS adalah saat interhigh kemarin namun mereka dikalahkan dengan skor tipis oleh sang juara bertahan di semi final.
Saat ini mereka sedang makan dengan tenang, sesudah selesai sarapan tiba-tiba Naruko membuat sebuah permintaan pada kakaknya.
"Ne...ne Onii-chan, apakah hari ini Onii-chan bisa mengantar Naruko ke sekolah ?" ucap Naruko dengan penuh harap.
Tampak Minato dan Kushina penasaran kenapa Naruko ingin diantar kakaknya.
"Memangnya kenapa Naruko ingin diantar Onii-san daripada berangkat dengan Tou-san seperti biasa" tanya Kushina penasaran.
"Kemarin ada teman Naruko yang diantar oleh kakaknya dan dia bilang kalau kakaknya sangat keren bahkan lebih keren dari kakak Naruko, dan Naruko juga ingin dia juga tau kalau Onii-chan juga lebih keren" curhat Naruko dengan nada yang pelan sambil menundukkan kepalanya.
Kushina dan Minato hanya tersenyum mendengar itu, rupanya Naruko tidak mau kalah dari temannya.
"Haik... Nanti Onii-chan akan antar kamu ke sekolah dulu" Naruto mengelus kepala adiknya itu.
Naruko langsung menegakkan kepalanya dengan mata yang berbinar senang "Beneran Onii-chan mau anterin Naruko ?"
"Iya... Sebentar lagi kita berangkat" Senyum Naruto pada adiknya.
Kushina sangat senang melihat kedekatan kakak adik itu.
Naruto menghabiskan jus jeruknya yang tersisa lalu mengajak Naruko berangkat ke sekolah.
"Kaa-chan, Tou-san kami berangkat dulu... Ayo Naruko" selesai berpamitan tadi dia langsung keluar rumah.
"Naruko berangkat dulu..." Naruko langsung mengikuti kakanya setelah sempat berpamitan dan mencium pipi orangtuanya
Setelah Naruko naik Naruto memanaskan mobilnya sebentar sebelum berangkat.
Saat ini Naruko tidak henti-hentinya tersenyum karena akhirnya dia bisa diantar sekolah oleh kakaknya.
"Hey Ruko-chan apa disekolah kau punya banyak teman ?" Naruto mengajak adiknya mengobrol.
"Ah tentu saja Onii-chan, Naruko banyak punyak banyak teman dan semuanya sangat baik terutama Misaki-chan... Dia selalu menemani Naruko setiap hari" cerita Naruko dengan antusias.
"Tapi dari semua sensei, Naruko paling suka sama Hinata sensei" Naruko memberitahu guru favoritnya.
"Hinata ??? namanya terdengar familiar" Naruto mencoba mengingat siapa saja temannya yang bernama Hinata mungkin siapa saja salah satu temannya adalah guru Naruko.
Tak lama mereka pun sampai disekolah, Naruko langsung melepas sabuk pengaman dan membuka pintu.
Naruto ikut turun bersama adiknya itu, Naruko yang melihat kakanya turun bertanya kenapa dia juga ikut turun.
"Bukannya kau ingin temanmu mengetahui kalau Onii-chan mu ini juga keren" Naruto berkata dengan narsis.
Naruko semakin tersenyum lebar pada kakaknya dan langsung menggandeng tangan Naruto menuju kedalam sekolahnya.
Saat ini Naruko dan Naruto sedang bergandengan dan tampak beberapa pasang mata menatap mereka.
Bagaimana tidak, jika biasanya Naruko selalu digandeng oleh pria pirang tampan yang berumur lebih tua tapi kali ini justru dia menggandeng pria yang tampak lebih muda.
Banyak ibu muda yang terkesima dengan paras Naruto.
Bayangkan seorang lelaki dengan tinggi badan semampai dengan stelan kantor dan memakai kacamata bening yang membingkai wajahnya, rambut pirang acak-acakan membuat kesan liar dan menunjukkan kalau dia adalah seorang alpha male.
Setelah berjalan bersama tadi mereka kini sampai di depan ruang kelas Naruko.
Para guru wanita disana juga lumayan penasaran dengan siapa yang dibawa oleh Naruko.
Naruko tersenyum sombong kepada teman-temannya karena dia bisa membuktikan kalau kakaknya juga sangat keren.
"Nahh Naruko kita sampai dan Nii-chan juga harus pergi ke kantor, jangan nakal ok"
"Nii-chan pergi dulu daaaahhhh" setelah berpamitan Naruto langsung pergi.
Setelah kakaknya pergi Naruko langsung dikerubungi teman-temannya yang penasaran dengan sosok tadi.
"Hey Naruko apa tadi kakakmu ? Dia sangat tampan"
"Apakah dia sudah punya pacar atau menikah ?"
"Kakakmu keren sekali Naruko"
"Hey Naruko kata ibuku apakah kakakmu itu mau menjadi suaminya?"
Ok lupakan yang terakhir karena itu sudah terlalu absurd bagi Naruko yang masih polos.
Naruko menjawab rasa penasaran teman-temannya.
Balik ke Naruto.
Dia sudah sampai diparkiran tapi tiba-tiba dia mendengar suara ada yang terjatuh.
Benar saja disana tampak ada seorang wanita yang memunguti kertas-kertas yang berserakan setelah dia tersandung dan jatuh. Naruto mendekati dan membantu memunguti kertas tadi saat dia akan menyerahkan kertasnya terkejut siapa yang di depannya ini begitupun dengan orang itu juga.
Orang itu langsung sadar dan mengambil kertas dari tangan Naruto dan mengucapkan terimakasih tapi tiba-tiba Naruto memanggilnya.
"Kau Hyuuga Hinata kan ?"
Sontak wanita itu berbalik dan menunduk malu "I-iya... Dan ka-kau Naruto Namikaze" wanita itu memang mengenalnya.
Naruto kembali bertemu dengan temannya, sepertinya dunia ini memang sempit ya.
"Wahhh apa kabar Hinata-chan ? Kau terlihat sangat hebat, dan ngomong-ngomong apa kau mengajar disini ?" Naruto langsung memberondong Hinata dengan pertanyaan.
"Hm kabarku baik Naruto-kun, dan aku memang mengajar di SD ini, untukmu sendiri Naruto-kun apa yang sedang kau disini ?" tanya Hinata malu-malu.
"Ah iya aku baru mengantarkan adiku Naruko, dia memintaku mengantar dia sekolah" jawab Naruto.
"Ohhh kau mengantar Naruko-chan..." Hinata mengangguk faham.
"Wahh kau tau adiku ?" tanya Naruto, apa dia tidak sadar Hinata adalah guru disini.
"Hmm aku wali kelasnya dan setiap pagi aku selalu melohat Namikaze-san mengantar Naruko dan dia akan dijemput oleh Kushina-san nanti" jelas Hinata.
"Apa Naruko nakal di kelas Hinata-chan ?" Naruto cukup penasaran dengan kelakuan adiknya itu bagaimana tidak kalau dia selalu menjahili Menma dan kadang dirinya juga dijahili.
"Dia anak yang baik dan lucu juga sangat aktif" Hinata menjawab dengan senyum diwajahnya.
Saat akan bicara lagi namun harus terinterupsi karena suara bel masuk sudah berbunyi.
"Ahh Naruto-kun maaf aku harus pergi dulu karena sudah bel" Hinata pamit dan langsung meninggalkan Naruto sambil berlari kecil.
Waw Naruto cukup terkejut melihat Hinata bisa sangat gesit barusan, ah dia juga harus cepat-cepat bergegas menuju ke kantor karena kelanjutan dari proyek kemarin akan dibahas hari ini.
Setelah sampai di kantor nampak banyak orang yang menyapa ataupun hanya membungkuk hormat saat Naruto melewati mereka.
Naruto saat ini bisa dibilang cukup menjadi primadona para karyawati di perusahaannya apalagi setelah kabar kalau ternyata dia masih lajang, makin banyak saja yang mencoba menarik perhatian Naruto.
Bahkan beberapa kali ada karyawati yang pura-pura salah masuk departemen demi bisa mencuri perhatian Naruto.
Naruto saat ini sudah ada di ruangannya dan mengecek berkas-berkas yang disiapkan oleh bawahannya.
Dia sangat serius untuk mengerjakan proyek ini bagaimanapun ini bisa jadi langkah awal bagi Namikaze Corp untuk masuk industri kecantikan.
Sampai tak terasa akhirnya sudah memasuki jam makan siang, saat dia akan pergi ke kantin ada seorang karyawannya yang memberitahu kalau dia dipanggil menghadap keruangan Presdir, Naruto yang mendengar itu langsung pergi.
Nampak saat ini dia sedang menghadap ayahnya.
"Permisi..." Naruto membuka pintu dan langsung mendudukan dirinya di kursi.
"Naruto apa kau sibuk nanti setelah jam makam siang ?" tanya Minato langsung pada intinya.
"Sepertinya tidak soalnya berkas untuk itu juga sudah selesai tinggal aku kirim saja filenya" jawab Naruto.
"Ahhhh baguslah, jadi nanti aku bisa minta bantuanmu untuk menggantikanku, soalnya hari ini aku ada rapat penting dengan mitra kita dari Korea, jadi nanti kau akan menggantikan aku untuk melakukan pertemuan membahas kerja sama selanjutnya dengan induk perusahaan Starlight" jelas Minato.
"Hehhh jadi Starlight bukan perusahaan utama melainkan adalah perusahaan cabang ? Aku baru tau" Naruto cukup terkejut atas fakta tadi.
"Yup memang bukan, Starlight hanya bergerak di bidang pusat perbelanjaan dan hotel saja, sementara perusahaan utamanya adalah perusahaan di bidang distribusi" Minato memberitahu katar belakang perusahaan mitra mereka.
Setelah dia mengerti dengan tugasnya nanti Naruto langsung pamit dan menuju ketempat pertemuan nanti, untuk makan siang dia bisa melakukan itu nanti di restoran dekat lokasi nanti.
Perjalanan yang Naruto tempuh memakan waktu sekitar kurang lebih 45 menit.
Sedikit lebih lama dari waktu biasanya yang biasanya dari Tokyo ke Yokohama hanya membutuhkan waktu 35 menit saja.
Dia melihat arlojinya, pertemuan nanti masih sekitar setengah jam lagi, dia masih punya waktu untuk makan siang.
Naruto menemukan sebuah kedai ramen di dekat sana dia memutuskan untuk kesitu saja, setelah masuk dan duduk di meja kosong dia memesan ramen miso dengan porsi jumbo.
Beberapa menit menunggu akhirnya ramennya tiba dan langsung tanpa basa basi dia melahap ramennya dengan cepat walaupun itu masih panas.
Tak membutuhkan waktu lama bagi Naruto menghabiskan ramennya.
"Fuahhh rasanya lumayan enak walaupun tak seenak buatan Kaa-chan" Naruto mengelap bibirnya dengan tisu, dia langsung membuka tasnya dan membaca berkas yang diberikan Minato tadi.
Dengan cepat Naruto memahami isi berkasnya, rupanya pertemuan nanti akan membahas kelanjutan kerjasama yang kemarin terjalin.
Rupanya perusahaan induk Starlight ingin kalau mereka kembali menjadi distributor dan market place utama produk baru kosmetik dari Namikaze Corp.
Jadi hari ini dia akan membahas kesanggupan mereka untuk memenuhi beberapa point kontrak kerjasama nanti, jika mereka setuju maka bisa langsung meneken tanda tangan kontrak saat itu juga.
Naruto sudah siap dan mengerti untuk pertemuan hari ini dia langsung pergi dari kedai ramen tadi sesudah membayar makanannya tentu saja.
Dia memasuki sebuah gedung besar milik perusahaan mitra mereka dan membertahu resepsionis bahwa dia memiliki janji dengan presdir perusahaan mereka. Dia juga memberitahu kalau dia merupakan utusan Namikaze Corp.
Setelah mendapat konfirmasi, resepsionis tadi menyuruh Naruto untuk langsung pergi ke ruangan Presdir mereka dilantai 12.
Setibanya di lantai 12 Naruto menuju sudah ditunggu oleh sekertaris Presdir perusahaan tersebut. Dia langsung memberitahukan kalau Presdir ada di dalma dan sudah menunggunya.
Sekertaris tadi membawa Naruto ke ruangan atasannya, setelah di dalam Naruto diminta menunggu karena atasan si sekertaris sedang ada urusan kecil. Lalu sekertaris itu meninggalkan Naruto di ruangan itu.
Tak berselamg lama pintu di dalam sana terbuka, mungkin itu pintu kamar mandi.
"Ahhh maaf sudah menunggu" orang itu berjalan menuju Naruto.
Dia langsung mendudukan diri di depan Naruto.
"Jadi bisa kita langsung saja membahas tentang kesepakatan kontrak kita" begitu orang itu melihat siapa yang ada di depannya dia seperti mengenal siapa orang ini dan...
"Narutoooo ??? Mengapa kau bisa ada di sini ?" tampak orang itu kaget kenapa bisa mantan kekasih adiknya ada di ruangannya saat ini.
"Sirzechs ?... Wahhh harusnya aku yang bertanya kepadamu kenapa kau justru yang ada disini" Naruto juga sama terkejutnya sampai dia berdiri dari duduknya dan menunjuk wajah Sirzechs.
"Hey tentu saja aku ada disini karena ini adalah ruanganku dan aku adalah Presdir perusahaan ini, lalu kau punya urusan apa kemari hah ?" kali ini Sirzechs membalas menunjuk Naruto.
"Aku kesini karena harus mendiskusikan masalah kontrak sialan" balas Naruto sengit.
"Tunggu... Jadi kau adalah utusan dari Namikaze Corp ?" Sirzechs menyadari maksud kedatangan Naruto.
"Eh..." Naruto tampak otaknya belum konek.
Sirzechs menghela nafas dan menyandarkan punggungnya pada sofa.
Naruto juga sudah kembali dari keterkejutan dirinya kenapa bisa bertemu Sirzechs disini.
"Hahhhh aku tak menyangka ternyata kau utusan dari Namikaze" Sirzechs juga sudah santai.
"Yup seperti itulah. Aku juga tidak menyangka akan bertemu denganmu disini" ujar Naruto.
"Jadi saat ini kau karyawan Namikaze ya... Aku kira Minato-dono yang akan kemari ternyata bukan" kali ini dia memperbaiki cara duduknya.
"Yah tadinya juga begitu, tapi karena Tou-sanku itu saat ini ada urusan maka dia mengutusku" jawab Naruto acuh.
"Hah... Kau anak Minato-dono ?"
"Tentu saja, apa kau tidak lihat kemiripan kami hah ?" Naruto cukup kesal kali ini bagaimana bisa si rambut merah di depannya ini tidak menyadarinya.
"Heyy kenapa kau marah, lagian aku tidak tau kau adalah putranya, tapi kalau dilihat-lihat memang kalian agak mirip sih" Sirzechs menunjuk hidung Naruto.
Naruto dan Sirzechs sebenarnya sudah saling mengenal karena saat berhubungan dengan Rias dulu membuat mereka ini cukup dekat.
Tapi perkenalan pertama mereka adalah saat dulu Naruto masih kelas 1 SMA klub basket mengadakan latih tanding melawan tim kampus Sirzechs.
Pertandingan itu berjalan cukup seru dengan kemenangan tim Naruto dengan hanya satu poin saja, itupun sebelumnya mereka tertinggal namun saat detik akhir Naruto melepaskan tembakan 3 poin dan masuk.
Itulah awal mula mereka saling bertemu dan mengenal, namun setelah berpacaran dengan Rias mereka cukup sering bertemu karena Sirzechs itu seorang siscon akut.
Mereka berdua juga cukup sering sparing basket bersama menjadikan mereka lebih dekat. Dan saat Sirzechs mengetahui Rias putus dengan Naruto dan dia mengetahui apa penyebab keduanya berpisa dia sangat ingin membantu untuk mereka kembali bersama tapi saat itu dia tidak bisa melakukan apapun karena masalah itu hanya bisa diselesaikan oleh Rias dan Naruto itu sendiri.
"Sudahlah, bukankah kau bilang urusanmu kesini adalah untuk membahas kerjasama antar perusahaan kita ?" Sirzechs mencoba kembali ke topik awal.
Naruto juga langsung bersikap profesional, dia mengeluarkan sebuah map berisi syarat dan kesepakatan kerjasama mereka kedepannya.
Sirzechs langsung membaca semuanya dengan serius, dia sedang mencoba memahami beberapa poin kerjasama itu.
"Ok baiklah semua point ini bisa kami sanggupi. Jadi dimana aku harus tanda tangan kontrak kerja ini ?" Sirzechs langsung saja menandatangani kontrak kerjasama kedua perusahaan, karena pada dasarnya dia sudah tau isi poin-poin yang diajukan Namikaze.
Mereka lalu berjabat tangan sebagai tanda kerjasama.
"Hey Naruto bagaimana kalau kita tanding 1v1 basket" ajak Sirzechs.
"Menarik juga ajakanmu itu tapi tentu pasti itu semua tidak hanya sekedar sparing biasa kan ?" ujar Naruto sambil tersenyum penuh arti.
"Sepertinya kau memang tau apa maksudku" dia membalas senyum Naruto tadi.
"Baiklah katakan taruhannya apa ?" Naruto cukup tertarik.
"Ya bagaimana dengan mengabulkan satu perintah atau permintaan dari orang yang bisa menang ?", tampak penawaran dari Sirzechs itu cukup menarik bagi Naruto.
Secara dia bisa meminta Sirzechs untuk membelikan dia jam tangan mewah dan itu pasti akan sedikit menguras tabungan Sirzechs.
"Kalau aku menang aku minta dibelikan jam tangan Rolex sky weller dial oystersteel, bagaimana ?" Naruto langsung menyebutkan keinginan dia nanti jika menang.
"Well baiklah jika itu yang kau inginkan itupun jika kau menang" Sirzechs sedikit berkeringat dingin bagaimana tidak kalau jam yuang diinginkan Naruto harganya cukup mahal sekitar 600jt lebih jika di kurs kedalam rupiah.
"Ayo... Kita kelapangan sekarang"
Mereka berdua pergi meninggalkan ruangan Sirzechs.
Setelah sampai di lapangan yang terletak di taman dekat dengan perusahaan mereka tampak juga sudah melepaskan jas yang tadi dipakai keduanya.
Naruto melepaskan dasi dan 3 kancing atas bajunya lalu menggulung kemeja sampai siku. Sedangkan Sirzechs juga tidak jauh berbeda dengan Naruto hanya bedanya dia cuma melepas satu kancing dan mengeluarkan kkemejanya
"Kita akan saling menyerang secara bergantian dan yang bisa memasukan 5 bola duluan dia yang menang" jelas Sirzechs mengenai aturan mainnya.
"Siapa yang akan menyerang lebih dulu ?" tanya Naruto.
"Kau saja lebih dulu" ujar Sirzechs sambil berjalan menuju bawah ring.
"Baiklah... Jangan menyesali ini Sir" Naruto berjalan sambil memantulkan bola.
Naruto dan Sirzechs langsung berhadapan saat ini, tampak Naruto masih mencari celah agar dia bisa mengecoh Sirzechs.
Mereka masih belum bergerak dan hanya menunggu gerakan dari lawan masing-masing, saat melihat pertahanan Sirzechs sedikit mengendur Naruto langsung mencoba masuk dan berhasil melewati Sirzechs namun saat akan melompat bolanya berhasil dicuri dari belakang.
"Sepertinya permainan ini tidak akan mudah" Naruto tersenyum menantang setelah bolanya berhasil dicuri.
"Aku sudah tau gerakanmu itu" Seperti Sirzechs sudah terbiasa dengan geeakan Naruto karena sejak dulu mereka selalu sparing 1v1.
"Sekarang giliranku" kali ini Sirzechs yang akan menyerang.
Dia langsung saja berlari dan dihadang Naruto, nampak dia memainkan bola melewati kakinya.
Naruto tetap fokus agar tak termakan tipuan Sirzechs. Karena terlalu fokus Naruto sedikit telat menyadari pergerakan Sirzechs yang sedikit mundur untuk melakukan tembakan dan masuk. Skor 1-0 untuk Sirzechs.
Kali ini giliran Naruto lagi, dia langsung menerjang dan mencoba bergerak dengan cepat di depan Sirzechs lalu dengan cekatan diikuti oleh Sirzechs namun Naruto langsung berhenti dengan cepat dan melakukan lay up yang tak bisa dibendung Sirzechs. 1-1 kedudukan saat ini.
Pertandingan berjalan cukup sengit, keduanya sama sekali tidak menahan diri dan tetap bermain dengan gerakan yang hebat padahal saat ini mereka mengenakan pakaian kerja yang jelas tidak akan nyaman jika dipakai untuk berolahraga.
Bola kedua dimasukan Sirzechs, dan dibalas dengan Naruto juga bisa memasukkan bola begitu pula untuk poin ketiga dan keempat. Saat ini skor 4-3 dimana Sirzechs unggul dan ini kesempatan terakhir bagi Naruto jika dia gagal menahan Sirzechs untuk memasukkan bola maka dia kalah.
"Ada apa Naruto-kun kau tampak tegang ?" ejek Sirzechs.
"Berisik kau..." Naruto semakin memfokuskan dirinya.
Sirzechs terus bergerak secara zigzag untuk mengecoh Naruto, dia berlari menuju sudut kiri dan diikuti Naruto cepat, Sirzechs nampak akan menembak tapi Naruto sudah melakukan gerakan untuk memblok.
Tak habis akal dia langsung memutari tubuh Naruto namun tetap bisa dicegah oleh Naruto bahkan bolanya hampir direbut barusan. Dia mencoba melakukan drive kedalam namun bolanya malah hampir menjauh Naruto yang melihat itu mencoba menggapai bola tapi saat tangannya hampir menyentuh bola tiba-tiba demgan gerakan cepat Sirzechs meraih bola tersebut dan memantulkannya melewati celah diantara kaki Naruto, tapi reaksi dari lawannya itu juga cepat bisa mengejarnya, saat melihat momen itu Sirzechs melakukan cross over yang menipu Naruto dan membuat dia terpeleset.
Saat itu Naruto tau dia akan kalah apalagi Sirzechs langsung melakukan dunk.
"Yuhuuuuuuuu aku menang Naruto-kun" Sirzechs terlihat senang dan membantu Naruto berdiri.
"Cih... Kau hanya beruntung" Naruto cukup kesal karena dia kalah dan yang lebih memalukan dia terkena angkle break dari Sirzechs.
"Apa yang kau mau dariku ?" Naruto berdiri setelah dibantu Sirzechs.
"Nanti juga kau akan tau" senyum Sirzechs membuat Naruto menjadi waspada takutnya dia meminta yang aneh-aneh.
.
.
.
.
"Baiklah kita istirahat dulu aku lelah" Sirzechs terduduk di kursi taman.
"Hey Sir, apa dikantor mu ada kamar mandi ?" tanya Naruto sambil menyerahkan minuman kaleng yang barusan dia beli.
"Ada... Ahhh ala jangan-jangan kau kebelet ya ?" Sirzechs menunjukan wajah menahan tawa.
"Aku hanya ingin menumpang mandi saja, tubuhku berkeringat dan bajuku juga kotor dan kusut karena tadi apalagi aku juga harus memenuhi permintaanmu nanti malam" jelas Naruto.
"Kau ingin membuatku malu hah ?" Naruto jengkel lama-lama dengan orang berambut merah disampingnya ini.
Tampak mereka beristirahat sambil berbincang sebelum memutuskan kembali ke kantor Sirzechs.
Sesudah kembali ke kantor Sirzechs, Naruto langsung ke kamar mandi setelah sempat membeli sabun di mini market tadi. Sebenarnya Sirzechs sudah menawarkan untuk nanti mandi di rumahnya saja Cuma Naruto menolak.
Dia belum bisa pulang saat ini karena harus memenuhi keinginan Sirzechs.
Untung saja Naruto dia membawa pakaian ganti di mobilnya jadi dia tak perlu repot-repot meminjam punya Sirzechs atau membeli dulu.
Mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol baik itu tentang kerjaan ataupun hal lain dan dari situ juga Naruto tau kalau Sirzechs sudah menikah dan memiliki seorang putra.
Hari semakin sore dan saat ini sudah waktunya Sirzechs pulang.
"Ayo ikuti aku Naruto untuk melaksanakan tugasmu itu" dia beranjak keluar kantor sambil diikuti Naruto dibelakangnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
