Chapter 16
.
.
.
.
Naruto pulang ke rumah dengan selamat, dia memutuskan untuk tidak pergi ke luar malam ini karena besok merupakan hari penting dan bersejarah bagi perusahaan sekaligus momen pembuktian bagi dirinya apakah akan sukses dalam menjalankan proyek kosmetik dari Namikaze Corp.
Karena baginya besok adalah awal dari semua pekerjaan yang dia lakukan setelah tiba kembali di Jepang.
.
Sekarang keluarga Namikaze seperti biasa jika semua sedang ada maka akan menghabiskan waktu bersama di ruang tengah dengan menonton tv ataupun berbincang santai.
Naruto tengah membantu Naruko dengan pr-nya sedangkan duo suami istri yaitu Kushina dan Minato lebih fokus menonton acara talk show malam dan untuk Menma dia memilih untuk menggambar di kanvasnya, walaupun sebenarnya dia lebih merasa tenang dalam menggambar jika mengurung diri di kamar akan tetapi dia juga merasa kalau menggambar di tengah keluarganya seperti ada kesenangan tersendiri berbanding terbalik ketika dia hanya bisa fokus dalam keheningan di kamar.
.
.
"Minato ?, Apakah semua persiapan kalian besok sudah selesai ?" tanya Kushina pada suaminya Minato.
"Semuanya berjalan baik, dan itu berkat putra sulung kita" timpal Minato sambil melihat ke arah Naruto yang masih membantu Naruko.
"Dia berbakat dalam pekerjaan... Namun berbanding terbalik dengan kisah percintaannya" Kushina sedikit miris dengan putranya itu, padahal dari segi fisik anaknya tidaklah kurang.
"Sabar saja, lagian dia masih muda mungkin banyak hal yang dia ingin lakukan dulu sebelum memikirkan pasangan" Minato mencoba membuat Kushina mengerti.
"Aish... Tapi aku ingin segera menimang cucu, bukankah kau juga begitu ?". Minato hanya tertawa kecil mendengar curahan hati istrinya.
"Atau kita nikahkan saja Menma dulu jika Naruto masih belum memiliki pacar ?" Kushina mencari alternatif lain dan mencoba menumbalkan putra keduanya.
Menma yang mendengar ide absurd dari sang Ibu menyipitkan matanya "Kenapa harus aku ?".
"Bukankah kau pernah bilang akan selalu menuruti kemauan Kaa-chan, Menma-kun ?" Kushina tersenyum dengan mata terpejam yang membuat bulu kuduk Menma berdiri.
"Ta-tapi aku masih bersekolah dan di bawah umur, jadi kalau Kaa-chan menikahkan ku maka itu bisa menjadi sebuah pelangganam pidana" Menma memberikan jawaban mutlak agar terhindar dari ide random Kushina.
"Kau benar juga" Kushina memegangi dagunya.
.
Kira-kira seperti itulah kegiatan malam di kediaman Namikaze.
.
.
.
Dengan Rias kini wanita berambut merah panjang tersebut sedang berguling-guling tidak jelas di atas kasur miliknya. Dia seperti tengah menunggu sesuatu dengan terus melirik ke arah ponselnya.
"Apa dia tidak berniat menghubungiku ?, Tapi kalau kuhubungi dia nanti malah kepedean" Rias melempar ponselnya menjauh darinya.
"Kenapa aku terus memikirkan dia, Arrrrgggghhhh" dia menjerit kesal tapi karena wajahnya terbenam di bantal maka suara jeritannya tidak terlalu nyaring.
Namun tiba-tiba ponselnya berbunyi, Rias dengan gerakan cepat langsung mengangkat telfon itu tanpa melihat siapa yang menelfon.
Begitu mendengar suara yang menelfon Rias hanya cemberut saja karena rupanya itu dari Akeno. "Kenapa kau menelfon malam-malam ?" tamya Rias dengan nada yang seolah tak bersahabat.
"Kenapa dengan nadamu itu?, Ahhhh aku tahu jangan-jangan kau sedang menunggu seseorang menghubungimu ya..." goda Akeno.
"Kata siapa ?... Aku hanya kesal karena kau menghubungiku saat aku hampir tidur" Rias mencoba mengelak.
"Baiklah aku percaya... Aku mau memberitahu kalau besok pohon cemara besar yang kau mau itu akan diantarkan, jadi besok kau harus ikut denganku untuk melihatnya" jelas Akeno.
"Bisa aku skip gak untuk tidak perlu ikut".
"Jangan berani-berani untuk kabur, bukankah kau yang mau membuat yang setinggi itu ?" Akeno berbicara dengan sedikit aura mengancam.
"Jadi aku peringatkan sekali lagi... Kalau kau tidak mau maka akan aku gunduli rambut merahmu" ancaman Akeno semakin nyata yang membuat Rias hanya merinding membayangkannya.
"Sudahlah, lagian hanya itu yang ingin aku beritahu padamu".
Setelah percakapan singkat tadi Akeno mengakhiri telfonnya.
Rias yang beberapa saat setelah berbincang dengan Akeno masih mencoba menunggu pesan atau telfon masuk namun karena tak kunjung ada dia memilih untuk tidur saja.
.
.
.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Hari ini adalah acara launching produk terbaru dari Namikaze Corp. Acara mereka memang dimulai nanti malam oleh karena itu saat ini Naruto dan para petinggi sedang berada di ruang rapat.
Materi yang di bahas tidak jauh dari acara nanti jadi tak se-serius biasanya dan lebih di dominasi oleh ucapan selamat dan rencana mereka ke depannya saja yang di bahas.
Tak memakan waktu terlalu lama bagi mereka di ruangan itu, sehingga mereka sudah bisa bubar dan kembali melanjutkan kerja masing-masing.
Begitupun dengan Naruto, dirinya terus berada di kantor sampai menjelang sore baru lah saat itu dia bisa pergi untuk menuju gedung yang akan mereka gunakan untuk acara tersebut.
.
.
Sesampainya Naruto di lokasi dirinya cukup terkesima karena banyaknya orang yang terlihat antusias karena selain acara launching mereka juga mengadakan live musik dari beberapa penyanyi lokal ditambah mereka juga mengundang salah satu boy grup dan girl grup dari negara tetangga yang di kenal punya fanbase yang cukup besar.
Selain acara tadi tapi masih ada acara lain seperti bazar dan uji coba make up bagi mereka yang mau, sejauh dari laporan yang Naruto terima rupanya bazar untuk produk kosmetik mereka malah sudah ludes habis terjual.
Setelah beberapa saat dirinya kesulitan untuk masuk ke dalam gedung karena jalan tertutup oleh orang yang masih banyak di luar baik yang belum masuk atau mereka yang tidak bisa masuk. Untuk bisa masuk ke dalam gedung memang siapa saja bisa masuk akan tetapi mereka harus punya tiket , dan cara mendapatkan tiket tersebut adalah dengan mengikuti beberapa kuis ataupun aktivitas di media sosial yang sudah di sediakan tapi tenang saja bagi yang tidak kebagian tiket dan sudah jauh-jauh datang mereka tetap bisa menyaksikan acara tersebut di beberapa chanel televisi.
Memang cukup massive juga Namikaze Corp dalam strategi marketing mereka.
.
.
.
Sesampainya di dalam Naruto langsung menuju ruang yang sudah dipersiapkan untuknya.
Acara sebentar lagi akan di mulai dan para penonton yang mempunyai tiket sudah masuk semuanya, namun di luar juga masih banyak orang yang tidak punya tiket dan sudah datang akan tetapi tidak usah khawatir karena di luar sudah di sediakan sebuah layar besar bagi mereka untuk menonton dari luar.
Memang ini semua sudah dipersiapkan karena takut orang yang datang melonjak melebihi kapasitas makanya ini menjadi sebuah solusi.
Acara dibukan dengan penampilan dari salah satu boy grup dan suasana di sana langsung berisik dengan berbagai teriakan dari para penonton. Lalu setelah penampilan mereka selesai dilanjutkan dengan penampilan dari artis lain sesuai dengan draft yang sudah dipersiapkan.
Setelah penyanyi ke 4 selesai maka kini giliran beberapa kata sambutan yang akan di sampaikan oleh Naruto.
Dia berjalan dengan tenang menuju tengah panggung, matanya langsung menatap lurus ke depan dimana ada sekitar 7ribu orang lebih yang mengisi semua tempat duduk yang tersedia.
Naruto langsung berbicara dan di dengarkan oleh semua yang hadir di sana, bahkan banyak dari wanita yang hadir di sana cukup terpesona dengan Naruto pasalnya mereka mengira yang akan memberikan kata-kata sambutan itu akan orang yang cukup berumur namun nyatanya justru orangnya masih muda dan tampan.
Begitu selesai dengan sambutannya maka kini giliran nona Koyuki sebagai bintang ambassador utama mereka untuk melakukan sesi mengobrol dan tanya jawab bersama Naruto.
Naruto dan nona Koyuki keduanya diberikan 5 pertanyaan yang diambil dari fish bowl yang sudah berisi beberapa pertanyaan pilihan dari yang sudah dikumpulkan.
.
.
Kini usai sudah acara sambutan dan tanya jawab dari Naruto yang artinya launching produk kecantikan dari Namikaze Corp juga sudab resmi dan sudah bisa diperjualbelikan.
Acara kembali dilanjutkan dengan artis berikutnya sementara Naruto kini tengah berjalan di belakang stage untuk kembali ke ruangannya atau mungkin bisa juga untuk dia pulang.
Ditengah perjalanan beberapa orang tampak memberikan ucapan selamat padanya dan dibalas dengan senyuman kecil dari Naruto.
"Naaaaaaruuuuuuu-kun selamat" Naruto merasakan terjangan dari belakang yang langsung memeluknya.
Karena sudah hafal dengan suara tadi maka tak terlalu mengagetkan bagi Naruto karena yang menerjang kearahnya tadi adalah Shion.
Dia melepaskan pelukan itu, "Terima kasih Shion-chan".
"Kau terlihat sangat hebat tadi, dan juga sepertinya banyak wanita yang terkesima denganmu" Shion cemberut setelah mengingat yang terakhir.
"Kau bisa saja haha" Naruto tertawa garing sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Kau mau ke mana Naruto-kun ?" Shion penasaran.
"Entahla... Kembali ke ruangan tadi atau pulang" Naruto mendelikan bahu, "bukankah habis ini kau akan tampil Shion-chan ?" tambah Naruto.
"Memang... Jadi jangan pulang dulu ok, tonton penampilanku dulu" bujuk Shion.
"Baiklah-baiklah..."
Tiba-tiba terdengar suara dari operator yang menyuruh Shion untuk segera ke belakang panggung dan bersiap.
"Aku pergi dulu Naruto-kun" pamit Shion begitu mendengar pemberitahuan tadi.
"Hm... Semoga sukses" Naruto berujar sambil melihat kepergian Shion, dirinya kembali beranjak dari sana.
Tanpa siapapun sadari ada seseorang di sana yang telah mengambil gambar Shion yang memeluk Naruto tadi "Sepertinya aku mendapat gambar yang bagus" setelah itu orang tersebut pergi dari sana.
.
.
.
Penampilan Shion sangat memukau, semuanya ikut bernyanyi bersamanya. Naruto yang melihat itu cukup kagum karena begitu antusiasnya penonton kepada penampilan Shion.
Ditengah penampilan Shion itu Naruto mendapat pesan dari seseorang, begitu membacanya dia segera beranjak dari sana.
.
Rupanya Naruto pergi ke bagian aula yang terpisah dari gedung tersebut dan di sana banyak para dewan direksi perusahaan yang tengah merayakan acara launching mereka.
Bukan hanya para petinggi tapi juga mereka membawa pasangan mereka kemari, Naruto berjalan menuju mereka dan nampak setiap orang yang melihatnya langsung memuji Naruto.
Setelah beberapa saat mendapat ucapan selamat kini Naruto berhasil menemukan orang yang tadi mengirimkan pesan padanya.
"Wahhhh... Ini putra kesayanganku" Kushina memeluk Naruto yang sudah sampai dihadapannya, membalas pelukan sang ibu dan setelah itu dia melepaskannya.
"Aku tidak tahu kalau kalian berkumpul di sini, Tou-chan" dan kini giliran Minato yang memeluk Naruto.
"Tou-chan sengaja tidak memberitahu mu tentang ini".
Dan sekarang Naruto tengah ikut dalam perayaan dengan para petinggi saat ini.
.
.
.
Beberapa waktu kemudian setelah semua acara telah usai dan orang-orang yang hadir di sana juga sudah mulai bubar untuk pulang ke kediaman masing-masing namun Naruto masih berada di aula itu tempat tadi dia bertemu dengan Minato dan Kushina.
Tinggal beberapa orang saja yang masih di tempat ini karena baik Minato dan Kushina sudah pulang duluan begitupun dengan para dewan direksi yang lain.
.
Naruto kini juga akan segera pulang karena badannya sudah cukup lelah juga namun sebelum itu dia ingin mengambil sesuatu terlebih dahulu dan kembali ke ruangannya tadi.
Sesampainya di sana dia di kejutkan dengan keberadaan seorang wanita di tempat tersebut.
"Kau dari mana saja Naruto-kun ?" Shion berbicara.
"Aku habis dari ruang sebelah, kau belum pulang?" Naruto berjalan mendekat untuk mengambil sesuatu yang berada di dekat Shion.
Begitu mengambil barang itu yang berupa sebuah tas kecil Naruto kini akan meninggalkan ruangan itu tapi Shion masih ada di sana.
"Kau belum mau pulang ?" tanya Naruto.
"Bisa antar aku pulang ?, Aku sudab menyuruh asisten ku pergi duluan" pinta Shion dengan nada memohon.
"Hah ?... Tapi baiklah ayo" ajak Naruto ditanggapi dengan Shion yang terlihat senang.
.
Naruto dan Shion pergi menuju parkiran, disana terlihat masih cukup banyak mobil yang terparkir. Mereka memasuki mobil Naruto yang keluaran pabrikan Jerman itu.
Dengan kecepatan pelan Naruto memacu mobilnya keluar dari parkiran untuk menuju ke rumah Shion. Rupanya Shion cukup bawel kali ini terbukti dari dirinya yang lebih aktif membuka suara dibandingkan Naruto.
Karena cukup macet saat keluar dari area gedung maka perjalanan mereka terasa cukup lama, tapi begitu sudah agak jauh dari sana lalu lintas cukup lowong karena ini sudah mendekati tengah malam.
.
Mereka pun sampai di kompleks apartemen yang cukup terkenal karena harga sewa satu unitnya saja sudah sangat mahal. Shion keluar dari mobil yang diikuti oleh Naruto.
"Terima kasih tumpangannya, apa mau berkunjung dan menikmati secangkir kopi dulu ?" tawar Shion.
"Tidak usah... terima kasih, mungkin lain kali ya" tolak halus Naruto.
"Hm begitu ya... Kalau begitu aku masuk dulu Naruto-kun".
"Silahkan".
Shion berjalan menjauh lalu berbalik dan melambai ke arah Naruto sehabis itu dia pergi menuju pintu.
Setelah Shion pergi kini Naruto memasuki mobilnya untuk segera pulang. Tapi dari balik dashboard sebuah mobil seseorang tengah tertawa, "Wah ini sepertinya hari keberuntungan ku, 2x dalam sehari aku punya foto bagus".
.
.
.
Esok harinya.
Naruto bangun sedikit terlambat karena kemarin dia pulang larut karena arah apartemen Shion itu berlawanan dengan rumahnya.
Untung saja dirinya diberikan libur oleh sang Ayah jadi tidak perlu bangun pagi, namun terlihat rumahnya sudah sepi karena kedua adiknya sedang bersekolah sementara sang Ayah pasti sudah berangkat ke kantor sedangkan sang Ibu entah dimana.
Naruto berjalan ke arah meja makan lalu menuangkan air ke gelas dan meminumnya sampai habis.
"Kau sudah bangun rupanya" ucap Kushina yang datang dari arah pintu belakang.
"Kaa-chan aku lapar" Naruto merengek pada ibunya.
"Sebentar ya... mau Kaa-chan buatkan apa ?" tanya Kushina sambil memakai apron hijau dan membuka lemari.
"Ramen, aku mau ramen buatan Kaa-chan".
"Akan Kaa-chan buatkan sekarang" Kushina segera menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan.
Naruto hanya memperhatikan sang ibu yang tengah memasak untuknya, walaupun dirinya juga bisa memasak tapi tetap saja ketika di rumah hanya makanan buatan sang Ibu yang menjadi primadonanya.
Setelah selesai dengan masakannya tersebut Kushina langsung memberikan kepada Naruto yang memang menunggu untuk bisa menikmati ramen tersebut.
Dia memakannya dengan cukup lahap tanpa peduli itu masih panas, Kushina tampan bahagia melihat putra sulungnya makan. Karena bagaimanapun setelah Naruto kuliah di luar negeri beberapa tahun dirinya tidak pernah memasak untuk sang putra kecuali ketika dia kebetulan pulang dan itupun hanya 2-3 hari sehabis itu dia akan berangkat lagi.
.
.
"Terima kasih makanannya" Naruto meletakan sumpit bekas diatas mangkuk. Kushina mengambil mangkuk itu dan menaruhnya di bak cuci piring.
"Apa hari ini kau mau pergi ke luar ?" tanya Kushina sambil mencuci bekas Naruto sekaligus peralatan yang dia gunakan tadi.
"Mungkin nanti aku hanya akan menemui Rias".
Mendengar nama Rias di sebut Kushina tersenyum lebar.
"Naru... Lain kali kau ajak Rias-chan dan Akeno-chan chan untuk liburan bersama kita bagaimana ?"ucap Kushina yang masih berkutat dengan cucian.
"Ide bagus, nanti aku ajak mereka".
.
.
.
Setelah selesai mandi dan kegiatan lainnya kini Naruto sedang pergi menuju mall Starlight untuk bertemu dengan Rias.
Saat tengah menaiki eskalator Naruto melihat Rias dan mencoba memanggilnya. "Rias..." wanita yang dipanggil tersebut menoleh namun reaksinya diluar ekspektasi Naruto.
Rias malah langsung berjalan menjauh, Naruto merasa heran. Jadi dia mengikuti Rias dan mencoba memanggilnya beberapa kali namun masih tak membuat Rias menghentikan langkah kakinya.
.
"Ada apa dengannya ?, Apa aku membuat dia marah ?" Naruto bertanya pada dirinya sendiri.
Namun karena cukup banyak pengunjung Naruto kehilangan jejak Rias, dia masih bingung dengan wanita merah tersebut yang seolah-olah menghindarinya dan orang pertama terlintas di kepala Naruto yang mungkin bisa memberitahu apa yang terjadi dan orang itu adalah Akeno.
Dia berbalik dan pergi untuk ke ruangan Akeno.
Rupanya Rias mengintip Naruto dari persembunyiannya, "Dasar pria sialan".
.
.
.
.
TBC
