Chapter 18

.

.

.

Rias kini sedang berada dalam dekapan hangat Naruto. Dia sangat menyukai kehangatan dari pria pirang tersebut yang sudah lama tidak dia rasakan. Rias mendongakkan kepala untuk melihat wajah Naruto.

"Hey Naru, bukankah tidak lengkap kalau main ke pantai tidak bermain air atau pasir ?". Naruto menarik pelan sebelah pipi Rias, "Jadi kau mau main air ?" tanya Naruto.

"Ya, ayo kita main" wanita merah itu bangkit dari pangkuan Naruto dan langsung pergi meninggalkan pria tersebut yang masih duduk.

Terlihat Rias yang sudah melipat celana sampai betis kini sedang menikmati dinginnya air yang menghantam kakinya, dia membalikkan badan dan melambaikan tangan ke arah Naruto.

"Naru kemarilah !, Ayo cepat" Ajak Rias.

"Baiklah tunggu sebentar" Naruto berdiri sekaligus melipat celananya juga sampai betis.

Naruto berjalan pelan menghampiri Rias, namun di luar dugaan ternyata gadis merah tersebut menedang air sehingga menimbulkan cipratan air yang sebagian besar mengenai Naruto. Sontak saja Rias tertawa terbahak-bahak atas ulahnya tersebut.

Sedangkan yang menjadi korban kini sedang mengusap air yang mengenai mukanya menggunakan telapak tangan, "Akan kubalas kau !, rasakan ini". Jadilah sekarang mereka berdua saling mencipratkan air pada lawan masing-masing.

Percuma saja mereka menggulung bagian baju dan celana toh ujung-ujungnya basah juga namun itu tak mereka pedulikan karena saat ini baik Rias maupun Naruto sedang larut dalam kebahagiaan.

Walaupun mungkin menurut sebagian orang mereka cukup aneh karena main air di musim dingin seperti ini namun persetan apa kata orang selama mereka bahagia dalam melakukan hal tersebut dan tidak merugikan orang lain ya sah-sah saja.

.

Setelah saling menyipratkan air kini keduanya sedang bermain kejar-kejaran, dimana Naruto yang mengejar dan Rias yang menghindari pria pirang tersebut.

Nampaknya walaupun di medan berpasir gerakan Rias cukup gesit dan cekatan dalam menghindar, terbukti dari tadi Naruto belum bisa menangkap wanita tersebut.

Rias terus tertawa karena berhasil membuat Naruto kesusahan untuk menangkapnya. Naruto saat ini sedang berhadapan dengan Rias dan mengatur strategi untuk menangkap wanita merahnya. Dia cukup heran kenapa wanita tersebut sangat gesit dan langkah kakinya terlihat ringan sehingga membuat Naruto yang dulunya pemain inti dari tim basket sekolah cukup kerepotan.

Naruto membuat gerakan kejutan ke arah kanan dan Rias dengan cepat berlari ke arah sebaliknya namun tanpa Rias sadari itu hanyalah jebakan dari Naruto karena memang niatnya adalah membuat Rias melangkah kesana, dan 'grep' tangan kiri Naruto menangkap Naruto Rias. Dengan gerakan sepersekian detik dia menarik Rias kearahnya, Naruto memeluk perut Rias dengan kedua tangannya dan mengangkat wanita tersebut sehingga tidak bisa kabur lagi.

Namun rupanya karena beban yang bertambah, kaki Naruto masuk lebih dalam di pasir jadi ketika akan melangkahkan dia kesusahan dan ditambah berat Rias membuat dia kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh terjerembab dengan Rias yang berada di atasnya.

Suara tawa terdengar dari bibir Rias karena hal barusan, dia sepertinya tak berniat untuk beranjak dari atas tubuh pria tersebut.

.

.

Naruto bangkit dari posisi telentangnya setelah terjatuh tadi dengan bagian paha masih di duduki oleh Rias yang sudah selesai tertawa.

Keduanya berhadapan, "Selamat sudah berhasil menangkapku, sebagai hadiah kuberi ini..." Rias mencium pipi Naruto kanan dan kiri.

Naruto terkekeh pelan mendapat hadiah tersebut, "aku rasa itu hadiah yang sepadan".

"Kita sudahi main airnya ya ?, Kalau terlalu lama nanti kau bisa masuk angin" ajak Naruto yang disetujui oleh Rias.

Mereka berpegangan tangan dan kembali ke tempat di mana sepatu dan tas Rias berada, "Aku hanya ada satu baju ganti di mobil jadi sebaiknya kita cari toko pakaian di sekitar sini".

.

Namun sesampainya di depan toko pakaian Naruto dan Rias terdiam mematung membaca sebuah kertas pengumuman yang menempel di pintu yang bertuliskan 'libur sampai seminggu ke depan'.

Rias dan Naruto saling pandang lalu kembali mengalihkan perhatian menuju kertas tersebut, "Akan ku dobrak pintu ini..." pria itu melangkah satu langkah sebelum dihentikan Rias.

"Kau mau di tangkap polisi karena melakukan pengerusakan ?" tanya Rias dengan ekspresi wajah konyol. Naruto meremas kepalanya dengan kedua tangan, "ini toko pakaian terakhir yang ada di sini dan mereka juga tutup... apa-apaan ini" Naruto semakin histeris mengacak rambutnya karena tidak habis pikir kenapa semua toko pakaian tutup di waktu bersamaan, mana bajunya dan Rias saat ini basah kuyup karena bermain air tadi.

"Sudahlah, kita cari hotel di sekitar sini dan bisa minta layanan laundry kan ?" Rias memberikan usulan yang tidak Naruto pikirkan sebelumnya.

"Wahhh benar juga, kenapa aku tidak memikirkannya" Naruto memandang Rias dengan tatapan takjub namun Rias yang ditatap begitu hanya memutar bola matanya.

"Makanya punya kepala itu digunakan untuk berpikir".

"Hah ?".

"Ck... Ayo cepat sebelum kita masuk angin" Rias menarik Naruto memasuki mobil.

.

.

Rias dan Naruto sampai di sebuah hotel yang tidak terlalu besar, setelah memesan sebuah kamar keduanya mendapat kamar di lantai 5 dan langsung menuju ke sana.

Sesampainya di dalam kamar Naruto langsung mempersilahkan Rias menggunakan kamar mandi lebih dulu, Setelah beberapa menit akhirnya wanita tersebut selesai dan kini giliran Naruto yang membersihkan dirinya.

"Rias-chan itu bajunya ada di atas kasur" Naruto menunjuk pakaian ganti yang Naruto maksud yaitu sebuah kaos oblong berwarna putih dan celana kolor pendek di atas paha.

.

Sekitar 10 menit di dalam kamar mandi kini Naruto akhirnya selesai juga dengan aktivitasnya tersebut dan membalut tubuhnya dengan jubah mandi karena saat ini dia tidak punya pakaian kering jadi mau tidak mau Naruto harus mengenakan jubah mandi sampai nanti bajunya selesai di bersihkan dan kering.

.

Naruto menghampiri Rias yang sedang duduk di depan jendela kaca yang menghadap langsung ke arah lautan. Dia langsung duduk di samping Rias untuk bersama menikmati sajian alam tersebut.

"Terima kasih untuk hari ini, aku sangat menikmatinya" Rias menatap wajah Naruto sambil tersenyum, pemuda itu balas tersenyum padanya dan mencium kening dari Rias.

"Selama itu bersamamu aku akan selalu menikmati dan mensyukuri waktu yang kita lalui bersama" Naruto menempelkan keningnya dan Rias, keduanya memejamkan mata beberapa saat.

.

"Bagaimana kalau kita memesan untuk dibawakan anggur, pasti di udara dingin seperti ini akan cocok bila ditemani anggur" tawar Naruto. Rias menyetujui gagasan tersebut, lalu Naruto dengan cepat meminta untuk dibawakan anggur ke kamar mereka. Tak butuh waktu lama akhirnya pesanan anggurnya datang juga.

.

Naruto membawanya menuju Rias, dia menuangkannya di gelas milik mereka berdua.

Setelah bersulang lebih dulu baik Naruto dan Rias menyesapnya perlahan merasakan rasa dan aroma anggur cairan anggur fermentasi tersebut menyebar di lidah dan indera penciuman.

Rias menggoyang gelas tersebut sebelum kembali menyesap anggur tersebut matanya menangkap butiran-butiran es sepertinya turun dan mulai menutupi jalanan.

"Naru lihat !" Rias menunjuk ke arah luar. Naruto yang tadi tidak memperhatikan ke arah luar kini melihat ke arah dimana tangan Rias menunjuk "Waaah... Sepertinya turun salju", Rias menganggukan kepala.

"Aku tidak tahu kalau salju akan turun lebih cepat tahun ini" Naruto masih melihat di mana hujan salju mulai lebat.

.

.

Lama-kelamaan aspal jalan yang tadinya berwarna hitam kini mulai berubah warna karena tertutup salju. Lampu jalanan juga mulai dihidupkan karena langit sudah lumayan gelap.

Suasana saat itu cukup intim bagi Naruto dan Rias, menikmati pemandangan hujan salju dengan pancaran lampu jalanan dan beberapa bangunan sehingga membuat butiran-butiran salju yang berjatuhan memantulkan sinar lampu sehingga membuatnya semakin tampak berkilauan.

.

.

Lemon On.

Bagi yang kurang suka lemon bisa di skip sampe ke bawah.

.

.

Rias yang mulai sedikit mabuk menggeser posisi duduknya sehingga kini dia di depan Naruto dan langsung menyenderkan punggungnya di dada bidang pria tersebut. Namun sama halnya dengan wanita tersebut Naruto juga sudah mulai merasa sedikit mabuk karena terlalu banyak minum.

Hembusan udara dingin yang menerpa kulit yang tidak tertutup oleh jubah mandi dan kehangatan dari tubuh Rias yang berada di depannya nampak membuat Naruto merasakan suatu getaran dari dalam dirinya yang seakan-akan ingin memberontak.

Dengan gerakan cepat Naruto memutar posisi duduk Rias hingga kini berhadapan dengannya, dan begitu melihat wajah Rias dengan mata sayu dan bibir yang sedikit terbuka membuat getaran dalam diri Naruto kian kuat. Detik berikutnya Naruto langsung melumat bibir Rias yang tidak melakukan perlawanan sama sekali dan hanya mengikuti alur dan irama dari Naruto.

.

Wanita berambut merah itu membuka mulutnya dan mencoba menggoda lidah Naruto untuk menari bersama, saling melilit dan saling hisap mereka lakukan tanpa peduli pasokan oksigen yang kian menipis.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka mengakhiri ciuman panas tersebut dan terlihat sebuah benang saliva tercipta dari panasnya permainan mulut mereka.

Naruto yang masih belum puas kini menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Rias, dia menghirup dalam-dalam aroma dari tubuh wanita tersebut yang tercampur dengan aroma dari sabun mandi yang dia gunakan tadi.

Rias mendongakkan kepala demi memberikan akses lebih bagi Naruto dan tak lupa juga tangannya sekarang sudah memeluk bagian belakang kepala Naruto supaya bisa lebih menempel padanya dan di respon dengan jilatan dan kecupan yang semakin membuat Rias kegelian.

Karena merasa terganggu dengan jubah mandi yang Rias kenakan Naruto melepas ikatan jubah tersebut yang terletak di bagian belakang dan membuatnya melorot begitu saja dari pundak Rias.

Kini Rias hanya berbalut baju kaos dan celana pendek milik Naruto yang tidak bisa menyembunyikan bagian yang menonjol dari tubuh wanita tersebut, Naruto menyudahi cumbuannya dan kini sedang mengamati tubuh Rias dari atas sampai ke bawah sementara yang diperhatikan hanya menunduk malu. Kini Naruto mendekat ke arah telinga sebelah kiri Rias untuk membisikkan sesuatu, "Aku menginginkanmu, sekarang" bisik sensual Naruto sambil meniup daun telinga Rias.

.

Mendengar bisik dari Naruto membuat gejolak dalam hati Rias semakin naik dan kini membuatnya dengan agresif mencium Naruto singkat, "lakukanlah... buat aku menjadi milikmu, kini dan nanti".

Setelah mendapat lampu hijau dari wanita tersebut Naruto langsung memangku tubuh Rias dan membawanya menuju ranjang. Mereka berdua kembali berciuman dengan panasnya, tak lupa kini tangan Naruto mulai gencar mengelus tubuh montok Rias ditengah cumbuan keduanya.

Mulai dari mengelus betis lalu naik ke atas menuju paha mulus Rias dan tak lupa dengan memberikan sedikit remasan di sana cukup membuat Rias sedikit mengerang nikmat.

Respon dari Rias tersebut membuat Naruto kian bersemangat untuk menelusuri tubuh wanita tersebut lebih lanjut dengan tangannya sekarang bermain di perut rata gadisnya sementara yang lain sudah meremas gemas bokong empuk milik Rias.

Tangan Naruto yang sebelumnya berada di perut kini beralih menuju destinasi berikutnya yang menjadi salah satu daya tarik dan nilai tambah seorang wanita di mata lelaki yaitu bagian payudara.

Mulanya dia hanya mengelus dada Rias dari luar baju namun lama kelamaan tangan Naruto mulai menyusup masuk dan membelai mereka secara langsung. Naruto mengelus dengan gerakan memutar lalu meremasnya pelan dan tak lupa mencubit bagian puting yang sudah cukup keras tersebut, Rias kian mengerang nikmat dengan perlakuan Naruto di kedua payudara dan bokongnya. Namun saat Rias tengah terbuai dengan rangsangan Naruto dia dikejutkan dengan tangan pria tersebut yang tiba meremas dadanya kencang dan membuat Rias sedikit merasa kesakitan.

Tangan Rias yang dari tadi memeluk dan meremas rambut Naruto langsung mencoba menjauhkan tangan pria tersebut dari payudaranya namun Naruto dengan sigap meraih kedua pergelangan tangan Rias dan menguncinya di atas kepala hanya dengan satu tangan.

Kini tak ada lagi yang akan menghalangi Naruto, dia mengakhiri ciumannya dengan Rias dan menyingkap kaos yang wanita itu kenakan sampai di bawah dagunya, lalu terpampanglah gunung kembar tersebut tanpa ada lagi penghalang, memang Rias tidak mengenakan pakaian dalam karena ikut basah sebelumnya.

.

Naruto mengamati dada besar milik Rias dengan puting berwarna merah muda yang sudah mencuat menantang, dia langsung menenggelamkan wajahnya di tengah kedua gunung tersebut dan menghirup aroma yang menguar dari tubuh Rias.

.

"Heunghhhh..ahhhh" erangan Rias kian terdengar begitu Naruto sedang bermain dengan dadanya, jilatan lalu remasan yang pria tersebut lakukan di payudara montok Rias kian membuat wanita itu merasakan nikmat sekaligus rasa geli.

Setelah selesai menjilati seluruh permukaan payudara sebelah kiri kini dia memasukkan puting milik Rias ke dalam mulutnya, dia mengisap puting tersebut seolah-olah akan mengeluarkan susu dan tangan kanannya juga tidak membiarkan payudara yang satunya menganggur begitu saja.

Rias yang mendapat rangsangan di kedua payudaranya kian menggeliat dan mendesah keenakan.

Puas dengan payudara sebelah kiri kini Naruto beralih dan mencaplok yang sebelah kanan dan melakukan hal yang sama dengan apa yang dia lakukan sebelumnya.

.

.

Setelah puas bermain dengan kedua payudara Rias, Naruto kini dalam posisi duduk sedang mencoba melepas celana yang dikenakan Rias.

Wanita tersebut mengangkat pinggulnya dan memudahkan kegiatan Naruto, tanpa kesusahan kini celana tersebut akhirnya terlepas dan mengekspos bagian bawah dari Rias yang langsung dihalangi oleh wanita tersebut karena merasa malu.

"Jangan ditatap begitu, aku malu" Rias berbicara pelan sambil matanya melihat ke arah lain. Naruto meraih tangan tersebut dan menaruhnya di sisi badan dari Rias.

Namikaze muda itu mencoba meregangkan kaki Rias supaya mempermudah akses bagi dirinya, dia menciumi paha bagian dalam Rias sebelum akhirnya menuju tujuan berikutnya.

Naruto menggoda bibir kewanitaan Rias yang membuat wanita tersebut mencoba menjepit kepalanya namun dia menahan pergerakan Rias tersebut. Lalu dengan pelan dia menjulurkan lidahnya dan bermain di area tersebut yang sukses membuat Rias merem melek menikmati perlakuan Naruto.

Setelah agak basah kini Naruto mencoba memasukan satu jari tangannya kedalam lubang kenikmatan tersebut. Gerakan maju mundur dari jari Naruto ditambah dengan jilatan lidah dari pria tersebut membuat pinggul Rias tidak mau diam.

Naruto menambah satu jarinya yang dia gunakan untuk merangsang Rias, "aahhh Naru" racau Rias begitu merasakan permainan jari dari Naruto, dia meremas rambut pria tersebut sebagai cara untuk melampiaskan kenikmatan yang dia rasakan. Makin lama makin bertambah cepat juga gerakan in out dari jadi Naruto yang membuat merengek kian keras hingga akhirnya sebuah jeritan panjang dikeluarkan oleh Rias "Kyaaaaahhhhh" berbarengan dengan semprotan cairan berwarna bening dari lubang kenikmatan miliknya. "Heungh... Ahh..." kakinya kejang beberapa kali setelah pelepasan barusan, matanya terpejam dengan nafas terengah-engah seperti habis ikut lari maraton.

Naruto menarik keluar jarinya dan langsung menghisap dada Rias yang sedang kelelahan, setelah mengatur nafasnya Rias kembali membuka mata dan melirik ke arah Naruto yang tengah menempel di dadanya seperti bayi yang menyusu. Dia mengelus kepala kuning tersebut sebelum akhirnya mencoba untuk duduk setelah Naruto melepaskan hisapan di dada besarnya.

.

"Sekarang giliranku" ucap Rias dan langsung melepaskan jubah mandi yang masih Naruto kenakan.

Rias sempat terpaku melihat proporsi tubuh Naruto, dengan bahu yang lebar dan kokoh ditambah dada bidang berotot yang jika melihat Naruto berpakaian saja sudah tampak gagah apalagi melihatnya langsung tanpa berpakaian cukup membuat Rias semakin panas.

Dia menciumi leher dan dada Naruto seperti apa yang dilakukan oleh pria tersebut, dan hanya pria itu hanya membiarkan Rias menyentuhnya sesuka hati karena saat ini tubuhnya adalah milik wanita merah tersebut. Rias meninggalkan kiss mark di beberapa titik dada dan leher Naruto.

"Hum ?" Naruto menaikan sebelah alisnya tanda bertanya.

"Itu sebagai tanda bahwa kau adalah milikku dan bukannya Shion" tegas Rias, well sepertinya dengan sedikit dorongan dari alkohol membuatnya lebih berani dan Naruto menyukai itu.

"Tentu saja, aku adalah pria milikmu jadi silahkan lakukan sesukamu" Naruto merentangkan kedua tangan seolah memberikan bagi Rias akses untuk menjamah tubuhnya.

.

Setelah Naruto berkata seperti itu Rias langsung kembali menciumi tubuh pria tersebut, Rias juga merangsang puting dari Naruto yang membuat dia meringis "Sesshhhhh". "Bagaimana rasanya hm ?, bukankah kau tadi juga melakukan hal yang sama padaku ?" Rias nampak mengejek Naruto karena mendengar erangan nikmat dari pria tersebut, "kau pendendam rupanya, Rias-chan".

Seolah tak peduli kini Rias turun untuk menciumi otot perut Naruto, dia mengecup semuanya satu persatu dan setelah itu mengelusnya pelan, "Apa ini masih sakit ?" Rias menanyakan keadaan perut Naruto yang sebelumnya dia pukul, dan sebagai jawaban Naruto menggeleng pelan.

Kini perhatian Rias tertuju pada tubuh bagian bawah Naruto yang masih tertutup karena ikatan jubah di pinggangnya belum terlepas, soalnya Rias berfokus bermain dengan tubuh bagian atas Naruto.

Dia terlihat sedikit ragu untuk membuka bagian tersebut karena ini adalah pertama kalinya dia akan melihat bagian vital dari seorang laki-laki dewasa, walaupun dia sudah pernah melihatnya namun itu adalah milik Millicas keponakannya saat sedang dia mandikan dan itu jelas sangat berbeda jika dibandingkan dengan milik orang dewasa.

Naruto yang melihat sedikit gurat keraguan di mata Rias langsung mencoba duduk dan menuntun salah satu tangan Rias menuju barang miliknya, "bukankah aku adalah milikmu ?, jadi tenang saja dan jangan ragu" bisik Naruto sebelum kembali telentang.

Tangan Rias yang kini sudah berada di atas gundukan tersebut mulai bergerak dengan gerakan seperti mengelus sedangkan Naruto mencoba membuka simpul tali jubah mandi yang berada di pinggangnya, begitu terlepas dia kembali memposisikan tangan di bawah kepala, "Bukalah.." ujar Naruto memberikan petunjuk bagi Rias.

Walaupun dengan tangan agak bergetar Rias meraih salah satu ujung jubah tersebut dan menyingkapkannya. Sontak wajah Rias memerah begitu melihat bagian vital dari Naruto yang menurutnya cukup besar.

Meneguk ludah beberapa kali sebelum dia memberanikan diri memegangnya secara langsung, dan kesan pertamanya Rias adalah benda tersebut sudah keras dan kaku. "Rias-chan bisa kau genggam dan coba gerakan seperti ini..." Naruto lagi-lagi memberi tahu Rias apa yang harus dia lakukan.

.

Rias menggenggamnya namun tangannya tidak mampu untuk menggenggam seluruhnya karena ukuran milik Naruto cukup besar ditambah lumayan panjang juga.

Walaupun dengan gerakan yang terlihat amatir Rias mencoba memaju mundurkan tangannya yang cukup untuk membuat Naruto mendesis keenakan, "Ohhhh ya itu enak, lanjukan".

Mendengar hal tersebut seolah memberikan kepercayaan diri bagi Rias untuk bisa memuaskan Naruto, kini dia mencoba mempercepat kocokannya di batang besar tersebut, "kau hebat sayang...arghh" desah Naruto.

Namun entah mendapat keberanian dari mana Rias mendekatkan wajahnya ke arah batang Naruto lalu dengan cepat memasukannya ke dalam mulut, sontak Naruto yang tiba-tiba merasakan hal tersebut membuka mata dan melihat Rias yang sedang mencoba mengulum miliknya walaupun agak kesusahan karena ukuran milik Naruto.

Karena ini merupakan pengalaman pertama Rias jadi dia melakukannya semaksimal apa yang dia bisa lakukan walaupun terkesan tidak beraturan tapi Naruto menikmatinya. Setelah jilatan demi jilatan dan kuluman yang dilakukan Rias pada barang milik Naruto kini dia merasakan benda tersebut kian panas dan agak berdenyut namun kegiatannya tersebut harus terhenti karena Naruto berganti posisi menjadi duduk.

"Sudahlah, sekarang mari kita lanjutkan menuju menu yang utama" ucap Naruto namun alasan sebelumnya adalah dia tidak ingin keluar dulu sebelum melakukan hal 'itu'.

Dia menidurkan posisi Rias hingga telentan namun sebelum itu dia menaruh sebuah bantal di bawah pinggul Rias, lalu Naruto kembali melumat bibir wanita tersebut sambil tangannya memegang senjata tumpul kebanggaannya untuk digesekkan di gerbang kenikmatan milik Rias.

Setelah agak basah Naruto menyudahi ciumannya dengan Rias dan mencoba untuk fokus pada langkah selanjutnya, "Tolong pelan-pelan, ini pertama kalinya bagiku" pinta Rias.

"Tenang saja ini tidak akan sakit" Naruto tersenyum dan mengecup singkat wanita tersebut sebelum kembali berfokus pada tujuan utamanya

.

.

Naruto mencoba mendorong masuk namun sepertinya itu agak sulit karena milik Rias seolah-olah mendorong miliknya untuk menjauh, namun tak kehabisan akan kini Naruto memegang batang miliknya dan demi bisa masuk. Sedikit demi sedikit Naruto bisa memasukinya namun dia sebenarnya bisa saja langsung menerobos dengan paksa tapi dia tidak tega melihat Rias kesakitan nanti makanya Naruto lebih melakukannya dengan sabar demi sedikit mengurangi rasa sakit.

Kini sudah setengah bagian dari Naruto berhasil masuk dan Rias hanya mengerang kecil mungkin menahan sakit, namun seperti ada selaput tipis yang menghalangi pergerakan penetrasi Naruto.

Dia sedikit memundurkan pinggulnya lalu dengan cepat dia hentakan sehingga kini seluruh batangnya sudah tertanam di tubuh Rias.

Rias kaget karena merasakan sakit yang berasal dari bagian bawahnya langsung menjerit tapi bisa di redam oleh Naruto dengan cara menciumnya. Rasa sakit yang belum kunjung hilang itu membuat Rias menjambak rambut Naruto dan mencakar punggung dari pria tersebut diikuti dengan lelehan air mata yang keluar dari sudut matanya.

Naruto membiarkan Rias yang sedang menjambak dan mencakar punggungnya karena rasa sakit yang dia rasakan tidak sebanding dengan apa yang dirasakan sang wanita. Dia mencoba merangsang Rias untuk sedikit melupakan rasa sakit tersebut dengan meremas dadanya dan menciumi gadis tersebut. Wanita itu terisak pelan karena masih merasakan sakit walaupun sudah tidak sehebat tadi, Naruto dengan mebut menyeka air matanya dan menciumi wajah Rias dengan penuh perasaan mulai dari kening lalu kedua mata secara bergantian, pipi, puncak hidung dan dagu juga tak luput dari kecupan Naruto.

.

"Apa masih sakit ?, maaf tadi aku tak bilang lebih dulu" Naruto menampilkan ekspresi menyesal atas apa yang sudah dia lakukan.

"Tak apa, rasa sakitnya hampir hilang" Rias tersenyum manis berusaha menghilangkan rasa bersalah dari diri Naruto.

"Kau bisa bergerak sekarang, Naru" Rias bersuara pelan memberitahu bahwa dia sudah siap.

"Nanti kalau masih terasa sakit bilang saja ya ?" dan diangguki oleh Rias.

Naruto mencoba bergerak dengan gerakan pelan karena pasti Rias masih merasakan sakit, dia melirik kearah bawah dimana miliknya sedang melakukan gerakan in out secara pelan dan teratur juga dia melihat seperti ada lelehan noda darah dari sana.

.

.

"Naru... Ahhhh, lebih cepat" Rias seperti sudah mulai merasakan nikmat dan tak lagi merasakan sakit.

"Sseeeesshhhh ya begitu Sayang" kini setelah Naruto menaikan tempo dari genjotannya Rias mulai meracaw.

"Aishhh Rias-chan, di dalammu nikmat sekali dan sempit" kini Naruto yang mendesah karena merasakan tiap kali dia menarik batangnya seolah-olah dinding vagina Rias tidak membiarkan batang Naruto keluar dan menariknya kembali ke dalam.

Melihat dada besar Rias memantul-mantul membuat Naruto gemas dan langsung meremas dan menghisap dada Rias. Mendapat dua rangsangan di tempat yang berbeda membuat Rias kian mendesah kencang, "Ahhhh Naru, ini luar biasa eemmmm" dia menggigit bibir bawahnya mencoba menahan suara desahannya.

"Jangan di tahan Sayang, keluarkan saja semuanya" ucap Naruto di sela kulumannya pada dada Rias. Sepertinya pria pirang itu cukup maniak pada dada itu terbukti dari tadi dia tidak pernah lepas dari gunung milik Rias.

.

Naruto merasakan vagina Rias kian erat meremas batangnya dan sedikit berdenyut, Naruto yang merasakan itu mempercepat gerakan in out nya di vagina Rias.

"Naruh... Naruuuuuhhhh, sedikit lagi itu ahhh itu..." Rias merengek merasakan sensasi seperti sebelumnya dimana dia dibuat keluar oleh jadi Naruto.

Rangsangan yang Naruto berikan kian gencar menggempur kewanitaan Rias hingga, "Kyaaaaa ahhhhhhh" lenguhan panjang dari Rias menandakan bahwa dia sudah keluar.

Ini adalah kedua kalinya Rias mencapai orgasme dan Naruto belum sekalipun, tanpa menunggu lebih lama Naruto melepaskan penyatuan mereka lalu membalik posisi tubuh Rias hingga kini dia dalam posisi telungkup.

"Naru ahh... mau apa ?" Rias melirik Naruto yang sudah bersiap dari belakang, "tentu saja untuk ronde berikutnya, apa kau lupa kalau aku belum keluar sama sekali ?" dia memainkan buah pantat Rias.

"Aku lelah Naru, istirahat sebentar ya ?" Rias merengek pada Naruto.

"Hmmm ?" Naruto berpose seolah sedang berpikir.

"Tidak, aku mau sekarang jadi bersiaplah..." Naruto meraih pinggul Rias dan mengangkatnya, lalu dengan cepat Naruto melesakkan batang besar miliknya untuk segera terbenam di kemaluan Rias.

"Kyaaaaa" Rias mengerang, lalu setelah itu Naruto langsung menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan tempo sedang.

Rias yang kelelahan pun hanya bisa mendesah menikmati goyangan dari Naruto, pria itu meraih kedua tangan Rias dan menariknya sehingga tubuh Rias terangkat. Dada Rias memantul menggantung dan memantul secara liar karena gerakan dari Naruto.

Naruto merunduk dan untuk bisa menggapai dada Rias dan dia sekarang merubah posisi jika sebelumnya melakukan doggy style kini dia membuat badan mereka berdua setengah berdiri dengan bertumpu pada lutut. Dalam posisi tersebut Naruto dan Rias bisa saling berciuman.

Setelah beberapa menit dalam posisi tersebut Naruto merasa seperti akan segera keluar begitupun dengan Rias yang bagian dalam kewanitaannya kembali berdenyut.

Dia kembali memposisikan tubuh Rias seperti tadi yaitu menungging, dengan cepat Naruto menaikan ritme goyangannya karena merasa akan segera menggapai puncak.

"Naru... Aku akan keluar lagi ahhhh" Rias kian merasakan bahwa sebentar lagi dia akan meledak begitupun dengan Naruto, dia mempercepat gerakan pinggulnya hingga "Arrrghhhh Rias aku akan keluar".

"Kyaaahhhhh/Ohhhh.. shit" Rias keluar lebih dulu sebelum akhirnya Naruto mencabut batangnya dan menumpahkan cairan putih di bokong montok Rias dan ada sebagian yang tumpah di punggung wanita tersebut.

Rias langsung tumbang dalam posisi telungkup dengan nafas terengah-engah dan mengalami sedikit kejang di kakinya karena kelelahan. Naruto jatuh terduduk di atas kasur sambil mengatur nafasnya.

.

.

Setelah nafasnya mulai kembali normal Naruto bergerak ke samping Rias yang sepertinya sedang tertidur, dia mengelus sayang rambut merah wanita tersebut yang kini terlihat acak-acakan.

"Sudah tidur ?" bisik Naruto pelan.

Mata Rias terbuka perlahan, "Aku lelah Naru" wanita itu menjawab dengan suara serak dan pelan mungkin efek terlalu banyak mendesah saat mereka bercinta. Naruto membalikkan tubuh Rias dan merubah posisinya menjadi telentang, dia menggeser kepala wanita cantik itu untuk tidur diatas lengan Naruto sebagai bantalnya.

Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua, "tidurlah, selamat malam" Naruto mengecup kening Rias dan membuat wanita tersebut tersenyum dalam tidurnya. Namun karena masih belum mengantuk Naruto hanya memperhatikan wajah Rias yang tengah tertidur. "Bahkan ketika tertidur pun wajahmu sangat cantik".

Sebenarnya Naruto masih sanggup untuk bermain beberapa ronde lagi bersama Rias itu terbukti dari dirinya yang masih tegang di bawah sana namun dia tidak mau jika harus memaksa Rias untuk melakukannya lagi mengingat itu adalah pengalaman pertama dari wanita tersebut. Dia mencoba memejamkan mata untuk segera memasuki alam mimpi sama seperti apa yang Rias lakukan.

.

.

Lemon End

.

Hujan salju yang terjadi di luar terus berlangsung sepanjang malam dan baru berhenti ketika menjelang pagi.

.

Tak terasa kini jam sudah menunjukkan pukul 7:20, baik Naruto maupun Rias belum menunjukkan tanda-tanda untuk segera bangun dan malah tampak semakin nyaman bergelung di balik selimut sambil saling berpelukan.

Hingga sepuluh menit kemudian terdengar suara ringtone telepon seluler dari salah satu diantara Naruto dan Rias. Karena merasa terganggu tangan Rias bergerak mencari di mana letak ponsel yang berdering tersebut hingga dia menemukannya. Tanpa peduli itu milik siapa atau melihat siapa yang menelfon Rias langsung menjawab panggilan tersebut.

"Haloooo" ucap Rias pelan.

"Bukankah ini nomor Naruto ?" terdengar suara seorang wanita yang menelfon.

"Sebentar, aku akan memberikan padanya," Rias membuka sedikit matanya dan mencoba membangunkan Naruto.

"Naru... bangun, ini ada telfon" wanita itu menepuk-nepuk pelan pipi pria disampingnya hingga akhirnya pria itu bangun.

"Ini ada telfon masuk, aku mau lanjut tidur" Rias lanjut bergelung setelah menyerahkan ponsel tersebut.

Naruto menerima ponselnya dari Rias dan tanpa melihat nama siapa yang tercantum di sana langsung menempelkan ponsel di telinganya, "Halo... Siapa ?" tanya Naruto seakan tidak minat.

"Kau sedang di mana ?".

"Di hotel, kenapa memangnya ?" Naruto kembali mengajukan pertanyaan.

"Ohhh begitu ya, yasudah lanjutkan" dengan cepat panggilan tersebut diakhiri.

Naruto yang cukup kebingungan tidak mau ambil pusing dan menaruh ponselnya asal lalu memeluk Rias demi merasakan kehangatan dari wanita tersebut.

Sekitar setengah jam kemudian akhirnya Rias mulai terbangun karena merasa sedikit lapar, bagaimanapun juga dia dan Naruto tidak memakan apapun dari kemarin selain meminum anggur.

Rias mengelus tangan Naruto yang sedang memeluk perutnya, "Naruuuuuu, aku lapar... beli makan" rengek Rias.

Mendengar rengekan Rias akhirnya Naruto juga ikut bangun dari tidurnya lalu meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku.

"Lapar ?, Ok kita pesan nanti sekaligus meminta pakaian kita yang sudah di laundry" Naruto mendudukan dirinya di kasur dan mengambil jubah mandi yang semalam lalu mengenakannya.

"Kenapa belum bangun ?" tanya Naruto yang melihat Rias masih berbaring di tempat tidur.

"Kakiku lemas, pinggulku juga sakit" lirih Rias.

Naruto yang mengerti hanya mengangguk faham, "kalau begitu aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi supaya nanti agak mendingan" Naruto beranjak menuju kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk Rias.

Sekembalinya dari kamar mandi dia langsung berjalan menuju Rias, Naruto menyingkap selimut yang menutupi tubuh wanita tersebut. Dan terpampang lah lekuk tubuh indah Rias yang memiliki beberapa bercak merah di dadanya juga jangan lupakan noda merah di selangkangannya tanda dia baru saja kehilangan kegadisannya.

Mencoba mengusir pikiran mesum yang lewat di otaknya karena saat ini dia tidak boleh sampai menyerang Rias karena wanita tersebut masih kesakitan setelah pergumulan mereka tadi malam.

.

Naruto mengangkat tubuh Rias dengan hati-hati dan membawanya dengan pose bridal style menuju kamar mandi.

Sesampainya di sana, Naruto menurunkan Rias di bathtub yang sudah terisi dengan air hangat. Begitu bersentuhan dengan air tersebut Rias merasakan ototnya sebelumnya tegang mulai mengendur dan rileks.

Lalu Naruto menyodorkan sebuah sikat gigi yang sudah terdapat pasta gigi untuk Rias membersihkan mulutnya, dan Naruto juga melakukan hal yang sama dengan Rias yaitu menyikat gigi.

"Nanti mau makan di kamar atau kita turun dan mencari restoran ?" tanya Naruto yang sudah selesai menyikat gigi.

"Makan di kamar saja" jawab Rias atas pertanyaan Naruto barusan.

"Baiklah..." dan terdengar suara ketukan pintu, "sepertinya itu orang yang mengantarkan baju kita", Naruto pergi untuk melihat apakah benar itu orang yang mengantarkan baju mereka yang sudah di cuci.

.

Begitu membuka pintu dan ternyata benar saja itu adalah pakaian Naruto dan Rias yang sudah bersih dan kering, sebenarnya kemarin pun sudah bisa diambil hanya saja tidak Naruto lakukan karena mau pulang pun sedang turun salju. Sesudah menerima kantong pakaian tersebut dan memberikan uang tip Naruto kembali ke kamar mandi dan menaruh bajunya di atas kasur.

.

Dia kembali memasuki kamar mandi dan tanpa rasa malu langsung melepas jubah mandi yang dia kenakan sehingga kini Naruto telanjang.

Rias memalingkan muka dari tubuh shirtless Naruto, walaupun dia sedikit melirik Naruto lewat ekor matanya. Pandangannya tertuju pada benda yang menggantung diantara kedua kaki Naruto, pantas saja Rias kesakitan karena tidak dalam keadaan bangun pun ukurannya sudah besar.

Tak mau berpikir mesum Rias menggelengkan kepala lalu kembali menikmati air hangatnya, dia memejamkan mata karena merasa nyaman. Tapi Rias merasak seperti ada tangan yang sedang menyentuh kepalanya dan begitu membuka mata benar saja rupanya Naruto sedang memakaikan shampo padanya.

Menerima perlakuan dari Naruto, Rias hanya diam menikmatinya. Rupanya tangan itu dengan telaten mengaplikasikan shampo pada seluruh merahnya yang bisa dikatakan cukup panjang yaitu sampai melebihi pinggang. Lalu pijatan-pijatan lembut juga Rias rasakan di kulit kepalanya. Begitu selesai Naruto langsung membilasnya.

.

"Apa sudah selesai mandinya ?" tanya Naruto yang sekarang sedang mengeringkan rambut kuningnya, Rias mengangguk mengiyakan.

"Mau kubantu lagi ?, Atau sedang agak mendingan ?".

"Bantu" Rias menjulurkan tangan dan dengan senang hari diterima oleh Naruto.

Naruto melilitkan handuk di tubuh Rias dan langsung membawa wanita itu dari kamar mandi. Mereka kini sedang memakai pakaian masing-masing walaupun Rias sedikit kesulitan mengenakan celana panjangnya karena masih merasakan sakit di selangkangannya.

Begitu selesai berpakaian Naruto langsung menghubungi pihak hotel dan meminta sarapan mereka untuk segera diantar ke kamar. Tak berselang lama akhirnya sampai juga. Pesanan Naruto berupa mashed potato, grilled sausage, and chicken soup cream masing-masing dua porsi.

.

.

Naruto dan Rias kini sedang menikmati sarapan mereka dengan pemandangan laut dan warna putih salju cukup mendominasi lokasi tersebut walaupun jalanan sudah bisa dilalui oleh kendaraan karena salju yang menutupi jalanan sudah dibersihkan.

Ruas sepertinya memang sedang kelaparan itu terbukti dari makannya yang cukup cepat bila dibandingkan dengan Naruto.

"Pelan-pelan, nanti tersedak" Naruto mengambil sebuah serbet lalu mengelap sudut bibir Rias yang agak belepotan. Rias hanya tersenyum kikuk.

"Habis ini kita akan pulang ?" tanya Rias.

"Begitulah, soalnya kalau mau main salju baju kita terlalu tipis untuk itu" jelas Naruto.

"Benar juga" Rias mengangguk setuju, untuk berkeliaran di daerah bersalju bisa dibilang baju mereka tidak akan bisa menahan rasa dingin karena Rias hanya mengenakan baju kerjanya sementara Naruto juga mengenakan baju yang tidak terlalu tebal.

"Sudahlah habiskan makanannya dulu" ujar Naruto.

Lalu mereka berdua kembali melanjutkan sarapan paginya walaupun sedikit telat, sambil menikmati pemandangan yang tersaji dari lantai 5 hotel tersebut.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

Akhirnya selesai juga chapter ini.

Kemaren yang minta lemon tuh udah kan, sudah asem belum ? Atau masih kurang asem lemonnya ?

Pertama kali nulis lemon dan yaaaaaa gtulah mohon maaf bila masih kurang

.

Silahkan komen dan kritiknya, itupun kalo berkenan ya.

Ok... Bye bye di chapter berikutnya, Ciao !