Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Pair : Naruto x Rias
Rate : M ( biar aman )
Warning : Typo bertebaran
.
.
Secara bersamaan juga butiran salju turun di wilayah tersebut seolah memberikan selamat setelah Naruto dan Rias mengatakan ikrar mereka.
Di tempat yang sama beberapa tahun yang lalu keduanya pertama kali menyatakan perasaan masing-masing dan kini di tempat tersebut pula mereka kembali menyatakan rasa cinta mereka.
Naruto menundukkan kepala sementara Rias mendongak ke arah Naruto sehingga membuat keduanya dapat saling menyatukan bibir dan melimpahkan semua rasa rindu, bahagia, senang. Keduanya saling mengecap dengan ditemani butiran salju yang turun diantara mereka.
.
Setelah beberapa saat berciuman kini mereka memisahkan diri.
Baik Naruto maupun Rias masih terdiam dengan wajah yang merah merona.
"Rias... bagaimana kalau kita pulang sekarang ?, hujan saljunya makin lebat"
Sebagai jawaban Rias hanya mengangguk lalu setelah itu Naruto menggandeng tangan wanita merah tersebut untuk meninggalkan taman dan pulang.
Cukup cepat bagi Naruto memacu mobil sport kesayangannya itu, tentu saja karena salju yang turun kian lebat akan membuatnya kesusahan dan terjebak jika tidak cepat-cepat.
.
.
Butuh waktu hampir setengah jam bagi mereka berdua untuk sampai di apartemen Rias. Kini keduanya sudah berada di dalam unit apartemen tersebut.
.
"Hujan saljunya makin lebat, bagaimana kalau menginap saja ?" tanya Rias setelah dia mengintip ke arah jendela.
Mendengar ucapan dari Rias yang lebih seperti sebuah permintaan baginya membuat Naruto tersenyum, sebenarnya dia juga memang tidak berniat pulang cepat-cepat karena selain sikon yang tidak memungkinkan dia juga masih ingin menghabiskan waktu bersama wanitanya itu.
"Baiklah, lagipula aku masih ingin bersamamu" ucap Naruto sambil mencolek batang hidung Rias.
"Aku buatkan minuman panas dulu kalau begitu, mau teh atau coklat ?" Rias bertanya sambil melangkah menuju dapur.
"Apa saja boleh" jawab Naruto, pria pirang itu mendudukkan diri di sofa yang menghadap ke arah televisi dan menghidupkannya.
.
.
Rias yang kini berada di dapur sedang membuatkan minuman mencoba melirik ke arah Naruto yang kini sedang duduk sambil menonton acara tv.
Tangan Rias menyentuh bandul kalung yang tadi diberikan Naruto, ahhh dia jadi malu-malu sendiri begitu mengingat saat pria itu memasangkan kalungnya, ditengah imajinasinya yang melayang entah kemana dia terpaksa kembali ke kenyataan saat merasakan pelukan seseorang di perutnya.
"Apa minumannya masih lama ?" tanya Naruto pelan sambil menaruh dagunya di bahu Rias yang otomatis membuat pria itu harus sedikit membungkuk karena perbedaan postur keduanya.
Rias mengelus pipi Naruto dengan sebelah tangan, "sabar sebentar sayang, ini hampir beres". Lalu dia melanjutkan kegiatannya sambil ditemani oleh Naruto yang masih menempel padanya.
.
.
"Sudah selesai, ayo kita bawa ke sana !" seru Rias yang sebelumnya sudah melepaskan kekangan Naruto.
Naruto dan Rias kembali menuju sofa dimana mereka bisa duduk berdampingan sambil menonton.
Tak terasa waktu berjalan saat mereka menonton acara tersebut hingga kini jam dinding menunjukkan hampir tengah malam, menyadari hal tersebut Naruto menyuruh Rias untuk segera masuk ke kamar.
"Sudah tengah malam, lebih baik kau segera tidur" pinta Naruto.
Rias melirik ke arah jam, "baiklah..." walaupun terlihat tak ikhlas dia pada akhirnya tetap beranjak ke arah kamar.
.
.
Sepeninggal wanita itu Naruto mencoba membereskan meja dan sofa dari beberapa makanan yang tadi dia makan dengan Rias dan tak lupa juga menaruh gelas yang sudah dipakai ke dapur dan sekaligus mencucinya.
Saat kembali dari arah dapur dia melihat wanita yang tadi masuk ke kamar justru kini sedang duduk di sofa dengan mengganti pakaiannya menggunakan baju tidur.
.
"Kenapa keluar lagi ?" tanya Naruto sambil berjalan mendekat.
"Emmm... ano- itu hmmm bagaimana kalau kau juga tidur di kamar denganku ?" jawab Rias dengan nada agak malu-malu.
Melihat Rias yang malu-malu begitu membuat Naruto harus menahan tawa pasalnya Rias cukup galak walaupun banyak sisi manisnya si, dan melihat wanita itu malu-malu cukup jarang dan malah menambah kecantikannya menurut Naruto.
"Alasannya ?, apa kau ketagihan ya tidur dengan memelukku ?" goda Naruto sambil mencoba menanyakan alasan dari kekasihnya itu.
"Jangan kegeeran dulu, aku hanya kasihan padamu jika tidur di sofa apalagi udara juga sangat dingin" elak Rias dari tuduhan Naruto.
"Begitu ya... cukup masuk akal" dia mengangguk mengerti walaupun terlihat raut wajah jahil disana.
"Aku hanya kasihan saja, jadi kau harus berterima kasih padaku !" lagi-lagi Rias mencoba menegaskan alasannya dengan wajah seperti dibuat-buat serius.
.
.
"Kyaaaaa !?" Rias sedikit menjerit.
"Ok... kalau begitu mari kita ke kamar," rupanya penyebab jeritan Rias tadi adalah karena Naruto yang tiba-tiba mengangkat tubuhnya sehingga kini dia berada dalam pangkuan pria tersebut.
Bagaikan pengantin baru Naruto dengan cepat membawa wanita itu masuk ke kamar dan segera membaringkannya di tempat tidur. "Tunggu sebentar, aku mau ke kamar mandi dulu" ucap Naruto setelah dia membaringkan Rias.
.
Dengan Rias kini dia sedang membenamkan wajahnya sendiri di bantal karena malu, bagaimana dia bisa jadi pemalu seperti tadi ishhh itu sangat memalukan baginya. Dia lalu membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut seperti orang yang bersembunyi.
"Kenapa aku mudah sekali luluh didepannya, arrgghhhh ini memalukan" gumam Rias pada dirinya sendiri.
.
Naruto kini sudah selesai dari kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi, dan kini dia hanya mengenakan celana pendek selutut dan kaos oblong berwarna putih.
Begitu melihat ke arah ranjang dia menemukan sebuah gundukan besar berbalutkan selimut.
"Aku selalu bingung padahal dia adalah tipe orang yang galak tapi justru punya sifat malu-malu seperti itu membuatku kian gemas dan jatuh cinta padanya" dia menghela nafas sambil berkacak pinggang.
Dia mendekati ranjang lalu naik ke atasnya, "Hey... kalau kau mengenakan semua selimutnya seperti itu bukankah sama saja dengan aku tidur di kursi ?" tanya Naruto yang kini sudah berbaring menghadap kearah gulungan besar tersebut.
.
Melihat Rias yang masih tidak bergeming membuat Naruto gemas sendiri, maka dari itu dia mencoba meraih selimut tersebut dan menariknya pelan tanpa ada perlawanan dari Rias yang seperti membiarkan Naruto berbuat semaunya.
Akhirnya terbuka juga gulungan selimut tersebut yang membuat Rias dan Naruto berhadapan langsung.
"Sifat malu-malumu itu membuatku lapar" bisik Naruto pelan yang masih bisa didengar jelas oleh Rias.
"Bukankah kau sudah makan tadi ?".
"Bukan lapar yang seperti itu, tapi yang seperti ini..." dengan cepat Naruto menempelkan bibirnya dengan bibir lembut Rias.
Terbawa dengan ritme yang pria itu lakukan akhirnya membuat Rias juga tak mau kalah dan ikut membalas ciuman Naruto sehingga mereka saling mengecap bibir satu sama lain.
Karena kebutuhan oksigen yang cukup mendesak akhirnya terpaksa Rias harus mengakhiri ciuman mereka namun saat baru saja bisa menghirup udara dia sudah dibawa kembali berciuman oleh Naruto, cukup kesal dengan perlakuan pacar pirangnya itu membuat Rias mendorong dada Naruto sehingga kini dia dalam posisi telentang.
Melihat Rias yang cukup agresif membuat Naruto bersorak gembira dalam hati apalagi sepertinya wanitanya itu mencoba untuk mendominasi dirinya.
Tangan dari Rias terlihat cukup aktif kali ini dengan mengusap rambut pirang jabrik Naruto, selain itu dia juga merambah ke area lain seperti membelai otot perut pria tersebut berbanding terbalik dengan si wanita yang cukup agresif Naruto justru lebih bermain pasif kali ini, dia hanya memeluk pinggang ramping Rias.
.
.
Setelah bergumul dengan cukup intens, Rias menyudahi ciumannya lagi.
"Kau agresif sekali sayang, tapi aku suka itu" goda Naruto pada wanita yang sedang berada di atasnya atau lebih tepatnya sedang menduduki perut Naruto.
Rias meniup anak rambut yang menghalangi pandangan, "ini sebagai upaya balas dendam untuk yang kemarin".
"Memangnya apa yang kulakukan padamu sehingga kau ingin balas dendam ?" tanya Naruto dengan nada yang dibuat-buat seperti mengejek.
"Menurutmu apa lagi hah ?" Rias dengan berani langsung menggenggam area selangkangan Naruto, well dia cukup terkejut pasalnya walaupun belum mengeras tapi gundukan dibawah sana sudah cukup besar.
"Kalau begitu lakukanlah jika memang bisa, tapi jangan salahkan aku jika kau kekurangan tidur besok" tantang Naruto yang kini menyilangkan tangan di belakang kepala.
.
.
Mendapat tantangan langsung dari Naruto membuat Rias yang pada dasarnya cukup gampang emosian seakan tersulut harga dirinya.
Dia turun dari perut Naruto dan kini wajahnya berada dekat selangkangan pria tersebut, lalu Rias menarik celana pendek bergambar Spongebob itu sehingga area tersebut hanya dilapisi celana dalam berwarna abu-abu saja yang dengan cepat juga dibuka oleh Rias.
Kini terpampanglah naruto junior yang masih tertidur tersebut.
"Jadi benda ini yang membuatku kelelahan waktu itu, akan kubalas hari ini" Rias dengan usil menyentil pelan kemaluan Naruto sehingga membuatnya meringis pelan.
.
Lalu dia meremasnya pelan dan mencoba memberikan rangsangan supaya benda tersebut dapat berdiri dan membesar secara optimal.
Setelah beberapa saat melakukan rangsangan, kocokan dan belaian akhirnya benda tersebut sudah berada dalam kondisi siap tempur, melihat hal itu membuat Rias menyungging senyum senang karena berhasil membangunkan monster kecil tersebut.
Selanjutnya yang Rias lakukan adalah menjilati batang kemaluan Naruto dan sesekali melakukan kuluman yang membuat si pirang mendapat kenikmatan walaupun beberapa kali harus mengenai gigi Rias tapi karena ini baru kali kedua wanita tersebut melakukannya maka masih bisa dimaklumi, tapi setidaknya sudah lebih baik dari saat pertama mereka melakukannya di hotel waktu itu.
"Uhhh... itu nikmat sekali Rias" lenguh Naruto karena merasa keenakan.
"Hati-hati dengan gigimu sayang, argghh" lagi-lagi terdengar suara erangan Naruto.
Setelah beberapa saat melakukan kocokan dan kuluman, Rias lalu membuka bajunya sendiri sehingga dia kini dia bertelanjang dada.
Payudaranya yang besar tersebut tak terhalangi oleh apapun lagi soalnya dari tadi dia tidak mengenakan bra, Naruto yang melihat itu mencoba menggapai benda favoritnya itu namun saat akan menyentuhnya tangan Rias sudah menangkap pergelangan tangan Naruto.
"Ini masih giliranku, jadi kau tidak boleh bermain dengannya dulu" ucap Rias disela aktivitasnya.
"Tapi aku ingin menyentuhnya !" balas Naruto yang posisinya kini setengah duduk dengan menggunakan siku sebagai penyangga tubuh.
"Nanti saja, mereka adalah milikmu dan kau bisa bermain dengannya sepuasmu nanti jadi untuk sekarang diamlah terlebih dahulu" setelah mengatakan hal itu dia mendorong dada Naruto sehingga membuatnya kembali berbaring.
.
Selesai membaringkan Naruto, Rias kembali melanjutkan kegiatannya tadi.
Kini dia mencoba merangsang Naruto dengan menjepit batang kemaluannya menggunakan dada. Cara yang Rias gunakan itu rupanya cukup efektif dengan Naruto yang kini kembali mengerang, tangannya yang tadi berdiam saja kini menemas sprei sebagai berikut pelampiasan.
Rangsangan yang Naruto rasakan kian intens dengan mengombinasikan kocokan menggunakan payudara dan kuluman sehingga beberapa saat kemudian membuat Naruto semakin dekat menuju puncak.
.
Merasakan batang kemaluan yang saat ini berada dalam mulutnya makin membesar dan berdenyut-denyut membuat Rias kian masif melakukan rangsangnya apalagi ditambah dari ekspresi Naruto yang seperti menahan sesuatu hingga akhirnya terdengar suara Naruto yang setengah berteriak, "Rias... aku keluar, ohhhhh".
Pinggul pria itu sedikit mengejang dengan dibarengi semprotan cairan kental yang langsung memenuhi mulut Rias, tanpa rasa jijik sedikitpun dia menelan cairan yang dikeluarkan Naruto tadi.
"Akhirnya aku bisa membuatmu keluar hanya dari permainan mulut" Rias tersenyum dengan bangga pada Naruto yang masih menikmati sensasi orgasmenya barusan.
"Itu curang, kau menggunakan dadamu jadi harusnya itu tidak di hitung" Naruto seakan tak terima.
"Hmm ?, tapi tetap saja aku membuatmu keluar iyakan ?" lagi-lagi Rias mengeluarkan ekspresi mengejek pada Naruto.
"Kalau begitu sekarang adalah giliranku untuk membuatmu merasa nikmat, bukan begitu ?".
"Hah ?".
Terjangan dari Naruto tersebut membuatnya berada di posisi atas, dan tanpa memberi jeda dia sudah langsung menciumi bibir Rias dan meremas kedua dada besar wanita tersebut.
"Ahhhh Naruuh, pelan-pelan shhaaah".
Naruto berpindah dari yang tadinya mencium Rias kini dia menjelajahi dada wanita tersebut mulai dari menjilati seluruh permukaan kulitnya sampai menyedot puting susu dari Rias seperti seorang bayi yang menyusu pada ibunya.
.
Dia melakukannya bergantian dari kiri dan kanan lalu tak lupa tangannya juga sudah mulai menjelajahi bagian bawah Rias.
Naruto memasukkan tangannya kedalam celana Rias dan memainkan area genital wanitanya, dia sudah mulai mencolok-colok lubang Rias dan sesekali mencubiti klitorisnya.
Diperlakukan seperti itu membuat Rias mendesah dan badannya tidak bisa diam. "Na-ruhhh, ini enak ouch ah.".
"Aku tidak tahu kalau kau sudah sebasah ini, rupanya kekasihku ini mesum sekali hehe" Naruto menggoda Rias yang kini sedang malu dengan menutup wajahnya menggunakan telapak tangan.
"Jangan tutupi wajahmu," ujar Naruto yang menurunkan kedua tangan Rias lalu mengecup bibir wanita itu.
Ditengah ciumannya tersebut Naruto menaikkan kecepatan dan menambah jari yang dia gunakan untuk merangsang Rias.
"Hemmmmmffff" erangan Rias terhalang karena terus dicumbu oleh Naruto, dan begitu merasakan permainan jari prianya kian cepat membuatnya makin kelojotan dan sepertinya sebentar lagi dia akan keluar.
Merasakan jarinya diremas oleh otot kemaluan Rias membuat Naruto mengerti kalau wanitanya tersebut sudah mendekati klimaks sehingga membuatnya kian cepat melakukan hal tersebut, gerakan in out dipadukan dengan gerakan seperti menggunting membuat Rias kian menggila.
Saat dirinya sebentar lagi akan klimaks sayangnya itu harus tertunda karena Naruto menghentikan kegiatannya.
"Kenapa berhenti ?" gejolak nafsu Rias yang menggebu-gebu melanda dirinya dan harus tertahan karena perlakuan Naruto.
"Tidak apa-apa, hanya tanganku sedikit pegal" alasan itu yang Naruto berikan, tapi sedetik kemudian dia melanjutkan aktivitasnya yang mungkin sengaja dia hentikan.
Namun lagi-lagi setelah hampir sampai Naruto menghentikan jarinya, dia melakukan itu sebanyak 3x dan sebanyak itu pula Rias seakan dipermainkan.
"Naru... kau jahat" suara lirih Rias karena terus gagal mendapatkan klimaksnya.
"Aku jahat ?, bukankah tadi kau bilang ingin balas dendam padaku ?" tahu dirinya sedang dipermainkan Rias meremas rambutnya sendiri.
"Memohonlah !, baru setelah itu aku akan membiarkanmu keluar" Naruto memberikan wanita itu syarat.
"Kau menyebalkan, baiklah tolong biarkan aku keluar !" pinta Rias dengan wajah sayu menggoda yang menurut Naruto sangat seksi.
"Aishhhh aku sudah tak tahan" Naruto langsung melepaskan baju yang dia kenakan sekalian dengan celana yang masih bertengger di pinggul Rias.
.
.
"Kita mulai, kalau sakit bilang saja" dia sudah mengarahkan kejantanannya di depan pintu kewanitaan Rias.
Dengan dorongan perlahan dia menguak area tersebut, untungnya karena dari tadi area tersebut sudah cukup basah membuatnya bisa melesakkan batangnya dengan lancar. Dan di sisi Rias saat ini wanita itu sedang menggigit bibir bawahnya sendiri merasakan penetrasi yang dilakukan Naruto.
Karena sudah kepalang nafsu Naruto mulai menggerakkan pinggulnya.
.
"Emmmm... ah naruuuuuhhhh, lebih cepat" Rias seakan tak sabaran.
Memenuhi permintaan wanita tersebut Naruto menaikkan kecepatannya dan sukses membuat erangan dan desahan terus terlontar dari bibir manis Rias.
Setelah beberapa menit dalam kondisi konvensional dan kecepatan yang tetap konstan dan stabil akhirnya dia merasakan remasan pada bagian bawahnya kian kuat sebagai pertanda wanita di bawahnya itu akan mencapai puncak kenikmatan sebentar lagi, Naruto mempercepat gerakannya sehingga membuat ranjang sedikit berderit karena permainan mereka berdua.
Beberapa saat dalam kecepatan cukup tinggi akhirnya terdengar suara jeritan cukup keras dikeluarkan oleh wanita seksi tersebut.
"Naruuuuuu aku keluarrrrr... kyaaahhhhh".
Sekujur tubuh Rias bergetar dengan bola mata yang seperti orang jungling dan mulut terbuka dengan nafas memburu seperti orang yang sudah melakukan sprint beberapa kilo meter.
Membiarkan wanitanya menikmati orgasme hebat tersebut Naruto hanya berdiam sejenak sambil mengamati raut wajah penuh kepuasan dari Rias, kemudian dia memainkan dada besar Rias dan menciuminya sehingga meninggalkan beberapa bercak kemerahan tanda kepemilikan dirinya atas wanita tersebut.
Setelah getaran yang Rias alami mereda, wanita itu menggerakkan tangannya untuk membelai dan memeluk kepala Naruto sehingga makin membuat kepala pirang itu kian tenggelam di dadanya.
.
"Apa tadi sangat nikmat ?" tanya Naruto disela-sela kegiatannya dengan kedua gunung milik Rias.
"Yeahhh..." suara Rias terdengar parau dan cukup pelan efek dari racauan dan desahan dirinya yang cukup keras tadi.
"Apa kita bisa segera ke ronde berikutnya ?".
"Hm... tapi sebelum itu bisakah aku minum dulu, tenggorokanku kering sekali" suara yang Rias keluarkan sebenarnya tidak terlalu jelas tapi Naruto masih bisa menangkap apa yang wanitanya mau.
"Baiklah, mari kita ke dapur" pria itu melingkarkan kedua kaki Rias di pinggangnya dan memegangi badan Rias, satu tangan di punggung dan satu lagi di bokongnya.
Wanita itu terangkat dengan posisi nemplok di tubuh jangkung Naruto. Bagaikan tak merasa keberatan atau apapun itu dia berjalan menuju ke arah dapur yang berada di luar kamar untuk mengambil air minum.
Setelah sampai di dapur Naruto mendudukan Rias di atas meja sementara dia mengambil gelas dan mengisinya dengan air, lalu menyerahkan gelas tersebut yang segera dihabiskan oleh Rias.
"Masih mau ?" tanya Naruto sembari mengambil gelas tersebut dan dijawab dengan anggukan dari wanita itu.
.
.
"Nah, karena sekarang kau sudah minum berarti bisa kita lanjutkan ?" dia berkacak pinggang di depan Rias dengan batang kemaluan yang masih tegak lurus.
Rias mengeguk ludahnya sendiri, karena dengan berkaca pada pengalaman pertamanya waktu itu kejadiannya hampir sama seperti sekarang dimana prianya itu masih terlihat baik-baik saja sementara Rias sudah cukup kelelahan padahal dia juga baru keluar sekali.
Lelaki pirang tersebut melangkah hingga kini jaraknya hanya beberapa senti dari Rias, dia menaruh tangannya tepat di paha Rias lalu berbisik tepat di telinganya, "apa kau masih sanggup ?, tapi aku beritahu satu hal kalaupun kau nanti kelelahan sekalipun aku akan tetap melakukannya selama yang di bawah sini belum puas".
Suara berat dan menggoda dari Naruto membuat bulu kuduk Rias meremang, dia mengangguk pelan lalu menangkup kedua pipi Naruto "lakukanlah jika memang bisa, bukankah aku adalah milikmu jadi tidak ada alasan bagiku untuk menolak".
Mendengar penuturan Rias, Naruto menyeringai lalu langsung mencumbu wanita tersebut.
"Baiklah akan kumasukkan sekarang dan kuharap kau tidak pingsan di tengah jalan".
Setelah itu suara erangan dan desahan kembali terdengar di seluruh penjuru apartemen tersebut, Naruto benar-benar tidak memberi ampun bagi Rias dimana ia menyetubuhi kekasih sintalnya tersebut di berbagai tempat dan posisi mulai dari meja dapur, kursi, sofa dan beberapa spot lainnya.
Dia benar-benar melampiaskan semua nafsu yang dia miliki sampai-sampai untuk mendesah saja Rias sudah tidak memiliki suara untuk melakukannya, bagaimana mungkin dia yang berniat balas dendam dan menggoda pria pirang itu lebih dulu kini harus dibuat kepayahan dengan tenaga dan stamina si pirang, rupanya berotot Naruto bukanlah tanpa alasan.
.
.
Kini mereka sudah berpindah lagi ke kamar, Rias yang sudah kehabisan tenaga hanya bisa mendesah tanpa suara.
"Uhhhh Rias ini yang terakhir sayang" gerakan Naruto kian cepat hingga akhirnya dia mencabut batangnya dan akhirnya mencapai klimaks dan mengeluarkannya di atas perut Rias.
Setelah beberapa semprotan dia menjatuhkan badan tepat di samping Rias, nafas keduanya terengah-engah setelah selesai memadu cinta dengan durasi yang cukup lama.
Naruto melirik ke samping dimana Rias berbaring dan sepertinya wanita tersebut sudah tertidur, dengan terbukti dari nafasnya yang sudah teratur dan tidak ngos-ngosan lagi.
Menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka berdua sampai sebatas leher, namun bukannya segera menyusul Rias pergi tidur dia malah memiringkan badannya sehingga bisa menikmati wajah cantik Rias yang tengah tertidur.
"Kau cantik sekali ketika tertidur, kalau begini orang-orang tidak akan menyangka kalau sebenarnya kau itu galak. Senang rasanya ketika bisa mendapatkanmu kembali ditambah Zeoticus-san juga sudah memberikanku restu namun aku masih penasaran alasanmu meninggalkanku dulu ?, yahhh tapi kuharap nanti aku akan memberitahuku" Naruto merengkuh Rias dan semakin merapatkan jarak mereka untuk berbagi kehangatan dan tak lama kemudian dia ikut tertidur.
.
.
Skip.
.
.
Pagi hari menyingsing, walaupun sinar mentari sudah muncul namun itu hanya sedikit memberi rasa hangat di tengah musim dingin seperti saat ini.
Dalam balutan mantel berwarna hitam yang tebal terlihat seorang wanita muda turun dari sebuah mobil sedan.
Menggosokkan tangan seakan mencari kehangatan dan sesekali mengembuskan nafas yang dengan jelas membentuk sebuah gumpalan uap kecil dari mulutnya.
Kini setelah berjalan beberapa saat dia sudah sampai di sebuah pintu, ia memasukkan kode yang menjadi kunci pintu itu sampai terdengar suara klik tanda angka yang dia masukan tepat.
Ia masuk ke dalam, terlihat suasana ruangan tersebut cukup temaram karena lampu yang dimatikan, begitu menghidupkan lampu dia sedikit terheran pasalnya ada beberapa benda yang cukup berantakan seperti bantal sofa yang beberapa tergelak di lantai lalu posisi kursi yang tidak seperti sebelumnya.
Menghela nafas pelan seraya berkata, "dasar, padahal dia wanita tapi apartemennya berantakan sekali".
Dengan inisiatif sendiri wanita tersebut membereskan bantal dan menaruh kursi kembali ke posisi asalnya, setelah usai maka tujuan selanjutnya adalah mencari pemilik tempat itu.
.
.
Dia menuju ke sebuah pintu berwarna putih dan membukanya, begitu kepalanya melihat ke dalam dan menatap ke arah tempat tidur dengan cepat dia membalikkan badan dan kembali ke luar kamar tersebut.
"Aku tidak salah tempat kan ?" dia melirik ke sekeliling untuk memastikan.
"Tapi ini benar, kenapa yang di dalam berbeda ?" sekali lagi dia memasukkan kepalanya lewat celah pintu, karena masih penasaran dia melangkahkan kaki untuk semakin masuk.
"Kyaaaaaaaaaaa" lalu tak berselang lama terdengar bunyi jeritan dari kamar tersebut.
.
.
.
TBC
Yooo im back !
Sorry agak telat, harusnya ini di publish kemarin cuma gak jadi karena kelupaan.
Keasikan nonton F1 hehe...
Ngomong-ngomong di sini ada yang suka nonton juga kah ? Atau malah ada Tifosi juga yang baca cerita absurd dariku ini ?
.
.
Kali ini segitu saja lah ya, goodbye and stay safe for everyone...
Adios...
.
.
oh iya dan sedikit bocoran nanti akan ada cerita baru, dan apakah itu ? pokoknya tunggu saja
