Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Pair : Naruto x Rias
Rate : M ( biar aman )
Warning : Typo bertebaran
.
.
Rias kini berada di ruangan kerjanya, dia tengah sibuk membaca beberapa dokumen yang berisi tentang apa saja yang akan di distribusikan ke mall mereka.
Namun dia sedikit terganggu, "kenapa dari tadi melihatku seperti itu ?" ucapnya menegur wanita berambut hitam yang berada tidak jauh darinya.
Wanita yang tidak kalah cantik dari Rias itu menatap si Gremory dengan senyum jahil yang tak luntur di wajah cantiknya sejak kejadian tadi pagi, "aku tidak menyangka orang bar-bar sepertimu bisa tidur dengan manis seperti itu, padahal ketika tidur denganku kau selalu mendorong ataupun mendendang ketika tidur".
"Aku tidak mengerti, apa jangan-jangan itu semua karena kau kelelahan setelah terlalu banyak berolahraga ?" tambah Akeno sambil mencubit dagunya seperti orang yang berfikir.
.
Brak...
.
Suara Rias menggebrak meja kerjanya, "jangan bahas itu lagi, kalau tidak gajimu aku potong 50%" ancam Rias dengan wajah yang sudah menerah tanda malu.
"Fufufu... baiklah nyonya Namikaze, aku tidak akan membahasnya lagi" tawa yang menjadi ciri khasnya keluar dari wanita cantik tersebut tapi walaupun begitu dia masih sempat-sempatnya menggoda Rias.
"Kau !, arrrrggghhh sudahlah aku mau mencari makan dulu" Rias membetulkan pakaiannya lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Apa tidak mau mengajakku ?" ucap Akeno yang tengah melihat Rias berjalan ke arah pintu.
"Tidak !, kau tidak diizinkan pergi dari ruangan ini sampai semua tugasmu selesai" tegas Rias pada Akeno.
"Itu curang, kau juga belum menyelesaikan tugasmu tapi sudah mau keluyuran" protes Akeno.
"Itu karena aku manajer, i Kimngat" dia menyombongkan jabatannya.
"Aiishhh dasar gila jabatan" Akeno mencibir ucapan Rias tadi.
Rias kemudian membuka pintu untuk meninggalkan ruangan itu tapi tiba-tiba Akeno memanggilnya sehingga dia menoleh.
"Benarkan kerah bajumu, apa kau mau memperlihatkan bekas kissmark pada semua orang ?", mendengar ucapan Akeno itu kembali membuat wajah Rias memerah, dengan cepat menaikkan kerah bajunya yang bermodel turtle neck tersebut sehingga menutupi seluruh bagian lehernya, lalu dengan gerakan cepat dia membuka pintu dan meninggalkan Akeno di ruangan tersebut.
Sepeninggal Rias kini Akeno hanya sendirian saja di ruangan tersebut sambil dirinya mencoba menahan tawa, "aku mengerti alasan Naruto-kun bisa sangat tergila-gila padanya, sifat pemalunya itu sangat menggemaskan walaupun di sisi lain dia bisa menjadi menyebalkan".
Akeno kembali mengingat apa yang terjadi pagi tadi saat dia memergoki Rias dan Naruto yang tengah tidur bareng apalagi posisi mereka berdua bisa dibilang cukup panas.
.
.
Beberapa jam sebelumnya.
Apartemen Rias.
.
Akeno memasuki apartemen Rias yang bisa dibilang cukup berantakan sehingga membuatnya dengan suka rela membereskan kekacauan tersebut.
Setelah semuanya rapi dia menuju ke arah kamar Rias untuk membangunkan wanita tersebut, begitu membuka pintu yang pertama dia lihat adalah kepala berwarna pirang dan dengan cepat dia kembali keluar kamar tersebut.
Melihat ke arah sekeliling untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah tempat lalu dia kembali membuka pintu dan masuk ke dalamnya, berjalan mendekati sosok tersebut untuk mengetahui siapakah dirinya karena bisa berada di dalam kamar sahabatnya, karena seingat dirinya Rias hanya mengenal 3 sosok berambut pirang yaitu Naruto, Asia, dan mantan tunangannya Raiser.
Kesampingkan soal kemungkinan bagi Asia karena wanita tersebut saat ini tinggal di Italia jadi yang paling masuk akal ya jika bukan Naruto maka Raiser dan untuk nama yang kedua agak mustahil tapi siapa tau saja iyakan.
.
Akeno berjalan ke arah yang berhadapan dengan kepala dari sosok tersebut yang membuatnya harus berada di sudut lain tempat tidur, dia menaiki ranjang dan mencoba untuk menyibakkan selimut untuk mengetahui siapa sosok berwarna kuning tersebut karena wajahnya tertutup dan hanya rambut saja yang terlihat.
Namun tanpa dia sadari rupanya lututnya menggencet tangan seseorang lainnya yang tak terlihat karen seluruh tubuhnya tertutup selimut.
.
Akeno merasakan seperti ada sesuatu yang menggeliat dibawahnya langsung mencoba waspada dan bersiap menyibakkan selimut itu namun niatannya harus buyar karena dia merasakan saat ini tubuhnya terdorong oleh sesuatu yang menggeliat tadi, saking kuatnya dorongan yang Akeno terima membuatnya harus terjengkang dari ranjang, "Kyaaaaaaaa" suara jeritannya saat terhempas dari atas ranjang jatuh ke lantai.
.
.
Beralih ke orang yang saat ini tangannya tertindih oleh Akeno.
.
Merasakan sesuatu menindih tangannya Rias yang berada di dalam selimut tersebut yang tadinya sedang tidur langsung membuka matanya karena merasakan selain tangannya tertindih tapi juga ada gerakan lain di kasurnya padahal saat ini dia hanya berdua dengan Naruto dan pria itu sedang tidur dengan posisi tangan sedang memeluknya jadi kemungkinannya hanya satu yaitu ada menyusup yang masuk ke dalam kamar.
Setelah merasa kalau sosok tersebut tepat berada di atasnya, Rias dengan gerakan cepat dan bertenaga langsung bangkit mendorong sosok tersebut dengan hanya menggunakan sebelah tangan hingga terjatuh dari atas kasur.
"Kyaaaa" teriak sosok tersebut namun bukannya melihat siapa orang itu Rias kini lebih memilih untuk membangunkan Naruto yang masih tertidur lelap.
"Naru, naru, naru cepat bangun ada yang menyusup... ayo bangun !" Rias menepuk-nepuk pipi Naruto hingga akhirnya pria itu terganggu namun bukannya bangkit dia malah membaringkan Rias yang sudah pasti membuat wanita berambut merah itu meronta-ronta.
"Bangun bodoh !, ada yang menyusup".
Karena Rias yang terus meronta Naruto dengan otak jahilnya dan sedikit mesum langsung mencubit puting Rias dengan cukup kuat hingga membuatnya terpekik pelan dan bukannya menghentikan perbuatannya itu dia malah semakin gemas untuk selanjutnya memainkan dada besar Rias.
"Naruto berengsek, ini bukan saatnya untuk itu" Rias mencoba menarik lengan Naruto dari dadanya untuk menghentikan aksi si pirang namun tak berhasil.
.
.
Saat tengah disibukkan dengan tangan jahil Naruto tanpa mereka sadari sosok yang tadi terpental oleh Rias kini sudah kembali bangkit dan melihat apa yang dua orang itu lakukan.
.
"Sepertinya aku mengganggu aktivitas kalian, hehe gomen".
Sontak mendengar ucapan tersebut membuat dua orang yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka harus menoleh ke arah suara.
"Akeno-chan ??/ Akeno ?" teriak penuh keterkejutan dari Naruto dan Rias, refleks Naruto menghentikan aktivitas tangannya dari meremas dada Rias.
"Fufufu maaf mengganggu kegiatanmu Naruto-kun, baiklah kalau begitu lanjutkan saja aku mau ke luar dulu" Akeno langsung menyelonong pergi dari kamar dengan cepat.
Melihat Akeno yang sudah pergi Rias hanya memijit keningnya, alasan apa yang akan dia berikan pada sahabatnya itu apalagi kejadian barusan pasti akan terus dibicarakan setidaknya sampai seminggu kedepan oleh Akeno.
"Sepertinya kita tertangkap basah" ujar Naruto yang baru sadar dengan apa yang sudah terjadi.
"Makanya perhatikan tanganmu sialan" kesal Rias.
Duakhhh...
"Heu..." Naruto mengeluarkan suara setelah barusan dia di sikut oleh Rias tepat di perut.
"Sebaiknya kau segera mandi dan jelaskan pada Akeno apa yang terjadi !, aku mau membereskan kamar dulu" perintah Rias pada si pirang yang kini tengah memegangi perutnya sehabis kena sikutan penuh kasih sayang dari Rias.
.
Akhirnya tanpa banyak ulah lagi Naruto mengikuti perintah Rias dengan lebih dulu mandi dan setelahnya di susul oleh Rias.
Naruto keluar kamar lebih dulu dan berjalan mendekati Akeno yang saat ini sedang berada di meja makan sambil menikmati segelas teh panas yang dia seduh saat menunggu.
Si pirang itu duduk di kursi yang berada tepat di hadapan Akeno, "selamat pagi Akeno-chan" sapanya.
"Pagi Naruto-kun, wahhh kau terlihat segar dan berseri apa mungkin karena tidurmu nyenyak ?, tapi tidak aneh si kalau bisa tidur nyenyak apalagi dengan menggunakan bantal yang empuk dan hangat" pungkas Akeno dengan ada sedikit godaan di dalamnya.
"Haha begitulah" balas Naruto dengan agak kikuk.
"Oh iya, apa kau sudah sarapan Akeno-chan ?", Naruto berdiri dari posisi duduknya dan mendekati kitchen set apartemen Rias.
"Belum, tadinya aku kemari memang ingin sarapan bersama Rias" Akeno meminum tehnya dengan pelan karena masih sedikit panas.
"Ahhh kalau begitu sekalian saja aku juga sudah lapar jadi aku buatkan kalian sarapan" Naruto mengambil bahan-bahan yang dia butuhkan.
Selagi memasak sesekali Akeno akan mengajak Naruto mengobrol dan ditanggapi dengan baik oleh si pirang, tak lama kemudian Rias keluar dari kamarnya dengan mengenakan sweater rajut bermodel turtle neck berwarna blue navy.
Rias menghampiri Akeno dan Naruto lalu mendudukkan dirinya di tempat tadi Naruto duduk.
"Wajahmu seperti orang kelelahan" celetuk Akeno.
"Diamlah" sepertinya Rias sedang tidak bersahabat saat ini.
"Ini sarapannya, silahkan" Naruto menginterupsi Akeno dan Rias dengan meletakkan 3 buah piring yang berisi makanan.
"Kau datang pagi-pagi hanya untuk bisa sarapan di sini ?" tunjuk Rias pada Akeno yang sepertinya kesenangan.
"Tentu saja, aku harus menghemat pengeluaranku dan sesekali sarapan di tempatmu tidak akan membuatmu miskin" pungkasnya dengan nada bercanda.
"Heh sudah, lebih baik segera makan sarapan kalian mumpung masih hangat" cetus si pria pirang pada Akeno dan Rias.
Acara sarapan bersama mereka berjalan dengan lancar dan diselingi dengan obrolan ringan diantara mereka.
Sesudah sarapan kini ketiganya sedang bersiap untuk pergi bekerja sebagaimana mestinya.
Dan itulah suasana pagi hari yang penuh kejutan di unit apartemen milik Rias.
.
.
#Skip
.
Namikaze Corp.
Wajah dari si sulung Namikaze tampak seperti orang suntuk saat ini, jauh berbeda dengan wajahnya tadi pagi.
Yah wajar saja jika dia cukup suntuk pasalnya sedari pagi dia tidak henti-hentinya mengurus berbagai macam hal ditambah dia juga ikut rapat dengan Ayahnya.
Karena tak tahu lagi harus melakukan apa dia mengambil ponsel dan membuka media sosialnya.
Tak banyak memang yang dia posting dan hal terakhir yang dia posti adalah foto saat dia dan teman-temannya bermain basket itupun bukan hasil postingannya tapi Kiba yang menandai mereka semua di dalam postingan tersebut.
Setelah melihat-lihat time line sosmednya dia tertarik untuk membuka lagi postingannya di masa lalu lebih tepatnya saat dia masih bersekolah, namun begitu semakin kebawah maka semakin lama pula postingannya hingga ada sebuah unggahan video yang di sana menampilkan dirinya dan Rias.
Naruto memplay video tersebut yang ternyata itu adalah video saat mereka berdua bolos sekolah untuk pergi ke pantai yang kemarin mereka kunjungi, sedari awal video di mulai Naruto tak henti-hentinya tersenyum apalagi melihat di video itu Rias selalu memanggilnya dengan cukup mesra, "jika di pikir-pikir beberapa waktu belakangan dia tidak pernah memanggilku mesra seperti itu".
Akhirnya video yang berdurasi sekitar 4 menit tersebut usai, Naruto melirik ke arah jam tangan yang dia kenakan dan memang sudah waktunya pulang. Naruto membereskan mejanya terlebih dahulu sebelum akhirnya dia pulang ke kediamannya.
.
.
"Tadaima..." ucap Naruto sambil memasuki kediamannya namun tak ada jawaban, jadi dia langsung saja menuju ke kamarnya.
Setibanya di kamar dia langsung melepaskan semua pakaian yang dikenakan dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari keringat dan bau badan, walaupun musim dingin tetap saja badannya terasa lengket terutama di bagian-bagian yang memiliki keringat lebih banyak seperti punggung dan ketiak.
Usai mandi dan berpakaian Naruto kembali turun ke lantai bawah dan menuju dapur, terlihat di sana ada Kushina yang sedang memotong sayuran dan Naruko juga ada di sana sedang menulis sesuatu mungkin mengerjakan pr.
"Kaa-chan yang ini bagaimana cara mengerjakannya ?" teriak pelan si bungsu Namikaze.
"Mana ?, biar Nii-san bantu" Naruto duduk di dekat adiknya itu yang membuatnya sedikit terkaget karena tiba-tiba muncul.
"Tumben sudah pulang Naru, apa sudah lapar ?, mau Kaa-chan ambilkan camilan ?" tanya Kushina setelah mengetahui putranya tersebut pulang.
"Tidak perlu Kaa-chan, aku belum lapar dan mana soal susah tadi Ruko-chan ?".
"Yang ini..." Naruko menunjukkan soal yang membuatnya kesusahan, walaupun Naruto pada dasarnya tidak suka belajar ataupun pelajaran tapi tentunya bagi orang seperti dia soal anak SD bukanlah masalah besar.
Kushina yang melihat bagaimana Naruto sedang membantu adiknya itu tak pelak membuat bibirnya membentuk senyuman manis, dia bersyukur mempunyai anak-anak yang bisa akur satu sama lain. Dia kembali melanjutkan acara memasaknya itu sambil mendengarkan bagaimana Naruto yang membantu Naruko mengerjakan pr.
.
.
"Akhirnya selesai juga" Naruko cukup kegirangan karena akhirnya bisa menyelesaikan pr yang cukup banyak tersebut.
"Kerja bagus Ruko-chan..." puji Kushina yang datang dari arah counter dapur mendekati meja makan dan mengelus puncak kepala putrinya itu.
"Naru ini bawalah".
Naruto menoleh setelah sang ibu memberikan sebuah kotak makanan cukup besar padanya, "untuk apa Kaa-chan ?" tanyanya heran.
"Tentu saja ini makanan untuk pacarmu atau calon menantu" Kushina bersidekap dada menghadap si sulung.
"Pacar ?" beo Naruto.
"Kau ini... bukankah Rias-chan adalah pacarmu ?, jadi ini semua untuknya makan malam dan juga Kaa-chan sudah menyiapkannya 2 porsi jadi kau dan Rias-chan bisa makan malam bersama" jelas Kushina bersemangat.
"Ah begitu, tapi ngomong-ngomong dari mana Kaa-chan tau Rias-chan adalah pacarku ?" Naruto mengangguk mengerti.
"Dari mana Kaa-chan tau ?... itu gampang saja karena aku adalah Ibumu dan Kaa-chan juga tau kalau kau menginap di rumahnya kan ?".
"Wahhhh Kaa-chan benar, jangan-jangan Kaa-chan ini cenayang ?" canda Naruto.
"Kalau itu bersangkutan dengan anak-anak Kaa-chan maka tidak perlu menjadi cenayang karena kalian tidak akan bisa menyembunyikan apapun dari Kaa-chan, sudahlah lebih baik segera antarkan makanannya sebelum dingin !" saran Kushina pada Naruto.
"Huum, kalau begitu aku berangkat dulu Kaa-chan" Naruto berdiri dari kursinya dan langsung mencium pipi Kushina.
"Aku mencintaimu Kaa-chan" ucap Naruto sambil berlalu meninggalkan dapur.
"Hati-hati di jalan, jangan ngebut" Kushina berteriak mengingatkan putranya untuk berhati-hati dalam berkendara.
"Padahal seperti baru kemarin aku melihatnya menangis karena putus cinta tapi sekarang dia sudah kasmaran lagi dengan orang yang sama... apa aku minta saja pada Minato agar segera melamarkan Rias-chan untuk Naruto ?" canda Kushina yang sebenarnya bukan sepenuhnya candaan.
.
.
Naruto kini memacu mobilnya dengan cukup berhati-hati karena jalanan yang cukup licin, saat ini dia mengemudikan mobil berlogo kuda jingkrak miliknya karena sudah cukup lama mobil ini tidak dia pakai, kan sayang kalau hanya dipanaskan saja tanpa dipakai untuk berkendara.
Perjalanan dari rumahnya ke apartemen Rias tidak memakan waktu cukup lama apalagi kondisi lalu lintas sekarang tidak terlalu padat namun ramai lancar, pada awalnya dia ingin mengabari wanita tersebut akan kedatangannya ke apartemen namun harus Naruto urungkan karena berniat memberi kejutan pada kekasih cantiknya itu.
Akhirnya dia sampai di gedung yang menjadi tepat tinggal Rias, Naruto segera keluar dari mobil dan menaiki lift untuk sampai di lantai unit apartemen wanita itu berada.
Sesampainya di sana Naruto memencet bel sekali namun tak ada jawaban sehingga untuk kedua kalinya dia memencet tombol tersebut dan masih belum ada jawaban, karena dia tidak sabaran akhirnya Naruto memasukan kunci pin untuk membuka pintu apartemen tersebut.
Dia melihat ke arah rak sepatu dan disana sudah ada sepatu yang tadi pagi Rias kenakan menandakan kalau wanita itu ada di sana, "Riasss...?" Naruto memanggil wanitanya namun tetap tak ada sahutan. Ia membuka pintu kamar dan memasukinya namun yang dia temukan hanya baju dan bra berukuran besar berwarna hitam milik wanita itu.
"Mungkin sedang mandi..." ujar Naruto lalu keluar dari kamar untuk menuju dapur namun begitu sampai di sana dia melihat seseorang yang keluar dari arah kamar mandi yang terletak persis di samping dapur.
Rambut merah yang basah lalu tetesan air yang turun dari wajah membuat Naruto diam terpaku hingga akhirnya sosok itu berbalik dan saling tatap dengan si Namikaze.
"Kapan kemari ?" tanya Rias yang melihat keberadaan Naruto di sana, sementara yang di tanya masih tak bergeming, dia masih terpesona dengan Rias apalagi tetesan air yang turun dari kepala melewati leher membuat si wanita kian menggoda di mata Naruto, dan jangan lupakan handuk yang dikenakan Rias saat ini cukup pendek sehingga tidak bisa menyembunyikan lekuk tubuh dari si Gremory itu.
Bohong jika bilang Naruto tidak tergoda, "heiii ?, Naru..." panggilan dari Rias berhasil membuatnya kembali dari lamunan.
"Huh ?, kenapa ?" Naruto cukup gelagapan.
"Malah bengong, kau pasti sedang berpikir mesum kan ?" tuduh Rias yang sebenarnya cukup tepat sasaran.
"Ahhh tidak haha, sudahlah cepat pakai baju sama dan kita bisa makan malam bersamaan... kau belum makan malam kan ?" Naruto mengangkat kotak makanan yang diberikan Kushina.
"Iya iya" dia meninggalkan Naruto di sana.
"Waw... aku tidak menyangka kalau dia sangat seksi, hampir saja" Naruto menghela nafas sambil mengelus dadanya.
Sambil menunggu Rias berpakaian Naruto menyiapkan makanan yang dia bawa hingga akhirnya wanita itu keluar dari kamar dan menghampiri Naruto.
"Maaf lama".
"Ah tidak kok, ayo sebelum makanannya dingin".
Pada akhirnya Naruto dan Rias makan malam bersama dengan cukup tenang karena menikmati rasa masakan Kushina yang bagu mereka sangat enak.
.
.
Setelah menikmati hidangan makan malam yang enak mereka berdua langsung mencuci piring yang digunakan barusan, hingga akhirnya keduanya sedang bersantai di sofa.
"Rias... ada yang ingin aku bicarakan" ucap Naruto pada Rias.
"Ingin membicarakan apa ?" Rias memfokuskan pandangannya pada Naruto yang sepertinya ingin membicarakan sesuatu yang serius.
"Kau tahu saat ini aku adalah kekasihmu dan kau pun adalah kekasihku jadi emmm..." Naruto seakan ragu untuk melanjutkan.
"Hey bicarakan saja, apa ada yang mengganggu ?" Rias memegangi tangan Naruto.
"Aku rasa bagaimana kalau kita saling menggunakan nama panggilan seperti dulu saat menjalin hubungan sewaktu SMA" terang Naruto sambil menatap balik ke arah mata Rias.
Mendengar hal yang dikatakan Naruto membuat Rias seperti menahan tertawa, "aku kira mau bilang apa, ternyata hanya itu... kenapa tiba-tiba kau ingin kita saling memanggil seperti dulu ?".
"Sebenarnya tadi aku melihat video lama, dan di sana kita saling memanggil dengan mesra jadi ya aku rasa aku ingin kita bisa seperti itu lagi", jelas Naruto agak malu-malu.
"Iya aku tahu mungkin menganggap kalau panggilan seperti dulu sudah cukup menggelikan jika kita gunakan sekarang tapi aku menyukainya" tambah Naruto.
Rias sedang mencoba berpikir hingga akhirnya memberikan jawaban atas keinginan Naruto, "Oh kau ingin dipanggil seperti waktu itu, boleh saja".
"Eh benarkah ?" Naruto cukup terkejut karena dengan mudahnya Rias mau menyetujuinya.
"Tapi ada syaratnya" sepertinya Naruto senang terlalu cepat, tapi apapun itu akan dia lakukan.
"Apa syaratnya ?" tanya Naruto yang masih bersemangat.
"Nyanyikan aku sebuah lagu, jika kau bisa membuatku terkesan maka kita akan saling memanggil seperti dulu dan aku akan memberimu hadiah, bagaimana ?" tawar Rias yang langsung disetujui Naruto.
"Deal, tapi apa kau punya gitar ?".
"Ada... tunggu sebentar aku ambilkan" Rias segera pergi memasuki kamarnya untuk mengambil gitar miliknya.
Sambil menunggu Rias mengambil gitar Naruto saat ini sedang memikirkan lagu apa yang cukup romantis atau bisa menggambarkan perasaannya saat ini, hingga akhirnya dirinya teringat sebuah lagu yang memiliki lirik yang romantis, ya dia sudah yakin akan menyanyikan lagu tersebut apalagi menurutnya Rias belum pernah mendengar lagu tersebut.
.
.
Akhirnya Rias kembali dari kamar dan membawa sebuah gitar berwarna coklat.
"Ini gitarnya, tapi mungkin senarnya sudah kurang enak karena sudah lama aku tidak memakainya" dia menyerahkan gitar itu pada Naruto dan diterimanya dengan baik.
Naruto mencoba mengencangkan senarnya yang sudah agak mengendur, setelah beberapa petikan dia cukup yakin dan mulai memainkan ritmenya.
.
Ware wa kan gun wagateki wa
Tenchiirezaru choutekizo
Teki no taishou taru mono wa
Kokon musou no eiyuu de
Kore ni shitagou tsu wa mono wa
Tomo ni hyoukan kesshinoshi
Kijinni hajinu yuuaru mo
Tenno yurusanu hangyaku wo
Okoseshi mono wa mukashi yori
Saat tengah bernyanyi dengan penuh semangat tiba-tiba Rias langsung menghentikan Naruto, "lagu apa yang kau nyanyikan ?" ucap wanita cantik itu dengan sedikit nada kesal.
"Um lagu militer kekaisaran Jepang saat perang dunia kedua" jawab Naruto innocent.
Rias menepuk jidatnya sendiri, "kau menyebalkan" rajuk wanita itu dan hendak meninggalkan Naruto tapi dengan cepat si pirang memegangi tangan Rias supaya tidak jadi pergi.
"Aku hanya bercanda saja Rias sayang, duduklah kembali ya" bujuk Naruto yang sudah cukup bisa membuat Rias menurut.
"Nyanyikan lagu yang benar !".
"Iya...".
.
.
Kali ini Naruto akan menyanyikan lagu yang tadi dia sudah pikirkan tadi yaitu lagu dari Bon Jovi yang berjudul Thank You For Loving Me.
Rias yang melihat sepertinya saat ini pria itu sedang serius tidak melepaskan pandangannya barang sedetikpun dari Naruto.
Dia mulai memasuki intro lagu tersebut, lalu setelah beberapa ketukan Naruto mulai bersuara.
.
It's hard for me to say the things
I want to say sometimes
There's no one here but you and me
And that broken old street light
Lock the doors
We'll leave the world outside
Naruto memejamkan mata untuk menjiwai lagunya sebelum dia membukanya kembali dan langsung menatap wajah Rias.
All I've got to give to you
Are these five words when I
Thank you for loving me
For being my eyes
When I couldn't see
For parting my lips
When I couldn't breathe
Thank you for loving me
Thank you for loving me
.
Mata Naruto yang menatap Rias seperti itu seakan memberikan sinyal penuh damba dan rasa terima kasih pada wanitanya itu.
Sementara Rias hanya terdiam mendengarkan suara Naruto dengan perasaan kagum, apalagi melihat pancaran mata Naruto padanya seperti membuat getaran tersendiri di hati Rias.
.
I never knew I had a dream
Until that dream was you
When I look into your eyes
The sky's a different blue
Cross my heart
I wear no disguise
If I tried, you'd make believe
That you believed my lies
Thank you for loving me
For being my eyes
When I couldn't see
For parting my lips
When I couldn't breathe
Thank you for loving me
You pick me up when I fall down
You ring the bell before they count me out
If I was drowning you would part the sea
And risk your own life to rescue me
.
Naruto mengalihkan pandangannya ke arah depan, wajahnya tersenyum sebelum dia kembali bernyanyi lagi.
.
Lock the doors
We'll leave the world outside
All I've got to give to you
Are these five words when I
Thank you for loving me
For being my eyes
When I couldn't see
You parted my lips
When I couldn't breathe
Thank you for loving me
When I couldn't fly
Oh, you gave me wings
You parted my lips
When I couldn't breathe
Thank you for loving me
Thank you for loving me
Thank you for loving me
Oh, for loving me
Naruto sudah berhenti bernyanyi namun permainan gitarnya masih berlanjut hingga akhirnya dia menyudahinya permainannya.
Begitu dia mencoba kembali membalik badannya untuk berhadapan dengan Rias dan meminta tanggapan dari kekasihnya itu tiba-tiba lehernya sudah di tarik oleh wanita tersebut, Naruto merasakan bibir lembut Rias sedang menempel di bibirnya saat ini.
Rias menyamankan posisi duduknya untuk dapat dengan leluasa memeluk tubuh Naruto yang jauh lebih besar darinya, wanita merah itu sedang mencoba mencurahkan seluruh perasaannya pada si pirang.
Hingga beberapa menit kemudian Rias mengakhiri ciumannya, "sesuai janjiku, kalau bisa membuatku terkesan maka akan aku beri hadiah dan itu hadiahnya juga mulai dari sekarang aku akan memanggilmu seperti dulu, Naru-kun" tegas Rias.
Mendengar Rias memanggilnya seperti dulu membuat Naruto kegirangan bukan main, "aku merindukan Ria-chan memanggilku seperti itu" dia langsung membawa Rias ke dalam pelukannya, sementara orang yang tengah dia peluk hanya bisa tersenyum saja, sebenarnya bukan dirinya tidak mau memanggil Naruto seperti itu hanya saja dia cukup malu jika memulainya lebih dulu, jadi dia menunggu Naruto sampai mengutarakannya.
Sudah cukup puas berpelukan kini mereka kembali berhadapan, "tapi ada yang ingin aku katakan lagi Naru-kun" Rias berbicara cukup pelan.
"Apa itu ?, selagi aku bisa mengabulkannya maka akan aku lakukan" Naruto nampak kian bersemangat dan tambah riang saja setelah mendengar panggilan dari Rias.
"Bisa tidak untuk sedikit mengurangi keramahanmu pada wanita lain ?, aku tahu kalau kau memang ramah dan tak ada niatan untuk menggoda ataupun menginginkan sesuatu dari mereka hanya saja sifatmu yang seperti itu membuatku sedikit cemburu mungkin..." tutur Rias.
"Ah hanya itu saja ?, baiklah Ria-chan mulai hari ini aku menetapkan batasan pada mereka supaya tidak menjadi kesalah fahaman" Naruto menyanggupi permintaan Rias.
"Terima kasih sudah mengerti, Naru sayang" Rias melontarkan senyuman manis pada Naruto.
.
.
Usai saling sepakat dengan nama panggilan dan Naruto menyanggupi batasan yang akan dia lakukan kepada wanita lain mereka melanjutkan acara bernyanyinya sampai tak terasa keduanya sudah mulai merasakan kantuk bahkan Rias terlihat seperti sudah tertidur.
.
.
"Ria-chan sebaiknya kita segera pindah ke kamar, aku sudah ngantuk" ajak Naruto pada Rias.
"Huum, gendong" Rias merentangkan kedua lengannya sebagai tanda agar Naruto menggendongnya ke kamar, karena saat ini dia sudah cukup ngantuk dan mungkin sudah tertidur.
Melihat Rias yang minta di gendong Naruto bergerak menuju Rias dan memeluk wanita tersebut, satu tangan Naruto berada di punggung sementara yang lain menyangga bokong Rias supaya tidak jatuh dari gendongan Naruto.
Si pirang itu membawa Rias yang berada dalam pangkuannya ke dalam kamar dan segera membaringkannya diikuti oleh dirinya karena dia juga sudah sangat mengantuk, akhirnya Naruto dan Rias kembali tertidur untuk kesekian kalinya.
.
.
Pagi harinya di apartemen Rias.
.
Kini setelah selesai mandi dan sarapan Naruto saat ini sedang mengantarkan Rias menuju mall, karena Akeno tidak bisa menjemputnya jadi Naruto yang harus mengantar pacarnya itu ke tempat kerja walaupun keduanya mensyukuri Akeno yang tidak bisa menjemput.
.
Sesampainya di mall Naruto langsung ikut turun dan berjalan bersama dengan Rias, Naruto berniat mengantarkan Rias sampai di depan ruangannya karena dia masih ingin bersama kekasihnya itu.
"Kita sampai... terima kasih sudah mengantarku sampai sini" ucap Rias.
"Tidak masalah, kalau begitu aku permisi dulu" pamit Naruto, namun saat berjalan menjauh tiba-tiba Rias memanggilnya.
"Naru-kun, tunggu sebentar".
Rias berjalan mendekat hingga jarak mereka tereliminasi, dengan gerakan lembut Rias menjinjitkan kakinya untuk bisa sejajar dengan Naruto dan 'cup' dia mengecup pelan pipi si Namikaze tersebut.
"Hati-hati di jalan".
"Huum pasti" Naruto membalas lalu dia pergi dari tempat tersebut dan menuruni eskalator, melihat Naruto pergi Rias beranjak dari sana untuk segera memasuki ruangannya.
.
.
Naruto dalam kondisi berbunga-bunga saat ini, semenjak semalam dia merasa kalau Rias seperti makin bersikap manis padanya bahkan tadi pagi dia menyiapkan sarapan bagi Naruto, sudah seperti seorang istri saja.
Menuruni beberapa eskalator berikutnya hingga dia sudah berada di lantai 3 saat ini, begitu ingin menuruni eskalator berikutnya dia berpapasan dengan seorang wanita cantik berambut warna cokelat panjang.
Tapi tiba-tiba dari arah belakang wanita itu ada anak kecil yang berlari di eskalator hingga menabrak si wanita berambut coklat mengakibatkan hak sepatunya lepas karena terbentur eskalator yang keras.
Melihat kejadian itu Naruto yang ingin menuruni eskalator terpaksa mengurungkan niatnya dan membantu wanita tersebut lebih dulu.
"Ano... apakah anda terluka ?, Ayo kita duduk dulu di sana !" Naruto memapah wanita itu menuju sebuah bangku.
Dia mencoba melihat-lihat apakah kaki wanita itu terluka atau mengalami cedera serius namun untungnya dia tak menemukan cedera atau luka yang berarti, hanya luka lecet saja.
"Sepertinya hak sepatuku lepas, padahal sepatu ini hadiah" ucap wanita itu dengan nada kecewa.
Mengetahui hak sepatu wanita itu rusak dan patah yang membuatnya tidak memungkinkan untuk di pakai lagi membuat Naruto memiliki ide.
"Tolong tunggu di sini sebentar" ucap Naruto sambil melengos pergi.
.
.
Beberapa saat wanita itu menunggu akhirnya orang yang tadi memintanya untuk tidak ke mana-mana telah kembali dengan membawa sesuatu.
Pria itu langsung berjongkok di depan kaki si wanita dan langsung memasangkan plester ke luka lecet yang di derita wanita tersebut.
"Silahkan pakai sepatu ini, apakah ukurannya pas ?" Naruto menyerahkan sebuah flat shoes berwarna biru muda untuk di pakai wanita itu.
"Wahhh ukurannya pas, terima kasih" ujarnya.
"Ah iya sama-sama, kalau begitu aku pergi dulu dan jangan lupa periksakan kaki anda" Naruto kembali melanjutkan perjalanannya karena sudah waktunya dia untuk pulang dan berangkat bekerja.
Melihat punggung pria itu menjauh wanita berambut coklat tersebut tersenyum, "wajahnya tampan sekali ditambah sifatnya juga baik, andai saja aku menanyakan namanya mungkin bisa aku kenalkan pada Rias".
Kini giliran si wanita tersebut yang pergi dan menuju ke lantai atas.
.
.
.
TBC
.
.
.
Holla guys...
Ya chapter ini bisa dibilang sebagai bentuk penebusan setelah kemarin panggilan Naruto ke Rias ataupun sebaliknya dinilai kurang nge feel gtu
.
Enjoy and stay safe everyone bye bye
