Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Warning : Typo bertebaran (seperti biasa)
.
.
Setelah malam yang panjang dan penuh dengan penderitaan bagi Naruto karena harus mati-matian menahan gejolak nafsu akibat kekonyolan Jiraiya yang dengan seenak jidat mencampurkan obat perangsang pada minumannya yang membuat si sulung Namikaze terus menyumpahi kakek mesumnya.
Naruto bangkit dari tidurnya dengan raut wajah lesu dan kantung mata yang menghitam, "Sial, aku baru bisa tidur pukul setengah 5 pagi, akan kubalas kakek tua itu dengan mencampurkan obat yang bisa membuatnya impoten", baru bangun tidur sudah mencak-mencak saja si pirang itu.
Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sekaligus menghilangkan rasa kantuk yang masih dia rasakan.
.
.
Saat tengah mengenakan pakaian Naruto mendengar pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang dari arah luar, mau tak mau Naruto beralih sebentar untuk membukakan pintu dan setelah di buka di sana sudah ada sosok perempuan cantik berambut merah yang sedang mematung melihat Naruto yang sedang telanjang dada saat itu.
"Ria-chan ?, ayo masuk !" ajak Naruto sambil menarik tangan si wanita dan membawanya ke dalam kamar.
Pria itu membawa Rias ke arah ranjang dan mendudukkan di pinggiran kasur, "tunggu sebentar ok, aku mau mengenakan baju dulu".
Rias yang dari tadi belum bersuara kini hanya bisa melihat lelaki yang jadi pacarnya itu sedang memakai baju, melihat proporsi tubuh si pirang membuat otak membayangkan hal-hal liar. Bagaimana tidak, dengan dada bidang berotot ditambah perut yang berbentuk seperti roti sobek membuat Rias menelan ludahnya juga jangan lupakan otot lainnya seperti lengan dan punggung.
Wanita cantik itu langsung menggelengkan kepala untuk menjernihkan pikirannya yang agak liar barusan.
"Ria-chan... hey !" panggil Naruto sambil melambaikan tangan di depan wajah wanitanya itu.
"Hum ya ?, kenapa ?" tanya Rias yang baru kembali dari dunia imajinasi.
"Ada apa ?, sepertinya kau banyak pikiran ?" Naruto menampilkan raut khawatir.
"Tak apa, hanya sedikit melamun saja tadi" elak Rias karena tidak mungkin jika dia jujur kalau baru saja membayangkan kegiatan panas dengan si Namikaze, bisa-bisa hal yang Rias bayangkan barusan malah terjadi.
"Oh begitu" Naruto mengangguk seperti orang yang mengerti.
"Kalau kau sudah selesai mari keluar dan menyapa yang lain" ajak Rias sambil berjalan melewati Naruto namun tiba-tiba pria tersebut sudah mendekapnya dari arah belakang, dia memeluk perut Rias dan meletakkan kepalanya di pundak wanita tersebut.
"Apa tidak ada yang kelupaaan ?" tanya Naruto ambigu.
Rias mengkerutkan dahi, dia mencoba mengingat apakah ada sesuatu yang dia lupakan seperti yang diutaran oleh si pirang, namun setelah beberapa saat berpikir dan tak menemukan jawaban dia hanya menggeleng.
Melihat Rias yang tak paham Naruto menghela nafas pelan lalu mengubah posisi badan kekasihnya itu dari yang tadinya membelakangi dirinya menjadi berhadapan langsung dengan si pirang. Tanpa aba-aba dia langsung menyosor untuk mencium wanita keturunan Gremory itu.
"Itu yang aku maksud" tegas Naruto yang sekarang menyilangkan lengan di depan dada.
"Oh itu... baiklah ayo lakukan lagi !, karena yang tadi aku belum siap" kali ini Rias mencoba menggoda Naruto, sementara si Namikaze muda yang seperti mendapat durian runtuh hanya tersenyum lebar lalu dia menarik tubuh Rias sehingga menempel padanya.
.
.
Kini dua insan tersebut saling memeluk untuk bisa semakin meniadakan jarak diantara mereka, dengan gerakan pelan keduanya saling mendekatkan kepala masing-masing hingga akhirnya dua bibir itu bersentuhan secara langsung.
Naruto dan Rias saling menjelajahi mulut masing-masing untuk saling melumat dan memainkan lidah sang lawan jenis, keduanya bertukar saliva kian intens apalagi ditambah sensasi rasa mint dari pasta gigi yang sebelumnya mereka gunakan kian membuat nikmat persilatan kedua insan tersebut.
Semakin lama justru keduanya makin tenggelam dalam dunia mereka sendiri, Rias mengalungkan tangannya di leher pemuda itu sambil sesekali meremas rambutnya sementara Naruto juga tak kalah dengan Rias, dia makin mempererat pelukannya dan merasakan seluruh lekuk dan celah tubuhnya sangat pas dengan tubuh sintal si wanita Gremory, mungkin wanita itu memang secara khusus diciptakan untuk dirinya.
Tangannya yang tadi memeluk punggung wanita itu kini mulai berani menjamah area lain seperti meremasi kedua buah pantat motok Rias, lalu beralih ke tempat yang menjadi kesukaannya yaitu payudara besar milik wanita itu. Mulanya dia hanya mengelus benda empuk tersebut yang membuat Rias sedikit mendesah ditengah ciuman mereka lalu pria itu makin berani dengan kini memainkan dada sebelah kiri milik Rias.
Menyudahi acara menjahili dada sang wanita Naruto mulai turun ke arah perut rata Rias dan menggerakkan tangan di sana sebelum tangannya menyusup kedalam baju si wanita yang lagi-lagi untuk meremas payudara Rias secara langsung tanpa terhalang oleh kain.
Tangan Rias sebelumnya berada di leher Naruto kini beralih untuk memegangi tangan si pria karena menurutnya remasan lelaki itu sudah terlalu kasar dan membuatnya sedikit kesakitan.
.
.
Saat sedang asyik-asyiknya bercumbu tiba-tiba pintu kamar tersebut dibuka dengan kasar oleh seseorang.
Braaaaak !
Suara pintu dibuka dengan keras.
.
.
"HOY NARUTO AYO BANGUN !".
Teriakan tersebut sukses membuat pasangan Namikaze dan Gremory itu harus menghentikan cumbuan mereka dan melihat siapa orang yang secara kurang ajar mengganggu mereka.
Seorang lelaki tua berperawakan tinggi besar kini terpaku melihat pemandangan yang menurutnya sangat panas tersebut, apalagi tangan Naruto yang masih berada di dalam baju Rias. Dengan wajah mesum yang konyol dia terkekeh pelan juga jangan kupakan darah yang mulai mengucur dari hidungnya.
"Sepertinya aku datang di waktu yang kurang tepat, baiklah silahkan lanjutkan dan jangan lupa untuk tidak menggunakan pengaman, tapi berhati-hatilah supaya Arashi tidak mengetahuinya karena bisa-bisa dia mencoretmu dari ahli waris".
Sambil menutup pintu dengan perlahan dia kembali berucap "silahkan dilanjutkan".
Tepat sesudah pintu di tutup terdengar teriakan dari orang itu lagi dan terdengar pula suara derap kaki seperti orang berlari "Zekraaaaaaaaaammmmmmm sepertinya kita akan segera punya cicit".
Naruto hanya sweatdrop melihat kelakuan orang yang adalah kakeknya tersebut, bukankah dia bilang untuk tidak berisik dan diketahui oleh kakek Arashi namun justru malah dia sendiri yang dengan secara tak langsung memberi tahu bukan hanya kakeknya Arashi tapi seluruh penjuru rumah.
"Sepertinya cukup sampai di sini dulu" ujar Rias yang memundurkan badannya sambil menarik keluar tangan si pirang yang masih memegangi dadanya.
Jika boleh jujur, Rias sebenarnya masih ingin bercumbu dengan Naruto bahkan mungkin melakukan hal lebih tapi sialnya kegiatan mereka harus diganggu, begitupun dengan Naruto dia juga masih ingin menjamah tubuh sintal Rias namun lagi-lagi karena ulah Jiraiya sukses membuatnya kesal, sepertinya dia harus membuat perhitungan pada kakek kurang aja itu dengan memberinya obat yang bisa mengakibatkan impotensi.
.
.
Naruto dan Rias sedang berjalan bersama menuju ke ruang makan setelah sebelumnya diajak oleh salah satu maid tak lama setelah kehebohan Jiraiya.
Melihat kedatangan Naruto dan si wanita berambut merah Jiraiya menampakkan wajah mesum, "kalian cepat sekali ?, atau jangan-jangan Naruto ejakulasi dini ?" celetuk Jiraiya asal.
"Akan kubalas kau kakek tua" Naruto menatap kesal Jiraiya sementara Zekram Bael malah terlihat tenang saja didamping kakek ubanan itu. Kedua pasangan muda itu duduk di kursi dan tiba-tiba Zekram buka suara "apa yang kau lakukan pada cucu perempuanku ?" tanya Zekram penuh penekanan.
Namun seperti halnya angin lalu Naruto tak takut atas ucapan Zekram, "menurutmu apa yang biasa dilakukan pria dan wanita di kamar ?" dia malah membalikkan pertanyaan pada Zekram yang membuat kakek tua itu mengeratkan pipinya.
Saat ingin membalas ucapan Naruto tapi sepertinya harus dia tunda terlebih dahulu karena kedatangan sosok Uzumaki Arashi, "Kalian sudah bangun rupanya, apa tidur kalian nyenyak ?" tanya kakek tua itu, Rias mengangguk sebagai jawaban begitu pula halnya dengan Naruto tapi pandangan matanya terus menatap tajam ke arah Jiraiya.
.
.
Sesudah acara sarapan pagi bersama kini Naruto dan Rias sudah berada di dalam perjalan untuk kembali ke kota Tokyo.
Namun sejak mereka berangkat wanita itu belum buka suara sama sekali dan seperti sibuk dengan dunianya sendiri, menyadari hal itu Naruto mencoba bertanya "apa ada yang mengganggumu Ria-chan ?".
"Hah ?" Rias menoleh pada Naruto.
"Sedari tadi kulihat kau seperti memikirkan sesuatu, apa ada hal yang tidak beres ?" tanya si pirang lagi.
"Tidak ada ko hanya saja..." wanita itu tampak ragu-ragu untuk melanjutkan perkataannya, karena gugup dia juga secara tak sadar memainkan jari tangannya dan dapat di lihat oleh si pirang.
"Katakan saja, mungkin aku bisa membantu".
Mendapat tanggapan seperti itu dari Naruto membuat Rias akhirnya mau mengungkapkan isi kepalanya, "Kaa-sama memintaku untuk membawamu dalam acara anniversary perusahaan besok, apa kau mau datang ?" tanya Rias yang menatap langsung pada wajah si sulung Namikaze.
"Oh acara itu, Gremory-sama sebenarnya sudah mengundang kami ke acara itu jadi pasti aku juga akan datang" jawab Naruto, dia menoleh ke arah Rias dan tersenyum padanya.
Mengetahui jawaban dari kekasihnya itu Rias kesenengan bukan main, jika Naruto datang maka dia bisa tenang karena artinya Ibunya tidak akan mencari pria untuk dikenalkan padanya sekaligus bisa sombong pada sang Ibu.
Pada akhirnya kedua orang itu bisa mengobrol dengan lancar sampai mereka sampai di tempat tujuan masing-masing yaitu Naruto mengantar Rias ke mall dan dirinya pergi ke perusahaan.
.
.
Sesampainya di perusahaan, Naruto langsung bergegas menuju ke ruangannya namun sebelum itu dia dicegat oleh salah seorang pegawai wanita, "permisi Namikaze-sama, ini ada kiriman atas nama anda" karyawan wanita itu menyerahkan sebuah amplop pada Naruto, "oh terima kasih" dia menerima amplop itu dan melanjutkan jalannya menuju ruangan miliknya.
.
"Siapa yang mengirimkan ini ?" tanya Naruto pada dirinya sendiri lalu mendudukkan dirinya di kursi sambil membuka amplop tersebut.
Saat dibuka tampak di sana hanya ada beberapa lembar foto dan kertas, dia mengambil selembar foto tersebut dan melihat foto apakah itu, dan yang dia lihat hanyalah foto seorang perempuan yang mengenakan baju sekolah, "bukankah ini foto Rias ?".
Dia mengambil beberapa foto lainnya dan memang hampir semua menampilkan gambar wanitanya tapi ada sebuah foto dimana Rias mengenakan sebuah gaun dan di sampingnya terdapat sosok pria yang bagian wajahnya di blur, Naruto mengerutkan dahi tanda tidak mengerti dengan foto tersebut lalu dia melihat sebuah kertas yang dari tadi belum dia buka sama sekali, "kau mengambil milikku sialan" begitulah yang tertulis di kertas tersebut.
"Siapa yang mengirimkan ini ?" dia mencoba mencari alamat pengirim ataupun siapakah yang mengirimkan hal tersebut padanya namun nihil, tak ada yang bisa dia temukan.
"Tapi siapapun dia sepertinya aku harus berterima kasih sudah mengirimkan foto Rias padaku, aishhh dari dulu dia sudah sangat cantik pantas saja aku tergila-gila padanya", dia menyimpan foto tersebut ke dalam laci lalu melanjutkan pekerjaannya hari itu.
.
.
Sementara itu di tempat lain.
.
.
Saat ini sudah memasuki jam makan siang, terlihat Rias dan Akeno sedang berjalan untuk mencari menu makan siang apa yang akan mereka pilih namun saat dalam perjalan keduanya berpapasan dengan seorang pria berambut pirang panjang dan memiliki wajah seperti orang brengsek.
"Sudah lama tidak berjumpa dengan kalian nona-nona cantik" sapanya dengan nada dibuat-buat namun tanggapan dari kedua orang yang dia sapa malah jauh dari kata ramah dan malah seperti bertemu dengan musuh.
"Siapa juga yang ingin bertemu denganmu bajingan ?" cibir Rias dengan nada galak.
"Uhhhhh jangan galak-galak begitu Rias sayangku, apakah kau tak merindukanku ?" ucapnya dengan percaya diri.
"Siapa yang kau panggil sayang hah ?, aku tidak sudi mendengarnya" Rias tampak makin muak melihat pria tersebut.
"Ayo kita pergi saja Akeno, biarkan orang gila ini berbicara sendiri" ajak Rias pada Akeno yang tampak juga menatap pria itu dengan tatapan jijik dan segera berjalan menjauh.
"Wah wah wah, seperti itukah kau memperlakukan mantan tunanganmu ?, aku jadi penasaran bagaimana tanggapan si Namikaze itu ketika tahu kalau kau meninggalkannya dulu hanya karena bertunangan denganku ?" tampak sepertinya ucapan pria itu sukses membuat Rias menghentikan langkahnya.
"Akeno, bisa kau pergi duluan ? nanti aku menyusul" pinta Rias pada sahabatnya.
"Kau yakin ?" Akeno tampaknya cukup khawatir.
"Ya... kau duluan saja, aku akan secepatnya menyusul" Rias mencoba meyakinkan Akeno bahwa dia akan baik-baik saja.
"Baiklah jangan lama-lama" lalu wanita cantik tersebut meninggalkan Rias untuk mencari makan siang.
.
.
Rias berbalik dan berjalan mendekat ke arah pria itu.
"Apa yang kau mau Riser ?" tanya Rias dengan nada datar.
"Woah, akhirnya kau menyebutkan namaku" Riser tampak seperti orang kegirangan saat namanya disebutkan oleh Rias.
"Jangan banyak basa basi, apa yang kau inginkan ?" suara Rias kian terdengar dingin.
"Baiklah, sepertinya kau tidak sabaran... Aku hanya ingin tahu bagaimana tanggapan si Namikaze itu dan keluarganya ketika tahu kau sudah bertunangan denganku tapi kau justru mengacau dan membatalkannya secara sepihak dan membuat keluargaku malu" ujar Riser dengan lagi-lagi menampilkan raut wajah yang menurut Rias sangat pantas untuk di pukul.
"Itu bukan urusanmu, dan asal kau tahu saja pertunangan kita hanya sebuah omong kosong dan keluargaku juga mendukung pembatalan pertunangan tersebut" Rias tampak sangat percaya diri mengatakan hal tersebut.
"Oh begitu, tapi apakah kau bisa meyakinkan keluarga Namikaze jika mereka tahu hal ini ?, apalagi dari yang kudengar pacarmu itu adalah cucu dari Uzumaki Arashi yang merupakan sepupu dari mantan pemimpin negara ini wah wah wah apakah dia akan menyetujui hubungan kalian ?" Riser kian membuat Rias kesal.
"Dan dari yang kulihat sepertinya kau tidak memberitahunya hal ini, tapi jika seandainya mereka menolakmu maka kau bisa kembali padaku, tanganku selalu terbuka untuk bisa meremas buah dadamu yang besar itu dan bercinta dengamu setiap hari" tambah Riser yang tanpa ada rasa malu berbicara vulgar di tempat umum.
"Itu hanya akan terjadi di dalam mimpimu bahkan mungkin untuk sekedar mimpi itu terlalu bagus, dan ingatlah hal ini jika kau mencoba memisahkannya dariku maka akan kucari kau sampai ke manapun dan merobek seluruh tubuhmu untuk selanjutnya kubuang ke dalam gunung berapi !" tegas Rias lalu meninggalkan pria itu.
"Lihatlah tubuhnya itu, dada dan pantatnya semakin besar saja sejak terakhir kali uh aku jadi ingin menyetubuhinya" lagi-lagi tanpa rasa malu dia berbicara seperti itu.
"Aku tidak sabar dengan reaksi si Namikaze mengenai foto yang aku kirimkan" setelah berkata demikian Riser pergi dari mall.
.
Dalam perjalanan menuju restoran yang sudah ia dan Akeno pilih mau tak mau Rias memikirkan hal yang Riser bilang, apakah Naruto akan menerimanya saat tahu dia pernah bertunangan dengan orang lain ditambah alasan dia memutuskan Naruto adalah karena pertunangan tersebut.
"Sepertinya aku harus segera memberi tahu Naru-kun alasanku memutuskannya sebelum dia mengetahuinya dari orang lain terutama si bajingan Riser". Rias mempercepat langkahnya.
.
.
Tak terasa kini sudah memasuki jam pulang kerja, baik Naruto maupun Rias pulang ke kediaman masing-masing.
.
Naruto saat berada di meja makan bersama kedua anggota keluarganya.
"Naruto ada yang ingin tou-san bicarakan" Minato berbicara lebih dahulu pada putranya, menelan makanan terlebih dahulu sebelum menjawab Ayahnya itu, "Ada apa tou-chan ?".
"Lusa kau akan kembali ke Amerika" Minato langsung ke inti.
"Hah ?" si pirang hanya melongo atas ucapan Ayahnya barusan.
"Ya, kau akan kembali ke Amerika lusa" ulang Minato dengan jelas.
"Kenapa ?, bukankah aku baru beberapa bulan di sini ?" Naruto tampaknya kurang setuju.
"Ada sesuatu yang harus kau kerjakan di sana, dan tenanglah lagipula kau tidak akan lama mungkin hanya 2-3 minggu bahkan lebih bisa lebih cepat dari itu" Minato menjelaskan tenggat waktu yang akan dilewati Naruto.
"Tapi itu artinya aku akan melewatkan natal dan tahun baru di sana ?," kini pria itu tampak lemas mengetahui hal tersebut.
"Bukankah kau ingin segera membuat tou-san mu ini pensiun ?, jadi tak masalah bukan ?".
"Baiklah... aku akan berangkat ke sana" Naruto menyetujuinya walaupun terlihat raut wajahnya tak ikhlas sama sekali, sepertinya malam tahun baru yang sudah dia bayangkan dengan menghabiskan waktu bersama Rias urung terlaksana.
.
.
Keesokan harinya, Naruto tiba di kantor namun lagi-lagi dia mendapat kiriman amplop sama seperti kemarin.
"Sebenarnya siapa si yang mengirimkan ini ?" dia membuka amplop tersebut dan sama seperti kemarin, isi amplop itu hanya ada beberapa foto Rias namun kini fotonya di dominasi dengan Rias yang berfoto bersama pria berwajah blur tapi dapat Naruto lihat bahwa rambut pria itu berwarna pirang sama sepertinya.
Dia membuka secarik kertas yang terdapat tulisan tangan berisi 'apa kau tidak penasaran kenapa ada banyak foto kekasihmu ?, dan juga apa alasannya berpisah denganmu ?, sepertinya kita memiliki nasib yang sama ditinggalkan oleh wanita ini. Kuharap kita akan segera bertemu dan akan kuberi tahu kenapa dia meninggalkanmu'.
"Alasan Rias meninggalkanku ?, dan dia juga bilang sama-sama ditinggalkan apa maksudnya ?" Naruto cukup kebingungan atas isi kertas tersebut.
"Ahhhh persetan, lebih baik kulanjutkan saja pekerjaan yang menumpuk ini" Naruto melempar kertas yang dia baca ke tempat sampah dan melanjutkan kerjanya sampai tiba saatnya nanti dia akan datang ke acara anniversary perusahaan Zeoticus Gremory.
.
.
Hari itu berjalan terasa cukup cepat karena pekerjaan berjalan lancar tanpa kendala. Saat ini Akeno dan Rias sedang berada di apartemen milik si gadis merah untuk mengganti pakaian keduanya.
Terlihat Akeno sedang menunggu Rias mengenakan gaun yang akan dia pakai hari ini yaitu sebuah Asymmetrical dress berwarna smoke grey dengan model tanpa lengan namun memiliki kerah bundar dan bagian bawah gaunnya memiliki panjang berbeda dimana bagain depan lebih tinggi daripada bagain belakang.
Sementara untuk Akeno sendiri dia mengenakan one shoulder dress berwarna hitam dengan potongan gaun cukup rendah, namun itu semakin menambah kesan dewasa dan seksi bagi wanita tersebut.
"Mari kita berangkat Akeno !" ajak Rias yang sudah selesai.
"Waw, kau cantik sekali ya... apa kau berniat menggoda pria di sana Rias ?" puji Akeno.
"Tidak lah... ya sebetulnya aku juga malas mengenakai pakaian ribet seperti ini tapi apa mau dikata" ujar si wanita berambut merah, kemudian mereka berangkat ke pesta menggunakan mobil yang dikemudikan Akeno.
Hingga tak lama kemudian mereka sampai lah di lokasi pesta yaitu kediaman mewah Gremory. Tampak juga di sana sudah beberapa orang yang turun dari mobil langsung diserbu oleh jepretan kamera, karena bagaimanapun juga acara ini bukanlah pesta biasa karena dihadiri oleh berbagai kalangan seperti para pengusaha terus ada beberapa orang terkenal lainnya seperti artis dan pejabat yang kenal atau diundang secara khusus.
"Inilah alasannya aku malas datang" keluh Rias yang melihat hal tersebut, Akeno hanya tertawa pelan menanggapi keluhan sahabatnya.
.
Sesudah melewati bagian depan tadi kini Rias dan Akeno sudah memasuki rumah mewah yang sudah disulap menjadi tempat pesta tersebut. Langsung saja keduanya melewati tamu undangan yang lain untuk mencari keberadaan orang tua Rias namun belum sempat bertemu ibunya Rias malah terlebih dahulu berpapasan dengan Sirzechs.
"Lihatlah Grayfia-chan, ckckck adikku ini tampak sangat cantik dan Akeno juga tak kalah cantiknya" puji Sirzechs atas busana yang dikenakan dua wanita tersebut dan disetujui oleh Grayfia.
"Sepertinya anda mencari keberadaan Venelana Kaa-sama, beliau ada di dekat tangga bersama dengan tou-sama" Grayfia memberi tahu letak kedua orang tua Rias.
"Terima kasih Nee-sama, kalau begitu kami ke sana dulu dan sampai jumpa lagi Nii-sama, Nee-sama" pamit Rias pada pasangan suami istri itu.
.
Venelana yang baru saja selesai dengan salah satu kolega bisnis perusahaan suaminya tak sengaja melihat kedatangan Akeno dan putrinya Rias.
"Kalian datang cukup awal, dan ngomong-ngomong hanya berdua saja ?" Venelana celingak celinguk.
"Ah ayolah Kaa-sama, nanti dia akan datang kemari dan saat sudah sampai akan langsung kubawakan ke hadapan Kaa-sama jadi jangan jadikan momen ini untuk mengenalkanku pada pria lain !" tegas Rias.
"Tapi dia benar-benar akan datang kan ?, Awas saja kalau tidak !" kini giliran Venelana yang mengancam.
"Sudahlah sayang, aku yakin pria yang Rias maksud pasti akan kemari bukan begitu Akeno ?" Zeoticus mencoba memberi pengertian pada istrinya.
"Saya juga yakin bahwa dia akan datang Venelana-sama" Akeno mendukung statement dari Zeoticus.
"Baiklah akan Kaa-sama tunggu".
Lalu Rias dan Akeno pergi dari hadapan pasangan suami istri tersebut untuk datang ke tempat makanan disediakan.
.
"Lihat semua makanan mewah ini, saatnya menikmati" Akeno tampak bersemangat melihat seluruh jejeran makanan yang tersedia dan mulai mengambilnya.
"Nikmati semuanya, itupun kalau perutmu sanggup" Rias mengikuti di belakang Akeno.
.
.
Acara terus berjalan bahkan tamu-tamu pun sudah kian banyak berdatangan namun batang hidung orang yang Rias tunggu-tunggu tak kunjung terlihat.
"Dia sebenarnya mau datang atau tidak si ?" Rias kian deg degan, matanya terus mengamati seluruh ruangan tersebut guna mencari si pria pirang namun belum ada tanda-tanda kehadiran pria itu.
"Tenang saja, mungkin sedang dalam perjalanan karena macet" Akeno menenangkan sahabatnya sambil menikmati hidangan yang dia ambil tadi.
"Semoga saja kau benar" menghela nafas pelan, lalu mencoba menikmati hidangan yang dia ambil bersama Akeno. Namun tetap saja hidangan mewah dan enak tersebut terasa biasa-biasa saja karena kondisi hatinya yang gundah gulana apalagi sang Ibu beberapa kali melirik kearahnya.
.
.
Beberapa saat kemudian terlihat di pintu masuk tampaknya ada tamu undangan yang baru datang, terlihat seorang wanita yang sangat sedang menggandeng dua orang pria tampan berambut pirang. Beberapa tamu yang melihat kedatangan ketiganya bahkan sampai ada yang takjub, bagaimana tidak jika yang datang adalah orang seperti Minato Namikaze dan istrinya Uzumaki Kushina yang kini menjadi Namikaze Kushina.
Kedua orang tersebut beberapa kali masuk majalah karena kisah cinta keduanya yang cukup menginspirasi dan jauh dari kabar miring.
Sementara beberapa wanita yang menghadiri acara tersebut lebih terpaku pada satu pria muda yang digandeng oleh Kushina, pancaran aura karismatik dari seorang Namikaze Minato rupanya diwarisi oleh pria muda itu.
Ketiganya berjalan melewati tamu-tamu yang lain, dan beberapa kali menyapa orang yang mereka kenal.
Melihat Naruto yang datang bersama kedua orang tuanya membuat Rias senang bukan main, akhirnya dia bisa mengenalkan prianya itu pada sang Ibu.
Saat berjalan mata Naruto tak henti-hentinya mengobservasi sekeliling guna mencari seorang wanita, matanya menangkap keberadaan sosok tersebut yang sedang duduk di ujung ruangan bersama wanita yang dia kenal juga.
"Kaa-chan, aku mau menghampiri Ria-chan dulu boleh ?" bisik Naruto.
"Hum ?, hampiri saja cuma jangan lupa nanti kau harus memberi ucapan selamat pada Zeoticus-san !" Kushina menyetujui kemauan putranya dan memisahkan tangannya dari Naruto.
"Terima kasih Kaa-chan" Naruto lalu berpisah dengan Minato dan Kushina.
Sepeninggal Naruto yang memutuskan untuk menemui Rias terlebih dahulu kini dan Minato langsung saja berjalan menuju ke tempat Zeoticus dan Venelana berada.
Zeoticus yang melihat kedatangan Minato sejak dari pintu tadi hanya tersenyum pada koleganya tersebut, "Akhirnya kau datang juga" sapa Zeoticus.
"Ahahah tapi maaf sebelumnya jika kami agak terlambat, tadi kami tersendat di jalan" Minato tertawa garing dan meminta maaf atas keterlambatannya.
"Istrimu semakin cantik saja Minato-dono" puji Zeoticus yang ditanggapi senyuman oleh Kushina.
"Terima kasih atas pujiannya, apa kabar Venelana-san ?" tanya Kushina.
"Kabarku baik Kushina-san, oh iya apa pria muda tadi adalah putramu ?" Venelana malah penasaran pada orang yang digandeng Kushina.
"Begitulah, dia adalah putra sulung kami Namikaze Naruto" jawabnya atas rasa penasaran Venelana.
"Dia sudah besar ternyata, mungkin dia seumuran dengan Rias-chan ku tapi sepertinya aku pernah melihatnya Cuma dimana ya ?". Venelana mengingat seorang pria muda yang membantunya saat di Mall, juga jangan lupa kalau dia saat ini masih mencari pasangan untuk anaknya dan melihat sosok yang bersama keluarga Namikaze tadi sudah cukup untuk mengeliminasi daftar pria yang Venelana siapkan.
Zeoticus yang mengerti arah obrolan dari istrinya hanya bisa menahan tawa, sementara Kushina tersenyum saja sambil berbicara dalam hati "sepertinya mereka tidak memberi tahu hubungannya pada Venelana-san".
"Kalau begitu kami ke sana dulu Zeoticus-dono" Minato langsung berpamitan pada Zeoticus untuk menyapa orang-orang yang dia kenal.
"Nikmati perstanya" ujar Zeoticus yang dijawab dengan acungan jempol oleh Minato.
"Hey sayang, menurutmu bagaimana kalau kita memperkenalkan Rias pada putra mereka ?" usul Venelana begitu Minato dan Kushina sudah agak jauh.
"Kalau memang mau ya lakukan saja" Zeoticus sepertinya menyetujui gagasan dari istrinya.
"Tumben kau setuju ?" istri dari Zeoticus itu tampak sedikit terkejut karena sang suami menyetujui idenya padahal biasanya dia selalu menolak kalau Venelana mencoba mengenalkan Rias pada pria.
"Entahlah" jawab ambigu Zeoticus.
.
.
Naruto kini sudah duduk bersama dengan Rias dan Akeno, "kapan kalian sampai ?" tanya si pirang.
"Kami tiba dari tadi, bahkan Akeno sudah mengambil makanan untuk ketiga kalinya" ujar Rias yang menatap si rambut hitam.
"Bagus Akeno-chan" Naruto mengangkat jempol.
"Oh iya, aku belum memberi selamat pada Zeoticus-san jadi bisakah menemaniku ?".
Akeno menyenggol pundak Rias, "nah karena kau kekasihnya jadi cepat temani si pirang itu untuk bertemu calon mertua" goda si rambut hitam pada keduanya.
"Baguslah, ayo Ria-chan !" Naruto menggenggam tangan sang wanita.
.
Beberapa orang yang melihat keduanya bergandengan tangan hanya bisa berbisik terutama para wanita muda, sepertinya kesempatan mereka untuk mendekati pria pirang itu sedikit susah apalagi jika bersaing dengan wanita semacam Rias Gremory.
Rias yang digandeng oleh Naruto mencoba mendeklarasikan kalau pria itu adalah miliknya dengan memasang wajah penuh percaya diri, hingga akhirnya mereka sampai di hadapan kedua orang tua Rias.
"Saya ucapkan selamat atas hari jadi perusahaan anda Zeoticus-sama" Naruto membungkuk hormat tanpa melepaskan tangan Rias.
Venelana yang melihat pria tampan di hadapannya itu tak berkedip sama sekali sampai dia menyadari kalau tangan Rias dan pria itu saling tertaut.
"Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya ?" tanya Venelana mencoba memastikan sesuatu.
"Ah iya kita pernah bertemu sebelumnya saat di Mall, mohon maaf saat itu saya tidak memperkenalkan diri jadi perkenalkan nama saya Namikaze Naruto" kini dia membungkuk ke arah Venelana setelah memperkenalkan diri.
"Jadi, apa hubunganmu dengan putriku Rias ?" Venelana coba menginterogasi si pirang, namun bagi Zeoticus dan Rias itu malah terdengar lucu apalagi dengan suara yang dibuat-buat seakan mengintimidasi.
Saat akan menjawab pertanyaan Venelana tiba-tiba Rias mendahului si pirang, "dia adalah pacarku yang kuceritakan, bukan begitu sayang ?" Rias mencium pipi pria itu dan sepertinya sedang mencoba meledek sang Ibu dan rupanya perbuatan Rias yang mencium Naruto sukses membuat Venelana bengong.
"Ah iya begitulah kira-kira" Naruto berkata asal karena cukup tegang juga berhadapan dengan ibu dari Rias.
"Kalau Kaa-sama ingin bertanya lebih lanjut nanti saja karena saat ini aku ingin menikmati pesta dengan kekasihku, jadi sampai jumpa" Rias menarik Naruto pergi dari hadapan kedua orang tuanya dan kini Venelana hanya bisa bengong melihat kepergian dua insan tersebut.
.
"Sayang, sepertinya aku sudah salah meminta Rias berkenalan dengan pria yang selama ini aku carikan".
"Makanya percayalah pada putrimu, karena dia tahu yang terbaik untuk dirinya sendiri" balas Zeoticus.
"Sepertinya kau tidak terkejut ?, padahal aku cukup kaget dengan siapa yang Rias kencani". Venelana menatap penuh selidik pada sang suami.
"Untuk apa terkejut, Sirzechs sudah memberi tahuku ditambah aku sudah bertemu dengannya beberapa waktu kebelakang" jawab Zeoticus secara tidak sadar, Venelana yang mengetahui bahwa suaminya itu lebih dulu tahu hubungan Rias hanya cemberut saja ditambah yang memberi tahunya adalah Sirzechs.
"Kau tidak boleh tidur denganku selama 40 hari ke depan !" tegas Venelana yang membuat Zeoticus cengo.
"Apa salahku ?".
"Kau tidak memberitahu siapa yang jadi kekasih Rias, dan tidak ada bantahan mengerti !" rupanya Venelana sangat serius dengan ucapannya.
"Apakah tidak ada keringanan untuk mencabut hukuman itu ?" Zeoticus memelas pada istrinya karena tidur sendirian selama 40 hari mana mungkin dia lakukan itu.
"Kalau mau bebas dari hukuman maka nikahkan Rias ku besok !" itulah syarat yang Venelana berikan pada Zeoticus, jujur saja mustahil baginya menikahkan keduanya besok.
"Apa tidak ada cara lain ?" ia lagi-lagi mencoba mencari solusi.
Venelana tampak berpikir sejenak sebelum kembali berujar, "baiklah, kalau begitu bagaimana jika nikahkan mereka malam ini ?". Zeoticus menepuk jidatnya, bagaimana bisa syarat yang sang istri ajukan makin tidak masuk akal.
"Kenapa harus menikahkan mereka berdua secepat mungkin ?, lagipula jika keduanya memang benar-benar siap pasti mereka akan meminta izin pada kita".
"Ahhh kenapa kau tidak bisa mengerti, aku ingin segera menggendong cucu lagi !" Venelana cukup kesal.
"Bukankah kau bisa menggendong Millicas-kun jika hanya ingin menggendong cucu ?".
"Sudahlah kau tak akan mengerti, jadi mulai malam ini kau tidur sendiri kecuali bisa menikahkan Rias dan pacarnya saat ini juga ataupun besok !" lagi-lagi Venelana menegaskan kemauannya dan berjalan meninggalkan Zeoticus menghampiri teman-teman wanitanya.
.
.
Pesta kian berlanjut hingga cukup malam, para tamu undangan juga sudah ada beberapa yang pulang begitu pun dengan orang tua Naruto, sebenarnya Minato masih kuat untuk minum-minum namun melihat Kushina yang sudah mabuk membuatnya harus membawa istrinya tersebut pulang karena jika didiamkan makin parah Kushina akan sangat liar dan sembrono saat mabuk.
Naruto kini berada di balkon bersama dengan Rias untuk mencari udara segar, karena jika terus berada di ruangan justru akan membuat mereka makin mabuk karena bau alkohol.
"Naru-kun ada yang ingin kubiarkan padamu,".
"Apa itu ?" jawab si pirang.
Tapi saat akan berbicara Rias merasakan kebelet, "aduh, kita bicarakan nanti saat ini aku kebelet" dia langsung pergi dari sana meninggalkan Naruto.
Saat sedang sendirian Naruto merogoh kantung dalam jas miliknya untuk mengambil sebatang rokok dan segera membakarnya, menyedot batang kecil tersebut lalu menghembuskan asap hasil pembakaran rokok tersebut.
Sebenarnya Naruto bukanlah peroko yang aktif seperti Shikamaru, dia hanya beberapa kali saja menyedot zat nikotin tersebut.
.
"Akhirnya kita bertemu, Uzumaki Naruto" ucap seseorang dari arah belakang yang membuat si pirang menoleh.
"Maaf, apa kau mengenalku ?" tanya si pirang yang sudah mematikan rokoknya dan memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana.
"Izinkan aku memperkenalkan diri, namaku Riser Phenex salam kenal" ia menjulurkan tangan pada Naruto sebagai tanda perkenalan, dan diterima oleh si pirang hingga kini mereka berjabat tangan.
"Apa ada yang ingin kau bicarakan padaku ?" tanya si pirang langsung ke inti karena dia malas berbasa-basi.
"Bagaimana dengan foto-foto yang kuberikan padamu, apa kau menyukainya ?" Riser malah balik bertanya, Naruto yang mengerti tentang foto yang dimaksud hanya menyeringai.
"Foto yang kau kirimkan sangat bagus, hanya saja aku sedikit tak menyukai pria yang ada di samping wanitaku itu" jika Naruto tak salah identifikasi mungkin orang yang berada di samping Rias bisa saja adalah pria yang berhadapan dengannya kini.
Jawaban Naruto sukses membuat Riser tertawa terbahak-bahak, "maaf-maaf jika kau tidak menyukai fotoku dengan wanitamu".
"Katakan apa maumu ?, jika tidak salah di salah satu kertas kau menuliskan bahwa aku mengambil wanitamu dan kita sama-sama dicampakkan olehnya" Naruto makin intimidatif.
"Ingatanmu bagus, yah memang benar kau mengambil dia dariku dan asal kau tahu saja dia adalah tunanganku. Rias Gremory adalah tunanganku sebelum berpaling padamu" si pirang berambut panjang nampak emosi ketika mengungkapkan hal itu.
.
.
"Fiuh... akhirnya aku merasa lega" Rias yang baru keluar dari kamar mandi coba membetulkan gaunnya sebelum kembali menghampiri Naruto dan melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan tadi.
Ketika ingin kembali ke balkon namun yang dia lihat di sana Naruto sudah bersama seorang pria lain berambut pirang panjang, "tidak mungkin, jangan bilang si bajingan itu datang ke mari".
Rias berjalan cepat menghampiri mereka, namun sayup-sayup dia dengan Riser membicarakan sesuatu mengenai tunangan. Saat dirinya makin dekat justru pembicaraan kedua pria itu kian jelas terdengar olehnya.
.
"Apa kau tidak malu setelah mengambil tunanganku ?" Riser mencoba menyerang Naruto.
"Untuk apa aku malu ?, jika kalian tidak jadi melanjutkan pertunangannya berarti ada yang salah denganmu bukan begitu ?" Naruto malah membalikkan keadaaan.
"Sialan, rupanya kau tidak mau ya sudah berpacaran dengan seorang wanita yang memiliki tunangan namun sehabis itu kau dicampakkan dan kini kau kembali padanya, dan dia juga tidak memberi tahumu tentang kami kan ?, apa kau bisa percaya pada wanita yang terus membohongimu ?" ia nampaknya masih mencoba memojokkan Naruto dan ingin menimbulkan keraguan di hati pria itu.
"Dari tadi yang kudengar justru sepertinya Rias tidak ingin bertunangan denganmu, dan asal kau tahu saja aku sama sekali tidak keberatan jika Rias membohongiku tentang hubungan kalian karena menurutnya tidak penting untuk membicarakan itu denganku dan aku pun bisa menerima seluruh masa lalunya".
Rias masih mendengarkan keduanya dengan seksama.
"Asal kau tahu saja, aku tak peduli seberapa banyak dia membohongiku maka sebanyak itu pula aku akan memaafkannya jadi jika hanya ini saja yang kau punya untuk membuatku goyah tolong belajar lagi" Naruto melangkah mendekat dan melakukan gerakan seperti menepuk debu di baju milik Riser, memang untuk tinggi badan keduanya tak terpaut jauh namun dari segi ukuran badan Naruto tampak lebih berisi jika dibandingkan dengan Riser.
Matanya tak sengaja melihat Rias yang berdiri mematung di dekat mereka, "sedang apa di situ, Ria-chan ?".
Akhirnya Rias berjalan menghampiri kedua pria yang bersitegang tersebut, Naruto dengan cepat merangkul pundak Rias dan mengecup bibir wanita itu singkat sebagai cara memanasi Riser.
"Jadi kau benar-benar memaafkan si jalang ini setelah bertahun-tahun membohongimu ?" tampaknya Riser makin terbawa emosi.
Naruto sudah mengepalkan tinjunya dan bersiap melancarkan bogem mentah pada Riser karena berani menyebut wanitanya sebagai jalang namun rupanya Rias sudah lebih dulu bereaksi dengan melancarkan tinjunya mengenai ulu hati Riser.
.
Buggghhhk...
.
Suara pukulan Rias cukup terdengar keras, Naruto yang melihatnya hanya meringis karena dia juga pernah menerima pukulan Rias namun sepertinya pukulan yang Rias lancarkan saat ini lebih keras daripada dirinya dulu. Bayangkan saja jika mengenai perut saja sudah membuat Naruto mulas apalagi saat ini yang mengenai ulu hati Riser pasti rasanya sesak dan membuat susah untuk bernafas.
"Ayo kita pergi Naru-kun" Rias mengajak Naruto pergi meninggalkan Riser Phenex yang masih tersungkur.
Melihat Rias pergi Riser sebenarnya ingin kembali memaki wanita itu namun rasa tak karuan yang kini dia derita membuatnya tak bisa melakukan apa-apa selain bersumpah serapah di dalam hati.
Ia mencoba bangkit namun kakinya bergetar hebat dan tak kuat menopang berat badannya, dia menggigit bibirnya sendiri dan memaksakan untuk bangun. Tampak lelehan air mata tercetak jelas di wajah Riser ditambah raut wajahnya yang nampak menderita cukup memberikan petunjuk bagaimana rasa dari hantaman Rias.
.
.
.
TBC
.
.
Holla Guys
Kembali lagi dengan cerita absurd ciptaan saya, kali ini Naruto sudah bertemu dengan mama Vene
Apakah keinginan mama Ven akan kesampaian untuk menikahkan si kepala kuning dan gadis tomat ?.
.
.
Terima kasih bagi yang sudah rela dan sudi membaca silahkan tinggalkan kritik dan saran atau mungkin request ?.
Ok segitu saja untuk kali ini dan bye bye
.
oh iya bagi yang suka atau lebih nyaman baca di wattpad bisa baca di sana dengan judul yang sama walaupun belum sampai chapter ini karena masih dalam tahap perbaikan, cuma tenang saja akan cepat menyusul ko
