Disclaimer

Naruto : Masashi Kishimoto

HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi

Warning : Typo bertebaran

.

.

Rias berjalan menghampiri kedua pria yang bersitegang tersebut, Naruto dengan cepat merangkul pundak Rias dan mengecup bibir wanita itu singkat sebagai cara memanasi Riser.

"Jadi kau benar-benar memaafkan si jalang ini ?, setelah bertahun-tahun membohongimu ?" tampaknya Riser makin terbawa emosi.

Naruto sudah mengepalkan tinjunya dan bersiap melancarkan bogem mentah pada Riser karena berani menyebut wanitanya sebagai jalang namun rupanya Rias sudah lebih dulu bereaksi dengan melancarkan tinjunya mengenai ulu hati dari pria menyebalkan tersebut.

.

.

"Ayo kita pergi Naru-kun!" Rias menggandeng tangan si pria pirang untuk pergi dari sana meninggalkan Riser yang sangat kesakitan.

Naruto merasakan genggaman Rias pada tangannya sangat erat dan agak sedikit bergetar, sebenarnya Naruto sangat ingin meminta kejelasan Rias saat itu juga tapi tampaknya Rias sedang emosi.

"Apa kita akan pulang ?" tanyanya pada Rias.

"Ya, tapi sebelum itu kita harus membawa Akeno" Rias mencoba melihat sekeliling dan matanya melihat seonggok tubuh yang berada di sebuah meja, kedua pasangan itu menghampiri dan memang itu adalah Akeno yang saat ini sudah sangat mabuk.

Rias menoyor tubuh Akeno dan mencoba membangunkannya, "bangun woy". Namun tak ada tanggapan dari sahabatnya itu, "apa jangan-jangan dia mati karena kebanyakan makan dan minum alkohol?" ucapnya ngawur.

"Dia tidak akan bangun," Naruto menyelipkan tangan di belakang lutut Akeno sementara satu tangan lainnya di punggung wanita tersebut.

"Apa kalian kemari membawa mobil ?" tanya si pirang sebelum mengangkat Akeno.

"Ya, aku membawa mobil".

"Kalau begitu ayo kita ke sana" ajak Naruto yang langsung mengangkat tubuh Akeno tanpa melirik ke arah Rias sama sekali.

.

.

Naruto berjalan lebih dulu dengan Akeno yang berada dalam gendongannya sementara Rias mengekor di belakang pria tersebut, namun saat hendak sampai di pintu ke luar disana sudah berdiri seorang pria berbadan tinggi dengan rambut merah panjangnya.

"Mau ke mana kalian ?" tanya pria tersebut sambil menyilangkan tangan di depan dada.

"Tentu saja aku harus membawa Akeno pulang, apa kau tidak bisa melihatnya ?" cibir Naruto sambil membetulkan posisi badan Akeno karena agak melorot dari pangkuannya.

"Kalau begitu sayang sekali Namikaze, ketika kau berada di rumah ini hanya ada satu peraturan. Yaitu kau harus mengikuti semua perkataan dari CEO di rumah ini" terdengar nada bicara Sirzechs begitu menyebalkan bagi Naruto.

"Apa maksudnya Nii-sama ?, siapa yang kau maksud CEO dan sejak kapan aturan itu di buat ?" cela Rias pada sang kakak, karena dia bahkan baru mendengar semua itu.

"Sudahlah Sirzechs, katakan apa maumu karena tanganku sudah pegal" Naruto cukup malas sepertinya menanggapi semua pembicaraan ngawur Sirzechs.

"CEO Venelana Gremory-sama memintaku untuk membawa kalian ke halaman belakang untuk lanjut minum-minum di sana" kali ini Sirzechs langsung membicarakan tujuannya menghadang 3 orang muda mudi itu.

"Itu benar, Kaa-sama ingin mengenal pacarmu ini lebih jauh lagi dan untuk hari ini kalian tidak diizinkan pulang. Untuk Akeno bisa tidur di kamarmu nanti jadi mari kita lanjutkan pestanya di halaman belakang" jelas Venelana yang datang dari arah belakang Rias.

"Tapi Kaa-sama, kami sudah lelah dan ingin pulang" Rias mencoba menolak ajakan sang ibu.

"Tidak ada tapi-tapian gadis muda, dan bukankah ini adalah tumahmu ?. Jadi secara teoritis kau sudah 'pulang' bukan begitu ?" Venelana langsung menunjukkan pada Rias siapa bosnya.

Setelah itu Venelana langsung pergi meninggalkan 4 orang itu di sana.

"Sudahlah... kau ikuti Kaa-sama ke belakang Rias, aku akan menemani si bocah pirang itu untuk menidurkan Akeno sebagai jaga-jaga kalau nanti dia bernafsu dan menelanjangi Akeno" canda Sirzechs pada si pirang sambil menatapnya dengan pandangan tersirat mesum.

"Sana pergi" si sulung Gremory itu langsung mendorong sang adik untuk mengikuti Venelana yang masih terlihat dan sudah berjalan menjauh.

.

.

"Nah kita sudah sampai, cepat kau masuk dan baringkan Akeno di dalam" perintah Sirzechs pada Naruto tepat di depan pintu kamar Rias.

"Kau ini dari tadi main suruh, berhentilah berekspresi seperti itu kau tahu. Wajahmu sangat menyebalkan sehingga aku ingin memukulmu dan membuat hidungmu patah" jawab Naruto galak.

"Cepat bawa Akeno ke dalam sana, aku harus segera membawamu ke hadapan Ibuku". Sirzechs membuka pintu kamar tersebut, setelah terbuka lebar Naruto sempat melemparkan delikan pada Sirzechs sebelum akhirnya masuk ke dalam.

.

Naruto membawa Akeno menuju ke sebuah ranjang berukuran besar dan segera menurunkannya di sana.

"Tubuhmu berat sekali Akeno-chan, tapi itu wajar sih" gumam Naruto setelah melihat dada besar Akeno yang naik turun karena nafas gadis tersebut, si pirang menggeleng dan berusaha menyingkirkan imajinasinya yang sempat liar begitu melihat tubuh Akeno.

"Aaaarrrrrggghhhh" Naruto tiba-tiba menggeram frustasi sambil mengacak-acak rambutnya, "jika menginap di sini berarti aku tidak bisa tidur dengan Rias, aishhh ditambah besok aku akan pergi ke Amerika" bukannya tenang si pirang malah misuh-misuh sendiri dan tanpa dia sadari ada sepasang bola mata yang mengawasinya dari arah luar.

Setelah selesai dengan kekesalannya sendiri Naruto bangkit dari posisi duduknya dan menarik selimut lalu menyelimuti Akeno sampai sebatas leher.

.

Saat keluar dari arah kamar dia sudah ditunggu oleh Sirzechs.

"Sudah berapa kali kau tidur dengan adikku ?" tanya si rambut merah tanpa basa basi.

"Hah ?" Naruto yang baru saja keluar dari kamar tentu saja tidak langsung ngeh dengan pertanyaan Sirzechs.

"Jangan pura-pura bodoh, aku dengar tadi kau misuh-misuh di dalam katanya tidak akan bisa tidur dengan Rias malam ini" jelas Sirzechs lagi, Naruto yang akhirnya mengerti apa yang Sirzechs tanyakan malam balik berekspresi mengejek pada pria Gremory itu.

"Oh begitu... seorang Sirzechs Gremory selain siscon juga seorang penguping ternyata, ini sebuah fakta baru" ejek Naruto dengan raut wajah alay.

"Hilangkan raut wajah menjijikkan itu, dan jawab saja apa yang aku tanyakan tadi jika ingin mendapat restu dariku" akhirnya Sirzechs merasakan sendiri apa yang tadi Naruto rasakan saat melihat raut wajahnya.

"Aku hanya tidur dengannya beberapa kali tapi aku tidak melakukannya dengan sering".

"Wahhhh kau sudah gila, bagaimana mungkin kau bisa melakukannya dengan adikku padahal kalian belum menikah" dia menaruh kedua tangannya di pinggang seperti seorang ayah yang sedang memarahi anaknya.

"Kau juga sama, bukankah kau sering melakukannya dengan Grayfia dulu ?, dan apa kau lupa saat itu bahkan aku melihat kalian telanjang" Naruto yang tadinya sedang berusaha dipojokkan oleh Sirzechs namun kini malah berbalik.

"Sudahlah, lagipula aku menyukai adikmu dan tak mungkin menyakitinya. Kau boleh pegang janjiku tapi jika kau tidak percaya silahkan pukuli aku sepuasmu" ujar Naruto.

"Aku percaya padamu tapi sebelum itu apa kau tahu kalau Rias sudah pernah bertunangan ?" kini tampaknya Sirzechs masuk dalam mode serius.

"Yah aku baru saja mengetahuinya dari mantan tunangannya sendiri" timpal Naruto.

"Huh, kalian bertemu Riser ?. seingatku dia tidak diundang ke sini dan hanya orang tua dan kakaknya saja yang datang" dia nampak sedikit terkejut bagaimana Riser bisa berada di sana.

"Entahlah, mungkin menyusup" Naruto mengangkat bahu tanda tak tahu.

"Masuk akal, jadi apa tanggapanmu tentang Rias yang bohong padamu ?, aku mengetahui bagaimana kalian putus dulu dan saat itu jujur saja sebagai kakak Rias aku sangat ingin menggagalkan pertunangannya namun itu sudah menjadi kesepakatan kedua keluarga sehingga aku tak bisa berbuat apapun".

"Sir, jika aku boleh jujur padamu sebenarnya saat ini aku sedang bimbang, saat dia memutuskan hubungannya denganku dan alasannya saat itu hanya karena bosan itu membuat hatiku sakit tapi saat itu aku tahu bahwa alasan tersebut hanyalah sebuah kebohongan dan saat ini aku mengetahui alasannya entah kenapa rasa sakit dulu kembali lagi tapi itu bercampur dengan rasa senang karena dia lebih memilihku" jelas Naruto panjang lebar.

"Apapun yang kalian pilih nantinya aku akan terima, apalagi jika memang kau merasa tidak bisa bersanding dengan Rias aku tidak akan marah padamu sama sekali tapi jika memang kalian bersama aku titipkan dia padamu" Sirzechs menepuk pundak Naruto.

"Terima kasih sudah mengerti Sir".

"Baiklah kalau begitu ayo kita ke taman belakang sekarang, alu sudah tidak sabar minum anggur mahal milik CEO Venelana" ajak Sirzechs yang lagi-lagi membercandakan nama ibunya dengan julukan CEO.

.

.

Sesampainya kedua pria itu di taman belakang di sana terlihat sudah ada Venelana, Rias, Grayfia dan Zeoticus.

.

"Akhirnya kalian datang juga" sambut Zeoticus atas kedatangan Sirzechs dan Naruto.

"Maaf sedikit lama, tadi si pirang ini hampir lepas kendali dan menyerang Akeno yang tertidur" canda Sirzechs yang sukses membuat si pirang mendelik.

"Kalian sedikit terlambat, Rias sudah banyak minum dari tadi bahkan sudah agak mabuk" Zeoticus menunjuk ke arah Rias yang masih menenggak segelas anggur.

.

Sirzechs dan Naruto mendudukan diri ditengah perkumpulan tersebut. Untuk Naruto dia duduk di samping Rias dan berhadapan langsung dengan Venelana sementara untuk Sirzechs disamping istrinya Grayfia.

Zeoticus mengisi dua gelas yang kosong dengan anggur dan memberikannya pada dua orang pria yang baru sampai tersebut.

"Kita bersulang untuk kesuksesan kita semua kedepannya" ucap Zeoticus sambil mengangkat gelas dan mengajak mereka bersulang.

Mereka lalu meminum anggur secara bersamaan, saat Naruto hanya menyesap sedikit saja namun justru Rias malah meminumnya seperti orang haus.

.

.

"Oh iya ngomong-ngomong kapan kalian berdua pertama bertemu ?" Venelana langsung bertanya sesuai dengan tujuan sebelumnya saat berniat mengajak pria itu kemari.

"Kaa-sama, bukankah tidak sopan langsung bertanya seperti itu ?" tegur Rias dengan wajah yang memerah, selain karena malu tapi juga efek alkohol yang sudah banyak dia minum.

"Anak kecil diam dulu" tegas Venelana yang membuat Rias cemberut.

"Kami ummm... pertama saling kenal saat di high school dan berpacaran saat di tahun kedua" jelas Naruto memberikan jawaban yang ingin di dengar Venelana.

"Kalian berpacaran di tahun ke dua ?" tanya Venelana lagi, dia sedikit tertegun pasalnya seingatnya saat tahun ke dua high school Rias sudah dijodohkan dengan Riser.

"Ya, tapi kami putus saat akan lulus namun beberapa waktu belakangan ini kami kembali dekat dan berpacaran lagi setelah berpisah kurang lebih 8 tahun".

Mendengar semua penjelasan Naruto membuat Venelana harus berpikir cukup keras, jika si pirang bilang mereka sudah berpacaran saat itu, berarti Naruto dan Rias sudah berpacaran saat anaknya itu dijodohkan, terus mereka putus saat akan lulus dan saat bersamaan juga Rias secara resmi ditunangkan. apakah ini semua berhubungan ?, apa mungkin Rias yang saat itu berpacaran dengan si pirang kemudian mengakhiri hubungannya dengan pria itu karena pertunangannya dengan Riser?, soalnya waktunya bisa dibilang tidak jauh dengan Rias yang membatalkan pertunangannya.

apa ini semua berhubungan ?.

Jika memang benar maka secara tak langsung mereka yaitu keluarga Gremory lah yang memisahkan keduanya. Venelana kembali menyesap anggurnya perlahan sementara itu di sisi lain suaminya sedang mengobrol dengan Sirzechs dan pacar Rias.

.

Melihat Naruto yang sedang menatap Rias penuh rasa sayang saat ini membuat hati Venelana sedikit sakit, dia selalu mencoba mendekatkan anaknya dengan pria lain sementara dia juga lah yang terlibat memisahkan Rias dari pria yang dia sukai dan mendukung Riser untuk bertunangan dengan anaknya.

Akhirnya Venelana kembali bergabung dalam obrolan setelah sebelumnya sempat berkutat dengan pemikirannya sendiri, namun tetap saja dia sedikit malu dan menyesal atas perbuatannya pada sang putri.

.

.

Malam pun semakin larut dan mereka semua sudah mulai merasakan efek alkohol yang dari tadi mereka konsumsi, bahkan di sana hanya tersisa NaruRias dan Zeoticus serta Venelana saja sementara Sirzechs dan Grayfia sudah pergi lebih dulu ke kamar karena malam ini mereka juga akan menginap.

Setelah satu tegukan terakhir Zeoticus mulai bangkit dari kursinya, "Sepertinya aku sudah tidak kuat lagi untuk minum, kalian bisa lanjutkan jika memang mau. Aku harus membawa istriku masuk dan beristirahat" Zeoticus meletakkan tangan Venelana pada pundaknya sementara itu dia merangkul pinggul istrinya untuk memapah wanita tersebut masuk karena tidak mungkin bagi dirinya menggendong Venelana yang ada mereka berdua bisa terjerembab jatuh.

.

Kini tinggallah sepasang insan di tempat tersebut, entah kenapa saat ini suasana diantara keduanya justru terasa canggung padahal biasanya mereka cukup mesra tapi berbeda dengan sekarang.

Rias yang merasa tak nyaman dengan suasana tersebut sepertinya lebih memilih untuk pergi dan menyusul Akeno, tapi saat baru saja berdiri tangannya langsung dipegang oleh si pirang.

"Aku rasa ada yang harus kita bicarakan mengenai pria tadi" sela Naruto saat Rias akan beranjak tanpa melirik ke arah wanita berambut merah tersebut.

Wanita cantik itu hanya mengangguk dan kembali mendudukkan diri di samping Naruto, namun lagi-lagi tak ada kata yang keluar dari si pirang dan seperti hanya melamun padahal dia yang mengajak Rias berbicara.

Saat Naruto tak kunjung bicara akhirnya Rias mencoba mengajak berbicara lebih dulu namun Naruto memotongnya lebih dulu, "Siapa sebenarnya pria bernama Riser tadi ?".

Si merah yang di tanya hanya bisa menghela nafas, dia sebenarnya sudah siap jika Naruto menanyakannya namun tetap saja walaupun sudah siap dia tetap gugup.

"Naru..." Rias meraih tangan Naruto dan memegangnya.

"Katakan sejujurnya padaku Rias, apakah yang dia katakan semua itu benar ?" ucap Naruto lagi namun kini dia menatap langsung ke arah mata Rias.

Genggaman tangan wanita cantik tersebut makin erat, dia sedang mencoba menenangkan detak jantungnya dan ingin menjawab semua permasalahan ini dari awal.

.

.

Sesudah beberapa saat menenangkan rasa tegang akhirnya kini wanita tersebut siap berbicara.

"Maafkan aku Naru-kun, yang dia katakan memang benar. Dulu Zekram Jii-sama dan Kaa-sama pernah menjodohkanku dengan putra dari Tuan Phenex yaitu Riser. Tapi sejak pertama tahu aku sama sekali tidak pernah setuju tentang hal tersebut dan terus mencari cara supaya perjodohan tersebut bisa dibatalkan" terang Rias.

"Terus alasan kau putus dariku adalah karena kau akan dituangkan dengan dia ?, kenapa kau berbohong saat itu dan mengatakan kalau kau hanya bosan padaku ?, dan bukankah kau bisa bilang padaku jika memang ingin terlepas dari pertunangan bodoh itu ?. akan kulakukan semua yang kubisa untuk membantumu, apa kau tidak percaya padaku ?" nada bicara Naruto mulai meninggi seiring emosinya yang agak meluap.

"Saat itu aku tidak ingin kau tahu bahwa aku dijodohkan dengan orang lain dan juga aku sudah memiliki cara untuk bisa terlepas dari Riser, tapi semuanya tak berjalan sesuai rencana. Walaupun saat itu pertunangannya batal tapi saat aku tahu kau menghilang aku sangat stress karenanya" tampak mata Rias mulai mengeluarkan air mata.

"Aku terus berharap saat kuliah bisa melihatmu dan bahkan setelah luluspun aku selalu mencari dan menanyakan kau di mana tapi aku tak bisa datang ke rumahmu. Saat beberapa bulan lalu kita pertama bertemu di rumah Sirzechs Nii-sama aku ingin langsung menerjang dan memelukmu namun aku merasa tak pantas setelah meninggalkanmu dan berbohong" air mata Rias kian jatuh bercucuran.

Naruto yang dari tadi mendengarkan langsung membawa wanita itu ke dalam pelukannya, tangisan Rias makin keras saja dan dia juga tak henti-hentinya mengucapkan permintaan maaf pada si pirang.

"Jadi begitu, terima kasih sudah memberi tahukan semuanya dan setelah ini berjanjilah padaku untuk selalu terbuka dan jangan simpan rahasia apapun lagi" bisik pelan Naruto di kuping Rias, sebagai respon wanita itu hanya mengangguk saja.

.

.

Bebera menit dalam posisi seperti tadi dan Rias juga sudah berhenti menangis Naruto teringat sesuatu, "oh iya, Ria-chan mulai besok aku akan pergi ke Amerika. Aku di sana akan tinggal satu atau dua minggu" terang si pirang lagi tanpa tahu sebenarnya Rias sudah tertidur.

.

Ditengah ketidak tahuannya tentang Rias yang tertidur si pirang malah anteng-anteng saja memeluk Rias karena memang untuk beberapa waktu ke depan mereka akan terpisah.

Udara yang bertiup semakin dingin saja, Naruto juga sudah mulai mengantuk hingga dia melirik ke arah Rias.

"Sejak kapan dia tertidur ?" ucap heran Naruto.

Akhirnya mau tidak mau dia harus membopong Rias untuk masuk ke dalam rumah dan menuju kamar tempat Akeno berada.

.

.

Begitu sampai di kamar dia membaringkan Rias di samping Akeno.

"Kalian berdua berat sekali" keluh Naruto sambil mengusap pinggangnya.

Dia masih belum beranjak dari kamar tersebut dan memperhatikan wanitanya sedang tidur, "bahkan saat dia tertidur saja sudah membuat hatiku berdebar". Naruto terlihat celingukan ke arah pintu karena bisa saja ada yang mengintip kan, akhirnya setelah aman dengan cepat dia mencium binir wanita merah tersebut.

Namun diluar dugaan saat memisahkan bibir Rias dengan kuat menarik Naruto hingga jatuh menimpa tubuh montoknya. Naruto yang sadar saat ini masih berada di kediaman Gremory mencoba melepaskan diri dari Rias namun itu percuma karena wanita tersebut memeganginya dengan sangat erat.

Sepertinya Naruto melupakan kalau Rias memiliki tenaga monster dibalik wajahnya yang cantik.

"Hah biarlah jika nanti aku tertangkap basah oleh keluarga Rias paling tidak mungkin bisa saja aku dinikahkan" pasrah Naruto yang bisa bergeser dari tubuh Rias dan berada di samping wanita tersebut.

"Selamat malam Ria-chan" Naruto mengecup lembut kening Rias dan akhirnya ikut tertidur.

.

.

Pagi Harinya.

.

Venelana yang baru saja bangun dari tidur langsung pergi menuju ke arah dapur untuk mengambil air minum.

Dia minum cukup banyak karena untuk menghidrasi kembali tubuhnya karena terlalu banyak minum alkohol semalam.

"Apa anak-anak sudah bangun ?, hari ini mereka masih harus masuk kerja kan ?" tanya Venelana pada dirinya sendiri. Ia berjalan menuju ke arah kamar Rias berada, tanpa mengetuk pintu dia membukanya dan menghampiri ranjang besar milik putrinya itu namun ada sesuatu yang di luar perkiraannya yaitu di sana terlihat ada 3 orang manusia yang sedang tertidur yaitu satu pria dan dua wanita.

Namun yang paling menarik perhatiannya adalah seorang wanita berambut merah dan pria pirang saling tidur berhadapan dan tangan mereka bertautan datu sama lain. Melihat hal tersebut Venelana kembali teringat tentang semalam.

Wanita yang sudah menjadi seorang nenek tersebut mencoba menggapai kepala merah putrinya dan untuk bisa dia elus, "Maafkan Kaa-sama Rias, Kaa-sama selalu memaksamu dekat dengan seorang pria tapi ternyata justru Kaa-sama juga lah yang secara tak langsung memisahkanmu dari pria yang kamu cintai" ucap Venelana yang seperti sebuah bisikan.

Setelah mengucapkan itu dan mengelus Rias dengan penuh kasih sayang ia meninggalkan kamar dan berjalan kembali ke arah dapur.

.

.

Beberapa saat setelah Venelana pergi kini Naruto terlihat mulai menunjukkan tanda-tanda akan terbangun.

Mengerjap beberapa kali dan kemudian melepaskan tangan Rias dia mencoba bangkit dengan duduk terlebih dahulu, "jam berapa sekarang ?" tanyanya dengan merogoh saku dan mengambil ponsel untuk melihat jam.

Begitu mengetahui pukul berapa Naruto dengan tergesa-gesa langsung berdiri dan berjalan cepat meninggalkan kamar Rias, "sial jika begini bisa-bisa aku telat dan tertinggal penerbangan" ujar si pirang dengan mencari jalan keluar.

.

.

Saat tengah mencari pintu keluar dia berpapasan dengan Sirzechs yang baru bangun tidur.

"Sir pintu keluar di sebelah mana ?, dan apakah di dekat sini ada stasiun kereta ?" tanya si pirang tanpa melihat kondisi Sirzechs saat ini, "cepat jawab Sirzechs sialan" bentak kesal Naruto.

"Pintu keluar ada di sebelah sana dan untuk stasiun kereta sekitar 200 menter ke arah utara" timpal Sirzechs sambil tangannya menunjuk sebuah pintu.

"Bagus, terima kasih sudah menjawab" Naruto langsung ngibrit meninggalkan Sirzechs yang termenung dan bengong seraya mengumpulkan nyawa.

.

.

Sirzechs memasuki dapur dan rupanya di sana sang istri tengah memasak bersama sang Ibu, Venelana Gremory.

Tak berselang lama kini giliran sang kepala keluarga yaitu Zeoticus Gremory yang datang ke meja makan, "selamat pagi semuanya" sapanya pada anggota keluarga yang berada di dapur.

"Apa yang lainnya belum bangun ?" tanya Zeoticus karena tak melihat keberadaan Rias, Akeno maupun Naruto.

"Si pirang sudah pulang Tou-sama" Sirzechs memberitahu kepulangan Naruto.

"Kenapa dia tidak sarapan dulu di sini ?".

"Mungkin dia sedang buru-buru" timpal Sirzechs lagi.

.

"Selamat pagi" kini dua orang yang ditanyakan oleh Zeoticus sudah datang, semua yang berada di meja makan memalingkan pandangan pada suara barusan. Kedua wanita itu mendudukkan diri di tempat kosong dan berbarengan dengan selesainya masakan Venelana dan Grayfia.

"Naru-kun belum bangun ?" tanya Rias karena orang yang dia cari tidak ada.

"Dia sudah pulang" pungkas Sirzechs cepat.

"Mungkin dia sedang ada urusan" tambah Zeoticus yang membuat Rias mengerti.

Karena tidak ada lagi pertanyaan mereka memulai sarapannya dengan tenang sampai usai.

.

.

Sarapan pagi pun akhirnya selesai, Grayfia dan kini dibantu oleh Akeno membereskan bekas makan keluarga tersebut.

"Rias tanggal berapa kau dan Naruto akan menikah ?" tanya Venelana lugas tanpa ada lagi yang namanya basa basi.

"Hah ?" ucap beberapa orang dengan serentak yaitu Sirzechs, Zeoticus dan Rias itu sendiri.

"Bukankah kalian sudah lama kenal dan saling suka ?, jadi akan lebih bagus juga kalau kalian segera menikah" lagi-lagi ucapan Venelana cukup mengejutkan bagi ketiga orang tadi.

"Sayang apa kau serius ?, Maksudku apa tidak terlalu terburu-buru meminta mereka menikah ?" Zeoticus mencoba menanyakan kesungguhan Venelana.

"Tentu saja aku serius, dan ingatlah kau itu masih dalam masa hukuman Zeoticus. Kalau ingin hukumanmu lebih cepat selesai bukankah seharusnya kau mendukungku ?" ucapan Venelana sudah cukup untuk membuat seorang Zeoticus Gremory kicep.

"Beritahu tanggalnya dan akan Kaa-sama siapkan semuanya" tegas Venelana.

Sementara itu Rias tak berkata apa-apa lagi karena menurutnya percuma jikapun dia berbicara.

.

Kita tinggalkan dulu keluarga Gremory dan beralih ke sisi Naruto.

.

Pria pirang itu akhirnya sampai di stasiun dekat rumahnya dan langsung berlari tunggang langgang menuju kediaman besar Namikaze.

Tanpa banyak gangguan dia melesat menuju kamar mandi untuk membersihkan diri begitu selesai, Naruto mengenakan pakaian yang pertama dia lihat yaitu sebuah kaos berwarna hitam dilapisi kemeja warna senada dan celana panjang berwarna krem.

Dengan menenteng koper dan ransel dia segera menuruni anak tangga menuju ke arah dapur tempat biasamya sang ibu berada.

"Kau sudah mandi dan berpakaian ?, kapan tibanya ?" Kushina cukup keheranan karena seingatnya Naruto tidak pulang semalam dan tadi dia juga tidak ada.

"Aku baru saja sampai dan langsung mandi oh iya, Kaa-chan bisa antar aku ke bandara ?" tanya Naruto sambil mencari sesuatu di dalam ransel.

"Baiklah, Kaa-chan ganti baju dulu sebentar" Kushina pergi ke arah kamarnya untuk berganti pakaian.

.

.

Kini ibu dan anak itu sedang berada di dalam mobil yang menuju ke arah bandara, namun yang unik adalah Kushina menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi dan gesit. Mungkin itu adalah alasan mengapa Naruto meminta Kushina mengantarnya.

.

Mungkin bagi orang lain yang duduk di samping Kushina saat mengendarai mobil akan merasa takut dan was-was namun itu seperti tidak berpengaruh pada Naruto. Dia terlihat sudah biasa melihat Kushina menginjak pedal gas dan mengendalikan kemudi mobil, padahal beberapa minggu ke belakangan waktu ke belakang dia dibawa kebut oleh Rias sudah cukup membuatnya memegangi sabuk pengaman dengan erat namun berbeda saat ibunya tersebut yang mengemudi.

.

.

"Akhirmya kita sampai, ayo cepat turun Naru" ajak kushina yang membuka pintu mobil.

"Terima kasih sudah mengantarku Kaa-chan, aku mencintaimu" Naruto mengecup pipi Kushina lalu segera masuk ke dalam bandara.

Akhirnya di hari itu lah Naruto berangkat ke Amerika.

.

.

Sore hari di Starlight Mall

.

.

Sementara itu Rias tampak sedang menunggu sesuatu dan beberapa kali mengecek ponselnya.

"Tumben sekali dia tidak menghubungiku", bahkan dirinya juga sudah mengirim beberapa pesan pada pria itu namun belum juga di baca oleh orang yang bersangkutan.

"Dia kemana si ?, padahal ini sudah sore" lagi-lagi wanita merah tersebut mengeluh.

Karena tak kunjung juga mendapat balasan Rias akhirnya memasukan ponselnya ke tas kecil yang dia bawa dan bersiap-siap untuk pulang. Mungkin nanti Naruto akan datang ke apartemennya.

Saat sedang dalam perjalan matanya tak henti-hentinya terus mengamati sekitar dan tak lupa juga membalas sapaan yang dilontarkan para bawahan padanya.

Kini dia sudah sampai di lantai bawah dimana terletak pohon natal raksasa yang dia buat, namun bukan hanya itu saja tapi saat ini juga sudah ada beberapa orang yang menyiapkan acara fan meeting idol di mallnya ini.

Cukup lama dia melihat-lihat akhirnya dia pergi ke luar dan segera menuju ke tempat mobil miliknya terparkir.

.

.

Begitu sampai di rumah Rias segera kembali mengecek ponselnya siapa tau Naruto sudah membalas namun nihil, tak ada balasan sama sekali dari semua pesan yang dia kirim pada pria itu.

"Kemana sih ?, Apa jangan-jangan ini ada hubungannya dengan kemarin ?" Rias mulai berspekulasi liar.

Pada akhirnya hari itu Rias terus menunggu balasan dari Naruto, sampai-sampai saking bosannya menunggu Rias sampai harus ketiduran.

Namun tanpa disangka saat tengah tidur lelap Naruto membalas pesan dari Rias.

Tapi karena Rias tertidur mereka jadi tak bisa berbalas pesan.

.

.

Saat bangun pagi yang Rias cek pertama kali adalah ponselnya dan ternyata dia melihat Naruto sudah menjawab pesannya. Tapi lagi-lagi dia tak langsung mendapat balasan.

Hari itu lagi-lagi Rias dipenuhi rasa gundah gulana, "apa mungkin dia sedang menghindariku ?, tapi memangnya apa yang aku lakukan semalam sehingga dia bisa marah ?" Rias bukannya menyelesaikan pekerjaannya malah sibuk mengingat apa yang terjadi diantara dirinya dan Naruto saat mereka di kediaman Gremory.

Akeno yang melihat Rias uring-uringan dari kemarin akhirnya cukup jengah juga, "apa kau akan terus seperti itu hah ?, sudah seperti seorang istri yang ditinggalkan suami".

Mendengar Akeno membuat Rias memalingkan pandangannya.

"Kau itu sudah dewasa, kalau memang penasaran datangi saja langsung rumahnya bukan malah uring-uringan seperti ini" Akeno memberi saran pada temannya itu.

Rias hanya mendengarkan saja omelan dan saran Akeno tanpa ada niatan menjawab dan kembali berkutat dengan pemikirannya sendiri. Tapi sepertinya saran Akeno bisa dia pertimbangkan.

.

Tak terasa kini sudah saatnya jam pulang kerja.

"Rias aku pulang dulu, kau mau ikut ke rumahku atau mau pergi ke tempat lain ?".

"Seperti apa katamu tadi, aku akan pergi ke rumah Naru-kun" timpal Rias yang sedang merapikan barang-barangnya.

"Kalau begitu aku duluan, daaaaaahhhh" Akeno pergi meninggalkan Rias.

.

.

Begitu menyelesaikan urusannya tadi kini Rias sedang berada dalam perjalan menuju ke kediaman Namikaze atau rumah Naruto. Dia memarkirkan mobilnya di depan pintu garasi setelah sebelumnya melewati gerbang rumah yang dijaga oleh dua orang security.

Matanya sempat melihat-lihat sebentar area sekitaran garasi dan di sana ada tiga unit mobil dan satu buah motor dimana salah satu kendaraan tersebut sering dipakai Naruto dan dia juga pernah mengendarainya yaitu mobil Mercedes Benz SLR McLaren sementara yang lainnya ada satu buah mobil sport lainnya berlogo kuda jingkrak berwarna hitam, satu mobil bertipe SUV dan yang terakhir adalah satu unit sepeda motor berkapasitas mesin cukup besar.

"Mobilnya ada di sini, harusnya dia juga pasti ada di rumah".

Setelah puas melihat-lihat kini dia menuju ke arah pintu dan segera memencet bel.

Tak butuh waktu lama sebelum akhirnya penghuni rumah besar tersebut membukakan pintu, dan secara kebetulan orang tersebut adalah Kushina.

"Rias-chan ?, Wah ayo masuk dulu" ajak wanita berdarah Uzumaki yang kini menjadi Namikaze tersebut dengan wajah yang tampak senang.

.

.

"Nah mau minum apa Rias-chan ?" tanya Kushina begitu Rias sudah duduk di sofa.

"Oh tidak usah... lagipula aku tidak akan lama ko dan ini ada oleh-oleh" Rias menyerahkan sebuah bingkisan yang sempat dia beli saat ingin kemari.

Kushina menerima bingkisan itu dan selanjutnya menuju ke arah dapur untuk membawakan minuman padahal, hingga tak lama berselang dia datang membawa nampan berisi dua gelas teh hangat dan dua piring kue yang sebenarnya diberikan oleh Rias tadi.

Setelah mencicipi teh yang dibawakan Kushina dia tak langsung berbicara namun sempat melirik-lirik ke arah lain seperti mencari sesuatu, menyadari hal tersebut Kushina akhirnya bertanya.

"Apa ada yang kau cari Rias-chan ?".

"Ah eto emmm..." wanita cantik itu seperti malu untuk mengatakannya.

"Hm ?" Kushina memiringkan kepala karena gumaman tak jelas dari pacar putranya itu.

Merasa makin gugup Rias mencoba mengalihkan pandangannya dari arah Kushina dan dia melihat sebuah foto yang menampilkan anak perempuan berambut pirang panjang.

"Aku tidak melihat keberadaan Naruko-chan, apa dia ada ?" ucap Rias cepat karena hanya itulah yang terlintas di pikirannya.

"Oh Naruko, saat ini dia sedang bersama tou-sannya dan Menma pergi ke toko buku" jawab Kushina, namun ibu dari tiga orang anak tersebut tersenyum penuh arti.

"Apa hanya ingin menanyakan Naruko saja ?, bagaimana dengan kakaknya hm ?" sifat usil Kushina muncul dan sukses membuat Rias salah tingkah dan gelagapan.

"Sebenarnya aku ingin menanyakan itu, sudah dua hari kami tidak bertemu jadi aku pikir dia sakit atau apa makanya aku berkunjung" timpal Rias sambil menunduk malu.

"Oh begitu... Eh, tunggu sebentar !?" Kushina seakan menyadari sesuatu setelah Rias mengatakan hal barusan, wanita cantik itu terlihat penuh tanya pada Kushina.

"Apa kau tahu kalau Naruto pergi ke Amerika ?" Kushina bertanya pada Rias, yang setelah melihat ekspresi wanita tersebut Kushina langsung tahu kalau sepertinya Rias tidak mengetahuinya.

Si bungsu Gremory itu menggelengkan kepala tanda tak mengetahui hal tersebut, dia bahkan baru mendengar sekarang kalau Naruto pergi ke Amerika pasalnya si pirang tidak pernah berbicara apapun menyangkut hal itu.

"Memangnya kapan dia ke Amerika ?".

"Dia berangkat kemarin, begitu sampai rumah dia langsung pergi berkemas" timpal Kushina.

"Hah ?!" Rias hanya bengong mendengar penjelasan dari ibu si pirang.

.

.

Seattle, Amerika.

.

'Haccchhuuuuu' Naruto bersin cukup keras dan sukses membuat orang-orang di sekitarnya sempat melirik ke arah lelaki pirang tersebut.

"Sepeetinya udara di sini cukup dingin" dia menggosok hidungnya dengan tangan sebelum akhirnya masuk ke dalam sebuah tempat yang jika dilihat dari papan nama tempat tersebut bisa diasumsikan bahwa di sana tempat penjualan senjata sekaligus tempat berlatih menembak.

.

.

.

TBC

.

.

Holla Guys im back

Kabar semuanya baik ?, saya harap begitu

untuk yang request cerita ummm sebenarnya itu udah dipikirkan dan emng mau bikin tapi nunggu yang ini beres dulu jadi tolong bersabar Ok

.

Adios minna-san bye bye