Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Warning : Typo bertebaran
.
.
Suasana Mall kian ramai karena teriakan dan nyanyian para fans sekaligus beberapa kali terdengan fan chant yang menyebutkan nama anggota boy grup tersebut. Sementara untuk Akeno dan Rias yang sudah selesai dengan makan siangnya hanya memperhatikan dari lantai atas, "kira-kira berapa jumlah orang yang datang ke mari ?" ujar si wanita merah sambil bersidekap dada.
Akeno tak langsung menjawab tapi seperti sedang mengira-ngira jumlah orang di sana walaupun tidak mungkin tepat seratus persen, "jika tempat parkir kita saja sudah penuh maka yang pasti ribuan belum ditambah yang naik angkutan umum". "Ayo kita kembali Akeno, aku tidak tenang jika meninggalkan banyak kerajaan" ajak Rias sambil melangkah menjauh dari sana.
.
.
Rias dan Akeno langsung melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, hingga akhirnya ada panggilan masuk ke ponsel dadi wanita berambut hitam dan setelah dijawab itu adalah panggilan dari salah satu manajemen boy grup yang melaksanakan fansign di mall Starlight.
"Rias... aku dapat panggilan katanya mereka ingin bertemu dengan kita untuk berterima kasih secara langsung. Bagaimana ?" tanya Akeno pada sang sahabat tanpa meninggalkan mejanya.
"Yah tunggu apa lagi ?, ayo kita temui mereka untuk menunjukkan keramahan kita" Rias langsung berdiri dari kursinya dengan masih mengenakan kacamata yang selalu ia kenakan ketika bekerja.
.
.
Begitu sampai di tempat yang dituju mereka berdua disambut oleh staf boy grup yang bergender perempuan, "maaf mengganggu pekerjaan kalian dengan meminta untuk datang kemari" staf itu menunduk untuk meminta maaf.
"Tidak apa-apa, kami juga tidak terlalu sibuk kok" timpal Akeno dengan sedikit berbohong pasal kesibukannya dengan Rias. Kemudian si staf wanita itu segera mengajak Rias dan Akeno masuk ke ruangan untuk menemui semua anggota boy grup yang sedang beristirahat.
Sesampainya di dalam terlihat ada lima orang laki-laki yang sedang duduk di tempatnya masing-masing, begitu nelihat ada yang masuk mereka semua sontak berdiri. Sang staf mengenalkan semua anggota satu persatu pada Rias dan Akeno namun dari kelimanya tampak ada satu orang yang terus menatap ke arah Rias.
Kemudian mereka semua sedikit berbincang dengan staf wanita tadi yang berperan sebagai penerjemah namun karena salah satu dari kelima pria itu adalah orang jepang jadi pekerjaan staf itu tidak terlalu berat dan pria itulah yang terus memperhatikan Rias.
.
.
Saat sedang bercengkrama Rias merasakan ada getaran di pahanya tempat ia menyimpan ponsel, dan setelah diintip siapa yang menghubungi ia tak kuasa menahan senyum. Meminta izin untuk mengangkat telfon sebentar Rias segera keluar dari ruangan itu dengan sedikit tergesa untuk mencari tempat yang agak sepi.
Setelah berada di tempat sepi Rias menjawab panggilan video tersebut, dan begitu tersambung dia langsung melihat wajah orang yang dia rindukan beberapa hari terakhir, "Kenapa baru menghubungi sekarang ?" tanya Rias lebih dulu.
"Bukannya tidak mau, tapi perbedaan waktu di sini dengan jepang itu 13 jam Ria-chan jadi sulit menyesuaikan waktu" jawabnya, mendengar yang dikatakan Rias hanya cemberut tapi karena yang dikatakan oleh orang itu adalah fakta jadi dia tidak bisa menyangkalnya.
"Kalau begitu saat ini di sana sudah tengah malam ?" tanya Rias lagi sambil melihat layar ponselnya yang menampilkan seorang pria berambut pirang tengah berada di suatu tempat yang agak gelap. "Begitulah, saat ini sekitar jam satu malam".
"Bukankah harusnya kau tidur ?, besok harus bekerja bukan ?" Rias kini malah seperti tidak enak setelah mengetahui di tempat Naruto sudah sedikit lewat dari tengah malam.
"Aku tidak bisa tidur Ria-chan, setelah kita sering tidur bersama aku rasa jadi tidak bisa tidur nyenyak kalau hanya sendirian" ujar si pirang yang membuat Rias sedikit bersemu merah. "Kalau begitu cepat pulang !" timpal Rias membercandai Naruto.
"Jika boleh aku ingin pulang sekarang juga, tapi pekerjaan di sini cukup banyak" sesal Naruto dengan wajah yang dibuat-buat.
"Apa itu artinya kita tidak bisa menghabiskan waktu natal dan tahun baru bersama," nada bicara Rias terdengar sedih dan disadari oleh Naruto. Pria itu tersenyum hangat pada sang kekasih "mungkin kita tidak akan bisa melakukannya tahun ini tapi aku menyiapkan sesuatu yang lebih menarik nanti saat pulang, jadi tunggu ya!".
"Kupegang janjimu, aku akhiri panggilannya ya supaya kau bisa tidur ?".
Naruto mengangguk sambil tersenyum, lalu panggilan pun diakhiri.
.
Rias yang masih berada di tempat itu tampak sangat senang, akhirnya dia bisa melihat kembali Naruto walau hanya sekedar dari panggilan video saja tapi tetap saja itu sedikit mengobati rasa rindunya pada si pirang. Jika boleh jujur ia tidak ingin mengakhiri panggilan video itu hanya saja sepertinya Naruto sudah mulai mengantuk itu terlihat dari raut wajahnya yang sudah sayu dan lelah.
"Aku bahkan lupa mengatakan beberapa hal barusan," ucap Rias pada dirinya setelah baru mengingat hal yang ingin dia katakan tapi tadi tidak dia bicarakan saking senangnya bisa dihubungi oleh si pirang.
Dia meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke ruangan dimana Akeno dan para anggota boy grup berada.
.
Saat akan kembali keruangan yang tadi dia melihat Akeno sedang berjalan ke arahnya, melihat hal tersebut Rias menghentikan langkah kakinya dan menunggu Akeno mendekat.
"Sudah beres ?" tanyanya setelah Akeno berdiri tepat dihadapannya.
"Ya, mereka harus segera pergi jadi tidak bisa berlama-lama" timpal Akeno yang kini sudah kembali berjalan berdampingan dengan Rias, saat berjalan dia menyodorkan sebuah kotak kecil berukuran sebesar buku tulis.
"Ini apa ?" tanya Rias yang menerima benda tersebut dari Akeno.
"Hadiah dari mereka,". Wanita berambut merah itu tak lagi bersuara dan nanti saja ia akan buka ketika sudah di tempat kerjanya.
.
Begitu sampai di ruangan Rias segera membuka hadiah tadi dan ternyata adalah sebuah album dari boy grup itu lengkap dengan tanda tangan kelima anggotanya. "Apa kau juga dapat ?" tanyanya pada Akeno.
"Tentu saja," timpalnya santai sambil mulai menatap layar komputernya.
"Oh iya Rias, sepertinya salah satu dari mereka menyukaimu" Akeno mengalihkan pandangannya pada Rias.
"Hah ?".
"Ayolah... kau juga pasti tahu salah satu dari mereka terus memperhatikanmu iyakan ?, kalau kau mau putus dari Naruto-kun mungkin kau bisa berpacaran dengannya apalagi namanya juga hampir mirip yang satu Haruto dan yang satu Naruto" jelas Rias dengan nada bercanda.
"Kau gila, untuk apa aku putus dengan Naruto ?" Rias memutar matanya setelah apa yang dibilang Akeno.
"Siapa tahu kau bosan dengan si pirang kesayanganmu itu,".
"Ah sudahlah, lebih baik kembali bekerja jika tidak ingin gajimu dipotong !" timpal Rias dengan sedikit ancaman pada Akeno.
.
Karena banyaknya pekerjaan Rias dan Akeno sampai tak sadar kini hari sudah mulai gelap. Mungkin saking larutnya pada pekerjaan ditambah pekerjaan itu harus segera diselesaikan jika tidak malah akan menumpuk dengan tugas yang akan datang.
Akhirnya setelah beberapa jam berkutat dengan berbagai macam laporan serta ini dan itu keduanya suksek menyelesaikan pekerjaannya dan bersiap untuk pulang dan beristirahat di rumah.
"Akeno apa kau mau main di apartemenku ?" tanya Rias sambil melepaskan ikat rambut yang dia kenakan.
"Lain kali saja, kepalaku sudah pusing dan meminta untuk diistirahatkan. Lebih baik antar aku pulang saja" timpal Akeno dengan tampang terlihat lesu.
"Baiklah, ayo !".
Rias dan Akeno pergi ke arah parkiran tempat mobilnya terparkir, Akeno yang tak banyak bertanya lagi karena sudah tahu kendaraan siapa yang akan dia naiki setelah tadi pagi diberi tahu oleh sahabatnya itu. Mereka segera memasuki mobil mewah berlogo kuda jingkrak tersebut.
.
.
.
Kini terlihat seorang pria muda berambut pirang masih bergelung di atas tenpat tidur hingga matanya kini mulai terbuka dan menampakkan manik blue sapphire layaknya lautan. Mengerjap beberapa kali hingga kini dia terduduk, matanya melirik ke samping dimana ada sebuah jam kecil di sana yang menunjukkan pukul setengah enam pagi yang artinya dia tertidur kurang lebih selama empat setengah jam.
Dia bangkit dari kasurnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk cuci muka, tapi sebelum itu dia meminum dulu segelas air.
Usai membasuh muka sekaligus membersihkan seluruh tubuhnya padahal di pagi hari itu cukup dingin karena memang sudah masuk musim dingin, ia berjalan ke arah lemari untuk mencari pakaian yang akan dia kenakan hari itu.
Setelah berpakaian dia membawa ponselnya dan pergi dari kamar tersebut menuju dapur untuk membuat segelas kopi. Dia menikmati kopi tersebut sambil memainkan ponsel untuk mengirim pesan pada seseorang, tak butuh waktu lama sebelum orang tersebut membalas pesannya. Karena mendapat balasan yang cepat dia berpikir kalau orang yang dia hubungi sedang senggang maka Naruto kini beralih ke mode video call.
Terlihat kini Naruto sedang melakukan video call dengan seorang wanita cantik berambut merah, "kau sudah tidur ?" terdengar pertanyaan Rias segera setelah panggilannya tersambung.
"Ya, walaupun hanya empat setengah jam tapi sudah cukup buatku" timpal si pirang sambil menyeruput minumannya, "apa kau sedang mau tidur ?" kini giliran si pirang yang bertanya.
"Tidak, aku hanya berbaring di tempat tidur karena lelah seharian mengurus banyak kertas" keluhnya pada Naruto sambil tetap tersenyum.
"Ria-chan kemarin aku bertemu dengan temanku dan dia baru saja punya bayi, akan ku kirim fotonya padamu" setelah mengatakan itu Naruto mencari foto yang dia maksud, setelah menemukannya ia segera mengirim dua buah foto pada Rias.
Mendapat kiriman foto dari Naruto, Rias segera melihatnya dan di sana ada dua buah foto. Saat dilihat foto pertama adalah gambar seorang bayi sekitar usia enam bulan yang menurut Rias sangat lucu apalagi dengan pipi tembemnya lalu foto kedua adalah gambar Naruto yang sedang menggendong bayi tadi. Tampak pria itu sepertinya sudah cocok jika menjadi seorang Ayah.
"Bagaimana ?, bukankah bayinya lucu ?" tanya si pirang pada Rias.
"Tapi tumben sekali kau membahas tentang anak kecil?,".
"Sepertinya asik juga jika aku punya bayi" Naruto mengungkapkan maksudnya. Rias yang mendengar ungkapan dari kekasihnya itu hanya terkikik geli.
"Kenapa tidak buat saja jika memang ingin punya bayi" canda Rias yang tertawa renyah, "Kalau aku sih mau-mau saja, jadi bagaimana kalau kita buat nanti saat aku pulang ?" ujar si pirang enteng menggoda Rias.
"Kau bicara seakan bayi terbuat dari gerabah saja, memangnya kau serius ingin punya ?" ia menggelengkan kepala atas ucapan enteng Naruto.
"Ya, aku ingin punya tujuh bayi denganmu" lagi-lagi Naruto berbicara ngawur.
"Orang ini sudah gila, kau kira aku ini kelinci yang selalu berkembang biak setiap musim ?" ia menyipitkan mata pada Naruto, mungkin sedikit keberatan.
"Kalau tidak mau tujuh bagaimana jika 8 ?" celetuk si pirang.
"Kenapa malah semakin banyak ?, kalau memang mau aku hanya ingin tiga saja cukup !", mendengar jawaban Rias membuat si pirang tampak menampilkan wajah yang dibuat seakan-akan kecewa, "itu terlalu sedikit Ria-chan,".
"Ah sudahlah, kenapa malah bahas soal bayi bahkan kita saja masih pacaran".
"Anggap saja ini rencana kita jika sudah menikah nanti, lagipula kau hanya akan menikah denganku" deklarasi dari Naruto dengan penuh percaya diri, "akan kutunggu kalau begitu" jawab si bungsu Gremory yang membuat pria pirang itu seperti kesenengan.
Setelah itu keduanya mengobrol lebih lama dengan berbagai topik yang dibahas hingga tiba waktunya bagi Naruto untuk berangkat bekerja. Bagi Naruto dan Rias mereka sama sekali tidak ingin panggilan itu terhenti cuma ya mau bagaimana lagi ?, perbedaan waktu yang sekitar tiga belas jam membuat keduanya kesulitan untuk saling berkomunikasi.
Usai mengobrol dengan Rias, ia segera bergegas untuk meninggalkan tempat tinggalnya itu namun sebelumnya dia menghubungi seseorang lebih dulu yaitu Yahiko untuk menanyakan sesuatu. Mendapat informasi yang dia inginkan kini dia langsung berangkat ke tempat kerja.
.
Skip.
.
Sepulang dari tempat kerja kini dia tiba di suatu tempat yang sepertinya merupakan kediaman dari seorang pengrajin, itu terbukti dari banyaknya benda hiasan yang terbuat dari keramik namum bukan hanya itu saja rupanya masih banyak benda hiasan lainnya yang terbuat dari kaca, besi dan lain-lain.
Saat sedang melihat-lihat Naruto dikejutkan dengan sentuhan pada pundaknya, dan setelah dia berbalik di sana ada seorang pria berambut coklat dan mengenalkan kacamata yang mungkin seumuran dengan ayahnya tengah tersenyum pada si pirang, "apa ada yang bisa aku bantu anak muda ?".
"Ah iya, aku datang kemari atas saran dari seseorang katanya di sini ada seorang pengrajin bernama Nicholas yang bisa membuatkan sesuatu yang tidak mungkin bisa dilihat dan ditemukan di tempat lain," Naruto menjelaskan asalan kedatangannya.
"Memangnya apa yang kau inginkan dengan mencariku anak muda ?" jawab pria tua itu.
"Oh jadi anda yang bernama Nicholas, maaf sebelumnya nama saya Namikaze Naruto dan tujuan ke sini adalah ingin meminta anda untuk membuatkanku dua buah benda yang seperti ini" Naruto lalu mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan gambar dari benda yang dia maksud.
Pria bernama Nicholas itu melihat apa yang ingin dibuat oleh calon kliennya, dan dia menanyakan hal lain seperti maksud dan makna dari benda yang akan dibuat oleh si pirang, setelah menjelaskannya dengan cukup singkat sekaligus memperlihatkan satu foto lainnya Naruto tampak tersenyum lega karena pria tua itu menyetujui kemauan si pirang.
"Aku bisa membuatkan sesuatu yang lebih bagus daripada yang di gambar tapi ini akan semakin ekslusif bila kau juga ikut membuatnya" pria tua itu bersidekap dada di depan Naruto.
"Maksudnya ?" si pirang tampak masih belum mengerti maksud dari pak tua itu.
"Maksudku bagaimana jika kau yang membuatnya secara langsung, tentunya aku akan mendampingimu dalam fase pembuatannya dan segala bahan-bahan sekaligus alat juga sudah dipersiapkan di sini. Memang aku bisa membuatkannya untukmu dan kau hanya tinggal terima jadi tapi kalau kau yang membuatnya secara langsung bukankah itu akan terlihat lebih spesial ?," usulnya pada Naruto yang sepertinya dipahami oleh si Namikaze muda itu.
"Memangnya bisa ?".
"Tentu saja, kalau mau kita bisa langsung mulai sekarang dan kau juga bisa memilih sendiri bahan-bahan yang ingin kau gunakan. Cuma aku ingin memberitahu jika harga yang harus kau bayar akan lebih mahal ketimbang terima jadi, bagaimana ?".
"Aku tidak peduli dengan harganya, selama kau bisa membantuku membuat hal tersebut" Naruto kini tampak berwajah serius.
"Ok karena sudah kujelaskan semua bagaimana jika kita mulai sekarang saja ?, namun kau harus melepaskan mantelmu itu nanti karena di dalam akan sangat panas" ia berjalan untuk memasuki ruangan lain setelah sebelumnya memanggil seseorang untuk menggantikan posisinya karena saat ini dia akan mendampingi Naruto.
.
.
Hari demi hari pun berganti, dan hari ini adalah tanggal 25 Desember yang berarti adalah hari natal. Ketika orang lain di hari tersebut sedang berkumpul bersama keluarga dengan makan bersama ataupun bertukar hadiah namun itu berbeda dengan wanita cantik berambut merah, ia malah menyibukkan diri dengan tumpukan pekerjaan dan lebih naasnya lagi dia hanya sendirian di sana.
Lalu bagaimana dengan Akeno ?, wanita berambut hitam itu sudah dari kemarin mengambil libur karena harus pergi mengunjungi keluarga besar Himejima di Nagoya. Sebenarnya kepergian dia ke sana juga atas perintah Rias karena sebelumnya Akeno berniat menemaninya untuk menyelesaikan tugas di Mall namun ditolak mentah-mentah oleh si merah dan jadilah kini ia menderita sendirian di ruangan tersebut.
Saat sedang fokus dengan pekerjannya tiba-tiba ponselnya yang ia taruh di atas meja berbunyi dan itu adalah panggilan dari kakaknya Sirzechs. "Halo Nii-sama, ada apa ?" tanya si merah tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas di sana.
"Apa kau tidak tahu ini hari apa ?, cepat datang kemari sekarang juga !" rupanya yang berbicara dengan Rias kini bukanlah Sirzechs kakaknya melainkan adalah sang ibu yaitu Venelana Gremory.
"Kerjaanku banyak Kaa-sama" Rias menghela nafas menjawab ucapan Venelana.
"Jangan banyak alasan Gremory muda, dalam waktu dua jam dari sekarang kau harus sudah ada di sini jika tidak akan Kaa-sama jual Mall mu sekaligus kau akan Kaa-sama nikahkan dengan satpam komplek!" ancaman Venelana bukan main, dan tanpa menunggu jawaban dari Rias panggilan itu segera diakhiri oleh sang nyonya besar Gremory.
Karena tak mau semua ancaman sang Ibu menjadi nyata akhirnya Rias segera membereskan mejanya untuk segera pulang ke kediaman Gremory, rupanya walaupun dia keras kepala namun ketika sudah diancam Venelana maka dia akan menurut.
Usai beres-beres ia segera meninggalkan ruangannya, dia berjalan melewati beberapa lantai Mall sekaligus melihat bagaimana ramainya kondisi pusat perbelanjaan tersebut yang penuh dengan orang-orang berbagai usia, namun area yang paling ramai adalah area Timezone. Melihat banyaknya pasangan yang menghabiskan waktu berdua ia merasa iri karena tidak bisa seperti mereka saat ini, apalagi dengan perbedaan waktu yang hampir 13 jam dengan dimana Naruto berada membuatnya makin uring-uringan ditambah dia belum mengobrol dengan pacarnya itu sejak kemarin.
Karena tak mau semakin panas melihat orang pacaran dia mempercepat langkahnya menuju ke parkiran.
.
.
Begitu tiba diparkiran hatinya malah makin panas kala melihat ada sepasang pria dan wanita yang sedang berciuman di dalam mobil, Rias yang makin kesal langsung masuk ke dalam mobil milik Naruto karena mobil miliknya masih belum selesai akibat karyawan bengkel pada libur.
Dia bersandar di kursi mobil sambil memasang sabuk pengaman, berhubungan saat ini mobilnya berhadapan langsung dengan mobil orang yang sedang berciuman itu Rias dengan niat jahat yang tiba-tiba terbersit di benaknya langsung menghidupkan mobil dan tanpa ragu menginjak pedal gas dengan dalam mengakibatkan raungan keras dari mobil sport tersebut sehingga dua orang yang asik berciuman itu terkaget dan memisahkan diri.
Dua orang yang barusan terkaget oleh keusilan Rias hanya menatap mobil yang terparkir di depan mobil mereka, si pria yang kesal hanya mengumpat kesal dan berniat melanjutkan kegiatannya tadi tapi seolah mengetahuinya mobil sport berwarna hitam yang terdapat Rias di dalamnya membunyikan klakson dan lagi-lagi membuat raungan knalpot yang keras untuk mengganggu pasangan kekasih itu.
Geram dengan kelakuan si pengemudi mobil hitam, pria itu tampak akan keluar dari mobil namun harus dia urungkan niatnya karena sepertinya mobil yang ditunggangi oleh Rias akan pergi dari area parkiran.
Tapi lagi-lagi saat akan pergi Rias yang mengemudikan mobil itu mengisengi mereka dengan membunyikan klakson dan menginjak pedal gas cukup dalam supaya keluar suara berisik dari knalpot mobilnya sebelum meninggalkan sepasang kekasih itu.
Saat mobil yang mengganggu mereka sudah pergi tampak si pria masih terus menyerukan sumpah serapan hingga ditenangkan oleh si wanita, "aku heran kenapa ada orang usil seperti tadi".
"Tapi ngomong-ngomong mobilnya keren juga" secara tak sadar wanita itu mengucapkan kalimat barusan yang membuat si pria semakin badmood.
.
.
Rias yang kini sedang berkendara hanya tertawa terbahak-bahak karena aksinya barusan. Nampaknya rasa stress yang dia alami sedikit berkurang walaupun berpotensi merusak hubungan orang lain.
"Rasakan itu, seenaknya bercumbu di Mallku".
Dia langsung memacu mobilnya untuk bisa segera sampai di rumah karena bahaya jika telat dia akan dinikahkan dengan satpam komplek yang terkenal cabul walaupun umurnya sudah lebih dari enam puluh tahun.
Tak butuh waktu lama bagi Rias sampai di kediaman mewah keluarganya karena memang dia berkendara cukup cepat apalagi dengan mobil sport milik Naruto dia bisa bermanuver cukup lincah di jalanan tidak seperti mobil pada umumnya.
Sebelum masuk ke rumah ia sempat mengambil hadiah dulu yang sebenarnya sudah ia persiapkan, dan dengan begitu ia bisa masuk ke dalam rumah untuk bertemu keluarganya.
Begitu di dalam ia disambut tidak hanya kedua orangtuanya namun ada beberapa anggota lain seperti kakaknya dan istri bahkan saat ini sepupunya Sairaorg juga sudah ada di sana dan tak lupa dengan kehadiran Zekram Bael tak luput untuk hadir merayakan natal.
"Akhirnya sang tuan putri datang" canda Sirzechs atas kedatangan adiknya itu.
"Berisik !" bukannya sapaan hangat yang Sirzechs terima namun malah sebaliknya.
"Dari mana saja Rias ?" kini giliran sang sepupu yaitu Sairaorg yang bertanya.
"Yah hanya menjalankan bisnis keluarga" timpal Rias sekenanya dan langsung mendudukkan diri di kursi yang kosong.
"Dia sebenarnya sedang uring-uringan dari beberapa hari terakhir, pacarnya meninggalkan dia dan pergi ke Amerika" Sirzechs rupanya sedikit ember.
"Mulutnya tolong dijaga ya !, laki lemes amat bibirnya" Rias yang memang sudah kesal malah kian geram karena kelakuan sang kakak.
"Ne, imoutoku yang imut aku beritahu sesuatu pasti saat ini pacarmu itu sedang menonton pertandingan basket di sana langsung dari stadion hehe" bukannya berhenti Sirzechs malah makin menjadi membuat Rias kesal.
"Bisa kau diam !".
"Kalian berdua berisik !, dimana sopan santun kalian hah ?" kali ini Venelana langsung turun tangan melerai Sirzechs dan Rias.
"Salahkan si merah itu" tunjuk Rias tanpa takut.
"Kau juga merah, dan di ruangan ini ada lagi orang yang berambut merah lainnya".
Venelana yang melihat Sirzechs dan Rias masih berdebat langsung menatap tajam keduanya, "kalau kalian tidak berhenti juga maka jangan salahkan Kaa-sama jika kalian tidur di atas salju" ancaman nyata dikeluarkan Venelana supaya kedua anaknya itu diam dan benar saja mereka langsung diam seribu bahasa dengan ancaman Venelana.
.
.
Sementara itu dengan Naruto yang ada di belahan bumi yang lain.
.
Rupanya apa yang dari di bilang oleh Sirzechs tentang Naruto yang sedang menonton basket adalah sebuah kenyataan.
Pria pirang itu tengah berada di Stadion Chase Center yaitu markas dari tim basket Golden State Warrior. Saat ini dia sedang menyaksikan pertandingan antara sang tuan rumah yang berhadapan dengan tim LA Lakers.
"Jarang-jarang aku menonton NBA secara langsung" ujarnya yang terus fokus menonton pertandingan. Sungguh pria bejad, disaat pacarnya sedang uring-uringan dia malah asik menonton basket.
.
.
Saat pertandingan sudah usai dia langsung pergi ke tempat Nicholas untuk mengambil barang ekslusif buatannya dengan dibantu pak tua itu tentunya.
Setelah tiba dia segera disambut oleh assisten pria itu yang ternyata adalah putrinya sendiri, "ah kau sudah tiba, ayahku sedang pergi sebentar tapi barangmu sudah selesai katanya" ia pergi sebentar meninggalkan Naruto untuk mengambil hal yang dimaksud. Tak lama berselang ia kembali dan memberikan sebuah wadah kaca yang terbungkus kain merah.
"Wahhh ini malah jadi semakin berkilau" ujar si pirang, lalu dia memasukan benda tersebut kedalam sakunya.
"Aku sudah membayar semuanya kemarin, terima kasih sebelumnya" Naruto tersenyum simpul pada wanita itu dan meninggalkan tempat tersebut.
.
"Ria-chan... tunggu kepulanganku sayang. Mungkin hanya seminggu lagi" Naruto tampak senyam senyum sendiri, dan kini ia langsung pergi menuju tempat kerjanya karena walaupun ini hari libur ia harus bekerja jika ingin cepat-cepat pulang.
.
.
Setelah menghabiskan natal dengan cara yang berbeda esok harinya kedua orang yang terpisah jauh itu kembali ke kesibukannya masing-masing dengan sesekali saling berbalas pesan ataupun melakukan panggilan video untuk mengobati rasa rindu masing-masing sampai tak terasa penghujung tahun oun tiba.
Karena malam ini adalah perayaan tahun baru Rias mengadakan even besar-besaran di mallnya dengan berbagai hal menarik. Bahkan dia juga melakukan mini konser di sana hanya untuk menarik perhatian suapaya banyak orang-orang yang datang.
Terlihat saat ini dia dan Akeno sedang berjalan-jalan mengelilingi tempat kerja mereka sekaligus berbaur dengan orang-orang lain.
"Sepertinya isi kepalamu itu sekarang hanya tentang meraup uang sebanyak mungkin" ucap Akeno dengan penuh candaan pada Rias.
"Ini supaya aku cepat pensiun" timpal Rias enteng lalu mencari tempat duduk.
"Kalau nanti kau menikah dan tidak bekerja pun kau sudah kaya ingat" Akeno ikut mendudukkan diri di samping Rias.
"Mungkin" si merah kembali menimpali Akeno ditambah dengan mengangkat bahu.
"Sahabatku sudah mulai menjadi kapitalis" ia melihat Rias dengan pandangat seolah tak percaya.
.
Malam itu Rias dan Akeno menikmati malam tahun baru dari Mall mereka, karena mau kemana lagi mereka ? ditambah justru dalam momen seperti inilah mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaan apalagi jika hanya untuk sekedar melihat kembang api.
.
.
Pagi ini adalah awal dari tahun yang baru, biasanya di jam segini orang-orang akan pergi ke kuil untuk memanjatkan doa untuk satu tahun kedepan namun sepertinya hal tersebut tidak berlaku bagi dua orang sahabat yang justru masih tertidur pulas diatas sofa dan tak ada tanda-tanda untuk bangun.
Wajar saja jika mereka berdua masih tidur saat ini itu karena semalam keduanya begadang dan baru tidur sekitar pukul setengah empat dini hari, tapi untungnya Mall hari ini libur jadi semua orang bisa beristirahat.
.
.
Tak jauh berbeda dengan Rias, Naruto juga kini sedang menghabiskan tahun baru dengan berada di tempat tinggalnya sambil terus berkutat dengan beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan jika ingin segera kembali ke Jepang.
Dia bahkan harus rela hanya melihat semua keramaian malam tahun baru dari dalam rumahnya tanpa ikut turun ke jalanan.
"Ayo semangat Namikaze Naruto, cepat selesaikan jika ingin pulang" dia mencoba menyemangati diri sendiri diantara riuhnya suara dari orang-orang dibawah sana.
.
Tak terasa waktu berlalu dan kini sudah seminggu atau lebih tepatnya kini tanggal 6 Januari.
.
Naruto saat ini terlihat sedang menunggu di bandara untuk kembali ke Jepang, dia sudah ada di sana sekitar dua jam dan saat ini di Amerika adalah pukul delapan malam yang berarti di Jepang adalah kisaran pukul sembilan pagi.
"Aku merindukanmu Ria-chan" si pirang berbicara sendiri sambil menatap layar ponselnya yang menampilkan foto dari Rias.
Ditengah kegiatannya itu dia harus menghentikannya sejenak karena ada suara yang memerintahkan bagi para penumpang pesawat yang Naruto naiki untuk segera masuk ke dalam pesawat.
Dia bersama penumpang lain memasuki pesawat tersebut dan akan segera lepas landas.
.
.
Sementara itu di Jepang Rias lagi-lagi seperti tak ada lelahnya dan tak habis-habisnya terus mengerjakan berbagai dokumen.
"Arghhh ini sudah seminggu dari tahun baru tapi kenapa kerjaan ini tetap banyak si" dia terlihat kesal, sudah punya banyak pekerjaan ditambah saat ini kondisi kesehatannya juga sedang menurun itu terlihat dari wajahnya yang agak pucat dan sesekali ia menyeka ingus yang keluar dari hidungnya.
"Bukankah sebaiknya kau istirahat alih-alih bekerja ?, ingusmu dari tadi terus keluar" Akeno menatap si rambut merah dengan sedikit khawatir dengan kesehatan sang sahabat.
"Tak usah terlalu khawatir, aku hanya kurang tidur dan pilek. Nanti juga sembuh sendiri" Rias memberitahu kondisi kesehatannya yang sama sekali tidak membuat Akeno tenang.
"Sepertinya kau harus minum obat" karena cukup khawatir dengan Rias kini Akeno berdiri dan berjalan menuju kotak obat yang terletak di ruangan tersebut lalu menyerahkan satu kapsul obat pada Rias sekalian dengan minumnya.
Menerima obat dari si rambut hitam Rias tanpa pikir panjang langsung menenggak obat itu dan mengucapkan terima kasih padanya.
Dia terus bekerja dengan kondisi badan yang sangat tidak mendukung, tapi sudah agak mendingan setelah diberi obat oleh Akeno, hingga kini tiba saatnya waktu pulang kerja.
.
"Rias... bagaimana kalau kita pergi ke dokter untuk memeriksa kondisimu ?" Akeno menghampiri sahabatnya yang duduk di kursi sambil menempelkan telapak tangan di jidat lalu berpindah ke leher wanita berambut merah itu.
"Tidak usah Akeno, biar aku nanti minum obat yang tadi saja tapi antarkan saja aku pulang. Aku pusing jika menyetir sendiri" timpal Rias sambil berdiri dari duduknya dan menyerahkan kunci mobil.
Akhirnya Akeno mengantar Rias pulang menggunakan mobil Naruto yang masih berada pada dirinya.
Usai sampai di rumah ia langsung menjatuhkan dirinya di sofa tanpa berganti pakaian lebih dulu dan tak lama kemudian dia pun tertidur.
.
.
Setelah penerbangan yang cukup lama yaitu sekitar sebelas jam kini tibalah si pirang di bandar udara internasional Tokyo.
.
Dia berjalan santai menuju keluar pintu bandara untuk mencari taksi karena memang dia tidak memberitahu keluarganya kalau akan oulang sekarang.
Begitu diluar bandara dan melihat ke arah langit wajahnya menunjukkan ekspresi yang lucu, "serius ?, aku berangkat dari sana malam hari dan begitu sampai di sini juga malam hari ?". Usai mengeluh dia langsung pergi mencari taksi yang kosong dan memasukinya untuk segera pulang ke kediaman Namikaze.
.
Setelah sekitar setengah jam menaiki taxi kini dia sudah berada di depan kediaman Namikaze. Tanpa menunggu waktu dia segera berjalan masuk untuk menyapa anggota keluarganya.
Dia mengetuk pintu namun tak ada yang membuka hingga akhirnya memutuskan memencet bel rumah, tak berselang lama kunci dibuka dan yang membukanya adalah sang ibu sendiri yaitu Uzumaki Kushina yang sekarang sudah jadi Namikaze tentunya. "Kau pulang ?, kenapa tidak memberi tahu Kaa-chan?" ia langsung membawa Naruto kedalam pelukannya yang hangat.
"Aku ingin memberi kejutan pada Kaa-chan, apa Kaa-chan merindukanku ?" mereka melepas pelukan tadi dan berjalan menuju ke sofa
"Sayangnya Kaa-chan tidak merindukanmu hehehe" Kushina membercandai putra sulungnya, "tapi sepertinya ada yang lebih merindukanmu loh daripada Kaa-chan" lanjut Kushina.
"Oh ya ?, siapa dia Kaa-chan ?" si pirang nampak penasaran.
"Tentu saja pacarmu, dia datang kemari untuk mencarimu katanya dia tidak tahu kau pergi ke Amerika".
"Ehhh ?, Ria-chan datang kemari mencariku karena tidak tahu aku pergi ?, padahal aku sudah memberitahu pas acara waktu itu" ucap Naruto keheranan.
"Mungkin dia tidak mendengarkan" Kushina mengira-ngira kenapa Rias tidak tahu kepergian putranya.
"Kalau begitu aku harus segera menemuinya, Kaa-chan aku mau menyimpan tas dulu lalu pergi ke apartemennya" ucap Naruto yang berdiri dan segera oergi menuju kamar, saat menuju kamar ia berpapasan dengan Minato dan mereka sempat mengobrol sebentar.
Setelah berbincang dengan putranya itu Minato kini mendekati Kushina sang istri, "aku tidak menyangka Naruto pulang sekarang, padahal kulira dia akan pulang nanti tanggal sepuluh" ucap Minato agak heran.
"Mungkin putra kita bekerja sangat keras sampai lembur di sana demi bisa segera pulang, bukankah kau harusnya memberikan dia hadiah karena selesai lebih cepat ?".
"Kau benar Kushi-chan, aku rasa dia bisa libur selama seminggu nanti" timpal Minato yang saat itu langsung dipeluk erat oleh Kushina, "kau memang Ayah terbaik sayang" wanita keturunan Uzumaki itu memuji suaminya, Minato yang sedang dipeluk hanya membalas pelukan Kushina dengan senang hati namun kegiatan mereka harus terinterupsi karena Naruto yang sudah kembali dari menyimpan barang.
"Jika ingin bermesraan lebih baik lakukan di kamar, bagaimana kalau Naruko melihatnya" sindir Naruto pada kedua orang tuanya.
"Seperti tidak tahu saja sochi" Kushina bukannya melepas pelukan oada Minato malah tambah erat memeluknya.
"Terserah kalian saja lah, kalau begitu aku izin pergi dulu tou-chan, kaa-chan" pamitnya pada Minato dan Kushina.
"Hati-hati di jalan Naru".
.
.
Naruto yang dengan perasaan senang langsung mencari mobilnya yang terparkir di garasi, saat tiba di sana dia hanya melihat keberadaan mobil Mercy nya dan motor namun mobil Ferrari miliknya tidak ada. Karena tidak mau banyak memikirkan hal tersebut dia segera menaiki mobil kesayangannya dan memanaskan mesin sebentar sebelum pergi ke apartemen Rias.
Diperjalanan dia tak henti-hentinya tersenyum karena sebentar lagi akan bertemu dengan Rias, membayangkan mereka bertemu dan wanita itu memeluknya cukup membuat Naruto berimajinasi.
.
Kini ia harus menghentikan laju mobilnya karena sedang lampu merah, posisi mobilnya saat ini berada di posisi samping kiri sebelah bus dan berada di belakang mobil sedan. Setelah menunggu beberapa saat lampu berubah hijau dan merekapun mulai melaju kembali namun sialnya dari atah berlawanan ada sebuah truk gandeng yang melesat dengan cepat tanpa bisa mengerem langsung menabrak bis dan dua buah mobil disamping bis tersebut. Kecelakaan besar tak bisa terhindar karena tingginya kecepatan truk itu membuat bisa terseret yang otomatis juga membabat dua mobil lainnya hingga beberapa puluh meter akhirnya laju kendaraan itu berhenti dengan keempat kendaraan rusak parah bahkan terlihat ada beberapa ceceran darah yang sangat jelas terlihat dikarenakan jalan yang bersalju.
.
.
.
Apartemen Rias.
.
Wanita cantik itu kini sudah terbangun dari tidurnya.
Matanya melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul 10 malam, ia merubah posisinya menjadi duduk. Jujur saja kepalanya masih pusing dan ingin kembali berbaring namun perutnya terus protes ingin segera di isi karena dia tak makan apa-apa lagi selain sehelai roti yang dia konsumsi sebelum meminum obat tadi sore, dia berjalan ke arah dapur guna mencari makanan yang bisa mengganjal rasa laparnya hingga ia menemukan secup ramen instan. Sebenarnya dia tidak yakin apa ramen boleh ia konsumsi dalam kondisinya yang tidak sehat sekarang tapi mau bagaimana lagi tak ada apapun di sana karena dia belum membeli bahan makanan lain.
Setelah menyiapkan air panas dan menuangkannya Rias segera membawa cup ramen itu kembali ke sofanya, ia menghidupkan tv dan melihat acara talk show hingga tak lama acara tersebut memasuki komersial break. Dia memindahkan salurannya mencari acara lain hingga dia melihat sebuah acara berita yang memberitakan sebuah kecelakaan maut yang rupanya berada tak jauh dari apartemennya.
Ia terus menyaksikan acara tersebut hingga kini terlihat sang reporter sedang melakukan siaran langsung di tempat kejadian perkara. Kamera itu menyoroti bagaimana hancurnya kendaraan yang terlibat kecelakaan hingga tiba-tiba saat kamera memperlihatkan sebuah mobil mewah yang hancur tubuh Rias langsung menegang.
"Tidak mungkin itu mobilnya kan ?" Rias mencoba untuk terus berpikiran positif namun setelah tak sengaja kamera memperlihatkan plat nomor mobilnya Rias makin khawatir. Dia langsung mencoba menghubungi nomer pemilik mobil tersebut namun tak ada jawaban dan kemudia dia beralih menelpon Kushina dan masih tak ada jawaban juga.
Dengan tergesa-gesa Rias membuka aplikasi pesan dan terlihat di sana ada tiga pesan masuk dari kekasihnya. Isi pesan itu memberi tahu kalau dia sudah pulang dan ada yang lainnya tertulis kalau dia akan datang ke apartemennya.
Perasaan yang makin campur aduk karena khawatir Rias kembali mendengarkan pembawa berita tersebut yang menyebutkan kalau kecelakaan itu merenggut sekitar tiga korban jiwa dan malah makin membuat Rias tak karuan, dan begitu sang pembawa berita menyebutkan kalau semua korban kini berada di rumah sakit umum Senju Rias tanpa pikir panjang langsung mematikan tv dan berlari menuju ke luar rumah untuk datang ke rumah sakit Senju.
Diperjalanan dia seolah tak peduli dengan apapun dan terus menginjak pedal gas untuk bisa secepatnya sampai di sana, air mata tampak mulai membasahi pipinya karena terus berpikiran negatif hingga akhirnya dia sampai di rumah sakit yang memiliki ukuran besar tersebut. Sambil berlari dia menghampiri meja resepsionis untuk menanyakan apakah orang yang terlibat kecelakaan maut itu ada yang bernama Namikaze Naruto, dunia Rias seperti berhenti saat itu juga kala resepsionis memberi tahu bahwa memang salah satu orang yang terlibat kecelakaan itu adalah si pirang.
.
.
.
TBC
