Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Warning : Typo bertebaran
.
.
Beberapa menit sebelum kecelakaan terjadi.
.
Naruto saat ini menghentikan mobilnya karena terjebak lampu merah lalu lintas di persimpangan jalan. Sambil menunggu lampu kembali hijau ia merogoh saku bajunya untuk mengambil sesuatu dan terlihat benda yang dia terima dari putri Nicholas.
Dia membuka kotak itu sebentar sebelum kembali menutupnya dan benda tersebut ia masukan lagi ke dalam saku.
Setelah lampu berubah menjadi hijau dan mobil di depannya juga sudah mulai berjalan Naruto menginjak pedal gas perlahan sampai ketika mobilnya berada ditengah persimpangan jalan terdengar suara benturan keras sebelum sempat dia sadar mobilnya sudah terseret oleh bis yang berada disampingnya, otak Naruto masih blank dan belum menyadari hal yang begitu cepat itu, bahkan mobilnya sudah berguling-guling di aspal sampai beberapa kali, setelah mobilnya berhenti terguling karena terbentur tiang rambu lalu lintas Naruto baru mengetahui kalau dia baru saja terlibat kecelakaan.
Nafasnya terdengar berat dan terengah-engah sementara itu matanya mencoba melihat sekeliling namun tidak bisa terlalu jelas karena pandangannya kabur ditambah kaca mobilnya sudah retak jadi yang bisa dia lihat hanya interior mobilnya saja yang berantakan.
Bukan hanya pandangannya yang kabur namun pendengarnya kini juga tidak bisa digunakan karena yang Naruto dengar hanya suara mendengung di kepalanya, setelah itu dia memutuskan memejamkan mata sekaligus untuk menenangkan diri atas apa yang baru saja dia alami hingga dia mendengar suara sirine mobil dan terdengar juga suara dari orang yang banyak.
Tak berselang lama ada seseorang yang membuka pintu mobilnya, dengan paksa, orang tersebut menyorotkan senter ke arah wajah Naruto yang sukses membuat si pirang menoleh lemah dan detik berikutnya terdengar "medis cepat kemari !, disini ada yang selamat" teriak orang itu memberitahu keadaan Naruto.
Setelah itu dia mencoba melepaskan sabuk pengaman yang dipakai si pirang dan setelah terlepas ia membantu Naruto supaya bisa keluar dari mobilnya. Si pirang kini sudah bisa keluar dari mobil dengan dipengangi karena seluruh tubuhnya sangat lemas dan begitu ia bisa melihat keadaan diluar matanya membulat kala mengetahui kecelakaan hebat yang melibatkan dirinya, ada satu bus yang hancur terus mobil yang didepannya tadi juga tampak ringsek tak berbentuk.
Dia dibantu untuk duduk di trotoar sebelum tim medis datang dan membawanya masuk ke dalam ambulan.
.
Skip
.
Naruto yang tadi terlibat kecelakaan hebat kini sudah dibawa ke rumah sakit dan karena letak rumah sakit terdekat adalah RS Senju jadi semua korban dibawa ke sana tanpa terkecuali.
Dan entah sebuah keberuntungan atau kemalangan yang menimpanya sang direktur rumah sakit sekaligus salah satu dokter di sana adalah neneknya Tsunade Senju. Tentu saja sebagaimana seorang nenek pada cucu pasti ada yang namanya khawatir ditambah saat Naruto dibawa ke rumah sakit neneknya itu melihat secara langsung bagaimana si pirang memasuki ruangan UGD hingga dia sendirilah yang menangani cucunya itu.
Setelah beberapa menit diperiksa di sana Naruto akhirnya dipindahkan ke ruangan vvip karena kondisinya tidaklah parah.
.
.
Kini terlihat di ruang vvip ada empat orang yaitu dua perempuan dan dua laki-laki.
"Kau sangat beruntung hanya mendapat luka ringat dari kecelakaan sebesar itu bocah pirang" ujar Tsunade yang sedang memasangkan kain kasa pada kepala Naruto karena sempat berdarah lagi di bagian pelipisnya
"Belum genap satu jam kau pergi dari rumah eh malah terlibat tabrakan" Kushina memijat keningnya, dia sangat bersyukur tidak terjadi apa-apa pada putra sulungnya itu karena ketika Tsunade mertuanya memberi kabar kalau si pirang terlibat kecelakaan dan berada di rumah sakit dirinya sungguh panik dan sempat menangis sepanjang perjalan ke rumah sakit.
Sementara untuk Minato walaupun wajahnya tampak tenang namun tak bisa dipungkiri kalau dia juga khawatir pada putranya itu apalagi ketika melewati persimpangan tempat terjadinya kecelakaan dan melihat bagaimana rupa mobil Naruto otaknya mulai berpikiran negatif namun untung saja sang putra baik-baik saja.
"Aku juga tidak mengetahui bagaimana kecelakaan itu terjadi karena yang kuingat hanya suara benturan keras lalu yang kuingat berikutnya adalah interior mobil yang berantakan dan seseorang membantuku keluar dari mobil" terangnya sambil mengingat kejadian tadi.
"Tapi syukurlah kau selamat" setelah selesai memasang perban dikepala si pirang Tsunade langsung memeluk Naruto dengan lembut.
'Tok... Tok... Tok...'
Terdengar suara pintu diketuk lalu setelah itu masuklah dua orang pria yang memakai seragam polisi.
"Selamat malam Namikaze-sama" salam salah satu polisi itu di hadapan Minato.
"Ada keperluan apa ?" tanya Minato melihat kedatangan dua orang tersebut.
"Kami hanya ingin meminta kesaksian putramu atas kecelakaan yang terjadi, kami hanya akan mengajukan beberapa pertanyaan" polisi itu menjelaskan maksud kedatangannya, Minato yang mengerti hanya mengangguk dan memberikan izin polisi tersebut untuk menanyai putranya.
"Kaa-san, Kushi-chan ayo kita keluar sebentar !" ajak Minato pada dua orang wanita di ruangan tersebut.
"Tunggu... bolehkah aku ditemani Kaa-chan ?" ujar Naruto begitu dia tahu akan berbicara secara tertutup dengan polisi.
"Boleh saja" sang polisi menyetujui permintaan Naruto, kini setelah Minato dan Tsunade keluar dari ruangan tibalah saat si pirang akan memberikan jawaban atas pertanyaan polisi atas kecelakaan yang dia alami.
.
Setelah kurang lebih sepuluh pertanyaan kedua polisi itu meninggalkan ruangan menyisakan Naruto dan Kushina. Si pirang terlihat lega begitu sudah ditanyai, "mau Kaa-chan kupaskan buah untukmu Naru ?" tanya tiba-tiba sang Ibu.
"Boleh".
Sambil mengupas buah Kushina berbincang sedikit dengan putranya itu tentang apakah Rias tahu kalau dia masuk rumah sakit dan beberapa hal lainnya yang belum sempat Kushina tanyakan. Usai mengupas buah kini wanita Namikaze itu ingin pergi sebentar dan menyusul Minato yang dijawab anggukan oleh putranya itu.
.
.
Saat dalam perjalan menuju tempat suaminya berada yaitu di kantin Kushina melewati bagian resepsionis, telinganya tak sengaja mendengar ada yang menanyakan nama putrinya dan setelah mengetahui siapa orang tersebut dia mendekati orang itu.
Dia mengentuh lembut punggung wanita yang memiliki warna rambut yang sama sepertinya itu, "kenapa kau ada di sini Rias-chan ?".
.
.
Setelah mendengar penuturan dari resepsionis yang mengatakan kalau salah satu orang yang terlibat di kecelakaan itu adalah Naruto dunia di sekitar Rias seakan berhenti berputar, otaknya blank dan semua inderanya seakan berhenti berfungsi namun sentuhan kecil di punggungnya mengembalikan semua inderanya yang tadi sempat tidak ia rasakan.
Begitu ia berbalik matanya membulat sempurna karena rupanya orang yang barusan menyentuh punggungnya adalah salah satu orang yang ingin dia temui, "kenapa kau ada di sini Rias-chan?" tanya orang tersebut dan tanpa menjawab Rias menenggelamkan kepalanya di leher orang tersebut.
Orang yang Rias peluk itu melirik ke arah dua resepsionis wanita sambil balas memeluk si Gremory muda, sang resepsionis yang ditatap seolah dimintai penjelasan langsung mengangguk dan memberikan sebuah isyarat yang dapat dimengerti oleh orang tersebut.
"Ayo kita duduk dulu !" ajak lembut orang tersebut pada Rias.
.
Setelah berada di kursi mereka kini duduk bersebelahan namun Rias terlihat menunduk dan murung.
"Kenapa kau sedih dan murung begini Rias sayang ?" dia menyeka air mata yang berada di sudut mata wanita muda itu.
"Bibi Kushina, Naru..." Rias terlihat kembali terisak dan langsung dipeluk lagi oleh Kushina sambil mengelus punggung pacar putranya itu.
"Ssssttttt... jangan sedih sayang" bisiknya mencoba menangkan Rias.
Setelah beberapa saat memeluk Rias kini Kushina melepaskan pelukannya itu dan langsung menatap wajah Rias, "tenang saja, Naruto bukan salah satu korban yang meninggal".
Mendengar kabar dari ibu sang kekasih membuat hati Rias lega tapi tetap saja apakah pria pirangnya itu baik-baik saja ?.
"Kalau mau bertemu, dia ada di ruang vvip nomor 12 tapi jangan terkejut melihat keadaannya nanti ya!, kalau begitu sampai nanti Rias-chan. Aku harus mencari Minato yang sedang mengurus sesuatu" tepat setelah mengatakan hal tersebut Kushina langsung berdiri dan meninggalkan Rias.
Tepat setelah Kushina menjauh Rias menyeka air mata yang masih sedikit tersisa dan segera menuju ruangan yang diberitahukan oleh wanita Namikaze itu ditambah dia juga belum jelas mengetahui keadaan pria pirangnya selain fakta kalau dia bukan korban meninggal.
.
Wanita cantik itu berjalan cepat melewati lorong, dia malah bingung sendiri mencari ruangan vvip karena rumah sakitnya terlalu luas.
Setelah melewati koridor dan berbelok ke arah kanan dia akhirnya tiba di deretan kamar vvip, kamar demi kamar dia lewati hingga kini dia sudah tepat berada di depan kamar nomor 12.
Dirinya mencoba mengumpulkan keberanian dengan menghirup nafas beberapa kali, setelah keberaniannya terkumpul dia langsung membuka pintu kamar sambil memejamkan mata dan begitu ia membuka mata pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang pria pirang tengah menatap kearahnya sambil memakan sebuah apel.
Sementara orang tersebut nampak tersenyum senang kala melihat wanita berambut merah yang dia cintai masuk ke dalam kamar, tapi ngomong-ngomong kenapa dia bisa ada di sini ? ah masa bodoh lah.
Naruto turun dari kasurnya lalu beridiri, ia tersenyum lebar dan merentangkan tangannya sebelum berlari kecil menghampiri sang kekasih merah yang masih berdiri mematung di depan pintu.
Rias menundukan kepalanya hingga seluruh wajahnya tak terlihat, Naruto yang tak mengetahui apapun terus berlari mendekat hingga saat sudah berjarak satu meter dengan wanita itu tiba-tiba.
"PLAAAAAK"
Suara tamparan terdengar cukup keras dan yang menjadi korban yaitu Naruto hanya terdiam sambil menyentuh pipinya yang barusan ditampar dengan keras oleh wanita di depannya. Saat akan bertanya kenapa dia melihat lelehan bening mulai turun membasahi pipi wanitanya itu dan terdengar suara isak tangis yang keluar di bibir mungil Rias.
Sungguh saat ini Naruto bingung kenapa Rias menangis hingga ketika dia akan memeluk tubuh wanita itu ia mendapat penolakan.
"Kau... kenapa kau jahat sekali Naruuuuuu..." tangisan Rias langsung pecah di sana. Dia menangis dengan cukup kencang sampai sesegukan dan air matanya terus membanjir wajah cantiknya, Naruto yang melihat tangisan Rias merasakan hatinya seperti teriris kala wanita yang dia cintai tengah berlinang air mata.
Naruto mencoba merengkuh sang wanita Gremory untuk masuk ke dalam pelukannya dan syukurlah kali ini dia tidak mendapatkan penolakan. Saat Rias dalam pelukannya wanita itu beberapa kali terlihat memukuli dada si pirang yang terus dia tahan walaupun pukulan Rias cukup kencang tapi rasa sakitnya tidak sebanding dengan rasa sakit kala dia melihat Rias menangis seperti itu.
"Maafkan aku sudah membuatmu khawatir" bisiknya lembut.
"Kau brengsek... setelah pergi tanpa bilang-bilang lalu saat kau kembali malah hampir mati, apa kau tidak menghargaiku seba-umm" saat Rias sedang melimpahkan semua emosinya sambil terus terisak Naruto yang tidak tahu bagaimana cara menenangkan wanitanya itu langsung membungkam kekasihnya dengan cara mencuri ciuman darinya.
Tak ada perlawanan sama sekali dari si wanita merah, dia hanya meremas kerah baju yang dikenakan Naruto. Setelah beberapa saat berciuman si pirang memutuskan untuk mengakhirinya setelah merasakan degup jantung Rias kembali normal.
"Jangan mengomeliku, bukankah kau bilang aku hampir saja mati ?" Naruto mundur dua langkah dari Rias, dia lalu merentangkan tangannya "seharusnya kau memelukku tadi namun yang aku dapat adalah tamparan jadi peluk aku sekarang !".
Rias menggelengkan kepalanya, "aku tidak mau".
"Ehhhh ?, kenapa ?" si pirang tampak heran.
"Kalau mau kau saja yang memelukku, jadi mau atau tidak ?" kini malah Rias yang merentangkan tangannya. Si pirang yang melihat itu tersenyum lebar lalu melangkah dan berpelukan lagi dengan sang wanita. "Karena malam ini aku tidak diperbolehkan pulang karena hasil tesku keluar besok jadi malam ini temani aku di sini" dia mengangkat kedua kaki Rias sehingga memungkinkan baginya untuk memangku si merah dan membawanya menuju ranjang pasien.
.
.
Saat ini Rias dan Naruto sedang tiduran diatas ranjang tak lupa mereka saling memeluk dan memberikan kehangatan.
"Ria-chan, ini hanya perasaanku saja atau memang tubuhmu terasa panas ?".
"Beberapa hari ini aku sedang kurang fit, mungkin kurang tidur dan kerja berlebihan" Rias menanggapi pertanyaan si pirang.
"Apakah harus kupanggilkan Baa-chan untuk memeriksamu ?".
Rias menggeleng pelan, "tidak usah... aku sudah minum obat tadi".
"Oh baiklah, kalau begitu kau bisa tidur sekarang dan aku akan menjagamu sepanjang malam" Naruto yang gemas pada si merah memencet hidung wanita itu.
"Memangnya kau sendiri tidak tidur ?".
"Aku masih jet lag, soalnya di amerika sekarang pukul dua belas siang" jelasnya dan dimengerti oleh Rias, akhirnya dia mempererat pelukannya pada Naruto untuk segera tidur seperti yang diperintahkan oleh si Namikaze, tak butuh waktu lama bagi wanita muda Gremory itu masuk ke alam mimpi apalagi dengan keadaan hati yang gembira karena Naruto baik-baik saja.
Naruto yang tak merasakan kantuk hanya memperhatikan wajah cantik Rias yang kini tengah terlelap, tadi ibunya Kushina sudah sempat masuk kembali ke dalam kamar dan menemani putra sulungnya itu namun karena sudah ada orang lain disana dia memilih untuk pulang saja sekaligus mengajak Minato.
Malam kian berlalu dan kini jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga dinihari, si pirang yang merasa bosan mulai ikut memejamkan matanya hingga tak sadar akhirnya dia ikut tertidur namun setelah dua setengah jam matanya kembali terbuka.
.
Skip.
.
Pagi hari akhirnya menyingsing dan tampak Rias sudah menunjukkan akan terbangun dari tidurnya dan Naruto yang melihat hal tersebut langsung menopang kepala dengan sebelah tangan untuk menyambut sang wanita yang bangun tidur.
Saat Rias membuka matanya yang pertama ia lihat adalah wajah tampan seorang pria yang sedang tersenyum lebar padanya, "selamat pagi". Setelah mengucapkan selamat pagi Naruto langsung mengecup kening Rias, "tidurmu nyenyak sekali sepertinya" tambah si pirang.
"Selama hampir dua minggu aku selalu kurang tidur dan itu semua gara-gara dirimu !" padahal baru saja bangun tidur tapi Rias sudah menatap Naruto dengan tajam.
.
Usai mencuci muka di kamar mandi kini terlihat Rias dan Naruto sudah berjalan pergi meninggalkan kamar tadi untuk mencari Tsunade dan melihat hasil tes milik si pirang dan begitu mendapat hasil tesnya yang menunjukkan kalau tidak ada luka berat yang di alami mereka tersenyum senang dan ingin segera pulang.
Begitu sampai di parkiran Naruto melihat mobil berwarna hitam miliknya terparkir di sana.
"Kenapa mobil itu ada di sini ?" tanyanya sedikit keheranan.
"Bibi Kushina meminjamkannya saat aku berkunjung ke rumahmu dan mobilku mogok" jelas Rias.
"Ahhh jadi begitu," si pirang mengangguk paham lalu membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.
"Mau pulang atau ke mana dulu ?" Rias bertanya tujuan Naruto sambil kini ia sedang mengenakan sabuk pengaman di belakang kemudi.
"Ke apartemenmu saja, saat ini kurasa ingin menghabiskan waktu seharian denganmu. Itupun jika kau tidak bekerja" Naruto mengutarakan keinginannya dan dia juga sudah selesai menggunakan sabuk pengaman.
"Hum baiklah hari ini aku akan libur".
.
Lalu hari itu Rias dan Naruto habiskan dengan berduaan di apartemen dengan melakukan banyak hal berdua hingga ketika hari sudah menjelang sore Naruto yang sudah mengantuk berat setelah semalaman hanya tidur dua setengah jam akhirnya tumbang juga.
Rias yang baru keluar dari kamar mandi menghampiri Naruto yang tengah tertidur, ia menyelimuti si pirang namun pandangannya tertuju pada area lehernya dimana terpasang sebuah kalung namun yang membuatnya heran adalah batu yang menjadi bandul kalung Naruto terlihat lebih kecil dari yang seharusnya dan seperti bekas patah atau mungkin bekas potongan ?.
Karena tak mau ambil pusing masalah kalung dia melanjutkan aktivitasnya dengan memakai pakaian, sambil bersenandung kecil ia sudah mengenakan pakaian lengkap sekaligus juga menyisir rambut merah panjangnya.
"Aku pergi sebentar, sepertinya Akeno butuh bantuan", setelah mengatakan hal tersebut ia segera pergi dari apartemen dan meninggalkan Naruto yang tengah terlelap.
.
.
Beberapa jam kemudian, Naruto sudah terbangun dari tidurnya dan saat ini dia berada di apartemen itu hanya sendirian.
Usai membersihkan diri dia kini hanya terdiam saja di kursi sambil tangannya sedang berbalas pesan dengan seseorang.
"Sepertinya Jiraiya jii-san tau apa yang kuinginkan, baiklah kalau begitu lebih baik aku segera mengemasi semua barang yang diperlukan".
Naruto yang entah tadi membicarakan apa dengan Jiraiya tampak sedang membuka lemari dan memilih beberapa baju yang dimiliki oleh Rias, "kurasa sudah cukup, sekarang tinggal tunggu Ria-chan pulang".
Cukup lama bagi Naruto menunggu kepulangan si perempuan merah yaitu sekitar dua jam hingga akhirnya pucuk dicinta ulam pun tiba. Pintu depan di buka dan di sana Rias datang sambil menenteng kantong plastik.
"Akhirnya kau pulang, ayo kita segera pergi sebelum ketinggalan pesawat !" ajak Naruto yang langsung menarik tangan Rias tanpa membiarkan wanita itu bertanya.
.
.
Saat di dalam mobil yang menuju ke bandara Rias akhirnya bertanya pada si pirang, "kita mau ke mana ?".
Naruto yang sedang menikmati makanan dari kantong bawaan Rias hanya mengangkat bahu, "tak usah banyak tanya, kita akan berlibur selama seminggu".
"Ehhhhhhh !?, ta-tapi aku belum berkemas baju ataupun yang lainnya".
"Tenang saja, aku sudah mengemas semua pakaianmu tapi mungkin aku rasa melupakan untuk membawa pakaian dalammu" canda Naruto dengan seringai jahil.
"Hah ?, Naruuu kau beneran tidak melupakan membawa pakaian dalam untukku kan ?" raut wajah panik tercetak jelas pwada Rias.
Tak ada jawaban yang Rias terima karena tampak si pirang sepertinya pura-pura tidak mendengarkan apa yang ia bicarakan. Akhirnya mau tidak mau Rias hanya mencoba mempercayai kalau Naruto itu sedang bercanda dan tidak serius.
.
.
Kedua insan manusia itu menaiki pesawat yang akan membawanya ke suatu tempat yang sudah Naruto rencanakan dan dia masih belum mau memberitahu kepada Rias tujuan mereka nanti.
Lama waktu perjalanan yang saat ini mereka tempuh cukup lama bahkan mereka harus satu kali transit hingga akhirnya di hari berikutnya mereka mendarat di tempat yang di tuju.
.
Begitu mereka mendarat kini perjalanan berikutnya sudah menanti mereka, "Saatnya matamu untuk ditutup !" ujar Naruto secara tiba-tiba dan membuat si Gremory mengangkat sebelah alisnya. Tak mendapat perlawanan dan protes dari sang wanita akhirnya Naruto menutup mata Rias menggunakan kain berwarna merah.
Rias yang diperlakukan seperti itu oleh Naruto hanya menurut saja dan dia tidak bisa melihat apapun dan hanya bisa mendengarkan apa yang terjadi di luar sana seperti saat ini dirinya merasakan kalau ia tengah berada di atas kapal yang pastinya kemungkinan besar tempat tujuan yang sudah direncanakan oleh kekasih pirangnya adalah pantai atau mungkin bisa saja pulau pribadi ?.
Saat kapal berhenti langsung saja ia dituntun oleh Naruto untuk segera turun dari kapal, telinga Rias mendengarkan derap kakinya dan Naruto seperti tengah berjalan dan berpijak di dermaga kayu, "apakah masih lama untuk membuka penutup matanya ?".
"Sebentar lagi, jadi jangan mengintip ok !" Naruto menjawab Rias dengan nada suara yang terdengar riang.
.
Berjalan beberapa meter menelusuri dermaga kayu tersebut kini Naruto sudah menghentikan langkahnya dan juga Rias, ia memposisikan diri di belakang wanita Gremory itu dan dengan perlahan Naruto membuka ikatan kain yang menutup mata Rias hingga akhirnya terlepas. Rias yang ikatannya baru dibuka berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk dan matanya langsung membulat begitu bisa melihat dengan jelas pemandangan di sekitarnya.
Tampak tempat mereka kini dikelilingi oleh lautan dan ada juga beberapa cottage yang menjadi tempat penginapan.
"Naru, jangan bilang kalau kita sekarang ada di Maldives ?" wajah Rias begitu sumringah dan seolah-olah tak percaya bahkan kini ia sedang menggoyangkan tangan Naruto.
"Yah mungkin saja" timpal Naruto ringan dengan kini ia berjalan menjauh dari Rias.
Mata Rias masih mengagumi tempat tersebut dan saat ini Naruto sedang berjalan duluan, dengan wajah tersenyum lebar Rias berlari menyusul si pirang dan ketika jarak kurang dari satu langkah ia meloncat ke punggung tegap Naruto.
Si pirang yang kurang sigap tampak sedikit terhuyung hingga pada akhirnya dia bisa menyeimbangkan tubuhnya dengan Rias yang kini nemplok padanya, "hampir saja kita terjatuh".
"Oh iya Naru, ngomong-ngomong dimana tas pakaian kita ?" Rias yang kini sedang menyandarkan dagunya di bahu Naruto rupanya penasaran karena dari tadi baik dia ataupun si pirang tidak membawa tas.
"Semuanya masih ada di kapal, kita ambil saja nanti karena saat ini aku ingin berkeliling" Naruto menunjuk sebuah kapal Yacht berukuran sedang berwarna putih.
"Kau menyewa kapal itu ?, Aku tidak mendengar suara orang lain ketika di kapal tadi".
"Ummm tidak, aku tidak menyewanya, Yacht itu milik si kakek mesum".
"Wah... aku tidak tahu kalau kakekmu suka bepergian atau memancing menggunakan kapal karena saat aku bertemu dengannya saat itu kukira dia orang yang lebih suka menghabiskan waktu dengan berada di daerah pegunungan" Rias memberukan pandangannya terhadap Jiraiya ketika mereka bertemu dulu.
"Sepertinya bayanganmu tentang kakek tua mesum itu melenceng, asal kau tahu Ria-chan kalau dia itu suka sekali dengan yang namanya minuman beralkohol dan berjudi ditambah dia juga bejat karena suka mengintip wanita mandi" Naruto membeberkan semua aib dari kakeknya itu.
"Ahhh jadi begitu, sepertinya sekarang aku tahu alasan kenapa kau sangat mesum".
"Aku hanya mesum padamu saja Ria-chan".
Mengobrol tentang topik yang ringan-ringan sekaligus bercanda membuat keduanya tak sadar sudah mengelilingi dermaga kayu tadi, dan pada akhirnya mereka segera pergi ke cottage yang sudah di booking oleh Naruto jauh sebelum keberangkatan mereka.
Seolah tak merasakan penat sama sekali Naruto dan Rias melanjutkan aktivitas mereka di sana seperti berenang di laut ataupun snorkeling menikmati berbagai macam biota bawah laut dan diakhiri dengan melihat sunset berdua.
.
.
Begitu malam hari tiba tampak suasana di sana sangat tenang dan sunyi, Rias kini sedang berjalan menelusuri dermaga kayu untuk menghampiri Naruto yang sedang berada di atas Yacht milik kakeknya.
"Akhirnya kau tiba" Naruto menyambut Rias dan menyodorkan tangannya untuk memegangi wanita itu saat akan naik ke atas kapal.
"Naru-kun bukannya kau tadi bilang ingin makan malam ?, kenapa kita malam menaiki kapal ?".
"Kita akan makan malam di atas kapal, aku sudah memesan semuanya jadi ayo !".
Rias menaiki kapal tersebut dan cukup terkagum juga dengan interior yang ada di dalam, bahkan dia melihat kapal itu ternyata cukup luas juga dan menurutnya bisa dinaiki oleh satu keluarga bahkan sepertinya lebih.
Dan saat menelusuri bagian lain ia melewati beberapa buah kamar sampai akhirnya mereka berdua tiba di bagian lain kapal yang terdapat sebuah bar kecil dan ada meja makan di sana sekaligus sudab tersaji banyak hidangan.
"Aku baru tahu ternyata kapal ini sangan mewah dan memiliki fasilitas yang lengkap, kalau di sini ada kamar kenapa kita tidak tidur di sini saja ?" Rias terkagum-kagum, ria mendudukkan diri di kursi yang Naruto barusan geserkan untuknya.
"Kalau kita berlibur di tempat seindah ini dan tidur di kapal sama juga bohong" Naruto ikut mendudukkan diri di depan Rias.
Naruto dan Rias melaksanakan makan malam mereka dengan tenang dan begitu sudah selesai si sulung Namikaze mengajak Rias untuk naik ke bagian dek kapal untuk menikmati suasana malam dengan duduk santai ditemani segelas anggur.
Tak ada obrolan diantara mereka berdua, hanya saling duduk bersebelahan dengan sebelah tangan yang daling tertaut sudah lebih dari cukup untuk saling mengerti datu sama lain walaupun tanpa berbicara.
Si pirang meminum habis anggur yang berada di gelasnya sebelum akhirnya ia melepaskan genggaman tangan mereka untuk merogoh sakunya, Rias hanya mengamati gerak gerik si pirang hingga dia kemudian melihat pria itu berlutut di hadapannya.
"Ria-chan ada yang ingin aku sampaikan padamu jadi bisa tolong berdiri sebentar..." pandangan mata si pirang terlihat serius dan itu sukses membuat Rias bedegup kencang.
"Aku tahu ini tidak cukup romantis dan pastinya jauh dari bayanganmu selama ini tapi..." Naruto menjeda omongannya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang langsung ia buka. Di sana terlihat satu buah cincin emas dengan bentuk yang menurut Rias sangat unik dan cantik namun yang makin membuat dia tidak bisa berpaling adalah batu permata berwarna hijau, batu tersebut sangat mirip dengan bandul kalung si pirang.
"...aku sudah memikirkan ini sebelumnya dan kurasa saat ini adalah saat yang tepat untuk kukatakan" si pirang menarik nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya perlahan.
Rias yang sepertinya mengetahui kemana arah pembicaraan sang kekasih mulai berkaca-kaca hingga akhirnya si pirang melanjutkan pembicaraannya.
.
"Will you marry me?, I don't really know what I'm supposed to do if you say 'no,' so could you save us both the trouble and say 'yes?'," Rias yang berkaca-kaca langsung menyodorkan sebelah tangannya dengan mengangguk dan tersenyum bahagia.
Naruto yang mendapat jawaban dari Rias tak kuasa menahan haru dan dengan tangan yang bergetar dia mencoba memasangkan cincin ke jari manis dari si bungsu Gremory.
Setelah berhasil memasangkan cincin tersebut walaupun agak kesusahan karena tangan Naruto yang terus bergetar mereka berdua langsung berpelukan dengan erat, keduanya juga sama-sama berlinang akan air mata tanda bahagia.
Naruto menciumi wajah sang wanita mulai dari pipi, dagu, kening, hidung, dagu dan diakhiri dengan mengecup singkat bibir tipis Rias.
.
.
.
TBC
