Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Warning : Typo bertebaran
.
"will you marry me?, I don't really know what I'm supposed to do if you say 'no,' so could you save us both the trouble and say 'yes?'," Rias yang berkaca-kaca langsung menyodorkan sebelah tangannya dengan mengangguk dan tersenyum bahagia.
Naruto yang mendapat jawaban dari Rias tak kuasa menahan haru dan dengan tangan yang bergetar dia mencoba memasangkan cincin ke jari manis dari si bungsu Gremory.
Setelah berhasil memasangkan cincin tersebut walaupun agak kesusahan karena tangan Naruto yang terus bergetar mereka berdua langsung berpelukan dengan erat, keduanya juga sama-sama berlinang akan air mata tanda bahagia.
Naruto menciumi wajah sang wanita mulai dari pipi, dagu, kening, hidung, dagu dan diakhiri dengan mengecup singkat bibir tipis Rias.
.
.
Naruto dan Rias setelah momen barusan kini duduk bersebelahan di depan kapal dengan si pirang yang merangkul bahu Rias sedangkan si merah juga memeluk pinggang Naruto untuk saling berbagi kehangatan ditengah hembusan angin dari arah laut.
"Naru... batu cincin ini membuatku penasaran, juga bentuk dari cincinnya terlihat sangat unik" Rias bertanya sambil kini memperhatikan ukiran dan design dari cincin yang tersemat di jari manisnya.
"Ummm kalau aku bilang cincin tersebut aku yang membuatnya sendiri apa kau akan percaya ?, dan juga batu permata yang dipasang di cincin itu adalah potongan dari bandul kalungku" timpal Naruto yang ikut memperhatikan cincin tersebut sambil menunjukkan bandul kalungnya yang sudah terpotong sebagian.
Dahi Rias sedikit berkerut atas apa yang barusan dikatakan calon suaminya itu, "memangnya kau bisa ?, tidak ada bukti sama dengan hoax".
Naruto melepaskan rangkulannya sebentar untuk mengambil ponsel yang terletak di saku celana, "lihatlah ini kalau tidak percaya" ia menyodorkan ponselnya yang langsung diambil oleh Rias. Wanita Gremory itu melihat-lihat beberapa foto si pirang yang sepertinya sedang membuat sesuatu lalu ada juga sebuah video pendek yang semakin memperkuat perkataan Naruto bahwa cincin yang Rias kenakan kini adalah karya dari si sulung Namikaze.
Saat Naruto sedang agak lengah Rias langsung mencium pipi si pirang, "maaf sudah meragukanmu, suami" ia mengembalikan ponsel itu pada Naruto yang tengah terbengong.
"Katakan lagi !" ucap Naruto yang masih bengong.
"Katakan apa ?" Rias menyeringai jahil setelah melihat ekspresi bengong Naruto.
"Yang barusan... kau menyebutku suami" ia tampak terkekeh kala meminta Rias mengulangi hal yang wanita itu katakan barusan.
"Tidak ada pengulangan, jika mau nanti saja kalau sudah resmi" Rias bangkit dari duduknya lalu berjalan pergi sambil terkikik pelan meninggalkan Naruto. "Awas saja, akan kukejar kau" ia berdiri dan mengejar Rias yang sudah lebih dulu pergi.
Naruto berlari mengejar Rias yang sudah berlarian di dermaga beberapa meter di depan si pirang, mereka bermain kejar-kejaran beberapa saat hingga akhirnya ia bisa menangkap wanita cantik itu dan memeluknya dari belakang. "Naru-kun aku cape".
Mendengar yang dikatakan wanitanya membuat Naruto cemberut, "padahal kau duluan yang kabur dan berlari tapi kini malah bilang cape". "Kita lanjutkan besok saja, jadi sekarang lebih baik kita masuk ke cottage karena sudah malam Ok !?" tanpa aba-aba dia melepaskan tangan Naruto dari perutnya lalu memutari si pirang supaya ia bisa meloncat ke punggung si pirang untuk minta digendong.
"Baiklah jika itu maumu" Naruto menuruti kemauan Rias dan kini ia tengah menggendong wanita cantik itu sambil berbincang-bincang kecil dengannya dan salah satu hal yang mereka bicarakan adalah mengenai nanti sepulang dari liburan mereka Naruto akan dengan resmi melamar Rias di depan keluarganya.
Berjalan beberapa meter sampai akhirnya mereka berdua sampai di cottage yang mereka sewa, begitu di dalam Naruto segera menurunkan Rias. Saat turun dari gendongan Naruto kini Rias langsung merebahkan dirinya di kasur.
"Tidak mau ganti baju dulu ?" tanya si pirang yang kini sedang melepaskan baju yang ia kenakan saat melihat Rias sudah rebahan di tempat tidur.
"Lucu sekali kau berkata seperti itu Naru, memangnya kau tidak sadar baju tidur seperti apa yang kau bawa kemari ?" Rias menatap tajam Naruto yang tengah telanjang dada sehingga memperlihatkan otot tubuhnya, "aish sial, lihat tubuhnya itu apa dia sengaja memamerkannya ?" ia berbicara dalam hati saat melihat pemandangan indah di hadapannya.
Naruto melakukan gerakan seperti berpikir dengan memegangi dagu, "aku membawakanmu tiga pasang baju tidur kan ?, memangnya kau tidak melihat semua isi kopernya ?".
Rias mendecak atas jawaban si pirang, "aku melihat semuanya... tapi apa kau tidak tahu baju tidur jenis apa yang kau bawa ?, bahkan aku tidak pernah punya baju tidur model seperti itu". Naruto yang ditanya membalikan badannya untuk membuka lemari dan mengambil sesuatu dari dalam sana, "memang apa salahnya aku membawakanmu lingerie ini ?, bukankah harusnya jadi lebih sejuk jika mengenakan ini ?".
"Ah sudahlah, jangan membicarakan hal itu lagi aku mau tidur".
"Baiklah kalau tidak mau memakainya aku juga tidak akan memakai baju" Naruto melepaskan celana panjangnya membuat dia kini hanya mengenakan celana kolor pendek sebagai satu-satunya atau mungkin dua dari pakaian yang menempel di tubuhnya setelah celana dalam tentunya.
"Kenapa tidak pakai baju ?, sana pakai lingerie yang kau bawa" perintah Rias yang saat ini menggeser posisi tidurnya demi memberikan Naruto sedikit ruang.
"Kalau aku yang pakai malah jadi aneh karena itu sudah pas ukuranmu" si pirang langsung mendekap tubuh Rias dan membawanya bergelung di bawah selimut, "sudah jangan banyak omong lagi ayo kita tidur, besok ada banyak kegiatan yang akan kita lakukan".
Merasa tak perlu menjawab Rias pun mengikuti apa yang dibilang oleh si pirang untuk segera tidur, dan dia juga cukup penasaran kegiatan apa yang dimaksud oleh si pirang besok.
.
.
Setelah malam berlalu kini Naruto kembali bangun usai beberapa jam tertidur, ia langsung bangkit dan berjalan ke arah counter dapur berada untuk membuat dua gelas kopi, sambil menunggu kopinya siap ia beranjak menuju kamar mandi untuk cuci muka dan lanjut melihat ke arah jendela, tampak langit masih gelap namun semburat merah mulai terlihat di atmosfer.
Merasa ini adalah momen yang tepat ia pergi dari sana untuk membangunkan seseorang, begitu ia melihat ke ranjang di sana terlihat Rias masih tertidur dengan pulasnya. Naruto mendekati wanitanya itu untuk membangunkannya, "Rias sayang, ayo bangun!" ia mengguncang bahu Rias dan nampak itu sedikit berhasil dengan sang wanita yang mulai merasa tenganggu.
"Ayo cepat nanti terlambat".
Rias mulai menggeliat dan sedikit membuka matanya, "ini masih malam Naruuu... biarkan aku tidur beberapa menit lagi". Si pirang yang tidak kehabisan akal kini berbisik di telinga sang wanita "ayo cepat bangun sebelum aku menciummu dan membuatmu tidak akan bisa bangun seharian".
Mendengar perkataan penuh rasa bahaya dari Naruto membuat Rias membuka sebelah matanya, "kalau begitu cium dulu baru aku bangun" bukannya segera bangkit ia malah menggoda balik si pirang.
Naruto yang di provokasi Rias menyeringai, ia mendekati wajah dari Rias yang kembali menutup matanya itu namun bukannya mencium bibir si wanita merah Naruto justru langsung mengecup leher wanita itu bahkan bukan hanya kecupan saja yang ia perbuat tapi juga menjilat dan memberikan kissmark di leher jenjang sang Gremory muda.
Rias yang diperlakukan demikian tertawa kegelian hingga membuat dia bangung dari posisi tidurnya dan duduk di kasur sehingga membuat Naruto menghentikan kegiatannya, "nah cepat ke kamar mandi sana, aku tunggu diluar". Si pirang beranjak pergi untuk melanjutkan kegiatannya menyeduh kopi dan membawanya keluar.
Tak mau membuat kekasih yang sekarang menjadi calon suaminya itu menunggu lama diluar ia segera pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan menggosok gigi, setelah selesai Rias membuka lemari untuk mengambil sebuah sweater rajut karena udara diluar pasti akan sangat dingin.
Kakinya melangkah keluar dari cottage untuk menghampiri Naruto yang sedang duduk di atas dermaga kayu yang tak jauh di sana, saat berjalan menghampiri si pirang Rias memeluk tubuhnya sendiri begitu merasakan angin dingin yang berhembus dari arah laut sampai ia berada tepat di samping Naruto untuk ikut duduk di samping prianya itu.
"Ini" Naruto menyodorkan secangkir kopi panas yang ia buat tadi, Rias menerimanya dan meminum sedikit karena masih sangat panas.
"Kenapa pagi-pagi buta kita berada di luar ?" tanya Rias yang kembali meneguk kopinya.
"Lihat saja beberapa menit lagi, dan juga bukan hanya kita berdua yang pagi-pagi buta sudah bangun. Lihat, mereka juga sama" tunjuk Naruto ke arah lain dimana ada beberapa pasangan seperti mereka yang juga sudah duduk di dermaga.
Tanpa banyak tanya lagi Rias mengikuti ucapan Naruto dan meluruskan pandangannya ke arah depan, waktu terus berlalu dan lambat laun langit yang tadinya didominasi warna hitam kini mulai memunculkan lebih banyak gugusan berwarna merah di horizon. Rias akhirnya tahu kenapa Naruto sampai rela membangunkannya pagi-pagi buta.
Tak banyak yang Rias katakan karena dia seolah tenggelam akan keindahan terbitnya matahari, perlahan namun pasti sang surya mulai menampakkan keagungannya demi bisa memberikan manfaat bagi seluruh penghuni bumi.
Rias melirik ke arah Naruto lewat ekor matanya dan nampak pandangan dari putra sulung pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina itu tak teralihkan dari posisi terbitnya sang surya hingga ia menyadari kalau saat ini Rias sedang menatap kearahnya, Rias yang tertangkap basah sedang mengamati sang lelaki membuatnya harus pura-pura mengalihkan pandangannya kembali ke depan.
Perlakuan Rias barusan membuat Naruto tersenyum simpul hingga akhirnya sebelah tangan si pirang merangkul Rias dan membawanya mendekat ke arah tubuh besarnya. Setelah saling menempel satu sama lain Naruto menyentuh pipi Rias untuk membuat wanita itu melihat ke arahnya, saat mereka saling menatap bagaikan sudah tahu apa yang diinginkan oleh pasangan masing-masing keduanya saling mendekatkan wajah satu sama lain sampai jarak Mera terpangkas dan akhirnya bibir mereka dapat bersentuhan.
Baik Naruto maupun Rias tampak tak memiliki atensi untuk bisa mendominasi satu sama lain, mereka murni hanya saling meluapkan rasa cinta dan kasih sayang yang terjalin diantara mereka berdua, terutama Naruto yang biasanya agak sedikit menyerimpet melakukan hal mesum pada Rias kini juga tak melakukannya selain menempelkan bibir dengan sang kekasih.
Usai beberapa saat saling mencurahkan perasaan masing-masing Rias mengangkat tubuhnya untuk berpindah dari yang sebelumnya duduk di dermaga kayu kini berada di pangkuan pria Namikaze miliknya itu, dia bersandar di dada Naruto lalu meraih kedua tangan pria itu untuk membuatnya dipeluk oleh si lelaki pirang.
Sekarang mereka kembali melanjutkan menikmati terbitnya sang surya.
.
.
Setelah matahari terlihat seluruhnya dan hari mulai terang tampak orang-orang yang tadi menikmati sunrise seperti mereka sudah pergi untuk melanjutkan kegiatan yang akan mereka lakukan dan sama halnya seperti mereka Naruto juga sudah berdiri sambil memangku Rias.
"Ne Ria-chan, bukankah pagi-pagi begini enaknya untuk berenang ?" tanya Naruto tanpa melihat ke arah Rias.
Belum sempat Rias menjawab dia sudah dikagetkan saat merasakan dirinya seperti melayang di udara, begitu menyadari apa yang terjadi sekujur tubuhnya terasa berada di dalam air yang dingin. Saat bisa kembali ke permukaan dia melihat pria Namikaze itu tengah tertawa setelah melemparkan tubuh Rias ke air.
"Dasar sinting, bagaimana kalau aku tenggelam atau dimakan hiu ?" hardik Rias yang terus mengapung di atas air.
"Bukankah rasanya segar ?, tenang saja Rias sayang di sekitar sini tidak ada hiu putih atau semacamnya" Naruto dengan wajah jahil menimpali Rias, ia akhirnya tanpa menunggu waktu lebih lama langsung melompat ke dalam air juga.
Padahal masih pagi tapi keduanya sudah berenang dan bermain air, setengah jam kemudian mereka naik untuk membilas seluruh badan sekaligus mandi.
.
.
Usai membersihkan diri dan berpakaian santai keduanya kini tengah menikmati sarapan yang disediakan oleh resort.
Setelah sarapan Naruto dan Rias menyusuri dermaga menggunakan sepeda, mereka mengayuh dengan santai apalagi cuaca juga belum panas jadi tidak perlu risau kepanasan walaupun keduanya tidak mengenakan topi.
Aktivitas pagi sampai menjelang siang itu Naruto dan Rias habiskan dengan mencoba semua yang bisa mereka lakukan dengan ikut kegiatan yang disediakan resort seperti membuat kerajinan lalu bercengkrama dengan penduduk sekitar dan merasakan bagaimana makanan lokal dari penduduk.
Saat memasuki tengah hari mereka lanjut untuk ikut menyelam walaupun masih pemula namun dikarenakan perairan yang tenang jadi tak ada masalah selama terus didampingi oleh instruktur.
Kegiatan menyelam tersebut diikuti juga oleh beberapa turis lainnya dan walaupun awalnya Rias tampak ragu-ragu untuk ikut menyelam bersama yang lain namun karena Naruto yang terus menyemangati wanitanya itu membuat Rias memberanikan diri untuk ikut dan setelah penjelasan mengenai alat-alat serta keamanannya mereka kini sudah berpakaian penyelam lengkap dengan kacamata dan sepatu katak.
.
"Tidak usah takut Ria-chan, aku akan terus berada disampingmu ok" Naruto kembali meyakinkan Rias sebelum mereka akan mulai turun ke lautan.
Mencoba menarik nafas dalam-dalam dan memberanikan dirinya kini tiba giliran Rias untuk turun ke air, ia memasang alat pernafasan di mulut dan memejamkan mata sebelum akhirnya ia benar-benar menjatuhkan dirinya ke dalam air dan diikuti oleh Naruto setelahnya.
Begitu berada di dalam air mata Rias langsung dibuat takjub kala melihat pemandangan biota laut seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang hidup di sana, Rias seperti merasa dia berada di akuarium yang sangat besar kali ini apalagi dengan jernihnya air lautan membuat jarak pandang dan tingkat visibilitas di dalam sana sangat jelas.
Sang instruktur kembali memberikan gerakan tangan sebagai instruksi bagi para penyelam pemula tersebut dan diikuti dengan baik oleh semuanya termasuk Rias, namun wanita Gremory itu merasa ada yang kurang apalagi kalau bukan Naruto yang saat ini entah dimana, ia melirik ke kanan dan kiri mencari keberadaan prianya itu hingga keludian ia merasakan sentuhan seseorang di tangan kirinya dan karena tahu apa dan siapa dia balik memegangi tangan tersebut yang membuat mereka berenang bersebelahan.
Semuanya berjalan dengan lancar dan tanpa kendala bahkan ketika dengan kebetulan ada seekor pari manta berukuran besar berenang-renang di dekat mereka, pada awalnya Rias cukup takut apalagi melihat ukuran pari tersebut tapi lagi-lagi Naruto dapat membuat Rias tenang dengan terus berada di samping si wanita Gremory.
Setelah melakukan aktivitas menyelam tak terlalu lama kini semuanya sudah kembali naik ke atas kapal, namun bukan langsung kembali ke daratan mereka dibawa ke wilayah yang agak dangkal supaya bisa melakukan aktivitas snorkeling.
Puas bermain air seharian mereka dibawa kembali ke dermaga untuk bersih-bersih dan mungkin menikmati sunset jika memang mau.
.
.
Setelah beraktivitas seharian mulai dari melihat sunrise lalu dilanjutkan dengan mengeksplorasi daratan kemudian bermain-main dengan berbagai macam-macam biota laut saat mereka menyelam dan terakhir ditutup dengan makan romantis ditemani sunset membuat Rias cukup kelelahan dengan semua aktivitas tersebut, namun mencoba berbagai hal baru membuatnya tidak terlalu penat jika dibandingkan dengan terus berada di belakang monitor komputer ataupun berhadapan dengan angka-angka maka ini semua jauh lebih baik.
dia sangat senang akhirnya bisa terbebas dari berbagai macam dokumen dang angka-angka yang bikin kepala mumet.
.
Saat ini Rias sudah berada di dalam cottage sendirian karena pria pirangnya sedang keluar sebentar, merasa agak bosan ia mendekati lemari tempat baju mereka tersimpan dan begitu membuka lemari tersebut pandangan matanya tertuju pada sebuah lingerie berwarna hitam yang semalam Naruto minta padanya untuk memakai kain itu, melihat benda tersebut tiba-tiba terbesit di benak Rias untuk memberi hadiah pada calon suaminya itu dengan memenuhi keinginan si pirang yang ingin melihat Rias mengenakan lingerie seksi tersebut.
Tanpa ada keraguan sedikitpun ia melepas seluruh pakaiannya hingga kini seluruh tubuh baik dada besar dan pantat montoknya tak tertutup kain apapun, Rias mulaj mencoba memakai lingerie seksi tersebut dan begitu selesai ia langsung berdiri di depan cermin untuk mengamati dirinya apakah cocok mengenakan pakaian tersebut atau tidak.
Begitu melihat pantulan dirinya di depan cermin, ia bergerak berputar untuk melihat bagian belakang lingerie yang ia kenakan hingga setelah puas Rias kembali berputar untuk menatap lurus pantulan dirinya. Tampak tubuh tinggi semampai disokong dengan kaki panjang, pinggang ramping, perut rata dan jangan lupakan bagian yang membuat Naruto begitu tergila-gila yaitu payudara besarnya.
Rias menyentuh kedua benda besar dan montok yang menggantung itu, lalu dengan perlahan ia melakukan gerakan seperti mengangkat pada kedua bongkah payudaranya, "mengapa pria sangat suka benda ini ?, tapi ngomong-ngomong apa dadaku memang sebesar ini ya ?".
Larut dengan kegiatannya tersebut tanpa Rias sadari kini seorang pria berambut pirang sedang berdiri mematung sambil mengamati gerak gerik dirinya dengan tatapan mata seperti seorang singa lapar yang menemukan buruannya. Mengakhiri kegiatan tersebut Rias berbalik dan matanya langsung membulat kala melihat keberadaan sosok Naruto yang menatap kearahnya dengan pandangan seperti akan memangsa dirinya.
"Sejak kapan kau di sana ?" Rias tampak gelagapan.
"Ummm sejak kau memainkan itu..." Naruto menunjuk dada sang wanita Gremory.
Dengan cepat Rias menyilangkan tangan untuk menutupi dua bongkah benda tersebut yang sayangnya tidak bisa tertutupi dengan sempurna dan hanya setengahnya saja juga tidak, "aku tidak memainkannya" Rias coba mengelak.
Seolah tak mendengar perkataan Rias terlihat Naruto berjalan masuk setelah menutup dan mengunci pintu supaya buruannya tidak lari, merasa bahaya mendekat Rias melangkah mundur sampai setelah beberapa langkah ia sudah terbentur dengan tembok dan tidak bisa kabur kemana-mana. Sekarang ia agak menyesali keputusannya memakai lingerie seksi tersebut.
"Mau kemana ?, kau tidak akan lari kan setelah berpakaian begitu dan membuatku begini ?" Naruto menggoda tepat dihadapan Rias yang terperangkap diantara dinding dan tubuh besar si pirang, dengan lembut ia meraih tangan sebelah kanan Rias dan menempelkannya di bagian sakralnya itu.
Rias yang menyentuh benda tersebut cukup ngeri pasalnya 'itu' Naruto terasa sudah sangat keras ditambah ukurannya yang besar membuat Rias harus meneguk ludah.
Merasa sudah cukup menggoda wanita merahnya itu Naruto langsung melumat bibir Rias dengan menggebu-gebu, dia yang sudah terbakar nafsu apalagi wanitanya itu mengenakan lingerie yang sangat ingin ia pakaikan pada Rias itu kesampaian juga. Rias yang diciumi dengan buas oleh Naruto cukup kerepotan untuk mengimbangi ritme si pirang.
Nafsu Naruto sudah sangat bergelora membuatnya ingin segera memangsa wanita sintal tersebut, ia menyudahi ciumannya sebentar untuk melepaskan baju kaos yang ia kenakan hingga kini dia kembali melumat bibir Rias. Tak jauh berbeda dengan si pirang Rias juga sudah terbakar nafsunya apalagi kini dadanya yang hanya terbungkus kain tipis lingerie dapat bersentuhan langsung dengan otot seksi prianya.
Permainan keduanya maki panas dan tangan Naruto mulai aktif bermain dengan meremasi pantat berisi Rias, setelah merasa cukup memainkan buah pantat wanita Gremory itu Naruto dengan penuh semangat mengangkat tubuh Rias untuk bisa nemplok padanya dan membuat posisi mereka menjadi Naruto memangku tubuh Rias.
"Kita lanjutkan di kasur" bisik Naruto tepat di telinga Rias dan membuat wanita itu mengangguk karena saat ini dia juga sangat ingin melanjutkan hal tersebut dengan Naruto, tampak juga wajah Rias tidak kalah merahnya seperti warna rambut yang ia miliki.
Berjalan dengan sambil menggendong dan mencumbui si wanita merah, Naruto akhirnya menurunkan si Gremory ketika sampai ranjang lalu tanpa berlama-lama ia menindih Rias untuk memperdalam cumbuannya.
Setelah puas mencumbu Naruto mengakhiri aksinya itu dan begitu ia melihat raut wajah kekasih sekaligus calon istrinya yang bagi si pirang sangat menggoda dan seksi malah membuat Naruto makin bernafsu dengan wajah merah padam, bibir yang terbuka dan agak bengkak setelah ia cumbu tadi dan nafas yang terengah-engah.
Naruto kini memulai kembali aksinya dengan menciumi leher sang wanita dan meninggalkan beberapa kissmark setelah tadi pagi ia juga melakukannya, Rias yang mendapat perlakuan tersebut hanya mendesah dan mendesis pelan tanda menikmati permainan Naruto. Saat dirinya sedang menciumi leher jenjang Rias tak lupa tangannya juga sudah berada di dada besar wanita itu dan memainkannya dengan gemas.
"Ha ahhhh... Nar-uhhh ini enak" racau Rias kala menerima rangsangan.
Desahan Rias seperti sebuah melodi indah di indera pendengaran Naruto, ia beralih dari leher menuju bagian favoritnya yaitu dada besar Rias, dengan gerakan sensual ia memainkan benda empuk tersebut dan tak lupa untuk menjilati dan mencumbu salah satu titik sensitif dari seorang wanita.
Dengan penuh semangat Naruto langsung mencaplok puting susu sebelah kiri dari Rias setelah sebelumnya sedikit merobek bagian belahan dada dari lingerie hitam tersebut, seperti seorang bayi yang tengah menyusu pada ibunya, Naruto mulai menyedot dan memainkan tempat dimana keluarnya susu tersebut. Naruto memainkan dan merangsang puting Rias sedemikian rupa mulai dari menyedot, menjilat dan menggigit kecil bagian tersebut hingga membuat desaha Rias semakin terdengar nyaring dan kelojotan hasil kegiatan Naruto.
Saat Rias sedang tebuai permainan Naruto pada dadanya ia tak menyadari kalau pria itu sudah mulai menyusupkan tangannya menuju bagian bawah dirinya sampai dengan tiba-tiba Naruto memasukkan jari telunjuknya kedalam area kewanitaan sang Gremory muda. Tak ada hal yang bisa Rias lakukan selain mendesah dan meremasi kepala kuning yang saat ini sedang menyusu padanya.
Naruto melakukan gerakan maju mundur di bawah sana sampai beberapa saat kemudian ia menambahkan satu jari lagi untuk bermain di area tersebut jadilah jari telunjuk dan jari tengah Naruto sudah terbenam di dalam sana dan tak lupa Naruto juga menggunakan ibu jari untuk menggesek bagian klitoris Rias sehingga membuat racauan dan desahannya kian liar.
"Ahhhh ssshhh... iya itu-hh".
"I-ittthuuu ada yang mau keluar... ah...".
Mendengar erangan Rias dan merasakan jarinya diremas kuat oleh otot kewanitaan sang kekasih membuat Naruto mempercepat gerakan keluar masuknya dan bahkan kini ia kombinasikan dengan gerakan seperti menggunting membuat Rias makin menjerit keenakan.
"Iyaaahhh... itu hmmm".
Naruto tersenyum senang kala melihat Rias meracau apalagi wanita itu juga memejamkan mata menikmati apa yang ia lakukan pada bagian bawahnya, demi menambah rangsangan pada Rias dia kembali melanjutkan mencumbui payudara si bungsu Gremory sampai beberapa saat kemudian Rias menjerit cukup kencang berbarengan dengan semburan deras dari area kewanitaannya diikuti dengan kejang-kejang kecil setelah pelepasan barusan.
"Uhhhh..." lenguh Rias setelah beberapa saat lalu mencapai puncak, tubuhnya terasa lemas kini apalagi seluruh sendinya seakan lepas dan kepalanya juga terasa sangat ringan.
.
Disaat sedang membiarkan wanitanya beristirahat sejenak Naruto menggunakan waktu tersebut untuk melepaskan celana pendeknya sampai ketika sudah berhasil ia tanggalkan dan kini Naruto sudah telanjang bulat, ia langsung memosisikan diri di depan pintu kewanitaan Rias.
Kejantanannya sudah berdiri kokoh seolah sudah siap untuk menjelajahi gua milik Rias, saat deru nafas Rias mulai normal Naruto sudah memegangi batang perkasanya dan siap mendobrak masuk.
Rias yang tengah beristirahat ia merasakan seperti ada yang menggesek area genitalnya dan begitu membuka mata dia melihat Naruto sedang menunduk dan menggesekkan benda besarnya. "Naruuh tunggu sebent-.." belum sempat menyelesaikan ucapannya Naruto sudah lebih dulu melesakkan batangnya ke dalam Rias, "-ta-arrrhhh".
Setelah berada di dalam Rias, Naruto rupanya tak langsung menggenjot wanita itu dan lebih memilih untuk mendiamkannya sebentar dan memberi waktu bagi Rias beradaptasi. Dia cukup sadar diri jika miliknya itu memang berukuran cukup besar walaupun ini bukan pertama kalinya ia dan Rias berhubungan badan namun tetap saja untuk apa mereka berhubungan sex jika hanya Naruto yang merasa nikmat namun Rias malah sebaliknya.
.
"Aku mulai" Naruto mulai menggerakkan pinggulnya perlahan dan membuat Rias langsung melenguh setelah si pirang sempat membiarkannya beradaptasi dengan batang besar miliknya.
Pergerakan pinggul Naruto makin cepat dan membuat Rias kian keenakan, dengan gerakan konvensional membuat ia bisa menikmati area tubuh Rias yang lain dan dia juga bisa menciumi wanita cantiknya. Beberapa saat dalam posisi tersebut akhirnya Naruto memutar tubuh Rias tanpa melepas penyatuan mereka, posisi Rias yang masih telungkup membuat Naruto gemas untuk meremas bokongnya.
Bermain sebentar dengan pantat berisi Rias akhirnya Naruto mengangkat pinggul wanita itu hingga ia kini dalam posisi menungging. Dengan penuh semangat Naruto segera menggenjot kembali Rias dengan kecepatan sedang, dan dari posisi tersebut Naruto dapat melihat dengan jelas bagaimana payudara Rias terus memantul mengikuti irama sodokan Naruto.
Cukup gemas dengan pantulan liar benda kesukaannya itu membuat Naruto meraih sebelah dada Rias dan meremasnya, setelah puas ia beralih untuk memegangi tangan sang wanita sehingga membuat dia bisa mempercepat gerakannya. Saat sedang menikmati memompa Rias ia melihat ke arah cermin yang wanita itu tadi gunakan, Naruto terbesit sebuah ide lalu menghentikan sejenak kegiatannya "Ne Ria-chan bukankah kau tadi bercermin dan mengamati tubuhmu ?".
"Heuhhh a-apa maksudnya ?" nafas Rias terdengar menggebu.
"Maksudku ini..." Naruto memegangi tubuh Rias dan membawanya turun dari ranjang dengan masih saling terhubung, dia bahkan membuat Rias berjalan ketika batang besarnya masih terbenam di sana.
"Lihat itu!" mereka berhenti tepat di depan cermin, Rias mendongak untuk bisa melihat apa yang dibilang Naruto dan begitu mengetahui hal tersebut membuat wajahnya makin memerah.
"Ini memalukan, aku tidak mau lihat" Rias yang melihat pantulan dirinya di cermin membuatnya malu namun di sisi lain Naruto merasakan sepertinya bagian kewanitaan dari Rias semakin meremas miliknya dengan cukup kuat sebagai tanda ia makin terangsang dan menikmatinya walaupun si Gremory sempat bilang malu dan tidak mau lihat.
Kejantanan Naruto yang diremas kuat oleh otot kewanitaan Rias akhirnya memunculkan tanda-tanda bahwa ia akan segera keluar, merasakan hal tersebut Naruto kembali menggerakkan pinggulnya maju mundur dan makin belingsatan serta cepat dalam mengayunkan pinggulnya kala merasakan denyutan di dalam sana.
Hal tersebut membuat si pirang kini memeluk Rias dari belakang dan makin menghentakkan pinggulnya supaya menjangkau bagian terdalam dari Rias, "lihatlah wajahmu itu Ria-chan uhhh sangat menggoda, jika kita sudah menikah nanti maka aku akan bisa melihat wajahmu yang seperti itu setiap hari" Naruto menggoda sang wanita sambil membuat Rias dapat melihat pantulan mereka ketika bercinta dan dengan begitu ia merasakan kedutan dari liang kewanitaan Rias makin kencang.
Dengan gerakan cepat dan konstan tak butuh waktu lama bagi Naruto untuk sampai puncak begitupun dengan Rias, "ohhh Ria-chan aku akan keluar".
"N-naru... aku sudah tidak tahan".
"Ayo kita keluarkan bersama sayang, tahan sebentar" Naruto menaikan lagi ritmenya.
"A-ak..hu kelu-kyahhhhh" Rias menjerit dan berbarengan dengan hal tersebut Naruto juga telah mencapai orgasme.
.
Ia menyemprotkan jutaan sperma di dalam kewanitaan Rias, saking banyaknya bahkan ia kini belum berhenti keluar sampai beberapa saat berlalu akhirnya Naruto berhenti menyemprotkan spermanya.
Peluh membasahi keduanya terutama Rias, walaupun wanita itu masih menggunakan lingerie namun tidak cukup untuk menutupi tubuh sintalnya yang terlihat mengkilap karena basah akan keringat. Naruto ia merasakan sedikit kesemutan apalagi di area paha dan betis ditambah karena pada saat orgasme tadi ia dalam posisi berdiri padahal bagi dirinya orgasme pada posisi tersebut agak kurang nyaman.
Merasa lututnya agak lemas Naruto menarik pinggul Rias untuk mereka berdua bisa duduk di kasur namun yang terjadi kini adalah Naruto dan Rias sedang telentang di sana.
"Sebenarnya aku masih ingin tapi tenagaku sudah habis mungkin karena tadi siang terlalu lelah" ucapnya sembari menggeser posisi tubuhnya dan Rias yang masih menyatu dengannya.
"Sebaiknya kita tidur, besok siang kita harus pulang" ucap Naruto sambil menarik selimut.
"Huum baiklah" Rias tak banyak berbicara lagi karena dia juga kelelahan bahkan dia juga tidak protes padahal saat ini penis Naruto masih tertanam di dalam miliknya.
Tak butuh waktu lama hingga keduanya terlelap, apalagi setelah seharian banyak beraktivitas fisik ditambah barusan mereka bergumul dengan liar pasti sudah cukup untuk membuat keduanya kehabisan tenaga.
.
.
.
TBC
