Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Warning : Typo bertebaran
.
.
Sepulang dari liburan mereka kini Naruto dan Rias sudah berada di Jepang atau lebih tepatnya baru saja tiba di bandara. Mereka berdua bergandengan tangan melewati pintu keluar dan segera mencari taxi untuk selanjutnya pergi ke apartemen Rias. Mereka tak banyak berbincang saat di taxi karena sudah cukup lelah dengan perjalan panjang bahkan harus sampai transit segala.
Begitu sudah sampai di apartemen kini keduanya sedang berada di kamar sekaligus beristirahat.
"Besok aku akan pulang ke rumah untuk memberitahu kaa-chan dan tou-chan tentang rencanaku menikahimu" ujar si pirang yang tengah memandang langit-langit kamar, Rias hanya memandang pria Namikaze itu.
"Dan juga nanti aku akan minta tou-chan untuk datang ke rumahmu dan melamar dirimu untukku" lanjut Naruto sambil menggeser posisi tidurnya untuk bisa berhadapan dengan si wanita merah.
Lagi-lagi tak ada balasan dari Rias namun ia tampak tersenyum lebar sebagai tanggapannya pada ucapan si pirang barusan.
Naruto merengkuh tubuh wanitanya dan segera memejamkan mata.
.
.
Keesokan paginya tampak Naruto sudah berpakaian rapih dengan setelan jas hitamnya dan begitupun dengan Rias ia juga tampak mengenakan pakaian kantoran. Keduanya tengah bersiap untuk pergi ke tempat kerja masing-masing.
Naruto mengantarkan Rias dahulu ke mall sebelum dia berangkat ke gedung Namikaze Corp. Seperti biasanya ketika ia tiba dan masuk orang-orang yang berpapasan dengannya selalu menyapa ataupun menunduk hormat. Pria berparas tampan itu saat ini sedang berjalan cepat kearah suatu ruangan namun bukan ruangan biasa ia bekerja tapi tempat dimana pimpinan perusahaan berada yaitu ayahnya sendiri Minato Namikaze.
Setelah bertanya pada sekertaris di sana apakah ayahnya sudah tiba atau belum dan dia dapat jawaban kalau ayahnya sudah tiba dan berada di dalam Naruto langsung mengetuk singkat pintu dan setelahnya masuk ke dalam.
Begitu masuk tampak di depannya sudah ada seorang laki-laki yang sangat identik dengannya tengah berfokus membaca sebuah kertas. Mengetahui langkah kaki mendekat ke arahnya pria itu mengangkat wajah untuk melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya.
"Hooo kau sudah masuk kerja lagi ?, apa seminggu cukup untukmu liburan dan merefresh mentalmu setelah malam itu ?" Minato tampak mengangkat sebelah alisnya setelah melihat Naruto, dia tidak menyangka anaknya tersebut sudah kembali bekerja walaupun memang dia tahu pria muda duplikasinya itu memang meminta libur satu minggu namun itu sebelum si pirang kecelakaan dan ketika dia mengalami hal tersebut Minato sudah akan memaklumi dan mengizinkan jika anaknya itu beristirahat lebih lama, apalagi dia baru selamat dari hal yang bisa mengancam nyawanya.
"Yah cukup-cukup saja walaupun kurang lama hehe" timpal Naruto dan tertawa garing tapi kedatangannya keruangan sang ayah bukan untuk membhawas hal itu, "tou-chan ada yang ingin aku bicarakan".
"Membicarakan hal apa?, apa kau sudah siap mengambil jabatan tou-chan mu ini untuk menjadi pimpinan perusahaan?" Minato menopang dagu menggunakan tangan kanan dan menatap lurus kearah sang putra sulung.
"Tidak tidak, aku masih ingin melihat tou-chan memegang perusahaan dan yang aku ingin bicarakan itu bukan tentang pekerjaan tapi..." Naruto sepertinya tampak agak ragu-ragu untuk mengatakannya.
"Katakan saja, apa kau butuh sesuatu atau semacamnya ?" ucap Minato santai karena melihat putranya itu tampak ragu-ragu dalam berbicara.
Naruto menarik nafas sebelum menghembuskannya kembali dan terlihat juga tangannya sudah mengepal tanda bahwa dia sudah siap berbicara terus terang pada Minato, "tou-chan... aku ingin segera menikah" tegas Naruto dengan mata serius.
Minato melihat pernyataan Naruto yang sangat serius sempat blank beberapa saat karena walaupun dia tahu anaknya itu sudah punya pacar namun dari kepribadiannya yang masih suka hilir mudik bermain kesana dan kemari bisa mengatakan ingin menikah, "baiklah... dari matamu saja sudah terlihat kau sangat serius mengatakan itu dan jika memang kau siap untuk menikah tou-san akan memberikanmu restu".
"Benarkah ?... jadi apakah tou-chan bisa lamarkan dia untukku secara resmi ? aku memang sudah melamarnya tapi itu baru aku dan dia saja, karena menikah kan artinya menyatukan dua keluarga".
"Memangnya kau ingin tou-san lamarkan dia ke keluarganya kapan?". Mendengar jawaban dari sang ayah tampak membuat Naruto berbinar bahagia, "aku ingin malam ini tou-chan!" Naruto rupanya ingin buru-buru.
"Hum ok lah... kau atur saja dimana tempatnya nanti, oh iya dan untuk urusan ibumu kau juga yang harus bilang padanya".
"Siap bos...".
Setelah itu Naruto langsung pergi dari ruangan sang ayah untuk segera ke ruangannya yang hampir sebulan tidak ia datangi, dan tepat setelah Naruto pergi tampak Minato tersenyum lebar.
"Seperti biasa bocah itu penuh semangat dan kejutan, padahal baru semalam Kushina bilang ingin segera malihat anak bayi tapi sekarang Naruto sudah bilang ingin menikah... insting seorang ibu memang sangat luar biasa" Minato menggeleng pelan sambil mengingat-ingat kejadian semalam.
Flashback
Suasana malam itu terasa hangat bagi duo pasutri yaitu Minato Namikaze dan sang istri tercinta Namikaze Kushina. Walaupun udara diluar sedang dingin namun hal tersebut tidak berpengaruh bagi mereka, dengan perapian yang menyala ditambah keduanya juga berlapiskan selimut membuat rasa dingin tidak bisa menembus kulit mereka.
"Ne Minato, apa menurutmu suasana rumah ini sedikit sepi ?" tanya Kushina buka suara sambil bersandar pada pundak Minato.
"Hum... apa ada sesuatu yang mengganggu atau kau merindukan anak-anak ?" Minato mengangkat sebelah alisnya, memang sih saat ini rumah besar tersebut hanya menampung tiga orang saja yaitu Minato, Kushina dan Naruko, sedangkan kedua putra mereka tengah tidak ada di rumah dengan Naruto yang entah kemana lalu Menma sedang menginap di tempat Tsunade dan Jiraiya.
"Aku sudah lama tidak mendengar suara langkah kaki anak kecil di rumah ini, juga belakangan ini aku cukup kesepian dirumah" Kushina makin bergelayut manja pada suaminya itu.
Minato yang mengerti arah topik pembicaraan Kushina hanya tersenyum simpul, "jadi apakah kau ingin punya anak lagi ?" dengan percaya dirinya dan sedikit menggoda Minato berkata demikian. Kushina berdecak pelan dan meninju lengan suaminya.
"Bukan itu yang kumaksud, lagipula aku ini sudah tua dan menopause jadi tidak mungkin punya bayi lagi. Yang kumaksud adalah apa kita segera menikahkan Naruto saja supaya segera dapat cucu dan di rumah ini terdengar lagi langkah-langkah kaki kecil" jelas Kushina yang sudah tidak lagi bersandar di bahu Minato.
"Ah begitu ya... soal menikahkan dia itu gampang cuma apakah dia sudah punya calon dan siap ?, bahkan dia masih sering keluyuran kesana kemari dan jalan-jalan" Minato bersidekap dada seraya mengingat-ingat kelakuan Naruto.
"Aku yakin dia siap jadi ketika nanti dia tiba-tiba ingin menikah maka harus kau restui" wanita merah keturunan Uzumaki itu menatap tajam sang suami disertai telunjuk yang mengarah padanya, begitu Minato akan menjawab tiba-tiba saja dari arah lain datang Naruko yang setengah berlari lalu meloncat keatah Minato dan Kushina.
"Ruko-chan jangan melompat begitu, nanti kau bisa terluka" Kushina sang ibu menasehati gadis kecil pirang itu, walaupun Kushina dan Minato berada di kursi tetap saja itu membahayakan.
"Baiklah Kaa-chan nanti tidak akan aku ulangi lagi, tapi aku mau tidur dengan Kaa-chan" Naruko memeluk Kushina dengan manja dan menenggelamkan kepala kuningnya di dada sang ibu. Melihat sang putri sedang mode manja Kushina balik memeluk Naruko dan menciumi pucuk kepalanya dan melupakan satu orang pria di sana.
.
Flashback end
.
Setelah mengingat kejadian tadi malam Minato lanjut membaca kertas tadi. Seperti dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat hari ini karena Naruto yang meminta dirinya untuk melamar wanita pilihan sang putra.
Sementara itu Naruto juga sudah berfokus pada pekerjaan yang sudah dia tinggalkan, matanya terus membaca huruf dan angka-angka baik itu di kertas maupun layar komputer ditambah dia juga harus mengadakan rapat kecil bersama seluruh timnya. Selesai berdiskusi dan rapat dengan seluruh timnya Naruto kini sudah kembali ke mejanya, jari-jari tangganya terus menekan layar ponsel dan rupanya ia tengah menuliskan pesan kepada seseorang tentang nanti malam.
.
.
Mall Starlight.
.
Rias kini tengah berjalan-jalan mengitari tempat kerjanya tersebut sambil didampingi oleh Akeno, walaupun ia sedang berjalan namun matanya justru lebih berfokus menatap layar ponsel dan hal tersebut membuat wanita yang berada disampingnya cukup kesal. Dengan tanpa permisi ia langsung menarik pergelangan tangan Rias dan membawanya ke sebuah kursi di dekat sana.
"Kau kenapa Akeno ?, apa kau lelah ?" tanya Rias yang tidak mengetahui alasan Akeno menariknya dan membuatnya duduk.
"Harusnya aku yang bertanya kau kenapa, apa kau tidak sadar dari tadi kau terus melihat layar ponselmu sementara kau itu sedang berjalan hey... bukankah kau sering memarahiku karena hal itu ?" si gadis berambut hitam tampak memberikan tatapan tajam.
Sementara orang yang ditatap hanya tertawa kikuk, "maafkan aku hehe".
"Sebaiknya kau selesaikan urusanmu dengan orang yang sedang berkirim pesan denganmu, setelah itu nanti kita berkeliling lagi" Akeno memberikan Rias kesempatan.
Mendengar hal tersebut dari Akeno membuat Rias agak malu, akhirnya iapun menuliskan pesan balasan dan langsung menyimpan ponselnya lagi seraya berdiri, "ayo kita berkeliling lagi... aku sudah selesai".
"Benar sudah selesai ?, awas saja kalau nanti kau begitu lagi" Akeno ikut berdiri dan melangkah pergi diikuti Rias.
.
Saat hari mulai menjelang sore Rias sudah mulai membereskan meja kerjanya padahal ini masih beberapa jam lagi sebelum waktu kerjanya usai, Akeno yang tahu alasan Rias akan segera pulang hanya tersenyum menggoda sambil melihat punggung sahabatnya itu, "ara-ara... semangat sekali sepertinya".
"Tentu saja, karena ini adalah hari yang sangat penting dan juga semoga kau bisa secepatnya menyusul" balas Rias yang sudah berada tepat di depan Akeno sambil menjulurkan sebelah tangan.
"Yah semoga saja, tapi kalau bisa tolong tanyakan pada calonmu itu apakah mah punya dua istri atau tidak" si gadis hitam merogoh tas kecil miliknya dan meletakkan sesuatu ke atas tangan Rias yang sedang menyodor padanya. "Dasar gila... aku masih sanggup melayaninya jadi jangan banyak berharap" Rias membalas candaan Akeno.
Rias menerima benda dadi Akeno, "kalau begitu aku pergi dulu Akeno, soal liburanmu nanti saja ok...".
"Baiklah... sudah cepat sana pergi dan berdandanlah yang cantik".
Si wanita berambut merah langsung pergi dari mall mengendarai mobil miliknya yang sudah keluar dari bengkel untuk segera menuju rumah kedua orangtuanya dan akan membicarakan hubungannya dengan Naruto nanti malam.
.
Skip
.
Malam harinya di kediaman Namikaze.
Ketiga orang dewasa di sana tampak sudah berpakaian sangat rapi karena sebentar lagi mereka akan berangkat menuju kediaman Gremory untuk secara resmi melamar wanita muda dari keluarga tersebut dengan putra sulung mereka yaitu Naruto. Dari ketiganya yang paling tidak bisa berhenti tersenyum adalah Kushina, ia dari sore tadi saat Naruto bilang padanya bahwa sudah melamar Rias kemarin dan malam ini diresmikan sudah sangat membuatnya kegirangan sampai melompat-lompat segala.
"Kenapa wajahmu tegang begitu ?, bukankah kau bilang sudah melamar Rias-chan dan dia menerimamu ?" Kushina melihat sang putra yang agak tegang padahal mereka masih berada di rumah.
"Ria-chan memang menerimanya tapi keluarganya aku belum tahu Kaa-chan" Naruto merengek pada Kushina sembari memegangi tangan sang ibu.
"Tenanglah ok!, kau pasti diterima... lagipula siapa yang berani menolak calon menantu tampan sepertimu dan lagi kau adalah putra sulung dari Namikaze Minato sekaligus cucu dari Jiraiya Namikaze dan Uzumaki Arashi".
"Humm kau benar Kaa-chan, aku harus yakin".
"Apa kalian sudah siap ?, ayo berangkat!" Minato mengajak istri dan anaknya itu agar segera berangkat dan terlebih supaya tidak membuat calon besan mereka menunggu.
Naruto dan Kushina mengangguk lalu mereka semua segera keluar dari rumah dan menaiki mobil masing-masing yang dimana Minato dengan Kushina satu mobil dan Naruto dengan mobil terpisah, mereka berkendara beriringan dan cukup santai juga tak terlalu ngebut.
Diperjalanan Kushina lagi-lagi menunjukkan rasa antusiasnya mengenai Naruto yang menurutnya akan segera menikah itu ditambah impiannya untuk menggendong cucu akan terwujud walaupun mungkin belum dalam waktu dekat tapi sudah ada arah menuju ke sana. Setelah beberapa menit berkendara tibalah mereka di sebuah rumah mewah dengan pekarangan cukup luas.
Security kediaman tersebut membukakan pintu gerbang sehingga kedua mobil yang dikendarai Minato dan Naruto bisa masuk. Mereka memarkirkan mobil tepat di samping garasi yang dimana di sana juga terparkir tiga buah kendaraan lainnya. Sebelum turun dari kendaraannya Naruto terlebih dahulu menelfon Rias untuk memberitahu bahwa dia dan kedua orang tuanya sudah sampai.
Begitu mereka keluar dari mobil dan menampakkan kaki di teras rumah tanpa berlama-lama pintu dibuka dari dalam oleh seorang maid pria dan mengajak mereka masuk sekaligus mengarahkan mereka ke tempat sang oemilik rumah tengah menunggu. Ketiganya membuntuti maid tersebut dan tibalah mereka di ruang tengah yang sudah disambut oleh sang tuan rumah beserta istri dan putrinya yaitu Rias.
"Kalian datang lebih awal dari dugaanku" sambut Zeoticus sembari bersalaman dengan Minato dan Kushina tak lupa juga Naruto dan begitupun Venelana serta Rias ikut menyalami mereka.
"Putraku ini sepertinya sudah sangat tidak sabaran jadinya dia mengajak kemari lebih awal" ucap Minato sebagaimana biasanya ia berbicara pada Zeoticus.
Berbeda dengan sang ayah kini nampak Naruto justru makin terlihat tegang, itu terbukti dari telapak tangannya yang terus mengeluarkan keringat.
"Ahhh begituya... rupanya Naruto-kun sudah tidak sabar sabar" kali ini Zeoticus mengalihkan pandangannya kearah si pemuda lirang yang hanya tersenyum kecil.
Kedua keluarga tersebut akhirnya duduk di sofa yang saling berhadapan dan obrolan dibuka dengan Minato terlebih dahulu kepada Zeoticus dengan berbincang-bincang ringan sebelum mengatakan tujuannya kesana adalah untuk melancarkan Rias sebagai calon istri dari Naruto. Seperti perkiraan awalnya mereka langsung menerima lamaran tersebut dan sukses membuat Rias dan Naruto tersenyum senang. Zeoticus juga langsung berbicara untuk mengatur waktu pernikahan bagi duo sejoli itu dan setelah berbincang kapan waktu yang pas dengan meminta saran dari semua orang disana akhirnya diputuskan kalau pernikahan Rias dan Naruto akan diadakan diawal minggu awal musim semi.
.
Begitu pertemuan dua keluarga tersebut selesai dan ditentukannya tanggal pernikahan mereka kini Minato serta Kushina dan Naruto izin pamit pulang.
Mulai hari itu Naruto dan Rias akan mulai disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka nanti walaupun gedung sudah ditentukan yaitu di salah satu hotel Gremory namun untuk pakaian dan unfangan mereka yang mengurus dan akan sedikit dibantu oleh Kushina serta Venelana yang tampak sangat bersemangat.
.
.
Skip Time.
.
Setelah malam itu Naruto dan Rias mulai disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka yang akan dilaksanakan di awal bulan Maret yang artinya sekitar setengah bulan lagi. Hari ini adalah waktu bagi mereka berdua fitting baju pengantin yang secara khusus baju tersebut minta Kushina buatkan pada salah satu temannya yang seorang designer terkenal.
Naruto kini terlihat sedang duduk di sebuah kursi kecil yang dimana saat ini ia tengah berada di butik kenalan ibunya sekaligus tempat mereka memesan baju untuk pernikahan. Kakinya terus menghentak kecil sebagai tanda sudah tidak sabar untuk melihat Rias yang mencoba mengenakan gaun pengantinnya.
Saat ia sedang asik menunggu tiba-tiba tirai dihadapannya dibuka dan berjalanlah seorang wanita berpostur cukup tinggi mengenakan gaun putih panjang yang bahkan bagian belakangnya menyentuh lantai. Mata Naruto terpesona begitu wanita tersebut berdiri tepat dihadapannya.
Walaupun tanpa riasan ataupun ornamen-ornamen lain dan hanya mengenakan gaun saja sudah membuat Naruto pangling, ia tidak bisa berkedip begitu sang wanita keluar dari dalam ruang ganti.
"Naru... bagaimana penampilanku ?" tanya Rias yang memutar tubuhnya supaya bisa memamerkan keindahan gaun yang ia pakai.
Sementara itu orang yang dimintai pendapat masih bungkam dan tetap sibuk memperhatikan bagaimana sang pujaan hati yang sebentar lagi akan ia nikahi itu sangat teramat cantik dan bersinar, dia sangat beruntung bisa mendapatkan wanita seperti Rias.
Rias yang selesai berputar namun masih belum mendapat jawaban dari Naruto tadinya ingin menegur pria pirang itu namun begitu melihat bagaimana raut ekspresinya sudah cukup bagi si Gremory muda mengetahui pendapat dari si pria.
"Wahhhhh... Kushina-san lihat !, ternyata ketika dipakaikan langsung ini melebihi imajinasku" sang designer mengagumi bagaimana gaun ciptaannya itu begitu pas dan sempurna saat digunakan oleh Rias.
Sama seperti designer kini Kushina juga terpukau dengan gaun yang dikenakan calon menantunya, pada saat tadi di dalam membantu Rias mengenakan gaun tersebut dia sudah dibuat kagum dan kini matanya lagi-lagi dibuat terpana begitu bisa melihat semua detail dan model dari gaun tersebut, "sepertinya setelah pernikahan putraku nanti kau akan semakin kebanjiran permintaan membuat gaun pengantin, sayang sekali Vene-chan tidak bisa melihat ini secara langsung" celetuk Kushina.
"Yah kalau itu terjadi aku harus menaikan harga di setiap gaun yang kubuat hehe".
Kushina berpindah dengan kini berada di samping Naruto sementara itu teman dari si wanita Namikaze berjalan menghampiri Rias guna melihat lebih dekat apakah gaun tersebut membuat nyaman sang pengguna atau tidak.
"Kaa-chan... aku jadi ingin menikahinya sekarang juga" Naruto yang masih memperhatikan Rias saat wanita itu berbicara dengan teman sang ibu akhirnya berbicara.
"Tunggu nanti dua minggu lagi".
Sehabis Rias mencoba gaunnya kini giliran Naruto lah yang mencoba pakaian miliknya dan sama halnya seperti si pirang Rias juga terpukau dengan sosok Naruto yang mengenakan pakaian pengantin mereka nanti, dia melihat pria itu seperti orang yang berbeda dengan aura yang menurutnya kian seksi.
Puas mencoba busana yang akan mereka kenakan nanti kini sudah saatnya bagi Naruto dan Rias kembali ke tempat kerja masing-masing, keduanya sengaja bekerja lebih banyak akhir-akhir ini supaya nanti saat cuti untuk berbulan madu bisa lebih tenang dan tak memikirkan pekerjaan yang akan menumpuk terutama Naruto.
.
.
Tak terasa waktu berlalu kini musim dingin sudah berlalu dan sudah memasuki musim semi itu artinya pernikahan Naruto dan Rias tinggal sebentar lagi.
Naruto yang saat ini sedang mengendarai mobil terlihat senyam senyum sendiri, jujur saja dia tidak percaya kalau dua hari kedepan ia akan menikah dengan wanita pilihannya. Ia bersenandung ria dengan suasana hati yang bahagia hingga tak terasa ia sampai di sebuah cafe yang ternyata adalah cafe milik Gaara tempat ia dan teman-temannya sering berkumpul.
Kedatangannya kesana adalah untuk melakukan pesta bujang bersama yang lain sebagai salam perpisahan sebelum si pirang nanti berubah status.
Begitu kakinya melangkah kedalam ia sudah mendapati yang lainnya berada di sana seperti Shikamaru, Gaara, Sai, Kiba, Neji dan Sasuke. Kedatangan Naruto terlihat oleh Kiba yang langsung melambaikan tangan pada si pirang supaya segera mendekat dan duduk diantara mereka.
"Ini dia sang calon pengantin sudah datang" sambut Gaara saat Naruto sudah duduk di kursi kosong disamping Sasuke.
"Aku masih tidak sangka kalau yang paling awal menikah adalah kau Naruto, awalnya kukira Sasuke yang akan duluan" Sai langsung buka suara dengan senyum khasnya yang menurut Naruto menyebalkan.
"Kalau sudah punya calon lebih baik cepat segel dia, sebelum diambil orang Sai" balas Naruto yang meminum minuman yang ada di depan Sasuke, "setelah aku nanti siapa yang akan segera menyusul ?".
Mendapat pertanyaan dari Naruto yang lain tampak ada yang menghela nafas, rupanya mereka semua masih belum ada niatan menyusul si pirang.
Sementara itu ditempat lain Rias tengah menginap di apartemen Akeno dan menghabiskan waktu mereka bersama sebelum si wanita merah menjadi istri dari Naruto.
.
.
Semua persiapan sudah selesai dan siap baik itu gedung, undangan dan busana sudah rampung dan kini hari yang dinanti pun tiba.
Hari ini adalah hari pernikahan Naruto dan Rias, mereka sebentar lagi akan segera mengikat janji suci mereka di sebuah gereja. Untuk tamu-tamu sendiri tampak hanya beberapa teman dekat dari kedua mempelai dan anggota keluarga saja, karena sekarang mereka hanya akan saling mengucapkan ikrar satu sama lain dan untuk pesta resepsi akan dilakukan nanti sore hari sampai malam.
Naruto saat ini sedang berdiri di altar ditemani oleh Minato sedang menunggu sang mempelai wanita untuk menaiki altar, pria pirang itu tampak sangat tampan dengan setelan jas berwarna putih dan rambut yang disisir kebelakang. Jantungnya berdebar kencang dan wajahnya juga menampilkan ekspresi tegang, Minato yang melihat anaknya tersebut hanya terkekeh pelan tanpa suara hingga akhirnya terdengar suara pintu terbuka.
Semua orang yang berada di ruangan itu melihat kearah sumber suara, mata mereka terbelalak dan kagum begitu melihat paras seorang wanita berambut merah yang mengenakan sebuah gaun panjang berwarna putih, rambutnya yang digelung tinggi dan dihiasi sebuah mahkota kecil kian menambah aura kecantikan yang menguar darinya. Dia berjalan pelan dengan menggandeng lengah dari seorang pria berbadan tinggi dan berambut merah panjang yang tak lain adalah sang ayah Zeoticus.
Diperjalannya menuju altar Rias tak henti-hentinya terus menebar senyuman, teman-teman dari keduanya tampak tak lepas memperhatikan bagaimana cantiknya wanita Gremory tersebut bahkan Kiba sudang menganga, "si bajingan itu sangat beruntung".
"Sstttt... jangan begitu Kiba-kun" Hinata menyenggol lengan si pemuda Inuzuka tersebut.
"Dasar bodoh" cibir Neji yang berada di samping Kiba.
Kiba yang tidak terima dengan lontaran dari Neji ingin memprotesnya namun terlebih dahulu ciut karena Tenten menatap tajam kearah dua pria itu. Langkah kaki Rias terus maju melewati tamu hingga akhirnya ia tiba di altar dan segera berhadapan dengan Naruto.
Begitu upacara tersebut dimulai tampak juga Venelana yang kini disampingnya sudah ditemani Zeoticus yang barusan mengantar Rias tengah berkaca-kaca. Ia merasa baru kemarin melahirkan putrinya itu dan kini ia sudah akan menikah, waktu cepat sekali berlalu. Dibarisan yang berbeda dengan keluarga Gremory tampak seluruh keluarga Naruto dari orang tua, adik dan tak lupa Jiraiya serta Tsunade sedang tersenyum bahagia sekaligus bangga apalagi Jiraiya yang girang bukan main.
.
.
Setelah mengucap ikrar untuk saling setia satu sama lain sampai maut memisahkan kini tiba saatnya bagi Naruto untuk mencium sang mempelai wanita, tanpa rasa malu dan canggung sedikitpun Naruto memajukan wajah hingga bibirnya dan Rias dapat saling bersentuhan satu sama lain. Saat momen tersebut terjadi orang-orang yang menjadi saksi bersatunya kedua insan tersebut bersorak ria, teman-teman dari Naruto dan Rias cukup iri melihat mereka.
.
Usai upacara tadi pagi kini Naruto dan Rias sudah berada di hotel tempat pesta resepsi pernikahan mereka akan digelar, keduanya sudah berpakaian sesuai dengan dress code yang mereka pilih yaitu bernuansa merah.
Naruto telihat sangat cocok mengenakan baju jas berwarna merah maroon dengan motif bunga-bunga sementara Rias tampak modis dan seksi diwaktu yang bersamaan dengan gaun merah pendeknya. Mereka berdua masih berada di kamar sebelum nanti turun dan memasuki ruangan yang sudah disiapkan.
"Naru-kun bisakah membantuku menaikkan resleting ini ?" Rias melirik kearah pria yang tadi pagi sudah resmi menjadi suaminya itu. Naruto yang sebelumnya tengah duduk di kursi yang terletak dekat jendela tersenyum tipis lalu berdiri dan berjalan menghampiri sang istri.
Begitu berada tepat di belakang wanita cantik tersebut ia menggeser rambut merah panjang itu dan menaikkan resleting yang terletak di bagian belakang gaun, ia menarik resleting kearah dari pinggang ramping milik sang istri hingga sampai ke leher namun disaat matanya dapat melihat punggung mulus dari wanita merah itu ia merasakan sesuatu mulai sedikit sesak di bawah sana ditambah aroma parfum dan rambut Rias begitu kentara menggoda penciumannya sampai dengan tanpa sadar ia sudah mendekap Rias dari arah belakang.
Hidungnya terus mengendus dan mencium aroma yang menguar dari sang wanita, feromon yang dikeluarkan Rias sangat pekat dan membuat daya tariknya kian mengikat si pria pirang.
"Masih ada setengah jam lagi untuk kita turun ke sana, bagaimana kalau main sebentar ?" bisik Naruto dengan nada terkesan sensual, tangannya yang tadi mendekap Rias sudah mulai meraba area sensitif wanita merah itu.
"Setengah jam itu waktu yang sebentar, dan nanti kalau bajuku jadi kusut bagaimana ?" Rias mencoba menolak halus ajakan si pirang.
"Aku tidak akan lama ko janji..." seolah tak mendengar penolakan Rias kini Naruto sudah membawa Rias berdiri dan sedikit membungkuk dengan tangannya bertumpu pada meja rias.
Meraba-raba sekaligus sedikit memainkan area bawah sang wanita sampai agak basah akhirnya Naruto mengangkat gaun pendek tersebut sampai pinggang dan menggeser cd warna hitam yang dikenakan Rias, karena sudah tak sabar ia segera melesak masuk kedalam tubuh istrinya itu. Dia langsung bergerak dengan kecepatan sedang yang membuat Rias harus menahan erangan yang akan keluar dengan menggigit bibir bawahnya.
Gerakan maju mundur Naruto terus berlangsung hingga setelah lima belas menit ia merasa akan segera keluar, ia mempercepat gerakan maju mundurnya dan sedikit membuat Rias kewalahan hingga tepat sebelum Naruto klimaks ia merasakan milik sang istri mencengkram miliknya erat, sudah tak tahan akhirnya Naruto menyemprotkan jutaan sel spermanya untuk membuahi sel telur Rias.
Setelah percintaan singkat itu Naruto melepaskan penyatuannya dan kembali menaikan celana yang tadi ia turunkan sampai sebatas mata kaki, tak lupa ia juga membetulkan cd Rias dan merapihkan gaunnya yang barusan terangkat di pinggang.
"Sebentar lagi acaranya mulai... ayo kita segera turun!" pria pirang itu melihat jam dinding lalu menggandeng tangan Rias dengan lembut sembari meninggalkan tempat tersebut.
"Naru-kun aku ingin membersihkan ini dulu!" Rias merasa kurang nyaman dengan bagian bawahnya apalagi ia juga merasa penuh di bawah sana oleh sperma Naruto.
"Tidak-tidak... jangan mencucinya, kau tahan saja ok selama pesta" timpal si pirang dengan enteng.
"Ta-tapi..."
"Sstttt !, tidak ada tapi-tapian atau kau ingin kita kembali ke kamar dan melakukannya denganku sampai malam. Mungkin itu terdengar bagus juga, rjadi kita tidak perlu menghadiri acara resepsi ini" Naruto mengurung Rias di tembok dengan posisi tangan di kedua sisi kepala Rias.
Melihat Rias yang mengeluarkan ekspresi lucu seperti saat ini membuat Naruto benar-benar ingin membawanya ke kamar dan mengurung sang istri namun bagaimanapun juga dia harus menghadiri resepsi pernikahannya dan biarkan saja nanti di malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri untuk melakukan semua yang ada di imajinasinya selama ini.
.
.
TBC
