WARNING
IT'S GENDERSWITCH
MATURE CONTENT
BILA MASIH DIBAWAH UMUR SEBAIKNYA JANGAN BACA
Cerita ini 100% murni dari hasil imajinasi saya, jadi jika menemukan kesamaan dengan ff lain mungkin itu hanya kebetulan
Bahasa yg digunakan saat adegan NC adalah bahasa frontal, jadi jika tidak suka lebih baik tidak usah baca J
HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
Chapter ini full kisah masa lalu Baekhyun dan Daehyun. Jadi mungkin gaada scane chanbaek ya.
28 April 2012
Drrtt.. Drrttt
Dae's calling
"Halo?"
"Baekhyun, bisa kita bertemu sekarang?"
"Kenapa? Sesuatu terjadi?"
"Hm, ada hal yg ingin aku bicarakan. Jadi bisakah kita bertemu?"
"Sekarang? Tidak bisa, aku akan pergi meeting. Katakan saja disini."
"Disini? Baiklah."
"Jadi, apa itu?"
"Aku ingin kita putus."
"H-uh?"
"Aku ingin kita putus, Baekhyun."
"T-tapi.. kenapa?"
"Kau ingat Suzy? Dia kemarin menemuiku, meminta maaf dan berkata ingin kembali padaku. Aku tak mungkin menolak bukan? Jadi aku menerimanya kembali."
"Lalu... bagaimana denganku?"
"Jadi.. mari kita putus, Baekhyun."
Tut tut tut...
Panggilan itu terputus sebelum Baekhyun sempat menjawab. Wanita itu berdiri mematung didepan kaca rias dalam kamarnya. Terlalu terkejut dengan apa yg baru saja ia alami.
Dirinya diputuskan begitu saja, setelah satu tahun lebih bersama? Wah, candaan Daehyun benar benar.
Lekas saja wanita itu mengutak-atik handphone nya, membuka salah satu aplikasi sosial media dan mencari update terbaru sang kekasih- mantan lebih tepatnya- disana.
jungdaehyun
Terima kasih telah kembali, aku mencintaimu baesuzy
Seluruh tubuh Baekhyun terasa lemas, hampir saja ia terjatuh jika tidak berpegang pada sandaran kursi. Pikirannya mendadak kosong.
Ini bukan candaan Daehyun, lelaki itu memang benar memutuskannya demi kembali bersama wanita itu.
Matanya mendadak perih- siap mengeluarkan butiran air mata, sejalan dengan hatinya yg terasa sakit.
Apakah keberadaan Baekhyun disisi nya selama satu tahun belakangan ini tidak cukup untuk menghapus jejak wanita itu dari hati Daehyun?
Bae Suzy, wanita itu memang cantik- Baekhyun mengakui itu.
Mereka menjalin hubungan selama 9 bulan, dan putus karena Suzy yg akan dipindah tugas ke Thailand.
Itu yg Baekhyun tau dari cerita Daehyun waktu awal kedekatan mereka. Beberapa bulan setelahnya, barulah Baekhyun dan Daehyun resmi berpacaran.
Daehyun memang mengatakan dari awal bahwa dirinya ingin move on dan mencoba berhubungan dengan Baekhyun, Baekhyun mengiyakan karena dia berpikir Daehyun akan segera melupakan wanita itu.
Selama masa berpacaran mereka, tidak ada pertengkaran yg berarti. Hanya sesekali kesalah pahaman kecil karena kesibukan keduanya dengan urusan pekerjaan. Selebihnya mereka baik-baik saja.
Ya, Baekhyun pikir mereka baik-baik saja. Namun nyatanya, lelaki nya diam-diam bermain lagi dengan wanita itu di belakangnya.
Air mata yg sedari tadi ia coba tahan akhirnya tumpah, tangis Baekhyun pecah. Kenangan-kenangan manis bersama Daehyun berputar di kepalanya bagaikan roll film yg membuat Baekhyun menangis lebih keras.
Tubuhnya gugur, tersungkur sempurna diatas lantai kamarnya yg dingin. Wanita itu terisak hebat dengan tangan yg memukul-mukul dadanya, berusaha mengurangi sesak yg menghimpit dadanya. Wanita itu kacau.
Melupakan meeting yg seharusnya ia hadiri, memilih untuk bertahan pada tangisannya.
Hatinya teramat sakit, juga otak nya yg seolah kosong. Tidak ada pikiran apapun selain kenangan-kenangan manisnya bersama Daehyun dan pemutusan sepihak yg di ajukan lelaki itu.
oOo
Tiga minggu sudah sejak kejadian pemutusan sepihak itu terjadi. Baekhyun baik-baik saja- yah, mencoba terlihat baik-baik saja. Setidaknya sekarang dirinya sudah bisa menerima hal itu, meski terkadang rasa sakit itu masih ada tatkala ia teringat.
Setelah kejadian itu, Baekhyun lebih memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Anggaplah ia sedang melampiaskan rasa sakit hatinya, ia tidak akan menyangkal karena hal itu benar adanya. Setidaknya saat ia sibuk, ia tidak memiliki waktu untuk mengingat lagi lelaki itu dan segala sesuatu yg terjadi diantara keduanya. Itu membuat Baekhyun merasa lebih baik.
"Baekhyun!" sebuah panggilan mengalihkan perhatiannya dari tumpukan kertas diatas meja kerjanya, ia pun menatap orang itu dengan malas.
"Ada apa kak Luhan?" jawab Baekhyun malas.
"Ey, kau ini tidak ada semangatnya sekali" cibir Luhan.
Itu Luhan, kakak sepupu Baekhyun.
"Bukannya tidak semangat kak, aku sedang malas bertemu kakak" Baekhyun berucap dengan mata yg kembali terfokus pada kertas-kertas di hadapannya.
"Ck! Adik seperti apa yg malas bertemu kakaknya sendiri?" sungut Luhan tak terima. Dirinya jauh-jauh bertandang ke kantor Baekhyun bukan untuk melihat wajah malas adiknya itu.
"Ayolah kak, aku tau maksud mu menemuiku kesini" jawaban Baekhyun membuat Luhan terkekeh. Baekhyun pun memutar bola matanya malas. Dia sangat mengerti apa yg sedang direncanakan kakaknya itu.
"Wah, kalau begitu ayo sekarang kau ikut aku" ajak Luhan dengan semangat sambil menarik tangan Baekhyun, menyuruh wanita itu berdiri mengikutinya.
"Tidak mau kak. Sudah berapa kali sih aku bilang kalau tidak mau?" kesal Baekhyun.
"Ayolah Baekhyun, kau harus segera move on!" Luhan berujar dengan gemas. Sedangkan Baekhyun hanya mendengus kecil.
"Kak Luhan, dengan kau yg gencar mengenalkan ku pada teman-teman lelakimu itu tidak serta merta membuatku move on. Yg ada malah mereka yg menjadi pelampiasan ku, kau mau itu terjadi?" Baekhyun berucap dengan keras, dia cukup kesal dengan kakaknya ini. Dikira segampang itu apa dirinya move on, ckck.
Luhan yg mendengar itu pun memanyunkan bibirnya. Dia kan berniat baik dengan mengenalkan Baekhyun kepada beberapa teman lelakinya, berharap wanita itu segera move on dan melupakan lelaki brengsek itu. Namun rupanya adik nya itu tidak suka dengan caranya. Apa boleh buat, dia tidak bisa memaksa Baekhyun.
"Baiklah baiklah, aku menyerah." Luhan mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah. Baekhyun pun tersenyum senang.
"Nah begitu kak." Baekhyun menepuk punggung sang kakak.
" Aku tau niatmu baik, tapi tidak bisa serta merta seperti itu. Aku tidak ingin menjadikan orang lain sebagai pelampiasan. Aku ingin menata hati dan pikiranku dulu, barulah aku bisa menerima kehadiran orang baru di hatiku. Kau tau sendiri aku bukan orang yg mudah jatuh cinta, jadi biarkan aku benar-benar melepas masa laluku. Lalu setelah itu kau bisa dengan bebas mengenalkan ku pada teman-teman lelakimu. Aku tidak ingin di cap sebagai wanita yg buruk, kak." Jelas Baekhyun panjang lebar, membuat Luhan menganggukkan kepalanya.
"Ya, kau memang seperti itu. Maaf kan sikap gegabah ku. Aku hanya ingin kau segera melupakan lelaki brengsek itu, Baek." Luhan berkata dengan pelan. Menangkap rasa khawatir sang kakak, Baekhyun pun membawa tubuh sang kakak ke pelukannya, memeluk wanita itu erat.
"Aku tau kau khawatir kak, aku sangat berterima kasih untuk itu. Tapi sekarang aku sudah dewasa, jadi biarkan aku sendiri yg mengurus hidupku." Perkataan Baekhyun membuat Luhan mau tak mau menganggukkan kepalanya lagi, membenarkan perkataan sang adik.
"Tapi tapi, kau itu kan masih bagai adik kecilku yg harus dilindungi dengan extra. Jadi kalau ku lepas sendiri nanti kalau kau salah jalan bagaimana?" cerocos Luhan, masih tak terima rupanya.
Baekhyun yg tadinya sudah tersenyum senang, berganti jengah melihat sang kakak.
"Oh ayolah kak, kalau aku salah jalan kau bisa menyadarkan ku, dan membawaku ke jalan yg benar." Baekhyun berucap dengan nada malas, kakak nya ini benar-benar.
"Ya ya ya, aku benar-benar kalah olehmu, Baek." Luhan benar-benar menyerah. Melawan Baekhyun itu tidak akan ada habisnya. Jadi biarlah adiknya itu melakukan apa yg ia mau, dan seperti perkataan nya tadi jika ia salah jalan maka itu sudah akan menjadi tugas Luhan untuk membawanya ke jalan yg benar.
"Baiklah, lanjutkan pekerjaan mu. Aku akan menemui Kyungsoo." Luhan berujar sambil merapikan dirinya.
"Menemui Kyungsoo? Untuk apa?" tanya Baekhyun penasaran.
"Dia akan ku suruh menggantikan mu di kencan buta yg ku rencanakan tadi." Luhan berujar santai sambil memainkan handphone nya, membaca pesan yg baru saja ia dapat dari adik manisnya yg satu lagi.
"APA?! YA KAK LUHAN-" belum sempat Baekhyun selesai dengan teriakannya, Luhan bergegas pergi dengan tangan melambai ke arahnya.
"Marah-marahnya nanti saja. Aku harus pergi sekarang, bye!" teriak Luhan lalu menghilang dibalik pintu ruang kerja Baekhyun.
Astaga, Baekhyun tidak habis pikir dengan kelakuan kakak cantiknya itu. Bisa-bisanya ia menumbalkan adik manis mereka yg polos itu. Benar-benar tak bisa dipercaya.
oOo
Matahari sudah kembali ke peraduannya, menyisakan semburat orange yg masih menggantung samar di penghujung hari.
Ini sudah waktunya pulang bagi sebagian besar karyawan di kantor itu, tapi tidak dengan wanita cantik yg masih saja sibuk dengan berkas-berkas dimeja kerjanya.
"Baekhyun, pulanglah." Terdengar suara lelaki menegurnya. Sontak membuat wanita itu mengalihkan perhatiannya dari tumpukan berkas dan menatap lelaki yg baru saja menegurnya.
"Sebentar lagi kak Minho, kakak pulang duluan saja." Baekhyun berkata sambil matanya kembali terfokus pada tumpukan berkas yg tidak ada habisnya ini.
"Baiklah, aku pulang duluan. Jangan pulang terlalu malam, Baek. Mengerti?" lelaki itu berpamitan sekaligus mewanti-wanti Baekhyun. Yg diwanti-wanti hanya mendengus kecil.
"Aku mengerti kak, sudah sana pulang. Kasian Sulli menunggu sendiri dibawah sana." Baekhyun mengusir.
"Ck, kau ini. Yasudah, aku pergi ya, bye." Lelaki itupun berlalu dan meninggalkan Baekhyun sendiri di ruangannya.
Seperginya kak Minho, Baekhyun pun memutar kursi nya dan menatap langit yg mulai menghitam dari jendela ruangannya.
"Haahhh..." helaan nafas terdengar, Baekhyun memejamkan matanya yg terasa lelah.
"Sebaiknya aku memang harus pulang, tubuhku lelah sekali. Aku butuh ranjangku yg nyaman." Baekhyun bergumam, dan bergegas merapikan meja kerjanya.
Setelah selesai, wanita itu pun segera mengambil tas miliknya dan pergi dari ruangan itu. Tujuannya hanya satu, pulang ke rumah dan tidur. Memikirnya saja membuat senyum Baekhyun mengambang. Yah, selelah itulah dirinya hari ini.
Namun sepertinya, rencana itu harus gagal ketika melihat sesosok lelaki yg menghadang jalannya.
"Daehyun?"
Ya, lelaki itu Daehyun. Mantan kekasihnya yg sedang Baekhyun usahakan untuk dilupakan.
"Um, hai Baek." Sapaan Daehyun terasa canggung. Pasalnya ini kali pertama mereka bertemu setelah pemutusan sepihak via telephone yg di ajukannya 3 minggu yg lalu.
"Ya, hai juga Dae" balas Baekhyun tak kalah canggung.
"Sedang apa kau disini?" tambah Baekhyun seakan sadar kenapa lelaki itu sekarang berada di kawasan kantornya. Heran tentu saja, karena kantor Daehyun berjarak cukup jauh dari kantornya.
"Hanya ingin mengunjungimu. Aku sepertinya merindukanmu." Daehyun berujar dengan santai, tak ada lagi nada canggung.
"Eh?" pekik Baekhyun terkejut. Merindukannya dia bilang? Wah, lancang sekali pikir Baekhyun. Namun tak bisa di bohongi, pipi nya merona tipis saat mendengar penuturan sang mantan kekasih. Jujur saja, rasa itu masih ada dan belum hilang sedikit pun.
"Kau ingin pulang? Biar ku antar." ajak Daehyun, dan Baekhyun seolah tidak kuasa untuk menolak. Wanita itu hanya diam saat Daehyun menggiring nya masuk ke dalam mobil milik lelaki itu, dan membawanya pulang.
oOo
Sejak kejadian Daehyun yg mengantar Baekhyun pulang, hubungan keduanya perlahan kembali membaik. Bukan dalam artian mereka kembali berpacaran, hanya hubungan baik yg terjadi antara sepasang mantan kekasih yg mencoba berteman, mungkin?
Hal itu rupanya menyulut amarah sang kakak, Luhan. Setiap hari wanita itu merecoki nya dengan pertanyaan yg sama,
"Kenapa kau kembali berhubungan dengan si brengsek itu Baek?!"
Ya, pertanyaan seperti itu.
Dan pertanyaan itu terlontar lagi hari ini. Astaga Baekhyun sudah lelah mendengarnya.
"Oh ayolah kak, itu bukan seperti aku akan kembali berpacaran dengannya." Baekhyun bersungut protes, dan dihadiahi delikan tajam sang kakak.
"Memang kau akan kembali berpacaran dengan si brengsek itu Baek!" teriak Luhan cukup keras, dan itu sukses membuat Baekhyun kesal.
"Kenapa kau yakin sekali kak? Yg menjalani kan aku." Baekhyun berujar kesal.
"Karena memang seperti itu modus mantan kekasih yg ingin mengajak bersama kembali." Luhan berujar dengan pelan kali ini, cukup lelah rupanya setelah dari tadi berteriak kesal terus.
"Kak Luhan tenang saja, aku akan menjaga diriku dengan baik. Kalaupun dia ingin mengajakku kembali bersama, tentu itu harus dengan usaha extra. Tak akan ku biarkan dia dengan seenaknya keluar masuk di hidupku." Baekhyun berujar, menenangkan Luhan.
Ia tau Luhan sangat khawatir padanya. Apalagi dengan kisah kelam tentang kandasnya hubungan mereka karena orang ketiga, membuat Luhan sangat membenci lelaki itu.
"Hah baiklah, semuanya ku serahkan padamu Baek. Aku yakin kau tau mana yg terbaik untuk hidupmu." Luhan akhirnya menyerah, dia memang tidak akan bisa menang melawan Baekhyun, kapanpun dan dimanapun. Dia begitu menyayangi adiknya itu, jadi dia akan senantiasa mengalah dan mendo'akan yg terbaik untuk kisah cinta sang adik.
oOo
"Baekhyun!" teriakan seseorang membuyarkan lamunannya. Baekhyun menoleh, dan mendapati Daehyun tengah berjalan ke arahnya.
"Oh Dae, kau sudah disini." Sapanya kepada lelaki itu.
"Yep, jadi kita pergi sekarang?" lelaki itu bertanya ketika dirinya sudah berdiri dihadapan Baekhyun.
"Oke, tentu." Baekhyun menganggukkan kepalanya, dan mereka berdua pun bergegas pergi.
Jalanan kota malam itu cukup sepi, membuat nya terasa lengang. Baekhyun melirik Daehyun yg sedang fokus mengemudi, mengamati wajah tampan yg dulu pernah menjadi tempat favorite nya mendaratkan kecupan. Tanpa sadar Baekhyun tersenyum kecil.
"Apakah wajah ku setampan itu nona?" suara itu menyadarkan Baekhyun. Sial, dia ketahuan!
"Oh? Hahaha" Baekhyun tertawa sumbang, dia sangat malu ketahuan mencuri pandang pada wajah mantan kekasihnya.
"Tidak perlu malu begitu, bukankah kau selalu mengatakan wajahku yg paling tampan?" Daehyun berujar dengan percaya diri. Membuat Baekhyun mendengus geli.
"Cih, percaya diri sekali." Baekhyun mencibir, Daehyun pun tertawa keras.
"Oh Baek, akuilah itu." Goda Daehyun lagi.
"Dalam mimpimu Jung!" kesal Baekhyun dengan wajah datarnya. Membuat Daehyun tertawa makin keras.
Tak terasa mobil yg mereka tumpangi berhenti dipinggir sebuah danau yg sepi- karena hanya ada mereka disana.
"Kenapa kita kesini Dae?" Baekhyun bertanya, menatap Daehyun heran.
"Aku merindukan tempat ini, sedikit bernostalgia tidak apa bukan? Ayo turun." Daehyun berujar sambil melepas seat belt dan keluar dari mobil.
Dengan wajah yg masih keheranan, Baekhyun menuruti lelaki itu keluar dari mobil. Sesampainya kedua kakinya menjejak tanah, mata Baekhyun berpendar menatapi sekeliling danau yg sangat dikenalnya ini.
Ini adalah tempat dimana Daehyun menyatakan cintanya setahun yg lalu, dan menjadi tempat keduanya sering menghabiskan waktu bersama.
"Baek, kemarilah!" teriakan itu membuyarkan lamunan Baekhyun, dilihatnya Daehyun tengah duduk dipinggir danau dengan api unggun disampingnya. Ia pun mendekati lelaki itu dan duduk bersisian dengan api unggun ditengah keduanya.
"Kapan kau membuat api unggun?" Baekhyun menyuarakan keheranannya.
"Saat kau sibuk melamun sambil menatapi danau." Jawab Daehyun santai. Baekhyun pun mengangguk dan kembali memfokuskan pandangannya pada danau.
Keheningan melingkupi, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Baekhyun.." panggil Daehyun tanpa mengalihkan pandangan dari danau.
"Hm?" Baekhyun hanya membalas dengan gumaman singkat.
"Bagaimana hidupmu setelah berpisah denganku?" tanya Daehyun, kini lelaki itu bertanya dengan menatap lekat Baekhyun.
Baekhyun terdiam ditengah keterkejutannya akan pertanyaan yg dilontarkan Daehyun, bingung harus menjawab seperti apa karena sejujurnya hidupnya cukup kacau setelah kejadian itu.
"Jawablah dengan jujur, Baek." Daehyun berujar lagi dengan lembut, tau akan Baekhyun yg cukup shock dengan pertanyaan yg ia lontarkan tadi.
"Ehm, sejujurnya kehidupanku tidak cukup baik setelah kejadian itu.." Baekhyun memulai. "Aku tidak tau kau cukup mengenal diriku atau tidak, tapi yg perlu kau tau aku amat sangat tersakiti oleh kejadian itu." Baekhyun menghela nafas, dan kemudian melanjutkan, "Butuh waktu yg tidak sebentar, dan sekarang pun aku masih berusaha untuk menerima keadaan. Bahwa kau memang bukan milikku lagi, bahwa aku harus bangkit kembali dan menata hidup serta hatiku. Ini sulit, tapi harus ku lakukan." Tutur Baekhyun tanpa sedikitpun menatap Daehyun.
"Lalu bagaimana denganmu? Apakah kau bahagia kembali bersama Suzy?" Baekhyun balik bertanya. Toh Daehyun yg memulai.
"Kami hanya bertahan seminggu, Suzy dengan semua sifat egoisnya tidak akan pernah membuatku tahan. Aku bodoh sekali, haha" Daehyun berujar dengan tawa sumbang diakhir, menertawakan kebodohannya.
"Hm, mungkin kau benar-benar harus move on darinya dan mencari seseorang yg benar-benar mengerti dirimu." Baekhyun memberi nasehat dengan tenang, walaupun berbanding terbalik dengan hatinya yg terasa sedikit sakit saat mengucapkan itu.
"Ya, kau benar, aku memang harus sepenuhnya move on dan melupakan wanita itu." Daehyun mengangguk, membenarkan. "Tapi aku tidak perlu mencari seseorang yg lain untuk benar-benar mengerti diriku. Karena aku sudah menemukannya sejak lama." Daehyun menambahkan dengan sebuah senyum terukir di wajah tampannya. Membuat Baekhyun mau tak mau ikut tersenyum meski itu menyakitkan.
"Syukurlah kalau begitu. Aku bisa dengan tenang meninggalkanmu disini." Baekhyun berujar dengan perasaan lega. Masalah nya dengan Daehyun telah selesai dan ia pun sudah tidak perlu lagi mengkhawatirkan lelaki itu.
"Meninggalkanku? Disini? Apa maksudnya, Baek?" cecar Daehyun menuntut penjelasan dari wanita itu.
"Bulan depan aku akan ke London, ayah dan ibu memintaku untuk pulang dan mungkin aku juga akan melanjutkan pendidikanku disana." Jelas Baekhyun.
"Kenapa begitu mendadak?" tanya Daehyun lagi.
"Sebenarnya sudah dari lama mereka memintaku untuk menetap di London, tapi karena waktu itu kita masih bersama dan aku juga tidak bisa seenaknya begitu saja meninggalkan pekerjaanku disini, jadilah rencana itu terus ku tolak. Dan sekarang, aku pikir tidak ada alasan lagi untukku menolak. Kontrak kerjaku akan segera habis dan juga kita sudah berpisah, jadi tidak ada yg ku khawatirkan lagi disini." Baekhyun berujar tanpa menatap Daehyun yg tengah menatapnya lekat dengan wajah penuh keterkejutan.
"Tidak, tidak! Jangan pergi! Aku tidak ingin kau pergi, Baek!" tolak Daehyun dengan tegas.
"Kenapa kau tidak ingin aku pergi, Dae?" tanya Baekhyun heran.
"Karena kau orang yg aku butuhkan, Baek. Kalau kau pergi, siapa yg akan menemaniku disini? Jadi jangan pergi." Daehyun berucap dengan nada yg sarat akan permohonan, membuat Baekhyun bertambah heran.
"Bukankah tadi kau bilang sudah menemukan seseorang yg tepat untukmu? Jadi kenapa aku orang yg kau butuhkan? Apa maksudmu, Dae? Aku sungguh tidak mengerti." Baekhyun mengutarakan semua keheranannya akan maksud dari perkataan Daehyun. Dan yg jelas ia tidak ingin salah paham dengan itu.
"Byun Baekhyun, ayo kita menikah!" tanpa diduga kalimat itu yg terlontar dari mulut Daehyun.
"APA?!"
-TBC-
Author Note :
I'm back! Long time no see my readers-deul yg setia menunggu! Aku berterima kasih sekali...
Maaf ya ngaret banget, aku sibuk sekali dan jarang bisa pegang laptop buat ngetik jadinya selesainya lama J karena aku nulis kejar tayang, makanya up nya ga teratur
Awalnya aku mau bikin chapter ini lebih panjang dan full flashback cerita masa lalunya Baekhyun sama Daehyun dalam satu chapter, tapi kalau begitu aku makin lama up nya karena kudu nulis sampe selesai, dan itu pasti lamaaaaaaaaaaaaaa banget.
Maka dari itu aku potong, dan mungkin aku jadikan dua chapter. Chapter ini sama chapter depan. Dan juga berhubung ini bulan puasa, aku gabisa up yg NC makanya opsi terbaik aku potong dan jadikan 2 bagian kisah flashbacknya. Semoga kalian suka yaaaa
Honestly, kisah yg sama Daehyun itu aku ambil dari kisah pribadi yg aku alami, cuma ada beberapa yg diubah untuk menyesuaikan dengan ff nya.
So, aku kayaknya udah kebanyakan bacot sana sini, curhat juga dan AN nya jadi panjang banget wkwkwk
Cuma mau mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg menjalankan. Dan semoga suka sama chaper ini.
Dan aku banyak-banyak berterimakasih sama kalian yg sudah mau baca, review dan komen ff abal-abal aku ini. Aku sangat berterimakasih
See you next chapter ya guys...
