Chapter 4
Useless
"Hey, Roy…" Tanya Richard.
"Helooo... Mayor Mustang...Jawablah aku..." kata Maes.
"Oh….maaf, aku lagi… bengong…." Jawab Roy.
"Wah, nggak nyangka kalo orang kaya' kamu bisa bengong juga…." Kata Maes.
"iya…. Apa kamu baik-baik saja….?" Tanya Richard.
"ummm…." Angguk Roy.
"kita…sudah dipanggil…. Jadi…"
"ya… aku tahu!" balas Roy memotong ucapan Richard yang belum selesai.
"baiklah…. Kalau memang kau sudah siap…" ujar Maes sambil keluar dari tenda kecil mereka.
"Oh…hujan!" seru Richard.
"sepertinya…. Aku nggak bisa ikut…." Kata Roy sambil kembali masuk.
"ngaco kamu! Masa' kamu mau menentang perintah atasan!" bentak Maes kesal.
"Pokoknya aku tak mau ikutan! Terlalu beresiko!" balas Roy. Richard langsung menarik lengan Roy.
"Roy, kamu adalah superior kita! Masa' kamu mau meninggalkan kami untuk berjuang sendirian! Kau adalah sumber kekuatan utama!" balas Richard kesal.
"Rich…"
"Jadi, bagaimana keputusanmu?" Tanya Maes.
"Baiklah… aku ikut…." Kata Roy dengan terpaksa.
"Di sini Maes Hughes….. Daerah depan terhalang kabut akibat hujan. Penyerang depan sedikit. Ganti." Kata Maes dari Walkie-talkie -nya (apa ya nyebutnya…. Itu loh…. Yg biasanya dipake satpam, Transistor receiver kali ye….)
"Di sini Richard Hunter….. Harap para penyerang depan mundur. Bagian belakang aman. Serangan jarak jauh diutamakan. Ganti." Balas Richard lewat transistornya.
"Ooh… itu kau, Rich. Aku sudah boleh mundur?" Tanya Maes.
"Iya. Serahkan saja padaku!" jawab Rich.
"Oh, iya…. Ngomong-ngomong kamu ngeliat si Roy nggak? Kaya'nya dia nggak keliatan di depan tuch…. Padahal biasanya dia paling banyak lagak di depan…." Lanjut Maes.
"Oh….Roy ya…. Dia…..ada di belakang….." balas Richard terpatah-patah.
"di belakang? Maksudmu dia membantu serangan jarak jauh?" Tanya Maes.
"Bukan begitu….tapi…. dia ada di belakangku…." Balas Richard. (coba deh bayangin Roy yang lagi ngumpet sambil kerudungan….. yah, mungkin kira-kira kaya' begitu keadaannya….)
"Jadi…. Dari tadi dia Cuma ngumpet di belakangmu?" Tanya Maes nggak yakin.
"Letnan Hughes, harap anda segera mundur dari sana. Itu berbahaya tahu!" balas Roy secara tiba-tiba.
"Hey, Roy…. Jangan mencuri pembicaraan mendadak dong! Itu 'kan receiverku!" balas Rich kesal.
"Oke…oke… aku mundur…. Dasar, anak ayam…" balas Maes menyindir Roy.
"Maes! Jangan coba cari gara-gara! Apa kamu nggak tau cara memba…." Kata Roy yang belum selesai bicara.
"memba….apa?" Tanya Maes.
"Nggak… bukan apa-apa…." Balas Roy menarik ucapannya.
"Ya sudah…. Sepertinya cukup sampai sini saja. Hujannya tambah lebat," kata Rich.
"Baiklah! Sampai sini saja. Kembali ke tenda masing-masing!" perintah Roy pada semua prajurit.
Di tenda….
"Kenapa sih kamu? Hari ini kamu pasif banget ya…?" tanya Maes.
"Nggak apa-apa kok…" balas Roy cuek.
"Jangan-jangan…." Kata Richard sambil menarik tangan Roy.
"A-ha!"
"Kamu…. Tak bisa menciptakan api ya…?" Tanya Richard sambil mengambil sarung tangan yang basah dari tangan Roy.
"Karena kelembapan yang tinggi, api jadi sulit memancar ya…." Tanya Maes.
"Jadi….di saat hujan, kamu nggak bisa ngapa-ngapain…?" tanya Richard. Roy hanya bermuka ketus dengan sedikit anggukan.
"Jadi….nggak berguna ya!" Balas Rich dan Maes berbarengan.
"kurang ajar! Kalian sengaja mempermainkanku ya!" balas Roy kesal.
"Ya…. Bukannya begitu sih…. Tapi, apa salahnya kau berbagi dengan temanmu?" balas Richard.
"benar! Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga 'kan? Sama saja dengan manusia. Bagaimanapun hebatnya orang itu, pasti ia juga punya kelemahan, bukan?" tambah Maes.
"karena itu…. Manusia selalu membutuhkan seseorang yang dapat mengerti dirinya….. itulah gunanya teman!" lanjut Richard.
"Maes… Rich…."
"Jika ada kejadian semacam itu lagi, kau cerita saja…. Kami pasti memahami kok…." Balas Maes.
"Thanks…. " kata Roy pelan.
"Lain kali…pasti ada kesempatan untuk berbagi kisah lebih banyak lagi…. agar kita bisa saling memahami, 'kan?" Tanya Richard.
"Ya… lain kali kita harus berbagi pengalaman…." Lanjut Maes.
"Mungkin…. Di lain waktu…." Tambah Roy.
esoknya……
"Maaf…. Aku nggak bisa ikut…." Kata Roy.
"Kenapa? Hari ini 'kan cerah banget…." Balas Maes.
"Jangan-jangan….." kata Rich sambil menarik tangan Roy.
"a-ha!"
"Kamu…demam ya…?" Tanya Richard setelah menyadari ternyata badan Roy panas.
"Ya…ampun….. memangnya kamu segitu anti-nya ya sama hujan….. Baru kena hujan segitu saja sudah sakit begitu…." Balas Maes.
"Ya sudah. Kamu istirahat saja dulu…." Lanjut Richard.
"Tapi…."
"serahkan saja pada kami… tidak usah khawatir…." Tambah Maes.
"Baiklah…. Kupercayakan semuanya kepada kalian….. Thanks…." Balas Roy pelan.
"Iya…iya…. Sehebat-hebatnya Roy Mustang melakukan alchemy, akhirnya tetap saja nggak bergu…."
"BERISIIIK! GIMANA GUA BISA ISTIRAHAT DENGAN TENANG KALO KALIAN NGOMONGIN GUA KAYA GITU TERUS!" teriak Roy ngamuk.
to be continued…..
Nggak nyangka udah masuk chapter 4…. Tapi kayaknya tetep kependekan ya…?
1 chapter isinya emang dikit banget, tapi…. Kayaknya sih yang banyak chapternya deh…. Jadi, Richard itu siapa sih! Emang masih belom ketahuan, tapi nanti juga tahu sendiri kok….
Kisah si Roy yang sakit itu…terinspirasi dari pengalaman pribadi…..
(gara-gara sakit, gw nggak jadi ikut prom-nite…. Padahal gw udah bayar mahal…hiks…)
