Title: Sono Te wo Hanasanaide
Author: bad day today
Genre: Comedy/Romance/Angst
Rating: T (aman kok… aman!)
Pairing: KakaNaru!
Warning: Shounen-ai, Shouta (soalnya Naruto masih 13 tahun di fic ini)
Disclaimer: Naruto BUKAN punyaku loh. Kalau aku pembuat Naruto, aku pasti akan membuat Kakashi berpasangan dengan Naruto… hehehe ngiler sambil membayangkan
Summary: Hatake Kakashi dan Uzumaki Naruto. Guru dan murid. Tadinya hubungan mereka hanya sebatas latihan dan misi. Tapi setelah Naruto melihat apa yang ada di balik masker Kakashi, apa dia akan melepaskan Kakashi begitu saja? KakaNaru, Shounen-ai.
Catatan: Waktunya sebelum chuunin exam.
AN: Heloo semuaaaa!Aku adalah seorang cewek penggemar yaoi yang setelah 6 bulan melanglang buana di dunia fanfiction Naruto dan membaca bermacam-macam fanfiction Naruto akhirnya aku memutuskan untuk membuat fanfiction-ku sendiri! Kali ini, aku membuat fanfiction KakashiNaruto karena mereka adalah salah satu pasangan favoritku! Yey! Go KakaNaru! KakaNaru is LOVE!
Sejak di ada pilihan bahasa Indonesianya, sebenarnya aku sudah kepengeeeeen banget nulis fanfiction pake bahasa Indonesia (baca fanfiction pake bahasa Inggris menyenangkan, tapi menulis fanfiction dengan bahasa Inggris tidak… mengutip Shikamaru, Mendokuse yo!)
Tenang aja… isi fic ini gak parah kok! Cuman ciuman… (mungkin kalo nanti gw udah bisa menulis "lemon" gw coba tulis. Tapi kalo sekarang coba bikin bisa mati gw gara2 mimisan…) Di fic ini ada humornya juga untuk mengimbangi kadar angst-nya! Aah, aku berharap kalian akan merasa senang dan terhibur oleh cerita buatanku ini!
Anyway, mulai ceritanya!
Chapter One: A Kiss and A Sorrowful November Rain
Uzumaki Naruto meloncat dari atap ke atap dengan gembira. Wah, ini hari yang sangat indah! Burung-burung berkicauan dan saling berkejaran… Naruto terutama tertawa lebar ketika dia menghambur ke tengah-tengah kerumunan burung merpati di atas atap gedung akademi ninja. Tentu saja burung-burung merpati yang malang itu terbang ketakutan!
Melirik jam tangannya, Naruto mulai merasa panik. Gawat, tinggal 10 menit lagi sebelum waktu pertemuan… semoga aku tidak dimarahi Sakura-chan!
Dengan semangat baru., Naruto meloncat dengan kecepatan penuh dan mendarat di jembatan tempat pertemuan tim 7. Setelah menepuk-nepuk debu dari badannya, Naruto berdiri dan mencari-cari sosok teman setimnya dan senseinya yang pemalas dan hentai (yah, itu yang bisa dipikirkan Naruto mengenai senseinya sekarang…)
Tapi… aneh! Kenapa tidak ada seorangpun yah… aku yakin sekali kalau tidak ada perubahan waktu ataupun tempat! Naruto melirik jamnya lagi... tepat waktu kok!
Sambil menggerutu… Naruto akhirnya menunggu kedatangan sisa anggota tim 7.
Satu jam.
Dua jam.
Tiga jam.
"AAAKKKHHH! AKU SUDAH TIDAK TAHAN LAGIIIII! KEMANA SIH TEMAN SATU TIM IDIOT DAN SENSEI TUKANG TELAT ITUUUUU TTEBAYOOOO!" Teriak Naruto penuh frustasi dengan tidak ditunjukan kepada siapa-siapa.
Dengan kesal, Naruto loncat dari jembatan ke sungai beraliran jernih di bawahnya. Dia berdiri di tengah alirannya dan berjalan ke tepi sungai dengan memasukkan tangannya ke kantong jaketnya. Sesampainya di tepi sungai, dia melepaskan jaket, kaos dan celananya dan hanya memakai celana boksernya. Setelah merenggangkan badan seperti kucing dan mengacak-ngacak rambutnya sedikit, Naruto berdiri di tepi sungai dan menarik napas dalam-dalam dan meloncat ke dalam sungai!
Hmm… diluar dugaan, airnya sejuk juga yah… jernih lagi! Mungkin seharusnya aku lebih sering mandi di sungai seperti ini… senangnya!
Naruto sibuk berenang dan berceburan di sungai sampai tidak menyadari kehadiran sosok yang mulai mengamati tingkahnya dari atas jembatan. Setelah satu jam berlalu…
"Yo, Naruto! Pakai bajumu dan naik ke sini!"
Telinga Naruto berdenyut mendengar suara yang familiar itu. Naruto sibuk mencari sumber suara itu… Tunggu, ke atas? Naruto melihat ke atas jembatan dan melihat Kakashi-sensei melambai dengan malas padanya di atas sana.
"Sensei, kamu telat!" kata Naruto sambil menuding dengan jari telunjuknya.
"Maa… cepatlah pakai kembali bajumu … aku tunggu." Kakashi-sensei membalikkan badannya, bersandar di tepi jembatan dan mengeluarkan buku warna jingga yang oh-sangat-familiar bagi Naruto.
Naruto dengan penuh kekesalan memakai bajunya sambil menggerutu "hentai-sensei" dan "tukang telat". Setelah itu, Naruto meloncat dan mendarat dengan mulus di atas jembatan.
"Are? Mana Sakura-chan dan Sasuke-teme?" Tanya Naruto sambil mengernyitkan dahi mencari teman setimnya sambil memalingkan mukanya ke kanan dan ke kiri.
"Saa… Sakura bilang kalau hari ini dia ada keperluan keluarga sementara Sasuke sedang sakit pilek." Jawab Kakashi dengan nada datar.
"HA! Ternyata Sasuke-teme bisa kena flu juga! Rasakan itu, teme! Aku sehat, sementara kamu sakit… Aku menang! HWAHAHAHAHAHAHA!" kata Naruto penuh kemenangan sambil berkacak pinggang.
"Sebenarnya, ada pepatah yang mengatakan "Orang bodoh tidak bisa kena flu" dan aku heran kenapa di pagi akhir musim gugur yang dingin ini kamu bisa berenang di sungai dan tidak kena flu. Ne, Naruto?" kata Kakashi-sensei sambil tertawa mesum karena membaca buku Icha Icha Paradise: Bishi bishi Edition!
"APA! Jadi maksud Kakashi-sensei aku bodoh, begitu!" teriak Naruto dengan marah dan mukanya merah.
"Huh, kamu mengatakan sesuatu, Naruto?" kata Kakashi-sensei yang mukanya bersemu merah dan mulai mimisan. Dia sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari buku karangan Jiraiya (atau Ero-sennin menurut Naruto) itu.
"AUUUHHH!" lolong Naruto dengan penuh frustasi. Rasanya aku ingin menarik rambutku karena stress! Huh, aku benar-benar tidak tahan dengan para hentai dan sukebe iniiii! Kenapa sih semua orang kuat yang aku kenal semuanya hidung belang dan tidak beres? Err... mungkin kecuali Uchiha Itachi… aku berani bersumpah orang itu aseksual!
Sambil menghela napas, Naruto menutup matanya mulai mengitung terbalik dari angka sepuluh. Oke… sepuluh… (haa…) sembilan… (fiuu…) delapan… (haa…) tujuh… (fiuu…) enam… (haa…) lima… (fiuu…) empat… (haa…) tiga… (fiuu…) dua… (haa…) satu (fiuu… lega!) Naruto mulai tersenyum dan membuka matanya… hanya untuk melihat Kakashi yang sibuk mengelap darah dari hidungnya dan sama sekali tidak memperdulikannya sementara terus membaca Icha Icha Paradise: Bishi Bishi Edition dengan penuh perhatian sampai melotot. HMPPPHHH! Tidaakk… aku kesal lagi! Oke tenang, tenang… pikirkan sesuatu yang menyenangkan… RAMEN! Yak, pikirkan ramen… kuah miso yang kental dan membelai lidah… mi yang tebal rasanya… daging yang seolah lumer di mulut… hehehe… ramen… Naruto tidak sadar bahwa ketika memikirkan ramen, dia mulai ngiler dan matanya tidak terfokus. Kakashi saja sampai mengalihkan perhatian dari bukunya dan mengangkat sebelah alis karena pemandangan unik: Naruto yang lagi melamun tentang ramen!
"Oi… Naruto! Kamu tidak kenapa-kenapa kan?" Tanya Kakashi sambil memegang kedua bahu Naruto dan mengguncang-guncangkannya.
"Apa.. hah? Oh, Kakashi-sensei…" kata Naruto tersadar dari lamunannya. Matanya membelalak terbuka setelah menyadari betapa dekatnya wajah Kakashi-sensei dengan wajahnya. Sambil bersemu merah, Naruto memalingkan mukanya. "Err… Kakashi-sensei? Bisa lepaskan aku sekarang?"
"Hmm… oh? Tentu saja. Kenapa tidak?" kata Kakashi-sensei datar dan seolah tidak peduli. Dalam hatinya dia berpikir… hoo, Naruto bersemu merah karena tubuh kita saling dekat yah? Imutnya… begitu pikirnya sambil tertawa kecil dalam hati.
Setelah melepaskan Kakashi-sensei melepaskan pegangannya, Naruto mundur beberapa langkah, masih bersemu merah dan masih menghindari tatapan Kakashi.
"Naruto."
"Eh… eh! Eh… ada apa… Kakashi… sensei?" Tanya Naruto dengan salah tingkah. Tiba-tiba, dia menganggap bahwa kerikil yang ada di tanah itu menarik sekali untuk diamati. Aduh, kenapa aku jadi merah begini? Terus, kenapa dadaku berdegup kencang seperti ini?
"Aku datang hanya untuk memberi tahu bahwa hari ini kita tidak ada misi." Kata Kakashi tertawa kecil pada dirinya sendiri.
"Ooohh… begitukah? Kalau begitu sebaiknya aku pulang yah? Haha… ha…" Kata Naruto semakin salah tingkah. Dia mengangkat wajahnya dan menaruh sebelah tangannya di belakang kepalanya, tertawa garing. Phiuuh.. capek deh…
Kakashi tertawa kecil. "Hei, Naruto… bagaimana kalau kita berdua berlatih tanding?"
"Oh… oke!" sahut Naruto yang langsung bersemangat. Rasanya sudah lama dia tidak berlatih dengan Kakashi-sensei. Biasanya Kakashi-sensei selalu mengamati di pinggir sementara dia dan Sasuke-teme berlatih. Ada apa ya tiba-tiba?
"Yo! Kocchi koso…" kata Kakashi yang langsung ngeloyor pergi diikuti Naruto yang ceria meloncat-loncat di belakangnya.
Naruto menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan cemberut. Dia melihat ke bawah dan Kakashi-sensei yang terbalik tersenyum menyebalkan ke arahnya. Tunggu! Terbalik? Sekarang ini Naruto sedang terikat di atas pohon pada kakinya. Kasihan Naruto… lagi-lagi dia tidak berhasil mendapatkan bel sebelum waktunya.
"Kakashi-sensei curang! Sama sekali tidak memberi kesempatan bagiku untuk mendapatkan belnya! Masa tidak ada celah sama sekali sih di pertahanan sensei! Bagaimana aku bisa mendapatkan belnya terus?" kata Naruto sambil terus cemberut. Bibirnya yang pink lembut agak dimajukan membuatnya kelihatan sangat imut.
Kakashi hanya tertawa kecil, kemudian duduk di tanah di bawah pohon dan mengeluarkan buku oranye kesayangannya.
"Nande, Naruto… sebagai shinobi alasan tersebut tidak bisa dipakai dalam misi. Apakah kamu mau mengatakan misi tidak bisa dijalankan karena penjagaan musuh ketat? Kalau penjagaan musuh ketat, temukan kelemahannya." Jawab Kakashi sambil membolak-balik halaman Icha Icha Paradise.
"Tapiiiii senseiiiii… Sensei tidak punya kelemahan! Aku sudah coba segala cara… bahkan cara licik dan tipuan, tapi tetap saja tidak berhasil!" kata Naruto dengan nada merengek.
Kakashi menghembuskan napas dari hidung dengan keras. "Hmmpph! Itu kan salahmu sendiri, ♪Na-ru-kun♪… Seharusnya kamu tahu bahwa tipuan seperti itu tidak mempan digunakan menghadapi jounin yang banyak pengalaman seperti diriku. Mengenai kelemahan, kupikir sebagai manusia biasa aku pasti punya kelemahan juga. Heh, bahkan orang seperti Uchiha Itachi juga pasti mempunyai suatu kelemahan."
Mata Naruto bersinar dengan antusias. "Ne, sensei? Apa kelemahan sensei?"
"Tidak akan kukatakan, untuk jaga-jaga kalau-kalau muridku yang imut ini suatu saat menjadi nuke-nin dan aku harus berhadapan denganmu." Kata Kakashi dengan nada bosan.
"Apa! Tidak mungkin! Mustahil aku jadi nuke-nin! Aku akan menjadi Hokage dan semua orang akan mengakuiku termasuk sensei! Ayo apa sih, sensei? Ne, ne, ne, neeeeee?"
Kakashi hanya diam saja. Naruto menunggu. Setelah lima menit ternyata akhirnya suara yang keluar dari Kakashi hanya tawa mesum. Naruto merasa dirinya benar-benar kesal dan siap mengganyang siapapun yang ada di depannya sekarang juga.
'ORANG INIIII… Sabar, sabar… tidak ada manfaatnya kehilangan control sekarang. Tarik napas… buang napas… dah…'
"Huh, aku tahu apa kelemahan sensei! Pasti dibawah masker itu wajah sensei menyeramkan sekali sampai bisa membuat anak kecil menangis!" teriak Naruto.
"Hah, apa maksudmu?" sahut Kakashi dengan nada bingung beneran sambil melihat ke atas.
"HA! Pasti bibir sensei BITEL (AN: bibir tebel), kan! Aku tahu! Pasti tebeeelll kayak bibir ikan! Dasar ikan kakap, ikan lele, ikan mas, ikan mujaer, ikan BUNTAL!" teriak Naruto sekuat tenaga dari posisinya yang masih tergantung dari atas pohon secara terbalik. Dia mencoba berontak pada tali pengikatnya tapi sia-sia saja. Hasil usahanya hanya membuat talinya bergoyang-goyang dan membuat Naruto merasa pusing dan pengen muntah.
Tiba-tiba, sebuah kunai melayang dan memotong tali yang menyangga Naruto menyebabkan Naruto jatuh ke tanah pada pantatnya dengan bunyi gaduh.
"AOOWW… pantatku! Sakit banget tahu, Kakashi-sensei!" kata Naruto sambil mengelus-elus bagian belakangnya yang malang.
Saat Naruto melihat ke atas, dia melihat Kakashi yang menyilangkan tangannya dengan terhibur. Dia tertawa kecil lalu berkata, "Seumur hidupku ada yang menyebutku prodigy, genius, sharingan kakashi, legacy of white fang atau copy ninja. Tapi, baru kamu seorang yang menyebutku ikan buntal. Bahkan, apa kamu benar-benar tahu wujud ikan buntal itu seperti apa?"
Muka Naruto memerah dan dia menudingkan jari telunjuknya pada Kakashi. "Jangan dikira aku bodoh, ya! Kalau tidak ada yang perlu disembunyikan, kenapa memakai masker untuk menutupi hidung dan mulutmu?"
Kakashi menghela napas lalu berjalan mendekati Naruto. Naruto menggeser mundur untuk menjauhi Kakashi sampai akhirnya dia terperangkap di antara Kakashi dan batang pohon. Kakashi menurunkan wajahnya dan menempatkannya di sisi telinga Naruto. "Ingin lihat?" bisik Kakashi dengan lembut.
Naruto merinding. Wajahnya merah sekali sampai tomat saja mengaku kalah. Karena tidak percaya pada suaranya saat ini, Naruto mengangguk.
"Saa… tapi setelah ini beritahu aku apakah kamu masih menganggap aku 'ikan buntal' atau tidak." Kata Kakashi dengan nada bermain-main.
Kakashi menggeser wajahnya sampai tepat di atas wajah Naruto dengan perlahan dia menurunkan makernya. Naruto menelan ludah dengan gugup. Maskernys sudah lepas secara sempurna dan memperlihatkan wajah dengan rahang yang kuat dan mulus. Bibirnya kelihatan lembut dan senyum yang diperlihatkan Kakashi sekarang kelihatan setengah-menggoda setengah-menyebalkan. Hidungnya mancung dan sesuai dengan proporsi wajahnya.
Naruto hanya terpaku dengan mulut sedikit terbuka tak percaya. Matanya membelalak mencoba menyusuri setiap detail dari wajah Kakashi yang tampan.
Kakashi mencoba menahan diri untuk tidak tertawa terbahak-bahak melihat reaksi muridnya yang sangat lucu. Malahan, dia memutuskan untuk sedikit menggoda Naruto yang tidak sadar akan apa yang akan menimpanya.
Kakashi mendekatkan wajahnya ke Naruto. Bibir Kakashi hanya berjarak beberapa inchi dari Naruto. "Saa… dou? Bagaimana menurutmu, ♪Na-ru-chan♪?"
Wajah Naruto, kalau mungkin, jadi tambah merah. Naruto bahkan tidak bisa menganggukan kepalanya. Terlalu dekat... dia terlalu dekat. Naruto memandang ke dalam sebelah mata Kakashi yang berwarna abu-abu keperakan.
Naruto mengedip. Wajah Kakashi semakin dekat. Naruto mengedip lagi, wajah Kakashi hanya berjarak beberapa senti darinya, hidung mereka saling bersentuhan. Kemudian saat dia menutup mata, dia merasakan bibir lembut yang menyentuh bibirnya dengan sensual dalam ciuman polos. Naruto seolah lumer dalam ciuman Kakashi. Apakah salah untuk merasa begini terhadap guru sendiri, bahkan dia adalah sesame laki-laki? Tapi aku tidak dapat menyangkal debar jantung hatiku yang seolah-olah berpacu dengan waktu.
Waktu berjalan seolah-olah melambat. Naruto melupakan semua yang ada di sekitarnya. Yang ada hanya Kakashi, dan bibir Kakashi yang lembut, yang mencium bibirnya.
Perlahan-lahan, Kakashi memindahkan bibirnya dari bibir Naruto. Naruto membuka matanya dan memandang ke dalam mata Kakashi. Apa dia melihat… penyesalan? Apa itu rasa bersalah? Naruto menundukkan kepalanya. Air mata di ujung matanya mencoba untuk jatuh, tapi Naruto menahannya dengan seluruh harga diri yang dimilikinya saat ini. Samar-samar, Naruto menyadari bahwa senseinya kembali mengenakan masker untuk menutupi wajahnya, bangkit, kemudian… pergi.
Setelah yakin bahwa Kakashi-sensei sudah benar-benar pergi, Naruto bersujud di tanah. Kepalan tangannya mencengkram tanah sampai kuku-kukunya berdarah. Dan dia menangis. Dia menangis.
Aku seharusnya tahu bahwa sensei tidak pernah menginginkanku seperti aku menginginkannya saat ini. Kenapa… kenapa aku bisa jatuh cinta? Kenapa padanya? Hatiku sakit… dan dia sekarang pasti menyesali ciumannya denganku tadi. Oh Tuhan, aku merasa kotor…
Naruto menggosok-gosokkan punggung tangannya ke bibirnya. Di atas, langit ikut menangis dan menurunkan hujan gerimis musim gugur yang ringan tapi dingin menusuk kalbu.
Cry, cry your heart out
In the freezing November rain
Leave all the sadness
Let it down the drain
Stop lying to yourself
Give up living in vain
Tomorrow, reach for your dream
Without the fear of getting pain
TBC
AN: Sorry kalo akhirnya malahan sedih. Hehehe, aku butuh sedikit angst buat fictionku ini! Berikutnya, perasaan Naruto dan perasaan Kakashi. Bagaimana reaksi anggota tim 7 lainnya menanggapi perubahan sensei dan teman yang paling berisik mereka? Saksikan! (tunggu yah, lagi dikerjain…)
Mungkin kalian pada sebel, kenapa sih Kakashi pake acara menyesal-menyesal segala? Yah itu ada alasannya, bakal dijelaskan di chapter berikutnya. Pokoknya beres bos!
Oh iya kalian yang bertanya-tanya… apa sih maksud ikan yang ada di chapter ini? Yah maksudnya bisa dimengerti kalo baca chapter tambahan Naruto yang judulnya "At The Ichiraku Ramen" dimana tim 7 mencoba melihat wajah sensei mereka dengan mentraktir ramen tapi gagal karena kemunculan Ino. Untuk menggoda Sasuke agar mau ikutan, Naruto mengatakan pada Sasuke bahwa mungkin bibir Kakashi-sensei tebel kayak bibir ikan! Anehnya, Ichiraku Ayame matanya sampai berubah jadi ♡hati♡ setelah melihat wajah Kakashi-sensei! Dan Ichiraku Teuchi sampai memerah mukanya… artinya pasti wajah Kakashi ganteng kan yah? Huahahahah!
Ngomong-ngomong, poem yang ada di akhir chapter ini buatanku loh… simple tapi yang jelas sukses memperlihatkan suasana hati Naru yang lagi sedih! Hmm, aku berharap aku bisa membuat poem yang lebih bagus lagi… -- itu salah satu hobi baruku juga loh karena beberapa bulan yang lalu disuruh membaca poem di kelas dan aku membuat poemku sendiri! Sejak itu kalau lagi sedang sedih, bimbang atau terinspirasikan oleh sesuatu, aku membuat poem! (udah lumayan banyak… tapi masih payah!)
Nah, akhirnya! REVIEW REVIEW REVIEW! Aku ingin tahu, apa ada yang baca fanfiction buatanku tidak? Nah, terus aku juga butuh saran dan pendapat kalian! Hooray!
With love, bad day today (you can call me baddy or bdt!)
