Title: Sono Te wo Hanasanaide

Author: bad day today

Genre: Comedy/Romance/Angst

Rating: T (aman kok… aman!)

Pairing: KakaNaru!

Warning: Shounen-ai, Shouta (soalnya Naruto masih 13 tahun di fic ini)

Disclaimer: Naruto BUKAN punyaku loh. Kalau aku pembuat Naruto, aku pasti akan membuat Kakashi berpasangan dengan Naruto… hehehe ngiler sambil membayangkan

Summary: Hatake Kakashi dan Uzumaki Naruto. Guru dan murid. Tadinya hubungan mereka hanya sebatas latihan dan misi. Tapi setelah Naruto melihat apa yang ada di balik masker Kakashi, apa dia akan melepaskan Kakashi begitu saja? KakaNaru, Shounen-ai.

AN: Maaf! Maaf! MAAF BANGET SOAL KETERLAMBATAN INI! Sori.. ini sebenarnya disebabkan oleh karena flash disk-ku dipinjem sama temen… jadinya aku gak bisa ke warnet udah tiga mingguuuuu! Maafkan aku.. huhuhu hontou ni gomen nasai! Sebagai tanda permintaan maaf, kali ini aku upload sekalian…. DUA chapter sampai tamat! Aku sudah membaca review kalian semua! Terima kasih banyak teman-teman! (maaf sekali lagi, aku akan berusaha!)

Chapter Two: Anxious Day, Restless Night

Hatake Kakashi terbangun dengan tubuh yang dibasahi oleh peluh. Sambil terengah-engah, dia mencoba mengingat mimpi yang dilihatnya semalam. Apa aku memimpikan tentang Obito lagi? Sepertinya bukan… tapi yang jelas, sepertinya dalam mimpi itu aku kehilangan seseorang yang sangat berharga untukku…

Sambil mengelap peluh yang mengumpul di dahinya, Kakashi bangkit dari tempat tidur dan memulai aktifitas pagi harinya. Sinar matahari pagi dan suara burung yang berkicau riang di pagi yang dingin menyambutnya ketika dia melangkahkan kakinya keluar dari apartemennya yang kecil. Sambil menggoyang-goyangkan cangkir kertas berisi kopi panas di tangan kanannya, Kakashi menyibukkan diri dengan mengunci apartemennya sebelum dia berangkat ke tempat yang selalu dikunjunginya setiap pagi.

Makam Uchiha Obito terletak di atas tebing tinggi dimana kau bisa melihat keseluruhan Konohagakure no Sato dari atasnya. Seperti biasa, pagi-pagi sekali Hatake Kakashi melangkahkan kakinya menuju makam sahabatnya yang meninggal dalam misi itu. Sahabatnya yang meninggalkan sebelah mata sharingannya untuk Kakashi, yang sudah menyelamatkan nyawanya beribu kali dalam pertarungan antar shinobi.

Kakashi berlutut di depan makam sang Uchiha dan menepukkan kedua tangannya. Matanya menutup dalam doa yang khusuk. Kakashi membuka matanya dan mulai berbisik pelan seperti suara desauan angin yang sepoi-sepoi.

"Ohayou, Obito… hari ini aku datang lagi. Apa kopi yang kemarin itu enak? Hari ini aku bawakan kopi espresso, kuharap engkau menyukainya. Aa, lain kali aku akan membawakanmu sake. Sayang sekali kamu meninggal sebelum mencapai umur yang legal untuk meminumnya, ne, Obito?" kata Kakashi sambil membersihkan makam Obito dari rumput liar yang mulai menjalari batu nisannya, dan menaruh kopi panas baru di atasnya.

Uchiha Obito. 02-17-1984 sampai 06-01-1996.

Kakashi tersenyum getir. "Obito… kemarin aku sudah melakukan kesalahan besar yang akan kusesali seumur hidup. Apa kau bisa percaya bahwa aku telah mencuri ciuman dari muridku sendiri?" kakashi terdiam sebentar, sebelum melanjutkan lagi.

"Itu hanya mengikuti impuls… kamu pasti heran kalau melihat betapa indahnya Naruto saat itu… matanya yang berwarna biru seperti bersinar, rambutnya yang keemasan seperti berkilau, bibirnya…" Kakashi terdiam lagi.

"Bibirnya sangat lembut sampai seolah tidak nyata… Oh, Obito, apa yang harus kulakukan? Pada awalnya, aku hanya berniat untuk menggodanya sedikit saja, tapi setelah semakin dekat dengannya, aku merasakan suatu perasaan kuat yang mendorongku untuk menciumnya. Aku menciumnya! Kamu pasti berpikir bahwa aku ini sangat berengsek ya, Obito… Kadang-kadang aku sendiri merasa itu benar adanya."

Kakashi bangkit dari posisi berjongkoknya dan memandangi lagi batu nisan teman setimnya yang telah mangkat. "Aku harus pergi. Sampai jumpa besok, sahabatku." bisik Kakashi sambil memungut cangkir kopi dari hari kemarin dan beranjak pergi.

Saat Kakashi turun ke tengah kota, Konohagakure no Sato mulai dipenuhi dengan segala aktifitas untuk memulai hari baru dengan penuh harapan. Setelah membuang cangkir kopi kemarin ke tempat sampah terdekat, Kakashi berjalan dengan santai melewati toko-toko yang menjual bermacam-macam barang seperti pakaian, perlengkapan ninja dan makanan.

Ketika melewati stand Ichiraku ramen, Kakashi membuat keputusan pertamanya hari ini. Kakashi memasuki stand Ichiraku ramen sambil menyibakkan umbai-umbai yang menempel di langit-langit pintu masuknya.

"Irasshaimase! Ara, Kakashi-san. Tumben anda datang kemari pagi-pagi sekali. Mau pesan apa?" sahut Ichiraku Ayame, putrid pemilik Ichiraku ramen dengan nada riang.

"Hai, Ayame-san. Aku ingin memesan satu mangkuk katsu ramen ukuran sedang." Jawab Kakashi, membalas senyum Ayame dari balik maskernya.

"Omachi kudasai. Satu mangkok katsu ramen ukuran sedang segera disiapkan… Irasshaimase!" sahut Ayame yang mulai bergerak untuk melayani pengunjung lainnya.

Tak lama menunggu, di depan Kakashi segera disajikan semangkok ramen yang mengepul oleh, tak lain dan tak bukan, Ichiraku Teuchi sendiri, pemilik Ichiraku ramen dengan senyum lebar terpampang di wajahnya.

"Kakashi-san! Silahkan dinikmati sajian ramen kebanggaan stand kami!"

"Aa, arigato, Teuchi-san. Ngomong-ngomong, apa anda melihat Uzumaki Naruto pagi ini?"

"Bocah? Belum. Kalau dipikir-pikir, aneh juga. Semestinya jam segini dia sudah berlari menerobos masuk ke stand kami dan memesan sembilan mangkuk miso ramen ukuran jumbo. Dari tadi sosoknya yang berlari di jalanan juga tidak kelihatan, pantas saja pagi ini terlalu sepi!"

"Hmm, sou ka. Terima kasih atas informasinya, Teuchi-san. Itadakimasu..." Kata Kakashi sambil memisahkan sumpitnya dan menghabiskan ramennya dengan kecepatan cahaya sampai tidak ada orang yang sempat melihatnya menurunkan masker wajahnya. Ichiraku Teuchi cuman bisa terheran-heran melihatnya. Pokoknya tahu-tahu mangkok ramennya sudah kosong. Ck ck ck…

"Oishii. Domo, Teuchi-san." Lalu Kakashi meninggalkan stand Ichiraku ramen dengan lebih banyak lagi pikiran yang menghantui benaknya.

Kakashi sedang larut dalam pikirannya ketika dia menyadari bahwa di depannya ada awan debu yang semakin lama semakin mendekat dengan kecepatan tinggi menuju arahnya. Awan debu itu tiba-tiba berhenti hanya berjarak dua meter dari tempat Kakashi berdiri .Kakashi sama sekali tidak menunjukkan reaksi terkejut terhadap awan debu yang masih terus mengepul dan hanya menaikkan sebelah alis matanya.

Setelah debu yang ada di udara mulai menghilang, akhirnya terlihat Maito Gai dan muridnya Rock Lee dengan jempol terangkat dan senyum pepsodent khas mereka.

"SELAMAT PAGI YANG INDAH, EIEN NO RAIBARU! BAGAIMANA KALAU KITA MENGHABISKAN HARI INI DENGAN PERTANDINGAN ANTARA KITA YANG AKAN SEMAKIN MEMBAKAR API JIWA MUDA KITA SEMUA!" teriak Maito Gai, Hewan Hijau Hebat Konoha.

Kakashi hanya terdiam dan mulai mengeluarkan Icha Icha Paradise: Bishi Bishi Edition Volume 2. Lalu menjawab dengan setengah hati sambil membolak-balik halaman novel yang baru dibelinya, "Maaf, Gai-san, aku harus menemuka Naruto dulu pagi ini."

"YOSH! JADI PERTANDINGAN HARI INI ADALAH MENEMUKAN NARUTO-KUN! JENIUS SEKALI KAKASHI-SAN! AKU, MAITO GAI, AKAN MENEMUKAN NARUTO-KUN LEBIH DAHULU DARIPADA KAMU. KALAU TIDAK, AKU AKAN LARI MENGELILINGI KONOHAGAKURE NO SATO SEBANYAK 10000 KALI!" sahut Gai –sensei, dilatar belakangi api jiwa muda yang membara dengan terangnya.

"YOSH! AKU PERCAYA KALAU GAI-SENSEI PASTI BISA MENEMUKAN NARUTO-KUN TERLEBIH DAHULU DARIPADA KAKASHI-SAN. KALAU TIDAK, AKU AKAN MELAKUKAN PUSH-UP SEBANYAK 5000 KALI!" Sahut replika dari Maito Gai, Rock Lee, ikut mendukung di samping idolanya, menyebabkan api jiwa muda semakin membara!

"LEE!"

"GAI-SENSEI!"

"LEE!"

"GAI-SENSEI!"

"LEE!"

Lalu mereka berdua saling berpelukan di tengah kerumunan orang yang berkumpul untuk menonton atraksi yang aneh dari mereka dimana mereka berpelukan dengan tangisan kebahagiaan di mata mereka, dilatar belakangi dengan matahari terbenam (entah darimana asalnya, hey ini kan masih pagi!) dengan ombak yang berdeburan di sampingnya. Guru dan murid terlalu sibuk berpelukan serta saling memanggil nama masing-masing sampai mereka tidak menyadari Kakashi yang meninggalkan tempat itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Pasti setelah mereka selesai berpelukan, mereka akan lupa apa yang menyebabkan mereka berpelukan pada awalnya… orang-orang aneh.

Dalam perjalanannya menuju jembatan tempat pertemuan tim 7, seperti biasa Kakashi menghadapi para "stalker"-nya. Kakashi harus menghindari Gekkou Hayate yang antusias mencari-cari Kakashi untuk menanyakan pedang chakra milik ayah Kakashi. Dan dalam persembunyiannya, hampir saja dia bertatap muka dengan Mitarashi Anko yang dari dulu penasaran dengan wajah Kakashi dan selalu mencoba membuka masker Kakashi setiap kali mereka bertemu. Yup, ini pagi yang normal (nyaris) bagi Hatake Kakashi, sang jounin.

Dengan begitu banyak halangan, tidak heran kalau dia telat sampai tiga jam dari waktu pertemuan. Saat muncul dengan kepulan asap di atas jembatan, dia langsung didamprat oleh Haruno Sakura yang kesal.

"KAMU TELAT!"

"Maa… maa… Dimana Naruto?" Tanya Kakashi setelah tersenyum salah tingkah.

"Si dobe (AN: urutan terakhir di kelas) kelihatannya lebih telat dari sensei." Sahut Uchiha Sasuke yang kelihatannya lebih kesal daripada biasanya. Dia telah disiksa secara psikologis oleh Sakura yang ngobrol non stop selama tiga jam dan tidak mau melepaskan lengan Sasuke sedetikpun. Hmmph, coba ada Naruto. Dia bisa mengganggu Sakura jadi setidaknya Sasuke bisa sedikit bernapas.

Sasuke dan Sakura menjadi khawatir melihat ekspresi aneh yang sekilas muncul di mata sensei mereka. Kenapa sensei merasa bersalah, ya? Memangnya kenapa dengan Naruto…

"Sensei, ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Sakura dengan nada khawatir.

"Iie, nani mo… sepertinya kita harus berangkat sekarang juga untuk misi kita berikutnya. Naruto agak… susah? Mungkin hari ini dia tidak bisa datang. Ayo pergi." Lalu Kakashi meloncat ke atas pohon terdekat.

Sakura dan Sasuke saling bertatapan lalu mengangkat bahu. Sepertinya memang ada yang aneh dengan tingkah Kakashi-sensei dan ketidak hadiran Naruto. Tapi mereka berdua tidak akan membiarkan hal tersebut mengganggu jalannya misi yang dipercayakan pada mereka.

Dalam sekejap, Sakura dan Sasuke menyusul sensei mereka yang berpacu di atas dahan-dahan pohon.

"Sensei, misi kali ini apa?" Tanya Sakura, mencoba memulai pembicaraan.

"Misi kali ini ranking C. Kalian harus menghabisi segerombolan serigala yang menyerang ternak-ternak milik para petani di perbatasan Negara Api. Berhati-hatilah karena serigala itu sangat ganas karena mereka sulit mendapatkan makanan sejak hutan dijamah oleh keberadaan manusia. Kita akan tiba di tujuan dalam waktu satu jam perjalanan." Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Kakashi melesat ke depan meninggalkan kedua muridnya yang semakin bingung dan tidak tahu harus mengatakan apa.

"Sakura, awas belakangmu!" sahut Sasuke kepada Sakura yang langsung menghindari cakar serigala yang ada di belakangnya. Sakura melakukan maneuver di udara dan melepaskan hujan shuriken yang langsung membunuh serigala itu.

"Naruto, ngapain saja kamu! Cepat lakukan Kage Bunshin no Jutsu dan Bantu teman-temanmu." Teriak Kakashi sambil menusukkan Kunai ke tengkuk serigala terdekat.

"Kakashi-sensei… Naruto tidak ada hari ini, ingat kan?" sahut Sakura dengan sedikit khawatir.

Kakashi terpaku di tempat. Melihat adanya kesempatan, serigala yang paling besar di kerumunan itu langsung mencoba menyerang bagian sisi kiri tubuh Kakashi. Sakura dan Sasuke memandang ngeri pada senseinya yang tetap terpaku, tenggorokan mereka tidak bisa digunakan untuk berteriak.

Dalam waktu kurang dari sedetik Kakashi membalikkan badan dan menyabetkan Kunainya ke bagian perut serigala yang menyerangnya, membuat darah menciprati wajah dan seluruh tubuhnya.

Sakura dan Sasuke menghela napas yang tidak sadar mereka tahan. Mereka kemudian kembali pada tugas di tangan mereka. Tidak lama kemudian, semua kawanan serigala sudah habis dibantai dan hanya menyisakan mayat-mayat yang sekarang diletakkan dalam satu tumpukkan.

"Katon: Goukyakuu no Jutsu." sahut Sasuke sambil menghembuskan bola api raksasa yang langsung membakar tumpukan serigala itu sampai menjadi abu. Setelah misi selesai dengan sukses, mereka meninggalkan tempat itu tanpa meninggalkan jejak apapun sebagai tanda mereka pernah berada di sana.

Naruto membuka matanya secara perlahan-lahan dan langsung menutupnya lagi karena silau. Membuka matanya lagi lebih perlahan dari sebelumnya, Naruto menyadari beberapa hal: 1) Hari sudah siang, 2) Badannya terasa sakit semua, 3) Dia tidak berada di kamarnya, melainkan di bawah pohon tempat…

Naruto tersentak berdiri. Uwaahh aku telat! Sakura dan Sasuke akan membunuhku! Kakashi sensei… Naruto menundukkan kepalanya lagi.

Kemarin, dia menangis sampai matanya bengkak dan tidak bisa mengeluarkan air mata lagi. Ironis memang, karena biar bagaimanapun dia dibenci oleh para penduduk desa, dia tidak pernah merasa sedih apalagi menangis. Tapi mengapa bentuk penolakan sekecil apapun dari Kakashi-sensei berpengaruh sangat besar baginya?

Naruto merasa sekujur badannya pegal-pegal. Apakah dia tidur di tanah semalam? Ya, sepertinya benar. Mungkin sebaiknya aku mengistirahatkan diri di rumah dan mencoba meluruskan pikiranku. Besok… besok aku akan menemui Kakashi-sensei dan membicarakan segalanya.

Di sebuah rumah minum di pinggir Konohagakure no Sato, duduk Kakashi dengan secangkir sake hangat di tangannya. Dia mendengar kursi di sebelahnya ditarik ke belakang dan duduklah Umino Iruka, guru Naruto dkk selama di akademi ninja, dengan ekspresi terhibur di wajahnya.

"Sangat jarang kulihat Kakashi-san menghabiskan waktu di rumah minum seperti ini." Kata Iruka membuka pembicaraan.

"Hmm, aku berjanji pada Obito akan membawakannya sebotol sake." Jawab Kakashi pendek.

Mengetahui bahwa orang yang dibicarakan Kakashi sudah meninggal, Iruka berpikir bahwa mungkin Kakashi sedang mengenang temannya yang tewas.

"Tidak ada alasan untuk terus bersedih, Kakashi-san. Keberatan kalau aku temani?"

Kakashi berhenti minum sesaat, dan memandangi Iruka. Lalu kembali menghadapi botol sakenya dan berkata, "tentu. Kenapa tidak?" sambil menghirup sakenya dengan perlahan.

Sake untuk Iruka tiba dan dua orang dewasa itu menghabiskan malam dengan meminum sake mereka dalam ketenangan.

TBC

AN: Phiuuhh! Chapter two selesai! Gile jari gw capek nih ngetik. Chapter two ini aku selesain dari pagi loh! Yey! Kenapa Iruka? Soalnya pemunculannya akan menambah cobaan buat hubungan Kakashi-Naruto! Lagian di fandom Naruto, Kakashi tuh paling sering dipasangin ama Iruka daripada sama yang lain-lain. Secara personal, aku lebih suka KakaNaru daripada KakaIru… Habisnya Kakashi ama Naruto tuh kelihatannya imut banget yah barengan! Ya nggak? Ya nggak? Hooray for KakaNaru! \(o)/

Berikutnya chapter terakhir dari cerita ini. Enjoy!