Naruto saat ini sedang melakukan pelatihannya untuk menjadi pengganti Hokage bagi Kakashi yang saat ini menjabat sebagai Hokage keenam. Dia melakukan pelatihannya bersama Tsunade sebagai pengawasnya.
Wanita berusia lebih dari lima puluh tahun itu masih terlihat sangat muda dan... Seksi...
'Guru Jiraiya sialan!'
Jika dia pandang terus-menerus, Tsunade memang cantik dan seksi, walaupun usianya sudah lima puluh ke atas. Lalu, kedua payudara itu yang terlihat bombastis, mirip Hinata tapi lebih besar milik Tsunade.
Ah, penis Naruto ereksi di dalam celana panjangnya setelah dia memandangi payudara Tsunade yang bergerak mengikuti gerakan pemiliknya. Dia ingin meremasnya.
"Nek, kita istirahat?"
"Ya, istirahatlah."
Naruto menghela napas lega, dia kemudian menyandarkan punggungnya pada kursi yang tengah dia duduki. Tsunade sendiri duduk dengan melepas Haori miliknya, terlihat buliran keringat yang menempel pada tubuh Tsunade.
Dan kedua payudaranya.
Uhhh, Naruto benar-benar ingin meremasnya sekali saja. Itu jika dia tak langsung di pukul oleh Tsunade.
"Kau mesum seperti Jiraiya ternyata."
Celetukan Tsunade membuat Naruto sadar, dia sudah di tatap oleh perempuan itu sedari tadi. "A-apa yang kau katakan nek?! Aku tak mesum seperti ero-sennin!"
Naruto membantah, namun matanya masih sesekali melirik dada Tsunade.
"Jujur saja, atau kupukul kepalamu!"
"Aku tidak!"
"Penismu berkata lain, bocah!"
"Aaaaa!"
...
..
...
Naruto by Masashi Kishimoto.
Warning: OOC, semi-canon, Typo, Lemon, Smut, porn without plot.
Pairing: Naruto x Tsunade.
...
..
...
Enjoy it!
Naruto menutupi bagian bawahnya, dia benar-benar dibuat malu saat ini, 'adik'nya tak bisa di kontrol karena dada Tsunade yang besar.
Tsunade sendiri agak risih setelah dia di tatap oleh Naruto, tepat dibagian dadanya. Memang benar, bagian tersebut besar. Mungkin dari semua Kunoichi, dadanya yang paling besar di atas Mizukage sekarang.
"Semua Hokage sekarang mesum, kecuali kakek Tobi."
Naruto berpiki, ayahnya juga mesum ternyata, tapi dia tak terlihat mesum seperti pada umumnya.
"Ayahmu pernah mengintip murid perempuannya mandi."
"A..."
Ibunya pasti akan memukul ayahnya setelah ketahuan mengintip perempuan mandi. Dia bertaruh jika ayahnya babak belur oleh Ibunya.
"Tentu saja, dia babak belur di hajar Kushina setelah kedua muridnya yang lain melaporkan hal tersebut." Kasihan sekali nasib ayahnya saat itu, dia turut berduka atas babak belurnya sang ayah. "Ya sudah, biarkan saja. Sekarang, apa kau sudah selesai dengan istirahatnya?"
"Belum, tiga hari belajar dan itu membuat kepalaku pusing. Dan bagian bawah ini, tak bisa tenang."
Tsunade menghela napas lelah dengan tingkah Naruto yang terlihat masih kekanakan itu, wanita itu kemudian berjalan mendekati meja Naruto dan berdiri tepat di depannya.
Naruto terkejut dengan Tsunade yang berdiri di depannya itu, dia menatap Tsunade mulai dari atas hingga bawah. "A-ada apa nek?"
Tsunade diam tak menjawab sama sekali, dia kemudian mendekatkan dirinya pada Naruto. "Ukurannya seratus enam, jika kau ingin tahu."
"A-apa?!"
"Kau boleh menyentuhnya, jika kau mau," ujar wanita itu sembari membuka sebagian kimono longgar miliknya tanpa memperlihatkan puting susunya.
Naruto langsung melotot tajam pada Tsunade. Dia seolah diberikan lampu hijau untuk menyentuhnya, dia menatap Tsunade dan dada itu secara bergantian.
"Bu-bukannya kau tak suka dengan orang mesum!?"
Tsunade tersenyum miring mendengarkan itu. "Tentu, setelah kau menyentuhnya, maka aku akan memukulmu hingga babak belur." Naruto pun ketakutan mendengar ancaman dari Tsunade. "Tapi kali ini, aku tak akan memukulmu." Tsunade semakin membuka sebelah kimononya, hingga payudara sebelah kanan keluar dari dalam sangkarnya.
Tentu saja Naruto merona dan meneguk ludahnya secara kasar, dia seolah diberikan sebuah kesempatan untuk melihat betapa indahnya dada Tsunade. Ukuran besar serta puting berwarna merah muda, terlihat segar saat dia pandang.
Tapi dia sadar jika Tsunade sudah berusia lima puluh tahun ke atas. Itu tak mengubah fakta dari seorang Tsunade.
"Kau menginginkannya kan?" Naruto tanpa sadar menganggukkan kepalanya. "Bagus." Tsunade langsung menarik tangan kiri Naruto dan menempelkannya pada payudara kanannya. Naruto kembali terkejut, dia memang merasakan empuknya payudara Tsunade, bahkan merasakan puting susu Tsunade yang mulai ereksi akibat dirinya yang menyentuh payudara itu.
Naruto langsung menatap Tsunade yang saat ini tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk di artikan, wajah merona dengan bibir bawahnya yang dia gigit. Naruto meremasnya pelan, dia melihat ekspresi wajah Tsunade yang seolah menikmati remasan kecil itu.
Naruto pun membuka kimono bagian kiri milik Tsunade, tak ada penolakan sama sekali dari wanita itu, dia membiarkan Naruto untuk menyentuh kedua payudaranya. Mantan Hokage kelima itu kemudian menyingkirkan meja yang menghalangi mereka.
Libido Tsunade sudah tak bisa dibendung lagi, dia menyingkirkan meja di depannya, kemudian melepas celana panjang serta celana pendeknya, Tsunade merasakan jika vagina miliknya sudah basah.
Tsunade mendesis nikmat merasakan payudaranya yang terus di remas oleh Naruto. Dia menatap pemuda yang saat ini tengah menjalin hubungan dengan putri Hyuuga itu, sebuah senyuman menggoda wanita itu keluarkan, dia melepas kedua tangan Naruto dan jongkok tepat di depan pemuda pirang itu.
Tsunade menarik turun resleting celana itu, dan membuka semua celana Naruto.
Penis Naruto yang sedari tadi terperangkap, sekarang sudah terbebas. Tsunade menatap penis Naruto yang berurat dan panjang, dia menatap Naruto bergantian dengan penis itu.
Tsunade tanpa pikir panjang membuka mulutnya dan memasukkan penis itu ke dalam mulutnya, dia menggerakkan kepalanya naik turun serta memainkan buah zakar Naruto.
Pemuda itu meringis merasakan nikmat yang tiada tara, tubuhnya menegang saat alat kelaminnya di mainkan oleh Tsunade. Naruto membuka matanya dan melihat Tsunade yang masih memberikan blowjob padanya, berbagai gaya dikeluarkan oleh Tsunade, termasuk mengapit penis Naruto menggunakan payudaranya.
Tsunade menjulurkan lidahnya serta mengeluarkan salivanaya untuk membasahi penis Naruto dan payudaranya, Naruto merasakan dinginnya saliva Tsunade.
Wanita itu tanpa banyak kata mulai menggerakkan payudaranya naik turun, dia melihat Naruto yang kembali meringis nikmat saat payudaranya mengapit penis pemuda itu.
"Jadi kau menikmatinya bocah?"
"..."
Tak ada jawaban dari bocah Kyuubi itu, Tsunade tersenyum kemenangan, dia terus menggerakkan payudaranya naik turun dengan tempo cepat.
"Ne-nek!"
Sperma hangat Naruto keluar menutupi wajah serta payudara Tsunade. Wanita itu terkejut, kemudian tersenyum kecil melihat Naruto yang klimaks untuk pertama kalinya. Tsunade pun mencolek sperma itu, dan menjilatinya.
Dia pun beranjak untuk mengambil tisu yang berada di meja yang tak jauh dari mereka berdua, Naruto mencoba untuk mengambil napas sebanyak mungkin, dia baru saja klimaks untuk pertama kalinya. Sensasi berbeda dia rasakan saat bersama Tsunade, jika dibandingkan dengan Hinata, Tsunade sepertinya lebih berpengalaman dalam berhubungan badan.
Naruto menoleh, dia menatap pantat Tsunade yang sangat seksi, wanita itu tengah membungkuk untuk mengambil tisu yang ada di meja sebelah. Naruto segera beranjak untuk mendekati Tsunade, penisnya kembali ereksi dan bersiap menusuk mantan Hokage itu untuk pertama kalinya.
Dia berjalan dan berdiri tepat di belakang Tsunade, kedua tangannya terangkat menuju pinggul seksi wanita itu. "Nek, maafkan aku!"
Naruto langsung menancapkan penisnya ke dalam vagina Tsunade membuat wanita itu mendongak serta memekik merasakan penis Naruto yang masuk ke dalam tubuhnya.
Tsunade mencengkram ujung meja di depannya, dia menoleh kebelakang untuk melihat Naruto yang sedang menusuk dirinya. "Si-sialan kau Naruto ahhh..."
Naruto tak menanggapi umpatan Tsunade, dia malah menggerakkan pinggulnya, dia menarik tubuh Tsunade lalu menyelipkan kedua tangannya hingga menyentuh payudaranya.
"Nek, enak sekali di dalamnya... Uhhh... "
Naruto terus menggerakkan pinggulnya dengan tempo sedang, Naruto juga meremas payudara Tsunade dengan lembut, dia menciumi leher Tsunade.
"Ahhh, ahhh..." Wanita itu mendesah nikmat saat penis Naruto bergesekan dengan dinding vaginanya. Tsunade terus mendesah nikmat, pikirannya sudah kosong dan dipenuhi akan nafsunya.
Dia sudah lama tak berhubungan badan setelah Dan Kato tewas di Medan perang, Tsunade sendiri tak pernah berhubungan dengan pria manapun termasuk Jiraiya. Namun, kali ini dia berhubungan badan dengan anak yang sudah dia anggap sebagai cucunya sendiri.
Naruto menarik penisnya, dia menyuruh Tsunade untuk menghadap dirinya dan duduk di atas meja, Tsunade tanpa pikir panjang mengiyakan perintah itu, dia duduk sembari membuka kedua pahanya. Tsunade juga melepak kimononya, lalu membuangnya ke sembarang tempat.
Wanita itu membuka lapisan vaginanya yang sudah sangat basah, dia menatap Naruto dengan wajah menggoda.
Naruto meneguk ludahnya kasar, dia kemudian mengarahkan penisnya ke dalam vagina Tsunade lalu mendorongnya kembali, Tsunade mendongak merasakan penis itu masuk hingga sampai pada g-spot miliknya. Dirinya sudah dibuat tak karuan oleh Naruto. "Lebih... Berikan aku lebih Naruto!"
"Ohhh!" Naruto mendesah, dia mencengkram pinggul Tsunade sembari terus menggerakkan pinggulnya. "Nek, aku sebentar lagi akan keluar!"
"Keluarkan semua spermamu, penuhi rahimku Naruto!" Seru Tsunade, dia kemudian menarik Naruto dan mencium bibirnya.
Gerakan pinggul Naruto semakin cepat, dan tak terkontrol. Tempo gerakannya semakin cepat hingga dia menancapkan dalam-dalam penisnya, sperma hangat keluar disertai dengan klimaks Tsunade yang pertama.
Keduanya masih berciuman satu sama lain saat klimaks itu terjadi.
-o0o-
Pengangkatan Naruto sebagai Hokage berlangsung meriah, dia memeluk bahu istrinya yang bernama Hinata itu, sembari menyapa para warga di bawah gedung Hokage.
Dari kejauhan, ada sosok Tsunade yang tengah menggendong seorang bayi berambut pirang pucat, dia tersenyum tipis pada Naruto yang telah berhasil menjadi Hokage.
Beberapa jam kemudian setelah peresmian Naruto, di ruang pribadi Hokage. Tsunade menggerakkan tubuhnya naik turun dengan Naruto yang meremas pantat sintal wanita itu, air susu keluar dari payudara Tsunade.
"Ahhhh, vaginamu masih sempit seperti dulu nek."
Tsunade hanya mendesah nikmat membalas perkataan Naruto barusan. Dia terus menggerakkan pinggulnya naik turun.
"Sekarang, bagaimana jika kita melakukan gangbang?"
Tsunade menghentikan gerakannya, dia melihat kesekitar. Wanita itu tersenyum menggoda melihat beberapa Bunshun Naruto yang sudah bersiap dengan penis ereksi mereka.
"Tentu, 'suami'ku."
"Mari kita lakukan."
...
..
.
End.
