Kimetsu no Yaiba (c) Koyoharu Gotoge
(no profit gained from this fanfiction)
WARNING : YAOI, TENGEN UZUI X ZENITSU AGATSUMA, AU!


Sebagai mahasiswa yang tidak punya siapa-siapa, sebagai penerima beasiswa yang cairnya tersendat-sendat, Zenitsu pernah nekat makan rumput di pekarangan kos-kosan. Inosuke yang notabene senasib dan memang anak gunung dari sananya, sudah terbiasa survival dengan makan katak, tikus, atau hewan kurang lazim lainnya. Zenitsu tidak sanggup makan begituan. Rumput pun berhasil jadi santapan.

Namun, makanan-makanan ekstrem itu tidak lagi dicernanya tepat setelah seorang om-om tampan dengan tato aneh di sekitar mata dan jidat datang kepadanya, gamblang berkata; hei kau, ya kau rambut kuning, jadilah istri ke-empatku!

Om-om nyentrik itu bernama Uzui Tengen. Zenitsu biasa manggil mas Tengen, mengingat pihak terkait tidak mau diseru dengan panggilan om, ketuaan katanya. Waktu itu Zenitsu sedang meleleh lemas, kelaparan dan duduk di kursi konbini tanpa masuk dan membeli makanan. Eksistensi pria nyentrik itu baru Zenitsu sadari setelah bau enak cokelat menguar dari sosoknya, begitu jantan dan memikat. Sesaat setelah mata mereka bertemu, Uzui nyengir lebar, memangku wajah kecil Zenitsu dan keluarlah kalimat kurang ajar tadi; jadilah istri ke-empatku.

Berhubung kondisi Zenitsu yang sudah berliur tidak kuat lapar, yang ia katakan hanyalah; makanan?. Lalu si om tampan mengajaknya masuk ke mobil, membawanya ke restoran mewah, memesankan banyak makanan, dan Zenitsu makan kelabakan. Panggilan masuk dari Inosuke dan Tanjiro ia abaikan, Zenitsu serasa berada di nirwana.

Ketika sensasi nirwana dari makan megah mulai mereda, Zenitsu baru sadar bahwa ia berada di situasi yang –sukar dijelaskan, antara untung atau malah merugikan. Nampaknya Uzui menangkap bahwa tidak protesnya Zenitsu atas ajakan (seretan) makan bersama yang tiba-tiba sebagai jawaban ya. Zenitsu Agatsuma mau dipersunting sebagai istri ke-empat.

"Jadi, siapa namamu?"

Kenyang yang dirasa langsung mencelos entah kemana. Zenitsu menciut ketika tahu-tahu dirinya sudah dibawa ke hotel bintang lima, dengan ukuran ranjang yang tidak akan muat di kos-kosannya, mas Tengen yang sudah mandi dan cuma memakai handuk di selangkangan, menghadap Zenitsu yang kampungan duduk di karpet karena merasa tidak layak duduk di sofa. Tanjiro, Inosuke, Nezuko-chan, selamatkan aku! adalah apa yang melayang-layang di kepala, namun segera buyar ketika wajahnya ditengadahkan oleh telapak tangan kekar. Uzui Tengen tersenyum kepadanya.

"Namamu?"

"Z-zenitsu Agatsuma .."

"hm."

Tubuh Zenitsu berjengit ketika mas Tengen memangkunya, membaui rambutnya sambil bergumam; " hmm, kau bau tanah.". Zenitsu benar-benar mati kutu membiarkan mas Tengen mengecupi wajahnya, tangan besar itu menjelajah tubuhnya, terus menerus bergumam hmm kau bau sambil sesekali menjilat.

Besoknya, Zenitsu sakit pinggang, encok, tidak bisa bangun dari ranjang.

Mas Tengen pamit pulang. Bilang bahwa Zenitsu bisa stay di kamar itu dua hari lebih lama. Semua sudah dibayar, Zenitsu tinggal foya-foya. Tapi Zenitsu mana bisa foya-foya. Ingin sekali menelepon Tanjiro untuk datang menenangkannya namun ia tidak bisa. Ia sadar apa yang sudah terjadi padanya tidak boleh dipublikasikan. Maka, Zenitsu pamit dengan aku pulang ke rumah kakek dan absen kuliah dua hari. Setelahnya, tidak ada panggilan mendesak dari teman-temannya. Zenitsu menjatuhkan diri ke ranjang super empuk, hangat, dan lembut. Pipinya memerah, astaga ranjang ini kelewat nyaman. Jadilah ia tidur sepuasnya, serasa berada di awan atau di atas permen kapas.

Ketika mas Tengen kembali mengunjunginya di hotel, dengan badan kekar bau parfum perempuan, Zenitsu geram. Ohya apa katanya kemarin-kemarin? Istri keempat? Wah, bajingan ya mas Tengen.

Sambil berjalan menghentak Zenitsu menghampiri mas Tengen yang baru melepas dasi.

"ano! A-apa maksud anda kemarin-kemarin?"

Dengan muka merah karena flashback anu-anu kembali terputar bercampur geram dan bingung, Zenitsu memberanikan diri bertanya. Mas Tengen dengan santai melipat kaki, wajah tampannya balik menatap tidak mengerti.

"maksud yang mana?" tanyanya kembali.

"a-anda sudah punya istri kan?! Dan s-saya ini laki-laki –"

Kalimat Zenitsu tidak selesai, pinggangnya keburu ditarik lengan kokoh untuk kemudian jatuh di atas pangkuan. Zenitsu gelagapan, berontak, namun tenaganya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan tubuh kekar Tengen di hadapannya. Lenguhan lolos ketika kuping digigit gemas, Zenitsu menggeliat dan Tengen mengusap-usap pinggangnya.

"tubuhmu tidak apa-apa kan?"

Baju kerja Tengen diremat gelisah. "u-uh.."

"kalau kau tidak mau, kau seharusnya tidak ada disini hari ini. Aku meninggalkanmu dua hari, ingat?"

Zenitsu terperangah.

"dua hari itu adalah waktu pertimbanganmu. Karena kau masih disini, berarti kau mau kuperistri."

"s-sebentar! S-saya masih kuliah, saya laki-laki, dan –"

"semua kebutuhanmu akan kupenuhi. Makanan, uang, tempat tinggal, kuliah, buku, kendaraan, apapun yang kau minta, Zenitsu."

Kancing piyama hotel yang Zenitsu kenakan dilepas satu persatu. Pemuda bersurai enerjik itu lagi-lagi pasrah, hanya bisa gemetar dan menjambak rambut abu-abu di hadapan.

"kalau tidak mau jadi istri, bagaimana kalau simpanan? Hm?"

Simpanan...

Dada kekar itu didorongnya lemah. Tengen memberi kesempatan, jamahan pada tubuh Zenitsu ia tunda. Dibiarkannya pemuda itu menggunakan waktunya, ekspresi ragu dengan wajah merah membuat Tengen makin tidak sabar.

Zenitsu memejamkan mata, hatinya merasa nista.

"b-baiklah.. tapi jangan temui aku di depan teman-temanku! D-dan, tolong rahasiakan ini dari istri-istrimu..."

Tengen tersenyum lebar. Dibopongnya tubuh pemuda itu menuju ranjang. Kancing-kancing kemeja dilepas, ikat pinggang ia longgarkan, celana ia turunkan.

Kecup lembut di bibir Tengen hadiahkan.

"kujamin kau tidak akan menyesal, Zenitsu Uzui."

Zenitsu menutup wajah. Ampun, apa-apaan dia ini.

... yah daripada makan rumput lagi, ini sepertinya jauh lebih baik. ]

.

.

.

.

.

.


Fanfic KnY pertama, dan sepertinya terakhir, wkwk.
Dari awal nonton udah ship mereka sih, gemes aja sama Tengen yang pembawaannya kalem abgsoqdhLsjfoahdnaiw sayangnya udah punya bini tigaaaaaaaa wkwk maruk amat mas Tengennnn
Vielen Dank,
ore