Ch 7 : Beginning of a Beautiful Friendship
"Mr. Lovegood yang terhormat,
Saya menerima tawaran Anda. Saya melampirkan artikel pertama saya. Jika artikelnya tidak memenuhi standar, tolong beri tahu saya dan saya akan menulisnya ulang.
Saya lampirkan juga nomor brankas saya di bawah nama Oliver Twist. Tolong kirim semua pembayaran ke Gringotts karena saya ingin bertahan anonim. Dengan begini kita berdua terjaga karena Anda tahu saya hanya dengan nama pena saja. Saya harap ini akan menjadi perlindungan untuk Anda dari pelecehan yang dilakukan kementerian dan tidak akan terlalu merepotkan Anda.
Saya menantikan karir yang panjang dan menarik selama bekerja untuk surat kabar Anda.
Oliver Twist"
o~o~o
Harry tersenyum sambil melihat pemandangan yang dilewati. Dia saat ini yakin kalau Mr. Lovegood sudah menerima surat dan kolom miliknya. Dia khawatir, awalnya, jika ia terlalu banyak memberikan informasi di surat terakhirnya yang sudah dipublikasi. Namun, untuk suatu alasan, sepertinya informasi itu sudah menguap dari kepala semua orang.
'Kupikir ini menunjukkan jelas kalau masyarakat sihir butuh orang lain untuk mewakili mereka dalam berpikir,' pikir Harry dengan dengusan mental.
Duduk di seberangnya adalah seorang gadis berambut pirang yang sedang membaca the Quibbler secara terbalik. Hermione dan Ron sudah meninggalkan kompartemen untuk mendatangi rapat prefek. Menurut Harry, menjadikan Ron seorang prefek merupakan salah satu ide konyol yang dimiliki staf Hogwarts. Tetapi kemudian, kemungkinan itu bukan ide staf, melainkan hadiah dari Dumbledork—err—Dumbledore atas kepatuhan buta para Weasley.
Jangan salah paham, dia suka Ron—sampai titik tertentu. Ron melindungi Harry dari teman sekelas mereka yang iri berlebihan dimana Anak-Yang-Hidup itu merasa bersyukur, meski tidak bersyukur sebesar itu. Lagi-lagi menurut Harry, Neville akan menjadi prefek yang lebih baik dari yang Ron Weasley bisa. Dia termenung, berapa lama kiranya sebelum McGonagall menarik lencananya. 'Mungkin karena berkelahi, mengingat bagaimana temperamennya,' batin Harry.
Perjalanan kereta sama sekali tidak meringankan pikiran Harry tentang masa sekolah yang akan datang. Ada pun, sangat tidak diragukan akan menjadi perkara seperti biasa. Sulit untuk menebak 'tes' macam apa lagi yang direncanakan kepala sekolah tahun ini. Jika tahun-tahun sebelumnya dijadikan petunjuk, tahun ini pun akan menjadi pengalaman nyaris mati seperti biasanya. Sedekat apa dengan kematian, tak ada yang tahu.
o~o~o
Turun dari kereta, Harry buru-buru mendekati satu andong yang terbuka. Ia terdiam sejenak sebelum memasukinya. Untuk pertama kalinya, dia bisa melihat makhluk apa yang biasa menarik andong tersebut ke Hogwarts. Bikin ngeri*).
o~o~o
Fillius Flitwick menyesap tehnya sementara ia mendesah dalam hati. Dia harus menyelesaikan beberapa hal sebelum para murid sampai, dan di sinilah ia, terjebak dalam salah satu pertemuan 'mari menyatukan pikiran' staf Albus yang lainnya.
" … Tentu saja, Twist ini adalah seorang Ravenclaw." Severus Snape, Master Ramuan residen mendengus, memutus pikiran Master Mantra kerdil itu.
"Dan kenapa kau berpikir demikian?" tanya Fillius, akhirnya merasa tertarik dengan topik yang ada.
"Yah, pertama, tak mungkin Gryffindor karena mereka bukan pemikir, dan sebagian besar tak suka membaca." Severus mencibir, membuat Minerva tersinggung.
Severus menyeringai padanya sambil melanjutkan, "Nah jangan menyangkalnya, wahai Tabby Tua. Kita semua tahu singa-singa kecilmu tidak mampu mempertanyakan apa-apa, apalagi menulisnya secara koheren. Mereka cenderung melompat sebelum berpikir."
"Um, jangan lupakan Miss Granger … " Pomona mulai angkat suara.
"Oh ayolah," Severus mengintrupsi sambil memutar bola matanya, "si tahu segalanya itu tidak meragukan apapun yang dikatakan pihak berwenang. Dan segala hal yang dia baca, dia serap bagaikan kitab. Masuk akal jika Twist ini adalah Ravenclaw. Aku yakin Fillius akan mendukungku dalam hal ini."
"Jangan melibatkanku dalam diskusi ini," kata Fillius. "Aku benar-benar tidak peduli siapa itu Twist. Aku bertepuk tangan untuk murid mana saja yang mempertanyakan dunia di sekitar mereka. Itu adalah tanda pola pikir ingin tahu dan harus didorong daripada dilarang."
"Jadi anak ini, laki-laki ataupun perempuan, bukan Ravenclaw?" Albus bertanya.
Fillius mengangkat bahu, menyesap tehnya lagi. "Aku tidak bilang begitu. Aku bilang aku tidak peduli siapa dia. Ravenclaw atau bukan, pertanyaan yang diajukan butuh jawaban dan aku menghargai mereka yang berani menanyakannya."
Rapat itu selanjutnya membahas hal lain. Akhirnya, segalanya sudah tercakup, dibahas dan dibicarakan kembali hingga sampai pada waktu beberapa jam sebelum kedatangan kereta.
'Terima Kasih Merlin semuanya selesai,' pikir Fillius saat ia tergesa-gesa untuk pergi. 'Serius, tak adakah yang memerhatikan essai yang dikumpulkan di sini? Murid-murid jarang mengganti gaya menulis mereka dalam waktu singkat.'
Profesor Mantra itu mendapati surat-surat dari Twist membuatnya tertarik dan polanya agak familiar. Butuh beberapa surat sebelum ia bisa mengerucutkannya kepada siapa yang ia rasa menulis sebagai Oliver Twist, tapi dia tidak akan mengatakan apa-apa. Tambahan ada petunjuk dari nama penanya juga. Oliver Twist adalah tokoh yang cukup disukai dan terkenal dalam literasi muggle. Fakta ini cukup untuk menunjuk pada kelahiran muggle atau yang dibesarkan oleh muggle.
Bagaimanapun, bukan tugasnya untuk mengidentifikasi sang penulis dan terus terang saja, dia setuju dengan saudara goblinnya. Dunia Sihir, menurutnya, perlu diberi sedikit goncangan yang bermanfaat.
o~o~o
Ketika Hogwarts Express mengepul melintasi dataran tengah Inggris ke arah utara, Lord Peter melangkahkan kaki dengan tujuan Aula Kementerian. Dia ada dalam misi dan tidak ingin dicegat atau dihalangi.
Perhentian pertamanya adalah Children's Wizarding Sevices. Dia membutuhkan salinan file Lord Harry sebelum bertemu Madam Marchbanks dan Bones. Jika semuanya berjalan lancar, langkah pertama menuju emansipasi Lord Harry James Potter akan segera diproses. Begitu Lord Peter selesai, Albus Dumbledore yang mulia, setidaknya dalam pikirannya sendiri, tidak akan bisa mengatakan atau melakukan apapun untuk menghentikannya.
o~o~o
Xeno Lovegood memeriksa kembali draft akhir dan sangat puas dengan artikel pertama Oliver. Temanya sangat sempurna untuk pembukaan musim gugur Hogwarts.
"Hari ini, kami dengan bangga, di sini di Quibbler, mempublikasikan kolom pertama Oliver Twist dengan karangannya sendiri. Kami menanti hal-hal hebat dari jurnalis muda yang menarik ini. -Xeno Lovegood, Kepala Editor.
Renungan di Tahun Ajaran Baru
oleh Oliver Twist
Bersamaan dengan Hogwarts Express yang melewati pedesaan Inggris menuju tahun ajaran baru, saya cemas dengan apa yang menunggu di depan sana. Saya menyadari semua teman saya antusias untuk dimulainya tahun ajar, tapi saya bertanya-tanya...
Para profesor, apa mereka siap menghadapi kami tahun ini? Saya harap iya. Saya tahu saya siap untuk mulai belajar.
Siapa yang akan menjadi pengajar DADA, akankah mereka kompeten? Jika iya, itu akan jadi kejutan yang menyenangkan. Pengajar tahun kemarin seharusnya adalah pensiunan auror, tapi rumor bilang, dia adalah bekas anggota Pelahap Maut. Lelaki itu bisa dibilang aneh, dan mengajari kami beberapa mantra ilegal tinggi. Dia bahkan mendemonstrasikan tiga unforgivables di kelas! Dan kemudian, dia juga bahkan mengubah seorang murid menjadi musang.
Akankah profesor DADA kami selanjutnya mendapat Master dalam Pertahanan, atau setidaknya nilai 'O' N.E.W.T level di mata pelajaran tersebut? Akankah dia cukup kompeten untuk mengajari kami? Akankah kami diajari pengajar tidak kompeten lagi? Kami hanya bisa berharap tidak begitu. Percaya atau tidak, dalam lima tahun terakhir, kami hanya mendapat satu pengajar kompeten yang akhirnya dipecat karena statusnya sebagai werewolf.
Berbicara tentang belajar, tahukah kalian, untuk bisa mengajar semua kelas inti (Transfigurasi, Mantra, Ramuan, dan Pertahanan), profesor yang bersangkutan harus memiliki tingkat master di bidang terpilih atau setidaknya nilai O dalam N.E.W.T.S mereka?
Jika kalian melihat nilai dan tingkat persentase tiga sekolah sihir teratas di Eropa melawan tiga sekolah teratas di Amerika, kalian bisa melihat jika sekolah di Eropa adalah nomor dua. Tidak percaya pada saya? Coba tanyakan pada International Wizarding Council. Mereka menyimpan semua catatannya. Hogwarts ada di peringkat empat, diikuti Beauxbaton lalu Durmstrang. Sekolah peringkat pertama dunia ada di Jepang.
Semakin kami mendekati Hogwarts, saya juga berpikir tentang Potter. Dia selalu terlihat kembali dalam keadaan semakin kurus dan lebih lesu setiap tahunnya. Untuk seseorang yang seharusnya berasal dari keluarga darah murni tua, dia tidak terlihat peduli dengan penampilannya sendiri.
Tahun kemarin, mereka yang dijuluki Golden Trio tampaknya terputus ikatannya. Akankah mereka kembali bersama, dengan dua dari tiga terpilih menjadi prefek, ataukah itu akan membuat mereka terpisah lebih jauh?
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mr. Lovegood yang telah memberikan saya kesempatan untuk menanyakan hal ini dan menunjukkan observasi saya terhadap Dunia Sihir. Namun, ini juga membuat saya bertanya-tanya mengapa tak ada satu pun yang angkat bicara sebelumnya?"
(Notes :
*) Thestral. Kuda hitam macam tengkorak yang hanya bisa dilihat mereka yang pernah menyaksikan kematian seseorang.)
