Book of Smut: Pengabdi Ayaka.

Naruto by Masashi Kishimoto & Genshin Impact by Mihoyo.

Warning: OOC, AU, Typo, Lemon, Smut, PWP.

Pairing: Naruto U. x Ayaka K.

...

..

Request dari Abidin Ren.

...

..

Enjoy it!

Naruto Uzumaki, seorang pelayan dari keluarga Kamisato, sebuah keluarga bangsawan di Jepang, dan Naruto hanya pelayan pribadi yang melayani nona muda di dalam keluarga bangsawan tersebut. Nona muda yang dia layani adalah, Ayaka Kamisato, putri satu-satunya dikeluarga tersebut, seorang gadis berambut biru laut dengan penampilan yang sangat anggun serta kecantikannya yang bisa membuat lelaki luluh padanya.

Naruto salah satunya, dia beruntung bisa berada di dekat Ayaka. Namun, dia tak bisa mendekati nona muda itu karena perbedaan kasta yang sangat jauh. Tetapi, dia benar-benar melayani Ayaka dengan sepenuh hatinya.

"Naruto, bagaimana jika aku menikahimu suatu saat?"

Naruto yang sedang berdiri tak jauh dari Ayaka pun terkejut dengan pertanyaan dari nona muda itu. Sebuah pertanyaan yang tak masuk di akal seorang pelayan seperti dirinya, mana ada nona muda seperti Ayaka bisa menikahi pelayan yang kastanya jauh dibawahnya. "Bisa anda ulangi pertanyaan anda?"

Ayaka menghela napas, ia pun mengulangi pertanyaan itu pada Naruto. "Bagaimana jika aku menikahimu suatu saat?"

"Anda bertanya seperti itu pada pelayan yang kastanya lebih rendah daripada anda, nona." Ayaka merengut mendengar jawaban dari Naruto barusan. "Tugas saya hanya melayani anda serta menjaga anda, nona Ayaka. Tidak ada tugas yang lebih daripada itu."

"Sangat formal sekali," cibir Ayaka. Gadis itu kemudian beranjak dari tempatnya, dia seolah bosan akan bunga-bunga yang ada di taman kediaman keluarganya. "Aku bosan sekali, aku ingin sekali hidup normal."

"Percayalah nona, hidup disini lebih terjamin daripada hidup di luar sana."

"Darimana kau bisa mengatakan itu?"

Naruto tersenyum tipis. "Ingatkah anda, saya ditemukan oleh tuan Kamisato saat saya berjalan-jalan keluar menggunakan mobilnya. Beliau menemukan saya, dan mengajak saya untuk ikut bersamanya." Naruto menjeda penjelasannya. "Saya dilatih sedemikian rupa untuk menjaga anda, dan menemani anda kemanapun anda pergi."

"Ya, ya, Ayah menyuruhmu untuk menjadi pelayan pribadiku setiap aku membutuhkan sesuatu."

Naruto masih tersenyum setelah menjelaskan hal tersebut, sementara Ayaka berjalan melewati dirinya. Dia mengikuti gadis itu untuk masuk ke dalam mansion besar milik keluarga Kamisato. Namun, ada satu kalimat yang terus di ingat oleh Naruto dari tuan Kamisato—atau ayah dari Ayaka, dia diberi sebuah mandat.

"Naruto, jika kau mendengar Ayaka ingin hidup normal seperti gadis pada umumnya, maka kau harus menjaganya sepenuh hati." Pria itu memberi jeda pada mandatnya. "Ayaka adalah putri kesayanganku, tapi dia tetap harus hidup seperti gadis biasa, menikah dengan orang yang dia cintai, serta memiliki keluarga yang jauh dari kata kemewahan seperti ini, cukup Ayato saja yang melanjutkan keluarga Kamisato ini."

"Kenapa anda bisa mengatakan hal seperti itu, tuan?"

Tuan Kamisato tersenyum tipis. "Kau menyukai putriku?" Naruto diam dengan wajahnya yang diselimuti oleh rona merah, membuat Pria yang menjadi kepala keluarga Kamisato itu tertawa kecil. "Aku percayakan putriku padamu," kata pria tersebut.

"Ta-tapi..."

"Sudahlah, ini rahasia kita berdua."

"Ba-baiklah tuan."

Naruto benar-benar mengingat bagaimana kepala keluarga Kamisato memberikan mandat tersebut pada dirinya. Dia berjalan sembari menatap punggung Ayaka yang berada di depannya, Naruto tak berani berpikiran kotor pada nona mudanya itu.

"Hidup seperti ini sangat membosankan," gumam Ayaka, suara gadis itu masih bisa di dengar oleh Naruto.

Sejak beberapa Minggu yang lalu, Ayaka selalu mengeluh ingin sesuatu yang baru, seperti hidup di apartemen sederhana serta menjalani kehidupan normal seperti gadis pada umumnya. Naruto terus mendengar keluhan dari Ayaka, ada perasaan jika dirinya harus membawa Ayaka kabur mansion ini.

Beberapa sanak saudara dari Ayaka yang berasal dari keluarga lain pun mulai menunjukkan sikap yang berbeda daripada biasanya, dulu beberapa sanak saudara Ayaka memperlakukannya dengan baik, namun beberapa dari mereka seolah ingin mencelakai Ayaka.

Naruto masih belum menyelediki motif mereka, namun dia menduga bahwa mereka ingin membuat perasaan Ayato terguncang, terlebih Ayato sekarang memegang peranan sebagai calon kepala keluarga Kamisato.

Dengan izin dari kepala Keluarga Kamisato yang sekarang, dia mungkin akan membawa Ayaka kabur. Ayaka sampai di ruang keluarga Kamisato, di sana ada beberapa sanak saudara dari Ayaka, serta Ayato yang sedang berbicara dengan Ayahnya.

Keduanya sampai di kamar pribadi Ayaka, gadis itu masuk begitu juga dengan Naruto. Pemuda itu menutup pintu kamar pribadi Ayaka, dan tak lupa untuk menguncinya kembali.

Disaat Naruto membalikkan badannya, dia melihat Ayaka yang sudah memakai sebuah lingerie hitam yang tembus pandang, Naruto tak terkejut dengan ini, dia memang melayani Ayaka dengan sepenuh hati.

"Nona."

Gadis itu tersenyum tipis, kedua pipinya merona. "Ada apa Naruto? Terkejut? Ini bukan pertama kalinya kau melihatku seperti ini." Naruto hanya menghela napas, dia pun berjalan mendekati Ayaka, seragam yang dia kenakan mulai dicopot satu persatu, hingga menyisahkan boxer berwarna orange miliknya.

"Jadi nona, kita melakukan yang seperti biasa?"

Ayaka mengangguk kecil, dia menarik tangan Naruto untuk mendekatinya, dia mendorong Naruto hingga pemuda itu duduk di pinggiran tempat tidurnya.

Ayaka melepas ikatan rambutnya, dia kemudian duduk di atas paha Naruto, jemari lentiknya mulai menyentuh dada bidang Naruto, kemudian turun ke bawah hingga sampai pada perut sixpack Naruto. Wajah cantik Ayaka masih diselimuti oleh rona merah, dia bukan hanya sekali, namun beberapa kali melihat tubuh Naruto.

Ayaka merasakan jika puting susunya sudah mulai ereksi, tubuhnya memanas saat dia menyentuh tubuh Naruto. Napasnya mulai memburu saat kedua tangan Naruto memeluk pinggulnya, pantat yang masih tertutupi oleh celana dalam hitam itu diremas oleh Naruto.

"Anda benar-benar menginginkan ini nona?"

Ayaka tak menjawab pertanyaan Naruto barusan, dia masih fokus dengan bagian depan tubuh Naruto. Gadis itu kemudian mulai menjilati permukaan kulit Naruto, pemuda itu memenjamkan kedua matanya membiarkan nona muda itu menjamah tubuhnya.

Jilatan Ayaka naik ke atas hingga dia menarik lidahnya itu, gadis itu menatap Naruto dengan senyuman menggoda serta kedua matanya yang sayu. Ayaka pun memagut bibir Naruto dengan mesra, kedua tangannya memeluk leher Naruto.

Pemuda itu pasrah dengan apa yang dilakukan oleh Ayaka, penisnya mulai ereksi setelah Ayaka menggesekkan pantatnya, dia masih setia memeluk pinggul Ayaka seolah tak ingin melepaskan pinggul ramping itu.

Ayaka sendiri terus memagut bibir Naruto, dia juga memasukkan lidahnya ke dalam mulut Naruto serta memainkan lidah pemuda itu, tubuh Ayaka benar-benar panas saat ini, dia terus mendominasi pergumulan itu.

Ayaka menarik dirinya, dia melepas lingerie yang dipakainya hingga dirinya telanjang dibagian atas.

"Naruto... Seperti biasa..." Napas Ayaka begitu memburu setelah mengatakannya, dia pun membiarkan Naruto untuk menjamah tubuhnya.

Pemuda itu mengangguk kecil, kemudian menarik tangannya dari pantat Ayaka, dia kemudian mengangkat kedua tangannya, lalu menyentuh puting susu ereksi Ayaka. Gadis itu mulai mengeluarkan suara aneh dari bibirnya, dia mendongak saat Naruto mencubit putingnya, lidah Naruto pun tak mau kalah.

Dia menjilati dada Ayaka yang ukurannya tak begitu besar, Namun pas saat dipegang Naruto. Ayaka mendesis nikmat saat lidah Naruto mulai membasahi payudaranya.

Jilatan Naruto semakin ke tengah hingga sampai ke puting susu Ayaka, lidah pemuda itu mulai memainkan puting Ayaka. Desahan-desahan kecil dikeluarkan oleh gadis itu, tubuhnya menegang beberapa.kali saat Naruto menggigit kecil putingnya.

Kedua tangan Ayaka meremas kepala pirang Naruto, Ayaka menikmati setiap aksi yang diberikan oleh Naruto. Ayaka dibuat tak berdaya untuk yang kesekian kalinya.

"Hnnngghh!!"

Tubuh Ayaka menegang, dia menggigit bibirnya untuk meredam desahan nikmat, dia mengeluarkan cairan cintanya dan membasahi celana dalam berwarna hitam yang Ayaka kenakan.

Tubuh mungilnya terkulai lemas di atas paha Naruto, pemuda itu menangkap tubuh Ayaka. Gadis itu mengambil napas sebanyak mungkin seolah dia telah berlari beberapa kilometer.

Naruto pun menggendong tubuh Ayaka, dia meletakkannya di atas tempat tidur besar itu, dia kemudian menarik celana dalam Ayaka, hingga gadis itu telanjang bulat.

Naruto menatap Ayaka yang tengah tiduran di atas tempat tidurnya, pemuda itu melepas celana boxer miliknya dan membuangnya. Naruto merasakan jika penisnya sudah ereksi berat, pemuda itu membuka belahan paha Ayaka, dia melihat vagina tanpa bulu itu basah akibat cairannya. Naruto mengarahkan penisnya ke vagina Ayaka.

"Nona..."

"..." Ayaka menatapnya sayu, dia pasrah saat Naruto akan memasukkan penisnya.

Naruto mendorong pinggulnya, penisnya mulai masuk ke dalam vagina Ayaka membuat gadis itu menggigit bibir bawahnya saat sebuah benda masuk ke dalam tubuhnya.

Naruto terus mendorong pinggulnya hingga semua penisnya masuk, dia merasakan denyut saat penisnya ada di dalam vagina Ayaka. Sensasi berbeda dirasakan Ayaka sejak ia berhubungan badan dengan Naruto.

Dia ketagihan dengan pemuda yang menjadi pelayan pribadinya.

Naruto pun menggerakkan pinggulnya dengan pelan, Ayaka merasa sedikit frustasi saat Naruto menggerakkan pinggulnya dengan pelan, namun tubuhnya masih terasa lemas setelah klimaksnya yang pertama. Naruto terus menggerakkan pinggulnya, namun dia menambah kecepatan gerakannya.

Naruto mengangkat kedua kaki Ayaka, dan terus menggerakkan pinggulnya. Gadis itu mendesah lirih merasakan penis Naruto yang menusuk tubuhnya.

Kedua tangan Ayaka meremas sprei putih yang da disekitarnya. "Nona, kenapa anda terus meminta saya?"

Ayaka tak menjawabnya, dia memberikan sebuah isyarat bahwa dia ingin dicium. Naruto mengikuti apa yang Ayaka pinta, dia mencium bibir plum Ayaka sembari terus menggerakkan pinggulnya. Suasana di ruangan itu semakin panas saat Naruto menambah kecepatan gerakan pinggulnya, keringat membasahi tubuh mereka berdua.

"Nona aku akan..."

"Kita keluarkan sama-sama Naruto!"

Naruto dan Ayaka pun orgasm secara bersamaan.

-o0o-

Naruto dan Ayaka keluar dari kamar, pakaian keduanya telah rapih setelah pergumulan tersebut mereka berjalan ke ruang keluarga, tempat dimana keluarga Kamisato berkumpul.

"Ah, Ayaka, dan Naruto, kebetulan kalian ada disini." Ayah dari Ayaka menyapa keduanya, saat mereka masuk ke ruangan tersebut. "Mungkin ini mendadak, tapi Ayaka, maafkan ayah, namamu harus dicoret dari keluarga ini."

Ayaka terkejut, namun Naruto tak terkejut sama sekali. Beberapa kerabat dari Ayaka tersenyum di dalam hati setelah mendengar perkataan dari kepala keluarga Kamisato.

"Ayato, aku ingin kau meneruskan keluarga ini." Ayato yang duduk tak jauh dari ayahnya pun mengangguk paham. Kerabat yang lain pun mulai mengerutkan dahinya. "Ayato, ayah harap kau bisa meneruskan keluarga ini, Ayaka sudah berada di tangan yang tepat seperti yang ayah katakan waktu itu."

"Saya tahu, ayahanda." Jawab Ayato, dia melirik Naruto, kemudian tersenyum tipis saat melihat Naruto membungkukkan sedikit badannya.

Ayaka mengerutkan dahinya mendengar apa yang dikatakan Ayahnya. "Lalu bagaimana dengan nama belakangku?"

"Ayaka, putriku, kau akan menerima nama belakang dari seseorang kelak."

Ayaka kembali mengerutkan dahinya, dia kemudian menatap Naruto yang ada dibelakangnya. "Ada apa nona?"

Ayaka menggelengkan kepalanya pelan, dia sekarang mengerti apa yang dimaksud oleh ayahnya. "Baiklah kalau begitu, saya pamit undur diri dan mengemas barang saya, Ayahanda."

Kepala keluarga Kamisato menganggukkan kepalanya, keduanya pergi dari ruang keluarga tersebut.

-o0o-

Di apartemen, Naruto dan Ayaka meletakkan tas serta koper mereka. "Jadi nona, anda sekarang akan melakukan apa?"

"Membuka toko kue? Uang yang diberikan kakak dan ayahanda lumayan banyak." Ayaka tertawa pelan mendengar kata-kata Ayato yang sangat protektif padanya. "Kakak masih belum menerima kepergian ku."

"Saya juga bisa melihat bahwa tuan muda Ayato sangat tak rela jika adik tercintanya pergi."

"Ara, Naruto. Panggil aku dengan nama saja, Kamisato bukan nama belakangku lagi."

Naruto menaikkan kedua alisnya. "Bukan Kamisato."

"Ayaka Uzumaki, cocok sekali."

"Anda yakin, nona?" Ayaka cemberut, dia memeluk Naruto dengan erat. "Kenapa nona?"

"Sudah kubilang, Ayaka."

Namun, kemesraan mereka buyar akibat seseorang yang mengetuk pintu apartemen yang mereka tinggali saat ini.

"Pasti itu Kakak." Ayaka pun melepas pelukannya dan berjala ke pintu masuk tempat tinggalnya. Dia membuka pintu apartemen itu dan melihat sosok Ayato yang berdiri di sana. "Halo Kak."

"Uzumaki huh?"

Ayaka hanya tertawa kecil. "Sepertinya itu cocok denganku, Kak."

Ayato hanya mengangkat kedua bahunya tak peduli, dia kemudian masuk ke apartemen itu tanpa disuruh oleh Ayaka. Gadis itu pun menutup pintu apartemen tersebut.

...

..

.

End