Hai minna'san!

Saya kembali~

Oke, pada bab setelah yang ini. Mungkin momen Gakushuu Karma akan lebih banyak. Dan tentu saja dengan Gakushuu yang peduli dan overprotektif pada Karma. Aww

UwU

Selamat membaca!


Setelah kejadian kemarin. Karma dan Gakushuu tidak bicara satu sama lain Gakuhou hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku mereka.

Karma menghabiskan sarapannya dengan cepat, mengambil tasnya lalu langsung berangkat ke sekolah. Gakushuu tidak mempedulikannya.

.

.

.


Time skip

Kelas E sedang berlatih bersama Koro-sensei dan Karasuma-sensei. Para murid bersembunyi dan Karasuma-sensei akan mencari mereka. Tugas para murid adalah, mereka harus bertahan, jangan sampai ditemukan, atau lebih tepatnya jangan sampai terkena serangan dari Karasuma-sensei hingga waktu yang sudah ditentukan.

Mereka melangsungkan permainannya di hutan seperti biasa. Namun ketika permainan sedang berlangsung, tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya.

"Nyuaa!! para murid-muridku! cepat kembali ke kelas, berteduhlah!" Koro-sensei berkata dengan nada panik. Para murid bergegas kembali.

Namun hal yang tak terduga terjadi, Karma yang sedang di tepi sungai terpeleset dan tercebur ke sungai. Karma terkejut dengan rasa dinginnya, lalu keluar dari air. Iya, Karma baik-baik saja, tapi seluruh tubuhnya basah kuyup sekarang.

"Uwaa! Karma-kun, bagaimana seluruh pakaianmu sudah basah kuyup seperti itu??" Koro-sensei terkejut melihat penampilan Karma, begitu juga murid yang lain. Karma menghela nafas dan menjawab "Hanya terpeleset." singkat dan jelas. "Baiklah, semuanya ganti pakaian, keringkan diri kalian sebelum kalian bisa masuk angin." perintah Koro-sensei.


Hujan reda.

Karma duduk di kursinya, tidak sepenuhnya mendengarkan pelajaran Koro-sensei. Masih melamun dan sedikit mengantuk.

"Karma-kun" tiba-tiba saja Koro-sensei memanggil. "Hm?" Karma menoleh pada gurunya. "Tolong jawab soal ini" perintah Koro-sensei. Sepertinya dia tahu Karma tidak memperhatikan pelajaran dan mencoba mengetesnya, namun soal itu dijawab dengan mudah oleh Karma.

Si surai merah kembali menopang wajahnya dengan tangannya, ekspresi bosan terpampang diwajahnya.

Koro-sensei hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap murid jeniusnya.

Saatnya pulang

Murid kelas E sebagian sudah pulang, ada yang mengemasi barang-barangnya, dan ada juga yang duduk-duduk di belakang gedung sekolah. Siapa? Karma tentu saja. Suasana hatinya sedang tidak terlalu bagus karena pertengkaran kemarin, jadi dia mencoba mendapat ketenangan disana.

Namun awan terlihat sangat mendung dan Karma tidak membawa payung. Jadi Karma memutuskan untuk pulang saja, walaupun sebenarnya belum ingin kembali kerumah, apalagi bertemu 'kakaknya'. Karma berjalan sedikit tergesa-gesa, berharap akan sampai dirumah sebelum hujan turun. Tapi sayangnya hujan tidak bekerja sama dengannya, hujan mulai turun membasahi bumi. Karma berlari sambil memegang tasnya diatas kepala untuk mengurangi air yang bisa membasahi kepalanya.

Sesampainya Karma dirumah, tubuhnya sudah basah kuyup. 'ck, yaampun. Sekarang bagaimana aku masuk tanpa membasahi lantai' pikirnya. Menghela nafas, dan memutuskan untuk masuk saja.

Saat sedang berjalan menuju kamarnya, seorang pelayan melihatnya "Ah, biar saya ambilkan handuk". Karma terhenti saat mendengar pelayan berkata. Tidak butuh waktu lama untuk pelayan itu mendapatkan handuk dan memberikannya pada Karma "Silahkan, tuan muda" ucapnya. Karma menerimanya dan mengucapkan terimakasih "Ah, terima kasih" lalu pergi ke kamarnya.

Gakushuu masih belum berbicara pada Karma sejak kejadian waktu itu. 'Biarlah, bukan urusanku. Lagipula dia sangat menyebalkan' pikirnya.

Mereka sedang makan malam dengan tenang. Karma pun kelihatan lebih tenang daripada biasanya.


Hari berikutnya...

Asano's sarapan pagi dengan diam

Yah, Karma dan Gakushuu masih belum bicara satu sama lain.

Tidak lama butuh waktu lama bagi mereka untuk menyelesaikan sarapan. Karma pergi ke kamarnya untuk mengambil tas, lalu berangkat ke sekolah.

.

.

.

.

Kelas-E

Para murid sedang sibuk memperhatikan pelajaran Matematika Koro-sensei. Sementara Karma dibelakang, sama sekali tidak fokus. Matanya lelah, kepalanya pusing. Karma menggelengkan kepalanya sedikit untuk menyadarkannya kembali.

Tiba-tiba saja rasa gatal menyerang hidugnya, Karma berusaha menahannya namun "Achoo...!" Karma mengusap hidungnya dengan punggung tangannya setelah bersin itu.

Saat dia mendongakkan kepalanya. Semua murid termasuk Koro-sensei menatapnya, dengan mata yang beberapa kali berkedip. 'Apa itu barusan Karma?!' -Sugino 'Hah? aku pasti salah dengar kan' -Maehara 'Karma-kun baru saja...bersin...' -Okuda 'Apa? apa itu barusan?' -Okano 'Aku tidak tahu Karma-kun memiliki sisi yang imut seperti itu' -Isogai 'Itu... Karma-kun?' -Nagisa 'Wah, itu tidak terduga' -Kataoka 'Aku bisa mempercayai siapapun yang melakukan bersin seperti itu kecuali Karma. Itu hanya terlalu imut untuknya!!' -Nakamura 'Waaa...apa itu barusan Karma-kun yang bersin?' -Koro-sensei. Itu yang ada dipikiran mereka (Oh! dan maaf aku tidak bisa menyebutkan pikiran semua orang satu per satu)

"Ano... Karma-kun? apa kau baru saja bersin?" tanya Koro-sensei. "Uhh...ya. Maaf jika aku bersin terlalu keras dan mengganggu pelajaran" ucap Karma dengan wajah datar seperti biasanya. "Ah! tidak, tidak apa-apa. Itu hanya membuat kami terkejut karena..." Koro-sensei berhenti ditengah-tengah kalimatnya. 'Karena bersin mu sangat imut!!' -Semua murid kelas-E (minus Karma) . "Hm?" Karma menunggu Koro-sensei untuk menyelesaikan kalimatnya. "Yah...aku tidak yakin apa yang akan terjadi padaku setelah mengatakan ini tapi. Barusan itu, sangat imut" Koro-sensei merendahkan suaranya pada bagian akhir. Karma hanya terdiam.

"Uwaa!! Karma-kun, jangan hanya diam saja!. Itu membuatku semakin takut! apa kau merencanakan sesuatu yang sadis?!" Koro-sensei berkeringat dan mondar-mandir panik. "Tidak..." -Karma. Koro-sensei terhenti dan langsung teringat sesuatu "Ah, iya!. Kau bersin pasti ada sebabnya bukan. Apa kau sakit atau ada yang sedang membicarakanmu?" Tanya Koro-sensei. Karma memutar matanya "Aku cukup yakin ada yang sedang membicarakanku" jawab Karma.

"A-ah, baiklah. Mari kita lanjutkan" ucap Koro-sensei. Dan para murid kembali ke kegiatan masing-masing, walaupun pikiran itu masih ada di benak mereka 'Karma-kun bersin dengan sangat imut!'.

.

.

.


Karma berjalan menuju rumahnya lebih lambat dari biasanya. Sakit kepalanya semakin menjadi-jadi. Karma beberapa kali memijat pelipisnya untuk meringankan rasa sakit. Berjalan kerumah pun terasa seperti bertahun-tahun.

Sesampainya dirumah, Karma masuk ke kamarnya dan melempar tasnya sembarangan. Langsung merebahkan diri di tempat tidur. 'Ughh... sepertinya ini bertambah buruk'

.

.

.

Saat makan malam

Mereka makan dengan tenang seperti biasanya. Namun Karma makan lebih lambat, tidak seperti biasanya. Gakushuu fokus pada makanannya dan tidak melirik Karma sedikitpun. Gakuhou menyadari sedikit perubahan pada Karma, namun menepisnya dan berpikir Karma mungkin hanya sedang bertengkar dengan Gakushuu lagi.

.

.

.

Malam itu, Gakushuu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Namun kebetulan Karma baru saja keluar dari kamar. Saat Gakushuu berjalan lebih dekat lagi, dia memperhatikan bahwa kulit Karma pucat dan matanya terlihat lelah. Gakushuu berpikir untuk mengabaikannya seolah tidak ada apa-apa. Namun tidak seperti itu.

Tiba-tiba saja Karma terhuyung dan tubuhnya jatuh ke depan, Gakushuu dengan sigap langsung menangkap tubuh Karma yang terjatuh didepannya "Karma!" Gakushuu terkejut dengan panas tubuhnya "Kau demam! kenapa kau tidak bilang" Gakushuu menggerutu. "Ughh...diamlah..." Karma protes saat kepalanya terasa semakin menyakitkan. "Ayo, kembali ke kamarmu" Gakushuu membantu Karma ke kamarnya dan membaringkannya. "Sejak kapan?" tanya Gakushuu menahan kekesalannya. "Kemarin, sepertinya" gumam Karma. Gakushuu menautkan alisnya "Kenapa kau tidak bilang?!" Gakushuu berkata dengan marah. Karma menatapnya "Kenapa aku harus memberitahumu?. Lagipula aku hanya sedikit pusing" Katanya. Gakushuu menggertakkan giginya "Hanya sedikit pusing bagaimana, barusan kau hampir pingsan. Dan jelas-jelas kau itu demam, tubuhmu sangat panas" Gakushuu semakin kesal dengan sikap adiknya.

"Terserahlah. Sekarang keluar dari sini" Kata Karma saat membalikkan badannya. "Ya, aku akan keluar dan memberitahu Ayah" Gakushuu langsung keluar dari kamar Karma dan pergi ke ruangan Ayahnya. "Tch! kenapa harus bilang-bilang sih." gumam Karma


Setelah Gakushuu memberitahu kondisi Karma pada Ayahnya, Gakuhou memanggil dokter pribadi mereka. Dokter itu memeriksa Karma dan bilang bahwa itu hanya demam biasa, tapi suhu tubuhnya sangat tinggi, mungkin itu karena Karma tidak mengobatinya sejak awal. "Saya sudah meminumkannya obat, dan memberinya kompres. Dia akan sembuh dalam beberapa hari." "Saya meninggalkan obat di meja, pastikan dia meminumnya dengan rutin." kata Dokter itu pada Gakuhou. "Saya mengerti, terima kasih." jawab Gakuhou. "Tidak masalah, sudah menjadi tugas saya untuk melayani keluarga Anda. Kalau begitu saya permisi, tuan-tuan." Dokter itu membungkuk dengan hormat pada Gakuhou dan Gakushuu "Tentu saja. Biar saya antar sampai depan".

Gakushuu berbalik dan berjalan ke kamar Karma. Karma terlelap di tempat tidurnya. Selimut menutupi tubuhnya hingga ke dagu, dan ada kompres di dahinya. Gakushuu duduk di kursi sebelah tempat tidur. 'Dasar merepotkan. Berlagak sok kuat dan pada akhirnya seperti ini.'

Lalu tiba-tiba Ayahnya masuk. "Dia pasti akan sembuh dalam beberapa hari seperti kata dokter." kata Gakuhou sambil berjalan mendekat. "Aku tahu" gumam Gakushuu. "Lagipula aku tidak mengkhawatirkannya, terserah, aku tidak peduli dia mau sembuh kapan. Tapi aku juga berharap dia akan sembuh dengan cepat karena dia akan sangat merepotkan." lanjutnya. Gakuhou tersenyum kecil pada sikap anak sulungnya. "Aku ingin membicarakan beberapa hal denganmu." kata Gakuhou sambil memberi isyarat untuk keluar dari kamar. Gakushuu mengikutinya hingga ke ruang tengah.

"Aku perhatikan, akhir-akhir ini kau dan Karma tidak bicara satu sama lain. Aku tahu kalian berdua tidak pernah akur. Tapi tentu saja itu tidak bisa dibiarkan. Kalian berdua saling membenci, dan aku khawatir jika kebencian diantara kalian makin besar, kalian akan mulai saling membunuh." Gakuhou terkekeh mengingat bahwa Karma dilatih menjadi assassin, dan jika dia benar-benar mencoba membunuh saudaranya, pasti Gakushuu akan melawan dan balas membunuh. "Hanya pertengkaran kecil. Terserah jika dia tidak bicara padaku." Gakushuu memasang ekspresi bosan diwajahnya. Gakuhou menyipitkan matanya pada nada bicara Gakushuu yang kurang yakin. "Kau menyembunyikan sesuatu" Gakuhou menyatakan.

Gakushuu tahu dia tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi. Dan memilih untuk memberitahunya yang sebenarnya daripada membuat sang Ayah marah "Aku marah padanya, jadi aku membentaknya" kata Gakushuu "Karena?" Gakuhou menunggu. Gakushuu menarik nafas sebelum membuka mulutnya "Dia menyelinap keluar dari rumah malam hari, dan pulang sangat terlambat." kata Gakushuu. "Dan mengapa aku tidak mengetahuinya?" Gakuhou berkata dengan dingin. "Dengar. Maaf karena tidak memberitahumu di tempat pertama. Dan, akhir-akhir ini mood ku tidak bagus, jadi aku menunggu waktu untuk memberitahumu saat mood ku kembali seperti normal untuk menerima omelanmu" "Seperti sekarang." Gakuhou menenangkan dirinya. Ada keheningan diantara mereka.

"Aku tidak akan menghakimimu soal itu. Mungkin memang itu bukan sepenuhnya salahmu." kata Gakuhou. 'Tidak sedikitpun. itu sama sekali bukan salahku." batin Gakushuu. "Aku sendiri yang akan bicara padanya soal ini." "Tapi. Aku juga ingin kau mengawasinya, sebagai saudara. Dan saat aku tidak ada dirumah kuharap kau merawatnya dengan baik." Gakushuu terlihat sedang mempertimbangkan sesuatu. "Karma mungkin tidak setuju. Dengan pola pikirnya dia pasti akan berpikir bahwa aku menganggapnya lemah ataupun tidak cukup bertanggung jawab jika aku mengawasinya. Yah, soal yang tidak bertanggung jawab memang sangatlah benar." kata Gakushuu. "Aku akan membujuknya." jawab Gakuhou dengan tenang "Dan, dia tidak pernah menyukaiku, kau tahu itu kan. Dia pasti akan semakin menggangguku." Gakushuu berkata lagi.

"Gakushuu-kun" nada bicaranya serius "Kau peduli padanya bukan?" lanjutnya. Gakushuu menatap kebawah, bingung. 'Apa aku memang peduli padanya? apa aku benar-benar menganggapnya sebagai adik?' Gakushuu sangat bingung. "Bagaimanapun dia adalah adikmu. Aku tahu didalam kau sangat peduli padanya. Memang, kau tidak menunjukkannya secara langsung." Gakushuu tidak tahu harus berkata apa. "Aku ingin kau bisa melindunginya di saat-saat dia sangat rentan, seperti sekarang. Aku tidak akan benar-benar memaksamu. Tapi setidaknya lakukanlah demi Ibumu." Gakushuu membuka mulutnya, namun menutupnya lagi. "Sepertinya kami tidak akan pernah cocok." hanya itu yang keluar dari mulutnya. Gakuhou menghela nafas dan bangkit dari duduknya. Tanpa berkata apa-apa lagi dia pergi. Gakushuu mengusap wajahnya 'Aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana...'


Ta-da!

Fiuh, sepertinya bab ini lebih panjang dari biasanya, ya?

Btw, kurasa di bab ini Gakuhou sangat OOC, ehe!

Beri saran ya, para readers

Maafkan jika ada kesalahan dalam kata-kata ataupun yang lainnya.

Komentar dan kritik selalu saya terima

Sampai bertemu lagi di bab selanjutnya

Ja mata'ne~