Yohooo

Hai minna'san

saya kembali!

Tahukah kalian? saya sangat bersemangat saat menulis ini!!!!! Gooo Gakushuu-Karma

Selamat membaca~


Pagi hari

Karma membuka matanya dan disambut dengan cahaya terang. Sedikit menyipitkan matanya untuk menyesuaikan. Karma mencoba untuk duduk tapi kepalanya berdenyut dengan menyakitkan. Karma langsung membawa satu tangan ke kepalanya. Lalu dia ingat apa yang terjadi semalam. 'Ah...benar juga' Karma menghela nafas dan kembali berbaring dengan posisi yang lebih nyaman. 'Jadi sekarang aku sakit ya? itu artinya Ayah juga sudah tahu'

Lalu dia tersadar 'Jika aku tidak berangkat, dan tidak memberi kabar. Sensei pasti akan mencari tahu, itu bisa gawat jika dia datang kerumah dan mendapati rumahnya kosong.' Mata Karma mencari-cari ponselnya. 'Ah, itu dia' Karma bangun dari tempat tidur perlahan agar. Menjadikan dinding sebagai pegangan, lalu mengambil ponselnya yang ada di meja. Karma cepat-cepat mengirimkan pesan pada Nagisa dan bilang padanya bahwa, Karma sedang tidak dalam suasana hati yang bagus untuk ke sekolah dan memutuskan untuk membolos.

Dan tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka. Karma menoleh dan melihat Gakushuu sedang berjalan kearahnya, dia sudah memakai seragamnya dengan rapi. "Apa yang kau lakukan. Kembali ke tempat tidur." kata Gakushuu dengan nada seperti biasa. "Aku tidak ingin diperintah olehmu" Karma memberinya tatapan bosan "Aku akan berangkat. Ayah juga sudah pergi. Jangan membuat pelayan terlalu repot, jika mereka memberimu obat, minum. Jika mereka bilang kau perlu istirahat, maka istirahat." Gakushuu berkata dengan tegas. Karma menatapnya dengan tatapan dingin "Apa? kau mau bersikap sok peduli? menjijikkan, aku tidak perlu seseorang untuk berpura-pura peduli padaku." Karma berkata "Aku tidak punya waktu untuk ini. Jika kau tidak ingin merepotkan kami, maka ikuti saja." kata Gakushuu yang sudah berbalik untuk pergi "Jika kalian repot, maka tidak usah mengurusiku. Aku juga tidak memintanya. Kalian yang memutuskan sendiri" langkah Gakushuu terhenti sejenak "Sudahlah. Aku akan terlambat" Gakushuu berjalan pergi. 'Tch, kalau kalian tidak ingin repot ya tidak usah!. Tinggal bersama Akabane-san lebih nyaman'


Kelas 3-A

Gakushuu tidak fokus saat teman-temannya sedang berbicara. Dia terpikir dengan apa yang dikatakan Ayahnya semalam. "Kau peduli padanya bukan?" Gakushuu ingin membantahnya, dia sama sekali tidak peduli pada si rambut merah itu. Sejak awal kami adalah rival yang selalu saling mengejek. Gakushuu berpikir, bagaimana jadinya jika Karma tidak di Kunugigaoka, apakah keadaannya akan berbeda dengan sekarang?

"Asano-kun" panggil salah satu temannya, menyadarkannya dari lamunan. "Ada apa? kau melamun sejak tadi." Sakakibara bertanya. "Tidak. hanya beberapa hal di pikiran." Gakushuu menjawab.


Dengan Karma

'Aku memang akan senang jika membolos, tapi aku tidak suka demam. Pusing, mual, lemas dan jika lidahku menyentuh makanan, itu akan terasa tidak enak!' 'Tch. Apa yang bisa kulakukan sekarang? Ternyata tidur itu bisa membosankan juga ya.'

Karma bergeser ke tepi tempat tidur, kakinya menggantung. Karma menatap sekeliling 'Hah... sekarang aku sangat bingung. Membunuh Koro-sensei pasti lebih menyenangkan' Karma turun dari tempat tidur dan sedikit terhuyung 'Sejak kapan kakiku jadi seperti jeli.'

Karma memutuskan untuk keluar dari kamar. Menuruni tangga dengan langkah hati-hati, lalu masuk ke dapur. 'Seharusnya ada susu stroberi di sini.' Karma mencari minuman favoritnya di kulkas, yang akhirnya mendapatkannya. 'Bagus, sekarang apa lagi, ya...' Karma memutuskan untuk mengambil beberapa buku di perpustakaan kecil dirumah. Setelah mengambil empat buku yang berbeda, Karma kembali ke kamarnya. Menaiki tangga pelan-pelan. Namun tiba-tiba pusingnya kembali datang, membuat kakinya yang sedang menaiki anak tangga tergelincir. Dia akan jatuh jika tidak ada yang menangkapnya tepat waktu.

"Tuan muda!" pelayan yang menangkapnya berkata dengan panik. Bagaimana tidak? Karma nyaris saja jatuh dari tangga, dan Karma sudah setengah jalan. Itu bisa fatal bagi kepalanya. "Apa yang tuan muda lakukan?" pelayan itu berusaha tenang "Ah, terimakasih untuk barusan. Dan, tolong bawakan ini ke kamarku" kata Karma menyerahkan buku-buku di tangannya. "Tentu, tuan muda." pelayan itu membawa bukunya ke kamar Karma. Sesampainya disana Karma duduk di tepi tempat tidurnya. "Tuan muda, jika anda membutuhkan sesuatu. Tuan muda bisa memanggil saya." "Dan tadi itu sangat berbahaya. Tuan bisa marah jika terjadi sesuatu pada tuan muda." kata pelayan itu. "Hmm, yang tadi memang nyaris saja. Tapi aku baik-baik saja, aku akan lebih berhati-hati." kata Karma yang lalu meraih buku yang dibawanya dari perpustakaan. "Baiklah. Apa ada lagi yang dibutuhkan, tuan muda?" pelayan itu bertanya "Mmm... tidak." "Baiklah kalau begitu. Saya permisi." pelayan itu pergi meninggalkan Karma yang sedang sibuk membaca buku.

Sore hari

Gakushuu kembali dari sekolah. Menyuruh salah seorang pelayan untuk menaruh tasnya, dan langsung pergi ke kamar adiknya.

Mengetuk pintu

Mendapat jawaban 'masuk' Gakushuu pun langsung membuka pintunya. Karma sedang membaca buku sambil bersandar di tempat tidur. "Bagaimana keadaanmu?" tanya Gakushuu "Lebih baik. Sepertinya panasnya turun, namun hanya sedikit." Karma menjawab, tidak memalingkan pandangannya dari buku. Gakushuu mengangguk mengerti "Dan kau beristirahat dengan cukup 'kan?" Gakushuu bertanya dengan serius. "Siang tadi aku tersadar bahwa tidur bisa membosankan, jadi aku membaca beberapa buku dengan minum susu stroberi." Karma menjawab jujur. Ekspresi Gakushuu sedikit jengkel "Kau ingin cepat sembuh kan. Seharusnya kau istirahat, bukan malah minum minuman dingin."

Karma meletakan bukunya diatas meja dan menatap Gakushuu. "Terserahlah." "Dan, besok aku akan masuk." kata Karma. Baik, Gakushuu sangat kesal sekarang "Tidak, Karma. Kau masih sakit, kau tidak bisa pergi ke sekolah" Gakushuu berkata menahan emosinya. "Aku bisa, dan aku akan. Ini hanya demam, aku bisa mengatasinya" Karma berkata dengan yakin "Tidak, tidak, tidak. Jangan keras kepala, Ayah juga tidak akan setuju jika mendengarnya. Dan jangan berani-berani untuk keluar diam-diam." Gakushuu menatap tajam pada Karma. "Tch, aku harus berangkat. Jika tidak, teman-teman sekelasku akan curiga" Gakushuu memandang Karma dengan bingung "Curiga? kenapa? mereka tidak tahu kau sakit?"

"Tentu saja tidak, jelas aku tidak memberitahu mereka. Apa kau ingin mereka datang kemari?" Karma berkata seakan-akan hal itu sudah sangat jelas. "Tapi dokter bilang kau perlu istirahat dengan cukup." "Aku bisa-" Gakushuu memotongnya "Apa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba kau pingsan lagi? jika itu terjadi pasti mereka akan mengantarmu pulang, kau bilang tidak ingin mereka tahu kan?" "Aku tetap akan masuk." Mereka menatap selama beberapa detik "Tch, dasar keras kepala" Gakushuu keluar dari kamar.


Gakushuu berjalan menuju kamar Karma dengan membawa nampan di tangannya.

Mengetuk beberapa kali. Tidak mendapat jawaban jadi dia langsung masuk. Tidak tidak, Karma tidak kabur lagi. Dia sedang tidur dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Gakushuu menyalakan lampu dan menaruh nampan di meja.

Mengguncang tubuh Karma sedikit untuk membangunkannya "Karma. Hei, bangunlah." katanya pelan, lalu membuka selimut yang menutupi setengah wajahnya. Gakushuu berkedip melihat wajah tidur Karma yang... menggemaskan. Karma sedikit bergerak. Gakushuu memperhatikan saat Karma perlahan-lahan membuka matanya dan bertemu iris violetnya. Matanya sedikit menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"Kau belum makan malam." Gakushuu memecah keheningan. Karma menghela nafas dan duduk. Gakushuu memberikan nampan yang tadi dibawanya "Habiskan."

Karma memasukan satu sendok sup kedalam mulutnya. Lagi. Lagi. Sampai Karma tiba-tiba berhenti dari kegiatan makannya Gakushuu menatapnya heran dan bertanya "Ada apa? makanlah." Karma menatap Gakushuu dengan alis sedikit berkerut "Kau tahu kan kalau orang sakit makan sesuatu rasanya hambar atau pahit. Dan aku sama sekali tidak ada nafsu makan saat ini." kata Karma. "Tapi jika kau tidak makan dengan cukup, kau tidak akan sembuh-sembuh." Karma menatap mangkuknya "Aku sudah makan beberapa sendok, itu cukup." katanya, menatap kosong pada Gakushuu. Gakushuu memutar matanya "Kau hanya makan tiga sendok. Itu sama sekali tidak cukup"

Gakushuu duduk di kursi sebelah tempat tidur dan meraih mangkuk berisi sup. Mengambil sesendok sup dan menyodorkannya ke mulut Karma. "Buka mulutmu" kata Gakushuu meskipun dia sedikit memalingkan wajahnya "Bukannya aku peduli padamu! seperti yang kubilang waktu itu, jika kau tidak cepat sembuh kau akan semakin merepotkan...!" wajah Gaksuhuu sedikit merah (Ara-ara~ tsun tsun Gakushuu~ #dipukul Gakushuu)

Karma berkedip "Tidak, bukan itu masalahnya. Tapi bukankah sudah kubilang aku tidak ingin makan lagi." Gakushuu menatap tajam Karma "Kau harus makan." Gakushuu berkata dengan dingin "Aku tidak mau!" Karma membalas. "Apa kau benar-benar ingin aku memasukkan ini dengan paksa ke mulutmu" Gakushuu menggeram "Coba saja." Karma berkata dan Gakushuu melakukan hal yang tidak dia harapkan. Gakushuu menaruh mangkuknya di meja dan meraih wajah Karma dengan tangan kirinya, mencoba memasukkan sendok kedalam mulut Karma. Karma menarik-narik tangan Gakushuu agar melepaskannya. "H-hei! lepaskan!" Gakushuu sedikit menyeringai dan melepaskan tangannya "Kau yang memintanya." Karma berdecih "Dengar, kenapa tidak kau tinggalkan saja makanannya disini dan kau keluar." Karma menatap Gakushuu dengan kesal.

"Seolah kau akan memakannya." Gakushuu mencibir "Kau itu suka sekali mengatur-atur ya." "Berisik, cepat habiskan ini. Kau bahkan tidak memakan setengahnya." "Perutku berkata tidak membutuhkan makanan untuk dimasukan lagi. Atau jika kau mau aku mengeluarkannya lagi" Gakushuu sekali lagi memutar matanya "Hanya segini. Itu tidak akan membuatmu muntah." Karma hendak protes lagi namun Gakushuu menghentikannya "Kau ingin masuk besok kan?" Karma terdiam "Makanlah" Karma mengalah dan menurut untuk makan, dengan Gakushuu yang menyuapinya "Kenapa kau malah menyuapiku. Aku bisa makan sendiri" Karma menggerutu "Heh, dan sejak tadi merengek tidak mau makan seperti anak kecil." Gakushuu mengejek, membuat Karma cemberut "Yah yah, mungkin tidak masalah. Karena sekarang, Gakushuu siap untuk melayani tuan Karma." kata Karma dengan sombong. "Banyak omong. Lain kali makananmu akan kuberi racun." Gakushuu memasang tampang jengkel walaupun sebenarnya tidak terlalu terganggu dengan perkataan Karma.

.

.

Karma tertidur. Tidak lama setelah dia menghabiskan makan malamnya. Gakushuu mengangkat selimut hingga kebawah dagu. Gakushuu menatap wajah adiknya beberapa saat 'Sepertinya aku memang peduli. Betapa menyedihkan diriku, termakan oleh kata-kataku sendiri.' pikir Gakushuu, yang tidak akan pernah ia katakan secara langsung. Setidaknya tidak dalam waktu dekat. Gakushuu tersenyum kecil dan mengambil nampan. Lalu mematikan lampu sebelum keluar dari kamar.


Keesokan harinya

Karma pergi ke sekolah seperti katanya kemarin. Walaupun dia sudah lebih baik, namun demamnya masih ada.

.

.

.

Kelas E

"Karma-kun, jangan tiba-tiba membolos seperti itu. Aku pikir kau kenapa-napa" Nagisa mengeluh. Karma hanya tersenyum seperti biasa "Maaf, maaf, tidak bermaksud seperti itu. Tiba-tiba saja aku malas berangkat." Nagisa yang mendengar jawaban dari sahabatnya percaya dan tidak terlalu mempermasalahkannya lagi. "Baiklah, aku tidak sabar untuk pembunuhan hari ini. Iya kan, Koro-sensei?" Karma berkata pada gurunya. Koro-sensei menoleh padanya dan menjawab "Tentu saja! sensei juga sudah tidak sabar melihat sejauh apa kalian berkembang! nurufufufufu~"


Saat Gakushuu berjalan di lorong. Dari jendela dia melihat sekilas warna merah dari sudut matanya, berhenti dan melihat keluar, ada Karma dan temannya yang berambut biru, sedang mengobrol dan tertawa. Entah kenapa Gakushuu tidak suka melihatnya 'Ada apa denganku?' Gakushuu sendiri juga bingung kenapa ia merasa kesal. Gakushuu mengerutkan alisnya dan berjalan lagi.

.

.

.

2 hari kemudian, Karma sudah benar-benar sembuh. Dan Gakushuu...senang. Tidak, tentu saja dia tidak menunjukkannya secara langsung, tapi sebenarnya dia sangat lega Karma sembuh. (wait what? Gakushuu semakin OOC, tapi semakin protektif juga...)


The end

uso desu yo

Bab ini selesai, mungkin terlalu melenceng dari karakter aslinya ya. Tapi ga masalah lah, ini fanfic saya. Jadi saya bebas mengutarakan imajinasi saya:)

sampai jumpa di bab selanjutnya

Ja mata'ne~