Hai minna'san!
Saya kembali
Why am i write this?
Jujur saya bingung mau mendapatkan ide darimana, saya tidak menemukan ffn Gakushuu-Karma yang belum saya baca. Dan karakter Gakushuu semakin OOC! aarghh saya tidak tahu harus bagaimana lagi.
Yah, saya harus berhenti mengeluh
Selamat membaca!
Karma sedang menyiapkan makanan di dapur untuk teman-temannya nanti. Sekarang pukul 18.49
Karma menaruh beberapa camilan dan kue di ruang tengah. Lalu melepaskan apron yang dipakainya dan naik ke kamarnya untuk mendandani dirinya sendiri.
.
.
.
.
.
Nagisa dan yang lainnnya sedang berdiri didepan sebuah gerbang rumah. Semuanya hanya terdiam disana.
"Hei, Nagisa. Kau yakin ini tempatnya?" Maehara bertanya dengan tidak yakin. Nagisa sweatdrop sambil menatap ponselnya "Eh...jika sesuai dengan yang diberitahu Karma, ya. Ini tempatnya." "Oh! jangan-jangan dia membohongi kita!" Terasaka ikut melihat kearah ponsel yang dipegang Nagisa.
"Uh, Karma-kun tidak akan melakukan itu." Kanzaki membela. "Tapi, rumahnya sangat besar! dan aku dengar Karma tidak bersama orang tuannya."
"Hei, ayolah. Kita masuk saja, apa kita akan tetap berdiri disini? Lagipula aku juga tidak terlalu terkejut jika orang tuanya adalah orang kaya" Nakamura menyilangkan tangannya dengan satu alis yang terangkat. "Nah itu benar. Baiklah, Nagisa. Tekan belnya" kata Sugino "Eeh?! kenapa aku?" Nagisa menatapnya
"Huh, ayolah tekan saja." Sugino mendesak "Yasudah, biar aku saja." Nakamura langsun menekan belnya dengan percaya diri. Belum ada yang datang.
Sugino berdehem dengan gugup "Mungkin kita memang salah rumah?" Sugino memandang yang lainnya. "Oh! ada yang datang." Fuwa menunjuk pada bayangan seseorang yang semakin mendekat. Dan akhirnya terlihat, itu Karma.
Karma membukakan gerbangnya "Yo, aku pikir kalian tersesat. Masuklah." yang lainnya menatapnya. "Syukurlah kami tidak salah rumah." Maehara berkata dan masuk, diikuti dengan yang lainnya. Karma tertawa kecil mendengarnya.
Saat mereka dibawa masuk kedalam. Rahang mereka jatuh karena takjub. "Whoah, rumah Karma-kun sangat besar dan mewah ya." Ritsu menyuarakan hal yang ada dipikiran mereka semua. Mereka masuk hingga sampai ke ruang tengah. "Aku akan mengambilkan minum." Karma pergi ke dapur meninggalkan mereka yang masih terkagum-kagum. (Kalian bisa membayangkannya sendiri)
"Silahkan. Aku tidak akan menambahkan Wasabi kedalam minuman kok." Karma memasang senyumnya dan menaruh nampan berisi minuman di meja. Mereka sweatdrop mendengarnya.
"Karma-kun, apa kau tinggal sendirian disini?" Kataoka bertanya dan dijawab dengan anggukan "Iya. orang tuaku hanya akan pulang sesekali." jawabnya. "Dimana orang tuamu?" tanya Isogai. "Mereka berkeliling dunia. Tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya." "Waah, kau tinggal sendirian di rumah sebesar ini?! apa tidak pelayan atau apa?" Sugino bertanya "Tidak, tidak ada siapa-siapa selain aku. Orang tuaku memang menawarkan, tapi aku bilang tidak perlu." Karma menjawab
"Tapi, apakah tidak apa-apa? Karma-kun sendirian, dan lagi rumah ini sangat besar dan sudah jelas banyak barang berharga didalamnya. Bagaimana jika ada pencuri atau semacamnya?" Kayano mengerutkan keningnya. "Mereka harus berpikir lima kali sebelum memasuki rumah ini." Karma menjawab dengan seringainya. "A-ah...betul juga." Nagisa dan yang lainnya sweatdrop.
"Karma-kun, apa kepalamu baik-baik saja?" Isogai bertanya dengan khawatir. Isogai bertanya begitu Karena dia melihat luka di dahi Karma. Karma hampir lupa dengan lukanya, lalu menyentuh dahinya "Ah, ini. Tidak apa-apa kok, hanya sedikit tergores." Jawab Karma sambil tersenyum. "Kau berkelahi lagi?" tanya Sugino. "Tadi sore saat pulang sekolah. Ada beberapa anak yang menggangguku." Karma menjelaskan. "Walaupun kau membela diri, lebih baik jika kau menghindari hal seperti itu." kata Maehara. "Iya, iya. Aku mengerti" Karma mengangkat tangannya di udara.
"Hm, ngomong-ngomong apa semuanya sudah ada disini?" Karma bertanya. "Iya, semuanya ada."
Isogai, Okajima, Okano, Okuda, Kataoka, Kayano, Kanzaki, Kimura, Kurahashi, Nagisa, Sugaya, Sugino, Takebayashi, Chiba, Terasaka, Nakamura, Hazama, Hayami, Hara, Fuwa, Maehara, Mimura, Muramatsu, Yada, Yoshida, Ritsu, dan Itona.
"Okajima-kun. Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Karma saat melihat Okajima terlihat sedang mencari sesuatu. "Hmm...aku sedang mencari..." Kataoka menyadari apa yang dilakukan Okajima, matanya berkedut kesal "Karma-kun tidak akan menyimpan barang seperti itu! dia bukan seseorang yang mesum sepertimu!". Yap, kalian bisa tebak barang apa yang dimaksud Kataoka. Yang lainnya menertawakan Okajima.
"Baiklah, kita akan mulai membuat rencananya?" tanya Karma. "Ah! aku sampai lupa apa tujuan kita kemari." Maehara tertawa.
Nakamura menyenggol Karma dengan sengaja saat dia duduk di sofa. "Apa yang kau inginkan?" Karma bertanya atas sikapnya. "Karena kita sudah selesai membuat rencananya, dan kita juga sudah selesai belajar-" Karma memotong ucapannya "Oh, yang ingin kau katakan adalah. Ingin mencoba koleksi Wasabi ku, kan?" Karma berkata dengan senyum polosnya. Nakamura cemberut dan memukulnya ringan "Bukan itu. Aku ingin melakukan sesuatu, seperti menonton film. Yang lain pasti juga setuju, benar kan?" Nakamura menatap yang lainnya. Dan dijawab dengan anggukan setuju "Itu pasti akan menyenangkan." Kayano tersenyum.
"Jadi, tuan rumah. Tolong hibur tamu-tamu ini" Nakamura menyeringai padanya. Karma memutar matanya "Ya, ya. Ambil tempat kalian dan duduk dengan tenang." Karma berdiri dari duduknya "Siapkan mental kalian. Karena kita akan menonton film horror..." Karma memberi senyum iblisnya. Membuat yang lainnya sedikit ragu untuk menonton. Dan, mereka mulai menonton.
.
.
.
.
.
.
Mereka selesai menonton film, dan beberapa terlihat ketakutan dan berkeringat dingin. "Oi, Karma! kau sengaja membuat kami takut ya?!" Terasaka berteriak padanya. Karma hanya tersenyum seperti biasa dan mengangkat bahunya "Bukannya aku sudah bilang sebelum kita menonton. Kita akan menonton film horror." Terasaka mengepalkan tangannya.
"Huh...tadi itu memang sangat menegangkan. Dan semua gadis berteriak! itu yang membuatku kaget! beberapa bahkan berteriak di telingaku" kata Maehara. Para gadis memerah karena malu atas perilaku mereka. "Karma-kun memang seperti itu." kata Nagisa.
"Ya ampun. Biarlah, lagipula dia yang nantinya akan ketakutan." Nakamura menyeringai "Karena dia akan tidur sendiri. Benar kan, Karma-kun~?" Nakamura cekikikan. Karma mengangkat alisnya "Asal kau tahu saja. Aku tidak takut dengan yang seperti itu."
Karma menyilangkan tangannya. "Yang akan ketakutan itu kalian. Kalian pulang sendiri-sendiri kerumah kan?" Karma menyeringai. Dan kini malah teman-temannya yang sweatdrop.
"Jadi? hari ini sudah selesai?" Karma mengangkat alisnya. "Ayo kita bermain sebentar." Maehara mengajak. "Ah, dan untuk yang perempuan. Terserah kalian mau apa." para gadis menyipitkan matanya.
"Hm? memangnya mau main apa?" Karma bertanya. "Kau pasti punya VR kan? tipe sepertimu yang sangat suka game, dan orang tuamu yang kaya. Hanya VR pasti kau jelas punya." Sugino ikut merangkul Karma "Nah, Maehara benar. Ayolah." Karma menghela nafas, dan akhirnya setuju pada mereka.
"Hei, Nagisa. Ayo, kau juga ikut. Jangan pacaran terus." kata Sugino pada Nagisa yang sedang mengobrol dengan Kayano. Nagisa dan Kayano memerah "Siapa yang pacaran!?" Kayano berteriak malu. Sugino terkekeh pada reaksinya.
"Karma-kun, kami pamit dulu. Sampai jumpa besok disekolah." Nagisa tersenyum.
"Jaa, sampai jumpa besok~" Nakamura melambaikan tangannya saat keluar. "Jaga diri baik-baik." Sugino menepuk pundaknya dan berjalan menyusul yang lain "Dah! rencana tadi sangat bagus lho. Semoga kita berhasil" Maehara mengacungkan jempolnya. Karma membalas lambaian mereka dan tetap berdiri disana beberapa saat. Setelah teman-temannya semakin menjauh, Karma masuk dan mengunci gerbangnya.
Karma membereskan buku-bukunya yang telah ia gunakan untuk belajar tadi.
Sebagian besar piring kotor dan sebagainya sudah dicuci bersih sebelum mereka pulang. Karma masuk ke kamarnya dan merebahkan diri diatas kasurnya yang empuk. Melihat kearah jam yang menunjukkan pukul 21.29
Karma hampir terlelap saat tiba-tiba teringat sesuatu.
Karma duduk dan mengambil ponselnya. Lalu mengirimkan pesan pada Ayahnya
Karma: "Ayah, aku akan tidur disini saja karena sudah malam."
Hanya sekitar 4 menit kemudian, Karma mendapat balasan
Gakuhou: "Kami bisa menjemputmu, kau tahu. Apa kau yakin akan aman disana sendirian? bagaimana jika ada apa-apa. Aku bisa mengirim jemputan untukmu."
Karma: "Tidak perlu, Ayah. Aku akan baik-baik saja, sebelumnya kan aku juga sering disini sendirian, jadi tidak masalah."
Gakuhou: "Karma. Kau pulang saja, aku akan mengirim salah seorang pelayan untuk menjemput. Bersiap-siaplah dan kemasi barang-barangmu."
Karma mengerutkan keningnya dan membalas pesannya lagi
Karma: "Ayah, sudah kubilang tidak perlu."
sebelum Ayahnya bisa menjawab, Karma mengirim pesan lagi
Karma: "Baiklah, ini sudah malam, aku harus tidur. Selamat malam, Ayah."
Karma mematikan ponselnya. Karma tidak ingin pulang kerumahnya dulu. Setidaknya hanya satu malam.
Karma hendak kembali berbaring saat telepon rumahnya berdering. Karma menghela nafas dan turun kebawah.
Karma mengangkatnya "Moshi moshi. Kediaman Akabane disini." penelpon menjawab dengan cepat "Karma, kau sudah selesai belajar bersama kan? Nah, sekarang sudah malam. Kenapa kau tidak pulang saja?" Gakushuu berbicara. Karma tidak terlalu terkejut itu adalah Gakushuu.
Karma tidak habis pikir kenapa dia selalu mengganggunya, apalagi saat dia sedang bersenang-senang.
Karma menghela nafas sebelum bicara "Justru karena sudah malam, aku akan tidur disini." Karma dapat mendengar Gakushuu mendecakkan lidahnya "Jangan bercanda, tidak ada siapa-siapa disana selain kau bukan? apa yang akan kau lakukan jika ada pencuri yang masuk?" Karma mengangkat alisnya "Jika begitu, aku akan menendang pencuri itu keluar." Karma menjawab dengan enteng "Ayah menyuruhmu untuk pulang. Jadi pulanglah" kesal memenuhi suara Gakushuu. "Sudahlah, tidak perlu repot-repot mengirim seseorang untuk menjemputku. Seperti yang aku bilang aku akan tidur disini." "Ayah akan mengirim jemputan kesana" "Huh... Lagipula siapa yang akan membukakan pintu? Hoam... sudahlah, aku mengantuk. Oyasumi, Asano Gakushuu." Karma langsung menutupnya.
Karma tidak ingin membuang-buang waktunya untuk berdebat dengan Gakushuu. Jadi dia masuk ke kamarnya.
.
.
.
.
.
Ditempat lain
"Percuma saja. Dia pergi tidur. Tidak akan ada yang membukakan pintunya." Gakushuu berkata pada Ayahnya. Gakuhou menghela nafas "Kalau sudah begitu. Biarkan saja, dia pasti bisa menjaga diri." ucap Gakuhou. Gakushuu hanya mengangkat bahunya "Terserahlah. Dia memang selalu seperti itu" dengan itu dia pergi ke kamarnya.
.
.
.
.
.
"Hmm...jadi memang ada orang didalam." seseorang bergumam dalam kegelapan malam. Sambil memperhatikan saat lampu di lantai atas padam. "Heh, dari yang kudengar. Hanya ada bocah disana." orang itu menyeringai.
Oh tidak, rumah yang sedang diamati orang itu, tidak lain adalah rumah Akabane.
Yap, bab ini selesai
Jangan lupa berikan ulasan. Saya akan kembali sesegera mungkin.
Hee... kira-kira apa yang akan terjadi ya...
Mari kita tunggu saja.
Sampai jumpa di bab selanjutnya!
Ja mata'ne~!
