Hai gaess
I'm back
Apa kabar kalian semua...?
Yah, jadi gini
Aku nambahin OC karena ngerasa ada yang kurang:D
Tapi terserah kalian kok. Kalo kurang suka sama OC nya nanti aku ilangin. Ketik di review ya.
Silahkan yang mau baca, langsung scroll
Karma berbaring di tempat tidurnya.
Masih memikirkan perkataan wanita itu.
'Akemi Shiori..., dia bilang terakhir kali melihatku saat aku masih bayi?'
'Ini benar-benar aneh...'
Terdengar ketukan di pintu.
"Karma-sama, makan malam sudah siap dan Gakuhou-sama menunggu." terdengar suara teredam dari seorang pelayan.
Karma bangun dari tempat tidurnya.
"Baik, aku kesana sekarang."
.
.
.
.
.
Karma sudah selesai menghabiskan makan malamnya, begitu juga dengan yang lain.
"Ayah." Karma memanggil.
Gakuhou menatapnya sebagai tanggapan. Gakushuu terlihat tidak peduli tapi tetap mendengarkan.
"Apa Ayah tau Akemi Shiori?"
"Iya. Akemi Shiori desainer itu kan?" Gakuhou menjawab dengan mudah.
"Tidak, maksudku apakah Ayah kenal dengannya? seperti..., sudah kenal dengannya saat aku masih bayi?"
Gakuhou menghentikan pergerakannya dan terdiam. Lalu menatap Karma serius.
Yang ditatap memiliki tampang polos diwajahnya, menunggu jawaban.
"Apa kau bertemu dengannya?" Gakuhou bertanya.
"Ya..., aku bertemu dengannya saat perjalanan pulang. Apa dia memang kerabat jauh ibu?" Karma langsung bertanya lagi.
Gakushuu mengerutkan alisnya bingung.
Gakuhou menghela nafas.
"Apa saja yang dia katakan?" tanyanya.
"Dia bilang dia hanya ingin bertemu dan mengobrol dengan keponakannya...-aku keponakannya?"
Ayahnya menghela nafas.
"Ibumu memiliki adik laki-laki, dia menikah dengan Akemi Mito, dan Akemi Shiori adalah adiknya. Jadi iya, kau dan juga Gakushuu adalah keponakannya."
"Kenapa Ayah tidak pernah bilang?" Gakushuu merasa kesal, kenapa Ayahnya selalu menyembunyikan sesuatu.
"Yah, kalian tidak pernah benar-benar bertanya."
Karma dan Gakushuu sweatdrop mendengarnya.
"Oh iya, Ayah" "Akemi-san bilang dia ingin mengobrol lebih banyak dan akan menjemputku besok, apa tidak apa-apa?" Karma bertanya lagi.
Gakushuu menaikkan sebelah alisnya.
'Apa? huh, Ayah pasti tidak akan setuju.'
"Boleh saja."
'Eh?'
"Shiori adalah seorang yang ramah, dia juga menyukai anak-anak." Gakuhou menyetujuinya.
'Haaaaaah?!'
"Souka..., terima kasih." "Kalau begitu aku pergi ke kamarku dulu. Oyasumi" Karma berdiri dan pergi ke kamarnya.
Gakuhou juga bersiap untuk pergi.
"Ayah, kenapa Ayah membiarkannya?" tanya Gakushuu.
"Tenang saja. Karma pasti akan aman bersama Shiori." Ayahnya menjawab.
Gakushuu memutar matanya. Mengapa Ayahnya semudah itu membiarkan Karma dijemput oleh orang lain?
'Terserahlah'
.
Keesokan harinya di kelas E
"Jaa, minna'san, hari ini kita akan lebih banyak belajar di luar ruangan."
"Sensei, apakah kita akan latihan lagi?" Kayano bertanya sambil mengangkat tangannya.
"Maa~ kita akan melakukan latihan besok saja. Untuk hari ini kita akan menjelajah alam. Hari ini juga ada tata boga, kami sudah menyiapkan bahannya. Kita juga akan memasak di luar ruangan." Koro-sensei menjelaskan.
"Ano... kenapa kita melakukan semua kegiatan di luar ruangan, Koro-sensei?" Kurahashi bertanya.
"Yah, soalnya kelas ini akan sedikit diperbaiki dua hari kedepan. Jadi untuk sementara kita akan belajar di luar."
"KENAPA TIDAK LIBUR SAJA?!" Hampir semua murid protes.
"Tentu tidak bisa seperti itu, kita harus tetap melaksanakan pembelajaran."
"Kalau begitu mari langsung kita mulai saja." Koro-sensei menyuruh para muridnya berdiri dan menggiring mereka keluar dari gedung kelas E.
.
.
Skip kelas-kelas sebelumnya-
.
.
Tata boga
"Seperti biasa, Sensei membagi kalian masing-masing kelompok terdapat dua orang."
1. Sugino - Nagisa
2. Muramatsu - Yoshida
3. Karma - Fuwa
4. Isogai - Nakamura
5. Kataoka - Kanzaki
6. Kayano - Okuda
7. Kurahashi - Hayami
8. Chiba - Kimura
9. Terasaka - Mimura
10. Itona - Okano
11. Ritsu - Yada
12. Hara - Maehara
13. Sugaya - Okajima
14. Hazama - Takebayashi
"Dengar semuanya, kali ini kita akan membuat ramen. Kalian bebas untuk membuat ramen apa saja." Koro-sensei menunjuk ke bahan yang telah disiapkan di meja.
Murid-murid kelas E memikirkan apa yang akan mereka buat.
"Kalau begitu... mulai!"
Mereka mengambil bahan-bahan yang diperlukan.
"Karma-kun, kita akan membuat ramen apa?" Fuwa bertanya saat mereka memilih-milih bahannya.
"Hm..., Miso Ramen. Tidak masalah?"
"Un! mari kita buat Ramen yang paling enak!"
.
.
.
Koro-sensei berkeliling sambil mengawasi saat mereka sedang memasak.
"Apa yang sedang kalian buat?" Koro-sensei bertanya pada kelompok Isogai.
"Kami membuat Tonkotsu Ramen."
Koro-sensei membaui masakannya.
"Aromanya sangat lezat~"
Kelompok Karma
Karma sedang mencincang daging, sedangkan Fuwa menumis bawang putih dan jahe yang telah dicincang.
Karma menyeka keringat yang menetes di dahinya. Tentu saja memasak di terik matahari sangatlah panas.
.
.
.
Karma menaruh mie nya kedalam mangkuk lalu menyiramnya dengan kuah yang masih panas.
Fuwa menaruh toping diatasnya.
Mereka selesai membuatnya.
"Akhirnya!" Fuwa melakukan tos dengan Karma.
Kelompok yang lainnya juga kelihatannya sudah selesai.
Koro-sensei mendatangi setiap kelompok untuk mencicipi Ramen nya. Bitch-sensei juga tiba-tiba muncul dan ikut mencicipi.
Setelah Koro-sensei selesai mencicipi semua Ramen dari masing-masing kelompok, dia berdehem.
"Anak-anak... Ramen yang kalian buat sangat lezat! kemampuan memasak kalian semakin tinggi. Saking bahagianya, sensei ingin memakannya lagi!" Koro-sensei mengeluarkan air mata buaya.
"Bilang saja sensei ingin makanan gratis!"
"Yah... itu juga benar sih..." Koro-sensei bersiul.
"Kalian! Ramen kalian sangat enak! bagaimana kalian membuatnya?!" Bitch-sensei mengguncang bahu Karma dan Fuwa.
"Yah, sebagian besar itu dari Karma-kun, aku hanya mengikuti instruksinya." Fuwa menjawab sambil tersenyum, senang karena gurunya menyukai Ramen yang mereka buat.
"Tidak ada yang spesial. Aku hanya sudah terbiasa untuk memasak." Karma mengibaskan tangannya di udara.
"Ramen nya sangat enak lho, Karma-kun!" Fuwa memberi acungan jempol.
"Apa karena menurutmu masakannya lebih enak darimu?" Karasuma-sensei tiba-tiba saja muncul.
"APA KAU BILANG!?" Bitch-sensei memerah malu karena memang masakan Karma lebih enak sedangkan masakannya sendiri terasa sangat biasa saja. Dia malu karena kalah oleh seorang anak laki-laki 14 tahun dalam hal memasak. Harga dirinya seperti diinjak-injak.
Yang lain tertawa.
"Apa Karasuma-sensei juga mau mencobanya?" Karma menyodorkan mangkuk Ramen padanya.
Karasuma-sensei diam beberapa saat, lalu menerimanya.
Karma tersenyum saat dia menyeka keringatnya lagi. 'Panas sekali'
"Memangnya apa yang akan diperbaiki sih?" Kayano melihat ke arah gedung.
"Banyak yang perlu diperbaiki." tiba-tiba saja Koro-sensei muncul sambil meminum jus yang kelihatannya sangat segar.
"Gyaaa! Koro-sensei! mengagetkan saja!"
"Atapnya banyak yang bocor, kursi-kursinya juga banyak yang sudah rapuh, banyak yang perlu diganti." kata Koro-sensei.
"Kalau hanya seperti itu bisa kita saja yang mengerjakannya bukan?" kata Nakamura.
Koro-sensei menggelengkan kepalanya. "Tidak, Sensei tidak mau kalau sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Lagipula hanya dua hari."
"Percayalah, kalau kita yang melakukannya pasti akan selesai dalam satu hari." -Okano
Yang lain mengangguk setuju.
"Tidak tidak tidak." Koro-sensei menolak dengan tegas.
"Oh iya, kalian boleh pulang sekarang."
"Baiklah..." mereka mengambil tas masing-masing.
"Karma, ikut pulang bareng lagi?" Sugino bertanya pada Karma.
"Ah, sepertinya lain kali saja." Karma menjawab sambil menenteng tasnya dibelakang pundaknya.
"Souka. Kalau begitu sampai jumpa besok!"
"Jaa ne~"
Karma hampir sampai di gerbang sekolah saat dia melihat mobil yang (menunggunya) kacanya dibuka dan mengungkapkan Akemi Shiori yang tersenyum padanya.
Karma berjalan mendekat.
"Karma-kun, sekolahnya sudah selesai? Masuklah."
"Ternyata benar-benar datang ya..., yah tak apalah, Ayah juga memperbolehkan." Karma membuka pintu belakang lalu masuk.
"Jadi Gakuhou-san ingat aku?" Shiori bertanya.
"Iya."
Shiori menyalakan mesinnya dan menjalankan mobilnya.
"Jadi, kita akan kemana?" tanya Karma dari kusri belakang.
"Kau mau makan malam? sekalian mengobrol?" Shiori menawarkan.
"Tapi tidak akan terlalu malam kok!"
Karma mengangguk.
"Boleh saja."
"Ngomong-ngomong Karma-kun, apa kau tidak curiga padaku? bagaimana jika ternyata aku orang lain yang menyamar sebagai Akemi Shiori?" Shiori iseng-iseng bertanya.
Karma menyilangkan tangannya.
"Aku tidak merasakan adanya firasat buruk, dan firasatku biasanya akurat." Karma menjawab dengan simple.
Shiori tertawa kecil mendengar jawabannya.
"Baiklah, baiklah. Tadinya kupikir akan sulit untuk membujukmu."
"Aku percaya Akemi-san tidak akan melakukan apa-apa."
"Akemi-san terlalu formal. Kau bisa memanggilku Shiori-san."
Karma mengangkat bahunya
"Butuh waktu untuk membiasakannya."
"Baiklah..."
H
E
N
I
N
G
"Jadi, belajar apa saja hari ini?" Shiori memecah keheningan.
"Tidak ada yang spesial..., hari ini ada kelas tata boga."
"Apa yang kalian buat?"
"Ramen."
"Souka..."
hening lagi...
'Aku tidak menyangka akan se canggung ini.' Shiori sweatdrop.
Pukul 19.10
Gakushuu baru saja selesai makan malam dengan Ayahnya, dia sedang mengerjakan tugas sekolah.
'Apa Karma masih belum pulang?'
Gakushuu tidak habis pikir kenapa Ayahnya mengijinkan Karma pergi dengan orang lain begitu saja, dan kenapa Karma mau saja untuk ikut?!
Shiori dan Karma tiba-tiba sudah akrab begitu saja.
"Bagaimana hubunganmu dengan Gakushuu? apa kalian akur?" Shiori bertanya sambil menatap Karma yang sedang meminum Strawberry Smoothies nya.
Karma mendongak.
"Hm? Gakushuu? kami tidak terlalu sering mengobrol sebenarnya. Bagaimana ya. Banyak hal telah terjadi."
"Aku baru tahu Gakushuu adalah saudaraku beberapa bulan yang lalu. Sebelum aku tahu kalau kami memiliki hubungan darah, kami adalah saingan. Jadi saat kami tahu kebenarannya, kami sulit untuk akur."
"Souka... yah, sepertinya cukup sulit ya."
Shiori memperhatikan wajah Karma. Bulu matanya cukup lentik, bibirnya berwarna kemerahan, dan kulitnya yang pucat membuatnya semakin tampan dan manis.
Sebuah pertanyaan terlintas di kepalanya.
"Karma-kun, apa kau punya pacar?"
Karma menatapnya sebentar lalu kembali pada smoothie-nya.
"Tidak."
"Eh? kau serius? kau pernah punya pacar?" Shiori mengangkat alisnya, terkejut.
Karma menggeleng.
"Yokatta..." 'Karma-kun belum ternodai oleh hal-hal seperti itu. Dia masih suci!' batinnya sambil senyam-senyum sendiri.
"Ada apa?" Karma memiringkan kepalanya bingung.
"Tidak... tidak..."
Karma melihat ke jam yang ada di restoran itu.
"Ah, sudah jam segini. Aku sudah bilang pada Ayah untuk pulang sebelum jam 21.00"
Shiori ikut melihat jam yang menunjukkan pukul 20.29
"Benar. Kalau begitu mari kita pulang."
Gakushuu masih di kamarnya.
20.45
Gakushuu mengerutkan keningnya. Lalu dia mendengar suara mobil dari luar.
'Apa mungkin itu...?'
Gakushuu keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga. Dan benar saja, Karma sudah pulang... bersama Akemi Shiori. Ayahnya sudah ada disana.
"Kau sudah makan malam?." Gakuhou bertanya pada Karma, dan Karma mengangguk.
Mereka masuk. Karma meminta seorang pelayan untuk menaruh tasnya.
Mereka berempat duduk di ruang tamu. "Jadi ini Gakushuu? Dia sudah besar ya." Shiori tersenyum padanya. Gakushuu tidak menanggapi.
"Kenapa kau tiba-tiba muncul?" tanya Gakuhou langsung.
"Yahh..., aku sedang luang untuk beberapa hari kedepan. Sebenarnya sudah lama aku ingin berkunjung kemari." "Dan juga, Karma-kun sangat manis~ Kupikir dia akan sulit diajak bicara, tapi ternyata tidak." kata Shiori.
"Akemi-san ramah seperti yang Ayah bilang." senyum terukir di wajah Karma.
Gakushuu sedikit tidak suka mengetahui bahwa Wanita didepannya ini bisa cepat akrab dengan Karma.
"Bukankah sudah kubilang untuk memanggilku Shiori-san saja."
"Hai hai... Shiori-san."
"Gakuhou-san hebat ya. Seorang kepala sekolah dari Kunugigaoka."
"Kau juga. Padahal dulu kau masih sangat kecil, sekarang sudah menjadi desainer yang sukses." Mereka saling memuji.
Shiori menggaruk kepalanya malu-malu. Lalu berdiri.
"Sayangnya aku tidak bisa berlama-lama disini." Yang lain juga ikut berdiri. "Sampai jumpa lagi Gakuhou-san, Gakushuu-kun, Karma-kun." "Besok akan kubawakan susu stroberi untukmu."
"Benarkah?!" Karma tiba-tiba menjadi sangat bersemangat.
Shiori mengangguk dan menepuk rambutnya. 'Kawaii~'
Shiori menoleh pada Gakushuu. "Apa besok kau juga mau ikut?" Tanyanya pada Gakushuu, yang dijawab dengan gelengan kepala. "Maaf, tapi aku masih ada urusan OSIS."
"Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu."
Gakuhou dan Karma menonton di depan pintu saat Shiori masuk ke mobilnya.
Shiori sudah pergi.
Gakushuu menyilangkan tangannya dan wajahnya cemberut. Karma penasaran kenapa Gakushuu hanya diam saja disitu, dia menepuk pundaknya. "Doushitano?" tanyanya. Gakushuu menatapnya lalu menggeleng "Tidak ada apa-apa."
"Sudah malam. Kau tidak ingin tidur?" Karma bertanya. "Ya, kau benar." mereka berdua pergi ke kamar masing-masing.
.
.
.
.
Gakushuu berbaring di tempat tidurnya, tangannya di bawah kepalanya.
Dia sangat kesal, melihat keakraban Karma dengan Shiori-san. 'Menyebalkan sekali'
Gakushuu tidak menyadarinya, tapi jelas bahwa sekarang dia sedang cemburu karena perhatian adiknya tertuju pada Shiori-san.
HEY HEY!
Akhirnya selesai.
Waktu itu ada yang saranin buat sad ending. Tapi saya sendiri bingung bikinnya gimana, takutnya malah bukan sad ending tapi malah bikin greget.
T-T
Sekian curhat dari saya. Mohon reviewnya ya.
Sampai jumpa di bab selanjutnya.
Jaa mata'ne~
