Disclaimer :
Naruto © Masashi Kisimoto
High school DxD © Ichiei Ishibumi
Summary : Namikaze Naruto, Anak kecil berambut kuning berumur 10 tahun yang harus kehilangan keperjakaannya karena teman kakaknya yang datang ke rumahnya, ia berpikir semua itu hanya mimpi namun ternyata tidak, dan saat itu juga hidupnya benar-benar berubah drastis.
Nee-chan to Kaa-chan no Tomodachi
Pair : Naruto x Harem
Genre : Big Breast, Harem, Shotacon, School Uniform, Handjob, Blowjob, Breast Feeding, Incest, Solo Male, Milf, Bikini, Mastrubation, Paizuri,
Rate : M
Warning : Typo, OC, OOC, Multichap, R18+, alur berantakan, Not Like Don't Read!, ANAK DI BAWAH UMUR PERGILAH! DOSA BUKAN SALAH SAYA!
" Halo " berbicara
"Halo" batin
.
Chapter 4 : Party
.
Sabtu, 20 Agustus 20xx
Sekolah Dasar Konoha
12.00 PM
.
Di siang hari di sebuah sekolah dasar, tepatnya di sebuah kelas terdapat Naruto serta temannya yang tengah belajar dengan tenang, namun sebenarnya Naruto saat ini tengah melamun karena memikirkan kejadian kemarin saat bertemu dengan teman ibunya.
Dari kemarin setelah sampai di rumahnya, ibunya sempat memarahinya karena tidak pulang-pulang tapi Ibu temannya yaitu Venelana mengatakan bahwa ia bertemu dengannya dan mengajaknya mampir.
Dia beruntung karena Venelana berjanji tidak mengatakan kejadian tersebut kepada ibunya, selain itu sensasi saat melakukan itu dengan teman ibunya serta pelayannya masih terbayang di kepalanya.
Rasanya benar-benar berbeda saat melakukannya dengan Tsubaki dan Gabriel, mengingatnya membuat wajah Naruto merona serta membuat nafsunya bergejolak. Saking melamunnya, Naruto harus mengaduh kesakitan ketika merasakan rasa sakit di kepalanya karena sebuah pukulan dari benda tebal.
Naruto pun menoleh dan dia melihat seorang wanita berambut cokelat panjang dengan sweter hijau tengah menatap tajam dirinya, "Ha-Hasegawa-sensei."
"Apa yang kau lamunkan, Namikaze-kun? Kelas telah berakhir dan semuanya sudah pulang," tanya guru bernama Hasegawa tersebut membuat Naruto tersentak dan melihat sekitarnya di mana kelasnya telah sepi, "hah... Aku tidak percaya ini, kau kembali melamun setiap jam pelajaran, Namikaze-kun, sebenarnya apa yang kau lamunkan?" lanjut Hasegawa sambil melipat tangannya di bawah dadanya yang besar.
"B-Bukan apa-apa kok, Sensei," jawab Naruto sambil menggelengkan kepalanya namun mata Naruto teralih ke arah dada besar tersebut membuatnya meneguk ludahnya, namun Naruto langsung tersadar dan langsung menggelengkan kepalanya pelan sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
Sementara Hasegawa, dia menyadari pandangan Naruto tadi, dia melihat dadanya yang besar itu lalu mengalihkan pandangannya sambil merapikan bukunya. Ia juga bisa melihat tonjolan dari balik celana Naruto, melihat itu membuat Hasegawa merona tipis dan tersenyum misterius.
Saat selesai memasukkan barang-barangnya, Naruto pun menghadap ke arah Hasegawa lalu membungkukkan sedikit padannya, "K-Kalau begitu saya pamit dulu, S-Sensei," ucap Naruto pamit lalu pergi meninggalkan Hasegawa sendirian di kelas.
"Hmm... Ternyata muridku ini sudah menjadi pria dewasa ya," gumamnya lalu menjilati bawah bibirnya, "fufufu, tak akan aku maafkan kau berpikir mesum pada gurumu sendiri, Namikaze-kun."
.
.
Skip Time
.
.
Kediaman Namikaze
13.00 PM
.
Setelah satu jam perjalanan dari sekolah, akhirnya Naruto pun sampai di rumah, saat masuk ke dalam Naruto di kejutkan dengan banyaknya sepatu di teras rumahnya.
"Tadaima," ujar Naruto masuk ke ruang tamu dan dia melihat teman-teman kakaknya kembali berkumpul. "Ah! Okaeri, Naruto-kun!" sapa Naruko sambil melihat ke arahnya dari meja ruang tamu.
Mata biru Naruto teralih ketika melihat ada beberapa tas yang cukup tebal di kumpulkan di samping dinding, lalu matanya beralih ke arah Gabriel dan Tsubaki yang tersenyum manis padanya.
Naruto kembali mengalihkan pandangannya ke segala ruangan dan dia tidak menemukan ibunya di rumah, "Nee-chan, Kaa-chan tidak di rumah?"
Naruko yang mendengar itu menggelengkan kepalanya pelan, "Kaa-chan pergi menginap di rumah temannya selama sehari, besok Kaa-chan akan pulang kok," jawab Naruko membuat Naruto mengangguk paham.
"Lalu... Tas-tas itu?"
"Oh, itu barang-barang teman Nee-chan, mereka akan menginap di sini hari ini," jawab Naruko membuat Naruto terkejut, "kami memiliki banyak tugas jadi kami ingin menyelesaikannya hari ini agar besok bisa bersantai."
"S-Souka...," gumam Naruto sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Jadi jangan nakal ya, Naruto-kun. Jadilah anak yang baik," peringat Naruko dan di jawab anggukan oleh Naruto.
"Ka-Kalau begitu aku akan masuk ke kamar dulu," ucap Naruto sambil berjalan menuju kamarnya meninggalkan Naruko bersama teman-temannya.
"Fufufu... Adikmu cukup polos sekali, Naruko-chan," ujar Akeno sambil tertawa halus, "dia pasti tidak menyangka bahwa dia akan tidur di sebuah rumah yang di penuhi banyak perempuan cantik."
"Jangan berbuat macam-macam dengan adikku, dia masih terlalu polos untuk mengetahui hal dewasa," ujar Naruko dengan nada memohon, Tsubaki, dan Gabriel yang mendengar itu hanya tersenyum kecil.
Ravel yang mengerjakan tugasnya hanya mengangguk kecil sambil melirik Tsubaki dan Gabriel, dia yakin mereka pasti juga merencanakan sesuatu.
Rias yang melihat Naruto teringat dengan bayangan saat mengintip ibunya dan pelayannya tengah melakukan sex panas di kamar mandi yang membuat hasrat sexualnya terpancing. Mengingat itu membuat Rias tidak sabar untuk menyantap Naruto saat malam hari.
Akeno yang mendengar itu hanya tertawa halus sambil menutup bibirnya, sementara Kuroka hanya mengangguk pelan, "Padahal akan asyik jika bisa menggodanya dan melihat wajah malu-malunya itu," gumam Kuroka dan mendapat jeweran dari Naruko.
"Tidak akan aku biarkan," ujar Naruko lalu melepaskan jewerannya pada Kuroka. "Untuk nanti malam aku sudah menentukan siapa yang akan tidur di kamarku yang berhadapan dengan kamar Naruto-kun, Rias-chan dan Ravel-chan, kalian lah yang akan tidur di kamarku," ucap Naruko membuat Rias dan Ravel tersentak lalu saling melirik satu sama lain.
"Tsubaki-chan, Gabriel-chan, dan Akeno-chan kalian akan tidur di salah satu ruangan yang ada di samping ruang ayah dan ibuku yang akan aku tempati bersama Kuroka-chan," lanjut Naruko membuat Tsubaki dan Gabriel sama-sama mengembungkan pipinya.
"Aku harus mengawasi dia agar tidak macam-macam dengan adikku," ujar Naruko sambil menarik pelan pipi Kuroka membuatnya mengaduh kesakitan. "Aku tidak akan melakukannya jadi tolong lepaskan, Naruko-chan!" pinta Kuroka dan di turuti oleh Naruko.
"Ayo kita selesaikan tugas ini dengan cepat, entah kenapa saat tugas kita selesai kita selalu tertidur di sini hingga malam," ajak Naruko dan di jawab anggukan oleh mereka kecuali Tsubaki dan Gabriel.
"Mungkin karena faktor kelelahan, kita tahu sendiri bahwa tugas yang kita dapat ini selalu banyak dan lagi kita tidak memiliki waktu istirahat, mungkin saja itu penyebabnya," ujar Tsubaki. Sebenarnya selama mereka kemari, ia dan Gabriel memberikan obat tidur di minuman mereka saat tugas mereka selesai.
Saat mereka tertidur mereka pun mendapat kesempatan buat melakukan sex dengan Naruto sepuasnya tanpa ada gangguan dan sepengetahuan mereka.
Naruko yang mendengar itu menyentuh keningnya sambil mengangguk pelan, "Hah... Itu mungkin saja, kalau begitu ayo kita selesaikan ini dengan cepat dan beristirahat."
.
.
Naruto side
.
Di sisi Naruto, saat ini ia berbaring di kasurnya sambil melihat langit-langit kamarnya. Dia tidak menyangka bahwa teman-teman kakaknya akan menginap di sini, bayangan saat melakukan sex dengan Gabriel dan Tsubaki kembali terlintas di kepalanya.
Ia bergerak gelisah sambil memeluk bantalnya, bagian bawahnya kembali menegang setiap mengingat itu. Naruto melirik ke arah pintunya yang masih tertutup, biasanya salah satu dari mereka sudah ada di sini dan melakukan sex dengannya, tapi mereka belum datang juga.
Tanpa sadar, Naruto telah tertidur di kasurnya karena faktor kelelahan.
.
.
15.00 PM
.
Tak!
"Akh! Akhirnya selesai juga!" gumam Naruko sambil meregangkan tangannya dan badannya yang pegal karena duduk tegak selama dua jam benar-benar menyakitkan begitu juga yang lainnya.
"Hah... lelahnya," gumam Kuroka membaringkan dirinya di lantai, "tugas akhir ini semakin banyak saja, apa lagi dari Anko-sensei... Setiap di beri tugas dia tidak segan-segan memberikan tugas yang sangat banyak kepada muridnya."
"Sasuga... Killer-sensei."
"Aku akan membuatkan minuman untuk kalian, bolehkah aku pinjam dapurmu, Naruko-chan?" tanya Gabriel dan di jawab anggukan oleh Naruko. "Arigato, Gabriel-chan, maaf merepotkan mu lagi," ucap Naruko merasa bersalah karena membiarkan temannya yang membuatkan minuman, padahal sebagai tuan rumah dialah yang membuatkan minuman.
"Tidak apa," jawab Gabriel lalu berjalan ke arah dapur dan membuatkan minuman untuk mereka, Naruko yang melihat ketulusan Gabriel tersenyum lalu merapikan buku-bukunya sambil menunggu minuman Gabriel.
Tak berselang lama, Gabriel pun datang sambil membawa nampan di sertai beberapa minuman, ia pun membagikannya kepada teman-temannya yang langsung di minum oleh mereka kecuali Tsubaki dan Ravel.
Ravel sebenarnya tahu bahwa mereka berdua merencanakan sesuatu maka dari itu dia pura-pura minum dan meletakkan gelasnya di meja sambil melihat teman-temannya.
"Naruko-chan, aku pinjam toiletmu," ucap Tsubaki sambil berdiri lalu berjalan ke arah kamar mandi, namun sebenarnya dia mengarah ke lantai dua tepatnya kamar Naruto.
Tsubaki pun membuka pintu kamar Naruto secara perlahan dan ia melihat Naruto yang tengah tertidur pulas, tersenyum manis Tsubaki naik ke atas tubuh Naruto lalu membisikkan sesuatu ke telinga Naruto.
"Ayo bangun, Naruto-kun." Naruto yang mendengar suara Tsubaki melenguh pelan dan membuka matanya ia bisa melihat Tsubaki yang tersenyum padanya.
"Tsubaki-nee..."
"Maaf membuatmu menunggu, Naruto-kun," bisik Tsubaki sambil mencium bibir Naruto dengan lembut lalu membuka pakaiannya hingga terlihatlah dadanya yang menantang tertutup bra hitam.
"Ayo kita mulai."
.
.
Kembali ke ruang tamu, saat ini Naruko, Rias, Akeno, Kuroka tampak lelah dan sesekali menguap, Ravel yang tidak meminum minumannya sejak tadi sudah menduga bahwa Gabriel telah memasukkan obat tidur, jadi dia pura-pura tertidur di meja sambil menutup wajahnya dengan lipatan tangannya.
"Huaaamm... Entah kenapa aku mengantuk sekali," gumam Naruko mengucek matanya. "Huaaam... Aku mau tidur sebentar," gumam Kuroka membaringkan dirinya di lantai kembali dan langsung tertidur pulas.
Rias yang merasa mengantuk pun memejamkan matanya dan tubuhnya bersandar pada tubuh Akeno yang sudah tertidur duluan dengan tubuh bersandar pada sofa di belakangnya. Naruko yang melihat teman-temannya tertidur melihat ke arah Gabriel yang masih belum lelah sedikit pun.
"Kau tidak ngantuk... Gabriel-chan?"
"Aku belum mengantuk sedikit pun, jika kau memang mengantuk tidurlah duluan, Naruko-chan."
Naruko yang mendengar itu memejamkan matanya dan langsung tertidur di lantai bersama Kuroka. Gabriel yang melihat itu tersenyum lalu mengecek keadaan teman-temannya yang tertidur pulas lalu pergi menyusul Tsubaki yang sudah lebih dulu dari pada dirinya.
Saat Gabriel sudah sampai kamar, ia bisa melihat Tsubaki yang telah melakukan Service pada Naruto sementara yang di beri service melenguh sambil memegang kepala Tsubaki.
Melihat itu Gabriel tidak tahan dan langsung menutup pelan pintu kamar Naruto namun tidak terlalu menutup lalu membuka pakaian sekolahnya dan menyodorkan dadanya kepada Naruto.
"Maaf membuatmu menunggu, Naru-kun," ucap Gabriel sambil tersenyum manis, ia pun memangku Naruto seperti bayi dan membiarkan Naruto menghisap dadanya, sementara Tsubaki asik melakukan Paizuri sambil mengulum penis Naruto.
"Shhh... Ahhh! Hisap terus Naru... Ahhh! Ssshhhh," desah pelan Gabriel sambil mengarahkan tangan Naruto untuk meremas-remas dadanya lagi satu.
.
Kembali ke ruang Tamu, Ravel yang pura-pura tidur merasa Gabriel telah pergi pun bangun dari aksi pura-pura tidurnya, ia pun mengecek keadaan Rias, Akeno, Kuroka dan Naruko yang tertidur pulas. Melihat mereka tidak bangun sama sekali, Ravel pun memutuskan ikut ke atas sambil membawa beberapa kain yang ia bawa dalam tas untuk berjaga-jaga, sesampai di atas ia mengendap-endap ke kamar Naruto dan mengintip dari sela pintu yang tidak tertutup rapat.
Ia bisa melihat Tsubaki saat ini tengah melakukan Paizuri pada penis Naruto sementara Gabriel memanjakan Naruto dengan dadanya.
Nafas Ravel seketika menderu di sertai wajah yang merona, lengan Ravel pun memainkan dadanya sendiri serta vaginanya dari balik celana dalam sambil membayangkan penis Naruto memasuki bagian bawahnya.
Tsubaki yang merasakan kedutan pada penis Naruto pun semakin kuat menghisap penis Naruda, tak lama setelah itu tubuh Naruto menegang dan mengeluarkan sperma miliknya di dalam mulut Tsubaki.
Tsubaki yang merasakan sperma Naruto kembali di mulutnya menelan sperma tersebut tanpa tersisa lalu melepaskan penis Naruto sambil menjilati bibirnya yang terdapat sisa sperma Naruto.
Ravel yang melihat bagaimana Tsubaki menikmati sperma Naruto meneguk ludahnya, ia juga ingin merasakan sperma Naruto di mulutnya.
"Fufufu, kau keluar banyak sekali, Naruto-kun," ucap Tsubaki membuat Gabriel mengembungkan pipinya. "Tsubaki-chan! Gantikan aku! Sekarang giliranku!" ujar Gabriel dan di balas tawa halus Tsubaki namun tetap di lakukan olehnya.
Lengan Gabriel pun mengelus penis Naruto yang masih berdiri tegak tersebut dan menjilati penis tersebut membuat Naruto melenguh pelan kembali padahal dia baru saja mencapai puncak.
Tsubaki pun mengarahkan mulut Naruto ke dadanya dan ia langsung menghisap dadanya dengan lembut membuat Tsubaki mendesah nikmat.
"Ahhh... Terushh... Ahh... Hisap terus Naruto-kun Ahhh... Nikmat sekali..."
Gabriel yang sudah menjilati batang penis Naruto pun berpindah ke arah ujung penis Naruto dan memainkan lidahnya di sana beberapa saat lalu mengulum penis tersebut sambil menaik turunkan kepalanya.
"Ummn... Hmmmm...," lenguh Naruto selagi menghisap dada Tsubaki. "Ahhh... Lebih keras Naruto-kun... Sshhh... Ahhh... Hisap sepuasmu... Ahhh...," desis Tsubaki sambil meremas-remas rambut Naruto untuk menyalurkan rasa nikmatnya.
Sementara di luar kamar Naruto, Ravel yang mengintip memainkan puting dadanya sambil memainkan vaginanya semakin cepat. Gabriel yang ingat Tsubaki melakukan Paizuri pada Naruto pun ikut melakukan hal tersebut dan menghisap penis Naruto lebih kuat membuat tubuh Naruto sedikit menegang.
Tsubaki yang tidak tahan pun melepaskan dadanya dari mulut Naruto lalu membuka celana dalam miliknya lalu mengangkat rok miliknya di atas kepala Naruto memperlihatkan vaginanya yang telah basah karena cairan miliknya sendiri.
"Tolong masukan lidahmu... Naruto-kun..."
Naruto yang mendengar itu pun menurut lalu memasukkan lidahnya ke dalam Vagina Tsubaki membuatnya mendesah sedikit keras saat lidah tersebut masuk lalu menikmati lidah Naruto yang mengobrak-abrik Vaginanya.
Lengannya meremas-remas kepala Naruto yang tertutup oleh roknya, dia tidak percaya bahwa Naruto bisa membuatnya kenikmatan dengan lidahnya, padahal mereka baru pertama kali melakukannya.
"Ahh... Sugoii... Ohhh... Nikmat sekali Naruto-kun... Ahhh... Terus... Ahh."
Ravel yang melihat itu meneguk ludahnya, ia sudah tidak tahan lagi... Ia benar-benar ingin merasakan penis tersebut sekarang juga. Gabriel yang merasakan penis Naruto berkedut pun semakin kuat menghisap penis Naruto dan tak lama setelah itu tubuh Naruto menegang dan mengeluarkan cairannya di mulut Gabriel.
Tsubaki yang juga mencapai puncaknya pun mengeluarkan cairannya di mulut Naruto dan menelannya hingga tak tersisa. Melihat mereka yang masih beristirahat, Ravel pun memutuskan untuk masuk lalu menutup pintu tersebut namun tidak terlalu tertutup seperti saat dia mengintip mereka.
Gabriel dan Tsubaki yang melihat Ravel terkejut dan langsung menutupi tubuh mereka sekaligus sedikit menjauh dari Naruto, sementara Naruto yang melihat Ravel terkejut dan langsung mendudukkan dirinya di sisi kasur.
"Ra-Ravel-chan... Ka-Kau...," gumam Gabriel dengan wajah sedikit pucat karena rahasia mereka terbongkar. "Jangan khawatir... Aku akan merahasiakan hal ini," balas Ravel sambil mendekati Naruto dan menggenggam penis yang masih tegak tersebut.
"Karena aku juga ingin merasakan penis Naruto-kun," lanjut Ravel lalu mengulum penis Naruto membuatnya mendesis karena baru saja mencapai puncak penisnya kembali di rangsang.
Gabriel dan Tsubaki yang mendengar itu terkejut, ternyata Ravel juga ingin memiliki Naruto, mereka pikir Ravel akan membongkar rahasia mereka.
Sama-sama tersenyum, mereka pun mendekati Naruto kembali dan mencium bibir Naruto dengan liar secara bergantian. Sementara Naruto dia hanya pasrah menikmati alur yang mereka buat, lagi pula dia menikmatinya.
Selagi mengulum penis Naruto, Ravel membuka pakaian sekolah miliknya serta dalamannya saja hingga menyisakan rok sekolahnya saja. Ia menaik turunkan kepalanya sambil menghisap penis Naruto sedikit keras membuatnya melenguh dalam ciumannya bersama Gabriel dan Tsubaki.
Melepas kulumannya, Ravel menjepit penis Naruto dengan dadanya yang tidak terlalu besar dari milik Tsubaki dan Gabriel lalu menaik turunkan dadanya sambil mengulum penis Naruto kembali.
Gabriel dan Tsubaki yang sudah puas berciuman dengan Naruto pun mengarahkan dada mereka ke mulut Naruto dan langsung di hisap oleh mereka secara bersamaan membuat mereka mendesah nikmat.
Lengan Tsubaki dan Gabriel mengambil masing-masing tangan Naruto dan memasukkan jari Naruto ke vagina mereka.
"Ahhh... Naru... Ahhh..."
"Hisap terus... Ahhh... Nikmat sekali."
Ravel yang merasakan kedutan pada penis Naruto pun menghisap penis tersebut semakin kuat dan tak lama setelah itu, Naruto menghentakkan pinggulnya mengeluarkan sperma Naruto di dalam mulut Ravel.
Ravel yang merasakan sperma Naruto menelannya tanpa tersisa sambil memeluk pinggul Naruto untuk merasakan lebih banyak sperma Naruto. Setelah semua sperma Naruto tertelan, Ravel pun melepaskan pinggul Naruto sambil menjilati bibirnya.
"Nikmat sekali...," gumam Ravel, Tsubaki dan Gabriel yang mendengar itu tersenyum lalu menjaga memberi jarak dan kesempatan kepada Ravel untuk melakukan sex dengan Naruto.
Ravel pun naik ke atas kasur merangkak ke atas tubuh Naruto, mata birunya bisa melihat Naruto yang tengah mengatur nafasnya, tanpa memberi kesempatan Ravel mencium bibir Naruto dengan lembut lalu melepaskan ciumannya sambil menatap Naruto penuh nafsu.
"Aku sudah tidak tahan lagi... Aku ingin memilikimu, Naruto-kun," gumam Ravel sambil memegang penis Naruto dan mengarahkannya ke vagina miliknya.
Blesh!
"AAKHHH!" desah Ravel ketika selaput daranya di robek oleh penis Naruto, ia terdiam sesaat sambil menunggu rasa sakitnya hilang. Setelah tidak terasa sakit, Ravel menggerakkan pinggulnya dengan pelan sambil mendesah nikmat.
"Ahhh! Sugoii... Penismu nikmat sekali Naru... Ahhh! Ahhh!" Ravel pun merendahkan tubuhnya dan mencium bibir Naruto dengan liar, lengan Naruto yang diam bergerak ke arah dada Ravel dan meremasnya dengan pelan membuat mereka sama-sama melenguh dalam ciuman mereka.
Gerakan pinggul Ravel pun semakin cepat membuat Naruto yang berciuman dengan Ravel tidak tahan dan ikut menggerakkan pinggulnya membuat penisnya masuk semakin dalam.
"Fuaahh... Ahhh! Lebih dalam lagi... Ohhh... Ahhh! Ahh!" desah Ravel setelah melepaskan ciumannya bersama Naruto.
Karena bosan berbaring, Naruto pun mendudukkan dirinya sambil menghisap dada Ravel dengan lembut membuat perempuan yang sudah menjadi wanita tersebut mendesah nikmat sambil meremas-remas rambut Naruto.
"Ohhh! Kau terlalu kuat Naru... Ahhh! Aku.. bisa gila Ahhh!"
Gabriel dan Tsubaki yang melihat Naruto melakukan sex dengan Ravel mendesis sambil memainkan vagina mereka. Mereka juga tidak sabar untuk merasakan penis Naruto memasuki vagina mereka.
.
Kembali di ruang tamu, Rias yang bersandar dengan tubuh Akeno pun bergerak pelan membuat tubuhnya jatuh ke samping dan kepalanya membentur lantai dengan sedikit keras membuatnya mengaduh kesakitan.
Ia pun membuka matanya dan langsung mendudukkan dirinya sambil memegang kepalanya yang terasa sakit karena terbentur lantai.
"Ssshh.. apa yang terjadi," gumam Rias mengerjap-ngerjapkan matanya dan melihat teman-temannya tertidur pulas namun ia tidak melihat Ravel, Gabriel dan Tsubaki sama sekali.
"Ahh! Lebih dalam lagi Naru... Ahhh!"
Rias yang mendengar suara gaduh serta desahan langsung mendapat kesadarannya dan ia langsung menoleh ke sumber suara, ia pun berdiri dan berjalan mengendap-endap ke lantai dua.
Dan ia bisa mendengar suara gaduh dari salah satu kamar dan suara itu adalah Ravel yang tengah mendesah serta menyebutkan seorang nama. Ia pun mencoba mengintip dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Ravel, Gabriel dan Tsubaki tengah melakukan sex dengan Naruto.
Ia bisa melihat Ravel menaik turunkan pinggulnya dengan cepat begitu juga dengan Naruto, Apa lagi ekspresi Ravel tampak terlihat menikmati penis Naruto di vaginanya.
"Ahhh! Sugoii... Aku sampai... Ahh! Ahn! Keluarkan di dalam Naru!" desah Ravel tidak percaya dia akan mencapai puncak bersama Naruto dalam waktu cepat.
"Ra-Ravel-nee..."
"Yah! Ahhh! Di dalam! Aku... Sampai.. AHHHHHHH!" desah Ravel lalu menghentakkan pinggulnya sambil mendongakkan kepalanya sedikit.
Penis Naruto pun menyentuh rahim Ravel dan mengisinya dengan cairan putih hingga penuh dan meluber keluar. Rias yang melihat itu melebarkan matanya karena tidak percaya karena Naruto bisa mengeluarkan cairan sebanyak itu.
"Ahh... sugoiii... Banyak sekali yang kau keluarkan Naruto-kun," gumam Ravel sambil melepaskan penis Naruto dari penyatuan mereka dan berbaring di samping Naruto yang masih mengatur nafasnya.
Rias yang melihat itu memerah di sertai nafasnya yang menderu seketika, hasrat sexualnya meningkat begitu melihat adegan panas Ravel serta Naruto, ia pun turun sesaat ke ruang tamu melihat apakah teman-temannya terganggu dengan perbuatan mereka dan ternyata mereka tidak terganggu sama sekali.
Rias pun naik ke lantai atas kembali dan langsung saja masuk ke kamar Naruto membuat empat orang yang ada di kamar tersebut terkejut.
"Ri-Rias-chan!" kejut Gabriel, Tsubaki dan Ravel sambil menutupi tubuh mereka, sementara Naruto terkejut akan kedatangan Rias berwajah pucat.
Rias yang melihat mereka terkejut hanya diam sambil menutup pintu kamar tersebut dan menguncinya. "Ri-Rias-nee... Ini...," gumam Naruto bingung harus menjelaskan apa yang telah dilihat olehnya.
"aku tidak percaya, aku pikir kau hanya melakukan sex dengan ibu serta pelayanku, ternyata kau juga melakukan sex dengan teman-temanku," ujar Rias menatap tajam Naruto.
Gabriel, Tsubaki, dan Ravel yang mendengar itu terkejut dan melihat ke arah Naruto yang memasang wajah tidak percaya karena Rias mengetahui hal tersebut.
"Ri-Rias-nee... Kau..."
"Ya, Aku adalah anak dari Venelana serta pelayanku adalah Grayfia, aku melihat kalian melakukan sex kemarin." Naruto yang mendengar itu terdiam dengan wajah pucat karena perbuatan mereka di ketahui.
"Dasar anak nakal," ucap Rias sambil mendekati Naruto lalu mendorongnya hingga kembali berbaring, "tidak akan aku biarkan hanya kalian saja yang memiliki Naruto-kun!" lanjut Rias sambil membuka bajunya serta dalamannya menyisakan rok sekolahnya saja.
"Aku juga ingin memilikimu, Naru," gumam Rias dengan tatapan penuh nafsu lalu mengulum penis Naruto membuatnya mendesah kembali.
Gabriel, Tsubaki, dan Ravel yang melihat itu saling memandang satu sama lain dan menghembuskan nafas lega.
"Jadi kau tidak akan melaporkan hal ini bukan, Rias-chan?" tanya Tsubaki dan di jawab gelengan pelan oleh Rias. "Aku tidak akan melaporkan kejadian ini," jawab Rias sambil mengelus penis Naruto dengan lembut.
"Jika aku laporkan kita akan kehilangan penis ini bukan? Aku tidak mau itu terjadi."
Tsubaki, Gabriel dan Ravel yang mendengar itu sama-sama tersenyum lalu mendekati Naruto kembali dan menatap Naruto dengan tatapan penuh nafsu.
"Jadi kau sudah melakukan sex dengan wanita lain ya?" tanya Tsubaki dengan nada sexualnya. "Kau harus di hukum, Naruto-kun," ujar Gabriel sambil mengarahkan Vaginanya ke mulut Naruto.
"Masukkan lidahmu, Naru."
Naruto yang mendengar itu memasukkan lidahnya ke dalam vagina Gabriel membuatnya mendesah nikmat, sementara Ravel dan Tsubaki mengarahkan jari Naruto ke vagina mereka dan memaju-mundurkan jarinya membuat mereka mendesis nikmat.
Rias yang merasakan sisa sperma Naruto menjilati bibirnya lalu mengulum penis tersebut dengan rakus sambil menaik turunkan kepalanya cukup cepat.
"Shhh... Ahhh... Yahh... Terus... Ahhh!" desah Gabriel sambil meremas-remas rambut Naruto yang ada di bawahnya. "Ohhh... Nikmat sekali, Ahhh!" desah Ravel dan Tsubaki menikmati jari Naruto yang mengobrak-abrik vagina mereka.
Rias yang merasakan kedutan pada penis Naruto semakin keras menghisap penis Naruto dan tak lama setelah itu Naruto pun mengeluarkan spermanya di dalam mulut Rias dalam jumlah cukup banyak.
Gabriel, Ravel dan Tsubaki pun juga mencapai puncak mereka membuat cairan mereka membasahi kasur Naruto. Rias yang merasa penis Naruto telah selesai mengeluarkan cairannya pun menelan sperma yang ada di mulutnya secara perlahan untuk menikmati sperma tersebut.
"Fuuahh... Nikmat sekali," gumam Rias menjilati bibirnya lalu naik ke atas tubuh Naruto yang masih mengatur nafasnya.
"Matte, Rias-chan... Aku akan mengambilkan minumanku dan Tsubaki-chan untuknya, dia tampak kelelahan, kita beri dia waktu untuk istirahat sesaat," ujar Gabriel membuat Rias mengembungkan pipinya lalu melihat ke arah Naruto yang mengatur nafasnya yang memburu.
Melihat itu Rias menghembuskan nafasnya, "Baiklah... Kita istirahat sejenak." Gabriel pun bangun dari kasur Naruto dan berjalan menuju ruang tamu mengambil minuman miliknya dan Tsubaki. Ia juga melirik ke arah Kuroka, Naruko dan Akeno yang masih tertidur pulas, ia sangat yakin bahwa obat tidurnya memiliki efek yang lama sampai nanti malam, tapi bagaimana bisa Rias sudah bangun lebih dulu.
Sesampainya di kamar Naruto, ia pun memberikan dua minuman tersebut kepada Ravel dan Tsubaki untuk meminumkannya kepada Naruto, "Rias-chan, bagaimana kau bisa sadar lebih dulu di banding yang lainnya?" tanya Gabriel membuat Rias menggumam pelan.
"Terbentur lantai," jawab Rias singkat membuat Gabriel mengangguk paham. Setelah menghabiskan dua gelas minuman, Naruto merasa mendapatkan kehidupannya kembali.
Melihat Naruto telah mendapatkan staminanya kembali, Rias langsung mencium bibir Naruto dengan liar, lengan Rias mengelus penis Naruto untuk tegang kembali dan saat sudah tegang ia memasukkan penis tersebut ke Vaginanya lalu menghentakkan pinggulnya hingga merobek selaput daranya.
"Uhhhhmm!"
Rias yang merasakan sakit pada vaginanya mendiamkan pinggulnya sambil berciuman dengan Naruto, lengan Naruto yang tidak melakukan tugas meremas dada Rias yang cukup besar membuatnya mendesah dalam ciumannya.
Pasangan Naruto berhasil membuat rasa sakit pada Vaginanya sedikit berkurang dan membuatnya bisa menggerakkan pinggulnya dengan pelan.
"Fuaahh! Yah! Penismu sungguh nikmat sekali... Ahhh! Lebih dalam lagi Naru... Ahhh!" desah Rias sambil menaik turunkan pinggulnya, Naruto yang melihat dada Rias yang bergoyang mengubah posisi menjadi duduk dan menghisap dada Rias layaknya seorang bayi.
"Ohhh! Hisap terus Naru... Ahhh! Kau membuatku gila... Ahhh!"
Tsubaki, Ravel dan Gabriel yang melihat mereka menikmati sex pun mendekati mereka sambil sesekali menggoda mereka di mana Ravel yang mencium Rias, Tsubaki dan Gabriel yang menjilati telinga Naruto sambil mengelus dada Naruto.
"Hmmm... Fuahmmm... Ahhhmmnn," desah Rias dalam ciumannya bersama Ravel. Naruto yang sudah selesai dengan dada Rias pun beralih ke arah dada Gabriel lalu Tsubaki secara bergantian.
Rias yang sudah tidak tahan pun semakin mempercepat gerakan pinggulnya, ia pun melepaskan ciumannya dengan Ravel lalu mendorong Naruto agar berbaring kembali dan mencium Naruto kembali dengan liar tanpa menghentikan gerakan pinggulnya.
Naruto yang juga akan mencapai puncak ikut menggerakkan pinggulnya membuat penis Naruto menyentuh rahim Rias.
"Fuaah! Ohhh! Ahhhh! Lebih cepat... Ahhh! Aku hampir sampai Naru... ahhh! Ahhh!" desah Rias melepaskan ciumannya sambil mengadahkan kepalanya ke atas di sertai ekspresi menikmati sexnya.
"Rias-nee... Aku..."
"Ahhh! Di dalam... Penuhi aku seperti saat bersama ibuku, Ahhh!" desah Rias semakin mempercepat gerakan pinggulnya, "Ohhh! Ohh! Aku... Sampai... Ahhhhh!" desah Rias menghentakkan pinggulnya dengan keras begitu juga Naruto.
Cairan sperma Naruto pun keluar dalam jumlah banyak dan memenuhi rahim Rias, bahkan saking banyaknya hingga meluber keluar karena tidak bisa menampung banyaknya sperma Naruto.
"Ahh... Sugoii... Banyak sekali...," gumam Rias sambil melihat banyaknya sperma Naruto meluber keluar. Gabriel yang melihat itu tersenyum lalu berbisik ke telinga Naruto.
"Ayo kita lanjutkan di kamar mandi."
Setelah itu mereka pun melanjutkan kegiatan mereka di kamar mandi hingga mereka sama-sama puas, setelah mereka selesai dengan sex mereka... mereka pun membersihkan tubuh mereka dan akan melanjutkan kegiatan mereka saat malam, karena efek obat tidur Gabriel sudah mencapai batas.
"Engghhh..." lenguh Naruko, Kuroka dan Akeno bangun dari tidurnya dan ia melihat Ke empat temannya telah berganti baju serta handuk di leher mereka, Naruko dan Kuroka pun bangun dan mendudukkan tubuhnya sambil menyentuh kepalanya yang terasa sakit.
"Aw... Sudah jam berapa ini?" tanya Naruko. "Ini sudah jam 6 sore, Naruko-chan... Kau, Kuroka-chan serta Akeno-chan tertidur pulas sekali," jawab Tsubaki sambil tersenyum.
"Kami sudah berusaha membangunkan kalian, tapi kalian pulas sekali."
"Huaaaam... Kami tidur selama itu ya?" gumam Kuroka sambil mengucek matanya. "Ya, Ayo Akeno-chan, Kuroka-chan, Naruko-chan, bersihkan tubuh kalian, kami akan membuatkan makan malam untuk kita."
"Ahh... Kepalaku terasa sakit sekali," gumam Akeno sambil menyentuh kepalanya, Rias yang melihat itu pun menyodorkan minuman yang sudah di ganti dengan air bersih dan memberikannya kepada Akeno agar efek obat tidurnya hilang.
"Shhh... Maaf merepotkan kalian," ucap Naruko sambil berdiri dari dan berjalan ke arah kamar Mandi begitu juga Kuroka dan Akeno.
Melihat mereka sudah ke kamar Mandi, Rias pun mengambil sesuatu dari tasnya sambil tersenyum, "apa yang kau cari Rias-chan?" tanya Gabriel.
"Hanya obat tidur yang aku bawa. Padahal aku berniat menyerang Naruto-kun saat malam hari tapi aku sudah melakukannya tadi dan itu membuatku ketagihan," jawab Rias membuat mereka sama-sama tersenyum.
"Malam ini kita akan lanjutkan kegiatan kita lagi."
Sementara Naruto yang sudah selesai membersihkan tubuhnya bersama Rias, Gabriel, Tsubaki dan Ravel saat ini berbaring di kasur dengan ekspresi lesu. Energinya benar-benar terkuras banyak dan ia sangat lapar saat ini.
"Laparnya..."
.
19.00 PM
.
"Ittadakimasu!" ucap Naruto, Naruko serta teman-temannya yang telah berkumpul di ruang makan dan makan bersama. Naruto yang sudah kelaparan makan sebanyak mungkin membuat Naruko sedikit membentak adiknya, tapi di maklumi oleh teman-temannya karena mereka beranggapan bahwa wajar saja untuk anak seusia Naruto.
"Maaf Gabriel-chan, Rias-chan, Tsubaki-chan, Ravel-chan, aku merepotkan kalian... Padahal aku tuan rumah tapi merepotkan kalian... Harusnya aku yang memasak dan membersihkan rumah tapi entah kenapa rasanya aku sangat mengantuk sekali," ujar Naruko meminta maaf di balas anggukan setuju oleh Kuroka dan Akeno.
"Entah kenapa rasa lelahnya berbeda dari yang biasanya," timpal Akeno. "Kau benar, Akeno-chan... Entah kenapa rasanya nyenyak sekali hingga tidak ingin di ganggu," ucap Kuroka membuat Gabriel, Tsubaki, Rias dan Ravel tersenyum.
Tidakk apa, kami juga hampir ketiduran seperti kalian, tapi untungnya kami berhasil bangun," jawab Tsubaki sambil ikut tersenyum.
"Sekali lagi, maaf merepotkan kalian," ujar Naruko dan di balas anggukan oleh mereka, sementara Naruto hanya diam tidak berbicara sedikit pun.
Setelah selesai makan, Tsubaki melakukan pekerjaan mencuci piring-piring sementara Ravel mengeringkan piring-piring yang telah di cuci oleh Tsubaki.
Naruto telah kembali ke kamarnya meninggalkan Akeno, Rias, Gabriel, Kuroka dan Naruko di ruang tamu yang tengah menonton TV.
Gabriel yang melihat mereka belum tertidur sedikit pun berbisik ke arah Rias di sampingnya, "berapa lama efek obatnya berlangsung?"
"Sebentar lagi, agar tidak mencolok aku sengaja mencari dosis efek obat yang agak sedikit lama saat jam-jam ingin tidur."
Dua puluh menit berlalu, Akeno, Kuroka dan Naruko pun merasakan efek obat tidur Rias. Mereka sama-sama menguap dan mata mereka terasa berat sekali.
"Ah... Kenapa aku mengantuk lagi," gumam Naruko menyentuh kepalanya yang sedikit terasa sakit. Kuroka menguap dengan lebarnya sambil mengucek matanya sementara Akeno tampak berusaha menjaga kesadarannya walau tidak bisa sama sekali.
"Mungkin kalian sakit... Jika kalian beristirahat lebih banyak mungkin kau akan sembuh," jawab Rias sambil membantu Naruko ke kamar yang akan dia tiduri, Gabriel yang membantu Kuroka sementara Ravel membantu Akeno ke kamar yang akan di tempati.
"Huaamm... Mungkin kau benar." Mereka pun membawa Naruko, Akeno dan Kuroka menuju kamar mereka dan menutupi tubuh mereka dengan selimut.
Mereka pun sama-sama menyeringai dan langsung saja sama-sama masuk ke kamar Naruto dan ia bisa melihat Naruto yang tengah duduk di meja belajar sambil mengerjakan sebuah tugas.
Perlahan mereka pun menutup pintu tersebut dan menguncinya, Tsubaki yang lebih dulu mendekati Naruto pun berbisik ke telinga Naruto membuat wajah Naruto memerah sempurna.
"Mari kita lanjutkan yang tadi, Naruto-kun."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Note : saya kembali Update nih.
Bagaimana menurut kalian? Ya maaf kalau Absrud, saya hanya menulis apa yang ada di kepala saya saja.
Ok, Rias dan Ravel telah mendapat bagiannya. Berikutnya kira-kira siapa ya :v, tapi aku udah bisa nebak sih.
Kali ini saya akan mengambil beberapa Karakter OC untuk di Vote.
Pertama : Hasegawa Chisato
Kedua : Rosswaisse
Ke tiga : Tearju Lunatique
Ke empat : Shizuka Marikawa.
Silahkan di pilih :v, ingat kalian hanya bisa memilih satu orang dengan satu suara. Ok jtu saja dari saya, Jaa na!
4kagiSetsu Out
