Disclaimer :

Naruto © Masashi Kisimoto

High school DxD © Ichiei Ishibumi

Summary : Namikaze Naruto, Anak kecil berambut kuning berumur 10 tahun yang harus kehilangan keperjakaannya karena teman kakaknya yang datang ke rumahnya, ia berpikir semua itu hanya mimpi namun ternyata tidak, dan saat itu juga hidupnya benar-benar berubah drastis.

Nee-chan to Kaa-chan no Tomodachi

Pair : Naruto x Harem

Genre : Big Breast, Harem, Shotacon, School Uniform, Handjob, Blowjob, Breast Feeding, Incest, Solo Male, Milf, Bikini, Mastrubation, Teacher, Paizuri, Apron, Bathroom, full energy.

Rate : M

Warning : Typo, OC, OOC, Multichap, R18+, alur berantakan, Not Like Don't Read!, ANAK DI BAWAH UMUR PERGILAH! DOSA BUKAN SALAH SAYA!

" Halo " berbicara

"Halo" batin

.

Chapter 5 : Teacher Home

.

Senin, 22 Agustus 20xx

Sekolah Dasar Konoha

10.00 AM

.

Dua hari berlalu semenjak kejadian dimana teman-teman kakak Naruko menginap di rumah, Rias, Ravel, Gabriel dan Tsubaki benar-benar mengajaknya untuk melakukan sex hingga dini hari, dia benar-benar kelelahan kemarin dan tidur hingga siang hari.

Sekarang Naruto bersekolah dengan wajah murung karena Mereka tidak bisa datang hari ini karena mereka ada urusan, padahal dia berharap bisa bertemu mereka hari ini.

Karena melamun Naruto tersentak ketika kepalanya di pukul pelan dengan sebuah buku, ia pun menoleh siapa yang memukul kepalanya dan terkejut karena yang memukulnya adalah gurunya Hasegawa Chisato.

"Apa kau dengar apa yang aku katakan, Namikaze-kun?" tanya Hasegawa sambil menatap tajam Naruto. "Go-Gomen, S-Sensei... Aku melamun tadi," jawab Naruto sambil menundukkan kepalanya.

"Hah... Setelah pulang nanti kau tetap di sini Namikaze-kun, ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ujar Hasegawa lalu kembali ke depan meninggalkan Naruto yang menundukkan kepalanya karena merasa bersalah, tanpa semua sadari Hasegawa menyeringai kecil.

"Gawat... Gara-gara terlalu memikirkan itu aku melamun dan membuat nilai sekolahku hancur dan Sensei pasti akan melaporkan tingkahku ini kepada Kaa-chan... Gawat," batin Naruto sambil memegangi kepalanya, "harusnya aku tidak terlalu memikirkannya dan fokus belajar jika aku memang di sekolah... Bodohnya diriku."

.

14.45 PM

.

Setelah jam sekolah berakhir, di kelas Naruto hanya tersisa Naruto dan Hasegawa saja, Naruto yang masih di meja menundukkan kepalanya tidak berani melihat ke arah sang guru.

Sementara sang guru yaitu Hasegawa Chisato, saat ini tengah berdiri depan sambil melipat tangannya di bawah dadanya, "Jadi... Kenapa kau selama ini selalu melamun, Namikaze-kun?"

Naruto yang mendengar itu tersentak sesaat, "Go-Gomen, Sensei... A-Akhir-Akhir ini ada yang mengganggu pikiranku... Jadi aku tidak bisa fokus belajar dengan benar," jawab Naruto sekaligus meminta maaf.

"Kau tahu? Karena itu nilaimu selalu rendah dan akan merusak rapotmu, untungnya aku belum melaporkan hal ini kepada ibumu." Naruto yang mendengar itu terkejut dan menatap sang guru dengan tatapan memohon.

"S-Sensei! Tolong jangan laporkan mengenai ini pada Kaa-chan... Aku mohon! Aku berjanji akan lebih fokus belajar lagi!"

Chisato yang mendengar itu menyeringai kecil lalu mendekati Naruto sambil merendahkan tubuhnya hingga ia bisa melihat wajah Naruto dengan lekat.

Naruto yang wajahnya sangat dekat dengan sang guru tersentak dengan wajah memerah lalu memundurkan sedikit wajahnya serta mengalihkan pandangannya, Chisato yang melihat itu menyeringai kecil.

"Baiklah, aku tidak akan melaporkannya kepada ibumu, tapi kau harus ikut pelajaran tambahan di rumah Sensei maka dengan begitu nilaimu akan selalu aman bersamaku," ujar Chisato sambil menaikkan tubuhnya kembali.

"Be-Benarkah?!" tanya Naruto antusias, "a-apakah pelajaran tambahannya akan susah?" tanya Naruto kembali dan di jawab gelengan oleh Hasegawa.

"Ta-Tapi... jika begitu... Kaa-chan pasti akan mencarimu karena pulang terlalu sore" Naruto kembali, Chisato yang mendengar itu mengelus dagunya karena perkataan Naruto ada benarnya, mendapatkan ide Chisato pun tersenyum.

"Jangan khawatir, aku akan mengatasi itu, untuk sekarang ayo kita ke rumah Sensei untuk melakukan pelajaran tambahan mu," ucap Chisato membuat Naruto kebingungan.

"E-Eh? Tidak di sini?"

"Tentu tidak, ayo ikut aku!"

.

Kediaman Namikaze

.

Sementara itu di kediaman Namikaze, terdapat Kushina saat ini tengah duduk di ruang tamu sambil menonton TV di depannya, ia yang asyik menonton mendengar suara telepon rumah berbunyi.

Ia pun berdiri dan berjalan ke arah telepon rumahnya dan mengangkatnya, "Ya dengan keluarga Namikaze di sini."

["Konichiwaa... Apakah ini Ibu Namikaze Naruto?"]suara dari seberang sana. "Y-Ya, ini dengan siapa?" tanya Kushina sedikit tergagap sekaligus khawatir.

["Ah, ini aku Hasegawa Chisato... Wali kelas Namikaze Naruto,"]ucap Chisato membuat Kushina bernafas lega. "Souka... Guru Naruto-kun ya, ada keperluan apa? Apakah Naruto-kun membuat kesalahan?" tanya Kushina kembali.

["Ah, tidak... Sebenarnya saya ingin memberitahu bahwa akan ada kelas tambahan jadi mungkin Namikaze-kun dan teman-temannya akan pulang agak sore dan tentu saja saya akan mengantarkannya nanti saat pulang, apa tidak masalah?"]

Kushina yang mendengar itu bernafas lega kembali, "Begitu ya... Kelas tambahan... Aku sebenarnya tidak masalah tapi apa tidak merepotkan hingga Hasegawa-san yang mengantarkan Naruto-kun? Jika merepotkan saya sendiri yang akan menjemputnya."

["Ah, itu tidak masalah lagi pula aku juga ingin sesekali mengetahui kediaman Namikaze,"] jawab Chisato. "Baiklah... Aku tidak mempermasalahkan tentang kelas tambahan tersebut, dan juga maaf merepotkanmu Hasegawa-sensei," ujar Kushina meminta maaf.

["Tidak apa, kalau begitu saya permisi, sampai jumpa."]

Kushina pun meletakkan telepon rumah tersebut sambil menghembuskan nafasnya pelan dan memijit keningnya pelan, "Aku pikir ada apa, ternyata ada kelas tambahan untuk kelas Naruto-kun ya."

.

"Bagaimana Sensei?" tanya Naruto ketika gurunya telah mematikan teleponnya kepada ibunya. "Jangan khawatir, dia tidak mempermasalahkannya, masalah pulang seperti yang aku katakan tadi, aku akan mengantarkanmu pulang," jawab Hasegawa, mereka saat ini ada di dalam sebuah mobil dengan Chisato yang mengendarai mobil menuju rumahnya.

Naruto yang mendengar itu hanya mengangguk pelan sambil melihat ke arah jalan, dan dia tidak menyadari bahwa Chisato tengah meliriknya sambil menjilati bibirnya dengan rona di pipinya.

Tak berselang lama, mereka pun sampai di sebuah kediaman yang tak terlalu besar serta memiliki satu garasi untuk mobil. Naruto yang melihat rumah sang guru yang tampak sederhana hanya diam saja lalu mengikuti sang guru yang sudah lebih dulu.

Chisato pun membuka pintu rumahnya sambil melirik ke arah Naruto, "Ayo masuk, Namikaze-kun," ajak Chisato yang masuk duluan di ikuti Naruto di belakangnya. "Pe-Permisi," gagap Naruto sambil memasuki kediaman Chisato.

Setelah masuk Naruto melihat sekitar rumah gurunya yang terlihat sama seperti rumahnya walau memiliki satu kamar saja, Chisato pun membuka jas gurunya hingga terlihatlah Kemeja putih Chisato yang basah karena berkeringat bahkan dalamannya sedikit terlihat.

Naruto yang melihat itu memerah wajahnya dan langsung mengalihkan pandangannya, "Duduklah dulu Namikaze-kun, aku akan membuatkan minuman lebih dulu," ujar Chisato dan di balas anggukan kecil Naruto lalu duduk di sofa.

Chisato pun berjalan ke dapur untuk membuat minuman dingin, "Etto di mana ya," gumam Chisato sedikit menaikkan rok hitam miliknya lalu membungkukkan sedikit badannya.

Naruto yang duduk di sofa melihat-lihat ke segala arah hingga tak sengaja ia melihat celana dalam hitam gurunya karena ruang tamu dan dapur berseberangan.

Chisato pun berdiri kembali dan melirik ke arah Naruto yang tampak gelisah, melihat itu ia kembali menyeringai kecil lalu membuat minuman dingin untuk mereka, dia awalnya berencana untuk memberi obat perangsang untuk Naruto, tapi karena mereka hanya memiliki waktu terbatas jadi dia tidak akan menggunakannya.

setelah selesai Chisato pun berjalan ke ruang tamu dan memberikan minuman dingin yang dia buat kepada Naruto.

"Ini, Namikaze-kun."

"A-Arigato, Sensei... Maaf merepotkan," ucap Naruto sambil menerima minuman tersebut, lalu mengalihkan pandangannya karena bagian dalaman gurunya terlihat karena kemeja putih gurunya basah karena keringat.

Chisato yang melihat itu tertawa kecil dalam hati lalu duduk di samping Naruto sambil meminum minuman dinginnya sedikit, "Baiklah, Namikaze-kun, keluarkan buku latihanku, ayo kita mulai belajar," ujar Chisato dan di balas anggukan pelan Naruto yang meletakkan minuman di tangannya dan mengambil barang-barang di tasnya.

Dengan sengaja, Chisato mendekatkan dirinya hingga lengan Naruto menyenggol lengannya yang membawa minuman hingga menumpahi celana Naruto.

"Ah! Namikaze-kun maafkan aku!"

"Ti-Tidak Sensei, I-Ini salahku, aku tidak sengaja menyenggol tangan Sensei tadi."

"Tu-Tunggu biar aku bersihkan," ujar Chisato sambil mengambil selembar tisu dan mencoba membersihkannya namun Naruto menahan tangannya. "Ti-Tidak perlu repot-repot Sensei, biar aku saja yang membersihkannya," ucap Naruto dengan tatapan memohon.

"Tidak, ini salahku jadi aku yang akan membersihkannya," ujar Chisato mengusap-usap tisunya di celana Naruto sambil menekannya membuat Chisato bisa merasakan penis milik Naruto. "U-Ugh... Se-Sensei... Hentikan," pinta Naruto namun Chisato semakin mempercepat usapannya membuat penis Naruto ereksi.

Chisato yang merasakan penis Naruto ereksi menyeringai kecil sambil menjilati bibirnya, ia pun membuang tisu yang dia gunakan untuk membersihkan celana Naruto lalu mengelus-elus penis Naruto dari luar celana.

"Ara? Ternyata kau sungguh mesum sekali, Naruto-kun," bisik Chisato sambil menjilati telinga Naruto. "I-Ini tidak seperti yang Sensei pikirkan," balas Naruto sambil berusaha menahan tangan Chisato yang mengelus penisnya.

"Begitukah? Tapi kenapa ini sangat keras sekali?" goda Chisato sambil menurunkan resleting celana Naruto dan mengeluarkan penis Naruto yang telah berdiri tegak, walau sudah di tahan oleh Naruto, tetap saja ia tak bisa menahan tangan sang guru yang lebih kuat darinya.

Chisato yang melihat penis Naruto merona, ia pun mengelus-elus penis tersebut membuat Naruto mendesis pelan, "Se-Sensei, a-aku mohon hentikan ini... Bu-Bukankah Sensei bilang ada pelajaran tambahan."

"Tidak... Ini adalah pelajaran tambahan mu, Naruto-kun," ucap Chisato membuat Naruto terkejut.

"Ta-Tapi ini..."

"kau malu-malu saat melihat dadaku kan? Kau ingin merasakan dadaku bukan? Bahkan kau tadi gelisah saat melihat celana dalamku bukan?"

"I-Itu..."

"Bahkan saat kau aku marahi karena melamun saat kelas berakhir, kau ereksi karena melihat dadaku bukan?" goda Chisato kembali sambil mengocok pelan penis Naruto.

"I-Itu tidak benar..."

"Kalau begitu beritahu aku alasan kenapa kau selalu melamun di kelas? Atau aku akan melaporkan ibumu karena berpikir mesum kepada gurumu sendiri?" ancam Chisato membuat Naruto tidak memiliki pilihan lain.

"A-Aku... Memikirkan melakukan sex dengan teman-teman Nee-chan."

"Ara... Ternyata kau sudah melakukan sex ya?" tanya Chisato sambil menyeringai kecil, ia sangat suka kejujuran Naruto karena wajar saja dia masih muda dan tak pandai berbohong.

"Me-Mereka yang memaksaku... A-Aku mohon jangan laporkan ini pada Kaa-chan."

"Fufufu tentu, tapi kau akan aku laporkan karena nilaimu selalu menurun, tapi jika kau ingin nilaimu tetap aman, kelakuanmu bersama teman kakakmu itu tidak ingin ketahuan, kau harus melakukan satu hal dan aku akan menjaga rahasia ini selamanya dari ibumu," ujar Chisato sambil mengalungkan lengan kanannya di belakang leher Naruto dan mengarahkan pipinya ke arahnya.

"Ja-Jangan bilang..."

"Ya, kau harus melakukan sex denganku," lanjut Chisato lalu mencium bibir Naruto dengan liar, sambil mengocok pelan penis Naruto.

Chisato memasukkan lidahnya ke dalam bibir Naruto mengajak lidahnya untuk berdansa, lengannya yang mengalung di leher Naruto ia gunakan untuk mendorong Naruto hingga terbaring di sofa tanpa melepaskan ciuman mereka dan lengannya lagi satu tetap mengocok pelan penis Naruto.

Sementara Naruto mencoba mendorong gurunya yang ada di atas namun tetap saja tidak bisa, Chisato pun melepaskan ciumannya sesaat dan menatap sayu Naruto.

"Kenapa Naruto-kun?"

"S-Sensei... Ini salah... Kita harusnya..."

"Apa kau ingin aku laporkan?"

"A-Aku tidak di ingin di laporkan tapi..."

"Kau tadi murung pasti karena teman-teman Nee-sanmu itu tidak datang bukan?" tanya Chisato membuat Naruto terkejut, "dari mana aku tahu anggap saja tebakan beruntung," lanjut Chisato sambil mendekatkan wajahnya kembali.

"Jika begitu anggap saja aku sebagai pengganti mereka, dan nikmati saja Naru-kun," ujar Chisato kembali mencium Naruto denga liar serta lengannya yang mengocok penis Naruto semakin cepat.

"Uhmmmnnn... Ahhnmmmm!" desah Naruto dan Chisato dalam ciuman mereka, lengan Chisato yang lagi satu ia gunakan untuk bertumpu beralih ke tangan Naruto yang memegang bahunya lalu menuntun tangan Naruto untuk meremas dadanya yang masih terbalut kemeja putih tipis dan bra hitam miliknya.

Chisato yang merasakan tubuh Naruto menegang dan penisnya berkedut kuat pun mempercepat kocokkannya, "Uhhhmmnn!" lenguh Naruto dan saat itu juga cairan putih menyembur keluar membasahi lengan Chisato yang mengocok penisnya.

Chisato pun melepaskan ciuman panasnya dengan Naruto lalu melihat tangannya yang berlumuran cairan putih dan menjilatinya hingga tak tersisa.

"Fufufu, nikmat sekali Naruto-kun," ucap Chisato dengan nada sexual sambil menatap sayu Naruto yang mengatur nafasnya, ia pun membuka kemeja putihnya serta dalamannya hingga terlihatlah dadanya yang cukup besar.

Naruto yang mengatur nafasnya merona ketika melihat dada gurunya yang menantang, Chisato pun mengambil kedua tangan Naruto dan mengarahkannya ke dadanya untuk meremas-remas dadanya.

"Ahhh... Bagaimana Naruto-kun? Bagaimana rasa dada yang kau sukai ini?" tanya Chisato sambil sedikit mendesah. "Le-Lembut sekali, Sensei," jawab Naruto tergagap.

Chisato pun sedikit merendahkan tubuhnya hingga dadanya berada di atas wajah Naruto, "Jika kau mau kau boleh menghisapnya, dada ini hanya untukmu saja," ujar Chisato membuat Naruto meneguk ludahnya sesaat dan pada akhirnya ia menghisap dada Chisato.

"Ahhh... Ya... Begitu... Aahhh hisap lebih keras lagi Naru-kun... Ahhh!" desah Chisato sambil rambut Naruto untuk menyalurkan sensasi nikmatnya.

Setelah selesai dengan satu dada Naruto beralih ke dada yang lain membuat nafsu Chisato memuncak, ia menggerakkan pinggulnya pelan menggoda penis Naruto yang telah tegak kembali dengan vaginanya yang masih terbalut celana dalam.

Ia tak sabar benda tersebut masuk ke dalam vaginanya, tapi dia ingin membuat momen yang luar biasa dulu bersama Naruto, "Ahhh! Lebih keras lagi Naru-kun! Hisap mereka bersamaan! Ahhh!"

Naruto pun melakukan apa yang di katakan oleh Chisato dengan menghisap dua dadanya bersamaan, "Ohhh! Yahhh! Begitu... Ahhh! Nikmat sekali! Ahhh!"

Tangan Chisato yang meremas rambut Naruto semakin meremasnya dengan kuat serta gerakan pinggulnya sedikit ia percepat karena dia akan mencapai puncaknya.

"Ahh! Yah! Nikmat sekali... Jika begini aku bisa gila," desah Chisato, "yah! Aku akan sampai... Ahhh! ahhhhhhh!"

"Ummnn hmmmnnn!" mereka berdua pun sama-sama mencapai puncak mereka dan membuat mereka mengatur nafas mereka yang memburu. Chisato yang merasakan celana dalamnya hangat tersenyum kecil lalu berdiri dan melihat penis Naruto yang berlumuran cairan putih.

Ia pun menurunkan celana dalam miliknya yang kotor karena terkena cairan Naruto lalu mendekati penis Naruto dan membersihkannya dengan mulutnya membuat Naruto mendesis kembali karena gurunya memberikan rangsangan kembali.

Setelah membersihkan setiap sisi bagian bawah Naruto serta melepaskan celana milik Naruto, Chisato pun menjilati batang penis Naruto dari bawah ke atas dan menatap penis tersebut penuh nafsu.

"Sudah dua kali keluar tapi tetap tegak, fufufu... Dasar mesum," ucap Chisato lalu menjilati kepala penis Naruto lalu memasukkan penis tersebut ke mulutnya dan menghisapnya cukup kuat.

"Ahh! S-Sensei!"

Setelah menghisapnya, Chisato pun menaik turunkan kepalanya dengan kecepatan sedang lalu melepaskan penis Naruto sambil mengocoknya sesaat, setelah itu ia kembali menjilati penis Naruto dan yang terakhir ia menjepit penis Naruto sambil mengulum kepala penis Naruto serta menggerakkan dadanya yang menjepit penis Naruto melakukan Paizuri.

"A-Ah! Se-Sensei! Ji-Jika kau menghisapnya terlalu kuat..."

Chisato yang merasakan penis Naruto semakin membesar dan berkedut semakin memperkuat hisapannya membuat Naruto tidak tahan dan akhirnya dan menahan kepala gurunya ketika ia mencapai puncaknya.

"Uhnmm!" gumam Chisato ketika merasakan penis Naruto menyemburkan cairannya di mulutnya, ia pun langsung menelannya hingga tak tersisa.

Chisato pun melepaskan penis Naruto yang masih berdiri tegak, ia menjilati bibirnya yang terdapat sisa sperma "Ara... Ternyata masih kuat, aku yakin teman-teman kakakmu itu sangat ketagihan melakukan sex denganmu," ujar Chisato mengulum penis tersebut sesaat lalu menaiki tubuh Naruto sambil memegang penisnya serta menaikkan sedikit rok hitam miliknya hingga terlihat vaginanya yang berlumuran cairan dengan Lingerie hitam.

"Sekarang... Mari kita ke menu utama," ujar Chisato dengan wajah sayu sambil memasukkan penis Naruto ke Vaginanya lalu menghentakkannya hingga penis tersebut menembus selaput daranya.

"Akhhhh!" akhirnya keperawanannya telah di ambil oleh pria yang lebih muda darinya, tapi dia tidak masalah karena dia memang mempersembahkan keperawanannya kepada pria muda di bawahnya.

Berdiam diri sesaat, setelah tidak terasa sakit, Chisato pun menggerakkan pinggulnya dengan pelan dan perlahan mulai semakin cepat, "Ahh! Sugoii! Penismu sungguh nikmat sekali! Ahhh! Ahhh!" desah Chisato dengan tatapan satunya melihat ke arah Naruto.

Sementara Naruto ia memegang pinggang gurunya dan setelah itu ia pun menggerakkan pinggulnya juga membuat Chisato semakin mendesah nikmat.

"Ohhh! Yah! Gerakkan pinggulmu Naru-kun! Ahhh! Penismu menyentuh rahimku!" desah Chisato lalu merendahkan tubuhnya dan berciuman dengan liar bersama Naruto sambil menggerakkan pinggulnya dengan cepat begitu juga Naruto.

Lengan Chisato membuka baju sekolah milik Naruto lalu membuangnya ke sembarang arah lalu memeluk leher Naruto untuk memperdalam ciuman panas mereka.

Mereka terus berciuman dengan liar hingga mereka membutuhkan udara lalu kembali berciuman dengan liarnya, bosan dengan posisi seperti itu Chisato melepas ciumannya lalu membangunkan Naruto yang berbaring di sofa dan menyandarkannya di sofa tanpa melepaskan penyatuan mereka.

Chisato pun kembali menggerakkan pinggulnya sambil mencium bibir Naruto dengan liar, Naruto yang leluasa pun memegang pinggang gurunya dan menaik turunkan pinggulnya membuat Chisato mendesah dalam ciumannya.

Puas berciuman mereka pun melepaskan ciuman mereka dan Naruto langsung menghisap dada Chisato karena sejak tadi dada tersebut berguncang menggodanya untuk di lahap.

"Ahhhh! Ahhh! Yah! Kau membuatku gila Naru-kun... Penismu benar-benar nikmat Ahhhh! Ahh!" desah Chisato meremas-remas rambut kuning Naruto. "Se-Sensei! A-Aku...," desis Naruto.

"Yahh! Keluarkan di dalam! Kita keluarkan bersama! Ahh! Ahh!"

"U-Ugh! A-Aku Sampai!"

"Ahhh! Ahhh! Aku juga sampai... AHHHHHHHH!"

Mereka pun sama-sama menghentakkan pinggul mereka dan mengeluarkan cairan mereka bersamaan. "Ohh! Sugoii... Penismu mengisi rahimku Naru-kun," desah Chisato dengan kepala menoleh ke atas lalu melihat Naruto dengan tatapan sayu dan menciumnya dengan liar kembali sambil mengumpulkan tenaga mereka kembali.

"Fuahh... Astaga, penismu itu masih keras ya? Apa kau belum puas?" tanya Chisato sambil menggerakkan pinggulnya pelan ketika merasakan penis Naruto masih berdiri tegak di vaginanya.

"Gomen Sensei... Tapi di dalammu terasa nikmat sekali," jawab Naruto dengan jujur membuat Chisato tertawa sexual lalu. Jari lentiknya mengelus dagu Naruto lalu mencium bibirnya kembali, "Tidak perlu meminta maaf, kau boleh keluar sebanyak yang kau bisa sampai aku mengantarmu pulang sore nanti."

"Sekarang kau yang bergerak Naru-kun," bisik Chisato sambil membalik keadaan di mana sekarang dia yang bersandar di sofa dan Naruto yang ada di depannya dengan menggerakkan pinggulnya.

"Ahh! Ahhh! Lebih cepat lagi Naru-kun! Ahhh! Ahh!" desah Chisato dengan nada sexual sambil mengalungkan lengannya di leher Naruto dan menatapnya dengan tatapan sayu. Naruto yang mendengar itu pun mempercepat gerakan pinggulnya sambil menghisap dada gurunya yang bergerak-gerak setiap kali ia menggerakkan pinggulnya.

"Ahh! Mou! Kau sangat menyukai dadaku ya? Ahhh! Ahhh! Baiklah! Kau boleh menghisapnya sampai kau puas, ahh! Ahh!" desah Chisato sambil meremas rambut Naruto kembali serta mengalungkan kakinya di pinggul Naruto.

Naruto yang mendengar itu memainkan puting gurunya di mulutnya serta menghisapnya seperti bayi serta menggerakkan pinggulnya cukup cepat.

Puas dengan dada gurunya, ia pun kembali di ajak berciuman oleh Chisato, ia bersilat lidah dengan liar dan melenguh pelan karena sama-sama merasakan sensasi nikmat.

Naruto yang sudah tidak tahan mempercepat gerakan pinggulnya, Chisato yang merasakan tusukan Naruto semakin cepat mendesah sedikit lebih keras.

"Ohhh! Ohhhh! Yahh! Lebih cepat lagi Naruhhh Ahhh! Ahh! Penismu kembali menyentuh rahimku Ahhh!"

"S-Sensei."

"Yahhh! Keluarkan di dalam lagi! Penuhi aku dengan cairanmu Naruhhh Ahhnn!" desah Chisato sambil memeluk erat Naruto, "Ahhh! Aku... Sampai... AHHHHNNN!" desah Chisato sambil menekan pinggul Naruto agar penis Naruto semakin dalam.

"Ghhh!" lenguh Naruto menyemburkan cairannya kembali. Chisato bisa merasakan kembali rahimnya di penuhi oleh benih Naruto dan itu selalu membuatnya ketagihan.

Naruto pun melepaskan penyatuan mereka sambil mengatur nafasnya yang memburu, sementara Chisato ia melihat bagian bawahnya yang mengeluarkan cairan milik Naruto yang tak bisa di tampung oleh rahimnya.

"Ahh... Banyak sekali kau keluarkan Naru-kun... Aku sampai kewalahan melayanimu, aku akan mengambil minuman untuk memulihkan tenagaku serta aku akan mengambilkan camilan untukmu, kita perlu istirahat," ujar Chisato lalu berdiri dan berjalan ke arah dapur tak memperdulikan cairan putih Naruto berceceran di lantai.

Ia berjalan dengan anggunnya sambil melepaskan lingerie serta stoking hitam sepaha miliknya dan membiarkan roh hitam sepaha miliknya saja lalu membuka kulkasnya.

Naruto yang melihat itu terdiam dengan wajah memerah serta bagian bawahnya tegang kembali, ia pun mulai berdiri dan berjalan ke arah gurunya.

Chisato yang baru saja berdiri dari kulkasnya tersentak ketika ada yang memeluknya dari belakang, "Sensei!" ujar Naruto memasukkan penisnya kembali.

"Ahhh! Astaga... Kau belum lelah?" tanya Chisato sambil melirik Naruto yang ada di belakangnya. "Ha-Habisnya, Sensei sangat cantik dan sexy... Aku jadi tidak tahan," jawab Naruto meremas dada Chisato dari belakang.

"Ahh! Astaga... Sepertinya mereka telah mengajarimu dengan baik ya, Ahhh!" desah Chisato sambil memegang tangan Naruto yang meremas dadanya, "Baiklah, ayo gerakan pinggulmu Naru-kun... Aku juga tidak tahan jika penismu itu berdiam diri saja, aku ingin terus merasakan penismu cairanmu itu di dalamku."

Naruto yang mendengar itu pun menggerakkan pinggulnya cukup cepat sambil memainkan dada besar Chisato, mereka sama-sama mendesah nikmat melakukan sex mereka di dapur dengan Naruto yang menusuk penisnya di belakang Chisato yang hanya mengenakan rok hitamnya.

.

.

Sementara itu di sisi Naruko dan teman-temannya, mereka saat ini berkumpul di restaurant cepat saji dengan beberapa buku dan makanan yang mereka pesan di meja.

Naruko yang mengerjakan tugasnya dengan santai melirik ke arah Tsubaki, Gabriel, Rias dan Ravel yang mengeluarkan aura hitam sambil mengerjakan tugas mereka.

Kuroka yang ada di samping Gabriel bahkan sedikit demi sedikit menjaga jarak dan memakan makanannya dengan tenang, sementara Akeno yang di samping Rias mengerjakan tugasnya dengan tenang walau sebenarnya dia terlihat gugup.

Menghembuskan nafas pelan, Naruko pun memutuskan bertanya, "Kalian... Bisakah kalian hilangkan aura itu? Kalian membuat pengunjung di sini ketakutan."

"Gomen... Naruko-chan, kami hanya tidak senang saja karena Anko-sensei tiba-tiba saja memberi tugas kepada kita dan ingin selesai nanti sore," jawab Rias mewakili Tsubaki, Ravel dan Gabriel.

"Hanya karena itu kalian seperti itu?"

"Tentu saja! Padahal kami ingin sekali bersantai-santai di rumahmu! Tapi kita mendapat tugas seperti ini!" jawab Ravel membuat Naruko sweatdrop. "Hey, rumahku itu bukan tempat tongkrongan," ujar Naruko lalu menghembuskan nafasnya pelan.

"Selain itu kalian juga seharusnya tidak terlalu sering mampir ke rumahku bukan? Aku sendiri sudah lama tidak mampir ke rumah kalian," lanjut Naruko sambil bertopang dagu, "jika saja Kaa-chan tidak terlalu sibuk dengan teman-temannya, dan menjaga Naruto-kun di rumah... Aku pasti sudah mampir ke rumah kalian, tapi karena harus menjaganya aku tidak bisa."

"Hm? Berarti jika kau di sini, ibumu ada di rumah?" tanya Gabriel dan di jawab anggukan oleh Naruko, aura hitam mereka pun hilang seketika dan bernafas lega, jika begitu artinya peluang mereka melakukan sex dengan Naruto sangat kecil.

Untunglah jika begitu mereka datang ke sini untuk mengerjakan tugas mereka. "Ah! Kalian sudah tenang," gumam Kuroka dengan polosnya.

"Gomenasai, Naruko-chan," ucap Tsubaki, Ravel, Rias dan Gabriel bersama-sama membuat Naruko sweatdrop kembali.

"Kenapa kalian meminta maaf?"

.

"Eh? Membawakan kertas tugas latihan untuk Hasegawa-sensei?" tanya Wanita berambut putih keunguan. "Ya, dia tadi sudah lebih dulu karena ada urusan, dan sebenarnya aku yang harusnya mengisi pelajaran besok di kelas Hasegawa-sensei, tapi karena aku tidak bisa mengajar besok, aku memberikan Hasegawa-sensei yang menggantikan pelajaranku, tapi dia sudah pulang duluan," jawab Seorang guru pria sambil menggaruk belakang kepalanya dengan senyum canggung.

"Jadi begitu," gumam Wanita rambut putih keunguan bernama Rossweisse. "apa kau tidak keberatan mengantarkannya, Rossweisse-sensei?" tanya guru tersebut.

"Tentu, aku akan mengantarkannya," jawab Rossweisse sambil tersenyum tulus, "Kalau begitu saya permisi," ucap Rossweisse kembali sambil membungkukkan badannya dan melangkah keluar dari ruang guru.

"Aku penasaran kenapa Hasegawa-san buru-buru sekali kembalinya," gumam Rossweisse sambil melihat map yang berisikan kertas-kertas tugas latihan. "Rossweisse-chan!" Rossweisse yang di panggil menoleh dan ia melihat dua wanita berambut kuning datang ke arahnya.

"Oh, Shizuka-chan, Tearju-chan," gumam Rossweisse ketika melihat mereka datang ke arahnya, "apa kalian sudah selesai dengan urusan kalian?"

"Tentu, mari kita pulang bersama," jawab Shizuka sambil tersenyum manis. "Aku tidak menyangka kita bertiga akan mengajar di sekolah yang sama, setelah dua tahun nanti apa kalian akan mengikutiku untuk mengajar di sekolah yang sama lagi?"

"Fufufu tentu saja, kita kan sahabat dan kita sudah bersumpah akan selalu bersama," jawab Shizuka sambil tersenyum. "Itu benar, apa kau tidak senang kita bersama Rossweisse-chan?" tanya Tearju.

"Aku tidak mengatakan itu bukan? Tentu saja aku senang kita bersama," jawab Rossweisse, "tapi sebelum kita kembali kita akan mampir ke rumah Hasegawa-san untuk memberikannya tugas latihan ini."

.

Kembali ke tempat Naruto, ia saat ini masih tengah melakukan sex di lantai dapur dengan posisi menyamping, Naruto terus memaju mundurkan penisnya dengan cepat sambil berciuman dengan Chisato.

Sampai di puncaknya, Naruto pun menekan pinggulnya sedalam mungkin dan mengeluarkan cairannya kembali di rahim Chisato.

Tubuh mereka bergetar pelan ketika mencapai puncak lalu berbaring bersama di sana sambil mengatur nafas mereka. Chisato yang sudah tenang pun berdiri sambil melenguh pelan ketika penis Naruto lepas dari vaginanya.

Ia menatap sayu ke arah Naruto yang mengatur nafasnya yang memburu, ia bisa melihat tubuh Naruto di penuhi keringat karena kegiatan mereka.

Chisato pun melangkahkan kakinya ke ruang tamu mengambil minuman yang ia buatkan untuk Naruto tadi serta pakaian mereka yang kotor.

Ia pun melangkahkan kakinya kembali ke dapur dan memberikan minuman tersebut kepada Naruto, "Ini, Naru-kun, kita istirahat dulu dan membersihkan tubuh kita, setelah itu aku akan membuatkan makan siang untuk kita."

Naruto yang mendengar itu pun mendudukkan dirinya sambil meminum minuman yang di berikan gurunya hingga habis, setelah habis Chisato pun membantu Naruto berdiri dan menuntunnya ke arah kamar mandinya tentu saja ia harus mencuci pakaiannya dulu sementara Naruto ia masih beristirahat di kamar mandi sambil mendudukkan dirinya.

"Naru-kun," bisik Chisato yang sudah di belakang Naruto sambil memeluk tubuhnya membuat tubuh Naruto menegang.

"Se-Sensei kau mengejutkanku."

"Fufufu, kau tadi juga begitu kan? Bahkan kau langsung saja memasukkan penismu ini ke dalamku," jawab Chisato sambil mengelus pelan penis Naruto, "bahkan kau sudah keluar banyak tadi, tapi penis ini masih kuat, aku yakin mereka pasti sangat senang sekali melakukan sex denganmu."

"Sekarang ayo kita bersihkan tubuh kita dulu," ujar Chisato sambil membasahi tubuh Naruto menggunakan showernya dengan air dingin begitu juga dirinya lalu mengambil sabun dan mengusap-usapnya di tangannya lalu menyabuni seluruh tubuh Naruto.

"S-Sensei... Dadamu..."

"Fufufu bagaimana rasanya dadaku Naru-kun?" tanya Chisato sambil mengelus-elus dada besarnya di punggung Naruto. "Le-Lembut dan besar," jawab Naruto jujur, Chisatonyang mendengar itu tersenyum lalu tangannya bergerak ke bawah dan ia bisa merasakan penis Naruto kembali menegang.

"Wah, kembali berdiri, dasar murid mesum... Kau hanya di goda seperti itu sudah ereksi?" ujar Chisato sambil bergerak ke depan lalu merendahkan tubuhnya dan mengulum penis Naruto yang ia sudah bersihkan dengan air.

"Ahh! Sensei... Ahh!" desah Naruto ketika merasakan penisnya di manjakan kembali oleh gurunya, Chisato pun menuntun untuk berdiri dan melakukan Paizuri kepada penis Naruto sambil mengulum penisnya, Naruto yang merasakan kenikmatan kembali menggerakkan pinggulnya dengan pelan hingga beberapa menit berlalu, Naruto pun mengeluarkan cairannya kembali di mulutnya.

"Fuah! Selalu nikmat sekali Naru-kun," bisik Chisato lalu mendudukkan dirinya di kursi yang di gunakan Naruto tadi sambil membuka ke dua pahanya memperlihatkan vaginanya kembali.

"Manjakan punyaku juga, Naru-kun... Tolong jilati punyaku," pinta Chisato, Naruto pun menurut dan menjilati vagina Chisato membuatnya mendesah pelan sambil meremas-remas rambut Naruto, "Ahhh! Yahh! Terus Naru... Ahhh!" desah Chisato merasa kenikmatan dengan apa yang di lakukan Naruto.

Tak butuh waktu lama, Chisato pun mencapai puncaknya dan cairannya di minum oleh Naruto, Chisato yang melihat itu pun kembali menarik Naruto mendekat dan berciuman dengan panas kembali.

Lengan lentiknya mengelus penis Naruto kembali dengan lembut lalu melepaskan ciuman panas mereka, "Ayo kita lanjutkan satu ronde lagi," bisik Chisato menuntun Naruto untuk berendam di Bath up miliknya lalu ia mendekati Naruto sambil memasukkan penis Naruto ke vaginanya kembali.

"Shhh! Ahh! Sensei! Aku mencintaimu! Ahh!" desah Naruto ketika Chisato telah menggerakkan pinggulnya kembali, Chisato yang mendengar itu tersentak sesaat lalu mencium bibir Naruto kembali sambil melakukan sex mereka di bath up.

"Yah... Aku juga mencintaimu, Naru-kun, aku adalah milikmu sepenuhnya," jawab Chisato di selah-selah ciuman panasnya bersama Naruto, tak berselang lama kembali, Naruto dan Chisato pun mencapai puncak mereka dan kembali keluar secara bersamaan tanpa melepaskan penyatuan mereka.

"Ahhh! Sugoii! Tanpa obat tenaga sekalipun ia bisa mengeluarkan sebanyak ini, padahal dia hanya anak berumur 10 tahun... Luar biasa," batin Chisato memejamkan matanya menikmati desiran setiap Naruto mengisi rahimnya kembali.

Selesai dengan kegiatan mandi mereka, Chisato pun melihat keadaan baju mereka lalu memasukkannya ke mesin pengering, Naruto yang juga baru keluar dari kamar mandi memegang perutnya yang keroncongan, Chisato yang mendengar itu tertawa halus.

"Duduklah di meja makan, Naru-kun, aku akan membuatkan makanan untukmu," ujar Chisato sambil membuka handuk yang melilit di tubuhnya lalu menggantungnya.

Naruto yang melihat itu merona kembali, Chisato yang sudah tahu akan apa yang terjadi berbalik dan memberi tanda pada Naruto untuk tidak melakukan itu lagi, "Tidak boleh nakal Naru-kun."

"Sekarang duduklah dulu di meja makan, kita akan makan siang dulu."

Naruto yang mendengar itu pun mengangguk lalu ia mengeringkan tubuhnya di kamar mandi dan berjalan menuju meja dapur Chisato dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Chisato pun menggunakan apronnya saja tanpa dalaman apa pun, lalu menyalakan kompornya dan membuat makan siang untuknya dan Naruto, sementara Naruto ia menatap lekat Chisato yang memasak di dapur.

.

.

.

.

"Hmmm rumah Hasegawa-san... Ah di sini," gumam Rossweisse sambil menghentikan mobilnya, ia bersama Shizuka dan Tearju pun keluar dari mobil dan memasuki rumah Chisato, saat Rossweisse akan menekan bel dia mendengar suara yang membuatnya tersentak.

"Ada apa Ross..." Tearju yang akan bertanya seketika tertahan oleh Rossweisse yang menyuruhnya untuk diam, ia pun menempelkan telinganya ke pintu, Shizuka dan Tearju yang melihat itu saling berpandangan dengan wajah kebingungan lalu ikut melakukan apa yang di lakukan Rossweisse.

"Ahhh! Ahhh! Naruhhh! Ahhh!"

Mereka bisa mendengar suara Chisato mendesah sambil menyebutkan satu nama yang tidak asing bagi mereka. Wajah mereka memerah ketika mendengar suara desahan Chisato, mereka pun sama-sama menjauh dari pintu dengan perasaan kalut.

"Ba-Bagaimana ini? A-Apa kita langsung masuk begitu saja?"

"H-Hasegawa-san tadi mendesah sambil menyebutkan satu nama bukan? N-Naru... Kalau tak salah..."

"Na-Namikaze Naruto-kun, mu-muridnya sendiri?"

Rossweisse, dan Shizuka yang mendengar perkataan terakhir Tearju tersentak dan berniat masuk dengan kasar ke rumah Chisato, namun di tahan oleh Tearju.

"A-Apa yang kalian pikirkan!" bentaknya dengan nada sedikit di pelankan. "Kita harus menangkap mereka karena melakukan perbuatan mesum! Dan kita harus melaporkannya kepada keluarga Namikaze!" jawab Rossweisse.

"Ta-Tapi itu bisa saja Naru itu bukan Namikaze Naruto muridnya dia sendiri bukan? Jika kita salah kita sendiri yang malu... Kita harus mengeceknya secara sembunyi-sembunyi."

Rossweisse dan Shizuka yang mendengar perkataan Tearju pun sedikit menenang karena apa yang di katakan dia memang benar, "kalau begitu ayo kita cek," bisik Rossweisse sambil membuka pintu rumah Chisato dengan pelan.

Mereka pun sama-sama masuk ke dalam dengan mengendap-endap lalu melihat apa yang terjadi, wajah mereka seketika memerah ketika melihat wanita yang merupakan guru seperti mereka saat ini melakukan sex dengan Naruto yang duduk di kursi sementara Chisato yang menggerakkan pinggulnya.

Mereka bisa melihat Chisato mencium Naruto dengan mesra, setelah selesai makan bukan Naruto yang menyerang Chisato tapi kebalikannya, "Fuahh! Ahhh! Penismu kembali mengisi vaginaku Naru... Ahh! Nikmat sekali!"

"Te-Ternyata benar dia bersama Namikaze-kun," bisik Tearju dengan wajah memerah sempurna. "Ki-Kita harus menangkap mereka," bisik Rossweisse ingin keluar namun di tahan oleh Shizuka.

"Ke-Kenapa kau menahanku?"

"Kita lihat sebentar lagi, tidak asyik kan jika kau mengganggu mereka di tengah-tengah kegiatan mereka," jawab Shizuka membuat Rossweisse tidak percaya. "A-Apa yang kau pikirkan ini saat yang tepat untuk menangkap mereka tahu!" bentak Rossweisse ingin keluar tapi kembali di tahan oleh Shizuka.

"Ahh! Naruhhh aku hampir sampai! Ahhh!" desah Chisato mempercepat gerakan pinggulnya, Naruto yang juga akan mencapai puncak mendorong pelan hingga ia duduk di meja dan ia mengerakkan pinggulnya dengan cepat

"Aku juga keluar... Sensei!"

"Ahhh! Ahh! Ya... keluarkan lagi Naru... Ahh! Ahh! AHHHHHNNN!" desah Chisato sambil menekan pinggul Naruto dengan kakinya, kembali Naruto mengisi rahim Chisato dan itu membuat Chisato tergila-gila dengan sensasi tersebut.

Rossweisse, Shizuka dan Tearju yang melihat itu memerah wajahnya sekaligus tidak percaya bahwa Chisato membiarkan Naruto keluar di dalamnya dan itu dalam jumlah cukup banyak terlihat cairan putih keluar dari penyatuan mereka.

"Hahh... Hah... Kau memang luar biasa, Naru-kun, hgnnn!" ucap Chisato sambil melepaskan penyatuan mereka, dan terlihatlah penis Naruto yang masih berdiri tegak, Rossweisse, Shizuka dan Tearju yang melihat itu memerah wajahnya sambil meneguk ludah mereka.

Rossweisse yang awalnya ingin menangkap mereka entah kenapa tidak bisa menggerakkan tubuhnya, begitu juga Shizuka dan Tearju, mereka sama-sama terpaku melihat penis Naruto yang masih berdiri tegak.

"Biarkan aku membersihkannya setelah itu aku akan mengantarkanmu pulang," ucap Chisato sambil berjongkok di depan Penis Naruto, "ini pelayanan terakhir hari ini, sampai bertemu besok," bisik Chisato lalu mengulum penis Naruto dan memaju mundurkan kepalanya.

Rossweisse, Shizuka dan Tearju yang melihat itu meneguk ludah mereka. Tubuh mereka terasa panas, deru nafas mereka memburu, bagian bawah mereka mulai basah karena melihat sesuatu yang erotis, saking tidak tahannya tangan mereka meremas-remas dada mereka sendiri serta jari mereka mengelus-elus vagina mereka di balik celana dalam mereka.

Naruto yang kembali mencapai puncaknya menahan kepala gurunya dan kembali mengeluarkan cairannya di dalam mulut Chisato, sementara Chisato menelannya tanpa sisa sedikit pun.

Naruto pun duduk kembali sambil mengatur nafasnya yang memburu, Chisato yang melihat Naruto sudah mulai lelah tersenyum lalu berdiri sambil menyentuh dagu Naruto.

"Sampai di sini saja pelajaran tambahanmu, Naru-kun, besok akan kita lanjutkan," ujar Chisato lalu meminum minumannya dan kembali mencium Naruto, ia membagikan minuman yang dia minum kepada Naruto sambil berciuman.

Setelah selesai, dia pun melepaskan ciumannya sambil menjilati bibirnya, "Aku akan mengambilkan pakaianmu dan aku juga akan mengambil pakaian baruku, bersiap-siaplah karena aku akan mengantarkanmu pulang," ucap Chisato sambil berjalan ke arah kamar mandi dan mengambil pakaian Naruto di mesin pengering dan memberikannya kepada Naruto, lalu ia pun melangkahkan kakinya ke kamarnya dan mengambil pakaian baru.

Rossweisse, Shizuka dan Tearju juga sudah pergi dari persembunyian mereka dengan keluar dari rumah Chisato. Naruto yang sudah mengenakan pakaian sekolahnya sedikit tersentak dengan pipi merona ketika melihat gurunya sudah berpenampilan cantik kembali, dengan sweater berwarna merah serta rok putih panjang, rambut di biarkan tergerai serta kacamata merah melekat di wajahnya.

"Bagaimana penampilanku, Naru-kun?" tanya Chisato dengan rona di pipinya. "Ka-Kau sungguh cantik, Sensei," jawab Naruto dengan jujur membuat Chisato tertawa halus.

"Jangan memanggilku Sensei saat kita berdua, Naru-kun, panggil saja nama kecilku."

"C-Chisato-sens..." perkataan Naruto terhenti karena Chisato menempelkan jarinya di bibir Naruto. "Jangan pakai Sensei, Naru-kun," bisik Chisato sambil tersenyum manis.

"Chi-Chisato-chan?" tanya Naruto membuat senyuman Chisato semakin lebar. "Ya, itu lebih baik, tapi ingat kau boleh memanggilku begitu saat kita hanya berdua saja," bisik Chisato lalu mencium bibir Naruto kembali hingga kegiatan mereka terhenti karena suara bel rumahnya berbunyi.

"Ayo Naru-kun," ajak Chisato merapikan dirinya begitu juga Naruto lalu sama-sama ke teras rumah dan membuka pintunya, "Ara, Rossweisse-sensei, Shizuka-sensei, Tearju-sensei, ada keperluan apa kalian kemari?" tanya Chisato ketika melihat tamunya, sementara Naruto hanya diam saja di belakang Chisato.

"Ah, ini salah satu guru meminta kami untuk mengantarkan tugas latihan ini karena besok dia tidak bisa mengajar di kelasku, jadi dia ingin kau menggantikannya," ujar Rossweisse sambil memberikan map tugas latihan yang menjadi tujuannya.

"Ara, Namikaze-kun, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Tearju pura-pura tidak melihat apa yang terjadi. "Ah, Namikaze-kun melakukan pelayaran tambahan di rumahku dan sekarang aku akan mengantarkannya pulang," jawab Chisato membuat mereka mengangguk paham.

"B-Baiklah, kalau begitu kami pamit dulu, sampai bertemu besok!" ucap Rossweisse lalu kembali ke mobilnya bersama Shizuka dan Tearju lalu pergi dari sana.

"Baiklah, ayo kita pergi Naru-kun."

"Ha-Ha'i!"

.

.

Kembali ke sisi Rossweisse, Shizuka, dan Teaju saat ini terdiam di mobil dengan pikiran masing-masing, "Apa kalian memikirkan hal sama sepertiku?" tanya Shizuka tiba-tiba.

"Sepertinya begitu," jawab Tearju. "Ya...," jawab Rossweisse dan secara bersamaan mereka menyeringai kecil sambil menjilati bibir mereka.

"Tidak sabarnya."

.

.

.

.

.

.

TBC

Note : YO! SAYA KEMBALI!

Bagaimana menurut kalian? Ini adalah hari terakhir NKT Update karena menjelang puasa, jadi untuk membuat kalian puas, Chapter depan setelah puasa akan menjadi adegan untuk tiga Guru yang termasuk Vote di chapter lalu.

Mungkin kalian memang berpikir gak masuk logika lah bahwa anak kecil bisa tahan lama begitu, ya namanya aja fiksi, bahkan Doujin sampai ada yang seharian.

Bagaimana tahu? Ya saya nyari beberapa refrensi dari sana sih :v, bahkan ada beberapa mangaka Doujin H yang aku jadikan Fav wkwkkwkw.

Ok kita sudahi itu dulu.

Dan untuk 2 Chapter mendatang, aku ingin kalian melakukan Vote terhadap orang-orang ini, dan adegan berikutnya yang akan datang adalah perawatan dari suster :v

Pertama : Prinz Eugen

Ke dua : Takao

Ke tiga : Atago

Yap mereka adalah dari Azur Lane, mungkin kalian sudah tahu beberapa dari mereka, hahahaha! Kalau begitu saya pamit undur diri, dan ingat ini hari terakhir karena menjelang puasa, mau kalian minta update pun aku akan update setelah puasa.

Kalau aku update dan memberikan kalian beginian takut dosa :v wkwkwk.

Ok itu saja, sampai bertemu setelah puasa dan selamat menjalankan ibadah puasa ya, jaa~ na!

4kagiSetsu Out