Disclaimer :
Naruto © Masashi Kisimoto
High school DxD © Ichiei Ishibumi
Summary : Namikaze Naruto, Anak kecil berambut kuning berumur 10 tahun yang harus kehilangan keperjakaannya karena teman kakaknya yang datang ke rumahnya, ia berpikir semua itu hanya mimpi namun ternyata tidak, dan saat itu juga hidupnya benar-benar berubah drastis.
Nee-chan to Kaa-chan no Tomodachi
Pair : Naruto x Harem
Genre : Big Breast, Harem, Shotacon, School Uniform, Handjob, Blowjob, Breast Feeding, Incest, Solo Male, Milf, Bikini, Mastrubation, Teacher, Paizuri, Apron, Bathroom, full energy.
Rate : M
Warning : Typo, OC, OOC, Multichap, R18+, alur berantakan, Not Like Don't Read!, ANAK DI BAWAH UMUR PERGILAH! DOSA BUKAN SALAH SAYA!
" Halo " berbicara
"Halo" batin
.
Chapter 7 : Hospital Time! Part 1.
.
.
Minggu, 28 Agustus 20xx
Naruto side
11.00 AM
.
Hari libur di akhir bulan, saat ini Naruto tengah berjalan dengan tas belanja di tangannya, dia baru saja habis dari supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari di rumah mereka seorang diri.
Lima hari telah berlalu semenjak dia melakukan sex dengan empat gurunya, dan waktu itu benar-benar sangat melelahkan. Waktu itu dia di berikan obat perangsang dengan dosis kecil jadi efeknya hanya sampai sore dan dia langsung di berikan vitamin untuk menambah staminanya.
Keesokan harinya para guru ada rapat jadinya dia tidak melakukan sex dengan mereka lagi melainkan dengan Venelana dan Grayfia. Saat akan pulang ke rumah, di bertemu dengan Venelana serta Grayfia yang akan kembali ke rumah menggunakan mobil, mereka yang melihat dirinya langsung berhenti dan menariknya masuk ke mobil dan mengajaknya ke kediaman mereka.
Selama perjalanan ke kediaman Gremory, dia sudah langsung di serang oleh Grayfia yang langsung menciumnya dengan panas serta melakukan Service dengan kejantanannya.
Sesampai di kediaman Gremory, Venelana serta Grayfia membawanya ke kamar Venelana, lalu menyerangnya dengan liar. Semenjak mereka melakukan sex waktu itu, mereka ketagihan ingin melakukannya lagi, tetapi Naruto tidak ada di rumah dan sibuk karena urusan sekolah membuat mereka menahan hasrat mereka.
Karena mereka bertemu dengannya, akhirnya mereka dapat melampiaskan hasrat mereka yang tertahan selama ini. sebenarnya Naruto juga sudah lama ingin melakukan itu dengan mereka, tetapi ia tidak bisa karena ia melakukan itu dengan gurunya.
Tak hanya mereka, Rias yang pulang dari sekolah mendengar mereka melakukan sex langsung datang dan ikut bergabung dengan mereka hingga sore.
Saat selesai Sex, Rias mengatakan bahwa Tsubaki, Ravel dan Gabriel juga ingin kembali melakukan sex dengan dirinya tetapi dia tidak pernah ada waktu. Naruto pun menjelaskan alasannya kenapa dia tidak ada di rumah dan itu cukup membuat Venelana, Grayfia dan Rias terkejut karena empat guru Naruto juga melakukan itu terhadapnya.
Keesokan harinya, dia pun bercerita kepada empat gurunya bahwa ia harus pulang karena ada sebuah urusan dan berjanji akan melakukan itu dengan mereka besok. Chisato, Tearju, Rossweisse dan Shizuka yang mendengar itu sebenarnya sedikit kecewa karena tidak bisa melakukan itu bersama Naruto, hingga akhirnya mereka menggunakan jam istirahat untuk melakukan itu di ruang UKS.
Sepulang sekolah, dia pun langsung pulang menuju rumah dan sesampai di sana, ia akhirnya kembali bertemu dengan Gabriel, Ravel, Tsubaki, Akeno, Rias dan Kuroka.
Tsubaki, Garbiel dan Ravel yang akhirnya bisa bertemu Naruto kembali tersenyum senang, dan seperti rencana biasa mereka dulu, mereka pun mencampurkan obat tidur dengan minuman Naruko, Akeno dan Kuroka.
Setelah mereka tertidur, Gabriel, Rias, Tsubaki dan Ravel pun menyerang Naruto di kamarnya. Mereka melampiaskan hasrat mereka yang sudah mereka tahan selama beberapa hari hingga puas dan besoknya, dia pun menepati janjinya dengan Chisato, Tearju, Shizuka dan Rossweisse untuk melakukan itu.
Kembali ke Naruto, karena hari ini adalah hari libur, dia tidak bersekolah jadi dia tidak bisa melakukan itu dengan Chisato, Tearju, Rossweisse, dan Shizuka. Dia juga ingat bahwa teman-teman kakaknya akan datang hari ini ke rumahnya untuk mengerjakan tugas, jadi ada kemungkinan dia akan melakukan itu dengan mereka nanti.
Alasan kenapa Naruto berubah menjadi mesum... Tidak mungkin sangat mesum karena dia sudah di ajarkan sesuatu yang nyeleneh sejak kecil dan jika terus menerus di lakukan pasti dia akan menjadi ketagihan, setiap anak kecil pasti seperti itu.
Naruto yang berjalan menuju rumah seketika tersentak ketika melihat seorang anak kecil tiba-tiba berlari ke seberang jalan tanpa melihat dan sebuah mobil datang siap menghantam anak kecil tersebut.
Pria yang ada di mobil melihat ada anak kecil menyeberang berusaha memberhentikan mobilnya namun tidak akan sempat. Melihat itu Naruto melepaskan belanjaannya lalu langsung berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan anak tersebut karena hanya dialah yang terdekat.
"Hey! Awas!" teriak Naruto langsung mendorong anak tersebut dengan keras hingga kembali ke pinggir jalan.
Brak!
Kecelakaan pun tak terhindarkan, Naruto menerima tabrakan dari mobil yang akan menabrak anak kecil tadi dengan keras hingga terpental beberapa meter.
"KYAAAAA!"
"Oi! Cepat panggil ambulance!"
Naruto yang terbaring di tanah dapat merasakan sakit di kepalanya, tubuhnya juga terasa sangat lemas sekali untuk di gerakkan, "Sa-Sakit sekali...," batin Naruto dengan lesu.
"A-Astaga! Dia mengalami pendarahan di kepalanya!"
"Nak, bertahanlah nak!"
Naruto melihat banyak sekali orang yang mengerumuninya hanya terdiam, pandangannya secara perlahan mulai mengabur, "A-Apa aku akan mati di sini...," batin Naruto lirih, "K-Kaa-chan... Nee-chan... go-gomenne," lanjut Naruto hingga akhirnya dia pun kehilangan kesadarannya.
.
.
.
"U-Ughmmnn...," lenguh Naruto perlahan mulai membuka matanya, dia mengerjapkan matanya sesaat karena hal pertama yang dia lihat adalah langit-langit kamar berwarna putih serta bau obat-obatan.
"Di mana aku...," gumam Naruto lemah. "Ara, kau sudah sadar, Naruto-kun." Naruto yang mendengar suara menoleh dan ia melihat seorang suster rambut silver di ikat twins tersenyum kepadanya.
"Guten Morgan, Naruto-kun," ucap suster tersebut sambil tersenyum manis. "D-Di mana aku? a-apa yang terjadi? Aw!" tanya Naruto sambil berusaha duduk, namun saat akan bangun dia merasakan sakit di kepala, tangan dan tubuhnya.
"Pelan-pelan, Naruto-kun," ucap suster tersebut sambil membantu Naruto duduk di kasurnya, "kau ada di rumah sakit, kau mengalami kecelakaan dan menerima pendarahan di kepalamu," jawab suster tersebut membuat Naruto teringat kejadian di mana waktu itu dia berusaha menyelamatkan seorang anak kecil yang hampir tertabrak mobil.
"A-Ah... Aku ingat," gumam Naruto, ia bisa merasakan adanya perban yang melilit di kepalanya, serta ia dapat melihat tubuh dan lengannya dibalut perban akibat kecelakaan tersebut, "lalu... bagaimana keadaan anak itu?".
"Dia baik-baik saja, keluarga anak kecil itu berterima kasih kepadamu karena telah menyelamatkan anak mereka, dan mereka menanggung biaya pengobatanmu," jawab suster tersebut membuat Naruto bernafas lega.
"Tunggulah di sini, aku akan memanggilkan orang tuamu," ucap Suster tersebut lalu pergi meninggalkan Naruto untuk memanggil orang tuanya. Naruto yang mendengar ada orang tuanya di sini tersentak serta pucat karena takut akan di marahi, tak berselang lama, Kushina serta Naruko pun datang sambil menangis dan langsung memeluknya.
"Kaa-chan, Nee-chan."
"Syukurlah! Syukurlah! Akhirnya kau sadar, Naruto-kun!" lirih Kushina sambil mengecup pipi putranya. "Aku senang akhirnya kau sadar juga, Naruto-kun," lirih Naruko sambil mengelus rambut adiknya dengan lembut
"I-Itte... Maaf membuat kalian khawatir, Kaa-chan, Nee-chan," ucap Naruto merasakan sakit saat di peluk mereka namun dia tahan sambil tersenyum, setelah beberapa menit berpelukan Kushina dan Naruko pun melepaskan pelukan mereka.
"Bagaimana perasaanmu? Apakah masih ada yang sakit?" tanya Naruko dan di jawab gumaman pelan oleh Naruto. "Um... Y-Ya... Aku masih merasakan sakit di kepalaku... serta tubuh dan tanganku," jawab Naruto.
"Sudah berapa lama aku di sini?"
"Sudah empat hari, kau tidak sadarkan selama empat hari setelah kecelakaan itu, Naruto-kun," jawab Kushina sambil mengelus rambut putranya dengan lembut, Naruto yang mendengar itu tentu terkejut karena dia sudah tertidur selama itu.
"Bagaimana dengan sekolahku?"
"Jangan khawatir, kami sudah memberitahu wali kelasku Hasegawa-sensei bahwa kau menerima sebuah kecelakaan, dia sempat kemari kemarin untuk mengecek keadaanmu dan masalah nilai dia bilang tidak perlu khawatir," jawab Kushina membuat Naruto bernafas lega.
Kruuuk
Setelah itu terdengar suara perut keroncongan dari perut Naruto. Kushina dan Naruko yang mendengar itu tersenyum sementara Naruto wajahnya memerah karena malu, wajar saja dia sangat kelaparan karena selama empat hari dia tertidur.
"Permisi, Kushina-san, Naruko-san kalian harus keluar sesaat karena kami harus mengecek keadaan Naruto-kun," ucap suster rambut silver di ikat twins memberitahu Kushina dan Naruko untuk keluar dan di sampingnya terdapat seorang dokter perempuan rambut hitam di gerai serta perempuan rambut hitam di ikat pony tail.
"Baiklah," jawab Kushina lalu berdiri bersama Naruko, "kami akan keluar dulu, Naruto-kun. Kami akan kembali lagi nanti dan membawakanmu makanan," lanjut Kushina dan di balas gumaman pelan oleh Naruto.
"Um." Naruko dan Kushina pun keluar meninggalkan Naruto serta Dokter dan dua Suster yang akan mengecek keadaan Naruto.
"Kau mempunyai keluarga serta teman-teman yang sangat baik Naruto-kun," ucap Dokter perempuan tersebut, "selama kau tidur, keluargamu, teman-temanmu, teman kakakmu serta gurumu datang kemari untuk menjengukmu, mereka pasti sangat menyayangimu." Naruto yang mendengar itu merona sambil berniat mengelus belakang kepalanya namun terhenti karena dia merasakan sakit di bagian tubuhnya.
"Baiklah, sebelum memeriksa keadaanmu kami akan memperkenalkan diri kami. Aku adalah salah satu dokter di rumah sakit ini, namaku Atago, sementara mereka berdua adalah suster yang selalu mengecek keadaanmu, mengobatimu mulai dari selalu mengganti perban di kepala dan tubuhmu serta merawatmu saat orang tuamu tidak ada, dia adalah adikku namanya Takao, sementara yang ini bernama Prinz Eugen," ucap Dokter perempuan bernama Atago, lalu memperkenalkan suster rambut hitam di ikat pony tail bernama Takao serta suster rambut silver yang bernama Prinz.
"Salam kenal, Naruto-kun," ucap mereka kompak sambil tersenyum, sementara Naruto yang melihat itu merona.
"S-Salam kenal."
"Baiklah, sekarang kami akan memeriksa keadaanmu, Prinz-chan, Takao-chan, buka perbannya dan ganti yang baru," ucap Atago dan di balas anggukkan oleh mereka.
"Fufufu, baik," balas Prinz sambil tertawa halus. "Ha'i," jawab Takao lalu membuka perban di tubuh Naruto sementara Prinz membukakan perban di kepala Naruto secara perlahan.
Wajah Naruto seketika memerah ketika melihat dada besar Prinz ada di depannya, dia pun mengalihkan pandangannya perlahan agar tidak melihatnya.
"Naruto-kun, bisakah kau angkat sedikit tanganmu agar aku bisa membuka perbanmu?" pinta Takao kepada Naruto untuk menaikkan sedikit lengannya. Naruto pun menggumam pelan lalu mengangkat sedikit tangannya dengan perlahan agar Takao leluasa membuka perban di tubuhnya.
Tubuh Naruto langsung menegang ketika lengannya bersentuhan dengan benda kenyal dan itu adalah dada dari Takao, Naruto semakin menegang ketika Prinz menarik lehernya hingga wajahnya sangat dekat dengan dada Prinz, wajahnya mulai semakin memerah dengan jantung yang berdetak kencang.
Setelah semua perban terbuka, terlihatlah luka memar di punggung, dadanya, tangannya serta kepala bagian kanan Naruto karena kecelakaan waktu itu.
"Baiklah, sekarang aku akan mengecek keadaanmu serta lukamu," ucap Atago lalu menyentuh luka di tubuh tersebut secara perlahan. "U-Ugh," ringis Naruto saat merasakan sentuhan di lukanya.
"Apakah terasa sakit Naruto-kun?" tanya Atago dan di balas anggukkan pelan oleh Naruto. "U-Um," jawab Naruto sambil menahan rasa sakit di tubuhnya.
"Apakah kau bisa menggerakkan tubuhmu?" tanya Atago kembali. "Saat aku menggerakkan tubuhku, aku masih merasakan sakit, jadi aku harus secara perlahan menggerakkannya, begitu juga di kepalaku dan tanganku," jawab Naruto, Atago yang mendengar itu pun mengangguk pelan.
Atago pun menyuruh Prinz mengambilkan obat salep serta beberapa pil untuk meredakan serta menghilangkan luka memar di tubuh Naruto.
Setelah Prinz kembali dengan obat yang di minta oleh Atago, mereka bertiga pun mengoleskan obat salep ke tubuh Naruto yang terdapat memar. Setelah semua luka di olesi salep, Prinz dan Takao pun kembali menutup luka Naruto dengan perban baru, sementara Atago dia mencuci tangannya lalu keluar untuk memanggil keluarga Naruto
"Jadi bagaimana keadaan anak saya, Atago-san?" tanya Kushina sambil mengikuti Atago dari belakang bersama Naruko. "Saat ini Anak Anda baik-baik saja, namun untuk saat ini Anak Anda belum bisa di pulangkan karena luka memar di kepala dan tubuhnya akibat kecelakaan, jadi dia hanya bisa bergerak secara terbatas hingga rasa sakit di tubuh dan kepalanya hilang," jawab Atago membuat Kushina dan Naruko memandang lirih Naruto.
"Souka...," gumam Kushina, Naruto yang tidak bisa pulang karena lukanya hanya diam. "Ini adalah obat untuk meredakan dan menghilangkan memar di tubuhnya, pastikan dia meminumnya setelah selesai makan," ucap Atago memberikan obat Naruto kepada Kushina.
"Baiklah, Arigato Atago-san." Atago yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu kami permisi, kami harus melanjutkan pekerjaan kami dengan pasien lainnya," ucap Atago berpamitan lalu melihat ke arah Naruto.
"Aku permisi dulu, Naruto-kun," ucap Atago meninggalkan Naruto di ikuti Prinz dan Takao di belakangnya. Setelah mereka pergi dan pintu ruangan itu pun tertutup dan terjadi keheningan di sana.
"E-Etto... Kaa-chan... Nee-chan... Maafkan aku membuat kalian sedih dan khawatir," ucap Naruto lirih meminta maaf kepada mereka, "waktu itu aku melihat anak kecil menyeberang jalan dan hampir di tabrak mobil, aku yang melihat itu bergerak dengan sendirinya berniat menyelamatkan anak itu tapi aku tidak sempat menghindar dan akhirnya tertabrak... Maafkan aku."
Kushina serta Naruko yang mendengar cerita Naruto terdiam sesaat, lalu setelah itu mereka mendekati Naruto dan memeluknya. "Kami sudah tahu, Naruto-kun, kau tidak perlu minta maaf, yang terpenting syukurlah kau baik-baik saja," ucap Kushina sambil mengelus kepala putranya dengan lembut.
"Um, apa yang di katakan Kaa-chan itu benar Otouto," timpal Naruko, "kau sangat berani menyelamatkan anak itu dari kecelakaan walau pada akhirnya kaulah yang menggantikan anak itu, tapi syukurlah kau baik-baik saja."
"Kaa-chan... Nee-chan," gumam Naruto tidak menyangka bahwa mereka memaafkannya, "lalu... bagaimana dengan Tou-chan? Apakah dia tahu mengenai ini?" tanya Naruto.
"Kami tidak memberitahu Tou-chan mengenai ini karena takut pekerjaannya berantakan, jadi kami merahasiakannya," jawab Naruko membuat Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat.
"Souka..."
"Untuk sekarang, kau sekarang harus makan dulu Naruto-kun, kami sudah membelikanmu makanan," ucap Kushina sambil menunjukkan beberapa Onigiri untuk Naruto.
"Arigato, Kaa-chan, Nee-chan," ucap Naruto sambil tersenyum. Kushina pun menyuapi Naruto memakan Onigiri yang dia belikan sementara Naruko memberikan Naruto minum jika dia haus, setelah selesai makan Naruto pun meminum obat yang di berikan oleh dokter Atago.
Setelah itu Naruko pun membersihkan tubuh Naruto dengan menggunakan lap basah, dia membersihkan bagian tubuh Naruto yang tidak tertutup perban dengan perlahan agar tidak mengenai bagian yang di perban.
"Maaf merepotkanmu, Nee-chan," ucap Naruto dan di balas tawa kecil Naruko. "Tidak masalah, kau itu adikku, kau juga sedang terluka jadi kau harus banyak istirahat sekarang," ucap Naruko sambil terus melanjutkan tugasnya.
"Yosh, selesai," ucap Naruko setelah selesai membersihkan tubuh Naruto. "U-Ugh," lenguh Naruto pelan membuat Naruko dan Kushina wmemandang Naruto khawatir.
"A-Ada apa, Naruto-kun?" tanya Kushina. "Ka-Kaa-chan, aku ingin buang air kecil," jawab Naruto jujur membuat pipi Naruko dan Kushina merona.
"A-Ah, jika begitu... Naruko-chan, kau keluarlah sebentar ya," ucap Kushina dan di balas anggukkan oleh Naruko yang keluar tanpa banyak bicara. Kushina pun membantu Naruto untuk duduk ke sisi kasur dengan perlahan lalu membantu membuka celananya hingga terlihatlah penisnya.
Kushina yang melihat itu terdiam sesaat dengan rona di pipinya karena sudah lama tidak melihat penis, namun ia langsung menggelengkan kepalanya lalu Kushina mengambil sebuah botol khusus pasien buang air kecil di bawah tempat tidur Naruto dan memasukkan penis putranya ke lubang botol tersebut.
Setelah selesai buang air kecilnya, Kushinapun mengembalikan posisi Naruto lalu membuang bekas buang air kecil tersebut ke kamar mandi lalu kembali lagi ke ruangan Naruto.
"Naruto-kun, karena hari sudah sore kami harus pulang dulu, kau tidak apa kan jika kami tinggal?" tanya Kushina, Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat, sebenarnya dia tidak ingin sendirian di sini, tetapi ibu dan kakaknya pasti lelah karena menunggunya serta besok pagi mereka juga sibuk, jadi dia harus sendiri untuk saat ini.
"Um, tidak apa-apa, Kaa-chan, Nee-chan," jawab Naruto sambil tersenyum, "Kaa-chan dan Nee-chan juga pasti lelah, jadi sebaiknya kalian juga istirahat, besok kalian sibuk kan? jangan khawatirkan aku, lagi pula ada suster yang juga merawatku."
Kushina dan Naruko yang mendengar itu memandang lirih Naruto lalu memeluknya kembali dengan lembut, "Maaf ya, Naruto-kun, tapi besok kami akan kembali," ucap Kushina dan di balas gumaman pelan oleh Naruto.
Kushina dan Naruko pun membantu Naruto berbaring di kasurnya lalu pergi meninggalkannya seorang diri di ruangan itu, setelah di tinggal Naruto pun memutuskan memejamkan matanya untuk beristirahat kembali.
Malam pun tiba, dan Naruto kembali terbangun ketika mendengar suara pintu ruangannya terbuka, ia pun melirik siapa yang datang dan rupanya yang berkunjung adalah teman-teman kakaknya yaitu Gabriel, Tsubaki, Ravel dan Rias.
Gabriel saat ini menggunakan sweter putih lengan panjang dengan rok hitam dari pinggang hingga di atas lututnya, serta ia menggunakan jaket berwarna hitam untuk menutupi pakaiannya, pakaian seperti itu biasanya di sebut high-waisted skirt.
Tsubaki menggunakan kaos hitam tanpa lengan dengan rok panjang berwarna hijau sampai di bawah lutut serta dia menggunakan jaket berwarna putih. Sementara Ravel menggunakan dress merah selutut tanpa lengan serta menggunakan jaket berwarna cokelat, dan untuk Rias dia menggunakan sweter merah dengan rok hitam di atas lutut serta memakai jaket berwarna krem.
"Ah! Naruto-kun, kau sudah sadar!" ucap Garbiel sambil menggantung jaketnya bersama yang lain lalu melangkah cepat mendekati Naruto begitu juga yang lainnya. "Gabriel-senpai, Tsubaki-senpai, Rias-senpai, dan Ravel-senpai," gumam Naruto sambil berusaha bangun dan langsung di bantu oleh Ravel dan Rias.
"Syukurlah kau sudah sadar, kami khawatir serta merindukanmu," ucap Ravel sambil memeluk Naruto dengan lembut lalu bergantian dengan Gabriel, Tsubaki dan Rias.
"Maaf membuat kalian khawatir," ucap Naruto meminta maaf dan di balas senyuman oleh mereka. "Tidak apa-apa Naruto-kun, lalu bagaimana keadaanmu?" tanya Gabriel.
"Yah, aku baik-baik saja, tapi saat aku menggerakkan tangan, tubuh dan kepalaku aku merasakan sakit, jadi aku hanya bisa bergerak secara perlahan dan terbatas," jawab Naruto membuat mereka memandangnya simpati.
"Souka...," gumam Tsubaki, "ah benar juga, Naruto-kun," lanjut Tsubaki teringat sesuatu lalu menunjukkan kantung plastik berisi buah-buahan kepada Naruto.
"Kami membawakanmu buah-buahan," tawar Tsubaki sambil tersenyum, Naruto yang melihat itu terkejut dan memandang mereka berempat dengan pandangan bersalah karenanya, mereka sampai mengeluarkan uang mereka untuk membelikannya buah.
"Tidak mungkin... Kalian tidak perlu sampai seperti itu," ucap Naruto merasa tidak enak dengan mereka. "tidak apa-apa, sudah wajar jika ada yang sakit di bawakan bingkisan," balas Tsubaki sambil tersenyum lalu mengambil satu buah apel.
"Tunggulah sebentar ya, aku akan mengupaskannya untukmu," ucap Tsubaki mengupaskan apel untuk Naruto. "Arigato, Tsubaki-senpai," ucap Naruto berterima kasih dan di balas senyum tulus olehnya.
"Ha'i, buka mulutmu, Naruto-kun, aaahh," ucap Rias mengarahkan satu buah anggur ke arah Naruto, Naruto yang melihat itu merona pipinya lalu membuka mulutnya menerima anggur tersebut. "Hmn, Arigato, Rias-senpai," ucap Naruto membuat Rias tersenyum senang.
"Jadi... Aku dengar kalian sering kemari menjengukku... Apakah itu benar?" tanya Naruto dan di balas anggukkan oleh mereka. "Yap, setiap pulang sekolah kami selalu datang menjengukmu dan berharap agar kau cepat sadar," jawab Rias lalu mendekat ke arah telinga Naruto.
"Agar kita bisa melakukan itu kembali," lanjut Rias tersenyum manis lalu menjilati telinga Naruto membuat wajahnya memerah. "S-Shh... Ri-Rias-senpai," desis Naruto membuat Rias tertawa halus.
"Kau imut seperti biasa, Naruto-kun," bisik Rias lalu menjauh dari telinga Naruto. "Ha'i, sekarang giliranku," ucap Ravel mengambil satu buah anggur juga dan mengarahkannya kepada Naruto.
"Ayo, Naruto-kun, ahhh," lanjut Ravel sambil tersenyum, Naruto yang melihat itu kembali membuka mulutnya dan menerima anggur pemberian Ravel. "Arigato, Ravel-senpai," ucap Naruto dan di balas senyuman Ravel.
"Sama-sama, Naruto-kun," balas Ravel sambil mencium pipi Naruto cukup lama membuat wajahnya kembali merona.
"Yosh, sudah selesai," ucap Tsubaki yang telah selesai mengupas apel lalu memotong apel itu sedikit dan mengarahkannya kepada Naruto, "Ha'i, Naru-kun, ahhh," ucap Tsubaki sambil tersenyum manis.
Naruto yang melihat itu membuka mulutnya menerima apel tersebut dan mengunyahnya sampai habis, "Arigato, Tsubaki-senpai," ucap Naruto berterima kasih dan di balas senyum manis oleh Tsubaki.
"Kalian semua sudah menyuapi Naru-kun, sekarang giliranku," ucap Gabriel yang sudah mengupas buah jeruk dan memberikannya pada Naruto, "Ayo, Naru-kun, aahh."
Kembali Naruto membuka mulutnya menerima jeruk pemberian Gabriel, namun seketika wajah Naruto berubah menjadi kecut ketika merasakan jeruk tersebut, Tsubaki, Ravel dan Rias yang melihat itu tentu khawatir.
"A-Ada apa, Naruto-kun?"
"Jeruknya... Masam sekali," jawab Naruto membuat Tsubaki, Ravel dan Rias yang mendengar itu bernafas lega, mereka pikir Naruto merasakan sakit pada tubuhnya.
"Ara? Benarkah? Jika begitu, aku akan memberikanmu sesuatu yang manis untuk menghilangkan rasa masam di bibirmu," ucap Gabriel lalu mendekati Naruto dan mencium bibirnya.
Naruto yang di cium melebarkan matanya dengan wajah merona, sementara Gabriel merasa senang bisa merasakan bibir yang selalu dia rindukan, ciuman itu pun semakin panas setiap menitnya di mana Gabriel yang mendominasi ciuman tersebut.
Rias, Tsubaki dan Ravel yang melihat itu memanas, mereka juga ingin kembali merasakan bibir Naruto. "Mnnhmmnn... Ahmnnnhnn," lenguh mereka dalam ciuman tersebut, setelah beberapa menit, Gabriel pun melepaskan ciumannya hingga terlihat Saliva menjembatani bibir mereka.
"Ga-Gabriel-senpai..."
"Hmm, bibirmu masih nikmat seperti biasanya, Naru-kun," ucap Gabriel sambil menjilati bibirnya. "Ah, kau curang Gabriel-chan! Aku juga ingin merasakan bibirnya Naruto-kun!" ujar Rias mendekati mereka.
"Kami juga," ucap Tsubaki meletakkan apel yang ada di tangannya ke meja di samping kasur Naruto lalu ikut mendekat ke arahnya bersama Ravel. Naruto yang mendengar itu tentu terkejut dan mencoba menghentikan mereka karena bisa saja mereka ketahuan atau di lihat orang lain.
"He-Hentikan, Ba-Bagaimana jika ada yang melihat?"
"Jangan khawatir, tidak akan ada yang melihat jika kau tidak berisik, Naruto-kun," ucap Tsubaki lalu menutup tempat mereka dengan korden yang di sekitar tempat tidur Naruto agar tidak ada yang melihat kegiatan mereka.
"Ne, Naruto-kun, apakah kau sudah membersihkan tubuhmu?" tanya Ravel dengan tatapan menggoda, sementara Naruto menjawabnya sambil mengangguk kaku. "U-Um, K-Kaa-chan dan Nee-chan tadi sore telah membersihkan tubuhku dengan kain basah," jawab Naruto tergagap.
"Souka...tapi sepertinya, mereka tidak membersihkan tubuhmu secara keseluruhan," balas Gabriel dan tangannya perlahan mulai bergerak ke arah tonjolan dari balik selimut Naruto, "terutama bagian ini," lanjut Gabriel sambil tersenyum manis dan mengelus bagian tonjolan tersebut membuat Naruto memejamkan matanya.
"G-Gabriel-senpai," gumam Naruto bergerak gelisah karena elusan pada penisnya. "Fufufu, ternyata penismu sudah ereksi saat kita berciuman tadi," goda Gabriel.
"Tapi jangan khawatir, kami akan membuat penismu itu tenang sekaligus kami akan membersihkan tubuhmu," ucap Gabriel mulai membuka selimut yang menutupi sebagian tubuh Naruto sementara Ravel membantu membuka celana Naruto serta dalamannya hingga terlihat penisnya yang sudah tegang.
Ravel serta Gabriel pun sama-sama mendekati penis tersebut lalu menjilatinya dengan penuh nafsu, sementara Tsubaki dan Rias mereka sama-sama mencium Naruto dengan liar secara bergantian sambil tangan mereka menuntun tangannya untuk meremas dada mereka.
Rias dan Tsubaki yang mulai tak tahan pun mengangkat pakaian mereka hingga terlihat dada mereka yang tertutupi dalaman di mana Tsubaki menggunakan dalaman ungu sementara Rias menggunakan dalaman hitam.
Mereka pun menarik ke atas dalaman mereka hingga dada mereka terlepas dan kembali mengarahkan tangan Naruto untuk meremas dada mereka, sementara Ravel dan Gabriel mereka secara bergantian mengulum penis Naruto sambil menarik turunkan kepala mereka secara bergantian.
Lalu mereka pun menaikkan pakaian mereka hingga terlihatlah dada mereka yang tertutupi dalaman di mana Ravel menggunakan dalaman putih sementara Gabriel menggunakan dalaman ungu, mereka menaikkan bra mereka hingga terlihatlah dada besar mereka tanpa apa pun menutupinya.
Setelah itu Ravel dan Gabriel pun menjepit penis Naruto lalu sama-sama menjilati ujung penis Naruto membuat Naruto melenguh di dalam ciuman panasnya bersama Rias.
"Fuaahh! Aghh, Ra-Ravel-senpai, G-Gabriel-senpai," lenguh Naruto ketika karena penisnya di manjakan oleh Ravel dan Gabriel.
Gabriel dan Ravel yang merasakan penis Naruto berdenyut pun semakin liar menjilati penis Naruto dan seketika penis itu mengeluarkan cairan putih yang langsung di hisap oleh Ravel dan Gabriel secara bergantian.
"Puahh! Nikmat seperti biasanya, Naru-kun," ucap Gabriel menjilati sisa-sisa sperma Naruto lalu bertukar tempat dengan Tsubaki dan Rias yang kali ini akan memanjakan penis Naruto yang masih tegang dengan beberapa sisa sperma masih menempel di penis tersebut.
"Astaga, kalian kembali membuat penisnya kotor," ucap Rias sambil tersenyum menggoda. "Hm, tapi tidak perlu khawatir, kami akan membersihkannya," ucap Tsubaki lalu menjilati penis Naruto kembali bersama Rias.
"Kau pasti haus bukan, Naru-kun?" tanya Gabriel lalu mengarahkan dadanya ke mulut Naruto bersama Ravel, "kami akan memberikan susu terbaik untukmu."
Tanpa mereka sadari, terpada seorang suster yaitu Prinz Eugen mengintip mereka dari sela korden yang menutupi tempat tidur Naruto dengan wajah memerah. Awalnya dia berniat mengecek keadaan Naruto namun saat akan masuk dia tak sengaja melihat Gabriel tengah mencium Naruto dengan liar hingga akhirnya pemandangan tersebut tertutup dengan korden yang ada di sekitar tempat tidur Naruto.
Sebenarnya dia bisa saja langsung masuk ke dalam dan membentak perbuatan mereka. Tapi jika dia masuk langsung itu akan membuat kesalahpahaman karena kurangnya bukti, maka dari itu dia masuk secara perlahan tanpa membuat suara agar mereka tidak menyadarinya dan setelah itu dia mengintip dari sela korden.
Saat mengintip betapa terkejutnya Prinz ketika melihat empat perempuan yang sering mengunjungi Naruto tengah menggerayangi tubuhnya, di mana dua perempuan berciuman panas dengannya serta duanya lagi menjilati penis Naruto.
Wajah Prinz merona memerah, dia ingin sekali langsung menangkap mereka tetapi pandangan serta pikirannya teralih kan oleh Gabriel dan Ravel yang menjilati penis Naruto penuh nafsu.
Ia bisa melihat mereka sangat menikmati mengulum penis yang berdiri tegak tersebut dan itu membuat tubuh Prinz semakin panas. Tanpa sadar tangannya bergerak ke arah rok susternya dan mengelus vaginanya sementara tangannya lagi satu meremas-remas dadanya dengan lembut.
Ia menggigit bawah bibirnya untuk meredam suaranya agar tidak di dengar mereka. Tak berselang lama ia bisa melihat penis Naruto mengeluarkan cairan putih yang sangat banyak dan itu tentu membuat Prinz takjub dan ingin merasakannya.
Agar tidak ketahuan, Prinz pun memutuskan untuk pergi dan menuju ke kamar mandi pegawai untuk melanjutkan masturbasinya.
Ia pun membuka celana dalam miliknya lalu mengocok vaginanya sambil membayangkan penis tersebut memberikan kenikmatan pada vaginanya, ia tidak menyangka walau anak kecil dia memiliki penis yang menakjubkan.
"Sshhh... Ahhh... Naruto-kun.. ahhh... Ahhhn!" desah Prinz dalam hati, Tak berselang lama, akhirnya Prinz pun mencapai puncaknya. Ia mengatur nafasnya yang memburu karena mencapai klimaks, setelah pernafasannya normal ia lalu tersenyum sambil menjilati bibirnya.
"Kau harus bertanggung jawab, Naruto-kun."
.
Kembali ke ruangan Naruto. Saat ini dia tengah di cium dengan mesra oleh Ravel sementara Gabriel ia menjilati bagian leher Naruto sebelum akhirnya ikut bergabung dengan Ravel yang mencium bibir Naruto.
Sementara Tsubaki dan Rias saat ini mereka mengapit penis Naruto dengan dada mereka sambil menarik turunkan dada mereka serta mengulum penis Naruto secara bergantian.
"Aghhnn... Senpai... Ahmmnn... Hmmm," lenguh Naruto dalam ciumannya bersama Gabriel dan Ravel. Tsubaki dan Rias yang merasakan kedutan pada penis Naruto pun semakin mempercepat gerakan dada mereka sambil menghisap kuat penis tersebut dan tak lama setelah itu tubuh Naruto menegang dan mengeluarkan cairan putihnya cukup banyak dan terima oleh Tsubaki dan Rias secara bergantian.
"Fuuahh! Nikmat seperti biasa, Naruto-kun," ucap Tsubaki melepaskan kulumannya pada penis Naruto lalu membersihkannya dari sisa cairan putih penis Naruto bersama Rias.
Naruto yang mencapai puncaknya mengatur nafasnya yang memburu harus melenguh kembali ketika penisnya kembali di jilati oleh Tsubaki dan Rias. "Fuah! Sudah bersih," ucap Rias setelah membersihkan penis Naruto bersama Tsubaki.
Mereka pun mengembalikan posisi celana Naruto serta menutupnya kembali dengan selimut lalu merapikan pakaian mereka kembali, "Karena kau masih terluka dan tempat tidak memadai, kita tidak bisa melakukan itu," ucap Gabriel sambil tersenyum menggoda.
"Jadi untuk saat ini kita sampai di sini saja, Naruto-kun," ucap Tsubaki sambil tersenyum manis. "Tapi kita bisa melanjutkan kegiatan kita nanti saat kau sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit ini," timpal Ravel sambil tersenyum manis.
"Jadi cepatlah sembuh, Naru-kun," ucap Rias lalu mencium pipi Naruto begitu juga Ravel, Tsubaki dan Gabriel. Naruto yang di cium oleh mereka kembali memerah wajahnya, setelah mencium Naruto mereka pun kembali ke kursi mereka.
"Baiklah, sekarang ayo lanjutkan memakan buahmu, Naruto-kun, setelah itu kau harus meminum obat lalu beristirahat," ucap Tsubaki kembali memotong kan apel yang sudah dia kupas tadi dan menyuapi Naruto bersama Ravel, Rias dan Gabriel.
.
.
.
Ruang Atago
22.00 PM
.
Beralih ke suatu ruangan terdapat Atago yang memeriksa seorang pasien di depannya, serta Takao di sampingnya yang mencatat hasil pemeriksaan Atago, setelah selesai pasien itu pun keluar dari ruangan tersebut.
Setelah keluarnya pasien tersebut, Atago meregangkan badannya, "Hghhhnn, akhirnya selesai juga," gumam Atago lalu melepaskan jubah dokternya. "Terima kasih atas kerja kerasnya, Nee-sama," ucap Takao sambil meletakkan catatannya di meja Atago.
"Begitu juga denganmu, Takao-chan," balas Atago sambil tersenyum, "ngomong-ngomong, apa kau melihat Prinz-chan?"
"Tidak... Aku tidak melihatnya."
Tok! Tok!
"Permisi, Atago-chan, Takao-chan."
"Ah itu dia, silahkan masuk Prinz-chan," ucap Atago ketika mendengar suara Prinz, pintu ruangan itu pun terbuka memperlihatkan Prinz yang tersenyum ke arah mereka.
"Selamat atas kerja kerasnya, Atago-chan, Takao-chan," ucap Prinz dan di balas senyuman oleh mereka. "Arigato, ngomong-ngomong kau habis dari mana, Prinz-chan?" balas Takao lalu bertanya pada Prinz.
"A-Ah aku habis dari kamar mandi tadi," jawab Prinz berbohong dengan pipi merona. Atago yang mendengar itu pun menggumam pelan, "Souka... Kalau begitu kami pamit duluan, Prinz-chan, serta tolong nanti kau cek keadaan Naruto-kun dan catat hasilnya, besok aku akan melihatnya," ucap Atago sambil mengenakan jaketnya begitu juga Takao karena jam kerja mereka berbeda di mana Atago dan Takao lebih dulu baru di susul oleh Prinz.
"Baiklah," jawab Prinz sambil tersenyum lalu mereka pun keluar dari ruangan tersebut dan Atago mengunci ruangannya. "Baiklah Sampai jumpa besok, Prinz-chan," ucap Atago berpamitan dengan Prinz.
"Sampai jumpa, Prinz-chan," ucap Takao juga berpamitan dengan Prinz. "Sampai jumpa, hati-hati di jalan kalian berdua," ucap Prinz sambil tersenyum serta melambaikan tangannya.
Setelah itu, ia pun melihat sekitarnya di mana keadaan rumah sakit tampak mulai sepi karena hari sudah malam, setelah itu ia pun tersenyum sambil menjilati bibirnya.
.
.
21.00 PM
Beralih ke ruangan Naruto, saat ini ia tengah tertidur di kamarnya. Setelah memakan buah pemberian Tsubaki, Ravel, Rias serta Gabriel, ia pun meminum obatnya lalu beristirahat, dan setelah itu Gabriel, Rias, Tsubaki serta Ravel berpamitan dengan Naruto rkarena hari sudah malam dan besok mereka harus sekolah.
"Naruto-kun."
Naruto yang merasa di panggil serta merasakan sesuatu di atasnya pun membuka matanya dan ia harus terkejut ketika melihat Prinz berada di atas tubuhnya.
"P-Prinz-san!" kejut Naruto dengan pipi merona, sementara Prinz yang melihat reaksi Naruto hanya tersenyum menggoda. "Gute Nacht, Naruto-kun," ucap Prinz.
"P-Prinz-san, A-Apa yang kauhmnnn!" perkataan Naruto terpotong karena Prinz langsung membungkam mulutnya dengan mencium bibirnya, Naruto yang di cium oleh Prinz tentu terkejut dengan wajah memerah.
Prinz yang mencium Naruto melumat bibir tersebut dengan lembut dan setelah itu ia menggigit bagian bawah bibir Naruto dengan pelan membuatnya membuka mulutnya memberi akses kepada Prinz untuk memasukkan lidahnya dan mengajak lidah Naruto berdansa
Naruto sebenarnya ingin melepaskan ciuman tersebut, namun tubuhnya masih terasa sakit jika ia gerakan begitu juga tangannya, ciuman itu pun semakin liar setiap detiknya di mana Prinz mendominasi ciuman tersebut.
Beberapa menit berlalu panas itu pun terlepas dan terlihat saliva menjembatani kedua bibir tersebut. Naruto serta Prinz mengatur nafas mereka yang memburu karena ciuman panas mereka, "P-Prinz-san... Ke-Kenapa..." Naruto yang akan bertanya kepada Prinz harus terhenti karena dia menempelkan jarinya ke bibir Naruto.
"Kau harus bertanggung jawab, Naruto-kun," ucap Prinz sambil tersenyum menggoda, setelah itu ia pun melepaskan jarinya dari bibir Naruto lalu mendekat ke telinganya, "Kau tadi melakukan sex dengan teman-teman kakakmu kan?"
Naruto yang mendengar itu sangat terkejut karena Prinz mengetahui kejadian tadi, "Awalnya aku berniat mengecek keadaanmu, tapi saat akan masuk aku melihatmu berciuman dengan liar dengan salah satu teman kakakmu itu, aku pun masuk secara perlahan ke ruanganmu dan aku melihat kedua teman kakakmu sedang memanjakan penismu, serta duanya lagi tengah berciuman denganmu."
"Aku sebenarnya ingin menangkap perbuatan kalian...," ucap Prinz membuat Naruto takut. "To-Tolong jangan ceritakan pada Kaa-chan tentang hal ini," potong Naruto, Prinz yang mendengar itu pun tertawa halus.
"Tentu, aku tidak akan menceritakannya kepada ibumu," ucap Prinz lalu mendekatkan dirinya ke arah telinga Naruto, "tapi kau harus melakukan sex denganku Naruto-kun."
"A-Apa?" kejut Naruto. "Saat melihat mereka memanjakan penismu, aku jadi bernafsu, apa lagi melihat penismu mengeluarkan cairan putih yang sangat banyak, aku juga jadi ingin merasakan penismu, Naruto-kun," ucap Prinz sambil membuka selimut yang menutupi tubuh Naruto.
"Ta-Tapi..."
"Jika kau menolak aku akan melaporkan kegiatan kalian pada orang tuamu, tapi jika kau mau melakukan sex denganku, rahasiamu akan aman, Naruto-kun," bisik Prinz, "kau tidak mau orang tuamu mengetahuinya kan, jika begitu nikmati saja... Aku akan memberikan pelayanan yang lebih nikmat dari mereka," lanjut Prinz lalu mencium Naruto dengan liar.
Selagi berciuman dengan Naruto, Prinz menggerakkan tangannya ke arah celananya dan menurunkannya hingga terlihat penis Naruto yang telah ereksi karena ciuman panas mereka.
"Fuaaah! Fufufu penismu sudah tegang ya, Naruto-kun?" bisik Prinz sambil menggenggam penis Naruto dengan lembut lalu mengocoknya dengan perlahan, "jangan khawatir, aku akan memberikan pelayanan terbaik untuk penismu ini," lanjut Prinz lalu menggenggam salah satu tangan Naruto dan mengarahkannya ke salah satu dadanya.
"Ahhh... Bagaimana Naruto-kun, kau menyukai dadaku kan?" tanya Prinz sambil mengendalikan tangan Naruto untuk meremas dadanya. Naruto yang memegang dada Prinz memerah wajahnya, ia bisa merasakan betapa besarnya dada Prinz, "Ahhh yahh... Remas dadaku Naruto-kun, ahhh," desah Prinz, ia mengambil tangan satu tangan Naruto yang tersisa untuk meremas dadanya juga lalu mencium Naruto dengan liar kembali.
"Ahhmmnnn... Uhmmnnn... Hmnnnhmnn," desah mereka berdua dalam ciuman panas mereka, selagi berciuman Prinz membuka kancing baju suster miliknya hingga terlihatlah dadanya yang besar terbalut bra berwarna hitam lalu kembali mengarahkan lengan Naruto untuk meremas dadanya.
Setelah beberapa menit berciuman, Naruto dan Prinz pun melepaskan ciuman panas mereka hingga kembali terlihat saliva menjembatani kedua bibir mereka. Setelah itu Prinz lalu berdiri sambil membuka Bra hitamnya yang menutupi dadanya hingga saat ini terlihatlah dada besar polos Prinz yang tidak tertutup apa pun.
Naruto yang melihat itu meneguk ludahnya, Prinz yang melihat reaksi Naruto tersenyum lalu menggodanya dengan meremas dada besarnya, "Ahhh... Bagaimana, Naruto-kun? Apa kau menyukai dadaku ini?" goda Prinz
"Apa kau ingin merasakan dadaku ini?" goda Prinz kembali lalu membungkuk kembali dan menempelkan salah satu dadanya ke wajah Naruto, "Kalau mau, hisaplah Naruto-kun, dadaku ini hanya untukmu."
Naruto yang mendengar itu mulai menjilati puting Prinz yang sudah tegang lalu menghisap puting tersebut membuatnya mendesah nikmat, sambil mendesah Prinz mengocok penis Naruto dengan pelan.
"Ahhh! Yaahhh! Hisap terus Naruto-kun, Ahhh! Ahhh!" desah Prinz dengan suara yang ia kecilkan, salah satu tangannya mengelus rambut Naruto yang menghisap dadanya untuk menyalurkan rasa nikmatnya, "ahhh! Hisap lebih kuat lagi Naruto-kun! Ahhh! Ahhh!"
Naruto yang menghisap dada Prinz bisa merasakan air susu keluar dari puting Prinz dan rasanya sungguh nikmat hingga membuatnya ketagihan ingin terus merasakan air susu Prinz.
Setelah itu Prinz melepaskan dadanya yang di hisap oleh Naruto lalu menggantinya dengan dadanya yang lagi satu, desahan seksual kembali keluar dari bibir Prinz ketika Naruto menghisap dadanya dengan cukup kuat, ia sungguh menikmati bagaimana mulut Naruto menghisap dadanya.
"Ahhh! Nikmat sekali! Ahhhhh!" desah Prinz.
Tangan Prinz yang mengocok penis Naruto semakin cepat ketika merasakan penis tersebut semakin tegang menandakan dia akan mencapai puncaknya, membayangkan cairan putih Naruto siap keluar membuat semakin bernafsu dan membuat vaginanya semakin basah.
"Ahhh! Kau mau keluar, Naruto-kun? Ahhh! Yahhh! keluarkan saja... Ahhh! Keluarkan saja, Naruto-kun! Aku juga akan sampai! Ahhhh!" desah Prinz sambil mempercepat gerakan tangannya yang mengocok penis Naruto.
Tak berselang lama, Prinz dan Naruto pun mencapai puncak mereka di mana Vagina Prinz mengeluarkan cairan cintanya membuat celana dalamnya semakin basah meluber keluar membasahi kasur Naruto, sementara Naruto mengeluarkan cairan sperma dalam jumlah banyak hingga melumuri tangan Prinz yang mengocok penisnya.
Prinz yang akan jatuh karena puncaknya menggunakan salah satu tangannya untuk menopang tubuhnya agar tidak menindih Naruto. Mereka berdua mengatur pernafasan mereka memburu
Mereka berdua mengatur nafas mereka yang memburu karena mencapai puncak, Prinz yang akan jatuh karena puncaknya menggunakan satu tangannya lagi untuk menahan tubuhnya agar tidak menindih Naruto, sementara Naruto dia melepaskan hisapannya pada dada Prinz sambil mengatur nafasnya yang memburu.
Setelah pernafasan Prinz kembali normal, ia lalu melihat tangannya yang berlumuran banyak sperma Naruto, melihat itu Prinz tersenyum lalu menjilati sperma yang ada di tangannya hingga tak tersisa.
"Fuahh! Spermamu sungguh nikmat sekali, Naruto-kun," ucap Prinz sambil menjilati jarinya, lalu pandangannya beralih ke arah penis Naruto yang masih tegang walau sudah mencapai puncaknya, melihat itu Prinz menjilati bibirnya dengan seksual.
"Fufufu, walau sudah keluar cukup banyak penismu masih tegang Naruto-kun, pantas saja mereka menyukai penismu ini," ucap Prinz, "aku yakin pasti bukan hanya mereka yang pernah merasakan penismu, siapa lagi yang pernah melakukan sex denganmu Naruto-kun?"
"T-Teman ibuku, se-serta pelayannya d-dan juga Empat guruku," jawab Naruto tergagap dengan wajah merona. "Ara, bahkan sampai gurumu juga melakukan sex denganmu? Fufufu mereka pasti benar-benar sangat menyukai penismu ini," ucap Prinz
"Baiklah, sekarang bersiaplah Naruto-kun, aku akan memberikan pelayanan terbaik berikutnya," ucap Prinz sambil merangkak turun ke arah penis Naruto yang masih tegang, "Karena spermamu tadi Penismu jadi kotor, tapi jangan khawatir, aku akan membersihkan penismu ini, Naruto-kun," ucap Prinz lalu mulai menjilati penis Naruto membuatnya melenguh pelan.
"Sssttt, jangan berisik Naruto-kun, kecilkan suaramu, kau tidak ingin ada yang dengar kan?" bisik Prinz lalu kembali menjilati penis Naruto yang ter lumuri sperma dari bawah ke atas hingga bersih.
Setelah bersih, Prinz lalu memasukkan penis Naruto ke dalam mulutnya, dan setelah itu ia mulai menggerakkan kepalanya naik turun dengan tempo sedang.
Selagi mengulum penis Naruto, ia memainkan lidahnya di ujung penis Naruto membuatnya mendesah, "Ahhh! P-Prinz-san!" desah Naruto dengan suara yang ia kecilkan sambil memejamkan matanya.
Prinz yang mendengar desahan Naruto tanda bahwa ia menikmati pelayanannya tersenyum senang membuatnya meningkatkan tempo kulumannya pada penis Naruto.
Setelah dua menit mengulum penis Naruto, Prinz melepaskan kulumannya, "Fuaaahhh! Sekarang, aku akan memberikan kelembutan dadaku pada penismu, Naruto-kun," ucap Prinz lalu menjepit penis Naruto dengan kedua dadanya.
"Ahh! Prinz-san!" desah Naruto ketika merasakan penisnya di jepit oleh dada Prinz. "Fufufu, bagaimana, Naruto-kun? Kau menyukainya?" tanya Prinz sambil menaik turunkan dadanya melakukan paizuri.
"Sshh... Ahhh! P-Prinz-san... Ahhh! N-Nikmat sekali," desah Naruto membuat Prinz tersenyum senang, selagi melakukan paizuri, Prinz mengulum penis Naruto membuatnya semakin mendesah kenikmatan kembali.
Prinz lalu menggerakkan kepalanya naik turun dengan kecepatan sedang sambil menghisap penis Naruto cukup kuat seolah ingin segera kembali merasakan cairan putih Naruto serta tangannya juga menaik turunkan dadanya yang melakukan paizuri pada penis Naruto.
Beberapa menit berlalu, Prinz merasakan penis Naruto mulai berkedut membuatnya mempercepat gerakan kepalanya serta menghisapnya dengan kuat seolah ingin cepat-cepat merasakan kembali sperma Naruto.
"Ahh! P-Prinz-san, A-Aku mau s-sampai, aaahhhh!" desah Naruto yang akhirnya mencapai klimaks. Prinz yang merasakan penis Naruto menyemburkan spermanya di dalam mulutnya langsung menelannya dengan senang hati hingga tak tersisa.
"Mmmnnn! Fuahhhh! Spermamu benar-benar nikmat sekali sampai membuatku sangat ketagihan, Naruto-kun," ucap Prinz setelah melepaskan penis Naruto dari mulutnya, Ia yang melihat penis Naruto masih berdiri tegak walau sudah keluar banyak tadi di dalam mulutnya tersenyum lalu mengulum penis tersebut kembali sesaat membuat Naruto mendesah kembali.
"Bahkan setelah keluar banyak tadi, penismu masih berdiri tegak, fufufu penismu benar-benar perkasa sekali," lanjut Prinz sambil mengelus penis Naruto dengan lembut, "aku sudah tidak dapat menahannya lagi, Naruto-kun."
"Sekarang, aku akan memberikan pelayanan utama, Naruto-kun," ucap Prinz sambil menurunkan celana dalam hitamnya dan memperlihatkan vaginanya yang telah basah karena cairannya.
Naruto yang melihat itu memerah wajahnya, "Bersiaplah, Naruto-kun," ucap Prinz dengan nada seksual dan pandangan sayu sambil mengarahkan penis Naruto ke vaginanya.
"Ssshhh... P-Prinz-san," desis Naruto ketika merasakan penisnya masuk ke dalam vagina Prinz, ia bisa merasakan vagina Prinz yang memijat penisnya serta betapa sempitnya vaginanya.
Prinz yang merasakan penis Naruto memasuki vaginanya menggigit bawah bibirnya, rasanya sungguh nikmat saat penis tersebut memasuki dirinya dan setelah itu ia lalu menghentakkan pinggulnya cukup kuat membuat penis Naruto masuk sepenuhnya.
"Hhhmmn!" lenguh Prinz menahan desahannya, darah keluar dari penyatuan mereka yang menandakan bahwa dia masihlah perawan.
"Ahhh! Akhirnya... Akhirnya penismu masuk ke dalam vaginaku, Naruto-kun," ucap Prinz mendongakkan kepalanya dengan wajah sayu, setelah terbiasa dengan penis Naruto, ia merendahkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke telinga Naruto, "Bersiaplah merasakan pelayanan terbaikku yang berikutnya, Naruto-kun," bisik Prinz lalu mencium bibir Naruto penuh nafsu.
Prinz yang memasukkan lidahnya ke mulut Naruto pun mengajak lidah Naruto berdansa serta saling bertukar Saliva, dan ia semakin memperdalam ciuman mereka dengan menekan kepalanya, tangan Prinz yang ada di setiap sisi kepala Naruto pun berpindah ke rambut Naruto dan meremasnya dengan lembut untuk menyalurkan rasa nikmatnya.
"Mmmmmhh... Ahmmmmmnnn mmmhhnn," desah mereka dalam ciuman panas mereka. Selagi berciuman, Prinz mulai menggerakkan pinggulnya secara perlahan hingga membuat mereka berdua semakin mendesah dalam ciuman panas mereka.
Setelah puas berciuman, Prinz pun berdiri kembali sambil melepaskan ciumannya hingga terlihat Saliva menjembatani kedua bibir mereka, "Ahhhnnn! Ahhh! Nikmat sekali, Naruto-kun, ahhh! Ahhnn!" desah Prinz dengan ekspresi sayu sambil terus menggerakkan pinggulnya.
"Ahh! Prinz-san, ahhh!" desah Naruto sambil memejamkan matanya. "Ahhh! Ahhhhhh! Penismu benar-benar luar biasa Naruto-kun, ahhh! Ahhhh! Penismu membuatku gila, Ahhhh!" desah Prinz sambil menatap Naruto dengan wajah penuh nafsu.
Prinz lalu kembali merendahkan tubuhnya kembali dan mengarahkan salah satu dadanya kepada Naruto, "Ahhh! Ahhh! Hisaplah Naruto-kun, aahhhh! Hisap dadaku, Ahhhh!" desah Prinz, Naruto yang mendengar itu pun menghisap dada Prinz dan meminum air susunya kembali membuat Prinz tersenyum senang dan terus mendesah nikmat.
"Ahhh! Uuhhhn! Ahhh!" tangan Prinz yang bertumpu di setiap sisi kepala Naruto pun mulai bergerak ke arah rambut Naruto dan meremasnya untuk menyalurkan rasa nikmatnya, "Ahhhh! Nikmat sekali, ahhhh! Ahhhh! Penismu menyentuh rahimku, Naruto-kun, Ahhhh!" desah Prinz dengan ekspresi menikmati sexnya dengan Naruto.
Naruto yang menghisap dada Prinz memperkuat hisapannya membuat air susu Prinz semakin banyak keluar dan ia meminumnya, Prinz yang merasakan hisapan kuat pada dadanya semakin mendesah, ia sangat senang ketika bibir Naruto memanjakan dadanya.
"Aaahhhh! Ahhh! Naruto-kun! Ahhh! Ahhhh!" desah Prinz sambil meremas rambut kuning Naruto dengan lembut, setelah itu Prinz melepaskan dadanya dari mulut Naruto lalu merendahkan tubuhnya dan mencium bibir Naruto.
Ciuman itu semakin panas di mana Prinz kembali memasukkan lidahnya ke dalam mulut Naruto, mengajak lidah Naruto berdansa, serta saling bertukar saliva, bahkan Saliva mereka keluar dari sela bibir mereka.
"Mmhhhn! Ahmmnnnn! Mhhhhh!" Prinz yang akan mencapai klimaksnya pun mempercepat gerakan pinggulnya, Naruto yang juga akan mencapai klimaksnya semakin mendesah di ciuman panasnya bersama Prinz.
"Fuaah! Ahhh! P-Prinz-san, A-Aku..."
"Yahh! Keluarkan di dalam Naruto-kun! Penuhi rahimku dengan spermamu, ahhh!" bisik Prinz sambil tersenyum lalu mencium bibir Naruto kembali, gerakan pinggul Prinz pun semakin cepat untuk mencapai klimaksnya dan itu membuat Naruto juga tidak tahan karena ia bisa merasakan vagina Prinz semakin kuat memijat penisnya serta jepitan vagina Prinz yang semakin kuat, hingga akhirnya mereka pun mendapatkan klimaks mereka.
"Mmmmhnnn! AAAHHMMMHHHNN!"
Prinz yang mencapai klimaksnya pun menekan pinggulnya sedalam mungkin hingga penis Naruto menyentuh pintu rahimnya, vaginanya mengeluarkan cairan cinta yang cukup banyak hingga membasahi penis Naruto.
Naruto yang juga mencapai puncaknya menegang tubuhnya dan penisnya mengeluarkan spermanya dalam jumlah banyak di rahim Prinz, bahkan saking banyaknya sperma Naruto keluar dari sela penyatuan mereka.
Prinz yang bisa merasakan penis Naruto mengisi penuh rahimnya dengan cairan spermanya tersenyum senang dalam hati, bahkan saking banyaknya rahimnya tidak bisa menampung semua sperma Naruto, rasanya sungguh nikmat ketika spermanya mengisi rahimnya dan itu membuatnya ketagihan.
Ke dua bibir mereka pun terpisah hingga terlihat saliva kembali menjembatani kedua bibir mereka, dan setelah itu mereka mengatur nafas mereka yang memburu karena mencapai klimaks mereka.
"Fufufu kau keluar banyak sekali, Naruto-kun," ucap Prinz dengan ekspresi sayu, "bahkan saking banyaknya rahimku tidak bisa menampung spermamu."
Prinz yang bisa merasakan penis Naruto masih tegang di vaginanya tersenyum, "Walau sudah keluar banyak, penismu masih tegang, fufufu, kau sungguh mesum sekali, Naruto-kun," ucap Prinz ia tidak menyangka penis Naruto masih bisa tegang walau sudah keluar banyak tadi, pantas saja teman-teman kakaknya menyukai melakukan sex dengan Naruto.
Prinz pun perlahan kembali menggerakkan pinggulnya membuat Naruto mengerang nikmat, lalu Prinz merendahkan tubuhnya kembali dan mendekatkan bibir ke telinga Naruto.
"Mari kita lanjutkan ke ronde selanjutnya, Naruto-kun."
.
.
.
Beralih ke lorong rumah sakit, terdapat sosok Atago yang saat ini berjalan menuju ruangannya dengan ekspresi cemberut, "Mou... Kenapa aku sampai melupakan sesuatu di ruanganku, jadinya aku harus kembali setelah sampai di rumah tadi," gerutu Atago sambil mengembungkan pipinya.
Setelah sampai di ruangannya, ia pun membuka kunci ruangannya lalu masuk ke dalam dan mengambil sebuah barang yang dia lupakan di ruangannya, "Benar juga, selagi di sini aku langsung saja melihat hasil pemeriksaan Prinz-chan terhadap Naruto-kun," gumam Atago sambil melihat ke arah mejanya, namun di mejanya tidak terdapat berkas hasil pemeriksaan Naruto padahal ruangan miliknya memiliki dua kunci.
Satu untuknya serta adiknya dan satunya lagi untuk Prinz, jadi seandainya Prinz masuk ke ruangannya karena dia assistennya. "Tidak ada, apa Prinz-chan belum selesai memeriksa Naruto-kun? Atau dia membantu yang lainnya?" gumam Atago
"Sebaiknya aku coba cek ke kamar Naruto-kun selagi aku ada di sini," lanjut Atago keluar dari ruangannya lalu mengunci ruangannya kembali dan pergi ke ruangan Naruto berada.
Selagi menuju ruangan Naruto, Atago melihat sekitarnya di mana situasi di lorong rumah sakit sangat sepi karena hari sudah semakin malam dan ia tak melihat Prinz sedikit pun. Sesampai di ruangan Naruto, Atago pun berniat memasuki ruangan tersebut namun terhenti ketika mendengar suara desahan dari kamar Naruto.
"Ahhh! Ahhh! Naruto-kun! Ahhhh!"
Atago yang mendengar suara itu walau tidak terlalu keras tersentak dengan wajah merona, "B-Bukankah itu suara Prinz-chan?" batin Atago, karena penasaran ia pun menempelkan telinganya di pintu kamar Naruto dan ia bisa mendengar jelas bahwa Prinz tengah mendesah, Atago yang mendengar itu memerah wajahnya.
"Ke-kenapa dia mendesah? a-apa yang dia lakukan bersama Naruto-kun?" lanjut Atago, karena ia sangat penasaran, ia lalu melihat sekitarnya di mana tidak ada siapa pun di sana dan setelah itu ia membuka pintu ruangan Naruto lalu masuk secara perlahan dan menutup
Setelah masuk ke dalam ruangan Naruto yang gelap, suara desahan Prinz semakin terdengar jelas di telinganya dan suara itu tempat tidur Naruto yang saat ini tertutup korden.
Dengan perlahan Atago pun berjalan ke arah tempat tidur Naruto yang tertutup korden lalu mengintipnya dari sela kain korden, dan seketika Atago harus terkejut karena ia melihat Prinz saat ini tengah melakukan sex dengan Naruto.
"P-Prinz-chan... D-Dia melakukan sex dengan Naruto-kun?!" kejut Atago. "Ahhh! Uhhh! Penismu benar-benar nikmat sekali Naruto-kun, Ahhh! Ahmmmnnn!" ucap Prinz sambil terus menggerakkan pinggulnya lalu merendahkan tubuhnya kembali dan mencium Naruto penuh nafsu.
"Mmhhhhnn! Ammmhhnn! Mmmmhhnn!" desah Naruto dan Prinz dalam ciuman panas mereka, Prinz melumat bibir Naruto dengan penuh gairah, dan mengajak lidah Naruto berdansa dalam ciuman panas mereka.
Atago yang melihat itu memerah wajahnya, dia ingin sekali menangkap dan menghentikan kegiatan mereka berdua, namun niatnya terhenti ketika gerakan pinggul Prinz mulai cepat.
"Mhhn! Fuaah! Aahh! Aku akan sampai Naruto-kun! Ahhh! Ahhh!" desah Prinz setelah melepaskan ciumannya sambil menegakkan tubuhnya dengan kepala mendongak ke atas.
"Ahhh! P-Prinz-san... A-Aku juga, Ahhh!"
"Ahhhh! Ahhh! Ahhhh! Aku sampai, Ahhhhhhh!"
Mereka berdua pun sama-sama mencapai puncak mereka kembali, penis Naruto kembali mengisi rahim Prinz dengan banyak sperma hingga tidak bisa di tampung oleh rahimnya dan keluar dari sela penyatuan mereka.
Atago yang melihat itu kembali terkejut, ia tidak menyangka Prinz membiarkan Naruto mengeluarkan spermanya di dalam vaginanya, serta ia tidak menyangka bahwa anak seusia Naruto bisa mengeluarkan sperma dalam jumlah banyak ketika melihat sperma Naruto keluar dari sela penyatuan mereka.
"Ahhh! Sugoii! Spermamu memenuhi rahimku kembali, Naruto-kun," ucap Prinz dengan ekspresi senang, ia lalu melepaskan penyatuan mereka dan terlihatlah penis Naruto yang masih berdiri tegang dengan sperma melumuri penis tersebut.
Atago yang melihat itu menatap tidak percaya penis Naruto, walau sudah keluar banyak di dalam vagina Prinz, penis Naruto masih berdiri tegak. Prinz yang melihat penis Naruto masih berdiri tegak tertawa halus sambil menjilati bibirnya, "Fufufu, tidak aku sangka, padahal kau sudah keluar banyak tadi tapi penismu masih bisa tegang," ucap Prinz lalu merendahkan tubuhnya ke arah penis Naruto.
"Karena saking banyaknya penismu jadi kotor lagi, tapi jangan khawatir, aku akan membersihkan penismu ini, Naruto-kun," ucap Prinz lalu menjilati bagian sekitar penis Naruto yang berlumuran sperma, Naruto yang baru saja mencapai puncaknya dan mengatur nafasnya yang memburu harus mendesah kembali ketika merasakan rangsangan pada penisnya.
"Aaahhh! P-Prinz-san! Ahhhh!"
Prinz menjilati penis Naruto dari atas sampai bawah membersihkan sisa-sisa sperma Naruto dan menelannya, rasanya benar-benar sangat nikmat hingga membuatnya benar-benar sangat ketagihan
Setelah membersihkan penis Naruto, Prinz pun mengulum penis Naruto kembali sambil menggerakkan kepalanya naik turun dengan kecepatan sedang. Atago yang melihat itu terdiam dengan nafas menderu, entah kenapa melihat Prinz mengulum penis Naruto membuatnya terasa panas.
"Mmhnnn hmmnnn mmmhhn."
Selagi mengulum penis Naruto, lidah Prinz bergerak menjilati seluruh penis Naruto yang ada di mulutnya serta memainkan lidahnya di ujung kepala penis Naruto.
"Sshh Ahhh! P-Prinz-san j-jika kau me-melakukan itu... A-Aku..." Prinz yang mendengar itu semakin mempercepat gerakan kepalanya serta memperkuat hisapannya pada penis Naruto hingga beberapa menit ia bisa merasakan penis Naruto mulai berkedut.
"P-Prinz-san! A-Aku sampai! Ahhh!" desah Naruto yang akhirnya mencapai puncaknya, penisnya kembali mengeluarkan sperma dalam jumlah banyak di dalam mulut Prinz dan dia menelannya dengan senang hati tanpa tersisa sedikit pun, Naruto yang telah mencapai puncaknya mengatur nafasnya yang memburu dengan wajah memerah.
Atago yang melihat itu meneguk ludahnya, karena tidak ingin ketahuan akhirnya Atago pun memutuskan pergi dari sana.
Setelah selesai menelan seluruh sperma Naruto, Prinz pun melepaskan kulumannya pada penis Naruto sambil menjilati sisa sperma Naruto yang ada di bibirnya, "Spermamu benar-benar nikmat sekali, Naruto-kun," ucap Prinz.
Prinz yang melihat penis Naruto telah lemas tersenyum, "Fufufu dan akhirnya, Penismu sudah lemas," lanjut Prinz sambil memasangkan kembali celana Naruto, "permainan kita sampai di sini saja dulu, Naruto-kun, aku harus kembali bekerja dan kau beristirahatlah," ucap Prinz sambil mengenakan dalamannya kembali serta merapikan pakaiannya.
"Besok kita akan lanjutkan permainan kita, Naruto-kun," lanjut Prinz sambil tersenyum menggoda, "oyasumi, Naruto-kun," bisik Prinz lalu mencium Naruto kembali.
.
.
.
.
Other Side
23.00 PM
.
Beralih ke sebuah rumah berukuran cukup besar, di sebuah kamar mandi terdapat Atago yang saat ini tengah masturbasi dengan meremas dadanya serta memainkan jarinya di vaginanya, Yap rumah tersebut adalah rumah yang di tempati Atago dan Takao.
Selama perjalanan dari rumah sakit menuju ke rumah, ia tidak bisa melupakan apa yang dia lihat tadi. Bayangan Prinz melakukan sex dengan Naruto selalu terlintas di kepalanya, mengingat itu membuat Atago semakin panas, apa lagi mengingat Penis Naruto yang masih bisa berdiri tegak walau sudah mengeluarkan banyak sperma.
Mengingat itu membuat Atago tidak tahan, maka dari itu setelah sampai di rumah, ia memastikan lebih dahulu apakah Takao sudah tidur atau belum, Atago pun mengecek kamar tempati bersama Takao dan dia melihat Takao sudah tertidur pulas di kasur.
Setelah itu di berjalan menuju ke arah kamar mandi lalu melakukan masturbasi dengan meremas dadanya serta memainkan jarinya di vaginanya membayangkan penis Naruto memasuki vaginanya.
Atago menggigit bawah bibirnya untuk meredam suara desahannya agar tidak di dengar oleh Takao, bayangan penis Naruto yang tegak walau sudah mengeluarkan banyak sperma terlintas di kepalanya membuatnya mempercepat gerakan jarinya.
"Mhhnn! Ahh! Naruto-kun! Ahhhh!" desah Atago, tak berselang lama ia yang akan mencapai klimaksnya membayangkan penis Naruto memenuhi rahimnya dengan banyak sperma dan itu membuat Atago akhirnya mencapai klimaksnya.
Atago yang mencapai klimaksnya mengatur nafasnya yang memburu lalu tersenyum sambil menjilati bibirnya, "Naruto-kun... Kau harus bertanggung jawab."
.
.
.
.
TBC
Note : Yo! Yo! Yo! Yo! Yo! Hello Minna-san, i am back again!
Maaf membuat kalian menunggu sungguh lama fic ini. Karena saya memiliki kesibukan di real life serta ide yang cukup susah maka dari itu saya lama membuat cerita ini.
Menganggapku otak Dangkal akun guest Bolt Uzumaki/Unknowman/Ereaser ? Aku sih bodo amat dengan ucapan kalian. Btw Minna, ada kejadian lucu yang di buat oleh akun guest bernama Bolt Uzumaki ini. Mau tahu apa? Akan saya tunjukkan.
"Apa yg harus aku irikan dr fic smpah mu ni anying. .klo punya otak dangkal jg sok2an babi. Sok bnyak buat fic,banyak bacot lagi emang ada fic mu yg da smpai ending anak lonte. Dri sekian bnayak fic yg kau buat brpa fic yg lnjut njing, jdi jgn bnyak bacot kau." Seperti yang kalian lihat, ini adalah perkataan Bolt Uzumaki ( Guest ) padaku loh.
Seperti yang kalian ketahui, saya di bilang otak Dangkal padahal dia sendiri yang otak Dangkal? Kenapa? Ngetik aja masih berantakan kok. Ngatain saya anak lonte? Widih gak sadar diri dong awokawokawok.
Dia juga bilang banyak ceritaku yang tidak ada yang selesai, pffft, mungkin kalian semua bisa melihat akunku dan berapa story yang udah complete, dan dia bilang banyak yang belum? LOL.
Lalu, dia bilang buat apa iri? Sebenarnya dia sendiri pernah jujur bilang iri kok gak percaya ini salah satu kalimatnya, "Aku heran, knpa fic yg bgus kbnyakan di buat outhor yg berotak dangkal."
See? Dia sendiri yang ngomong loh awokawokawokawok! Ketahuan banget irinya dari kalimat ini. Dia iri kenapa author-author berotak dangkal bisa membuat fanfic bagus, awokawok. Uy Lu Ereaser Kw. Lu bisa baca ini kan? AWOKAWOKAWOK makan kalimat lu sendiri tuh awokawok. Lu gak bilang iri? Tapi kalimat lu yang ini menunjukkan rasa iri mu kok.
Ayo! Lagi bung! Kirim lagi, biar gw permalukan lu awokawokawok! Kirim lagi dong flame Absurdmu Ereaser guest/Bolt Uzumaki/Unknowman, semakin banyak itu membuktikan rasa iri kalian ingat. AWOKAWOKAWOK.
Baiklah kita kembali ke topik cerita kali ini, seperti yang kalian lihat, Scene kali ini adalah di rumah Sakit dan pemenang suaranya adalah Prinz Eugen.
Dan di chapter berikutnya tentu saja pemenang suara kedua yaitu Atago lalu di susul Takao, setelah itu barulah Foursome. Setelah scene Hospital kira-kira apa yang cocok ya menurut kalian?
Aku kasih listnya nih pada kalian.
Pertama, Naruko Namikaze
Kedua, Akeno Himejima
Ketiga, Tifa Lockheart
Keempat, Mikoto Uchiha
Hohoho silahkan di pilih ya Minna, ingat kalian Cuma bisa memilih satu orang di sini. Walau sebenarnya aku bisa memperkirakan apa yang kalian pilih tapi aku tetap membutuhkan vote kalian.
Berikutnya tentu saja Promosi Grub kami : Bagi kalian yang ingin bergabung dengan Grub yang saya masuki kalian kirim saja nomor kalian melalui PM. Tapi seperti kata saya, saya hanya mencari orang-orang yang benar-benar aktif dan sering mengobrol, di Grub tersebut memang ada beberapa author senior dan junior, jika kalian ingin kenal mereka dan belajar lebih banyak masalah penulisan, silahkan gabung. Tetapi jika kalian memang ingin kenal, kalian tidak boleh menjadi Sider, gabung Cuma jadi Sider? Nope, saya tidak mencari anggota seperti itu.
Ok itu saja dari saya, sampai bertemu di chapter berikutnya Minna-san, Jaa na!
4kagiSetsu Out
