Disclaimer :
Naruto © Masashi Kisimoto
High school DxD © Ichiei Ishibumi
Summary : Namikaze Naruto, Anak kecil berambut kuning berumur 10 tahun yang harus kehilangan keperjakaannya karena teman kakaknya yang datang ke rumahnya, ia berpikir semua itu hanya mimpi namun ternyata tidak, dan saat itu juga hidupnya benar-benar berubah drastis.
Nee-chan to Kaa-chan no Tomodachi
Pair : Naruto x Harem
Genre : Big Breast, Harem, Shotacon, School Uniform, Handjob, Blowjob, Breast Feeding, Incest, Solo Male, Milf, Bikini, Mastrubation, Teacher, Paizuri, Apron, Bathroom, full energy.
Rate : M
Warning : Typo, OC, OOC, Multichap, R18+, alur berantakan, Not Like Don't Read!, ANAK DI BAWAH UMUR PERGILAH! DOSA BUKAN SALAH SAYA!
"Halo." berbicara
"Halo." batin
.
Chapter 10 : Neighbour Part 2
.
Sabtu, 11 September 20xx
Kediaman Tifa
08.00 AM
.
Di pagi hari yang cerah, di sebuah kediaman tepatnya bagian kamar tidur, terdapat seorang wanita rambut hitam tengah melakukan masturbasi sambil melihat sebuah rekaman dari ponselnya.
Wanita itu adalah Tifa, Yap rekaman yang dia tonton adalah rekamannya saat melakukan sex dengan Naruto, setelah melakukan sex dengannya dirinya selalu bernafsu bahkan semalam dia hampir tidak bisa tidur karena selalu membayangkan betapa nikmatnya sex dengan Naruto.
"Ahhh! Nahhnn! Naruto-kuhn! Hghnnn!" beberapa menit setelah melakukan masturbasi, Tifa pun mencapai puncaknya dan membuat celana dalamnya basah karena cairan miliknya.
Setelah mencapai puncaknya, Tifa mengatur nafasnya yang memburu, begitu pernafasannya telah kembali normal ia pun bangkit dari kasurnya lalu membersihkan tubuhnya serta mengganti pakaiannya.
Begitu telah selesai membersihkan diri, Tifa pun berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan, namun begitu sampai depan ia mendengar bel rumah miliknya berbunyi yang membuatnya bertanya-tanya siapa yang bertamu pagi-pagi begini.
"Ha'i, Siapa?" tanya Tifa sambil berjalan menuju pintu depan rumahnya lalu membukanya. "Ohayo, Tifa-chan!" Tifa yang melihat siapa yang bertamu terkejut
"Mikoto-san?" ucap Tifa, Yap dia adalah Mikoto, saat ini ia mengenakan baju kaos lengan panjang berwarna biru serta Rok putih selutut berwarna Putih, mereka pun sama-sama berpelukan, "Lama tidak berjumpa!"
"Ya, kau tambah semakin cantik saja, Tifa-chan," ucap Mikoto melepaskan pelukannya sambil melihat atas dan bawah. Tifa yang mendengar itu tertawa ringan lalu mengajak Mikoto masuk ke dalam, "Ayo, masuk dulu Mikoto-san."
"Ada apa kau kemari pagi-pagi? Selain itu dari mana kau tahu aku ada di sini?"
"Aku tahu kau tinggal di sini dari Kushina-chan, lalu alasanku kesini karena ingin memberitahumu sesuatu serta ingin bertemu denganmu," jawab Mikoto sambil duduk di kursi sofa ruang tamu, Tifa yang mendengar itu mengerjakan matanya kebingungan.
"Memberitahuku sesuatu?" tanya Tifa penasaran. "Ha'i, hari Senin depan kita akan melakukan perkumpulan di rumah Kushina, semua teman-teman kita saat semasa Sekolah Menengah Atas akan datang, jadi aku serta yang lain ingin mengajakmu untuk ikut nanti, bagaimana?" jawab Mikoto.
Tifa yang mendengar itu tersentak, teman-teman mereka semasa SMA selain itu di rumah Kushina, mendengar itu membuat Tifa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
"Benarkah?! Ya, aku mau ikut?!" jawab Tifa dengan nada senang, Mikoto yang mendengar itu tersenyum. "Jaa, kita bertemu hari Senin, jam 10 pagi di rumah Kushina-chan," balas Mikoto.
"Oh ya, Mikoto-san apa kau ingin sesuatu? Teh atau kopi?"
"Ah, tidak perlu repot-repot, Tifa-chan," tolak Mikoto, "sekarang ayo coba ceritakan padaku pengalamanmu setelah kita berpisah?" pinta Mikoto kepada Tifa untuk menceritakan kisahnya selama mereka berpisah
.
.
Kediaman Namikaze
11.00 AM
.
Beralih ke kediaman Namikaze, saat ini Kushina tengah berada di Ruang tamu bersama Naruto yang duduk tak jauh darinya, saat ini ia tengah membersihkan menghitung keuangan pekerjaannya
Sementara Naruto, dirinya karena masih masa penyembuhan dan tidak di izinkan untuk sekolah, saat ini dirinya duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.
"Kaa-chan, apa kau tidak akan bekerja hari ini?" tanya Naruto sambil melihat ke arah Kushina. "Hari ini Kaa-chan tidak bekerja karena merawatmu agar kau terus beristirahat, Kaa-chan sudah menyerahkan tugas Kaa-chan ke salah satu bawahan Kaa-chan," jawab Kushina membuat Naruto menggumam pelan.
Tak lama setelah itu, handphone Kushina berbunyi karena ada yang menelepon, ia pun mengangkatnya dan menempelkannya di telinga, "Ha'i, Kushina Namikaze di sini?"
["..."]
"Eh?! Serius?!" teriak Kushina membuat Naruto yang menonton sambil minum hampir tersedak, "baik, aku segera ke sana," lanjut Kushina menutup teleponnya.
"Uhuk... Ada apa Kaa-chan?" tanya Naruto penasaran karena tiba-tiba ibunya berteriak. "khuh, salah satu klien Kaa-chan ada yang protes karena ada yang salah, mau tidak mau Kaa-chan harus pergi memperbaikinya," jawab Kushina dengan wajah tidak senang lalu menatap putranya dengan tatapan tidak enak.
"Maafkan aku, Naruto-Kun. Kaa-chan harus pergi meninggalkanmu." Naruto yang mendengar itu menggelengkan kepalanya. "Tidak apa, Kaa-chan. Aku akan baik-baik saja kok, lagian aku sudah sering di tinggal sendiri bukan?" jawab Naruto sambil tersenyum.
Kushina yang mendengar itu tersenyum lalu bersiap-siap dan mengecup pipi Naruto, "Ingat jangan pergi ke mana-mana, kau harus istirahat, mengerti?" ucap Kushina memperingati Naruto.
"Ba-Baik," jawab Naruto tergagap dengan wajah merona, padahal yang menciumnya adalah ibunya sendiri, tapi entah kenapa rasanya berbeda kali ini.
"Jaa, ittekimasu," ucap Kushina meninggalkan Naruto. "Itterashai," balas Naruto sambil mengikuti Kushina sampai keluar rumah.
Setelah keluar dari rumah, Kushina berniat memasuki mobilnya, tetapi terhenti ketika Mikoto menyapanya, "Kushina-chan!" Kushina yang di panggil pun menoleh ke arah Mikoto yang baru saja keluar dari rumah Tifa.
"Mikoto-chan, kau habis dari rumah Tifa-chan?" tanya Kushina dan di balas anggukan oleh Mikoto. "Um, aku baru saja mampir dan mengajaknya ikut untuk perkumpulan kita di hari Senin nanti, sekalian aku juga ingin bertemu dengannya," jawab Mikoto.
"Apa kau ingin pergi bekerja?"
"Um, klienku ada yang protes jadi aku berniat memperbaikinya sekarang," jawab Kushina lalu tersentak dan melihat ke arah Mikoto, "Mikoto-chan, bisakah aku minta tolong padamu?" tanya Kushina membuat Mikoto mengerjapkan matanya.
"Minta tolong apa?"
.
.
Naruto yang duduk di sofa mendengar suara pintu rumahnya terbuka, karena penasaran ia pun bangun dari Sofa untuk melihat siapa yang datang.
"Ohayo, Naruto-kun." Naruto yang melihat Mikoto datang tersentak dengan wajah kebingungan. "Mikoto-baasan? Ada apa kesini?" tanya Naruto penasaran.
"Ah, Ibumu meminta tolong padaku untuk menjagamu selama dia pergi, jadi selama dia pergi aku akan menjadi ibumu, Naruto-kun!" jawab Mikoto sambil tersenyum, Naruto yang mendengar itu tersentak sesaat.
"E-Eh? Ehhh?!"
"Ha'i, ayo kau harus istirahat, aku akan menjagamu sampai ibumu kembali," ucap Mikoto sambil mendorong Naruto untuk duduk di sofa lalu pergi ke dapur, "kau duduk saja di sana Naruto-kun, aku akan membuatkan mu sesuatu," lanjut Mikoto sambil menggunakan Apron Kushina.
"Ti-Tidak perlu repot-repot, Mikoto-Baasan," ucap Naruto namun Mikoto langsung memasang wajah cemberut yang imut, membuat Naruto yang melihatnya merona. "Tidak boleh, sekarang ini kau harus memanggilku Kaa-chan, dan artinya kau harus mau menerima apa yang Kaa-chan buat," ucap Mikoto, Naruto yang mendengar itu tidak bisa membalas.
"Ba-Baiklah," jawab Naruto membuat Mikoto tersenyum, lalu Mikoto pun bersiap memasak dan menyiapkan bahan-bahannya dengan mengambilnya di kulkas.
Naruto yang duduk di sofa tak sengaja melihat ke arah Mikoto seketika memerah wajahnya karena dari tempat dia duduk, ia bisa melihat bokong semok Mikoto yang lagi membungkuk mengambil bahan-bahan yang ada di kulkas.
Dengan cepat Naruto mengalihkan pandangannya dengan melihat tv kembali, Naruto yang merasakan bagian bawahnya mulai ereksi hanya karena itu merapatkan pahanya, karena dirinya sudah sering melakukan itu, jadinya bagian bawahnya cepat ereksi.
Setelah beberapa menit menunggu, Mikoto pun datang ke sofa dengan sepiring Pancake, satu gelas susu, dan satu gelas teh, "Ha'i, silahkan di coba Naruto-kun," ucap Mikoto sambil meletakan semua itu di meja lalu duduk di samping Naruto.
"A-Arigato, Mikoto-baasan."
"Ah, kau memanggilku seperti itu lagi, ingat kau harus memanggilku Kaa-chan, kalau tidak aku akan menghukummu loh," ucap Mikoto, Naruto yang mendengar itu semakin memerah wajahnya lalu menuruti apa kata Mikoto.
"Ba-Baik, Ka-Kaa-chan," jawab Naruto sambil tergagap, Mikoto yang mendengar itu tertawa halus lalu mencubit pelan pipi Naruto. "Aku Cuma bercanda, tidak perlu di anggap serius," ucap Mikoto lalu menatap Naruto penasaran.
"Lalu, bagaimana keadaanmu saat ini Naruto-kun? Maaf Baa-san tidak bisa menjengukmu selama kau di rumah sakit," ucap Mikoto menanyakan keadaan Naruto sambil mendekatkan dirinya dengannya. "A-Aku baik-baik saja Baa-san, aku sebenarnya sudah bisa sekolah, tapi kata Hasegawa-sensei menyuruhku untuk istirahat dan sekolah Senin depan," jawab Naruto sambil menjaga jarak dari Mikoto.
Mikoto yang mendengar itu menggumam pelan, "Begitu, baguslah kalau begitu. Lalu kenapa kau seperti menjauhi Baa-san, Naruto-kun?" tanya Mikoto ketika melihat Naruto terus bergeser seperti menjauhinya.
"A-Ah, tidak kok."
"Apa kau membenci Baa-san karena tidak menjengukmu?"
Naruto yang mendengar itu menggelengkan kepalanya, "I-Itu tidak benar kok!" jawab Naruto. "Kalau begitu ayo mendekat," ucap Mikoto sambil menarik Naruto, namun karena tarikannya yang keras, wajah Naruto langsung mendarat di kedua belah dada besar Mikoto.
Mikoto yang melihat itu merona, apa lagi ia bisa merasakan benda keras di pahanya, Naruto yang tersadar langsung menjauh dengan wajah memerah.
"Go-Gomenasai, Baa-san?!" ucap Naruto lalu pergi meninggalkan Mikoto terdiam di ruang tamu. Sementara Mikoto ia terdiam dengan pipi merona, saat Naruto berada di kedua belah dadanya jantungnya berdetak kencang, serta saat ia merasakan benda keras yang menyentuh pahanya ia bisa tahu bahwa Naruto tengah Ereksi.
Ia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan itu, namun sensasinya masih terasa, dan itu membuat hati Mikoto tidak karuan.
Beralih ke Naruto, saat ini ia ada di kamarnya, dirinya mengatur pernafasannya sambil menatap lirih bagian bawahnya yang mulai tegang.
"Naruto-kun." Naruto yang mendengar itu seketika tersentak. "Ma-Maafkan aku, Baa-san," ucap Naruto meminta maaf.
"Tidak perlu khawatir, Baa-san hanya ingin bilang kalau Baa-san akan pulang karena ada urusan, kau bisa menjaga dirimu kan?"
Naruto yang mendengar itu mengangguk di dalam kamarnya, "U-Um."
Setelah itu Naruto bisa mendengar suara langkah kaki menjauh dari kamarnya menandakan Mikoto telah pergi, Naruto pun mencoba mengintip dari selah pintu dan tidak ada tanda-tanda Mikoto.
Naruto pun berjalan keluar namun secara tidak terduga, Mikoto tiba-tiba muncul dari samping dan memeluknya dari belakang.
"Naruto-kun~," panggil Mikoto dengan nada menggoda lalu tangan kirinya mengelus bagian bawah Naruto, dapat ia rasakan benda keras dari dalam celana Naruto.
Sementara Naruto hanya mendesis ketika tangan Mikoto mengelus-elus bagian bawahnya, "Jadi sejak tadi kau berpikiran mesum terhadap, Baa-san ya?" tanya Mikoto, Naruto yang mendengar itu menggelengkan kepalanya.
"I-Itu tidak benar."
"Lalu, bisa kau jelaskan kenapa inimu keras?" goda Mikoto membuat Naruto terdiam tidak bisa menjawab, "aku tidak menyangka ternyata putra Kushina sudah mulai mesum," lanjut Mikoto sambil tersenyum.
Setelah mengelusnya dari luar, Mikoto pun mengeluarkan penis Naruto dari kandangnya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat penis Naruto yang cukup besar untuk seusianya.
"Waw, ternyata kau memiliki penis yang besar Naruto-kun," ucap Mikoto di samping telinga Naruto. "B-Baa-san... ja-jangan," pinta Naruto sambil mendesis, namun tangan Mikoto tetap mengelus penis besar Naruto lalu mengocoknya dengan pelan.
Nafas Mikoto mulai semakin memburu ketika melihat serta merasakan sensasi penis Naruto, ia pun menarik Naruto turun kembali lalu mendudukkannya di sofa, sementara Mikoto ia telah berjongkok di depan Penis Naruto sambil terus mengocoknya dengan pelan.
"Ba-Baa-san!"
"Ssttt... Biarkan Baa-san menyembuhkanmu, anggap saja ini sebagai balasan karena tidak menjengukmu," ucap Mikoto lalu menjilati penis Naruto membuat Naruto yang merasakannya mendesah pelan.
Mikoto yang merasakan penis Naruto terdiam sesaat, lalu ia mulai kembali menjilati batang penis Naruto dari bawah ke atas dan memainkan lidahnya di ujung penis Naruto.
Naruto yang melihat Mikoto menjilati penisnya berusaha menghentikannya dengan mendorong bahunya, tapi itu tidak menghentikan Mikoto yang mulai mengulum Penis Naruto dan menaik turunkan kepalanya dengan kecepatan sedang.
"Ahh... Baa-san... Hentikan...ahh!"
Mikoto yang merasakan Penis Naruto semakin membesar meningkatkan kecepatannya serta menghisap penis Naruto cukup kuat dan itu membuat Naruto semakin tidak tahan.
"Ahhh!"
Naruto yang tidak tahan pun mencapai puncaknya dan mengeluarkan spermanya di dalam mulut Mikoto. Dengan senang hati Mikoto menelan semua sperma Naruto yang ada di hingga tak tersis lalu melepaskan kulumannya sambil tersenyum puas.
"Nikmat sekali, Naruto-kun," ucap Mikoto, ia yang melihat batang Naruto masih tegang terkagum lalu tersenyum penuh Nafsu, ia pun mengangkat bajunya dan memperlihatkan dadanya yang tertutup bra hitam, ia pun melepaskan bra-nya hingga terlihatlah dada montok Mikoto seutuhnya.
Lalu ia pun mengapit penis Naruto dengan kedua dadanya membuat Naruto yang masih mengatur nafasnya karena mencapai puncaknya tersentak begitu merasakan benda lembut merangsang penisnya kembali.
"Padahal kau sudah keluar sangat banyak tapi masih tegang, kau sungguh mesum sekali, Naruto-kun," ucap Mikoto lalu kembali mengulum penis Naruto.
"Arhhh, Baa-san!" desah Naruto. "Uhmmmnn sluuurp ahhmmnnn hmmnnn!" Mikoto yang mendengar desahan Naruto semakin bersemangat mengulum penis Naruto, ia semakin kuat menghisap penis Naruto sambil mempercepat naik turun kepalanya dengan dadanya yang menjepit penis Naruto.
"Ahhhh!"
Kembali penis Naruto mengeluarkan spermanya di dalam mulut Mikoto, dan kali ini beberapa sperma Naruto keluar dari selah bibir Mikoto dan mengenai dadanya.
Mikoto pun melepaskannya hisapannya sambil menelan sperma Naruto yang ada di mulutnya lalu mengambil sisa sperma Naruto yang ada di dadanya dengan jarinya lalu memasukkannya ke dalam mulutnya dengan menggoda.
"Hah... Hah... Baa-san... Kumohon kita hen...tikan ini...," pinta Naruto sambil mengatur nafasnya, Mikoto yang mendengar bangun dari jongkoknya sambil melihat penis Naruto yang masih tegang, lalu Mikoto pun menaikkan roknya sambil melepaskan celana dalamnya memperlihatkan vaginanya yang basah
Lalu Mikoto pun naik ke atas sofa dan memposisikan penis Naruto di atas vaginanya, "Gomenasai, Naruto-kun... Aku sudah tidak tahan lagi," ucap Mikoto sambil memandang Naruto dengan wajah sayu.
Setelah itu Mikoto pun menurunkan pinggulnya membuat penis Naruto masuk ke dalam vaginanya, "Ahhhh!" Mikoto mendesah pelan begitu penis Naruto masuk ke dalam vaginanya, sementara Naruto ia menegang begitu merasakan sempitnya vagina Mikoto.
"Ahhh! Sudah lama sekali... Aku tidak merasakan penis masuk ke Vaginaku," gumam Mikoto lalu ia pun menggerakkan pinggulnya secara perlahan membuat Naruto mendesah kenikmatan.
"Ughh, Ba-Baa-san! Ahhmppn!" selagi menggerakkan pinggulnya, Mikoto merendahkan tubuhnya dan mencium Naruto dengan penuh Nafsu, ia memasukkan lidahnya dan mengajak lidah Naruto berdansa serta saling bertukar Saliva.
"Ahhhmmnn! Sluurp! Hmmnnhhn! Uhmn!" desah mereka bersama dalam ciuman mereka, "Gomemasai, Kushina-chan," batin Mikoto sambil terus berciuman dengan Naruto.
.
.
Kushina Side
.
.
Beralih ke tempat Kushina, saat ini dia tengah mengemas barang yang dia perbaiki dari kliennya dan mengirimnya kembali, setelah selesai mengemasnya Kushina menghembuskan nafasnya pelan sambil berkacak pinggang.
"Fiuh... Akhirnya selesai juga, sekarang aku bisa pulang," gumam Kushina dengan nada senang, namun seketika seseorang muncul dengan wajah panik di belakangnya. "Ku-Kushina-sama! Ga-Gawat?!" Kushina yang mendengar itu seketika terdiam lalu langsung memasang wajah lesu.
"Arrghh! Yang benar saja?!"
.
.
Back to NaruMiko side
.
.
Setelah puas beciuman, Mikoto pun melepaskan ciumannya hingga terlihat benang Saliva menjembatani bibir mereka, "Ahhh! Ahhmmn! Naruto-kun, hisap dadaku! Ahhhh! Ahhh!" ucap Mikoto sambil mengarahkan dada kanannya ke bibir Naruto
Naruto yang di merasakan puting dada Mikoto merangsang bibirnya dengan bergoyang naik turun merasa geli dan membuatnya membuka mulutnya, melihat itu Mikoto pun memasukkan putingnya ke mulut Mikoto membuat Naruto sedikit terkejut.
"Yahh! Ahhh! Hisap dadaku, Naruto-kun," desah Mikoto sambil memeluk kepala Naruto agar Naruto mau menghisap dadanya. Naruto yang merasakan mulutnya penuh dengan dada Mikoto membuatnya susah bernafas, mau tidak mau ia pun menghisap dada Mikoto membuatnya semakin mendesah kenikmatan.
"Ahhh! Yaaahh! Begitu! Ahhhhh! Naahhhn!"
Gerakan pinggul Mikoto pun semakin cepat, dirinya sebentar lagi akan mencapai puncaknya, ia juga bisa merasakan penis Naruto berkedut di dalam vaginanya yang ia yakini Naruto juga akan sama-sama mencapai puncaknya.
"Ahhhh! Aku sampai, Naruto-kun! Ahhh! Ahhhhhhhnnnn!" setelah itu Mikoto pun menghentakkan pinggulnya begitu mencapai puncaknya, sementara Naruto tubuhnya menegang kuat dalam pelukan Mikoto.
Penisnya menyemburkan sperma ke dalam rahim Mikoto, sementara cairan Mikoto membahasi penis Naruto dan membuat sisa sperma Naruto yang tidak muat masuk ke rahimnya serta cairannya menyatu dan meluber keluar dari selah penyatuan mereka.
Mengatur nafas mereka yang memburu, Mikoto pun melonggarkan pelukannya membuat Naruto menarik nafasnya sedalam mungkin dengan wajah lemas, "Ba-Baa-san...," gumam Naruto sangat lemas karena telah mencapai puncak selama 3 kali.
Sementara Mikoto yang melihat Naruto terduduk lemas terdiam lalu memasang wajah bersalah karena melakukan ini bersama Naruto, "Gomen ne, Naruto-kun. Padahal kau harusnya istirahat, tapi Baa-san malah membuatmu seperti ini," ucap Mikoto meminta maaf.
"Ini karena suamiku sudah tidak pernah menyentuhku lagi selama tiga bulan, dan itu membuatku frustasi... dan saat melihat penismu ereksi, pikiranku jadi kacau... dan membuatku melakukan ini," ucap Mikoto sambil mengelus rambut Naruto.
"Jadi... Ini rahasia kita berdua ya... Aku tidak akan memberitahu Kushina mengenai hal ini, begitu juga dirimu," ucap Mikoto bangun dari posisinya, setelah penis Naruto lepas dari penyatuannya, ia melenguh pelan dan melihat penis Naruto yang berlumuran sisa sperma.
"Biar Baa-chan bersihkan penismu, Naruto-kun," ucap Mikoto berjongkok kembali, lalu mengulum penis Naruto membuat Naruto yang sudah tenang kembali menegang begitu merasakan hisapan lembut pada penisnya.
Mikoto yang merasakan penis Naruto kembali menegang di dalam mulutnya tersentak, ia tidak percaya walau sudah keluar berkali-kali Penis Naruto masih kuat untuk anak seusianya.
"Ba-Baa-san..."
Mikoto yang mendengar Naruto memanggilnya melepaskan kulumannya dan menatap penasaran Naruto, namun secara tiba-tiba Naruto mendorongnya hingga membuatnya berbaring di meja, hal itu tentu membuat Mikoto terkejut dan ia semakin terkejut ketika Naruto menciumnya bersamaan dengan memasukkan penisnya ke dalam vaginanya dengan sekali gerakan
"HMPPHHNN!"
Mikoto mendesah keras dalam ciumannya, lalu Naruto melepaskan ciumannya dan menatap Mikoto dengan wajah sayu, "Go-Gomen Baa-san... A-Aku ingin melakukannya lagi," ucap Naruto membuat Mikoto menatapnya terkejut beberapa saat lalu tersenyum.
"Ternyata anak Kushina-chan sudah dewasa dan sangat mesum, baiklah Naruto-kun, berikan semuanya kepada Baa-san," ucap Mikoto, setelah itu Naruto pun menggerakkan pinggulnya membuat Mikoto mendesah kenikmatan.
Naruto yang melihat dada Mikoto bergoyang di hadapannya meremas kedua dada tersebut lalu menghisap salah satunya membuat Mikoto semakin mendesah nikmat.
"Ahhhh! Ahnnnn! Yaah! Naruto-kun! Ahhh! Mmhn! Ahhh!" desah Mikoto sambil meremas rambut Naruto untuk melampiaskan rasa nikmatnya, kaki Mikoto yang terbuka pun mengalung di pinggul Naruto agar Penis Naruto bisa masuk semakin dalam.
Tangan Naruto yang meremas dada kiri Mikoto memelintir puting Mikoto membuatnya semakin mendesah, setelah puas dengan dada kanan Naruto lalu menghisap dada kiri Mikoto dan memainkan puting kanan Mikoto.
"Ahhh! Naruto-kun! Lebih cepat, Ahhh! Mhhn! Ahhhh!" Naruto yang mendengar itu pun mempercepat gerakan pinggulnya, puas dengan dada kiri Mikoto, ia pun melepaskan hisapannya pada dada Mikoto.
Mikoto yang melihat itu menarik wajah Naruto lalu berciuman penuh nafsu dengannya, "Hmmpphn! Ahmnn! Slurp! Ahmmmn!" Mikoto yang merasakan penis Naruto berkedut di dalam vaginanya pun mengeratkan kakinya dan beberapa detik berikutnya, mereka pun sama-sama kembali mencapai puncak.
Naruto kembali mengeluarkan spermanya di dalam vagina Mikoto begitu juga Mikoto yang melumuri penis Naruto dengan cairannya.
Setelah mencapai puncak mereka, Mikoto melepaskan ciumannya dan mengatur nafasnya bersama Naruto, mereka saling bertatapan satu sama lain dengan tatapan sayu.
Lalu Mikoto mengelus pipi Naruto sambil tersenyum menggoda, "Apa kau masih bisa lagi, Naruto-kun?"
.
.
Setelah dari ruang tamu, Mikoto pun mengajak Naruto ke kamar mandi, setelah melepaskan pakaian mereka, Mikoto langsung berjongkok di depan penis Naruto dan mengulumnya penuh nafsu, ia memaju mundurkan kepalanya dengan pelan sambil menghisap serta memainkan lidahnya pada Penis Naruto yang memberikannya kenikmatan.
Naruto yang melihat Mikoto mengulum penisnya hanya bisa mendesah sambil menyentuh kepala Mikoto agar tetap mengulum penisnya.
"Ba-Baa-san... Shhh! Ahhh!"
"Mhhnnn! Ahhmmn! Sluurp! Fuaah!" melepaskan kulumannya sesaat, Mikoto lalu kembali mengapit penis Naruto di belahan dadanya lalu mengulum kembali penis Naruto.
"Mhhnn! Berikan padaku! Keluarkan kembali cairan putihmu, Naruto-kun," gumam Mikoto sambil menaik turunkan kepalanya serta dadanya.
Naruto yang sudah tidak tahan pun menggerakkan pinggulnya sambil memegang kepala Mikoto, sementara Mikoto ia memeluk pinggang Naruto agar dia tidak mengeluarkan penisnya dari mulutnya.
"Ahhh!" tubuh Naruto pun menegang dan lagi-lagi penis Naruto mengeluarkan sperma dalam jumlah banyak di dalam mulut Mikoto, dan dengan senang hati ia menelannya hingga tak tersisa.
"Sugoii... Walau sudah keluar berkali-kali, ia masih bisa keluar sebanyak ini," batin Mikoto lalu melepaskan kulumannya sambil tersenyum menggoda kepada Naruto, "arigato untuk susunya, Naruto-kun," ucap Mikoto lalu bangun dari berjongkoknya dan mengajak Naruto berdiri di atas shower.
Mikoto pun lalu menghidupkan shower hingga membuat tubuh mereka tersiram air, berikutnya Mikoto menyandarkan punggungnya pada dinding kamar mandi sambil membuka kedua kakinya dan membuka vaginanya mengunakan jarinya.
"Ayo, Naruto-kun... Masukkan penismu ke sini," pinta Mikoto, Naruto yang mendengar itu menuruti perkataannya. Naruto mendekati Mikoto dan setelah itu ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Mikoto.
"Ahhhhn!" desah Mikoto begitu penis Naruto memasuki vaginanya, berdiam diri beberapa saat Naruto lalu menggerakkan pinggulnya secara perlahan sambil memegang pingang Mikoto, Naruto yang melihat dada Mikoto bergoyang di hadapannya langsung menghisap salah satu dada Mikoto.
"Ohhhhnn! Yahh! Ternyata kau suka sekali dengan oppai ya, Ahhh!" desah Mikoto sambil memeluk kepala Naruto dan meremas-remas rambutnya untuk melampiaskan rasa nikmatnya.
"Ahh! Mhhn! Ahh! Yaah! Hisap terus Naruto-kun, dada ini hanya untukmu, Nhannh!" desah Mikoto, Naruto yang mendengar itu hanya diam dan semakin menghisap dada Mikoto hingga ia merasakan sesuatu memasuki mulutnya dan itu adalah air susu Mikoto.
"Ohhh! Ahhh! Ahhhh! Yaaahh! Nikmat sekali! Ahhhh!"
Mikoto yang tidak kuat berdiri lagi pun menghentikan Naruto sesaat lalu mengganti posisinya menjadi berlutut membelakangi Naruto sambil menunjukkan vaginanya.
"Ayo, lanjutkan Naruto-kun."
Naruto yang mendengar itu kembali memasukkan penisnya ke dalam vagina Mikoto membuatnya tersenyum senang, Naruto pun kembali menggerakkan pinggulnya sambil memeluk tubuh Mikoto, ia memejamkan matanya sambil menggerakkan pinggulnya menikmati penisnya di pijat-pijat oleh vagina Mikoto.
"Baa-san... Baa-san..."
"Yah! Lebih cepat Naruto-kun! Ahhh! Ahhh! Isi rahimku dengan spermamu! Mhhn! Ahhhh!" pinta Mikoto sambil melengkungkan punggungnya ke belakang dan mengajak Naruto untuk berciuman.
"Ahhmnn! Sllurp! Hmmhnn! Uhhmm! UHHMMNNN!" beberapa detik mereka pun sama-sama mencapai puncak mereka dan mendesah bersama dalam ciuman mereka.
Penis Naruto kembali mengisi rahim Mikoto dengan cairannya, setelah itu Naruto merasa tubuhnya lemas sekali, Mikoto yang masih berciuman dengan Naruto juga dapat merasakannya.
Mikoto pun melepaskan ciumannya bersama Naruto lalu melepaskan penyatuan mereka dan menangkap tubuh Naruto yang berlutut dengan nafas memburu.
Mikoto yang melihat Naruto kelelahan terdiam sesaat lalu tersenyum sambil mengelus perutnya, lalu ia mengelus pipi Naruto dengan lembut, "Tadi itu nikmat sekali, Naruto-kun. Arigato telah memberikan Baa-san kenikmatan yang selama ini Baa-san inginkan," ucap Mikoto lalu ia pun mencium Naruto dengan lembut.
.
.
Time Skip
14.00 PM
.
Krieet!
"Tadaima!" ucap Naruko yang baru saja kembali dari sekolahnya lalu langsung berlari kecil menuju ruang tamu, begitu sampai ia melihat Mikoto tengah memangku kepala Naruto yang tertidur nyenyak.
"Ah, Okaeri, Naruko-chan," ucap Mikoto ketika melihat kedatangan Naruko. "Mikoto-baasan? Sejak kapan anda kemari? Dan ada keperluan apa?" tanya Naruko sambil mendekati mereka serta melihat wajah Naruto yang tampak tertidur nyenyak.
"Ah, sebenarnya tadi aku ingin pulan dan menyapa ibumu yang akan ke tempat kerja, dia tampak buru-buru sekali, lalu dia meminta tolong padaku untuk menjaga Naruto-kun," ucap Mikoto sambil mengangkat kepala Naruto perlahan dari pahanya agar tidak membangunkannya.
Lalu Mikoto pun berdiri dan mengambil barang-barangnya bersiap untuk pulang, "Karena Naruko-chan sudah ada di sini, jadi aku bisa pulang sekarang," ucap Mikoto, Naruko yang mendengar itu membungkukkan badannya.
"Arigato sudah menjaga Naruto-kun, Mikoto-baasan, dan maaf merepotkan Anda." Mikoto yang mendengar itu hanya tersenyum lalu melambaikan tangannya pelan.
"Tidak apa-apa, aku juga senang bisa menjaga Naruto-kun. Kalau begitu aku pamit, Naruko-chan," ucap Mikoto lalu melangkah keluar dari kediaman tersebut.
Naruko yang melihat kepergian Mikoto pun melihat ke arah Naruto yang tertidur di sofa, ia pun duduk di sofa dan kali ini dia yang memangku kepala Naruto sambil melepas ikatan twintailsnya hingga membuat rambut kuningnya tergerai.
Naruko menatap Naruto yang ada di pangkuannya sambil mengelus rambut adiknya itu dengan lembut, ia tersenyum ketika melihat wajah adiknya yang tampak tertidur nyenyak.
"Kau tampak sangat menggemaskan ketika seperti itu, kau tahu," ucap Naruko dengan lembut agar tidak membangunkannya, perlahan Naruko menurunkan kepalanya hingga wajahnya dan wajah Naruto sangat dekat, rambut kuning Naruko yang tergerai pun turun menutupi ke wajahnya serta wajah Naruto.
Cup!
.
Mikoto
.
Beralih ke Mikoto, ia berjalan menuju rumahnya sambil tersenyum senang sambil ia menjilati bawah bibirnya, "Fufufu, Aku tidak sabar dengan permaian kita berikutnya, Naruto-kun."
.
.
.
.
TBC
.
Note : YO! MINNA-SAN! BAGAIMANA KABAR KALIAN?
Hohoho, aku harap semuanya sehat-sehat saja, ya... Dalam situasi seperti ini memang lebih bagi menjaga kesehatan dari pada melakukan kebarbaran yang membuat semuanya semakin kacau...
Aku ngomong apaan dah, wkwkwkwk
Ok acuhkan yang di atas, bagaimana menurut kalian? Aku harap kalian puas. Sudah cukup lama gak ngetik beginian adalah hal yang susah untuk membiasakan diri .
Selain itu project depan nanti fic Zombie dan mungkin akan memakan waktu lama.
Ok untuk hasil Vote sementara :
Kurenai = 1 Vote
Raikou = 5
Shikibu = 0
Azuma Fubuki = 5
Zenith = 1
Fredrich = 1
Yak, itu hasil untuk saat ini, berikan Vote kalian untuk yang terakhir kalinya hingga chapter mendatang, saya 4kagiSetsu dengan resmi menggubah nama saya kembali menjadi God Harem, jujur ini bukan kemauan gw tapi banyak yang ngasih julukan beginian :v.
Undur diri Jaa na!
FCI.4kagiSetsu out to change Name...
FCI. God Harem
Plus Note : Jujur saya sendiri geli saat gantinya wkwkwk
