Neirall Blackarm
By
Ellden-K
®ElldenKeys
NEIRALL BLACKARM
©2018
Bab 01
Setelah musim hujan berlalu, pohon-pohon berry akan bermekaran dan menumbuhkan buah. Rasa kecut sekaligus masam mengawali masa panen anggur dan juga apel.
Pada masa inilah, para Omega dari klan kecil sedang melakukan kegiatan bercocok tanam. Memanen buah dan sayur yang kelihatan segar, hasil dari kerja keras ditahun ini tidak gagal seperti pada periode sebelumnya. Dibantu oleh para serigala pekerja Beta yang lebih dominan mengisi ladang pertanian, sedangkan para Alpha berburu rusa dan kambing liar untuk pesta panen mendatang.
Didesa kecil ini, mereka hidup rukun, saling berdampingan dan mengatur tata krama kesopanan dalam bertetangga. Termasuk tentang pembagian wilayah klan dengan seadil mungkin. Meski setiap klan memiliki pemimpin mereka sendiri, semua serigala yang hidup tentram tentu mengikuti ketentuan yang sudah berlaku sejak jaman nenek moyang.
Hingga sampai saat ini, tiada peperangan yang terjadi antar klan, karena semua serigala disana mematuhi perintah sakral leluhur mereka.
Disini pula Jungkook tinggal, membantu ibu yang kini tengah memanen kentang diladang keluarga Jeon yang amat luas. 15 petak ladang ini adalah milik ayahnya, cukup untuk membuat mereka dipandang sebagai keluarga yang berada.
Jungkook hanya mendengus malu ketika teman-temannya berkata kalau dengan beberapa petak lagi, keluarga Jeon akan jadi salah satu dari klan besar.
Alpha laki-laki dari keluarga Jeon memang akan mendapat bagian yang lebih besar dibandingkan dengan Alpha perempuan ataupun Beta laki-laki, berbeda dengan Omega. Meskipun mereka tidak diberi bagian oleh orang tuanya, Alpha yang mengklaim ia nanti akan membagi harta tersebut setelah mereka memiliki keturunan.
Hal tersebut berlaku untuk semua serigala dari klan manapun.
Barangkali, itulah alasan mengapa Jungkook mesti bersusah payah membantu para Beta pekerja untuk memanen ladang.
Selain itu, petak tanah juga dianggap sebagai daerah teritorial. Jika seorang Beta ataupun Omega tidak mendapatkan hak nya setelah bekerja pada seorang Alpha, maka Alpha dari keluarganya berhak menagih dengan dua cara: yaitu, meminta bayaran hingga tuntas atau bertarung untuk mendapatkan lahan. Berapa petak, hal itu tergantung seberapa besar Alpha penghutang tidak menepati janjinya.
Meskipun sekarang pertarungan jarang dipilih sebagai bentuk penyelesaian, namun aturan tersebut tetap sah hingga detik ini. Selagi duel yang dilakukan tetap memiliki nilai keadilan murni dan tanpa kecurangan.
Jungkook hendak mengangkat sekarung besar kentang untuk diangkut keatas gerobak yang siap ditarik oleh sapi, kendati seseorang menahan tangan kecilnya, memang kelihatan meragukan, tapi Jungkook punya semangat.
Ia menoleh, lalu mendapati seorang pria Beta tersenyum maklum.
"Biar aku yang mengangkatnya tuan muda."
Jungkook melepaskan cengkramannya pada karung kentang, kemudian mundur beberapa langkah untuk membiarkan Beta tersebut memikul beban berat itu kedalam gerobak.
Hampir semua orang memanggilnya demikian.
Tuan muda.
Tetapi entah mengapa Jungkook merasa itu tidak benar, seperti mereka hanya menggumamkan dengan asal saja. Bukan karena ia dihormati, tapi lebih karena orang-orang itu menganggapnya lemah. Perlu dilindungi dan mesti mendapat banyak pertolongan dari orang lain.
Mereka hanya menghormati para Alpha, bukan anak kecil yang bahkan belum tahu dimana tempat dan golongannya berasal.
Dari belakang, Hoseok datang dan merangkul bahu Jungkook.
"Karung itu memang terlalu besar, bahkan untuk kita berdua, tuan muda." Ujarnya sambil terkikik. "Mari, lebih baik kita bantu Yoongi memetik apel."
Rerimbunan pohon tidak lagi membuat Jungkook dibanjiri oleh keringat akibat terpanggang cerahnya matahari, udara yang datang pun meriuhkan dedaunan dengan begitu anggun.
Puluhan keranjang buah ukuran besar terdapat pada masing-masing pohon, hampir terisi penuh oleh apel dan disalah satu pohon, nampak Yoongi tengah memungut apel yang berjatuhan dan memisahkan yang masih bagus pada keranjang lain.
Ada beberapa Beta dan Omega pekerja juga disana.
"Oy, Hoseok!" Yoongi memanggil mana kala netranya menemukan sosok teman-teman kecilnya yang sedang menuju kesana.
Hoseok balas melambai dan mulai berlari kecil, diikuti oleh Jungkook.
"Seseorang harus naik, aku lelah memanjat dan memungutnya sendiri. Beruntung kalian datang." Yoongi yang setengah mengeluh dengan keringat mengguyur pelipis dan lehernya nampak kelelahan karena mengatasi beberapa pohon seorang diri.
"Tentu, aku mengajak Jungkook juga karena diladang kentang terlalu berat untuk kami." Kata Hoseok kemudian ikut berjongkok didepan Yoongi, ia berbisik. "Tapi aku tidak bisa memanjat Yoongi, bagaimana kalau kau yang keatas dan kami akan memunguti apelnya?"
Yoongi mendesah tersiksa. "Gila. Kalau begitu berikan aku istirahat beberapa menit."
Meski belum menjadi serigala seutuhnya, Jungkook tetap memiliki pendengaran yang amat baik, ia mendengar semuanya dan tersenyum geli.
"Kalau begitu, biar aku saja yang naik. Kalian boleh memungutnya dibawah."
"Tapi tuan muda, kau kan—"
"Berhenti memanggilku begitu." Meski suaranya kecil dan tenang, Jungkook kelihatan cukup terganggu dengan kebiasaan mengejek Hoseok. Hingga ia beserta Yoongi pun terdiam tak membantah. "Setelah jadi Omega nanti, tidak ada yang akan menyebutku seperti itu lagi."
Ketiga nya terdiam untuk beberapa detik.
"Kau kenal Kim Mingyu dari klan Pilar Putih, Jungkook?" Hoseok bertanya dengan nada lembut, sedangkan Jungkook tampak mengernyit mendengar arah pembicaraan yang berubah.
"Tidak."
"Kalau begitu, kapan-kapan kau harus menemuinya." Yoongi berceletuk.
"Kakaknya seorang Omega." Hoseok segera menyergah. "Tapi adiknya menjadi Alpha yang sangat kuat dan dominan."
"Tapi aku berbeda." Mengalihkan pandangannya, Jungkook nampak menahan kesedihan. Ia menyentuh dadanya yang dibaluti pakaian dengan kain tipis. "Ada sesuatu didalam sini, dan Ayahku bahkan sudah menyerah, jauh hari sebelum aku mengalami perubahan nanti."
Kemudian ia beranjak, hendak memanjat pohon Apel yang masih rindang oleh buah.
Kediaman keluarga Jeon terkenal memiliki pondasi dan pertahanan paling kuat, terlihat dari bagaimana tiang batu dan aroma para Alpha nya yang terasa dominan pada bagian perbatasan. Itu menandakan bahkan Alpha maupun serigala dari kelompok lain diharuskan untuk berhati-hati ketika ingin melewatinya.
Para anggota keluarga lain dilarang menggunakan wujud serigala mereka ketika melintasi teritorial masing-masing.
Namun ketika Wonwoo terbangun akibat gerungan asing diluar sana, ia menyadari ada penyusup yang datang entah untuk niat apa.
Ia bangkit dengan langkah tertatih, masih merasakan nyeri dibagian perutnya sejak 6 jam yang lalu.
Ini adalah masa Heat pertamanya semenjak ia menjadi Omega, tidak nyaman dan terasing.
Wonwoo sedikit menyingkap gorden hanya untuk melihat serigala dari keluarga lain tengah mengendus tanah dan rerumputan luas didepan pelataran rumahnya. Ia berada dikamar loteng, jauh dari jangkauan siapapun dan benar-benar sendirian.
Rasa takut dan ngeri menyerang begitu cepat, membuat dadanya berdegup kencang tak beraturan.
Dia adalah Alpha, dilihat dari tubuhnya yang hampir menyamai Ayah ketika berubah, tinggi tegap dengan retina nyalang mencari sesuatu. Surainya kecoklatan dan memiliki bintik hitam berbentuk layang-layang didadanya.
Wonwoo tak memiliki pengamanan apapun dirumah, Jungkook dan Ibu pergi ke ladang dan Ayah ikut melakukan perburuan bersama para Alpha lainnya untuk pesta panen mendatang.
Mereka memiliki rusa dan kambing yang sudah diasap dibelakang rumah, barangkali aromanya tercium hingga ke perbatasan. Sedangkan tiada satupun serigala yang berjaga disana karena seluruh penduduk desa sedang sibuk.
Hanya anak-anak yang ditinggalkan dirumah, dan mungkin para Omega yang tengah mengalami Heat seperti dirinya.
Kendati Wonwoo melengos, ketika Alpha itu maju dan kembali mengendus sebongkah batu datar.
Itu adalah tempat dimana ia merasakan Heatnya datang, Wonwoo terjatuh disana dan cairannya merembes untuk pertama kali. Sakit luar biasa, dan Jungkook menemukannya sedang tidak dapat bergerak.
Ia mencium aroma feromon miliknya, dan apa yang nampak Alpha itu cari bukanlah hasil buruan atau apapun.
Tapi Wonwoo.
Alpha itu, mencari aroma feromon yang menguar dari tubuhnya.
Tumpukan apel kelihatan menggunung dan berserakan dibawah pohon, setelah Jungkook naik keatas ia memereteli buah-buah apel yang sudah matang dengan cekatan. Terkadang ia akan melemparkan sebutir apel yang lebih kecil keatas kepala Hoseok maupun Yoongi, lalu tergelak setelahnya.
"Dasar jahil! Cepat turun, keranjangnya sudah penuh!" Itu Hoseok, dan ia tengah mengusap kepalanya yang hampir benjol.
Jungkook melompat setelah ia berada pada dahan yang lebih rendah, mendarat dengan mulus diatas rerumputan tebal yang menggelitik mata kaki. Tangan kecilnya memungut sebuah apel yang mengkilap lalu menyeringai.
"Lemparkan apel itu sekali lagi, maka ini akan menyamai rasa sakitku ketika heat!"
Jungkook menggosok apelnya, kemudian mengambil sebuah gigitan besar.
"Heat? Kau sudah mengalaminya?"
"Kami mengalaminya beberapa hari setelah perubahan, tuan muda." Kali ini Yoongi yang menyahut.
"Kubilang berhenti memanggilku begitu." Jungkook menelan kunyahannya. "Tapi omong-omong, apa rasanya benar sakit?"
"Sekalipun kau menjadi Omega nantinya, kami tidak akan berhenti menyebutmu begitu." Hoseok ikut-ikutan mengambil satu apel. "Dan menjawab pertanyaanmu barusan, Ya, rasanya sangat sakit."
Jungkook terdiam, seperti melamunkan sesuatu. Melihat itu, Yoongi segera menyerbu dengan pertanyaan.
"Kenapa? Kau takut ya?"
"Bukan," yang paling muda menggeleng pelan. "Aku hanya berpikir, Wonwoo hyung pasti sedang kesakitan."
"Eh, Wonwoo sudah mengalami Heat?" Yoongi dan Hoseok sama-sama menyahut, dan Jungkook hanya mengangguk sambil menghela nafas.
"Dia dirumah?" Tanya Yoongi.
"Dengan siapa?" Sambung Hoseok.
"Entahlah, mungkin sendiri, kupikir Ayahku pergi berburu, sedangkan aku dan ibu disini." Katanya sambil menatap dua wajah yang nampak tegang.
"Ibumu tahu?"
"Apa?"
"Tentang heat kakakmu?"
Jungkook nampak berpikir.
"Tidak, karena aku menemukan hyung sedang kesakitan diluar dan mengantarnya masuk ketika hendak menyusul ibuku kemari."
Jungkook jadi teringat bagaimana Wonwoo meringis dan memegangi perutnya yang terasa nyeri. Menatap Jungkook dari tempatnya terjerembab saat memetik berry liar yang tumbuh didepan rumah.
Ia tak meminta Jungkook untuk menemaninya dirumah, tapi Wonwoo malah memaksa agar ia pergi saja untuk membantu ibu.
Mengatakan kalau Wonwoo bisa mengatasinya sendirian. "Aku hanya mulas." Ujarnya kamudian mendorong Jungkook agar pergi menyusul ibu diladang.
"Jungkook kau gila!" Yoongi yang berseru pertama kali.
"Kau tidak boleh meninggalkan Omega yang sedang heat sendirian, apalagi para Alpha di keluarga sedang pergi melakukan perburuan!"
Jungkook memang terkejut, matanya melebar mana kala Yoongi berseru demikian tanpa nada candaan didalamnya.
Tapi dengan itu, Jungkook pun melesat tanpa pikir panjang, berlari teramat kencang hingga telapak kakinya terasa sakit. Meninggalkan sebuah apel yang teronggok dengan bekas gigitan besar.
Kemudian, Yoongi dan Hoseok pun ikut menyusul.
.
.
.
To Be Continue
