Neirall Blackarm
By
Ellden-K
®ElldenKeys
NEIRALL BLACKARM
©2019
Bab 02
Jungkook kembali teringat percakapannya dengan Jimin saat ia sedang berlari kencang untuk pulang kerumah, berniat memeriksa keadaan sang kakak yang tengah mengalami heat. Sekilas merasakan ketakutan yang amat mengganggu, mengingat Wonwoo sama sekali tak memiliki pengamanan apapun dirumah mereka, sendirian dengan feromon yang dapat tercium hingga ujung perbatasan keluarga Jeon.
Sedangkan dibelakang, Hoseok mengikutinya tanpa Yoongi.
Ingatan membawa Jungkook untuk kembali diwaktu ia duduk diam dengan Jimin yang tengah mengincar ikan menggunakan tombak yang ia buat sendiri disungai.
"Aku pernah bertemu dengan Omega yang sedang heat, waktu itu sepertinya dia sedang terburu-buru untuk pergi ke suatu tempat." Jimin memulai topiknya kala itu sembari tatapannya tak beralih dari ikan yang mulai muncul ke permukaan ketika ia menaburkan remah roti, bercerita seperti seorang kakak pada adiknya. "Sungguh, jika kau menjadi seorang Alpha suatu hari nanti, pergilah menjauh saat kau menemukan Omega yang sedang heat."
Jimin nampak menimang pernyataannya ketika Jungkook kelihatan mengernyit tidak setuju.
"Well, ataupun jika kau Omega, jangan pernah pergi kemanapun apalagi sendirian ketika sedang heat."
"Memangnya kenapa hyung?"
"Hal itu bisa saja menjadi penyebab kerugian dari dua belah pihak, Jungkook. Pasalnya Omega yang sedang heat itu rawan mendapatkan serangan, terlebih dari serigala Alpha yang tidak sengaja menghirup feromonnya."
"Huh?" Jungkook melongo tidak mengerti, kemudian Jimin hanya mampu menepuk wajahnya kehabisan kata-kata.
"Maksudku, masa heat Omega adalah undangan berhubungan seks bagi Alpha!" Jimin tidak dapat menemukan kata paling sopan untuk menjelaskannya, karena Jungkook yang kali ini tampak melotot kaget, ia pasti sudah mengerti sekarang. "Sedangkan Alpha yang melakukan Mating sembarangan harus bertarung dengan Alpha dari keluarga Omega yang dia Claim."
Seseorang yang paling muda kelihatan terpana dengan penjelasan yang lebih tua, ia cuma berkedip dan Jimin kembali melanjutkan kalimatnya dengan suara rendah.
"Bahkan sampai mati."
®ElldenKeys - Neirall Blackarm
©2019
Jungkook melewati hutan dengan bebatuan yang besar juga kerikil, bahkan tak mengindahkan alas sepatunya yang mulai robek karena beberapa kali terpeleset.
Melihat itu, Hoseok segera berseru.
"Jungkook, pelan-pelan! Kakakmu mungkin baik-baik saja."
Tapi yang dipanggil cuma menggeleng, raut khawatir dan rasa takut menodai wajahnya yang lugu. Ia merasakan ujung ranting tajam menggores leher dan sikutnya, namun Jungkook tetap berlari.
Tidak, Jungkook tidak boleh melambat sedikitpun dan mengabaikan perasaan tertusuk didalam dadanya semenjak ia masih diladang. Rasa takut dan gelisah ini, Jungkook tidak pernah memilikinya, bayangan tentang sosok serigala dengan bulu hitam kecoklatan bercorak putih layang-layang didadanya membuat ia yakin. Kalau penglihatan itu adalah milik Wonwoo.
Ada sesuatu yang sedang terjadi, pertemuan antara iris hijau serigala itu dengan manik jelaga berbulu mata tebal. Ikatan antar saudara ini membuat Jungkook betul yakin dengan apa yang ia takutkan, Wonwoo membutuhkan seseorang untuk melindunginya, tapi Jungkook malah pergi begitu saja. Bahkan ia tidak memberitahu siapapun tentang hal tersebut, tentang heat pertama Wonwoo yang amat rawan.
Jungkook hampir sampai diperbatasan, dan adrenalin memacu jantungnya lebih cepat, ia bernafas seakan tak rela kehabisan udara. Jungkook membayangkan darah dan tubuh Wonwoo yang tergeletak lemas tak berdaya, sama sekali tak mengindahkan panggilan pilu darinya dan orang tua mereka.
Tidak, jangan berpikiran bodoh. Jangan membayangkan hal yang paling tidak ingin kau lihat untuk terjadi. Semuanya akan baik-baik saja jika kau datang tepat waktu. Wonwoo akan-
Jungkook terdiam dengan mata membelalak ngeri, sedangkan Hoseok dalam keadaan yang lebih parah, ia gemetaran ketika menyentuh lengan Jungkook, merasakan ketakutan yang baru kali ini ia rasakan ketika lolongan itu sampai ditelinganya. Hoseok memiliki insting Omega yang sempurna, dan ia tiba-tiba merasakan dirinya mesti menjauh dari tempat ini.
"Hyung!"
Hoseok tak kuasa menahan Jungkook yang menerobos masuk kedalam wilayah keluarga Jeon. Melesat menuju rumahnya yang berdiri lebih tinggi dari beberapa klan Jeon yang lain. Ia kembali berteriak memanggil kakaknya, dan ketika ia berhasil merenggut pintu pagar yang lumayan tinggi untuk memberinya jalan, Jungkook dapat melihat seekor serigala besar berdiri dengan gagah. Tengah mengendus batu datar didepan pintu rumah kemudian mendongak dengan kaki belakang bersiap melakukan loncatan keatas.
"Berhenti disitu!" Si bungsu Jeon berseru tanpa rasa takut sedikitpun, ia dapat merasakan ketakutan Wonwoo dari radius sejauh ini. Kakaknya berada dikamar loteng, sedang memisahkan diri dengan keluarga yang lain karena begitulah tradisi sejak dulu. Namun sebuah kesalahan bodoh yang Jungkook lakukan hanyalah meninggalkannya sendirian, dan ia mesti melindungi Wonwoo meskipun itu berarti sebuah kematian.
®ElldenKeys - Neirall Blackarm
©2022
Yoongi dan nyonya Jeon tertinggal beberapa ratus meter dibelakang ketika sebuah lolongan kembali terdengar, firasat itu muncul dicelah hati Jeon Sunmi- bersamaan dengan rasa takut yang menusuk tepat didadanya. Ia tahu jika anak nya tengah diambang marabahaya, Wonwoo memiliki feromon yang hampir sama persis seperti miliknya dan semua orang tentu mengenal aroma bak anugrah tersebut sehingga kabar nya pun menyeruak ke seluruh desa. Itu pernah terjadi pada masa nya, dimana ayah Wonwoo dan Jungkook pun menyaksikan kabar luar biasa tersebut secara langsung. Kemudian hal itu pula lah yang menjadikannya memilih Sang Istri untuk menjadi pendampingnya. Tiada seorang alpha pun yang memungkiri tentang aroma menggiurkan bak anggur mahal yang diturunkan nirwana pada semua orang.
Kini Wonwoo, ia bahkan memiliki feromon yang jauh lebih surgawi, meski banyak dari kaum mereka yang juga memiliki aroma khas klan masing-masing. Aroma para omega keluarga Jeon tidak pernah mengecewakan atau pun terasa biasa saja.
"Anakku!" Sebagaimana intuisi seorang ibu terhadap buah hatinya, hubungan batin antara keluarga tak kalah erat jika dibandingkan dengan telepati sepasang serigala Omega dengan Alpha nya. Sunmi pun dapat merasakan kengerian yang tak terhindarkan dari batin anaknya, rasa takut juga ketidakberdayaan yang membuat Wonwoo marah. Begitupun dengan Jungkook, kedua mata Sunmi membelalak ngeri ketika tubuh kecil anak bungsu nya berhadapan dengan aura panas Alpha dari keluarga Kim. Ukuran serigala itu 10x lipat dari sosok manusia Jungkook, berdiri menantang putra kepala keluarga dari salah satu klan terbesar di desa. Menawarkan kebinasaan pada calon serigala muda yang rawan terluka.
Sosok serigala Mingyu menggerung merasakan tatapan penuh pertahanan yang tanggung, ia sendiri menyadari bahwa dengan satu terjangan saja ia bisa membuat bocah itu terpental dan menyakiti kepalanya hingga tewas. Memang aroma feromon di sekitar rumah ini sangatlah memabukkan sehingga membuat akal sehat nya berkabut dan matanya tidak bisa melihat secara jelas, yang ada hanya insting untuk kawin. Aura itu nampak menguar bercorak magenta kemerahan, ia hampir buta warna dibuat nya. Namun kemudian bocah kecil didepannya menawarkan aura yang lain, putih hampir menyilaukan mata dengan sesuatu seperti Crystal menyala kehijauan tepat di dadanya.
Mingyu kembali menggerung, kemudian telinga nya menukik kebelakang dengan kedua kaki bersiap untuk menyingkirkan apapun yang menghalanginya. Akal manusianya tidak bisa mengontrol apapun saat ini, semuanya terjadi karena alam. Bahkan ketika hati kecilnya pun tau bahwa akan ada pertumpahan darah setelah ini, ia tetap tidak bisa mundur.
"Jangan pernah dekati kakakku!" Suara penuh tekad itu menggelitik telinga serigala Mingyu untuk sesaat, namun itu tidak cukup untuk menghentikannya.
"TIDAK! JUNGKOOK!"
.
.
.
.
Semua itu terjadi begitu cepat, sehingga Jungkook sama sekali tidak punya waktu untuk merasakan takut atau pun panik. Tubuh kecil nya di terjang beban seberat hampir ratusan pound, merasakan hawa panas yang berembus dari celah-celah taring tajam Mingyu tepat didepan wajahnya.
Tubuh Jungkook tertindih dengan kedua kaki serigala yg berat itu di atas dada nya, dalam hitungan detik lehernya terancam koyak dan kematian sudah hampir singgah bersamaan dengan menyala nya bola mata Mingyu ketika hendak merenggut nyawa seseorang.
Kendati belum sempat maut menyentuh Jungkook, sosok serigala lain menubruk sisi tubuh Mingyu dengan keras. Menggigit tengkuknya hingga ia mendengking dan berguling dari atas tubuh Jungkook.
Terjadi lah pergulatan sengit antara kepala keluarga Jeon dengan Kim Mingyu.
Sedangkan Jungkook, ia tak sempat berteriak memanggil sosok ayahnya. Karena darah segar telah menyembur memenuhi mulutnya, ia terbatuk sembari memegangi dada yang sesak bagaikan ditiban batu besar. Sangat sulit baginya untuk menggapai udara yang kulitnya saja bisa rasakan tapi tidak dengan paru-paru nya yang tertusuk tulang iga.
Beberapa serigala lain datang bersama membawa hasil buruan, melihat kegaduhan yang ada kepala keluarga Kim pun segera mengambil tindakan. Ia kembali menjadi sosok manusia ketika lari nya dihentikan oleh tubuh Jungkook yang hampir sekarat.
"Ini sangat buruk. Bertahan nak, kumohon!"
Kepala keluarga Kim menghampiri Jungkook dan mengandalkan instingnya untuk melihat apa yang baru saja terjadi, ia merobek kain pakaian bocah didepannya dengan sekali tarikan dan melihat luka memar yang cukup parah. Ia tahu bahwa Mingyu yang melakukannya karena Tuan Jeon tengah mendisiplinkan dia dengan sangat brutal.
Dari sisi lain, Alpha dari Keluarga Jung dan Min berusaha memisahkan pembantaian yang hendak dilakukan Tuan Jeon. Api amarah pada aura nya menandakan ia ingin kematian Mingyu untuk perbuatannya yang melampaui batas. Dia ingin mengawini anak pertamanya yang baru saja mengalami Heat dan juga telah mencelakai Jungkook, salah satu harapan terakhir Keluarga Jeon.
Gigitan di tengkuk Mingyu telah lepas dan terjadi jarak antara 4 serigala alpha yang tengah berdiri tegang satu sama lain, Alpha Jeon menggerung hingga nafas panas nya menghasilkan uap di sore hari yg mulai berkabut itu. Obsidian nya berwarna gelap dan menatap Mingyu masih dengan hasrat ingin membunuh.
Setelah mendapat luka yang cukup hebat itu akhirnya akal sehat Mingyu kembali di kepala nya, ia mendengking memberitahukan rasa sakit dan darah segar mangaliri lehernya.
Diantara ketegangan itu Jungkook sudah tidak ada ditempat, Kepala keluarga Kim telah membawanya pergi untuk diselamatkan, begitu pula Jeon Sunmi. Ia menemani anak bungsu nya setelah mengetahui semua nya sudah aman karena sang suami telah pulang, dia tentu dapat mengatasi semuanya karena Wonwoo sudah tidak sendirian lagi. Ia menangis kencang, yang menjadi perhatian nya saat ini hanya Jungkook. Harapan Sunmi satu-satunya, kini tengah ada di ambang kematian.
To Be Continue
